Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Ams 23:17-28; Ams 23:19-28
Matthew Henry: Ams 23:17-28 - --Nasihat Orangtua, 23:17-28 (23:17-18)
Inilah:
1. Peringatan yang penting agar kita tidak menjamu diri dengan angan-angan untuk memperoleh kemakmu...
Nasihat Orangtua, 23:17-28 (23:17-18)
- Inilah:
- 1. Peringatan yang penting agar kita tidak menjamu diri dengan angan-angan untuk memperoleh kemakmuran duniawi: “Janganlah hatimu iri kepada orang-orang yang berdosa. Jangan kesal entah dengan kebebasan yang mereka pakai untuk berdosa atau dengan keberhasilan mereka, yang lebih harus dikasihani daripada dicemburui. Kemakmuran mereka adalah bagian mereka (Mzm. 17 :14), bahkan, kemakmuran adalah racun bagi mereka” (1:32, kjv). Kita tidak boleh menaruh rasa tidak puas secara diam-diam di dalam hati mengenai pemeliharaan Allah, meskipun pemeliharaan-Nya tampak tersenyum kepada orang-orang berdosa. Kita pun tidak boleh berkhayal untuk menjadi seperti mereka. “Janganlah hatimu meniru orang-orang berdosa” (begitu sebagian orang membaca ayat ini). Jangan berbuat seperti yang mereka perbuat. Jangan berjalan di jalan yang sama dengan mereka. Jangan menggunakan cara-cara yang mereka pakai untuk memperkaya diri mereka sendiri, sekalipun mereka maju pesat karenanya.
- 2. Petunjuk luar biasa untuk menjaga pikiran-pikiran yang luhur tentang Allah sepanjang waktu: takutlah akan TUHAN selalu dan senantiasa. Kita harus memelihara rasa takut akan Tuhan di dalam diri kita, melatih diri kita untuk memuja-Nya dalam kekudusan, tunduk pada perintah-perintah-Nya, berserah pada pemeliharaan-pemeliharaan-Nya, dan senantiasa berusaha menyenangkan-Nya. Kita harus takut akan Tuhan seperti layaknya kita senang melakukan apa yang kita sukai, dengan bersuka dalam merenungkan kemuliaan Allah dan mematuhi kehendak-Nya. Kita harus mengabdikan diri untuk takut akan Dia (Mzm. 119:38, kjv), dan diatur oleh rasa takut itu sebagai asas yang memimpin segala sesuatu yang kita katakan dan kita perbuat. Di sepanjang hidup kita, kita harus senantiasa menjaga rasa hormat akan Allah di dalam roh kita, harus menghargai kewenangan-Nya, dan merasa ngeri terhadap murka-Nya. Kita harus selalu berlaku demikian dalam rasa takut akan Dia, tanpa pernah menyimpang dari itu.
- 3. Alasan yang baik untuk tetap hormat dan takut kepada-Nya (ay. 18): masa depan sungguh ada, masa depan dan harapan, seperti dalam Yeremia 29:11. Akan ada masa depan atau akhir bagi kemakmuran orang fasik, dan oleh sebab itu, janganlah iri hati terhadap mereka (Mzm. 73:17). Akan ada akhir bagi penderitaan-penderitaanmu, dan oleh sebab itu janganlah lelah menanggungnya. Akan ada akhir bagi segala pelayananmu. Pekerjaan dan perjuanganmu akan tercapai,kasih yang sempurna akan segera melenyapkan ketakutan, dan harapanmu untuk mendapat imbalan bukan saja tidak akan hilang atau dikecewakan, tetapi akan tercapai tanpa batas. Pertimbangan tentang masa depan atau akhir dari semuanya itu akan membantu kita menerima segala kesulitan dan kekecewaan di sepanjang jalan.
Matthew Henry: Ams 23:19-28 - --(23:19-28)
Inilah nasihat yang baik untuk diberikan orangtua kepada anak-anak mereka. Kata-kata ditaruh di dalam mulut mereka, supaya orangtua bisa...
(23:19-28)
- Inilah nasihat yang baik untuk diberikan orangtua kepada anak-anak mereka. Kata-kata ditaruh di dalam mulut mereka, supaya orangtua bisa mendidik anak-anak mereka menurut jalan yang patut bagi mereka.
- Di sini kita mendapati:
- I. Panggilan yang sungguh-sungguh kepada orang muda untuk memperhatikan nasihat orangtua mereka yang saleh, bukan hanya yang diberikan di sini, tetapi juga semua didikan lain yang bermanfaat: “Hai anakku, dengarkanlah, dan jadilah bijak (ay. 19). Ini akan menjadi bukti bahwa engkau bijak, dan dengan begitu menjadi sarana untuk membuatmu lebih bijak.” Hikmat, seperti halnya iman, timbul dari pendengaran. Dan sekali lagi (ay. 22): “Dengarkanlah ayahmu yang memperanakkan engkau, dan yang oleh sebab itu memiliki wewenang atas dirimu dan kasih sayang untukmu, dan, engkau boleh yakin, bahwa tidak ada rancangan lain selain demi kebaikanmu sendiri.” Kita harus menghormati para bapa leluhur kita di dalam daging, yang telah memperanakkan kita dan menjadi sarana bagi keberadaan kita. Bila demikian adanya, maka jauh terlebih lagi kita harus patuh dan tunduk kepada Bapa dari roh kita, yang telah menjadikan kita dan yang merupakan Pencipta dari keberadaan kita. Dan karena ibu juga, berdasarkan rasa kewajiban terhadap Allah dan kasih terhadap anaknya, memberinya didikan yang baik, maka janganlah anak menghina ibunya, ataupun nasihatnya, kalau ia sudah tua. Apabila sang ibu sudah tua, pastilah dalam anggapan kita, anak-anaknya sudah tumbuh dewasa. Walaupun demikian, janganlah anak-anak menyangka bahwa mereka sudah tidak perlu dididik lagi, bahkan oleh sang ibu yang sudah tua itu, tetapi hormatilah ia justru karena banyaknya tahun yang sudah ia lewati dan hikmat yang diajarkan melalui tahun-tahun itu. Orang muda yang suka mencemooh dan bersikap kurang ajar mungkin akan menertawakan nasihat baik dari ibu yang sudah lanjut usia, dan menyangka tidak harus memperhatikan apa yang dikatakan oleh seorang perempuan tua. Namun, orang-orang seperti itu akan dimintai banyak pertanggungjawaban pada suatu hari nanti, bukan saja karena mereka sudah menyia-nyiakan nasihat yang baik, tetapi juga karena mereka sudah menghina dan mendukakan seorang ibu yang baik (30:17).
- II. Alasan untuk memperkuat panggilan ini, yang didasarkan atas penghiburan yang akan dirasakan orangtua mereka (ay. 24-25).
- Perhatikanlah:
- 1. Adalah kewajiban anak-anak untuk berusaha sedapat mungkin menyenangkan hati orangtua mereka yang baik. Mereka wajib terus-menerus melakukannya, supaya orangtua mereka bisa bersorak-sorak karena mereka. Dengan demikian, bahkan sekalipun tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang mereka katakan bahwa tak ada kesenangan bagi mereka di dalamnya, mereka masih bersuka saat melihat anak-anak mereka berperilaku baik, seperti Barzilai yang ingin melihat Kimham mendapat kehormatan.
- 2. Anak-anak akan menjadi sukacita bagi orangtua mereka jika mereka benar dan bijak. Kebenaran adalah hikmat yang sejati. Barangsiapa berbuat baik, ia melakukannya untuk kebaikannya sendiri. Orang-orang yang sepenuhnya demikian adalah mereka yang tidak hanya bijak (yaitu, berpengetahuan dan berpendidikan), tetapi juga benar (yaitu, jujur dan baik). Mereka tidak hanya benar (yaitu, berhati nurani dan berniat baik), tetapi juga bijak (yaitu, penuh penilaian dan pertimbangan) dalam mengatur diri mereka sendiri. Jika anak-anak menjadi seperti itu, apalagi semua anak, maka ayah dan ibu akan senang. Mereka tidak memandang apa pun yang telah mereka lakukan atau yang tengah mereka lakukan bagi anak-anak mereka sebagai hal yang berlebihan. Mereka akan bersuka di dalam anak-anak mereka, dan bersyukur kepada Allah untuk mereka. Khususnya ibu yang telah melahirkan mereka dengan rasa sakit dan menyusui mereka dengan perih, akan bersuka di dalam mereka. Ia menganggap dirinya sudah mendapat balasan yang setimpal. Dukacitanya bahkan terlupakan begitu saja, karena yang dihasilkannya adalah seorang yang bijak dan baik, menjadi berkat bagi dunia yang di dalamnya ia dilahirkan.
- III. Beberapa aturan umum tentang hikmat dan kebajikan.
- 1. Tujukanlah hatimu ke jalan yang benar (ay. 19). Hatilah yang harus dijaga dan diarahkan dengan benar. Segala pergerakan dan perasaan jiwa haruslah mengarah pada sasaran-sasaran yang benar dan di bawah bimbingan yang mantap. Jika hati dipandu di jalan yang benar, langkah-langkah kaki akan terbimbing dan perilaku akan teratur dengan baik.
- 2. Belilah kebenaran dan jangan menjualnya (ay. 23). Kebenaran adalah sesuatu yang dengannya hati harus dibimbing dan diatur, sebab tanpa kebenaran tidak ada kebaikan. Tidak ada perbuatan-perbuatan yang sesuai aturan tanpa asas-asas yang benar. Dengan kuasa kebenaranlah, yang diketahui dan dipercayai, kita akan dijauhkan dari dosa dan dihalau untuk taat pada kewajiban. Pengertian harus diisi baik-baik dengan hikmat dan didikan, dan oleh sebab itu,
- (1) Kita harus membeli kebenaran itu, yakni, harus rela berpisah dengan apa saja demi kebenaran. Salomo tidak berkata dengan harga berapa kita harus membelinya, sebab kita tidak dapat membelinya bila terlalu mahal, tetapi bahwa kita harus mendapatkannya berapa pun harganya. Berapa pun harga yang harus kita bayar, kita tidak akan menyesal membayarnya. Apabila kita mengeluarkan biaya untuk sarana pengetahuan dan bertekad untuk tidak menderita kelaparan dengan melewatkan perkara yang begitu baik seperti itu, maka kita membeli kebenaran. Kekayaan haruslah dimanfaatkan untuk mendapatkan pengetahuan, bukan pengetahuan untuk mendapat kekayaan. Apabila kita tengah bersusah payah mencari kebenaran, agar kita bisa mendapat pengetahuan tentangnya dan bisa membedakan antara yang benar dan yang salah, maka itu berarti kita membeli kebenaran. Dii laboribus omnia vendunt – Sorga mengaruniakan apa saja kepada orang-orang yang bekerja keras. Apabila kita lebih memilih menderita kerugian dalam kepentingan duniawi kita daripada menyangkal atau mengabaikan kebenaran, maka kita membelinya. Dan kebenaran adalah mutiara yang begitu berharga sehingga kita harus rela berpisah dengan semua hal lain demi membelinya, harus lebih memilih kehilangan harta, bisnis, dan kedudukan kita daripada kehilangan iman dan hati nurani yang baik.
- (2) Kita tidak boleh menjualnya. Jangan berpisah dengannya demi kesenangan, kehormatan, kekayaan, atau apa saja di dunia ini. Jangan lalai mempelajarinya, atau tidak lagi mengakuinya, atau memberontak dari kekuasaannya, demi mendapatkan atau menyimpan kepentingan duniawi apa pun.Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar, dan jangan pernah melepaskannya demi apa pun.
- 3. Berikanlah hatimu kepadaku (ay. 26). Allah di dalam nasihat ini berbicara kepada kita seperti kepada anak-anak: “Hai anakku, berikanlah hatimu kepada-Ku.” Hati adalah apa yang dituntut dan diminta oleh Allah yang agung dari setiap kita. Apa pun yang kita berikan, jika kita tidak memberikan hati kita kepada-Nya, tidak akan diterima. Kita harus mengarahkan kasih kita kepada-Nya. Pikiran-pikiran kita harus banyak bercakap-cakap dengan-Nya, dan tentang Dia, sebagai tujuan terluhur kita.Pikiran hati kita harus diteguhkan. Kita harus sepenuh hati mengabdikan diri kepada Tuhan, dengan bebas dan riang hati dalam melakukannya. Sekali-kali janganlah kita membagi hati antara Allah dan dunia. Ia mau memiliki semuanya, atau tidak sama sekali.Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu. Terhadap panggilan ini, kita harus siap menjawab, “Bapaku, ambillah hatiku sebagaimana adanya ia, dan jadikanlah ia sebagaimana seharusnya. Milikilah hatiku itu, dan dirikanlah takhta-Mu di dalamnya.”
- 4. Biarlah matamu senang dengan jalan-jalanku. Arahkanlah pandanganmu pada aturan firman Allah, pada pimpinan pemeliharaan-Nya, dan pada teladan-teladan yang baik dari umat-Nya. Mata kita harus memperhatikan semua ini, seperti penulis yang memperhatikan salinan tulisannya, agar kita tetap di jalan-jalan yang benar dan terus maju serta bertekun di dalamnya.
- IV. Beberapa peringatan khusus terhadap dosa-dosa yang, dari semua dosa, paling merusak benih-benih hikmat dan anugerah di dalam jiwa, yang mempermiskin dan menghancurkannya.
- 1. Kerakusan dan kemabukan (ay. 20-21). Dunia penuh dengan contoh-contoh dari dosa ini dan godaan-godaan yang menjurus kepadanya. Orang-orang muda harus peduli untuk berjaga-jaga dan menjauhinya. Janganlah menjadi peminum anggur. Kita diperbolehkan minum anggur sedikit (1Tim. 5:23), tetapi tidak banyak, tidak untuk menjadikannya sebagai kebiasaan, jangan minum secara berlebihan. Janganlah menjadi pelahap daging, seperti orang-orang Israel dulu, yang bernafsu dengan berlebihan untuk memakannya, dengan berkata, siapakah yang akan memberi kita makan daging? Sementara itu, Paulus, sekalipun ia bebas untuk makan daging, bertekad untuk selama-lamanya tidak akan mau makan daging lagi, supaya ia jangan menjadi batu sandungan bagi saudaranya. Begitu tak acuhnya dia pada daging (1Kor. 8:13). Janganlah menjadi pelahap daging secara berlebihan. Sikap berlebihan harus dihindari dalam hal makanan dan juga minuman. Janganlah menjadi pelahap daging yang melampaui batas, sampai tidak senang dengan makanan apa saja kecuali yang enak-enak, hidangan-hidangan yang lezat, dan daging-dagingan. Sebagian orang tidak saja senang, tetapi juga bangga, jika mereka memperhatikan betul apa yang mereka makan, dan, sebagaimana mereka menyebutnya, dengan pola makan yang baik. Seolah-olah makanan adalah perhiasan seorang bangsawan, padahal itu sesungguhnya aib seorang Kristen, dengan menjadikan perut sebagai ilah mereka. “Janganlah menjadi peminum anggur, dan janganlah menjadi pelahap daging. Jadi, oleh sebab itu, janganlah engkau ada di antara peminum anggur atau pelahap daging. Janganlah setuju dengan mereka, supaya jangan engkau mempelajari cara-cara mereka dan tanpa sadar jatuh ke dalam dosa-dosa itu, atau setidak-tidaknya, janganlah sampai engkau kehilangan rasa takut dan benci terhadap jalan-jalan mereka itu. Mereka mendambakan engkau bersama-sama dengan mereka. Sebab orang-orang yang memang bejat sangat ingin membuat orang lain ikut bejat. Oleh sebab itu, janganlah memenuhi keinginan mereka, supaya jangan engkau membahayakan dirimu sendiri.” Salomo memberikan alasan yang melawan dosa ini berdasarkan mahalnya cara hidup tersebut dan kecenderungannya untuk membuat orang menjadi miskin. Banyak orang sudah tidak bisa lagi dibuat merasa takut terhadap dosa itu meskipun sudah diperingatkan bahwa dosa itu akan menghancurkan kepentingan-kepentingan duniawi mereka. Jika mereka sudah seperti ini, maka tidak mengherankan jika mereka juga tidak akan takut terhadap dosa itu sekalipun kepada mereka disampaikan firman Allah bahwa dosa itu sangatlah jahat sampai merusak kepentingan-kepentingan rohani dan kehidupan kekal mereka. Peminum dan pelahap benci diperbaharui, meskipun mereka diberi tahu akan menjadi miskin, bahkan, meskipun mereka diberi tahu akan masuk neraka. Kemabukan adalah penyebab kantuk. Kemabukan membuat orang lemas dan tidak bisa bersungguh-sungguh dalam melakukan pekerjaan. Ini membuat segala sesuatu akan hancur berantakan. Dengan cara itulah orang yang dulu hidup secara terpuji sekarang berpakaian compang-camping.
- 2. Persundalan. Ini satu lagi dosa yang menghilangkan daya pikir (kjv: menjauhkan hati – pen.) yang seharusnya diberikan kepada Allah (Hos. 4:11). Salomo menunjukkan bahaya yang menyertai dosa tersebut (ay. 27-28),
- (1) Persundalan adalah dosa yang darinya cuma sedikit orang bisa dipulihkan kembali sekali mereka sudah terjerat di dalamnya. Dosa itu seperti lobang yang dalam dan sumur yang sempit, yang hampir mustahil untuk keluar darinya. Karena itu, berhikmatlah kita jika kita menjauhkan diri sejauh mungkin dari tepiannya. Berjaga-jagalah untuk tidak mengambil langkah sekecil apa pun untuk mendekati dosa ini, karena begitu sulit untuk mundur darinya. Hati nurani, yang seharusnya memandu langkah mundur, dirusakkan olehnya, dan anugerah ilahi pun terhilang.
- (2) Persundalan adalah dosa yang memesonakan manusia sehingga mereka hancur: seperti penyamun, perempuan sundal menghadang, berpura-pura ingin berteman, padahal sedang merancangkan kejahatan besar, untuk merampok apa saja yang berharga dari orang-orang yang lewat, dan untuk melucuti persenjataan maupun perhiasan mereka. Bahkan orang-orang yang, karena sudah terdidik di dalam kebajikan, berusaha menghindar dari perempuan sundal itu, tetap akan dihadangnya, agar ia dapat menyerang mereka apabila mereka lengah, sehingga ia dapat mengambil keuntungan dari mereka. Oleh sebab itu, janganlah ada orang yang merasa diri mereka aman di setiap waktu.
- (3) Persundalan adalah dosa, yang bila dibandingkan dosa-dosa lain, lebih berperan dalam menyebarkan perbuatan tercela dan kebejatan di dalam sebuah kerajaan: dosa itu memperbanyak pengkhianat di antara manusia. Seorang perempuan sundal bisa membawa kehancuran pada banyak jiwa yang berharga, dan bisa membantu membuat bejat seluruh kota. Dosa itu menambah banyak para pengkhianat atau orang-orang durhaka. Dosa itu tidak hanya membuat suami-suami berbohong kepada istri-istri mereka dan para hamba kepada tuan-tuan mereka, tetapi juga mengakibatkan banyak orang yang sudah mengaku beragama membuang pengakuan mereka dan melanggar kovenan mereka dengan Allah. Oleh sebab itu, rumah-rumah kenajisan adalah rumah-rumah hama, yang harus dibasmi oleh orang-orang yang bertugas menjaga kesejahteraan masyarakat.
SH: Ams 23:15-35 - Pengendalian diri (Kamis, 8 November 2007) Pengendalian diri
Mabuk bisa mengakibatkan dua hal. Keberanian atau kenekatan yang luar
biasa untuk melakukan sesuatu yang berbahaya. Atau sebal...
Pengendalian diri
Mabuk bisa mengakibatkan dua hal. Keberanian atau kenekatan yang luar biasa untuk melakukan sesuatu yang berbahaya. Atau sebaliknya, melakukan perbuatan-perbuatan yang memalukan. Keduanya biasanya akan disesali setelah sadar. Namun kerusakan yang dihasilkan mungkin tidak bisa diperbaiki lagi.
Nasihat di perikop ini masih mengambil pola nasihat orang tua kepada putranya. Inti nasihat itu adalah agar kita menjalani hidup bijak dengan takut akan Tuhan sebagai dasarnya, bukan dengan menginginkan kehidupan seperti orang fasik (ayat 17-18). Orang yang bersandar pada Tuhan hidupnya terjamin dan berpengharapan.
Oleh karena itu orang berhikmat tidak akan membiarkan diri disesatkan oleh pergaulan yang keliru (band. 1Kor. 15:33). Ciri orang yang terkena pergaulan sesat adalah tidak memiliki kendali atas hidupnya. Entah ia hidup dikendalikan oleh rekan-rekan pergaulannya yang jahat, atau ia hidup liar atau lepas kendali. Amsal memakai dua contoh untuk menjelaskan pergaulan sesat seperti itu. Yaitu, bergaul dengan para pemabuk (ayat 20-21) dan bergaul dengan pelacur (ayat 27-28). Dalam kumpulan pemabuk kita ikut-ikutan malas bekerja (ayat 21) karena hidup dalam realitas semu (ayat 33-35) dan kehilangan kepekaan terhadap segala sesuatu bahkan terhadap kebenaran. Sedangkan bergaul dengan pelacur hanya memberikan kenikmatan sesaat, ujung-ujungnya menghancurkan tubuh, bahkan membinasakan hidup (ayat 27-28).
Bayangkan kepedihan hati orang tua bila anak-anaknya terseret pada pergaulan sesat. Bukan hanya nama baik tercoreng, yang jauh lebih menyakitkan adalah melihat mereka semakin jauh dari yang benar, semakin rusak secara moral dan mental, dan akhirnya binasa raga dan jiwa. Oleh karena itu, jangan tunda lagi, mumpung anak-anak kita masih dalam pengasuhan kita. Tunjukkan kasih dan peduli kita lewat perhatian yang tulus, pendidikan yang konsisten dengan perilaku kita, yang dapat mereka teladani.
SH: Ams 23:17-35 - Berontak dan anggur, penghancur masa depan (Sabtu, 28 Oktober 2000) Berontak dan anggur, penghancur masa depan
Zaman kini semakin sulit kita menemukan anak yang patuh dan hormat
pada orang-tua. Berbeda dengan pul...
Berontak dan anggur, penghancur masa depan
Zaman kini semakin sulit kita menemukan anak yang patuh dan hormat pada orang-tua. Berbeda dengan puluhan tahun lalu, dimana seorang anak tak punya hak berpendapat atau menolak kemauan orang-tuanya. Orang-tua memiliki otoritas penuh terhadap anak-anaknya. Sekarang terjadi sebaliknya, orang-tua tidak memiliki keberanian menolak permintaan anaknya sekalipun permintaan tersebut akan mencelakakan jiwa anaknya atau membawa aib buat keluarganya.
Dalam bagian ini penulis Amsal lebih banyak menujukan nasihatnya kepada anak-anak. Anak-anak harus mendengarkan didikan ayahnya dan menghormati ibunya, agar ayah dan ibunya bersukacita karena mereka. Tak ada kebahagiaan lain bagi orang-tua kecuali melihat anak-anaknya hidup benar dan bijak. Namun mengapa terlebih sering dijumpai anak yang mengecewakan orang-tuanya? Mereka memberontak dan memilih jalannya sendiri. Mereka menganggap apa yang mereka pilih lebih modern, lebih asyik, lebih heboh, lebih menantang, dll. Mereka berpendapat bahwa pandangan orang-tua tidak lagi sesuai dengan dunia mereka sekarang. Itulah sebabnya mereka tidak lagi menghargai dan menghormati orang-tua. Padahal pemberontakan adalah penghancur masa depan mereka. Oleh karena itu anak-anak perlu menyadari betapa berharganya didikan orang tua untuk mengetahui jalan yang benar dan tepat bagi mereka. Bila anak-anak hidup takut akan Tuhan maka masa depannya pasti dipimpin Tuhan.
Anggur pun penghancur masa depan seseorang. Warnanya yang menggiurkan dan rasanya yang nikmat menjerumuskan orang-orang ke dalam kenikmatan palsu yang menyesatkan. Sesaat mereka melupakan masalah dan pergumulan hidup, terbuai dalam lamunan kosong tiada isi. Matanya melihat hal-hal yang aneh dan hatinya mengucapkan kata-kata yang kacau (33). Mereka tidak lagi menyadari apa yang terjadi pada dirinya, karena dia sedang menipu dirinya sendiri (34-35). Dalam keadaan seperti ini mereka tidak lagi berpikir sehat dan bekerja dengan baik, karena pikiran dan hati yang mengontrol hidup mereka telah kosong.
Renungkan: Berontak dan anggur adalah bahaya besar bagi generasi muda bangsa kita, karena akan menghancurkan masa depan mereka. Marilah bersama kita perangi keduanya!
SH: Ams 23:17-35 - Nikmat Membawa Sengsara (Jumat, 27 November 2015) Nikmat Membawa Sengsara
Nikmat sesaat, sengsara di kemudian hari. Itulah gambaran bagi mereka yang suka mengonsumsi minuman keras. Sebab alkohol memi...
Nikmat Membawa Sengsara
Nikmat sesaat, sengsara di kemudian hari. Itulah gambaran bagi mereka yang suka mengonsumsi minuman keras. Sebab alkohol memiliki dampak merusak organ tubuh dan mentalitas manusia, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Setelah seseorang sadar, kerusakan yang dihasilkan mungkin tidak bisa diperbaiki lagi.
Minuman keras memiliki daya pesona (31) dan sering menunjukkan daya tariknya. Ada anggur yang tampak memesona, menggoda, dan menggiurkan, seolah-olah berkata, "Mari, minumlah aku." Penulis Amsal memberi celaan terhadap mereka yang memiliki kebiasaan mabuk, bahkan memberi anjuran untuk menghindari minuman tersebut. Apakah penulis Amsal memperbolehkan kita minum sedikit asal tidak berlebihan? Tidak! Seperti bisa ular, kita tidak boleh bermain api dengan minuman beralkohol. Karena minuman itu membawa dampak kesengsaraan dan perbudakan (29-35). Contohnya adalah Lot. Akibat minum anggur berlebihan, Lot menjadi mabuk sehingga terjadi perbuatan zina antara Lot dengan kedua putrinya (Kej. 19:31-38).
Dalam kumpulan pemabuk seseorang jadi ikut-ikutan malas bekerja (21), karena mereka hidup dalam realitas semu (33-35). Karena minuman keras, mereka kehilangan kepekaan terhadap segala sesuatu, bahkan terhadap kebenaran. Inti nasihat Amsal adalah agar kita memberi hati kepada hikmat (26-28) dan takut akan Tuhan (17-18), bukan menginginkan kehidupan seperti orang fasik (17-18, bdk. 1Kor. 15:33) dengan bersenang-senang, berpesta pora yang membawa sukacita semu. Bagi orang yang telah menjadi baik dan bijak, janji Tuhan selalu menyertainya (22-25).
Mengonsumsi alkohol sebagai alasan pergaulan sosial dapat mengubah kita menjadi alkoholisme. Anggur adalah salah satu bahaya terbesar generasi muda, karena akan menghancurkan masa depan mereka. Marilah kita memerangi alkoholisme, sebab nikmat ini hanya membawa kesengsaraan belaka. [SB]
SH: Ams 23:17-35 - Kebahagiaan Orang Tua (Sabtu, 13 Mei 2023) Kebahagiaan Orang Tua
Memberikan kebahagiaan kepada kedua orang tua adalah kewajiban seorang anak (lih. Kel. 20:12). Karena itu, tak jarang anak-anak...
Kebahagiaan Orang Tua
Memberikan kebahagiaan kepada kedua orang tua adalah kewajiban seorang anak (lih. Kel. 20:12). Karena itu, tak jarang anak-anak berupaya keras untuk berprestasi dalam pendidikan, meraih keberhasilan dalam pekerjaan, dan menyisihkan penghasilan demi memenuhi kebutuhan orang tua.
Pengamsal juga memberikan pengajaran tentang bagaimana seorang anak dapat memenuhi kewajibannya dalam memberikan kebahagiaan kepada kedua orang tuanya.
Menurutnya, hal-hal yang membahagiakan orang tua adalah apabila mereka melihat anak-anaknya tidak iri terhadap kesuksesan orang lain, tidak terjerumus ke dalam kumpulan pemabuk yang malas bekerja, tidak hidup dalam kenyataan semu, hidup jujur, dan punya masa depan (17-21). Anak-anak hendaknya menjauhkan diri dari godaan yang hanya memberi kenikmatan sesaat, tetapi pada akhirnya menghancurkan dan membinasakan tubuh mereka (27-35). Intinya, kebahagiaan orang tua adalah melihat anak-anaknya mendengarkan nasihat, hidup bijak, dan memiliki hati yang benar (19, 22-26).
Bagi pengamsal, ada prinsip mendasar yang diperintahkan untuk dibangun secara terus-menerus di dalam hidup anak-anak, yakni "takutlah akan TUHAN senantiasa" (17).
Hati yang takut akan Tuhan akan menjadikan kita bijak dan benar dalam bertindak, serta terjaga dari godaan untuk ikut-ikutan melakukan dosa. Dalam takut akan Tuhan, kita akan melakukan perintah-perintah Tuhan, hidup menyenangkan hati-Nya, dan tidak akan melakukan hal-hal yang dipandang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.
Kebanyakan dari kita barangkali masih berpikir bahwa kebahagiaan orang tua terletak pada hal-hal pemenuhan kebutuhan materi, keberhasilan yang kita capai, serta relasi yang baik dengan mereka. Itu tidak salah! Akan tetapi, kebahagiaan terbesar bagi orang tua kita adalah mendapati kita, anak-anaknya, mendengarkan nasihat mereka, hidup bijak, dan memiliki hati yang benar, yang dibangun atas dasar takut akan Tuhan. Berdoalah agar Tuhan menolong kita untuk terus membahagiakan orang tua kita. [EMR]
Baca Gali Alkitab 2
Pengamsal berkata: "Janganlah hatimu iri kepada orang-orang yang berdosa" (Ams. 23:17). Bagaimana kita tidak iri jika kita melihat orang yang sering berkompromi dengan dosa justru mendapatkan kemajuan usaha, kenaikan pangkat, dan kemakmuran? Dunia ini jelas tidak adil bagi orang yang hidup di dalam Tuhan dan ini bisa membuat kita menjadi ragu akan keadilan Tuhan.
Apa saja yang Anda baca?
1. Apa yang dipesankan pengamsal agar kita tidak iri hati terhadap orang-orang berdosa? (17-18)
2. Apa saja yang disampaikan pengamsal agar kita bisa menjadi bijak? (19-20, 22-23, 26, 31)
3. Bagaimana pengamsal menggambarkan keadaan orang yang hidup dalam dosa? (21, 27-30)
4. Bagaimana pengamsal menggambarkan ayah dan ibu dari orang yang hidup benar? (24-25)
5. Apa akibat dari minum anggur yang memabukkan? (32-35)
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Bagaimana sikap yang sepatutnya Anda perlihatkan sebagai seorang anak kepada orang tua Anda?
2. Apa janji Tuhan jika Anda hidup dalam kebenaran Tuhan?
3. Mengapa Tuhan memberikan peringatan agar kita menjauhi perzinaan dan kemabukan?
Apa respons Anda?
1. Apa saja yang akan Anda lakukan dalam hidup ini sebagai bentuk nyata bahwa Anda tidak iri hati terhadap "kesuksesan" orang yang meraihnya dengan kejahatan?
2. Usaha praktis apa yang Anda lakukan agar Anda tidak turut dalam melakukan kejahatan/dosa yang lazim bagi orang lain?
3. Bagaimana Anda akan membuat orang tua Anda bangga dan bahagia karena melihat hidup Anda tetap di dalam Tuhan?
Pokok Doa:
Mohonkanlah kepada Tuhan agar diberikan kemauan, hikmat, dan tekad yang kuat untuk menjauhi dosa.
Topik Teologia -> Ams 23:25
Topik Teologia: Ams 23:25 - -- Umat Manusia: Wanita
Wanita sebagai Anggota Masyarakat
Wanita Dalam Keluarga
Wanita Mengandung Anak-anak
Kej 3:16 Ams...
- Umat Manusia: Wanita
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Sesama
- Tugas Terhadap Kelompok-kelompok Orang Khusus
- Tanggung Jawab Terhadap Orangtua
- Sikap Orang Percaya Terhadap Orangtua
- Menjadi Berkat bagi Orangtua
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Amsal (Pendahuluan Kitab) Penulis : Salomo dan Orang Lain
Tema : Hikmat untuk Hidup dengan Benar
Tanggal Penulisan: Sekitar 970-700 SM
Latar Belakang
PL...
Penulis : Salomo dan Orang Lain
Tema : Hikmat untuk Hidup dengan Benar
Tanggal Penulisan: Sekitar 970-700 SM
Latar Belakang
PL Ibrani secara khusus terbagi atas tiga bagian: Hukum, Kitab Para Nabi, dan Tulisan-Tulisan (bd. Luk 24:44). Termasuk dalam bagian ketiga ialah kitab-kitab Syair dan Hikmat seperti Ayub, Mazmur, Amsal, dan Pengkhotbah. Demikian pula, Israel kuno mempunyai tiga golongan hamba Tuhan: para imam, para nabi, dan para bijak ("orang berhikmat"). Kelompok orang bijak khususnya dikaruniai hikmat dan nasihat ilahi mengenai masalah-masalah kehidupan yang praktis dan filosofis. Amsal merupakan hikmat para bijak yang terilhamkan.
Istilah Ibrani _mashal_, yang diterjemahkan "amsal", bisa berarti "ucapan" orang bijak, "perumpamaan", atau "peribahasa berhikmat". Karena itu ada beberapa ajaran (ucapan orang bijak) yang agak panjang dalam kitab ini (mis. Ams 1:20-33; Ams 2:1-22; Ams 5:1-14), dan juga aneka pernyataan ringkas yang menggugah berisi hikmat untuk hidup dengan bijaksana dan benar. Sedangkan kitab Amsal menyajikan suatu bentuk pengajaran berupa amsal yang umum dipakai di Timur Dekat zaman dahulu, hikmatnya itu khusus karena disajikan dalam konteks Allah dan semua standar kebenaran-Nya bagi umat perjanjian Allah. Alasan-alasan popularitas pengajaran berupa amsal pada zaman kuno ialah kejelasannya dan sifat mudah dihafalkan dan disampaikan kepada angkatan berikutnya.
Sebagaimana Daud menjadi sumber tradisi bermazmur di Israel, demikian Salomo menjadi sumber tradisi hikmat (lih. Ams 1:1; Ams 10:1; Ams 25:1). Menurut 1Raj 4:32, Salomo menghasilkan 3000 amsal dan 1005 kidung semasa hidupnya. Penulis lain yang disebutkan dalam Amsal adalah Agur (Ams 30:1-33) dan Raja Lemuel (Ams 31:1-9), keduanya tidak kita kenal. Penulis-penulis lain disebut secara tak langsung dalam Ams 22:17 dan Ams 24:23. Sekalipun sebagian besar Amsal ini digubah pada abad ke-10 SM, waktu terdini yang mungkin bagi selesainya penyusunan kitab ini adalah masa pemerintahan Hizkia (yaitu sekitar 700 SM). Keterlibatan para pegawai Hizkia dalam menyusun amsal-amsal Salomo (Ams 25:1--29:27) dapat diberi tanggal tahun 715-686 SM sementara masa kebangunan rohani yang dipimpin raja yang takut akan Allah ini. Sangat mungkin amsal-amsal gubahan Agur, Lemuel, dan "amsal-amsal dari orang bijak" lainnya terkumpul juga pada waktu itu.
Tujuan
Tujuan kitab ini dinyatakan dengan jelas dalam Ams 1:2-7: memberi hikmat dan pengertian mengenai perilaku yang bijak, kebenaran, keadilan, dan kejujuran (Ams 1:2-3) sehingga
- (1) orang yang tidak berpengalaman dapat menjadi orang bijak (Ams 1:4),
- (2) kaum muda dapat memperoleh pengetahuan dan kebijaksanaan (Ams 1:4), dan
- (3) orang bijak bisa menjadi lebih bijak lagi (Ams 1:5-6).
Sekalipun Amsal pada hakikatnya adalah buku pedoman hikmat untuk hidup dengan benar dan bijaksana, landasan yang diperlukan oleh hikmat tersebut dinyatakan dengan jelas sebagai "takut akan Tuhan" (Ams 1:7).
Survai
Tema yang mempersatukan kitab ini ialah "hikmat untuk hidup dengan benar", sebuah hikmat yang berawal dari tunduk dengan rendah hati kepada Allah dan kemudian mengalir kepada semua bidang kehidupan. Hikmat dalam Amsal ini
- (1) memberi nasihat mengenai keluarga, kaum muda, kemurnian seksual, kesetiaan hubungan pernikahan, kejujuran, kerja keras, kemurahan, persahabatan, keadilan, kebenaran, dan disiplin;
- (2) memperingatkan mengenai bodohnya dosa, pertengkaran, bahaya lidah, kebebalan, minuman keras, kerakusan, nafsu, kebejatan, kebohongan, kemalasan, teman-teman yang tidak baik;
- (3) membandingkan kebijaksanaan dengan kebodohan, orang benar dengan orang fasik, kesombongan dengan kerendahan hati, kemalasan dengan kerajinan, kemiskinan dan kekayaan, kasih dan hawa nafsu, benar dan salah, serta kematian dan kehidupan.
Walaupun kitab ini, seperti Mazmur, tidak dapat diringkas dengan mudah seperti kitab lainnya dalam Alkitab, terdapat struktur yang jelas (lih. Garis Besar); secara khusus hal ini berlaku dalam pasal 1-9 (Ams 1:1--9:18) yang berisi 13 ajaran sebagaimana akan diberikan oleh seorang ayah kepada putranya bila memasuki usia remaja. Terkecuali tiga ajaran (lih. Ams 1:30; Ams 8:1; Ams 9:1), masing-masing diawali dengan "hai, anakku" atau "hai, anak-anakku." Ke-13 ajaran ini berisi banyak titah hikmat yang penting bagi kaum muda. Mulai dengan pasal 10 (Ams 10:1-32) Amsal berisi pengarahan penting mengenai hubungan keluarga (mis. Ams 10:1; Ams 12:4; Ams 17:21,25; Ams 18:22; Ams 19:14,26; Ams 20:7; Ams 21:9,19; Ams 22:6,28; Ams 23:13-14,22,24-25; Ams 25:24; Ams 27:15-16; Ams 29:15-17; Ams 30:11; Ams 31:10-31). Sekalipun Amsal adalah kitab yang isinya sangat praktis, kitab ini juga berisi pandangan yang dalam tentang Allah. Allah adalah perwujudan hikmat (mis. Ams 8:22-31) dan Pencipta (mis. Ams 3:19-20; Ams 8:22-31; Ams 14:31; Ams 22:2); Allah digambarkan sebagai mahatahu (mis. Ams 5:21; Ams 15:3,11; Ams 21:2), adil (mis. Ams 11:1; Ams 15:25-27,29; Ams 19:17; Ams 21:2-3), dan berdaulat (mis Ams 16:9,33; Ams 19:21; Ams 21:1). Amsal ditutup dengan sebuah pujian mengesankan bagi seorang istri yang berbudi luhur (Ams 31:10-31).
Ciri-ciri Khas
Delapan ciri utama menandai kitab ini.
- (1) Hikmat, bukannya dikaitkan dengan kepandaian atau pengetahuan yang luas, tetapi dihubungkan langsung dengan "takut akan Tuhan" (Ams 1:7); jadi orang berhikmat adalah mereka yang mengenal Allah dan menaati perintah-perintah-Nya. Takut akan Tuhan ditekankan berulang-ulang dalam kitab ini (Ams 1:7,29; Ams 2:5; Ams 3:7; Ams 8:13; Ams 9:10; Ams 10:27; Ams 14:26-27; Ams 15:16,33; Ams 16:6; Ams 19:23; Ams 22:4; Ams 23:17; Ams 24:21).
- (2) Sebagian besar nasihat bijaksana dalam Amsal ini adalah dalam bentuk nasihat seorang ayah yang saleh kepada anak atau anak-anaknya.
- (3) Inilah kitab yang paling praktis dalam PL karena menyentuh lingkup prinsip-prinsip dasar yang luas untuk hubungan dan perilaku hidup sehari-hari yang benar -- prinsip-prinsip yang dapat diterapkan kepada semua angkatan dan kebudayaan.
- (4) Hikmat praktis, ajaran saleh, dan prinsip-prinsip hidup mendasar disajikan dalam bentuk pernyataan singkat dan mengesankan yang mudah dihafalkan dan diingat oleh kaum muda sebagai garis pedoman bagi hidup mereka.
- (5) Keluarga menduduki tempat penting yang menentukan dalam Amsal, bahkan seperti dalam perjanjian Allah dengan Israel (bd. Kel 20:12,14,17; Ul 6:1-9). Dosa-dosa yang melanggar maksud Allah bagi keluarga disingkapan secara khusus dan diberi peringatan.
- (6) Ciri sastra yang menonjol dalam amsal-amsal ialah banyak menggunakan bahasa kiasan yang hidup (mis. simile dan metafora), perbandingan dan perbedaan, ajaran singkat, dan pengulangan.
- (7) Istri dan ibu bijaksana yang digambarkan pada akhir kitab (pasal 31; Ams 31:1-31) adalah unik dalam sastra kuno karena
pandangannya yang tinggi dan mulia tentang seorang wanita bijak.
- (8) Nasihat berhikmat dalam Amsal merupakan pendahulu PL bagi banyak nasihat praktis yang terdapat dalam surat-surat PB.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Hikmat diwujudkan dalam pasal 8 (Ams 8:1-36) dengan cara yang mirip dengan perwujudan _logos_ ("Firman") dalam kitab Yohanes (Yoh 1:1-18). Hikmat itu
- (1) ikut terlibat dalam penciptaan (Ams 3:19-20; Ams 8:22-31),
- (2) terkait dengan asal-usul kehidupan biologis dan rohani (Ams 3:19; Ams 8:35),
- (3) dapat diterapkan pada hidup yang benar dan bermoral (Ams 8:8-9), dan
- (4) tersedia bagi mereka yang mencarinya (Ams 2:1-10; Ams 3:13-18; Ams 4:7-9; Ams 8:35-36). Hikmat Amsal diungkapkan dengan sempurna dalam Yesus Kristus, yang "lebih daripada Salomo" (Luk 11:31), yang "telah menjadi hikmat bagi kita" (1Kor 1:30) dan yang "di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan" (Kol 2:3).
Full Life: Amsal (Garis Besar) Garis Besar
I. Prolog: Maksud dan Tema-Tema Amsal
(Ams 1:1-7)
II. Tiga Belas Ajaran Hikmat bagi Kaum Muda
(Ams 1...
Garis Besar
- I. Prolog: Maksud dan Tema-Tema Amsal
(Ams 1:1-7) - II. Tiga Belas Ajaran Hikmat bagi Kaum Muda
(Ams 1:8-9:18) - A. Hormatilah Orang-Tua dan Perhatikan Nasihat Mereka
(Ams 1:8-9) - B. Katakan "Tidak" kepada Semua Bujukan Orang Berdosa
(Ams 1:10-19) - C. Tunduklah pada Hikmat dan Takut akan Tuhan
(Ams 1:20-33) - D. Carilah Hikmat dengan Pengertian dan Kebajikannya
(Ams 2:1-22) - E. Ciri-Ciri Khas dan Manfaat Hikmat Sejati
(Ams 3:1-35) - F. Hikmat Sebagai Harta Keluarga
(Ams 4:1-13,20-27) - G. Hikmat dan Dua Jalan Hidup Ini
(Ams 4:14-19) - H. Bujukan dan Kebodohan Kebejatan Seksual
(Ams 5:1-14) - I. Nasihat Mengenai Kesetiaan Dalam Pernikahan
(Ams 5:15-23) - J. Hindari Tanggungan Utang Orang Lain, Kemalasan dan Penipuan
(Ams 6:1-19) - K. Kebodohan yang Sangat dari Semua Bentuk Kebejatan Seksual
(Ams 6:20-7:27) - L. Imbauan Hikmat
(Ams 8:1-36) - M. Hikmat dan Kebebalan Diperbandingkan
(Ams 9:1-18) - III.Himpunan Utama Amsal-Amsal Salomo
(Ams 10:1-22:16) - A. Amsal-Amsal yang Membandingkan Orang Benar dengan Orang Fasik
(Ams 10:1-15:33) - B. Amsal-Amsal yang Mendorong Hidup Benar
(Ams 16:1-22:16) - IV. Perkataan Tambahan Orang Bijak
(Ams 22:17-24:34) - V. Amsal-Amsal Salomo yang Dikumpulkan Para Pegawai Hizkia
(Ams 25:1-29:27) - A. Amsal-Amsal Tentang Bermacam-Macam Orang
(Ams 25:1-26:28) - B. Amsal-Amsal Tentang Berbagai Kegiatan
(Ams 27:1-29:27) - VI. Kata-Kata Hikmat Terakhir
(Ams 30:1-31:31) - A. Oleh Agur
(Ams 30:1-33) - B. Oleh Lemuel
(Ams 31:1-9) - C. Mengenai Istri yang Bersifat Mulia
(Ams 31:10-31)
Matthew Henry: Amsal (Pendahuluan Kitab)
Di hadapan kita sekarang kita dapati,
I. Seorang penulis baru, atau lebih tepatnya seorang juru tulis, atau sebuah pena (kalau Anda mau mengataka...
- Di hadapan kita sekarang kita dapati,
- I. Seorang penulis baru, atau lebih tepatnya seorang juru tulis, atau sebuah pena (kalau Anda mau mengatakan demikian) yang dipakai oleh Roh Kudus untuk mengungkapkan pikiran Allah kepada kita, yang menulis sebagaimana ia digerakkan oleh tangan Allah (begitulah Roh Allah disebut). Orang ini adalah Salomo. Melalui tangannya jadilah kitab suci ini dan dua kitab yang mengikutinya, Pengkhotbah dan Kidung Agung, sebuah khotbah dan sebuah kidung. Menurut pendapat sebagian orang, Salomo menulis Kidung Agung ketika masih sangat muda, Amsal ketika paruh baya, dan Pengkhotbah ketika sudah tua. Dalam judul Kidung Agungnya, ia hanya menyebut dirinya sebagai Salomo, mungkin karena ia menulisnya sebelum naik takhta, ketika dipenuhi oleh Roh Kudus pada waktu muda. Dalam judul Amsalnya, ia menyebut dirinya sebagai Salomo bin Daud, raja Israel, sebab pada waktu itu ia memerintah atas seluruh Israel. Dalam judul Pengkhotbahnya, ia menyebut dirinya sebagai anak Daud, raja di Yerusalem, karena mungkin pada waktu itu pengaruhnya atas suku-suku yang jauh sudah berkurang, dan pemerintahannya terbatas di sekitar Yerusalem. Mengenai penulis ini, kita dapat mengamati,
- 1. Bahwa ia adalah seorang raja, dan anak raja. Sebagian besar penulis kitab suci, sampai sejauh ini, merupakan orang-orang yang berkedudukan tinggi di dunia, seperti Musa dan Yosua, Samuel dan Daud, dan sekarang Salomo. Namun, sesudahnya, penulis-penulis yang penuh ilham pada umumnya adalah nabi-nabi yang miskin, orang-orang yang tidak terpandang di dunia, karena pembabakan baru yang kian mendekat. Dalam pembabakan ini Allah akan memilih apa yang lemah dan bodoh bagi dunia untuk memalukan orang-orang yang berhikmat dan yang kuat, dan orang miskin harus dipekerjakan untuk memberitakan Injil. Salomo adalah seorang raja yang kaya raya, dan kekuasaannya sangatlah luas, raja nomor wahid. Namun demikian, ia bergemar dalam mempelajari perkara-perkara ilahi, dan merupakan seorang nabi dan anak nabi. Bukanlah suatu penghinaan bagi raja-raja dan penguasa-penguasa besar di dunia untuk mengajarkan agama dan hukum-hukumnya kepada orang-orang di sekitar mereka.
- 2. Bahwa ia adalah seorang yang dikaruniai Allah dengan hikmat dan pengetahuan yang luar biasa, sebagai jawaban atas doa-doanya pada waktu ia naik takhta. Doanya itu patut dicontoh: “Berilah aku hikmat dan pengertian.” Jawaban untuk doa itu membesarkan hati: ia mendapatkan apa yang diinginkanya dan semua hal lain ditambahkan kepadanya. Sekarang di sini kita mendapati bagaimana ia memanfaatkan dengan baik hikmat yang telah diberikan Allah kepadanya. Ia tidak hanya mengatur dirinya sendiri dan kerajaannya dengan hikmat itu, tetapi memberikan aturan-aturan hikmat kepada orang lain juga, dan meneruskannya kepada angkatan berikutnya. Demikian pulalah kita harus mengembangkan talenta-talenta yang dipercayakan kepada kita, sesuai dengan apa talenta-talenta itu.
- 3. Bahwa ia adalah orang yang tidak luput dari kesalahan, dan menjelang akhir hidupnya berpaling dari jalan-jalan Allah yang baik itu, yang kepadanya dia mengarahkan orang lain dalam kitab ini. Kita bisa membaca kisahnya dalam 1 Raja-raja 11, dan sungguh merupakan kisah yang sedih, bahwa penulis kitab seperti ini sampai murtad seperti yang diperbuatnya. Janganlah kabarkan itu di Gat. Tetapi biarlah dari sini orang-orang penting yang tersohor berjaga-jaga agar tidak sombong atau merasa aman-aman. Biarlah kita semua belajar untuk tidak menganggap buruk ajaran-ajaran yang baik meskipun kita mendapatkannya dari orang-orang yang hidupnya tidak sepenuhnya sesuai dengan apa yang mereka ajarkan sendiri.
- II. Cara menulis yang baru, yang di dalamnya hikmat ilahi diajarkan kepada kita melalui amsal-amsal, atau kalimat-kalimat pendek, yang memuat seluruh maknanya secara sendiri-sendiri dalam setiap kalimat dan tidak berhubungan satu sama lain. Sebelumnya kita sudah mendapati hukum-hukum, sejarah-sejarah, dan nyanyian-nyanyian ilahi, dan sekarang amsal-amsal ilahi. Seperti itulah beragam cara yang telah dipakai oleh Hikmat Tak Terbatas untuk mengajar kita, supaya, karena tidak satu pun batu yang tidak dibalik untuk membawa kebaikan bagi kita, kita tidak dapat berdalih jika kita binasa dalam kebodohan kita. Mengajar dengan amsal merupakan,
- 1. Cara mengajar di zaman kuno. Ini merupakan cara yang paling kuno di antara orang-orang Yunani. Setiap orang dari tujuh orang bijak Yunani mempunyai semacam satu pepatah yang di dalamnya terkandung nilai mengenai dirinya sendiri, dan yang membuatnya tersohor. Pepatah-pepatah itu digoreskan pada tiang-tiang, dan dipuja-puja dengan begitu rupa sampai orang mengatakannya turun dari sorga. A cœlo descendit, Gnothi seauton – Kenalilah dirimu sendiri adalah perintah yang turun dari sorga.
- 2. Cara mengajar yang jelas dan mudah, yang tidak membutuhkan banyak usaha besar dari guru maupun murid, dan juga tidak memeras otak serta ingatan mereka. Ungkapan-ungkapan yang panjang dan argumentasi-argumentasi yang sukar harus menguras pikiran yang menyusunnya maupun yang harus memahaminya, sedangkan sebuah amsal, yang menyampaikan pengertian sekaligus buktinya dalam kalimat singkat, cepat ditangkap dan diikuti, dan mudah diingat. Baik ibadah-ibadah Daud maupun ajaran-ajaran Salomo singkat tetapi padat. Cara pengungkapan seperti ini dapat dicontoh oleh orang-orang yang melayani perkara-perkara kudus, baik dalam berdoa maupun berkhotbah.
- 3. Cara mengajar yang bermanfaat, dan secara menakjubkan memenuhi apa yang ingin dicapai. Kata mashal, yang di sini digunakan untuk amsal, berasal dari kata yang berarti memerintah atau mempunyai kekuasaan, karena kekuatan dan pengaruh yang berkuasa yang dimiliki pepatah-pepatah bijak dan berbobot atas anak-anak manusia. Barangsiapa mengajar dengan peribahasa berarti dominatur in concionibus – menguasai para pendengarnya. Mudah untuk mengamati bagaimana dunia diatur oleh amsal. Perkataan seperti peribahasa orang tua-tua (1Sam. 24:14), atau (sebagaimana yang biasa kita katakan) seperti kata pepatah, amat berpengaruh dalam membentuk gagasan-gagasan kebanyakan orang dan membulatkan tekad-tekad mereka. Banyak dari hikmat orang-orang zaman dulu diteruskan kepada keturunan mereka melalui amsal. Sebagian orang berpendapat bahwa kita bisa menilai sifat dan tabiat sebuah bangsa melalui ciri-ciri peribahasa rakyatnya. Amsal dalam percakapan adalah seperti aksioma (pernyataan yang dianggap benar – pen.) dalam filsafat, seperti maksim (kebenaran umum – pen.) dalam hukum, dan dalil dalam matematika, yang tidak dibantah siapa pun, tetapi yang berusaha diuraikan semua orang agar hal-hal tersebut berpihak kepada mereka. Namun, ada banyak amsal yang bobrok, yang cenderung merusak pikiran manusia dan mengeraskan mereka di dalam dosa. Iblis mempunyai pepatah-pepatahnya sendiri, dan dunia serta kedagingan juga mempunyai pepatah-pepatah mereka sendiri, yang mencerminkan penghinaan terhadap Allah dan agama (seperti dalam Yehezkiel 12:22; 18:2). Agar kita waspada terhadap pengaruh-pengaruh jahatnya, Allah juga mempunyai pepatah-pepatah-Nya sendiri, yang kesemuanya bijak dan baik, dan bertujuan menjadikan kita demikian. Amsal-amsal Salomo ini bukanlah sekadar kumpulan kata-kata bijak yang sudah disampaikan sebelumnya, sebagaimana sebagian orang menyangkanya, melainkan apa yang diungkapkan oleh Roh Allah kepada Salomo. Yang pertama-tama dari amsal ini (1:7) selaras dengan apa yang sudah difirmankan Allah kepada manusia pada mulanya (Ayb. 28:28, sesungguhnya, takut akan Tuhan, itulah hikmat). Karena itu, walaupun Salomo orang besar, dan namanya merupakan jaminan mutu bagi tulisan-tulisannya seperti nama orang-orang besar lain, namun, sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo. Allahlah, melalui Salomo, yang di sini berbicara kepada kita. Saya katakan, kepada kita. Sebab amsal-amsal ini ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, dan, ketika Salomo berbicara kepada anaknya, nasihat itu dikatakan berbicara kepada kita seperti kepada anak-anak (Ibr. 12:5). Sama seperti tidak ada kitab yang begitu bermanfaat bagi ibadah-ibadah kita seperti mazmur-mazmur Daud, demikian pula tidak ada kitab yang begitu bermanfaat untuk mengatur segala perilaku kita dengan benar seperti amsal-amsal Salomo. Seperti yang dikatakan Daud tentang perintah-perintah Allah, amsal-amsal Salomo itu teramat sangat luas. Dalam kalimat-kalimat pendek, amsal-amsalnya berisi kumpulan lengkap perkara-perkara ilahi yang berkaitan dengan etika, politik, dan ekonomi, dengan menyingkapkan setiap kejahatan, memuji setiap kebaikan, dan menyarankan pedoman-pedoman untuk mengatur diri kita dalam setiap hubungan dan keadaan, dan dalam setiap alur pembicaraan. Uskup Hall, seorang cendekiawan, menarik sebuah ajaran filsafat moral dari Amsal dan Pengkhotbah Salomo ini. Sembilan pasal pertama dari kitab Amsal ini dianggap sebagai pendahuluan, yang menasihati kita agar mempelajari dan melaksanakan aturan-aturan hikmat, dan memperingatkan kita terhadap perkara-perkara yang akan menghalang-halangi kita dalam melakukannya. Jadi, di sini kita mendapati jilid pertama dari amsal-amsal Salomo dalam pasal Amsal 10-24. Setelah itu jilid kedua, pasal 25-29. Kemudian nubuatan Agur, pasal 30, dan nubuatan Lemuel, pasal 31. Maksud dari kesemuanya ini satu dan sama, untuk mengarahkan kita agar mengatur perilaku hidup kita dengan baik sehingga pada akhirnya kita dapat melihat keselamatan yang datang dari Tuhan. Komentar terbaik untuk aturan-aturan ini adalah dengan diatur olehnya.