Teks -- Mazmur 109:2 (TB)

109:2 Sebab mulut orang fasik dan mulut penipu ternganga terhadap aku, mereka berbicara terhadap aku dengan lidah dusta;

Tafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)

Full Life: Mzm 109:1-31 - JANGANLAH BERDIAM DIRI.

Nas : Mazm 109:1-31

Mazmur ini memohon Allah menghakimi dan menghukum orang yang fasik dan penuh tipu muslihat. Doa ini mencerminkan suatu keinginan agar keadilan terwujud di bumi melalui hukuman adil atas penjahat-penjahat besar yang merugikan orang lain demi keuntungan pribadi. Melaksanakan hukuman secara adil adalah satu-satunya cara untuk melindungi pihak yang tidak bersalah dan memastikan bahwa pelanggaran hukum dapat dikendalikan di masyarakat

(lihat cat. --> Rom 13:1;

lihat cat. --> Rom 13:4).

[atau ref. Rom 13:1,4]

Doa pemazmur akan digenapi sepenuhnya hanya ketika Allah mengutus Anak-Nya Yesus untuk membinasakan semua kejahatan dan memerintah di bumi ini (pasal Wahy 19:1-22:21; juga

lihat cat. --> Mazm 35:1-28).

[atau ref. Mazm 35:1-28]

Jerusalem: Mzm 109:1-31 - Doa seorang yang kena fitnah

Ini "mazmur pengutuk" yang paling hebat, kejam dan panjang dalam seluruh kitab mazmur, bdk Maz 5:11+; Maz 52+ Pendoa dianiaya, difitnah dan dituduh oleh musuh-musuhnya, bdk Maz 6:8+, yang cedera, Maz 109:2-5. Sambil mengutuk mereka pemazmur meminta supaya Tuhan mengutuk mereka tanpa kenal ampun, Maz 109:6-20,29. Hukuman itu dilukiskan dengan bahasa penghebat dan kiasan sesuai dengan hukum pembalasan Perjanjian Lama, bdk Kel 21:25+ Pemazmur yang tidak berdaya, Maz 109:22-25, sadar bahwa hanya Tuhan dapat menegakkan keadilan, Maz 109:21,26-27. Kalau doanya dikabulkan, maka pemazmur akan bersyukur dan memuji Tuhan, Maz 109:30-31. bahasa yang dipakai dalam lagu ini adalah bahasa yang lazim dalam sajak semacam itu. Sebab "mazmur-mazmur pengutuk" yang serupa juga biasa pada bangsa-bangsa tetangga Israel.

Ende: Mzm 109:1-31

Dengan sangat hebat seorang (mungkin sakit Maz 109:22-24), jang dianiaja musuh² jang tjedera (Maz 109:2-5), mengutuk mereka, meminta Jahwe, agar Ia menghukumnja (Maz 109:6-20). Hukuman ini dilukiskan dengan bahasa penghebat dan berdasarkan hukum pembalasan Perdjandjian Lama. Si pemohon tahu,bahwasanja se-mata² Allah sanggup melaksanakannja (Maz 109:21,26-29) dan bila demikian djadinja, maka ia akan bersjukur dan memudji Jahwe (Maz 109:30-31). Lagu ini merupakan "mazmur pengutuk" jang paling hebat, paling kedjam dan jang paling pandjang dalam seluruh Kitab Mazmur (lih. Maz 95; 38:7-11; 69:23-29). Memang sikap sedemikian tiadalah sesuai dengan hukum tjinta Perdjandjian Baru. Tetapi pada masa sebelum Kristus mengadjar, kutuk² sematjam ini dapat dimengerti. Dan lagu inipun menjatakan kepertjajaan orang kepada Allah dan keadilanNja, hingga toh penuh dengan rasa keigamaan jang sedjati. patut diperhatikan lagi, bahwa kutuk² ini merupakan suatu kesusasteraan tertentu, jang pakai bahasa penghebat dan rumus² jang kurang biasa.

Ende: Mzm 109:2-5

Rupanja pengarang didakwa musuh²nja didepan pengadilan dengan tiada alasan.

Ref. Silang FULL: Mzm 109:2 - orang fasik // lidah dusta

· orang fasik: Mazm 43:1; [Lihat FULL. Mazm 43:1]

· lidah dusta: Mazm 52:6; [Lihat FULL. Mazm 52:6]

Tafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)

Gill (ID): Mzm 109:2 - Sebab mulut orang jahat dan mulut orang yang menipu terbuka terhadapku // Mereka telah berbicara terhadapku dengan lidah yang berdusta.

Sebab mulut orang jahat dan mulut orang yang menipu terbuka terhadapku,.... Atau "dari penipuan" ^x itu sendiri; orang-orang yang sangat jahat dan sangat menipu, yang kadang-kadang memuji dan berpura-pura bersahabat, seperti yang dilakukan orang Yahudi kepada Kristus, ketika mereka merencanakan kejahatan terhadapnya; meskipun di lain waktu mulut mereka terbuka, dan mereka mencurahkan fitnah dan cercaan mereka dengan sangat bebas dan luas; mendiskreditkan pribadinya, dan mencemarkan karakternya sebagai orang yang jahat; menghujat mukjizat-mukjizatnya, seolah-olah dilakukan dengan bantuan setan; menuduh ajarannya dengan kebaruan, kepalsuan, dan penghujatan; membebani dia dengan nama-nama yang menyakitkan, seperti Samaria, orang gila, dan lain-lain; menggambarkannya sebagai musuh negara, sebagai orang yang memberontak, dan pengganggu perdamaian bangsa; khususnya mulut mereka terbuka terhadapnya ketika mereka menyerukan penyalibannya, dan tidak mau menerima penolakan; dan terutama ketika dia berada di salib, di mana mereka menatapnya dengan mulut terbuka, dan meluncurkan ejekan dan hinaan kepada-Nya; lihat Psa 22:14.

Mereka telah berbicara terhadapku dengan lidah yang berdusta, saksi-saksi palsu muncul melawan dia, dan menuduhnya dengan hal-hal yang tidak diketahuinya, dan yang tidak bisa mereka buktikan, Mat 26:59.