Teks -- Kejadian 2:25 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Ref. Silang FULL -> Kej 2:25
Ref. Silang FULL: Kej 2:25 - keduanya telanjang · keduanya telanjang: Kej 3:7,10-11; Yes 47:3; Rat 1:8
· keduanya telanjang: Kej 3:7,10-11; Yes 47:3; Rat 1:8
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Kej 2:21-25
Matthew Henry: Kej 2:21-25 - Pembentukan Hawa; Perkawinan Dilembagakan Pembentukan Hawa; Perkawinan Dilembagakan (Kejadian 2:21-25)
Di sini diceritakan tentang,
I. Dijadikannya perempuan untuk menjadi penolong y...
Pembentukan Hawa; Perkawinan Dilembagakan (Kejadian 2:21-25)
- Di sini diceritakan tentang,
- I. Dijadikannya perempuan untuk menjadi penolong yang sepadan bagi Adam. Hal ini terjadi pada hari keenam, sama seperti penempatan Adam di taman firdaus, meskipun di sini hal itu disebutkan sesudah uraian perihal hari ketujuh yang merupakan hari perhentian. Namun, apa yang disebutkan secara umum (1:27), bahwa Allah menciptakan laki-laki dan perempuan, diceritakan dengan lebih jelas di bagian ini. Amatilah,
- 1. Bahwa Adamlah yang lebih dulu dibentuk, baru kemudian Hawa (1Tim. 2:13). Hawa dibentuk dari laki-laki, dan untuk laki-laki (1Kor. 11:8-9). Semua ini ditekankan di situ sebagai alasan untuk kerendahan hati, kesederhanaan, sikap berdiam diri, dan kepatuhan perempuan pada umumnya, terutama sikap tunduk dan hormat yang harus diberikan para istri kepada suami mereka sendiri. Namun, mengingat bahwa manusia adalah makhluk yang terakhir dibentuk sebagai yang paling baik dan unggul dibanding semua makhluk lain, dengan diciptakannya Hawa sesudah Adam dan dari anggota tubuh laki-laki itu, semua ini telah memberikan kehormatan kepada kaum itu, sebagai kemuliaan laki-laki (1Kor. 11:7). Jika laki-laki adalah kepala, maka perempuan adalah mahkotanya, mahkota bagi suaminya, mahkota bagi makhluk ciptaan yang tampak. Laki-laki terbuat dari debu yang diperhalus, sedangkan perempuan diciptakan dari debu yang diperhalus dua kali, setingkat lebih tinggi dari tanah.
- 2. Bahwa Adam terlelap ketika istrinya sedang dibentuk, supaya tidak ada peluang untuk berpikir bahwa dalam hal ini ia telah mengatur Roh TUHAN, atau memberi petunjuk kepada-Nya sebagai penasihat (Yes. 40:13). Ia telah sadar mengenai kebutuhannya akan seorang penolong yang sepadan. Namun, karena Allah telah menjamin untuk memberi dia seorang penolong, ia tidak menyusahkan diri dengan merisaukan hal itu. Sebaliknya, ia berbaring dan tidur dengan nyenyak, sebagaimana orang yang telah menyerahkan semua kekhawatirannya kepada Allah, dengan memasrahkan diri dan semua urusannya kepada kehendak dan hikmat Penciptanya. Jehovah-jireh, biarlah Tuhan menyediakan pada waktunya bagi orang yang dikenan-Nya. Jika kita bersandar sepenuhnya kepada Allah, Ia akan bekerja sepenuhnya bagi kita dan melakukan semuanya demi kebaikan kita.
- 3. Bahwa TUHAN Allah membuat Adam tidur, tidur yang sangat nyenyak, hingga tidak terganggu sedikit pun saat sisi tubuhnya dibelah. Sementara dia tidak mengenal dosa, Allah menjaga supaya ia tidak merasa sakit. Pada waktu Allah melalui pemeliharaan-Nya melakukan hal yang menyakitkan bagi darah dan daging atas umat-Nya, Ia tidak saja memperhitungkan kebahagiaan mereka dalam hal itu, tetapi melalui anugerah-Nya Ia juga mampu menenangkan dan menenteramkan roh mereka sedemikian rupa hingga tetap merasa nyaman di bawah perlakuan yang paling tajam sekalipun.
- 4. Bahwa dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari Adam, dibentuk-Nya perempuan itu. Ia tidak dibentuk dari kepala Adam untuk memerintah atasnya, juga bukan dari kakinya untuk diinjak-injak oleh laki-laki, melainkan dari sisinya supaya setara dengannya. Di bawah lengannya untuk dilindungi, dan dekat hatinya untuk dikasihi. Adam kehilangan sebuah rusuk tanpa mengurangi kekuatan ataupun ketampanannya (sebab tidak diragukan lagi bahwa kulit daging yang disayat tadi sudah tertutup tanpa meninggalkan bekas). Sebagai gantinya, ia mendapatkan seorang penolong yang sepadan, yang jauh melebihi kehilangan yang dideritanya. Apa yang diambil Allah dari umat-Nya, melalui satu dan lain cara akan dikembalikan berikut kelebihannya. Dalam hal ini (seperti dalam banyak hal lain), Adam melambangkan Dia yang akan datang. Sebab dari sisi Kristus, atau Adam kedualah, gereja atau pengantin perempuan-Nya, dibentuk, pada waktu Ia tidur, tidur nyenyak melalui kematian di atas salib. Untuk membuktikan kematian itulah sisi-Nya ditusuk hingga mengeluarkan darah dan air. Darah untuk membeli gereja-Nya dan air untuk menyucikannya bagi diri-Nya (Ef. 5:25-26).
- II. Perkawinan perempuan itu dengan Adam. Pernikahan merupakan hal yang terhormat, tetapi pernikahan Adam dengan istrinya ini pastilah pernikahan paling terhormat yang pernah terjadi, sebab Allah sendirilah yang langsung menanganinya sejak awal. Pernikahan (kata orang) diciptakan di sorga. Kita yakin bahwa memang begitu adanya, sebab laki-laki, perempuan, dan persatuan itu, semuanya merupakan pekerjaan Allah sendiri. Melalui kuasa-Nya, Ia menjadikan mereka berdua, dan sekarang, melalui ketetapan-Nya, menjadikan mereka satu. Inilah pernikahan yang diciptakan dalam keadaan tanpa dosa sama sekali, dan belum pernah ada pernikahan seperti itu mengingat bahwa,
- 1. Allah, sebagai Bapa perempuan itu, membawanya kepada laki-laki itu untuk menjadi bagian dari dirinya dan penolong yang sepadan baginya. Pada waktu membentuk perempuan itu, Ia tidak membiarkannya berbuat sekehendak hati. Tidak, perempuan itu adalah anak-Nya, dan ia tidak boleh menikah tanpa izin-Nya. Besar kemungkinan orang akan merasa tenteram apabila mereka melalui iman, doa, dan sikap bergantung dengan rendah hati pada pemeliharaan-Nya, serta menunjukkan perilaku yang berasal dari Allah. Istri yang diciptakan Allah melalui anugerah khusus, dan dididik Allah melalui pemeliharaan-Nya, besar kemungkinan terbukti bisa menjadi penolong yang sepadan bagi seorang laki-laki.
- 2. Dari Allah sendirilah, sebagai Bapanya, Adam menerima perempuan itu (ay. 23): “Inilah dia, tulang dari tulangku. Sekarang aku memperoleh apa yang kuinginkan, yang tidak mampu diberikan semua makhluk lain kepadaku, seorang penolong yang sepadan.” Pemberian Allah kepada kita patut diterima dengan ucapan syukur yang penuh kerendahan hati atas hikmat-Nya dalam menyesuaikan pemberian itu dengan diri kita, dan atas perkenan-Nya dalam melimpahkannya kepada kita. Boleh jadi hal itu diungkapkan kepada Adam melalui penglihatan ketika ia masih terlelap, bahwa makhluk cantik yang sekarang diberikan kepadanya ini merupakan bagian dari dirinya sendiri, dan akan menjadi teman serta istri kovenannya. Oleh karena itu, beberapa orang berdebat untuk membuktikan bahwa orang-orang kudus yang dipermuliakan di taman firdaus sorgawi akan saling mengenali. Selanjutnya, sebagai tanda bahwa ia senang menerima perempuan itu, Adam memberinya nama yang tidak khusus ditujukan kepadanya, tetapi nama umum untuk kaumnya: Ia akan dinamai perempuan, atau Isha, seorang manusia perempuan, yang berbeda dengan laki-laki dalam hal jenis kelaminnya saja, bukan dalam kodrat – terbuat dari laki-laki dan dipersatukan dengan laki-laki.
- III. Lembaga ketetapan perkawinan dan pengukuhan hukum mengenai hal itu (ay. 24). Hari Sabat dan perkawinan merupakan dua ketetapan yang diadakan dalam keadaan tanpa dosa. Hari Sabat demi kelangsungan gereja, sedangkan perkawinan bagi kelangsungan umat manusia. Sepertinya (Mat. 19:4-5) Allah sendirilah yang di sini berkata, “Seorang laki-laki harus meninggalkan sanak keluarganya untuk bersatu dengan istrinya.” Namun, tidak jelas apakah Ia berbicara melalui Musa, penulis kitab ini, atau melalui Adam (yang mengucapkannya di ay. 23). Sepertinya ini adalah kata-kata Adam, dalam nama Allah, untuk menetapkan hukum ini kepada semua anak cucunya.
- 1. Lihatlah di sini betapa besarnya kebajikan sebuah ketetapan ilahi. Ikatan di dalamnya bahkan lebih kuat daripada ikatan alami. Kepada siapakah kita dapat lebih terikat dibanding para ayah yang menurunkan kita dan para ibu yang melahirkan kita? Bagaimanapun juga, seorang anak laki-laki harus meninggalkan mereka untuk bersatu dengan istrinya, dan seorang anak perempuan melupakan mereka untuk bersatu dengan suaminya (Mzm. 45:11-12).
- 2. Lihatlah betapa pentingnya bagi anak-anak untuk membawa persetujuan orangtua mereka ke dalam hidup perkawinan mereka. Betapa tidak adil dan tidak patuhnya orang-orang yang menikah tanpa persetujuan ini terhadap orangtua mereka. Dengan demikian mereka telah merampas hak dan kepentingan dari orangtua, serta menjauhkan diri dengan cara yang curang dan tidak wajar.
- 3. Lihatlah betapa perlunya untuk bersikap bijaksana dan berdoa dalam menentukan pilihan untuk menjalin hubungan ini, yang begitu dekat dan berlangsung lama. Hal itu perlu dilakukan dengan baik karena berlaku seumur hidup.
- 4. Lihatlah betapa kuatnya hubungan pernikahan yang tidak boleh dipisahkan atau diperlemah dengan memiliki banyak istri (Mal. 2:15), atau diputus dan dihentikan melalui perceraian, dengan alasan apa pun selain perzinaan atau karena ditinggalkan dengan sengaja.
- 5. Lihatlah betapa mesranya kasih sayang yang harus ada di antara suami dan istri, seperti kepada tubuh kita sendiri (Ef. 5:28). Kedua orang ini menjadi satu daging. Jadi biarlah keduanya menjadi sejiwa.
- IV. Bukti tentang keadaan yang suci dan tanpa dosa ketika orangtua kita yang pertama diciptakan (ay. 25). Mereka sama-sama telanjang. Mereka tidak membutuhkan pakaian untuk melindungi diri dari hawa dingin atau panas, sebab kedua hal ini tidak dapat menyakiti mereka. Mereka juga tidak membutuhkan pakaian sebagai hiasan. Salomo dalam kemegahannya tidak dihiasi seperti salah satu dari mereka. Mereka bahkan tidak membutuhkannya sebagai kepantasan. Mereka telanjang dan tidak mempunyai alasan untuk merasa malu. Mereka tidak tahu apa arti malu itu, demikianlah yang dikatakan dalam terjemahan bahasa Aramaik. Dewasa ini pipi yang memerah merupakan warna kebajikan, tetapi ini bukan lalu berarti keadaan tanpa dosa. Orang-orang yang tidak merasa bersalah besar kemungkinan juga tidak menampakkan rasa malu di wajah meskipun mereka tidak mengenakan pakaian selembar pun.
SH: Kej 2:18-25 - Mengapa harus ada dua gender? (Minggu, 2 Februari 2003) Mengapa harus ada dua gender?
Mungkin pertanyaan ini pernah terbersit di benak Anda yang telah
merasakan "dinamika" hubungan antara pria dan wan...
Mengapa harus ada dua gender?
Mungkin pertanyaan ini pernah terbersit di benak Anda yang telah merasakan "dinamika" hubungan antara pria dan wanita. Jelas hanya Tuhan yang bisa menjawab pertanyaan ini. Nas ini memberikan kita kisi-kisi agar dapat melihat jawaban dari pertanyaan di atas dalam cara yang, secara mengejutkan, agak humoris.
Dalam nada agak humoris, pria menjadi sosok yang tidak menemukan pendamping yang sepadan setelah suatu fit and proper test yang ketat terhadap semua ciptaan nonhomo sapien (ayat 20). Allah kemudian tampil sebagai pahlawan dengan menciptakan wanita sebagai satu-satunya yang bisa mengisi peran pendamping yang sepadan itu (ayat 21-22). Tetapi, Allah melakukan ini setelah suatu penilaian yang mengejutkan: keadaan 'pria' yang sendirian itu tidak baik! (ayat 18) Dengan kata lain, manusia itu (Ibrani: ha'adam) tidak lengkap tanpa wanita. Narator kisah ini menutup kisah ini dengan menuliskan bagaimana kisah ini menjadi dasar bagi institusi pernikahan. Tetapi, poin utamanya yaitu bahwa kedua pihak, pria dan wanita, adalah makhluk-makhluk yang diciptakan Allah untuk saling melengkapi dan saling menolong. Karena itu, fakta bahwa pasangan hidup, pacar, ataupun rekan kerja/sepelayanan Anda berbeda gender, berbeda cara berpikir, bertindak, dst. adalah sesuatu yang justru harus kita syukuri.
Renungkan: Perbedaan gender adalah karya Allah, dan relasi yang terjadi di antara keduanya mencerminkan gambar Allah dan kasih-Nya yang agung.
SH: Kej 2:18-25 - Diciptakan setara (Jumat, 4 April 2008) Diciptakan setara
Bila dalam kisah penciptaan pertama secara konseptual sudah
dijelaskan bahwa pria dan wanita diciptakan setara sebagai
ga...
Diciptakan setara
Bila dalam kisah penciptaan pertama secara konseptual sudah dijelaskan bahwa pria dan wanita diciptakan setara sebagai gambar Allah (Kej. 1:27), maka di bagian ini, proses penciptaan wanita ditunjukkan untuk memperlihat-kan kesetaraan itu.
Pertama, wanita diciptakan untuk menjadi penolong yang sepadan (ayat 18). Mengapa? Karena tugas manusia untuk mengelola taman Eden bukan untuk dikerjakan sendirian. Semua binatang yang diciptakan Allah sebelum manusia pertama dijadikan, tidak dapat disepadankan dengan dirinya (ayat 20). Maka wanita diciptakan sebagai "penolong yang sepadan" untuk mendampingi manusia itu dalam menunaikan tugas mulia tersebut. Penolong sering dimengerti sebagai sekadar asisten yang berstatus lebih rendah daripada yang ditolong. Padahal kata yang sama digunakan juga untuk menyatakan bahwa Allah adalah penolong Israel (Ul. 33:26). Oleh karena itu, penolong di sini justru memiliki fungsi komplementer artinya saling melengkapi. Wanita diciptakan untuk melengkapi pria, sehingga keduanya dapat mewujudkan karya pemeliharaan Allah bagi dunia ini.
Kedua, wanita diciptakan dari rusuk pria. Itu sebabnya manusia itu bisa menyatakan tentang pasangannya, "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku ..." (ayat 23). Ada tekanan tengan kesatuan esensi pria dan wanita. Kesatuan esensi inilah yang mendorong adanya persatuan suami istri yang melebihi sekadar persatuan tubuh (seks), melainkan juga dalam setiap aspek kehidupan mereka.
Kesetaraan inilah yang harus mendasari pernikahan Kristen. Pria dan wanita yang sama derajat di hadapan Allah memberi diri dipersatukan agar dapat dipakai Allah untuk menjadi alat anugerah-Nya bagi dunia ini. Persatuan ini harus dipelihara dengan tetap saling memberi diri sebagai wujud saling melengkapi, serta menjaga keterbukaan satu sama lainnya (ay. 25, "keduanya telanjang, ... tetapi mereka tidak merasa malu").
SH: Kej 2:8-25 - Harmoni dalam ciptaan (Rabu, 5 Januari 2011) Harmoni dalam ciptaan
Urutan penciptaan alam semesta memperlihatkan betapa tingginya hikmat Allah. Sebelum menciptakan benda-benda langit, terlebih d...
Harmoni dalam ciptaan
Urutan penciptaan alam semesta memperlihatkan betapa tingginya hikmat Allah. Sebelum menciptakan benda-benda langit, terlebih dahulu Allah menciptakan terang dan gelap. Sebelum menciptakan burung-burung dan ikan-ikan, Allah terlebih dahulu menciptakan cakrawala dan laut. Dan Ia menyediakan tanah daratan sebelum menciptakan hewan darat dan manusia.
Allah menciptakan wadah tempat mereka hidup terlebih dahulu. Eden adalah taman, tempat Allah menumbuhkan berbagai tanaman. Di antara berbagai tumbuhan di Eden, Allah menempatkan dua pohon: pohon kehidupan dan pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat (9). Eden adalah tempat yang dibuat Allah untuk menjadi habitat yang cocok bagi Adam. Di situlah Adam akan bekerja, mengusahakan dan memelihara taman itu (15). Jelas kita baca bahwa kerja bukanlah kutukan bagi manusia akibat jatuh ke dalam dosa. Kerja adalah mandat Allah.
Selanjutnya, untuk pertama kali Allah melihat bahwa ada sesuatu yang tidak baik, yaitu kesendirian manusia. Allah melihat bahwa Adam memerlukan penolong yang setara dengan dia. Penolong di sini bukanlah suatu posisi yang bersifat inferior sebab Allah melihat posisi penolong sebagai posisi untuk melayani, dan melayani adalah sesuatu yang penting dalam pandangan Allah (bdk. Mat. 20:25-28). Mengapa Allah memakai rusuk Adam untuk menciptakan Hawa? Karena meski ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan, sesungguhnya mereka berasal dari substansi yang sama. Dalam kesatuan itu, prioritas laki-laki akan berubah, dari keluarganya kepada istrinya. Bukan lagi sebagai anak bagi ayah ibunya, tetapi sebagai pemimpin bagi istrinya. Dan kesatuan antara sang pemimpin dan sang penolong juga bertujuan agar alam ini terpelihara dan dimanfaatkan dengan baik untuk kepentingan manusia juga. Betapa indah harmoni yang Tuhan ciptakan. Apakah keindahan harmoni itu tampak juga dalam kehidupan keluarga Anda? Kiranya Tuhan, yang adalah Kepala di dalam keluarga, menggenapkan maksud-Nya dalam kehidupan keluarga Anda.
SH: Kej 2:8-25 - Makhluk Pekerja (Sabtu, 21 April 2018) Makhluk Pekerja
Dalam bacaan ini, kita menemukan cerita penciptaan yang berbeda dari Kejadian 1. Di sini, manusia diciptakan pertama kali (Kej 2:7). ...
Makhluk Pekerja
Dalam bacaan ini, kita menemukan cerita penciptaan yang berbeda dari Kejadian 1. Di sini, manusia diciptakan pertama kali (Kej 2:7). Setelah itu, Tuhan menciptakan taman di Eden (8). Gambaran yang diberikan tentang Eden adalah taman yang indah dan subur (10-14). Di taman itulah manusia bekerja (15). Pekerjaan manusia adalah merawat taman dan memberi nama pada binatang. Melihat keberadaan manusia, Tuhan menciptakan perempuan sebagai mitra kerja dalam berkarya (20).
Ada banyak orang yang menyebut Tuhan adalah Pekerja Agung (bdk. Yoh 5:17). Karena Tuhan adalah Pekerja, maka Ia juga mengajak manusia untuk bekerja. Di Taman Eden, manusia pertama diberi kesempatan untuk bekerja mengusahakan dan memelihara taman itu (15). Apa yang dilakukan ini adalah pekerjaan terkait dengan pertanian. Selain itu, manusia juga bekerja di bidang peternakan, yang ditandai dengan pemberian nama kepada ciptaan Tuhan lainnya (19). Di tengah kesibukan kerja yang dilakukan, Tuhan menyadari bahwa manusia tidak bisa melakukan segala hal seorang diri. Karena itu, Ia memberikan seorang penolong yang sepadan (20). Penolong berarti mitra, bukan pembantu! Mitra menunjukkan pada status kesejajaran. Bahkan dalam Alkitab, kata "penolong" disematkan untuk Tuhan (lih. Mzm 46:1). Hal itu berarti laki-laki dan perempuan adalah makhluk yang setara dan saling melengkapi. Dengan kehadiran seorang penolong, kerja dan potensi manusia diharapkan menjadi optimal dalam mengusahakan, mengembangkan, dan memelihara ciptaan Tuhan.
Dalam iman Kristen, bekerja bukanlah akibat dosa dan sekadar pemenuhan kebutuhan hidup. Bekerja merupakan tindakan memuliakan Tuhan. Karena itu, seorang yang beriman dan hidup takut akan Allah akan bekerja dengan tekun, baik, jujur, dan bertanggung jawab. Semangat kerja semacam ini akan menghasilkan orang-orang yang mampu mendayagunakan potensinya secara optimal dan menghindari korupsi. Inilah etos kerja yang diharapkan Tuhan. [ASP]
SH: Kej 2:8-25 - Pernikahan yang Dikehendaki Allah (Sabtu, 20 April 2024) Pernikahan yang Dikehendaki Allah
Pernikahan bukan sekadar ikatan komitmen, melainkan inisiatif Allah bagi manusia sejak masa penciptaan.
Allah tahu...
Pernikahan yang Dikehendaki Allah
Pernikahan bukan sekadar ikatan komitmen, melainkan inisiatif Allah bagi manusia sejak masa penciptaan.
Allah tahu bahwa Adam membutuhkan seorang penolong yang sepadan (18). Allah melihat betapa Adam membutuhkannya setelah Adam berinteraksi dengan berbagai ciptaan yang dibawa oleh-Nya (19-20). Maka, Allah menciptakan seorang yang sepadan dengannya, seorang perempuan yang dinamai Hawa.
Allah menciptakan perempuan berbeda dari ciptaan lainnya sebab dia dibuat dari bagian tubuh Adam (21-22).
Dengan kata lain, mereka sesungguhnya adalah satu kesatuan. Ada bagian yang hilang dari Adam yang hanya dapat ditemukan dalam diri Hawa. Mereka adalah satu daging yang tidak terpisahkan.
Lalu, Alkitab mengatakan bahwa keduanya telanjang, tetapi mereka tidak merasa malu (25). Hal ini menunjukkan adanya keterbukaan di antara mereka; tidak ada yang perlu ditutupi atau disembunyikan, masing-masing menjadi apa adanya dan tetap saling mengasihi sebagaimana seharusnya.
Inilah yang semestinya terjadi dalam pernikahan Kristen. Ketika seorang laki-laki dan seorang perempuan bersatu dalam pernikahan yang kudus, mereka pun menjadi satu. Kesatuan ini bukan hanya terjadi secara fisik, tetapi juga secara spiritual. Masing-masing menjadi apa adanya, saling menerima dan saling mengasihi.
Namun, sayangnya, sejak jatuh ke dalam dosa, pernikahan juga kehilangan esensinya. Keterbukaan menjadi sesuatu yang dihindari, entah karena takut direndahkan, ditolak, atau dihakimi. Akibatnya, suami dan istri saling mencurigai, menyalahkan, dan membenci. Tidak ada lagi keintiman dan keutuhan sehingga mereka kehilangan sukacita yang Tuhan sediakan di dalam pernikahan.
Pernikahan seperti apa yang sedang atau akan Anda jalani? Mari kita kembali pada esensi pernikahan yang Tuhan kehendaki. Belajarlah untuk terbuka, saling menerima dan membangun, sehingga pernikahan yang sedang atau akan Anda bangun dapat memuliakan Tuhan serta membawa sukacita ilahi bagi semua yang melihatnya. [STG]
Baca Gali Alkitab 8
Tuhan membuat taman di Eden dan menempatkan manusia di dalamnya. Pada akhir proses penciptaan, Tuhan melihat semuanya "sungguh sangat baik" (Kej. 1:31). Hanya saja, setelah melihat kesendirian Adam di tengah-tengah taman itu, Allah mengatakan: "Tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja" (18). Karena itu, Allah menjadikan baginya seorang penolong yang sepadan.
Inilah awal mula perjalanan manusia sebagai sepasang suami dan istri. Allah yang berinisiatif sejak semula mempertemukan dan menyatukan keduanya dengan berkat-Nya.
Apa saja yang Anda baca?
1. Bagaimana Allah mendesain taman di Eden agar taman itu menjadi tempat yang baik bagi manusia? (8-14)
2. Apa tujuan Tuhan menempatkan manusia di taman itu? (15)
3. Apa yang diperbolehkan dan dilarang untuk dimakan oleh manusia dari taman itu? (16-17)
4. Apa yang Allah katakan dan lakukan ketika Ia melihat Adam hanya seorang diri? (18-20)
5. Apa yang Allah lakukan supaya Adam memiliki penolong yang sepadan? (21-22)
6. Apa respons Adam setelah melihat Hawa, dan bagaimana keduanya hidup? (23-25)
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Seperti apa pribadi yang dapat disebut sebagai penolong yang sepadan?
2. Apa perintah Allah yang harus kita pegang untuk membangun keluarga Kristen di tengah-tengah dunia ini?
Apa respons Anda?
1. Apa yang seharusnya Anda lakukan ketika Anda mencari pasangan hidup? Apa saja kriteria yang benar dan bagaimana Anda akan menemukannya?
Pokok Doa:
Bersyukur atas pasangan hidup yang telah (akan) Tuhan berikan untuk menemani perjalanan hidup Anda.
Utley -> Kej 2:18-25
Utley: Kej 2:18-25 - --NASKAH NASB (UPDATED): Kej 2:18-2518 TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, ya...
NASKAH NASB (UPDATED): Kej 2:18-25
18 TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." 19 Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. 20 Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia. 21 Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. 22 Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. 23 Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki." 24 Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. 25 Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.
Kej 2:18 "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja" Inilah satu-satunya tempat di dalam pasal-pasal pembuka dari PL dimana kata "tidak baik" digunakan. Allah telah membuat kita memerlukan seseorang lain, bahkan jauh di luar dari persekutuan denganNya! Manusia tidak dapat memenuhi peranannya untuk berkuasa atas makhluk ciptaan tanpa adanya persahabatan dari wanita, tidak juga ia dapat memenuhi perintah untuk bertambah banyak dan memenuhi bumi tanpanya
- NASB "seorang penolong yang sesuai bagi dia"
- NKJV "seorang penolong… yang sepadan dengan dia"
- NRSV "seorang penolong sebagai pasangannya"
- TEV "seorang kawan yang sesuai untuk membantunya"
- NJB "seorang penolong"
Ini berarti "seseorang yang memperlengkapi atau menyempurnakan" (BDB 740 I, KB 811 I). Alkitab NET memiliki "kawan yang sangat diperlukan" (hal. 8). Istilah ini sering digunakan untuk menjelaskan pertolongan Allah (lih. Kel 18:4; Ul 33:4,7,29; Mazm 33:20; 115:9-11; 121:2; 124:8; 146:5). Perhatikan kesetaraan antara laki- laki dan perempuan sebagaimana dalam Kej 1:26-27 dan PLURAL IMPERATIVES dari Kej 1:28. Penyerahan diri tidak terjadi sampai setelah Kejatuhan (lih. Kej 3:16). Catatan khusus mengenai penciptaan perempuan ini bersifat unik dalam sastra Timur Dekat kuno.
Suatu kajian kata yang menarik ditemukan dalam Kata-kata Keras Alkitab, hal. 92-94, dimana Walter Kaiser menyatakan terjemahan "suatu kuasa (atau kekuatan) yang sama dengan laki-laki" (atau setara dengan laki-laki).
Kej 2:19 "Allah membentuk… segala binatang" Beberapa orang telah mengambil hal ini untuk menyatakan bahwa Allah menciptakan binatang setelah Adam dalam apa yang mereka sebut sebagai catatan penciptaan kedua (lih. Kej 2:4-25). KATA KERJAnya (BDB 427, KB 428, Qal IMPERFECT) bisa diterjemahkan "telah menciptakan" (lih. NIV). Elemen waktu dalam KATA KERJA Ibrani bersifat kontekstual.
Dr. Rich Johnson, Guru Besar Agama di East Texas Baptist University, mengomentari saya dalam suatu ulasan terhadap komentari ini:
"Arti dari IMPERFECT dengan suatu waw conversive, yang ada di kata kerja ini, adalah seperti past tense (kalimat lampau) yang sederhana. Ini adalah cara bahasa Ibrani menstrukturkan suatu urutan peristiwa. Suatu rentetan dari kata-kata kerja jenis ini memberitahukan peristiwa-peristiwa sesuai dengan urutan terjadinya. Anda menunjuk di sini pada presuposisi dari si penafsir yang memengaruhi penerjemahan. Di sini, presuposisi dari penerjemah NIVlah yang telah memimpin mereka kepada kesalahan menerjemahkan ayat ini dan juga Kej 2:8, ‘Sekarang TUHAN Allah telah membuat sebuah taman…’. Para penerjemah NIV telah berasumsi bahwa pasal ini harus cocok dengan pasal satu dan melangkahi aturan normal dari pembacaan narasi Ibrani untuk memenuhi asumsi tersebut. Pertanyaan yang mendesak adalah dari mana mereka mendapatkan asumsi tersebut. Kata kerja ini diterjemahkan sebagai suatu bentuk past sederhana oleh KJV, ASV, ERV, RSV, NRSV, NASB, ESV, NEB, REB, terjemahan NET, terjemahan harfiah Youngs, terjemahan Lembaga Publikasi Yahudi, TANAKH, New American Bible, dan New Jerusalem Bible. NIV adalah yang aneh sendiri"
□ "untuk melihat, bagaimana ia menamainya" KATA KERJA "menamai" (BDB 894, KB 1128) digunakan tiga kali dalam ay. Kej 2:19,20. Nama-nama sangat penting bagi orang Ibrani. Ini menunjukkan wewenang dan kekuasaan manusia atas binatang-binatang.
Apakah ini menunjuk pada (1) seluruh binatang-binatang yang berbeda di seluruh dunia, (2) jenis-jenis asli binatang yang mula-mula atau (3) binatang-binatang dari Mesopotamia?
Kej 2:21 Ayat ini memperkuat keunikan hubungan antara laki-laki dan perempuan, Adam dan Hawa (lih. ay. Kej 2:23). Ini mungkin adalah ungkapan Ibrani untuk kedekatan dan keintiman. Kata bahasa Ibrani untuk "tulang rusuk" diterjemahkan di tempat-tempat lain sebagai "sisi" (BDB 854, KB 1030 I).
Menarik bahwa dalam bukunya, Pengantar pada Perjanjian Lama, hal. 555-556, R. K. Harrison menyatakan bahwa kata Ibrani bagi "tulang rusuk" di sini berarti "suatu aspek kepribadian" yang akan membentuk suatu analogi dengan Adam yang dibuat dalam gambar dan rupa Allah untuk juga mencakup aspek-aspek kepribadian.
Juga menarik bahwa suatu "tulang rusuk" adalah bagian dari penciptaan perempuan dalam catatan penciptaan Sumeria: dari enki datanglah nin-ti (lih. karya D. J. Wiseman Ilustrasi-ilustrasi dari Arkeologi Alkitab). Dalam konteks ini kata Sumeria bagi tulang rusuk (yaitu, ti) juga berarti "menghidupkan." Hawa akan menjadi ibu dari semua yang hidup (lih. Kej 3:20).
Haruslah diingat bahwa Musa menulis (menyunting atau menghimpun) pasal-pasal ini pada waktu yang jauh terkemudian. Memang ini adalah permainan-permainan kata Ibrani, namun bahasa Ibrani bukanlah bahasa asli yang digunakan.
Kej 2:22 "lalu dibawa-Nya kepada manusia itu" para rabi mengatakan bahwa Allah bertindak sebagai pengiring pengantin laki-laki.
Kej 2:23 "Perempuan. . .Laki-laki" Ayat ini merupakan puisi. Secara hurufiah kata ini adalah Ishah (BDB 35). . .ish (BDB 35), suatu permainan bunyi yang nyata (khususnya "namanya Ishah"). Adam juga menamai (atau setidaknya menjelaskan keserupaan Hawa dengan dirinya) Hawa. Etimologinya tidaklah pasti. Biasanya adam menunjuk pada umat manusia dan ish kepada suatu pribadi tertentu.
Kej 2:24 "meninggalkan ayahnya dan ibunya" KATA KERJA ini (BDB 736, KB 806) adalah sebuah Qal IMPERFECT, kemungkinan digunakan dalam suatu pengertian JUSSIVE. Arti penting dari suatu keluarga menyebabkan komentar ini dibacakan kembali ke dalam catatan awal ini. Musa sedang mencerminkan pada jamannya sendiri dan arti penting dari satuan keluarga dalam suatu keadaan kehidupan di dalam suatu keluarga dalam arti luasnya. Perkawinan lebih terutama dari mertua.
- NASB "bersatu"
- NKJV "bergabung"
- NRSV "berpaut"
- TEV "dipersatukan dengan"
- NJB "menjadi melekat pada"
Ini adalah suatu ungkapan Ibrani mengenai loyalitas, bahkan keintiman (BDB 179, KB 209, Qal PERFECT, lih. Rut 1:14; Mat 19:5-6; Ef 5:31).
□ "satu daging" Ini menunjukkan persatuan yang lengkap dan hubungan prioritas dari pasangan suami-istri. Bentuk TUNGGAL dari "satu" berbicara mengenai penggabungan dari kedua pribadi ini.
Kej 2:25 "keduanya telanjang… tetapi mereka tidak merasa malu" Ini harusnya menjadi bagian pasal Kej 3. Implikasi dari frasa ini adalah bahwa Adam tidak memiliki satupun yang tersembunyi dari dirinya, istrinya, Allahnya (BDB 101, KB 161, Hithpolel IMPERFECT). Oleh karena itu hal ini merupakan ungkapan ke tidak berdosaan. Hal ini akan segera berubah!
Fakta bahwa laki-laki dan perempuan telanjang (BDB 736, ADJECTIVE) mengisyaratkan suatu lingkungan yang terkendali. Ini bisa menjadi dasar bagi pandangan bahwa Taman Eden adalah sesuatu yang terlindung yang nantinya menjadi ciptaan khusus yang berbeda dari bagian lain planet ini (yaitu, paham penciptaan progresif).
Topik Teologia -> Kej 2:25
Topik Teologia: Kej 2:25 - -- Umat Manusia: Wanita
Wanita sebagai Ciptaan Allah
Wanita adalah Ciptaan Allah yang Khusus
Kej 2:21-25 Mat 19:4 Mar 10:6
- Umat Manusia: Wanita
- Wanita sebagai Ciptaan Allah
- Wanita adalah Ciptaan Allah yang Khusus
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Kejadian (Pendahuluan Kitab) Penulis : Musa
Tema : Permulaan
Tanggal Penulisan: + 1445 -- 1405 SM
Latar Belakang
Kejadian cocok sebagai kitab Perjanjian La...
Penulis : Musa
Tema : Permulaan
Tanggal Penulisan: + 1445 -- 1405 SM
Latar Belakang
Kejadian cocok sebagai kitab Perjanjian Lama yang pertama dan sebagai pendahuluan yang hakiki dari seluruh Alkitab. Judul kitab ini di dalam bahasa Ibrani diambil dari kata pertamanya, _bereshith_ ("pada mulanya"). Nama "Kejadian" merupakan terjemahan judul Ibrani itu ke bahasa Yunani dan berarti "asal mula, sumber, penciptaan atau awal dari sesuatu." Kejadian merupakan "kitab permulaan."
Penulisnya tidak disebutkan dalam kitab ini. Akan tetapi, kesaksian lain dalam Alkitab menunjukkan bahwa Musa merupakan penulis seluruh Pentateukh (yaitu, kelima kitab PL pertama) dan oleh karenanya juga Kejadian (mis. 1Raj 2:3; 2Raj 14:6; Ezr 6:18; Neh 13:1; Dan 9:11-13; Mal 4:4; Mr 12:26; Luk 16:29,31; Yoh 7:19-23; Kis 26:22; 1Kor 9:9; 2Kor 3:15). Demikian pula para penulis Yahudi kuno dan para bapa gereja semuanya menyatakan bahwa Musa menjadi penulis/penyusun Kejadian. Karena seluruh sejarah dalam Kejadian terjadi sebelum kehidupan Musa, peranannya dalam menulis Kejadian adalah menyusun, di bawah pengilhaman Roh Kudus, semua catatan lisan dan tulisan yang ada sejak Adam hingga wafatnya Yusuf yang sekarang menjadi isi Kejadian. Yang mungkin merupakan petunjuk dipakainya catatan-catatan sejarah oleh Musa ketika menulis Kejadian ialah bahwa terdapat 11 kali pemakaian "Demikianlah riwayat" atau "Iniliah keturunan" (Ibr. 'elleh toledoth' ) yang dapat diterjemahkan "inilah sejarah oleh" (lih. Kej 2:4; Kej 5:1; Kej 6:9; Kej 10:1; Kej 11:10,27; Kej 25:12,19; Kej 36:1,9; Kej 37:2).
Kejadian mencatat penciptaan, permulaan sejarah manusia, dan asal mula umat Ibrani dan perjanjian Allah dengan mereka melalui Abraham dan leluhur lainnya dengan tepat. Ketepatan sejarahnya selaku Alkitab yang terilham dipastikan dalam PB oleh Tuhan Yesus (Mat 19:4-6; Mat 24:37-39; Luk 11:51; Luk 17:26-32; Yoh 7:21-23; Yoh 8:56-58) dan para rasul (Rom 4:1-25; 1Kor 15:21-22,45-47; 2Kor 11:3; Gal 3:8; Gal 4:22-24,28; 1Tim 2:13-14; Ibr 11:4-22; 2Pet 3:4-6; Yud 1:7,11). Sejarah Kejadian masih diperkuat oleh berbagai penemuan purbakala pada zaman modern. Musa dipersiapkan secara luar biasa melalui pendidikan (Kis 7:22) dan oleh Allah untuk menulis kitab pertama yang unik dalam Alkitab.
Tujuan
Kejadian menyediakan suatu landasan hakiki bagi Pentateukh dan semua penyataan Alkitabiah selanjutnya. Kejadian memelihara satu-satunya catatan yang dapat dipercaya mengenai awal alam semesta, umat manusia, perkawinan, dosa, kota-kota, bahasa-bahasa, bangsa-bangsa, Israel dan sejarah penebusan. Kejadian ditulis sesuai dengan tujuan Allah untuk memberikan umat perjanjian-Nya suatu pemahaman mendasar tentang diri-Nya, ciptaan, umat manusia, kejatuhan, kematian, penghakiman, perjanjian, dan janji penebusan melalui keturunan Abraham.
Survai
Kejadian dengan sendirinya terbagi atas dua bagian utama.
- (1) Pasal 1-11 (Kej 1:1--11:32) memberi suatu pandangan luas mengenai permulaan manusia dari Adam hingga Abraham dan berpusat pada lima peristiwa yang sangat penting.
- (a) Penciptaan: Allah menciptakan segala sesuatu, termasuk Adam dan Hawa yang ditempatkan-Nya di taman Eden (pasal 1-2; Kej 1:1--2:25).
- (b) Kejatuhan: Melalui pelanggaran mereka, Adam dan Hawa memasukkan kutukan dosa dan kematian ke dalam sejarah manusia (pasal 3; Kej 3:1-24).
- (c) Kain dan Habel: Tragedi ini menggerakkan dua arus utama dalam sejarah: peradaban humanistik dan kaum sisa yang tertebus (pasal 4-5; Kej 4:1--5:32).
- (d) Air bah: Dunia purbakala telah demikian jahat pada waktu angkatan Nuh sehingga Allah memusnahkannya dengan suatu banjir universal, hanya menyelamatkan Nuh yang benar dan keluarganya sebagai sisa (pasal 6-10; Kej 6:1--10:32).
- (e) Menara Babel: Ketika dunia pasca-air bah bersatu dalam penyembahan berhala dan pemberontakan, Allah membubarkan persatuan mereka dengan mengacaukan bahasa dan kebudayaan serta dengan menyebarkan umat manusia ke seluruh penjuru dunia (pasal 11; Kej 11:1-32).
- (2) Pasal 12-50 (Kej 12:1--50:26) mencatat permulaan umat Ibrani dan memusatkan perhatian kepada kesinambungan tujuan penebusan Allah melalui empat bapa leluhur besar -- Abraham, Ishak, Yakub, dan Yusuf. Panggilan Allah kepada Abraham (pasal 12; Kej 12:1-20) dan perlakuan-Nya terhadap Abraham dan keturunannya dalam kaitan dengan perjanjian-Nya merupakan awal yang sangat penting dari pelaksanaan maksud Allah tentang seorang Penebus dan penebusan dalam sejarah. Kitab Kejadian berakhir dengan kematian Yusuf dan perbudakan yang akan datang di Mesir.
Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai Kejadian.
- (1) Kejadian adalah kitab pertama yang ditulis (mungkin kecuali Ayub), dan mencatat permulaan sejarah manusia, dosa, bangsa Ibrani, dan penebusan.
- (2) Sejarah dalam Kejadian meliputi jangka waktu yang lebih lama dari seluruh sisa Alkitab, dimulai dengan pasangan manusia pertama, berkembang hingga sejarah dunia pra-air bah, dan kemudian menyempit lagi pada sejarah bangsa Ibrani sebagai arus penebusan yang dirunut sepanjang sisa PL.
- (3) Kejadian menyatakan bahwa alam semesta dan hidup di bumi ini adalah jelas karya Allah dan bukan suatu proses lepas dari alam. Lima puluh kali dalam pasal 1-2 (Kej 1:1--2:25) Allah menjadi subyek dari kata kerja yang menunjukkan apa yang dilakukan-Nya selaku Pencipta.
- (4) Kejadian mengisahkan berbagai peristiwa perdana -- pernikahan pertama, keluarga pertama, kelahiran pertama, dosa pertama, pembunuhan pertama, tokoh poligami pertama, alat-alat musik pertama, janji penebusan pertama, dan sebagainya.
- (5) Perjanjian Allah dengan Abraham, yang dimulai dengan panggilannya (Kej 12:1-3), diresmikan dalam pasal 15 (Kej 15:1-21) dan disahkan dalam pasal 17 (Kej 17:1-27), merupakan inti dari seluruh Alkitab.
- (6) Hanya Kejadian menerangkan asal mula kedua belas suku Israel.
- (7) Kejadian menyatakan bagaimana keturunan Abraham akhirnya tinggal di Mesir (selama 430 tahun) dan demikian menyiapkan untuk keluaran, peristiwa penebusan yang utama dalam PL.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Kejadian menyatakan sejarah nubuat penebusan dan seorang Penebus yang akan datang melalui benih wanita (Kej 3:15), melalui keturunan Set (Kej 4:25-26), melalui keturunan Sem (Kej 9:26-27), dan melalui keturunan Abraham (Kej 12:3). PB menerapkan Kej 12:3 langsung pada persediaan Allah untuk penebusan di dalam Yesus Kristus (Gal 3:16,29). Banyak tokoh dan peristiwa dari Kejadian disebut dalam PB berkaitan dengan iman dan kebenaran (mis. Rom 4:1; Ibr 11:1-22), penghakiman oleh Allah (mis. Luk 17:26-29,32; 2Pet 3:6; Yud 1:7,11), dan pribadi Kristus (mis. Mat 1:1; Yoh 8:58; Ibr 7:1).
Full Life: Kejadian (Garis Besar) Garis Besar
I. Permulaan Sejarah Manusia
(Kej 1:1-11:26)
A. Asal Mula Alam Semesta dan Kehidupan
(Ke...
Garis Besar
- I. Permulaan Sejarah Manusia
(Kej 1:1-11:26) - A. Asal Mula Alam Semesta dan Kehidupan
(Kej 1:1-2:25) - 1. Ringkasan Seluruh Penciptaan
(Kej 1:1-2:4) - 2. Kisah Penciptaan Adam dan Hawa yang Lebih Lengkap
(Kej 2:5-25) - B. Asal Mula Dosa
(Kej 3:1-24) - 1. Pencobaan dan Kejatuhan
(Kej 3:1-6) - 2. Dampak-Dampak Kejatuhan
(Kej 3:7-24) - C. Asal Mula Peradaban
(Kej 4:1-5:32) - 1. Kain: Kebudayaan Kafir
(Kej 4:1-24) - 2. Set: Kaum Sisa yang Benar
(Kej 4:25-26) - 3. Sejarah Silsilah Bapa Leluhur Pra-Air Bah
(Kej 5:1-32) - D. Air Bah: Hukuman Allah Atas Peradaban Purba
(Kej 6:1-8:19) - 1. Kebejatan Universal
(Kej 6:1-8,11-12) - 2. Nuh: Persiapan untuk Menyelamatkan Kaum Sisa yang Benar
(Kej 6:9-22) - 3. Beberapa Pengarahan Terakhir dan Air Bah
(Kej 7:1-8:19) - E. Permulaan Baru bagi Manusia
(Kej 8:20-11:26) - 1. Keturunan Nuh
(Kej 8:20-10:32; dan khususnya Sem, Kej 11:10-26) - 2. Menara Babel
(Kej 11:1-9) - 3. Hubungan Keluarga Antara Sem dengan Abraham
(Kej 11:10-26) - II. Permulaan Bangsa Ibrani
(Kej 11:27-50:26) - A. Abraham
(Kej 11:27-25:18) - 1. Latar Belakang Keluarga Abram
(Kej 11:27-32) - 2. Panggilan dan Perjalanan Iman Abram
(Kej 12:1-14:24) - 3. Perjanjian Allah yang Resmi dengan Abram
(Kej 15:1-21) - 4. Hagar dan Ismael
(Kej 16:1-16) - 5. Perjanjian dengan Abraham Dimeterai dengan Nama Baru dan Sunat
(Kej 17:1-27) - 6. Janji Abraham dan Tragedi Lot
(Kej 18:1-19:38) - 7. Abraham dan Abimelekh
(Kej 20:1-18) - 8. Abraham dan Ishak, Anak Perjanjian
(Kej 21:1-24:67) - 9. Keturunan Abraham
(Kej 25:1-18) - B. Ishak
(Kej 25:19-28:9) - 1. Kelahiran Esau dan Yakub
(Kej 25:19-26) - 2. Esau Menjual Hak Kesulungannya
(Kej 25:27-34) - 3. Ishak, Ribka, dan Abimelekh II
(Kej 26:1-17) - 4. Sengketa Mengenai Sumber Air dan Perpindahan ke Bersyeba
(Kej 26:18-33) - 5. Ishak Memberkati Anak-Anaknya
(Kej 26:34-28:9) - C. Yakub
(Kej 28:10-37:2) - 1. Mimpi dan Perjalanan Yakub
(Kej 28:10-22) - 2. Yakub dengan Laban di Haran
(Kej 29:1-31:55) - 3. Yakub dan Esau Berdamai Kembali
(Kej 32:1-33:17) - 4. Yakub Kembali ke Tanah Perjanjian
(Kej 33:18-35:20) - 5. Keturunan Yakub dan Esau
(Kej 35:21-37:2) - D. Yusuf
(Kej 37:2-50:26) - 1. Yusuf dan Saudara-Saudaranya di Kanaan
(Kej 37:2-36) - 2. Yehuda dan Tamar
(Kej 38:1-30) - 3. Ujian dan Kenaikan Pangkat Yusuf di Mesir
(Kej 39:1-41:57) - 4. Yusuf dan Saudara-Saudaranya di Mesir
(Kej 42:1-45:28) - 5. Ayah dan Saudara-Saudara Yusuf Pindah ke Mesir
(Kej 46:1-47:26) - 6. Hari-Hari dan Nubuat-Nubuat Terakhir Yusuf dan Kematiannya
(Kej 47:27-50:14) - 7. Ringkasan Yusuf
(Kej 50:15-26)
Matthew Henry: Kejadian (Pendahuluan Kitab)
Di hadapan kita sekarang ada Kitab Suci, atau buku, sebab itulah arti kitab. Kita menyebutnya Alkitab, untuk menunjukkan keunggulannya. Sebab kitab...
- Di hadapan kita sekarang ada Kitab Suci, atau buku, sebab itulah arti kitab. Kita menyebutnya Alkitab, untuk menunjukkan keunggulannya. Sebab kitab ini adalah kitab terbaik yang pernah ditulis dan yang tiada bandingannya, kitab segala kitab, yang bersinar seperti matahari dalam cakrawala pembelajaran. Buku-buku lain yang berharga dan berguna, seperti halnya bulan dan bintang, meminjam cahaya mereka darinya. Kita menyebutnya Kitab Suci, sebab kitab itu ditulis oleh orang-orang suci, dan digubah oleh Roh Kudus. Kitab itu secara sempurna bebas dari segala kesalahan dan niat jahat. Tujuannya yang nyata-nyata bisa disaksikan oleh pikiran adalah memajukan kekudusan di tengah-tengah manusia. Perkara-perkara besar dari hukum dan Injil Allah di sini dituliskan untuk kita, agar semua perkara itu bisa diringkas dalam kepastian yang lebih besar, agar bisa menyebar lebih luas, bertahan lebih lama, dan bisa diteruskan ke tempat-tempat yang jauh dan masa-masa ke depan dengan lebih murni dan utuh daripada yang mungkin dilakukan melalui laporan mulut dan tradisi. Karena itu, sangat besarlah pertanggungjawaban kita jika sampai perkara-perkara yang perlu untuk damai sejahtera kita ini, setelah diserahkan kepada kita dalam hitam di atas putih seperti itu, kita abaikan begitu saja sebagai perkara yang aneh dan asing (Hos. 8:12). Naskah-naskah atau tulisan-tulisan dari beberapa penulis yang terilhami, mulai dari Musa sampai Rasul Yohanes, digabung bersama-sama dalam Alkitab yang terberkati ini. Di dalam tulisan-tulisan ini cahaya ilahi bersinar secara perlahan-lahan, seperti cahaya pagi, sampai seluruh kumpulan suci ini menjadi lengkap seperti sekarang ini. Syukur kepada Allah, sekarang kita memilikinya di tangan kita, dan tulisan-tulisan itu membuat hari benar-benar cerah, sebagaimana yang kita harapkan terjadi di sisi seberang sorga ini. Setiap bagiannya adalah baik, tetapi semua bagian secara keseluruhan amatlah baik. Inilah pelita yang bercahaya di tempat yang gelap itu (2Ptr. 1:19), dan tanpa Alkitab, dunia ini menjadi tempat yang gelap.
- Di hadapan kita ada bagian dari Alkitab yang kita sebut Perjanjian Lama, yang berisi berbagai perbuatan dan segala kenangan tentang jemaat Allah mulai dari penciptaan sampai mendekatnya kedatangan Kristus dalam rupa daging, yang kira-kira empat ribu tahun lamanya. Kebenaran-kebenaran yang diwahyukan pada waktu itu, hukum-hukum yang ditetapkan pada waktu itu, ibadah-ibadah yang dijalankan pada waktu itu, nubuatan-nubuatan yang diberikan pada waktu itu, dan peristiwa-peristiwa yang menyangkut jemaat khusus itu, pengetahuan tentang semuanya ini disimpan bagi kita sejauh itu dipandang sesuai oleh Allah. Kitab ini disebut perjanjian, atau wasiat (diatheke), sebab kitab itu merupakan pernyataan tetap akan kehendak Allah berkenaan dengan manusia dalam bentuk persetujuan, dan akan berlaku apabila si pemberi wasiat sudah mati, Anak Domba yang telah disembelih sejak dunia dijadikan (Why. 13:8). Kitab ini disebut Perjanjian Lama, dalam hubungannya dengan Perjanjian Baru, yang tidak membatalkan dan menggantikannya, tetapi memahkotai dan menyempurnakannya, dengan mendatangkan pengharapan yang lebih baik itu, yang diperlambangkan dan dinubuatkan di dalamnya. Perjanjian Lama masih tetap mulia, walaupun Perjanjian Baru jauh melampauinya dalam kemuliaan (2Kor. 3:9).
- Di hadapan kita ada bagian dari Perjanjian Lama itu yang kita sebut Pentateukh, atau kelima kitab Musa, hamba Tuhan yang mengungguli semua nabi lain itu, dan yang memperlambangkan Sang Nabi Besar itu. Kitab-kitab Perjanjian Lama ini dibagi oleh Juruselamat kita ke dalam hukum, kitab-kitab para nabi, dan mazmur, atau hagiograf (tulisan-tulisan – pen.), dan kelima kitab ini adalah hukum. Sebab, kelima-limanya tidak saja berisi hukum-hukum yang diberikan kepada Israel, dalam empat kitab terakhir, tetapi juga hukum-hukum yang diberikan kepada Adam, kepada Nuh, dan kepada Abraham, dalam kitab pertama. Kelima kitab ini, sejauh yang kita ketahui, adalah kitab-kitab pertama yang pernah ditulis. Sebab, tidak disebutkan sedikit pun tentang tulisan lain dalam seluruh Kitab Kejadian, tidak pula sampai Allah menyuruh Musa untuk menulis (Kel. 17:14). Dan sebagian orang berpendapat bahwa Musa sendiri tidak pernah belajar menulis sampai Allah menunjukkan kepadanya salinan tulisan-Nya dalam Sepuluh Perintah Allah pada loh-loh batu. Bagaimanapun juga, kita yakin bahwa kelima kitab ini adalah tulisan-tulisan paling kuno yang masih ada sekarang, dan oleh sebab itu yang paling baik dalam memberi kita penjelasan yang memuaskan tentang perkara-perkara yang paling kuno.
- Di hadapan kita ada kitab yang pertama dan terpanjang dari kelima kitab itu, yang kita sebut Kejadian, yang ditulis, menurut sebagian orang, ketika Musa berada di Midian, untuk mengajar dan menghibur saudara-saudaranya yang menderita di Mesir. Tetapi saya lebih berpendapat bahwa ia menulisnya di padang gurun, setelah ia berada di gunung bersama Allah, di mana, ada kemungkinan, ia menerima pengajaran-pengajaran secara penuh dan khusus untuk menuliskannya. Dan, sama seperti Musa membentuk Kemah Suci, demikian pula ia membentuk bangunan yang lebih unggul dan lebih bertahan lama untuk kitab ini, persis seperti rancangan yang ditunjukkan kepadanya di gunung. Rancangan yang diperolehnya di gunung itu lebih baik dalam memastikan kebenaran segala perkara yang termuat di sini daripada yang bisa dipastikan di dalam tradisi-tradisi lain yang kemungkinan diteruskan dari Adam ke Metusalah, dari Metusalah ke Sem, dari Sem ke Abraham, dan seterusnya sampai kepada keluarga Yakub. Kejadian atau Genesis adalah nama yang dipinjam dari bahasa Yunani. Kata itu berarti asal-usul, atau silsilah. Tepatlah kitab ini disebut demikian, sebab kitab ini adalah sejarah asal-usul, mengenai penciptaan dunia, masuknya dosa dan maut ke dalamnya, penemuan-penemuan berbagai keterampilan, munculnya bangsa-bangsa, dan terutama penanaman jemaat Allah, dan keadaannya pada masa-masa awal. Kitab ini juga merupakan sejarah keturunan, yakni keturunan Adam, Nuh, Abraham, dan seterusnya. Ini silsilah tanpa akhir, tetapi berguna. Permulaan Perjanjian Baru juga disebut Kejadian (Mat. 1:1), Biblos geneseos, kitab kejadian, atau silsilah, dari Yesus Kristus. Terpujilah Allah untuk kitab Perjanjian Baru itu, yang menunjukkan kepada kita obat penyembuh, sementara kitab Perjanjian Lama ini membuka luka kita. Tuhan, bukakanlah mata kami, agar kami dapat melihat perkara-perkara yang ajaib baik dari Taurat-Mu maupun dari Injil-Mu!