Statistik	6 pasal, 149 ayat, 3.098 kata
Penulis	Rasul Paulus (Gal 1:1).
Tema	Keselamatan Karena Kasih Karunia oleh Iman; Kristus pembebas hukum Taurat.
Waktu	Sekitar 49 TM
Tempat	Korintus, ketika Paulus tinggal di sana selama satu setengah tahun (Kis 18:1-11\\).
Kata Kunci	Iman.
Kristus Di Alkitab	Dialah yang menebus kita dari kutuk hukum Taurat

Paulus menulis surat ini (Gal 1:1; Gal 5:2; Gal 6:11) "kepada jemaat-jemaat di Galatia" (Gal 1:2). Beberapa orang berpendapat bahwa orang Galatia ini adalah suku Gaul di bagian utara Galatia. Kemungkinannya jauh lebih besar bahwa Paulus menulis surat ini kepada kota-kota di bagian selatan (Antiokhia Pisidia, Ikonium, Listra, Derbe) di mana ia dan Barnabas menginjil dan memulaikan gereja-gereja dalam perjalanan pemberitaan Injil yang pertama (Kis 13:1--14:28). Tanggal penulisan yang paling sesuai adalah tidak lama sesudah Paulus kembali ke gereja Antiokhia Siria yang mengutusnya dan sebelum sidang di Yerusalem (Kis 15:1-41).

Persoalan utama dalam surat ini adalah persoalan yang sama yang dibahas dan dipecahkan dalam sidang di Yerusalem (sekitar 49 TM; bd. Kis 15:1-41). Persoalan utama itu meliputi dua pertanyaan:

1. (1) Apakah iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat itu satu-satunya syarat untuk selamat?
2. (2) Ataukah ketaatan kepada upacara dan peraturan Yahudi tertentu dari P.L. diperlukan untuk memperoleh keselamatan dalam Kristus?

Rupanya Paulus menulis surat Galatia ini sebelum perselisihan mengenai masalah hukum PL secara formal diperdebatkan dalam sidang di Yerusalem dan pendirian gereja resmi diberikan. Ini berarti bahwa kitab Galatia ini merupakan surat pertama rasul Paulus.

1. Pendahuluan
   (Gal 1:1-10)
   
1. A. Salam
   (Gal 1:1-5)
   
2. B. Keheranan Karena Jemaat Galatia Meninggalkan Injil Kasih Karunia
   (Gal 1:6-10)
   
2. I. Paulus Membela Kekuasaan Injil dan Panggilannya (Pribadi)
   (Gal 1:11-2:21)
   
1. A. Injil itu Dinyatakan Kepadanya oleh Kristus
   (Gal 1:11-24)
   
2. B. Injil itu Diakui dan Disahkan Yakobus, Petrus, dan Yohanes
   (Gal 2:1-10)
   
3. C. Injil itu Dipertahankan Dalam Sengketa dengan Petrus
   (Gal 2:11-21)
   
3. II. Paulus Membela Berita Injilnya (Ajaran)
   (Gal 3:1-4:31)
   
1. A. Roh dan Hidup Baru Diterima oleh Iman dan Bukan oleh Perbuatan Baik
   (Gal 3:1-14)
   
2. B. Keselamatan Tersedia Karena Janji dan Bukan Hukum Taurat
   (Gal 3:15-24)
   
3. C. Mereka yang Percaya Kristus Adalah Anak dan Bukan Hamba
   (Gal 3:25-4:7)
   
4. D. Himbauan untuk Memikirkan Kembali Tindakan Mereka
   (Gal 4:8-20)
   
5. E. Mereka yang Percaya Hukum Adalah Hamba dan Bukan Anak
   (Gal 4:21-31)
   
4. III.Paulus Membela Kebebasan Injilnya (Praktis)
   (Gal 5:1-6:10)
   
1. A. Kebebasan Kristen Berkaitan dengan Keselamatan oleh Kasih Karunia
   (Gal 5:1-12)
   
1. 1. Memelihara Kebebasan Kristen
   (Gal 5:1)
   
2. 2. Akibat Menyerah Kepada Sunat di Bawah Hukum Taurat
   (Gal 5:2-12)
   
2. B. Kebebasan Kristen Jangan Dijadikan Alasan untuk Memperturutkan
   Tabiat Berdosa
   (Gal 5:13-26)
   
1. 1. Perintah Kasih
   (Gal 5:13-15)
   
2. 2. Hidup oleh Roh, Bukan oleh Tabiat Berdosa
   (Gal 5:16-26)
   
3. C. Kebebasan Kristen Harus Diungkapkan Melalui Hukum Kristus
   (Gal 6:1-10)
   
1. 1. Saling Menanggung Beban
   (Gal 6:1-5)
   
2. 2. Menolong Pelayan Firman Allah
   (Gal 6:6)
   
3. 3. Jangan Jemu-Jemu Berbuat Baik
   (Gal 6:7-10)
   
5. Penutup
   (Gal 6:11-18)
   

Paulus mendengar bahwa beberapa guru Yahudi mengacaukan orang yang baru dimenangkan olehnya di Galatia dengan memaksa mereka disunatkan dan menerima kuk Taurat Musa sebagai syarat-syarat yang perlu untuk diselamatkan dan diterima dalam gereja. Setelah mendengar hal ini, Paulus menulis surat ini

1. (1) untuk menegaskan bahwa syarat-syarat yang dituntut hukum, seperti sunat di bawah perjanjian lama, tidak ada hubungan dengan pekerjaan kasih karunia Allah dalam Kristus untuk keselamatan di bawah perjanjian yang baru; dan
2. (2) menegaskan lagi dengan jelas bahwa kita menerima Roh Kudus dan hidup rohani oleh iman kepada Tuhan Yesus Kristus, dan bukan oleh ikatan kepada hukum Taurat PL.

Selain satu pesan utama Paulus, terdapat pemikiran-pemikiran lainnya.

1. Daging.
Paulus menggunakan kata ini dalam beberapa cara yang berbeda. Sebutkan! Gal 1:16; 2:20; 3:3; 4:23, 29; 5:13, 16, 17, 19, 24; 6:8, 12, 13.

2. Perhambaan.
Demikianlah Paulus menggambarkan keadaan manusia sebelum mereka menjadi Kristen. Apa masalahnya sekarang? Gal 4:8; 2:4.

3. Salib.
Untuk kebanyakan orang salib merupakan gangguan (Gal 5:11; 6:12) tetapi untuk Paulus salib merupakan alasan untuk bermegah (Gal 6:14). Apalagi hal lainnya yang ditulisnya tentang kematian Yesus?

4. Anak Allah.
Ini merupakan gambaran dari seorang Kristen yang paling disukainya. Panggilan itu merupakan kebalikan dari menjadi seorang hamba. Bagaimana Paulus menggambarkan hak-hak istimewa menjadi seorang anak Allah? Gal 3:7, 26; 4:5, 6, 22.

5. Roh Kudus.
Galatia penuh dengan referensi tentang Roh Kudus. Carilah dalam ayat-ayat di bawah ini dan kelompokkan ayat-ayat itu di bawah tema-tema pokok dalam ajaran Paulus mengenai Roh Kudus.

Tema-tema itu adalah: menerima Roh; menghasilkan buah-buah Roh; berjalan dan hidup dalam Roh. Gal 3:2, 3, 5, 14; 4:6; 5:16, 17, 18, 22, 25; 6:1, 8, 18.

Dari isi surat ini, tampaknya para pemimpin Yahudi yang melawan Paulus di Galatia menyerangnya secara pribadi supaya melemahkan pengaruhnya dalam gereja-gereja. Mereka menuduh bahwa

1. (1) Paulus tidak termasuk kelompok rasul-rasul yang asli, dan karena itu tidak memiliki wibawa rasuli (bd. Gal 1:1,7,12; Gal 2:8-9);
2. (2) berita yang disampaikannya menyimpang dari Injil yang diberitakan di Yerusalem (bd. Gal 1:9; Gal 2:2-10); dan
3. (3) beritanya mengenai kasih karunia akan mengakibatkan ketidakpatuhan kepada hukum (bd. Gal 5:1,13,16,19-21).

Paulus langsung menanggapi ketiga tuduhan itu.

1. (1) Dengan penuh semangat ia membela kekuasaannya sebagai rasul Yesus Kristus, wibawa yang diterimanya langsung dari Allah dan disahkan oleh Yakobus, Petrus, dan Yohanes (pasal 1-2; Gal 1:1--2:21).
2. (2) Dia dengan penuh gairah mempertahankan Injil keselamatan yang terjadi karena kasih karunia oleh iman kepada Kristus (pasal 3-4; Gal 3:1--4:31).
3. (3) Akhirnya, Paulus dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa Injil Yesus Kristus yang sejati meliputi kebebasan dari perhambaan legalisme Yahudi pada satu sisi dan kebebasan dari dosa dan tindakan tabiat berdosa pada sisi yang lain. Kebebasan Kristen yang sejati meliputi hidup oleh Roh dan menggenapi hukum Kristus (pasal 5-6; Gal 5:1--6:18).

Surat ini berisi suatu sketsa watak orang-orang percaya Yahudi yang menentang Paulus di Galatia, Antiokhia, dan Yerusalem (Kis 15:1-2,5), dan di semua wilayah yang dilayaninya. Paulus melukiskan mereka sebagai pengacau dan pemutar balik (Gal 1:7), penghalang (Gal 5:7), dan orang yang suka menonjolkan diri secara lahiriah dan berusaha untuk mengelak penganiayaan karena penghinaan salib Kristus (Gal 6:12). Secara tidak langsung Paulus menggambarkan mereka sebagai orang yang ingin menyenangkan manusia (Gal 1:10), saudara-saudara palsu (Gal 2:4), saudara-saudara yang bersunat (Gal 2:12), dan manipulator (Gal 3:1).

Empat ciri unik menandai surat ini:

1. (1) Surat ini merupakan pembelaan yang paling bersemangat dalam PB tentang sifat hakiki Injil. Nadanya tajam, berapi-api dan mendesak ketika Paulus menghadapi pelawan-pelawan yang salah (mis. Gal 1:8-9; Gal 5:12) dan menegur anggota jemaat Galatia karena mudahnya mereka tertipu (Gal 1:6; Gal 3:1; Gal 4:19-20).
2. (2) Surat ini hanya diungguli oleh surat 2 Korintus dalam jumlah petunjuk mengenai kehidupan Paulus.
3. (3) Surat ini adalah satu-satunya surat yang dialamatkan secara tegas kepada beberapa jemaat (akan tetapi Lihat "PENDAHULUAN SURAT EFESUS" 08197).
4. (4) Surat ini berisi daftar buah Roh (Gal 5:22-23) dan daftar yang paling lengkap mengenai perbuatan-perbuatan tabiat berdosa (Gal 5:19-21).

Kristus membebaskan kita dari Hukum Taurat

Penebusan seutuhnya orang percaya dari hukum Taurat. Menjadi anak Allah melalui Roh Kudus. Bahaya dari tergelincir ke dalam legalitas. Kemustahilan mencampur hukum Taurat dan kasih karunia.

4:1 Kita ada di bawah hukum Taurat sampai Kristus datang,
4:5 Tetapi Kristus membebaskan kita dari hukum Taurat;
4:7 karena itu kita tidak lagi menjadi hamba.
4:14 Dia mengingat kebaikan mereka kepadanya, dan kebaikannya kepada mereka;
4:22 dan menunjukkan bahwa kita adalah anak Abraham dari perempuan yang merdeka/bukan budak.

Tak ada lagi perhambaan (4:1-11)
Ingatlah akan hubungan kita yang semula (4:12-20)
Hagar dan Sara (4:21-31)

Allah, Kristus, Roh Kudus, Paulus, Abraham, Hagar, Ishak.

Abba, Abraham, Allah, Arab, Hagar, Injil, Ishak, Kitab Suci, Kristus, Sinai, Taurat, Yerusalem, Yesus

Hukum Taurat dan kasih karunia adalah percampuran yang tidak mungkin, karena keselamatan sepenuhnya adalah melalui iman di dalam Kristus dan kita menjadi anak Allah segera diberi kesaksian di dalam hati melalui baru masuknya Roh Kudus, atas dasar karya sempurna Kristus sebagai penggenapan sepenuhnya atas hukum Taurat. Karena itu, janganlah kita jatuh lagi dalam ikatan legalitas hukum Taurat, yang hanyalah merupakan sebuah elemen keselamatan untuk menyatakan kepada kita natur berdosa kita yang mendarah daging dan kemustahilan untuk menyelamatkan diri kita sendiri.

ay. 4. Yesus, yang sungguh-sungguh Allah, menjadi manusia demi kita. Dia yang adalah Tuhan dari segala sesuatu mengambil keadaan kepatuhan dan rupa seorang hamba. Satu tujuan akhir dari semuanya ini adalah untuk menebus mereka yang ada di bawah hukum Taurat. Dia, Yang sempurna, menerima apa yang sepatutnya kita terima, sehingga kita, sebagai orang berdosa, bisa menerima apa yang layak bagi Dia.

Dalam pasal keempat Kitab Galatia, Paulus menjelaskan bahwa sebelum kedatangan Kristus, umat manusia berada di bawah pengawasan dan perbudakan hukum Taurat. Namun, melalui karya penebusan Kristus, kita diberikan kebebasan dan pengangkatan sebagai anak-anak Allah. Paulus memperingatkan agar jangan kembali diperbudak oleh roh-roh dunia dan menekankan pentingnya hidup dalam Roh dan bukan dalam hukum. Ia juga mengingatkan jemaat Galatia tentang hubungan mereka yang baik dengan Paulus dan mengajak mereka untuk hidup sesuai dengan kebenaran Injil. Paulus menggunakan kisah Hagar dan Sara untuk menggambarkan perbedaan antara perjanjian hukum dan perjanjian kasih karunia. Ia menegaskan bahwa kita adalah anak-anak perjanjian kasih karunia dan bukan perjanjian hukum.

Kitab Galatia adalah salah satu surat yang ditulis oleh Rasul Paulus kepada jemaat-jemaat di wilayah Galatia, yang terletak di wilayah Anatolia (sekarang Turki). Surat ini ditulis oleh Paulus untuk menegaskan pentingnya keselamatan melalui iman dalam Yesus Kristus, bukan melalui pemenuhan hukum Taurat Yahudi.

Dalam pasal 4 Kitab Galatia, Paulus menggambarkan perbedaan antara status anak-anak dan budak dalam hukum Romawi pada waktu itu. Ia menggunakan perumpamaan ini untuk menjelaskan bahwa sebelum kedatangan Kristus, umat manusia berada dalam perbudakan hukum dan dosa. Namun, melalui iman dalam Kristus, mereka telah ditebus dan diberikan status anak-anak Allah.

Dalam ayat-ayat sebelumnya, khususnya di pasal 3, Paulus menjelaskan bahwa keselamatan datang melalui iman dalam Kristus, bukan melalui pemenuhan hukum Taurat. Ia mengutip Alkitab untuk menunjukkan bahwa Abraham sendiri dibenarkan oleh iman, bukan oleh perbuatan-perbuatannya. Paulus juga menekankan bahwa melalui iman dalam Kristus, orang-orang dari segala bangsa dapat menjadi keturunan Abraham dan menerima berkat yang dijanjikan.

Dalam konteks historis, surat ini ditulis pada abad pertama Masehi, ketika pengaruh agama Yahudi masih kuat di kalangan jemaat-jemaat Kristen. Ada beberapa orang yang mencoba mempengaruhi jemaat-jemaat ini untuk kembali mematuhi hukum Taurat Yahudi. Oleh karena itu, Paulus menulis surat ini untuk menegaskan pentingnya iman dalam Kristus sebagai satu-satunya jalan keselamatan.

Dalam konteks budaya, Galatia adalah wilayah yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan budaya yang berbeda. Surat ini ditujukan kepada jemaat-jemaat yang terdiri dari orang-orang yang berasal dari latar belakang budaya yang beragam. Oleh karena itu, Paulus menggunakan bahasa dan perumpamaan yang dapat dipahami oleh semua orang.

Dalam konteks teologis, surat ini menekankan pentingnya iman dalam Kristus sebagai satu-satunya jalan keselamatan. Paulus menegaskan bahwa keselamatan tidak dapat dicapai melalui pemenuhan hukum Taurat, tetapi hanya melalui iman dalam karya Kristus di salib. Surat ini juga menekankan pentingnya hidup dalam Roh Kudus dan menghasilkan buah Roh sebagai tanda transformasi yang terjadi dalam kehidupan orang percaya.

Dengan demikian, pasal 4 Kitab Galatia menggambarkan perbedaan antara status anak-anak dan budak dalam hukum Romawi, sebagai ilustrasi bahwa melalui iman dalam Kristus, orang-orang telah ditebus dan diberikan status anak-anak Allah. Hal ini merupakan bagian dari pesan Paulus yang lebih luas dalam surat ini, yaitu pentingnya iman dalam Kristus sebagai satu-satunya jalan keselamatan.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Galatia pasal 4:

1. Anak-anak Allah dan pembebasan dari perbudakan (Galatia 4:1-7)
- Anak-anak Allah adalah ahli waris yang ditebus oleh Yesus Kristus.
- Sebelum mengenal Allah, kita adalah budak roh-roh dunia.
- Allah mengutus Anak-Nya untuk menebus kita agar kita dapat menerima pengangkatan sebagai anak-anak-Nya.
- Allah mengutus Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, memanggil-Nya "Abba, Bapa".
- Kita bukan lagi budak, tetapi anak-anak Allah dan ahli waris melalui Kristus.

2. Bahaya kembali kepada perbudakan (Galatia 4:8-11)
- Sebelum mengenal Allah, kita adalah budak hal-hal yang bukan Allah.
- Setelah mengenal Allah, kita tidak boleh berbalik lagi kepada roh-roh dunia yang lemah dan tidak berguna.
- Mengikuti perayaan-perayaan dan tradisi-tradisi bukanlah jalan yang benar.
- Paulus memperingatkan agar jangan sampai jerih payahnya menjadi sia-sia.

3. Kasih dan penerimaan Paulus oleh jemaat Galatia (Galatia 4:12-20)
- Paulus meminta agar jemaat Galatia menjadi seperti dia, yaitu bebas dari perbudakan hukum Taurat.
- Paulus mengingatkan bahwa dia pertama kali memberitakan Injil kepada mereka karena sakit badan yang dialaminya.
- Meskipun kondisi badannya merupakan ujian bagi mereka, mereka tidak menghina atau menolak Paulus.
- Paulus mengungkapkan kekagumannya terhadap penerimaan dan kasih yang diberikan oleh jemaat Galatia.

4. Perbandingan antara Hagar dan Sara sebagai lambang dua perjanjian (Galatia 4:21-31)
- Paulus menggunakan kisah Hagar dan Sara sebagai lambang dua perjanjian.
- Hagar melambangkan perjanjian dari Gunung Sinai yang melahirkan anak-anak perbudakan.
- Sara melambangkan perjanjian yang melahirkan anak-anak merdeka.
- Kita adalah anak-anak perjanjian seperti Ishak, yang dilahirkan menurut Roh.

5. Pembebasan dari perbudakan hukum Taurat (Galatia 4:30-31)
- Paulus mengutip Kitab Kejadian 21:10 dan menegaskan bahwa anak budak perempuan tidak akan menjadi ahli waris bersama dengan anak perempuan merdeka.
- Kita bukanlah anak-anak dari budak perempuan, tetapi dari perempuan merdeka.
- Kita telah dibebaskan dari perbudakan hukum Taurat melalui Yesus Kristus.

Orang-orang yang disebutkan dalam pasal ini:
- Allah
- Anak-Nya (Yesus Kristus)
- Ayahnya (Allah)
- Roh Anak-Nya
- Saudara-saudara (pengikut Kristus)
- Abraham
- Hagar
- Ishak

Lokasi yang disebutkan dalam pasal ini:
- Gunung Sinai
- Tanah Arab
- Yerusalem

Kata kunci dalam Kitab "Galatia" pasal 4 adalah sebagai berikut:

1. Ahli waris: Merujuk pada status anak-anak yang menerima warisan dari ayah mereka.
2. Budak: Menggambarkan kondisi orang yang diperbudak dan tidak memiliki kebebasan.
3. Pengawas dan pengurus rumah tangga: Orang yang bertanggung jawab atas pengawasan dan pengelolaan rumah tangga.
4. Roh-roh dunia: Merujuk pada pengaruh dan kuasa dunia yang tidak sesuai dengan kehendak Allah.
5. Anak-anak-Nya: Mengacu pada orang-orang yang telah menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan menjadi anak-anak Allah.
6. Pengangkatan sebagai anak-anak-Nya: Proses di mana orang-orang yang percaya menerima status anak-anak Allah.
7. Roh Anak-Nya: Roh Kudus yang dikirim oleh Allah untuk tinggal di hati orang-orang percaya.
8. Budak dari hal-hal yang pada dasarnya bukan Allah: Orang-orang yang sebelumnya hidup dalam dosa dan tidak mengenal Allah.
9. Hari-hari, bulan-bulan, musim-musim, dan tahun-tahun: Merujuk pada praktik-praktik agama dan perayaan yang tidak relevan setelah menerima Yesus Kristus.
10. Injil: Kabar baik tentang keselamatan melalui Yesus Kristus.
11. Hukum Taurat: Hukum yang diberikan oleh Allah kepada bangsa Israel melalui Musa.
12. Perempuan merdeka: Melambangkan Yerusalem yang di atas, yaitu gereja yang merdeka dalam Kristus.
13. Perempuan yang mandul: Melambangkan gereja yang tidak memiliki anak-anak rohani.
14. Anak-anak perjanjian: Orang-orang yang hidup dalam persekutuan dengan Allah melalui iman dalam Yesus Kristus.
15. Anak yang lahir menurut daging: Orang yang hidup berdasarkan kehendak duniawi dan tidak hidup dalam Roh Kudus.
16. Anak yang lahir menurut Roh: Orang yang hidup berdasarkan kehendak Allah dan dipimpin oleh Roh Kudus.
17. Budak perempuan: Melambangkan hukum Taurat yang menghasilkan perbudakan rohani.
18. Perempuan merdeka: Melambangkan kasih karunia Allah yang membebaskan orang-orang percaya dari perbudakan dosa dan hukum Taurat.

Pertanyaan refleksi:
1. Apa yang dapat kita pelajari dari perbandingan antara anak-anak yang masih di bawah pengawasan dan budak dengan anak-anak Allah?
2. Bagaimana kita dapat mengenal Allah dan menjadi anak-anak-Nya?
3. Apa artinya memiliki Roh Anak-Nya di dalam hati kita?
4. Mengapa penting bagi kita untuk tidak kembali diperbudak oleh roh-roh dunia?
5. Bagaimana pengalaman pribadi Paulus mempengaruhi hubungannya dengan jemaat di Galatia?

Pertanyaan diskusi:
1. Apa perbedaan antara hidup di bawah Hukum Taurat dan hidup sebagai anak-anak perjanjian?
2. Mengapa Paulus menggunakan kisah Hagar dan Sara sebagai ilustrasi dalam penjelasannya tentang dua perjanjian?
3. Bagaimana pengajaran ini relevan bagi kita sebagai orang percaya pada zaman sekarang?
4. Apa yang dapat kita pelajari tentang pentingnya hidup oleh Roh dan bukan oleh daging?
5. Bagaimana kita dapat menghindari jatuh kembali ke dalam perbudakan roh-roh dunia?

Hal-hal menarik terkait Kitab Galatia pasal 4:
1. Paulus menggunakan gambaran anak-anak dan budak untuk menjelaskan perbedaan antara hidup di bawah hukum dan hidup sebagai anak-anak Allah.
2. Paulus mengingatkan jemaat di Galatia tentang penerimaan mereka terhadap Injil dan bagaimana mereka menyambutnya dengan baik, meskipun kondisi fisik Paulus yang buruk.
3. Paulus menekankan pentingnya hidup oleh Roh dan menolak kembali ke dalam perbudakan roh-roh dunia.
4. Paulus menggunakan kisah Hagar dan Sara untuk menggambarkan perbedaan antara dua perjanjian dan mengingatkan jemaat bahwa mereka adalah anak-anak perjanjian.
5. Paulus mengajak jemaat untuk hidup sebagai anak-anak perjanjian dan bukan sebagai budak hukum.

Dari pasal 4 Kitab Galatia, ada beberapa hal yang dapat kamu pelajari dan terapkan dalam hidupmu:

1. Pembebasan dari perbudakan: Pasal ini mengajarkan bahwa melalui iman dalam Yesus Kristus, kita telah dibebaskan dari perbudakan dosa dan hukum Taurat. Kita tidak lagi menjadi budak roh-roh dunia yang lemah dan tidak berguna. Kamu dapat mengaplikasikan kebebasan ini dengan hidup dalam ketaatan kepada Firman Tuhan dan hidup yang terbebas dari dosa.

2. Anak-anak Allah: Pasal ini mengajarkan bahwa melalui iman dalam Yesus Kristus, kita telah diadopsi menjadi anak-anak Allah. Kita memiliki hubungan yang intim dengan Allah sebagai Bapa kita. Kamu dapat mengaplikasikan kebenaran ini dengan hidup dalam kesadaran bahwa kamu adalah anak Allah yang dikasihi dan dengan mengembangkan hubungan yang intim dengan-Nya melalui doa dan pembacaan Firman-Nya.

3. Kehidupan dalam Roh: Pasal ini mengajarkan bahwa Allah telah mengutus Roh-Nya ke dalam hati kita. Roh Kudus membantu kita untuk hidup dalam ketaatan kepada Allah dan menghasilkan buah Roh dalam hidup kita. Kamu dapat mengaplikasikan kebenaran ini dengan membiarkan Roh Kudus memimpin hidupmu, mengikuti petunjuk-Nya, dan hidup dalam ketaatan kepada Firman Tuhan.

Doa terkait pasal ini dapat meliputi:

1. Berterima kasih kepada Allah karena telah membebaskanmu dari perbudakan dosa dan hukum Taurat.
2. Memohon agar Roh Kudus terus memimpin hidupmu dan membantumu hidup dalam ketaatan kepada Firman Tuhan.
3. Memohon agar kamu dapat mengalami hubungan yang lebih dalam dengan Allah sebagai Bapa dan mengenal-Nya dengan lebih baik.
4. Memohon agar kamu dapat hidup dalam kebebasan yang diberikan oleh Yesus Kristus dan menghindari kembali ke perbudakan dosa.
5. Memohon agar kamu dapat hidup dalam ketaatan kepada Firman Tuhan dan menghasilkan buah Roh dalam hidupmu.

Semoga ini membantu dan memberkati hidupmu dalam mengerti dan menerapkan kebenaran Firman Tuhan.

Berikut adalah hasil analisis menggunakan 5W+1H dari Kitab Galatia Pasal 4 :

1. What (Apa):
- Pasal 4 dari Kitab Galatia berbicara tentang perbedaan antara anak-anak yang masih di bawah pengawasan dan pengurus rumah tangga dengan anak-anak yang telah menerima pengangkatan sebagai anak-anak Allah melalui Yesus Kristus.
- Pasal ini juga mengingatkan pembaca tentang bahaya kembali diperbudak oleh roh-roh dunia dan menekankan pentingnya hidup sebagai anak-anak perjanjian.

2. Who (Siapa):
- Penulis surat ini adalah Rasul Paulus.
- Surat ini ditujukan kepada jemaat-jemaat di Galatia.

3. Where (Di mana):
- Surat ini ditulis oleh Paulus, kemungkinan besar dari Efesus, kepada jemaat-jemaat di wilayah Galatia.

4. When (Kapan):
- Surat ini ditulis oleh Paulus sekitar tahun 48-49 Masehi.

5. Why (Mengapa):
- Pasal ini ditulis untuk mengingatkan jemaat-jemaat di Galatia tentang pentingnya hidup sebagai anak-anak perjanjian melalui iman dalam Yesus Kristus, bukan dengan kembali diperbudak oleh hukum Taurat.

6. How (Bagaimana):
- Paulus menggunakan analogi antara anak-anak yang masih di bawah pengawasan dan pengurus rumah tangga dengan anak-anak yang telah menerima pengangkatan sebagai anak-anak Allah melalui Yesus Kristus.
- Ia juga mengingatkan jemaat-jemaat tentang pengalaman mereka ketika pertama kali menerima Injil dan mengingatkan mereka untuk tidak kembali diperbudak oleh hukum Taurat.
- Paulus juga mengutip kisah Abraham, Hagar, dan Sara untuk menjelaskan perbedaan antara anak-anak perbudakan dan anak-anak perjanjian.

Semoga analisis ini membantu Anda dalam memahami isi dari Kitab Galatia Pasal 4.