Latar belakang dari pasal ke-10 Kitab Lukas adalah sebagai berikut:
Konteks Historis:
- Kitab Lukas adalah salah satu dari empat Injil dalam Perjanjian Baru yang ditulis oleh Lukas, seorang pengikut Yesus dan seorang dokter.
- Injil ini ditulis sekitar tahun 80-90 Masehi, setelah kematian dan kebangkitan Yesus.
- Lukas menulis Injil ini untuk memberikan laporan yang akurat tentang kehidupan, pelayanan, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus kepada orang-orang Kristen pada waktu itu.
Konteks Budaya:
- Lukas menulis Injil ini dengan tujuan untuk menyampaikan pesan Yesus kepada orang-orang non-Yahudi atau bangsa-bangsa lain.
- Pasal
10 ini berbicara tentang pengutusan 72 murid oleh Yesus untuk memberitakan Kerajaan Allah kepada orang-orang di kota-kota dan desa-desa.
- Pada waktu itu, masyarakat Yahudi dan bangsa-bangsa lain hidup dalam sistem hierarki yang kuat, di mana orang-orang yang dianggap rendah seperti tukang cukur, pemungut cukai, dan perempuan dianggap tidak berharga. Yesus mengirim murid-murid-Nya untuk menyampaikan pesan-Nya kepada semua orang, tanpa memandang status sosial atau budaya mereka.
Konteks Literatur:
- Pasal
10 ini merupakan bagian dari Injil Lukas yang mengisahkan pelayanan Yesus dan pengutusan murid-murid-Nya.
- Sebelum pasal ini, dalam pasal
9, Yesus mengutus kedua belas murid-Nya untuk memberitakan Kerajaan Allah dan menyembuhkan orang-orang sakit.
- Pasal
10 ini melanjutkan pengutusan murid-murid, kali ini dengan jumlah yang lebih besar, yaitu 72 orang.
Konteks Teologis:
- Pasal
10 ini menunjukkan perhatian Yesus terhadap semua orang, termasuk mereka yang dianggap rendah oleh masyarakat pada waktu itu.
- Yesus memberikan petunjuk kepada murid-murid-Nya tentang bagaimana menyampaikan pesan Kerajaan Allah dengan rendah hati dan mengandalkan Tuhan.
- Pasal ini juga mengajarkan tentang pentingnya menerima dan memberikan keramahan kepada orang-orang yang menyampaikan pesan Injil.
Dengan latar belakang ini, kita dapat memahami bahwa pasal
10 Kitab Lukas mengisahkan pengutusan 72 murid oleh Yesus untuk memberitakan Kerajaan Allah kepada semua orang, tanpa memandang status sosial atau budaya mereka. Pasal ini menekankan pentingnya kerendahan hati, ketergantungan pada Tuhan, dan keramahan dalam menyampaikan pesan Injil.