Daftar Isi
KECIL: Kerajaan Allah
BROWNING: KERAJAAN ALLAH

Kerajaan Allah

Kerajaan Allah [kecil]

TB- Pemerintahan Allah sebagai Raja yang hendak dilaksanakan di sorga maupun di bumi. Dengan kedatangan Yesus Kristus Kerajaan Allah sudah dekat (Mat 4:17), bahkan berada "di antara kamu" (Luk 17:21). Ia memberitakan "Injil Kerajaan Allah" (mis. Luk 4:43). Demikian pula para murid-Nya (Luk 9:2). Khususnya dalam Injil Matius terdapat "Kerajaan Sorga" yang searti dengan "Kerajaan Allah".

KERAJAAN ALLAH [browning]

Tema utama dari pemberitaan Yesus, menurut Injil-injil Sinoptik, yang menjadi pokok penelitian ilmiah utama selama lebih dari satu abad.

Istilah ini tidak muncul dalam PL, tetapi disebutkan dalam Kitab Kebijaksanaan (10:10) dari sekitar tahun 50 sM dan dalam *Targum Yesaya (sekitar 100 sM) dan dikenal beredar pada zaman Yesus, sekalipun tidak lazim. Injil Matius biasanya lebih menyukai istilah 'Kerajaan Surga', yang tidak boleh dimengerti sebagai tempat mereka yang sudah mati meninggalkan dunia ini. Surga di sini hanya memperlihatkan keengganan orang Yahudi untuk mengucapkan nama Allah dan memilih kata surga untuk menggantikannya.

Maksud utama dari 'kerajaan' di sini adalah 'pemerintahan', atau 'kedaulatan', atau 'kekuasaan raja-raja', dan orang Yahudi tidak dapat percaya bahwa kenyataan negara mereka yang ada, di bawah penguasaan Roma, sudah cocok dengan keadilan Allah dan dengan *perjanjian Allah dengan umat pilihan-Nya. Maka Allah, Raja mereka, akan bertindak segera. Pemberitaan Yesus adalah bahwa sesungguhnya pemerintahan Allah segera memasuki dunia ini. Albert *Schweitzer menuliskan karangan klasik yang menjelaskan pandangan bahwa bagi Yesus pemerintahan/Kerajaan Allah ini sudah ada di depan pintu. Dalam apa yang dikenal sebagai '*ucapan-ucapan bahagia' Kerajaan Allah itu dijanjikan sebagai imbalan masa depan. Dalam '*Doa Bapa Kami', para *murid harus berdoa supaya Kerajaan Allah datang. Schweitzer berpendapat bahwa Yesus mengerti diri-Nya sendiri sebagai *Mesias yang akan datang dan bahwa Yesus naik ke Yerusalem untuk menanggung 'sengsara mesianik', yang dibayangkan mendahului kedatangan, Kerajaan Allah. Dengan demikian, Yesus man memaksa agar Allah segera bertindak. Yesus rela mati, karena Allah terikat untuk membenarkannya. Yesus tidak memberitahukan perananNya kepada orang banyak, dan menyuruh murid-murid-Nya merahasiakan-Nya, sekalipun Yudas membuka rahasia itu kepada pemimpin-pemimpin bangsa.

Suatu pengertian lain dari berita Injil-injil Sinoptik adalah Yesus memberitakan bahwa Kerajaan Allah sesungguhnya sudah hadir dalam kegiatan *pelayanan-Nya, seperti tampak dalam *pengusiran setan (eksorsisme) yang dilakukan-Nya (Luk. 11:20). Maksud utama dari *perumpamaan-perumpamaan Yesus adalah kedatangan dari Kerajaan Allah yang misterius -- misalnya perumpamaan tentang Harta Terpendam dan Mutiara Yang Berharga.

Yesus menyampaikan kedatangan Kerajaan Allah yang terselubung dan dinyatakan dalam perumpamaan seperti Benih Yang Terpendam di Tanah atau yang sangat kecil sehingga hampir tidak terlihat. Yesus tidak menganjurkan pengharapan bahwa segera akan ada *penyataan dramatis dari Kerajaan Allah itu. Yesus tidak meramalkan suatu pertarungan akhir zaman atau intervensi balatentara *malaikat, seperti dalam Kitab Daniel, atau dalam *Gulungan Perang di *Qumran, atau dalam buku *Assumption of Moses (karangan Yahudi yang mungkin dituliskan semasa Yesus hidup). Dalam pandangan Yesus, kejahatan itu harus disingkirkan melalui penderitaan dan penolakan untuk membalas dendam (Mat. 5:38-48).

Kerajaan Allah ini masih akan datang dalam arti bahwa pemerintahan Allah ini belum sepenuhnya menjadi kenyataan di dunia ini. Seperti biji sesawi, pemerintahan Allah akan terus bertumbuh dan begitulah kenyataannya sampai akhir zaman (Mrk. 4:26-29). Maka para murid Yesus harus berperilaku 'seperti' mereka sudah menjadi anggota Kerajaan Allah, 'seperti' zaman baru itu sudah ada di sini. Ketaatan mutlak dalam keadaan manusia sekarang ini, barangkali belum mungkin, tetapi Yesus meletakkan garis-garis pedoman yang harus menjadi tujuan kita.

Pengetahuan ilmiah modern membuktikan bahwa dalam Injil, Kerajaan Allah itu tidak dapat disamakan dengan Gereja, seperti pernah dikira sejak Bapa Gereja Augustinus. Tidak mungkin pula Kerajaan Allah itu dipikirkan dalam gagasan kebajikan manusia atau ganjaran, *keadilan sosial, 'membangun Kerajaan Allah'. Sekalipun demikian, kedua pengertian itu ada sangkut pautnya: pemerintahan Allah mengandaikan suatu wilayah di mana pemerintahan itu dapat diberlakukan, dan Gereja adalah masyarakat yang bermaksud memelihara rangsangan dan daya tarik Kerajaan Allah itu. Sekalipun Kerajaan Allah ini tidak boleh disamakan dengan suatu utopia manusia, selalu ada etika penting dan konsekuensi sosial dari hal masuk ke dalam Kerajaan Allah itu, yang kedatangannya harus dinantikan (Mat. 22:9-10), dan nyatanya Yesus sendiri mewujudkan hal ini (Luk. 7:33-34). Hierarkhi dan diskriminasi sosial tidak relevan (Mat. 22:9-10) dan Yesus sendiri membuktikan hidup-Nya di luar prinsip-prinsip itu (Luk. 7:33-34). Orang kaya muda yang kuasa ini diminta untuk melepaskan semuanya. Harus ada kepercayaan penuh kepada Allah dan kasih ikhlas kepada sesama. *Petrus diminta untuk mengampuni 70 kali 7 kali; dan orang *Samaria dalam perumpamaan Yesus itu menolong seorang Yahudi yang terluka.




TIP #16: Tampilan Pasal untuk mengeksplorasi pasal; Tampilan Ayat untuk menganalisa ayat; Multi Ayat/Kutipan untuk menampilkan daftar ayat. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA