Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 9 No. 1 Tahun 1994 >  SANG PENGUASA DUNIA > 
PEMBAHASAN 

1. IBLIS, SANG PENDUSTA

Iblis dikenal sebagai bapa pendusta sehingga dalam perkataan-perkataannya terkandung dusta baik tersurat ataupun tersirat. Namun ada kalanya perkataan Iblis mengandung 'kebenaran', karena pernah juga beberapa kali dia mengutip dari perkataan atau firman Allah. Dalam peristiwa pencobaan Yesus, Iblis memakai kutipan firman Tuhan untuk mencobai Yesus yang adalah kebenaran. Jadi iblis sangat berani dalam berdusta.

Firman Tuhan yang dikutip Iblis dalam pencobaan Yesus memang berasal dari Perjanjian Lama namun mengandung dusta dalam penafsiran dan penggunaannya. Demikian juga halnya dengan klaim Iblis bahwa dialah penguasa dunia dan berhak memberikan pada siapa saja yang dikehendakinya.

Allah adalah pencipta sekaligus penguasa dunia ini. KekuasaanNya tidak berubah walaupun manusia sudah jatuh dalam dosa dan tidak lagi mengakui Allah sebagai penguasa dunia. Allah mengatur dan mengendalikan seluruh isi dunia. Banyak ayat Alkitab yang menuliskan hal ini baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Misalnya saja dalam kitab Daniel berulang kali disebutkan bahwa Allah yang mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendakNya (Dan 2:20-22; 4:17, 25, 32-36). Pujian Daniel menyebutkan bahwa Allahlah yang memecat dan mengangkat raja, Dia memberi hikmat pada orang bijaksana dan pengetahuan kepada orang yang berpengertian.

Injil Lukas menuliskan klaim Iblis atas dua hal, yakni pembagian kuasa dan kemuliaan dunia bagi dirinya dan hak memberikan kerajaan dunia beserta kuasa dan kemuliaannya bagi siapa saja yang dikehendaki. Kedua klaim ini pada dasarnya merupakan dusta Iblis, sebab segala kuasa dan kemuliaan adalah milik Allah semata.375

Klaim pertama terlihat pada kata 'diserahkan' (capabeborac) dalam bentuk perfect yang berarti suatu hasil permanen yang didapat sekarang sebagai milik pribadi akibat peristiwa lampau. Iblis mengakui, bahwa mulanya kekuasaan atas 'dunia' bukanlah miliknya melainkan 'pemberian'. Jadi Iblis bukanlah penguasa dunia yang sejati. Selanjutnya Iblis tidak mengatakan siapakah sang pemberi kuasa tersebut dan bagaimana kuasa tersebut bisa diberikan. Untuk ini tersedia 2 jawaban yang memungkinkan yakni:

1. Oleh izin Allah

2. Oleh karena dosa-dosa manusia.

Kuasa atas 'dunia' diserahkan pada Iblis karena dosa-dosa manusia. Dalam keberdosaan manusia memilih Iblis sebagai penguasa hidupnya, dan Allah mengijinkan hal ini. Jadi tafsiran perkiraan bahwa kekuasaan atas 'dunia' dimiliki Iblis bukan sebagai hadiah Allah atas pemberontakannya, adalah tafsiran yang sama sekali tidak benar.376

Iblis sendiri adalah salah satu makhluk ciptaan yang terbatas kekuasaannya baik terhadap sesama ciptaan apalagi dibandingkan dengan Sang Pencipta sendiri. Iblis memiliki kekuasaan supranatural yang lebih dari manusia namun tetap tidak memiliki sifat ilahi. Kegiatan Iblis menguasai dan mengacau dunia tapi tidak mutlak berkuasa secara universal. Keseluruhan karirnya sebagai 'penguasa dunia' berada di bawah batasan yang diijinkan Allah. Bahkan ada pendapat yang mengatakan bahwa kedudukannya sebagai penguasa 'dunia' adalah dalam rangka penghukuman padanya sebelum penghancuran total pada akhir zaman.377

Dalam Perjanjian Lama Iblis sering menjadi 'alat Allah' walau mungkin di luar kehendaknya sendiri tapi harus tunduk pada kekuasaan Allah yang mahakuasa. (1Sam 24:1; 1Taw 21:1; Zak 3:1,2 dll). Ketika hendak mencobai Ayub dengan mengambil harta milik dll, Iblis harus minta ijin pada Allah (Ayb 1:6). Jadi jelaslah bahwa Iblis berdusta dalam klaimnya mengenai hak memberikan kuasa kepada siapa saja yang dikehendaki.

2. IBLIS, SANG PENGUASA "DUNIA"

Iblis begitu berani mengucapkan dusta di hadapan Yesus yang adalah Anak Allah, Sang Firman dan kebenaran. Hal ini bisa disebabkan karena dustanya mengandung sedikit 'kebenaran'. Beberapa ayat Alkitab memberi sebutan penguasa atau pemerintah pada Iblis (Ef 2:2; Kol 1:13 2:15 dll). Dan Yesus sendiri pernah beberapa kali menyebut Iblis sebagai penguasa dunia (mis: Yoh 12:31; 14:30; 16:11).378

Allah mengijinkan Iblis menjadi penguasa kerajaan 'dunia' selama dosa merupakan hukum dalam hati dan hidup para pemimpin dan penduduk dunia. Tapi Allah tidak memberikan kuasa tsb secara mutlak seperti yang diklaim Iblis.379 Penguasa mutlak adalah Allah dan segala sesuatu pada akhirnya bekerja untuk kemuliaannya.

Alkitab menyebut Iblis sebagai penguasa 'dunia' dalam pengertian khusus. Istilah Iblis sebagai penguasa biasanya diikuti kata dunia dalam pengertian tcoouos (kosmos)380 yaitu dunia yang jahat, yang menganut falsafah menentang Tuhan (Yoh 12:31; 14:30; 16:11; Ef 2:2; 1Yoh 5:19; Mat 4:8). Hanya nats Lukas 4:5 yang menulis kata 'dunia' (bahasa Yunani, oikoumenes) dalam konteks menyebut kekuasaan Iblis.

Iblis sebagai penguasa menguasai seluruh 'dunia' atau kosmos, hal ini terlihat dalam kenyataan bahwa seluruh 'dunia' ini menentang Allah. Dan Alkitab juga mengatakan bahwa persahabatan dengan 'dunia' ini adalah kekejian dan permusuhan dengan Allah sebagai penguasa dunia yang sesungguhnya. Dan pada hakekatnya dunia ini cenderung melawan Allah karena seluruhnya telah jatuh dalam dosa. Setiap orang di luar Tuhan adalah orang yang mati rohani (putus hubungan dengan Allah) dan hidup menaati penguasa kerajaan angkasa yakni roh yang sekarang bekerja di antara orang-orang durhaka (Ef 2:2; 1 Yoh 5:19). Iblis adalah bapa setiap orang berdosa dan sebagai anak-anaknya, orang berdosa melakukan keinginan bapanya (Yoh 8:44). Iblis menjadi penguasa 'dunia' karena dunia ini sudah dikuasai dosa dan setiap orang berdosa menyerahkan diri pada penguasaannya.

Istilah dunia = oikoumenes ({yunani}) yang dipakai oleh Lukas menunjukkan dunia/bumi yang didiami manusia. Jadi Yesus ditawari kekuasaan atas bumi ini setelah diperlihatkan berbagai kerajaan dunia. Injil Lukas dan Matius berbeda dalam memakai istilah 'dunia'8) dan kita tidak bisa mengetahui istilah mana yang lebih orisinil.

Pemakaian istilah dunia (=oikoumenes) oleh Injil Lukas dapat mengindikasikan dusta Iblis yang lebih besar. Karena Iblis mengaku sebagai penguasa dunia atau bumi atau alam yang didiami manusia. Sedangkan Alkitab dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru tidak pernah menunjuk Iblis sebagai penguasa dunia dalam pengertian bumi yang dihuni manusia. Allah rang adalah pencipta bumi adalah pemilik dan penguasa alam semesta.

Jadi Iblis adalah penguasa 'dunia' dalam pengertian terbatas dan terbatas pula wilayah dan periodenya. Iblis tidak berkuasa untuk selamanya dalam 'dunia' dan khususnya setelah kerajaan Allah datang ke dalam dunia. Kerajaan Allah beserta penghuninya tidak berada di bawah kekuasaan Iblis walaupun masih ada di bumi ini.



TIP #34: Tip apa yang ingin Anda lihat di sini? Beritahu kami dengan klik "Laporan Masalah/Saran" di bagian bawah halaman. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA