26 Agustus 2006

Persembahan Korban

Topik : Pertobatan

Nats : Korban sembelihan kepada Allah adalah jiwa yang han-cur; hati yang patah dan re-muk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah (Mazmur 51:19)
Bacaan : Mazmur 51

Dalam kesengsaraan yang dinyatakan di Mazmur 51, Daud tampaknya menyanggah dirinya sendiri. Ia berseru, "Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya" (ayat 18). Lalu tiga ayat kemudian, ia berkata, "Engkau akan berkenan kepada korban yang benar, korban bakaran dan korban yang terbakar seluruhnya" (ayat 21). Sebenarnya, Allah menginginkan persembahan korban kita atau tidak?

Persembahan korban itu seperti bunga yang diberikan seorang suami kepada istrinya setelah pertengkaran yang seru. Si istri tidak memerlukan bunga. Bunga tersebut hanya berharga baginya apabila itu sungguh-sungguh mencerminkan perasaan suaminya. Apabila si istri berpendapat bahwa bunga itu hanya sekadar ritus dan tidak melambangkan penyesalan sang suami, bunga-bunga itu justru akan membuat perpecahan di antara mereka semakin buruk.

Allah tak memerlukan hewan untuk dipersembahkan kepada-Nya. Kitab Ibrani berkata, "Tidak mungkin darah lembu jantan atau darah kambing jantan menghapuskan dosa" (10:4). Korban itu menunjukkan penebusan yang dilakukan Yesus dengan darah-Nya sendiri, sekali untuk selamanya, ketika Dia mati demi dosa-dosa kita.

Sikap orang-orang yang mempersembahkan korban itulah yang sesungguhnya berarti. Apabila persembahan itu diberikan tanpa penyesalan, ritus itu merupakan penghinaan. Itulah sebabnya Daud menulis, "Korban sembelihan kepada Allah adalah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah" (Mazmur 51:19) -HWR



TIP #21: Untuk mempelajari Sejarah/Latar Belakang kitab/pasal Alkitab, gunakan Boks Temuan pada Tampilan Alkitab. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA