25 November 2004

Dipenuhi Rasa Syukur

Topik : Rasa Syukur/Ucapan Syukur

Nats : Marilah kita … senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya (Ibrani 13:15)
Bacaan : Roma 1:18-22

Sepanjang sejarah, banyak budaya yang mengkhususkan waktu tertentu untuk mengungkapkan syukur. Di Amerika Serikat, hari Pengucapan Syukur pertama kali dirayakan para pendatang dari Inggris. Di tengah kesukaran yang hebat, kehilangan orang-orang terkasih, dan kekurangan bahan makanan, mereka tetap percaya bahwa mereka diberkati. Mereka memilih untuk merayakan berkat Allah dengan berbagi makanan dengan penduduk asli Amerika yang telah membantu mereka bertahan hidup.

Kita sadar bahwa kita telah kehilangan makna perayaan pengucapan syukur yang sebenarnya. Kita mengeluh bahwa hari Pengucapan Syukur kita “tidak beres” karena cuaca buruk, makanan yang kurang enak, atau flu yang menjengkelkan. Sebenarnya kitalah yang “tidak beres”. Kita terlena oleh berkat-berkat yang seharusnya dapat menjadikan setiap hari sebagai hari pengucapan syukur, bagaimanapun keadaan kita.

Billy Graham menulis, “Tidak mengucap syukur adalah dosa, sama halnya dengan berbohong, mencuri, bertindak amoral, atau melakukan dosa-dosa lain yang disebutkan Alkitab.” Kemudian ia mengutip Roma 1:21, salah satu dakwaan Alkitab terhadap manusia yang memberontak. Dr. Graham menambahkan, “Tak ada satu pun yang dapat lebih cepat membuat kita menjadi orang yang pahit hati, mementingkan diri sendiri, dan tidak puas, selain hati yang tidak bersyukur. Dan tidak ada yang lebih sanggup memulihkan kepuasan dan sukacita akan keselamatan kita selain roh yang tulus untuk mengucap syukur.”

Mana yang menggambarkan keadaan Anda? —Joanie Yoder



TIP #03: Coba gunakan operator (AND, OR, NOT, ALL, ANY) untuk menyaring pencarian Anda. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA