Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 41 - 60 dari 1103 ayat untuk kamu dapat belajar percaya AND book:[40 TO 66] (0.003 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.18) (Luk 21:31) (full: JIKA KAMU MELIHAT HAL-HAL ITU TERJADI. )

Nas : Luk 21:31

Orang dapat mengetahui bahwa waktu penyataan Yesus dalam kemuliaan untuk menegakkan Kerajaan-Nya sudah dekat dengan cara memperhatikan tanda-tandanya

(lihat cat. --> Mat 24:33).

[atau ref. Mat 24:33]

Sebaliknya, kedatangan Kristus kembali bagi orang percaya yang setia dari gereja-Nya pada waktu yang tak diketahui dan tak disangka-sangka (yaitu, pengangkatan semua orang percaya yang sejati, bd. Yoh 14:1-4; 1Tes 4:13-18) barangkali ditunjukkan dalam ayat Luk 21:34-36

(lihat cat. --> Mat 24:44).

[atau ref. Mat 24:44]

(0.18) (Yoh 13:19) (jerusalem: kamu percaya, bahwa Akulah Dia) Pengkhianatan oleh Yudas dan kematian Yesus perlu meneguhkan kepercayaan para murid, karena menyatakan bahwa Yesus mempunyai pengetahuan ilahi dan bahwa Kitab Suci benar.
(0.18) (2Kor 6:14) (full: PASANGAN YANG TIDAK SEIMBANG DENGAN ORANG-ORANG YANG TAK PERCAYA. )

Nas : 2Kor 6:14

Dalam pandangan Allah, umat manusia pada akhirnya digolongkan dalam dua kelompok, yaitu: mereka yang ada dalam Kristus dan mereka yang tidak ada dalam Kristus (ayat 2Kor 6:14-16;

lihat art. TIGA JENIS ORANG).

Karena itu, orang percaya jangan bermitra secara sukarela atau berhubungan intim dengan orang tidak percaya, sebab hubungan semacam itu dapat merusakkan hubungan mereka dengan Kristus. Ini meliputi kemitraan dalam dunia usaha, golongan rahasia, kencan, pernikahan, dan persahabatan karib. Hubungan orang Kristen dengan orang tidak percaya seharusnya sejauh yang diperlukan dalam kaitan dengan keberadaan sosial atau ekonomi, atau untuk menunjukkan jalan keselamatan kepada orang yang belum percaya

(lihat art. PEMISAHAN ROHANI ORANG PERCAYA).

(0.17) (1Kor 15:2) (full: ASAL KAMU TEGUH BERPEGANG ... KUBERITAKAN KEPADAMU. )

Nas : 1Kor 15:2

Orang percaya bukanlah orang yang hanya memiliki iman dalam Yesus Kristus. Sebaliknya, orang percaya adalah orang yang beriman pada Yesus Kristus sebagaimana Dia dinyatakan dalam berita yang sepenuhnya dari Injil (ayat 1Kor 15:1-4). Iman mereka pada Kristus selalu terikat pada Firman Allah dan ajaran para rasul (ayat 1Kor 15:1,3; 11:2,23; Rom 6:17; Gal 1:12). Karena alasan inilah, orang percaya dapat dilukiskan sebagai umat yang tunduk kepada Kristus dari Alkitab sebagai Tuhan dan Juruselamat dan hidup menurut Firman Allah. Mereka tunduk tanpa ragu-ragu kepada kekuasaan Firman Allah, berpegang teguh pada ajarannya, percaya pada janjinya, mengindahkan peringatannya dan menuruti perintahnya. Mereka adalah orang yang ditawan oleh Firman Allah, menggunakan Alkitab untuk menguji semua gagasan manusia dan tidak menerima apa pun yang bertentangan dengan Alkitab.

(0.17) (Yoh 13:12) (sh: Mengikuti dorongan kasih (Selasa, 12 Maret 2002))
Mengikuti dorongan kasih

Peristiwa pembasuhan kaki yang mengejutkan para murid dapat menjadi sia-sia bila artinya tidak dijelaskan oleh Yesus sendiri. Karena itu, Yesus bertanya sejauh mana mereka mengetahui makna perbuatan-Nya itu (ayat 12). Istilah tahu yang dipakai di sini bukan sekadar pemahaman akali. Yesus menginginkan pengetahuan yang diiringi oleh tindakan sesuai dengan pengetahuan tersebut. Penjelasan Yesus dimulai dengan penegasan kembali bahwa diri-Nya adalah Guru dan Tuhan. Karena itulah Ia kembali mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya, “kembali” ke status-Nya semula sebagai Guru dan Tuhan. Ia ingin para murid memahami bahwa dari status-Nya itulah Ia telah merendahkan diri demi memungkinkan mereka beroleh bagian di dalam-Nya. Kini mereka diajar untuk mewujudkan keikutsertaan mereka dalam Tuhan itu dengan jalan mengikuti teladan-Nya, saling mengasihi dan melayani di dalam kerendahan hati.

Dalam bagian ini, Yesus menggunakan frasa “Sesungguh-sungguhnya Aku berkata kepadamu ….” Kalimat sesudah frasa tersebut, di ayat 16, harus diperhatikan dengan cermat. Di situ Yesus membandingkan antara hamba dan tuan, antara utusan dan pengutus. Semestinya para murid sudah mengetahui tentang hierarki dari hubungan- hubungan ini – hamba pasti lebih rendah daripada tuannya. Lalu mengapa Yesus mengatakannya lagi? Konteks di sini adalah mengenai kasih Kristus melalui penderitaan-Nya. Yesus ingin mengatakan bahwa penderitaan yang akan dialami para murid ketika mengasihi tidak akan sebesar penderitaan-Nya. Jadi, tak ada alasan untuk tidak mengasihi. Di dalam mengasihi, para murid akan mengalami kebahagiaan — suatu istilah yang menunjuk pada kebahagiaan meski keadaan sulit. Kristus akan meninggalkan para murid. Mereka harus belajar untuk mengasihi — itulah misi Kristus ke dunia, mewujudnyatakan kasih.

Mulai dari ayat 18, Yesus menubuatkan pengkhianatan Yudas terhadap diri-Nya dengan lebih jelas. Namun demikian, Yesus bukanlah korban yang tak berdaya — semuanya harus terjadi agar ke-Allah- an-Nya bersinar cerlang dan manusia percaya kepada-Nya (ayat 19- 20).

Renungkan: Cinta hanya dapat dipahami jika aktif. Berbahagialah mereka yang hidup di dalam cinta Ilahi!

(0.17) (Yoh 14:15) (sh: Orang percaya dan Roh Kebenaran (Kamis, 04 Maret 1999))
Orang percaya dan Roh Kebenaran

Arti hidup menjadi orang percaya kepada Kristus tidak hanya berhenti pada pengakuan "aku percaya". Kristus menjelaskan bahwa setiap orang yang percaya kepada-Nya harus pula mentaati segala perkataan-Nya. Taat pada perkataan Kristus menunjukkan ciri orang percaya segala abad. Demi mempertahankan ketaatan dan kesetiaan umat, Kristus sendiri mengutus Roh Kebenaran yang akan mengajarkan dan mengarahkan orang percaya semakin mengenal dan mengasihi Dia. Melalui pekerjaan Roh Kebenaran orang percaya menikmati persekutuan dengan Bapa dan Putra.

Damai sejahtera sejati. Fakta menunjukkan bahwa bagi banyak orang, kedudukan, kekuasaan, dan kekayaan merupakan faktor penentu keadaan damai sejahtera sebuah keluarga maupun perorangan. Bila keadaan ini terus berlanjut, tak dapat disangkal bahwa sumber damai sejahtera yang sesungguhnya, yaitu yang berasal dari Allah, semakin kabur makna dan kehadirannya. Padahal firman Tuhan mengingatkan bahwa damai sejahtera ini tidak dapat diperoleh di luar Kristus. Damai sejahtera inilah yang dapat melenyapkan kegelisahan dan kegentaran hati. Dan, damai sejahtera ini pula yang diharapkan menjadi motor penggerak Kristen, untuk menyaksikan damai kepada sekitarnya.

Doa: Ya, Tuhan, kiranya damai sejahtera-Mu tinggal dalamku. Amin.

(0.17) (Yoh 8:39) (jerusalem: Jikalau, sekiranya kamu... tentulah kamu) Var: Jikalau kamu... kamu
(0.16) (Yoh 14:1) (sh: Jalan ke rumah Bapa (Sabtu, 16 Maret 2002))
Jalan ke rumah Bapa

Kepada orang banyak Yesus berkata bahwa mereka tidak dapat ikut bersama-Nya ke rumah Bapa-Nya (ayat 13:33). Kepada Petrus, Ia mengatakan hal yang sama, namun dengan arti dan alasan berbeda. Tuhan menyatakan bahwa keadaan hatinya tidak menjamin bahwa ia dapat setia mengasihi Tuhan. Orang banyak yang tidak menerima Dia tidak dapat bersama Dia. Sekarang Yesus menegaskan bahwa sebenarnya para murid telah mengetahui jalan ke sana, ke rumah Sang Bapa, dan mereka pasti akan bersama Dia sesudah Ia selesai menyiapkan tempat di rumah Bapa bagi mereka (ayat 3-4). Meski benar bahwa mereka tidak dapat mengandalkan kondisi hati mereka agar setia dan kelak sampai ke tujuan kekal, namun mereka sudah percaya dan dengan terus mempercayai karya-karya Yesus mereka pasti akan sampai di tujuan. Tuhan memerintahkan mereka untuk percaya. Kenyataan janji-janji Allah tidak tergantung pada perasaan dan kondisi hati kita, tetapi pada Dia yang setia pada janji-janji-Nya. Bertekun dalam iman adalah cara untuk memiliki keteguhan hati (bdk. dengan yang Yesus lakukan, 12:27).

Kebenaran tentang jaminan kekal tersebut lebih jelas dalam jawaban- Nya kepada Tomas. Ungkapan “Akulah …” menggemakan kembali ungkapan-ungkapan yang sama dalam Injil Yohanes yang menegaskan kesetaraan Yesus dengan Yahwe dalam Perjanjian Lama. Karena itulah Dia dapat mengklaim bahwa diri-Nya sendirilah jalan, kebenaran, dan hidup (ayat 6). Akibatnya, Dia dan hubungan dengan-Nya menentukan apakah orang yang mengenal Bapa akan sampai ke rumah Bapa kelak atau tidak. “Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku" (ayat 7). Sang Bapa telah berkemah di dalam Yesus, sehingga siapa mengenal Dia, mengenal Bapa (bdk. 1:14, 14:10). Firman Bapa ada di dalam-Nya dan itulah yang disampaikan kepada mereka (ayat 10-11).

Tidak saja mengenal Bapa dan beroleh jaminan kekal di dalam Yesus, para pengikut-Nya akan pula melakukan pekerjaan-pekerjaan Allah bahkan yang lebih besar dari yang Yesus telah buat. Pekerjaan- pekerjaan besar itu adalah juga pekerjaan Yesus di dalam mereka, dan dapat terus dilakukan karena mereka mengandalkan Dia di dalam doa (ayat 12-13).

Renungkan: Perbuatan kita mencerminkan hubungan kita dengan Tuhan.

(0.16) (Kol 2:8) (full: FILSAFATNYA YANG KOSONG ... TIDAK MENURUT KRISTUS. )

Nas : Kol 2:8

Paulus mengingatkan kita untuk berwaspada terhadap segala filsafat agama, dan tradisi yang menekankan usaha manusia terlepas dari Allah dan penyataan-Nya dalam Alkitab. Sekarang ini salah satu ancaman filsafat yang terbesar terhadap kekristenan yang berdasarkan Alkitab adalah "humanisme sekular". Paham ini telah menjadi filsafat yang mendasar dan agama yang diterima dalam kebanyakan pendidikan sekular, pemerintahan, dan masyarakat pada umumnya. Paham ini juga merupakan segi pandangan yang tetap dari kebanyakan media berita dan hiburan di seluruh dunia.

  1. 1) Apakah yang diajarkan oleh filsafat humanisme?
    1. (a) Filsafat ini mengajar bahwa umat manusia, alam semesta, dan segala sesuatu yang ada hanya terdiri atas zat dan tenaga yang terbentuk secara kebetulan dalam wujudnya yang sekarang.
    2. (b) Manusia tidak diciptakan oleh Allah yang berkepribadian, tetapi adalah hasil suatu proses evolusi yang untung-untungan.
    3. (c) Paham ini menolak kepercayaan kepada Allah yang berkepribadian dan tak terbatas serta menyangkal bahwa Alkitab adalah penyataan yang diilham oleh Allah kepada umat manusia.
    4. (d) Ditegaskannya bahwa pengetahuan tidak ada terlepas dari penemuan manusia dan bahwa nalar manusialah yang menentukan etika yang tepat bagi masyarakat, dan dengan demikian menjadikan manusia sebagai otoritas yang tertinggi.
    5. (e) Paham ini berusaha untuk mengubah atau memperbaiki perilaku manusia melalui pendidikan, redistribusi ekonomi, psikologi modern atau hikmat manusia.
    6. (f) Diajarkannya bahwa standar moral tidaklah mutlak, melainkan nisbi, ditetapkan oleh apa yang membahagiakan orang, membuatnya senang, atau dianggap baik untuk masyarakat sesuai dengan tujuan-tujuan yang ditentukan oleh para pemimpinnya; nilai-nilai dan moralitas alkitabiah ditolak.
    7. (g) Rasa nyaman-diri, kepuasan, dan kesenangan dianggapnya sebagai keuntungan yang tertinggi dalam hidup.
    8. (h) Ditegaskannya bahwa manusia harus belajar untuk menanggulangi kematian dan segala kesukaran dalam hidup tanpa percaya kepada atau bergantung pada Allah.
  2. 2) Filsafat humanisme mulai dengan Iblis dan merupakan perwujudan kebohongan Iblis bahwa manusia dapat menjadi seperti Allah (Kej 3:5). Alkitab menyebut para penganut humanisme sebagai orang yang telah "menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya ... " (Rom 1:25).
  3. 3) Semua pemimpin, pendeta, dan orang-tua Kristen harus berusaha sekuat-kuatnya untuk melindungi anak-anak mereka dari indoktrinasi humanisme dengan menyingkapkan kesalahannya serta menanam di dalam mereka sikap penghinaan terhadap pengaruhnya yang merusak (Rom 1:20-32; 2Kor 10:4-5; 2Tim 3:1-10; Yud 1:4-20;

    lihat cat. --> 1Kor 1:20;

    lihat cat. --> 2Pet 2:19).

    [atau ref. 1Kor 1:20; 2Pet 2:19]

(0.16) (2Tim 3:10) (sh: Berpegang pada kebenaran (Sabtu, 31 Agustus 2002))
Berpegang pada kebenaran

Kembali Paulus memberikan kontras di sini dengan frasa "Tetapi, engkau ...." Paulus menasihati Timotius agar mengambil rute kehidupan yang bertolak-belakang dengan para pengajar sesat. Timotius didorong untuk mengikuti teladan hidupnya, yang setia dan senantiasa menantikan kedatangan Tuhan Yesus. Timotius perlu meneladani pengajaran dan kesalehannya. Ia juga perlu memiliki cara pikir seperti Paulus, memiliki niat untuk melayani Tuhan dengan daya tahan yang dilandasi kasih. Bukan hanya menasihati secara abstrak, Paulus kemudian mengingatkan Timotius tentang apa yang dialaminya sendiri di Antiokhia ketika ia dan Barnabas diusir, di Ikonium, ketika akan dilempari batu oleh masyarakat, dan di Listra, ketika ia dan Barnabas mula-mula disembah, tetapi lalu dilempari batu sampai hampir mati - namun Allah menyelamatkannya. Semua orang, termasuk Timotius, yang berketetapan untuk menjadi saleh akan mengalami penganiayaan. Mereka harus sadar akan hal itu.

Untuk kedua kalinya muncul frasa "Tetapi, engkau ..." (ayat 14). Timotius sekarang didorong untuk berpegang teguh pada keyakinan yang dimilikinya sejak muda. Ia telah belajar dari Lois dan Eunike tentang iman kepada Kristus. Ia telah belajar dari Paulus. Ia juga telah belajar dari Perjanjian Lama dan Injil. Semua sumber tersebut membawa Timotius kepada pemahaman yang benar tentang keselamatan di dalam Kristus. Paulus menyatakan bahwa "segala tulisan" merupakan embusan nafas Allah, artinya keluar dari mulut Allah sendiri. Yang dimaksud "segala tulisan" di sini adalah PL ditambah dengan pesan-pesan Injil Kristus yang telah Timotius terima, baik secara tulisan maupun tulisan. Segala tulisan itu menolong orang-orang percaya untuk mendapatkan pengajaran yang benar, menghardik ajaran sesat, mengoreksi kehidupan moral yang keliru, dan menolong orang untuk hidup dalam kesalehan. Tujuan Paulus mengemukakan ini adalah agar Timotius setia dalam pelayanannya dan dipersiapkan untuk pekerjaan baik: mengabarkan Injil Kristus dengan tekun.

Renungkan: Teladanilah mereka yang patut diteladani dan berpeganglah pada Alkitab. Itulah rahasia pelayanan yang sukses.

(0.16) (Mat 21:21) (full: JIKA KAMU PERCAYA. )

Nas : Mat 21:21

Yesus berbicara tentang iman dan doa (ayat Mat 21:22), sambil menyatakan bahwa jawaban atas doa tergantung dari iman kita. Segala sesuatu yang selaras dengan kehendak Allah dapat dilaksanakan atau diterima oleh mereka yang tidak ragu-ragu

(lihat cat. --> Mat 17:20 dan

lihat cat. --> Mr 11:24;

[atau ref. Mat 17:20; Mr 11:24]

bd. 1Raj 17:1,7; 18:42-45; Luk 17:5-6;

lihat art. BERDOA DENGAN EFEKTIF).

Kenyataan ini tidak meniadakan faktor tak tetap lainnya dalam menerima jawaban atas doa kita (mis. Dan 10:12-14; Yak 4:3).

(0.16) (Yoh 11:45) (sh: Percaya karena mukjizat (Senin, 01 Februari 1999))
Percaya karena mukjizat

Banyak orang percaya kepada Yesus karena Dia melakukan banyak mukjizat. Lebih lagi ketika Lazarus dibangkitkan dari kematian setelah empat hari dikubur. Namun, di antara orang yang percaya, masih ada orang yang tidak percaya. Tidak hanya sampai pada tidak percaya saja, melainkan juga menghasut orang lain untuk tidak ikut-ikutan percaya. Ironisnya, tindakan ini justru dilakukan oleh orang-orang yang menyebut dirinya para imam dan orang Farisi. Sebagai pemimpin rohani umat, seharusnya mereka mengajak pengikutnya untuk memahami fakta kebenaran yang nampak dengan kasat mata, bukan sebaliknya menghasut untuk tidak percaya.

Nubuat Imam Besar. Sikap tidak percaya akan karya Allah bagi bangsa-Nya ini mengakibatkan para imam tiba pada kesepakatan untuk membunuh-Nya. Karena saat-Nya belum tiba, Ia menyingkir dari tempat-tempat umum dan tinggal bersama murid-murid-Nya. Suatu kebenaran tidak secara otomatis dapat diterima baik oleh semua pihak. Segala sesuatu terletak pada tujuan kebenaran itu sendiri. Hanya mereka yang dicelikkan matanya sajalah yang sanggup menerima kebenaran dengan sukacita dan mau hidup menurut kebenaran itu.

Doa: Tuhan Yesus, celikkanlah mata kami, agar dengan sukacita kami menerima dan hidup dalam kebenaran-Mu.

(0.16) (1Kor 2:12) (full: SUPAYA KITA TAHU. )

Nas : 1Kor 2:12

Hal-hal yang telah dipersiapkan Allah bagi mereka yang mengasihi Dia (ayat 1Kor 2:9) dapat dimengerti oleh orang percaya melalui penyataan dan pencerahan Roh (ayat 1Kor 2:10-16). Sementara orang percaya membaca dan mempelajari Alkitab, Roh itu mencerahkan pengertian mereka akan kebenaran. Kepada orang percaya yang setia, Roh itu juga mengaruniakan suatu keyakinan yang kuat bahwa Alkitab berasal dari Allah (Yoh 16:13; Ef 1:17).

(0.16) (2Kor 4:16) (sh: Pengharapan yang menguatkan. (Rabu, 09 September 1998))
Pengharapan yang menguatkan.

Secara manusiawi Paulus lemah, tetapi secara rohani dengan setia Allah menyertai dan menguatkan perjuangan iman dan pelayanannya (ayat 16-17). Sekalipun daya fisik Paulus makin menurun, baik karena usia maupun penderitaan yang terus menerus, namun semangatnya menginjili tetap menyala-nyala. Mengapa? Karena dia sangat yakin bahwa di balik semua penderitaan ini kelak tersedia kemuliaan dari Tuhan (ayat 17). Bagi orang yang berorientasi pada upah yang kelihatan, seperti uang, materi dan lain-lain, ucapan Paulus ini omong kosong, tetapi bagi orang percaya, harapan itu benar (bdk. ">Rm. 5:2). Semangat dan harapan demikian harus tetap dipegang oleh pengikut Kristus.

Kehendak Tuhan makin nyata. Di dalam penderitaannya Paulus mengalami banyak berkat rohani. Ia belajar mengandalkan kekuatan rohani, bukan jasmaninya. Ia juga makin memusatkan perhatian kepada harapan surgawi, bukan pada gemerlap duniawi (ayat 5:1" context="true">1). Sementara menanti penggenapan janji itu, ia sudah mengalami "uang mukanya" dalam bentuk kuasa Roh (ayat 5). Dengan demikian ia belajar hidup dan melayani dalam iman bukan dalam penglihatan. Ia tahu, rumah kekalnya adalah surga, bukan dunia yang menuju kebinasaan ini (ayat 8b).

Renungkan: Siapa yang kita puaskan dalam pelayanan kita?

Doa: Berikan kami hati yang taat kepada kehendak-Mu.

(0.16) (1Ptr 4:6) (full: JUGA KEPADA ORANG-ORANG MATI. )

Nas : 1Pet 4:6

Istilah ini dapat ditafsirkan secara paling baik sebagai menunjuk kepada orang-orang yang mendengarkan Injil ketika masih hidup, tetapi kini mereka sudah mati. Mereka mendengar Injil dan menjadi percaya, dan sekalipun mereka sudah wafat (yaitu, "dihakimi secara badani"), mereka kini hidup bersama Allah. Ayat ini dapat disadur sehingga berbunyi, "Injil diberitakan kepada mereka yang percaya dan kemudian wafat, supaya mereka memperoleh hidup kekal bersama Allah."

(0.15) (Mat 26:13) (full: UNTUK MENGINGAT DIA. )

Nas : Mat 26:13

Tuhan telah menetapkan bahwa kisah Maria ini (ayat Mat 26:6-13) harus selalu disebut ketika Injil diberitahukan. Hal ini dilakukan karena Maria sudah memberikan teladan yang lebih baik tentang bagaimana orang percaya harus mengabdi kepada Kristus. Tindakannya itu mengungkapkan pengabdian yang mendalam dan kasih yang sungguh-sungguh kepada Tuhannya. Kepercayaan Kristen terutama merupakan pelayanan pribadi kita kepada-Nya. Melalui peristiwa ini kita belajar bahwa kesetiaan yang sepenuh hati dan kasih yang sungguh-sungguh kepada Yesus merupakan aspek yang paling berharga dalam hubungan kita dengan-Nya

(lihat cat. --> Yoh 21:15).

[atau ref. Yoh 21:15]

(0.15) (Luk 11:3) (full: SETIAP HARI MAKANAN KAMI. )

Nas : Luk 11:3

Orang percaya harus belajar berdoa untuk tercukupinya kebutuhan hidup (bd. Mat 6:11) berdasarkan empat prinsip.

  1. 1) Kita harus menaikkan doa permohonan seperti itu menurut kehendak Allah dan kemuliaan-Nya (Mat 6:10,33; 1Kor 10:31; 1Yoh 5:14-15).
  2. 2) Kita harus menginginkan Allah mempertunjukkan kasih kebapaan-Nya kepada kita (Mat 6:9,25-34),
  3. 3) Persediaan kebutuhan yang kita doakan harus memenuhi kebutuhan dasar kita dan memampukan kita melakukan pelayanan Kristen (2Kor 9:8; 1Tim 6:8; Ibr 13:5).
  4. 4) Kita boleh memohon sesuatu hanya setelah kita dengan setia memberi kepada Allah dan kepada orang lain (2Kor 9:6;

    lihat cat. --> 2Kor 8:2).

    [atau ref. 2Kor 8:2]

(0.15) (Ibr 5:14) (full: MEMBEDAKAN YANG BAIK DARIPADA YANG JAHAT. )

Nas : Ibr 5:14

Mereka yang lemah dan tidak dewasa imannya tidak memiliki kepekaan dan kebijaksanaan rohani mengenai apa yang baik dan apa yang jahat dalam hidup ini, dan apa yang memuliakan Allah dan yang tidak memuliakan Allah. Sebaliknya, orang-orang percaya yang dewasa imannya telah melatih indera mereka untuk membedakan dengan teliti antara yang baik dan yang jahat dengan senantiasa mempraktikkan kebenaran dan ketaatan. Setelah belajar untuk mengasihi keadilan dan membenci kefasikan

(lihat cat. --> Ibr 1:9),

[atau ref. Ibr 1:9]

setelah pikirannya dibaharui menurut prinsip-prinsip kebenaran (Rom 12:1-2), dan setelah mendapat kemampuan dari Roh Kudus untuk melihat berbagai hal dari segi pandangan Allah, mereka menjadi mampu untuk menerima makanan yang keras dari Firman Allah dan bertumbuh mencapai kepenuhan Kristus (bd. Ef 4:13).

(0.15) (Yoh 8:21) (sh: Hanya Yesus yang dapat mengatasi masalah dosa (Jumat, 18 Januari 2002))
Hanya Yesus yang dapat mengatasi masalah dosa

Kepada orang-orang yang tidak percaya kepada-Nya, dan bahkan bermaksud membunuh-Nya, Tuhan Yesus berulang kali menyatakan ke-Allahan-Nya melalui frasa `ego eimi' yang muncul di Yohanes 8:12,18,24,28. Dalam bagian ini Tuhan Yesus menegaskan bahwa Ia adalah Mesias, Anak Allah. Dalam ayat 21 dikatakan bahwa Ia berasal dari surga. Orang berdosa, yakni orang yang tidak percaya kepada-Nya, tidak dapat bersama dengan Allah. Orang yang tidak percaya kepada-Nya akan mati, artinya tidak dapat bersekutu dengan Allah dan Yesus. Persekutuan dengan Allah hanya dapat terjadi melalui persekutuan dengan Yesus.

Ayat 23 menegaskan bahwa Yesus datang dari Bapa. Orang yang tidak percaya dikatakan berasal dari dunia ini. Dunia menolak Allah dan karenanya dikatakan dunia yang berdosa. Ada jalinan hubungan erat antara dosa, tidak percaya kepada Yesus, dan mati karena tidak memiliki persekutuan dengan Allah dan Yesus. Dosa, apa pun bentuknya, mengakibatkan kematian. Mati berarti tidak memiliki persekutuan dengan Tuhan Yesus. Bagaimana persekutuan ini tercipta? Persekutuan hanya dapat lahir melalui iman kepada Yesus, bukan karena perbuatan baik, atau amal ibadah, atau moral yang tinggi, atau kesalehan spiritual yang keras. Tanpa Yesus ia akan mati. Tanpa percaya bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah, manusia tetap berada di dalam dosa.

Bagaimanakah ke-Allahan-Nya terungkap? Melalui perkataan dan perbuatan-Nya. Yesus berkali-kali mengatakan bahwa Ia berasal dari Bapa, diutus oleh Bapa (ayat 23,26,29). Terlebih lagi Tuhan Yesus mengajarkan bahwa ke-Allahan-Nya akan terungkap dengan jelas melalui salib (ayat 28,29). Melalui perbuatan Yesus di kayu salib akan terungkap jelas bahwa Ia adalah Mesias, Anak Allah. Perbuatan Yesus di kayu salib merupakan puncak pengungkapan diri-Nya. Di luar salib, manusia tidak dapat mengenal kedalaman ke-Allahan Yesus. Di luar salib, manusia tak dapat beroleh harapan kasih Allah yang menyelesaikan masalah dosa. Ketika Yesus menyaksikan hal ini, banyak yang percaya kepada-Nya (ayat 30).

Renungkan: Tanpa iman kepada Yesus manusia tetap berada di dalam dosa. Berada di dalam dosa berarti mati, yakni tanpa persekutuan dengan Allah.

(0.15) (Mrk 5:35) (sh: Percaya adalah kekuatan (Jumat, 7 Maret 2003))
Percaya adalah kekuatan

Manusia masa kini kadang membayangkan dunianya bagaikan dunia agen-agen rahasia yang punya semboyan "jangan percaya siapapun kecuali dirimu sendiri." Mengapa? Karena hanya diri sendiri yang dapat sungguh-sungguh diandalkan. Pihak lain dapat gagal, berkhianat, atau menimbulkan hal-hal yang tak terduga. Percaya begitu saja kepada orang lain adalah kelemahan.

Untunglah Yairus bukan agen 007. Keinginan Yairus semula adalah supaya anaknya sembuh dan tidak mati (ayat 5:22). Namun tiba kabar bahwa anaknya telah mati, dan tidak ada permintaan lain yang keluar dari mulut Yairus. Yang ada hanyalah perintah Yesus: "percaya saja!" (ayat 36). Yairus kini berada dalam situasi yang baru, yang pilihan-pilihannya belum ia pikirkan. Malah, ada dua hal yang perlu ia pertimbangkan. Pertama, statusnya sebagai pejabat sinagoge. Akan lebih berwibawa bila ia menunjukkan sikap menerima keadaan dengan besar hati dengan melanjutkan upacara kedukaan, menjadi teladan bagi jemaatnya, daripada membiarkan seorang eksentrik seperti Yesus mengusir semua pelayat. Kedua, publik menertawakan pendapat-Nya (ayat 40), Dia yang memberi perintah "percaya saja!" Namun ternyata sangat jelas bahwa Yairus mau percaya, karena Yesus membangkitkan anaknya.

Kepercayaan Yairus yang implisit ini penting untuk digaris-bawahi. Nas ini (dan 5:21-34) kontras dengan 6:1-6a. Kontrasnya adalah bahwa Yesus melakukan mukjizat karena Yairus dan sang perempuan percaya, sementara di Nazaret Yesus tidak melakukan mukjizat karena ketidakpercayaan mereka di sana (ayat 6:6a). Percaya kepada Tuhan dan kepada kehendak-Nya (bukan kehendak kita) adalah kekuatan Kristen. Hanya dengan demikian Kerajaan Allah diberitakan dan diberlakukan melalui hidup dan kesaksian kita.

Renungkan: Kekuatan sejati adalah iman kepada Allah melalui Yesus, yang terwujud melalui sikap hati dan tindakan.



TIP #29: Klik ikon untuk merubah popup menjadi mode sticky, untuk merubah mode sticky menjadi mode popup kembali. [SEMUA]
dibuat dalam 0.08 detik
dipersembahkan oleh YLSA