Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 17 dari 17 ayat untuk (83-6) Sungguh AND book:14 (0.001 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (2Taw 33:13) (full: BERDOA KEPADA-NYA. )

Nas : 2Taw 33:13

Manasye meninggalkan Allah ayahnya, Hizkia, dan menjadi lebih jahat daripada raja lain dalam sejarah Yehuda. Akan tetapi, pada suatu masa krisis dan kesesakan besar (ayat 2Taw 33:11-12), raja ini sungguh-sungguh bertobat dan berseru kepada Allah (ayat 2Taw 33:12-13). Pengampunan Allah yang dialami Manasye setelah ia bertobat dengan sungguh-sungguh dan merendahkan hati secara dramatis menggambarkan kebenaran bahwa orang berdosa yang paling jahat sekalipun dapat menerima kasih karunia ketika mereka sungguh-sungguh merendahkan diri dan berseru kepada Allah. Sayang sekali, sebagaimana ditekankan penulis 2 Raja-Raja, pemerintahan Manasye yang lama dan jahat telah membawa banyak orang kepada dosa dan kehancuran (2Raj 21:9-15); pertobatan dan pemulihannya tidak menghentikan akibat-akibat menggelombang dari pengaruhnya yang jahat sebelum ini (bd. 2Raj 24:3-4;

lihat cat. --> 2Raj 23:26).

[atau ref. 2Raj 23:26]

(0.98) (2Taw 14:4) (full: MENCARI TUHAN. )

Nas : 2Taw 14:4

Hal yang penting bagi setiap pembaharuan atau kebangunan rohani di antara umat Allah ialah mencari Tuhan

(lihat cat. --> 2Taw 7:14).

[atau ref. 2Taw 7:14]

Penulis Tawarikh memakai kata kerja "mencari [Tuhan]" sembilan kali dalam pasal Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">14 dan 16 (2Taw 14:4,7; 15:2,4,12-13,15; 16:12) dan sebanyak 29 kali dalam seluruh kitab ini; itu berarti menginginkan dan mencari kehadiran, persekutuan, kerajaan, dan kekudusan Allah dengan sungguh-sungguh (1Taw 16:11). Mencari Tuhan mencakup:

  1. (1) berbalik kepada Tuhan dengan segenap hati dan di dalam doa yang sungguh-sungguh (Yes 55:6; Yer 29:12-13);
  2. (2) lapar dan dahaga akan kebenaran dan kehadiran Allah (2Taw 15:2; Mazm 24:3-6; Yes 51:1; bd. Mat 5:8; Yoh 4:14;

    lihat cat. --> Mat 5:6);

    [atau ref. Mat 5:6]

  3. (3) mengikat diri dengan sepenuh hati untuk mengikuti kehendak Allah dan meninggalkan semua tindakan yang tidak menyenangkan Allah (ayat 2Taw 14:2-7; 7:14);
  4. (4) mempercayai dan bersandar kepada Allah sebagai satu-satunya penolong (Ibr 13:6), yakin bahwa Dia "memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia" (Ibr 11:6; 2Taw 14:11;

    lihat cat. --> 2Taw 15:2 selanjutnya).

    [atau ref. 2Taw 15:2]

(0.98) (2Taw 12:14) (full: IA BERBUAT YANG JAHAT ... TIDAK TEKUN MENCARI TUHAN. )

Nas : 2Taw 12:14

Ada kaitan langsung di antara dengan tekun mencari Allah dan kekuatan-Nya dan menolak kejahatan. Agar dapat bertekun di dalam iman, kita harus dengan teguh memutuskan untuk senantiasa mencari muka Allah di dalam doa yang sungguh-sungguh; dengan melakukan hal itu, kita akan dapat menolak dosa, membenci dunia, menaati Firman Allah serta mengikuti pimpinan Roh Kudus hingga tiba saatnya kita pulang kepada Allah. Pada pihak lain, tanpa ketetapan teguh ini dalam hati kita, kita akan segera meninggalkan Allah dan keselamatan-Nya dan menyesuaikan diri dengan cara-cara fasik masyarakat sekeliling kita.

(0.96) (2Taw 17:9) (full: MEREKA MEMBERIKAN PELAJARAN ... KITAB TAURAT TUHAN. )

Nas : 2Taw 17:9

Suatu kebangunan rohani akan segera padam jikalau tidak dilandasi secara kokoh pada Firman Allah dan suatu komitmen yang sungguh-sungguh untuk mengikuti ajaran-ajarannya. Hal ini berlaku di bawah perjanjian yang baru seperti di bawah perjanjian yang lama. Gerakan rohani apa pun yang tidak dilandasi dengan kokoh pada penyataan asli dan mendasar dari Kristus dan para rasul tidak akan bertahan lama, atau dengan mudah terjebak ke dalam emosionalisme atau humanisme

(lihat cat. --> 2Taw 34:30;

lihat cat. --> Ef 2:20).

[atau ref. 2Taw 34:30; Ef 2:20]

(0.96) (2Taw 32:7) (full: JANGANLAH TAKUT. )

Nas : 2Taw 32:7

Kata-kata beriman Hizkia mungkin diilhami oleh pengalaman dan kata-kata nabi Elisa (2Raj 6:16). Nasihat Hizkia untuk jangan takut, bersama dengan janjinya bahwa "yang menyertai kita adalah Tuhan, Allah kita yang membantu kita dan melakukan peperangan kita" (ayat 2Taw 32:8), dapat diterapkan kepada semua orang yang mengikut Tuhan dengan kasih, iman yang sungguh-sungguh, dan hati yang murni. Menurut Yesaya, "orang-orang murtad diliputi kegentaran," (Yes 33:14), tetapi "orang yang hidup dalam kebenaran, ... tinggal aman di tempat-tempat tinggi" (Yes 33:15-16).

(0.94) (2Taw 7:14) (full: UMAT-KU ... MERENDAHKAN DIRI, BERDOA DAN MENCARI WAJAH-KU, LALU BERBALIK. )

Nas : 2Taw 7:14

Hukuman Allah atas umat-Nya pada waktu kemerosotan moral, ketidakacuhan rohani, dan kompromi dengan dunia adalah kekeringan, kemandulan, dan penyakit sampar (ayat 2Taw 7:13). Janji Allah (lih. catatan berikutnya), sekalipun pada mulanya diberikan kepada Israel, juga berlaku untuk umat-Nya pada setiap zaman yang, setelah mengalami hukuman-Nya, memenuhi keempat syarat berikut bagi kebangunan kehidupan rohani dan pemulihan maksud kudus dan berkat Allah bagi umat-Nya (bd. Kis 3:19):

  1. 1) "Merendahkan diri." Umat Allah harus menyadari kegagalan mereka, menunjukkan kesedihan atas dosa mereka dan memperbaharui komitmen mereka untuk melakukan kehendak Allah. Merendahkan diri di hadapan Allah dan Firman-Nya berarti mengakui kemiskinan rohani pribadi (2Taw 11:16; 2Taw 15:12-13,15; 34:15-19; Mazm 51:19; Mat 5:3).
  2. 2) "Berdoa." Umat Allah harus berseru dengan sungguh-sungguh kepada-Nya memohon kemurahan-Nya, dan harus sepenuhnya bergantung kepada-Nya dan percaya bahwa Dia akan turun tangan. Doa itu harus sungguh-sungguh dan tak berkeputusan hingga Allah menjawab dari sorga (bd. Luk 11:1-13; Luk 18:1-8; Yak 5:17-18).
  3. 3) "Mencari wajah-Ku." Umat Allah harus dengan tekun berbalik kepada Allah dengan segenap hati dan mendambakan kehadiran-Nya -- dan bukan hanya sekedar ingin luput dari kemalangan (2Taw 11:16; 19:3; 1Taw 16:11; 22:19; Yes 55:6-7).
  4. 4) "Berbalik dari jalan-jalannya yang jahat." Umat Allah harus sungguh-sungguh bertobat dengan berbalik dari dosa-dosa khusus dan semua bentuk penyembahan berhala, meninggalkan persesuaian dengan dunia, dan menghampiri Allah untuk menerima kemurahan, pengampunan, dan penyucian (2Taw 29:6-11; 2Raj 17:13; Yer 25:5; Za 1:4; Ibr 4:16).
(0.92) (2Taw 15:2) (full: BILAMANA KAMU MENCARI-NYA. )

Nas : 2Taw 15:2

Mencari Allah dengan setia

(lihat cat. --> 2Taw 14:4 sebelumnya)

[atau ref. 2Taw 14:4]

mendatangkan hasil-hasil yang indah:

  1. 1) Orang yang mencari Tuhan akan mengalami damai sejahtera Allah (2Taw 14:6-7); ini berarti bukan sekedar tidak ada pertentangan, tetapi mengalami pengampunan dosa, hati nurani yang bersih (Kis 24:16; 1Tim 3:9), dan suatu kebahagiaan yang timbul dari hubungan yang benar dengan Allah (bd. Yes 26:3; Kis 10:36; Rom 5:1; Gal 5:22;

    lihat cat. --> Rom 8:1;

    [atau ref. Rom 8:1]

    lihat art. DAMAI SEJAHTERA ALLAH).

  2. 2) Orang yang mencari Allah akan menerima rahmat, kasih karunia, dan pertolongan pada waktunya

    (lihat cat. --> Ibr 4:16;

    [atau ref. Ibr 4:16]

    bd. 2Taw 14:11-15).
  3. 3) Orang yang mencari Tuhan akan mengalami kehadiran Allah (ayat 2Taw 15:1-4). Allah berjanji bahwa mereka yang sungguh-sungguh mencari Dia akan menemukan-Nya. Di bawah perjanjian yang baru kehadiran Allah melalui Roh Kudus mendatangkan kekuatan dan penghiburan kepada orang percaya, serta menuntun mereka ke dalam kebenaran, keadilan, dan kuasa (lih. Yoh 14:16-26; 15:26-27; Kis 2:4; Rom 8:5-16; Gal 4:6).
  4. 4) Orang yang mencari Tuhan akan sanggup berdiri tegak melawan semua musuh (2Taw 14:9-15; 16:7-8). Orang percaya akan menerima kekuatan besar untuk berperang dengan efektif melawan Iblis dan kekuatan-kekuatan rohaninya (bd. Ef 6:10-18;

    lihat cat. --> Mat 4:10).

    [atau ref. Mat 4:10]

(0.92) (2Taw 30:1) (sh: Pendamaian bagi semua orang Israel (Jumat, 5 Juli 2002))
Pendamaian bagi semua orang Israel

Masih segar di ingatan kita tentang bagaimana tentara Pekah memorak-porandakan dan menghancurkan tentara Ahas, ayah Hizkia (ps. 28). Tetapi sekarang, dalam perikop ini, kita melihat bagaimana Hizkia menempuh satu langkah kontroversial dengan mengundang seluruh Israel, termasuk Israel Utara, bersama-sama merayakan "Paskah bagi TUHAN, Allah orang Israel, di rumah TUHAN di Yerusalem" (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">1b). Orang-orang Israel Utara ini adalah mereka yang tertinggal setelah penghancuran Samaria oleh tentara Asyur (lihay ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">7b).

Biasanya perayaan Paskah mencakup perayaan Roti Tidak Beragi yang dirayakan selama tujuh hari berikutnya. Keduanya menjadi rangkaian perayaan yang mengingatkan Israel tentang karya besar Allah dalam kehidupan mereka, ketika Allah menyelamatkan nenek moyang mereka dari perbudakan di Mesir. Keputusan Hizkia untuk memundurkan waktu perayaan satu bulan mencerminkan kesadaran Hizkia tentang ketidaksiapan Israel untuk melaksanakan Paskah sesuai dengan peraturan di Bil. 9:9-11 pada waktunya. Kesiapan di sini adalah sikap hati seperti yang tercermin dalam perkataan yang disampaikan oleh utusan-utusan Hizkia kepada segenap orang Israel, yang menghimbau mereka agar segera bertobat (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">6b-7) dan taat pada firman Allah untuk bersama-sama merayakan Paskah (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">8-11).

Melalui perikop ini, kita bisa melihat bahwa hal terpenting yang ingin dicapai oleh Hizkia dalam momen ini adalah agar Israel dapat kembali kepada Allah (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">9). Ia berdoa supaya Allah mengadakan pendamaian bagi semua orang "yang sungguh-sungguh berhasrat mencari Allah … walaupun ketahiran mereka tidak sesuai dengan tempat kudus" (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">19). Permohonan Hizkia tidak sia-sia karena Allah mendengar doanya (ayat 29) dan memberikan sukacita besar bagi mereka (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">21-22).

Renungkan: Anugerah Allah yang memperdamaikan itu tidak hanya berkuasa untuk mempersatukan orang-orang yang berasal dari berbagai latar belakang budaya, tetapi juga memberikan sukacita besar bagi mereka.

(0.92) (2Taw 36:1) (sh: Pembuangan, upeti, dan pengganti (Senin, 15 Juli 2002))
Pembuangan, upeti, dan pengganti

Masing-masing catatan mengenai trio raja terakhir Yerusalem sebelum Zedekia ini memperlihatkan terjadinya ketiga peristiwa ini kepada diri mereka. Hukuman Allah kepada Israel mulai diberlakukan. Meskipun demikian, Yoyakim serta Yoyakhin pun ditunjukkan tetap saja berbuat apa yang jahat di mata Tuhan (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">5,9). Akibatnya, ketiga raja tersebut sama-sama mengalami pembuangan. Mereka juga sama-sama dipaksa membayar upeti, sehingga harus membiarkan bait Allah dijarah. Bahkan mereka juga diturunkan, lalu digantikan oleh orang yang diangkat oleh bangsa asing.

Ringkasnya catatan penulis Tawarikh tentang ketiga raja ini mengarahkan pembacanya ke satu hal penting: tidak ada hal yang dapat diteladani dari ketiga raja tersebut. Tindakan-tindakan mereka hanya mengulang dosa-dosa raja-raja jahat sebelum mereka. Sangat kontras, misalnya, dengan catatan penulis Tawarikh mengenai Yosia dan reformasinya yang belum lama kita gali. Catatan tentang Yoahas yang hanya memerintah selama tiga bulan (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">1) menunjukkan tidak banyak yang dapat dilakukannya ketika kerajaannya berada di bawah penghukuman dan disiplin Tuhan.

Kisah mengenai Yoyakim dan Yoyakhin sekali lagi menunjukkan bahwa dwitunggal lembaga kerajaan dan bait Allah tanpa kesungguhan untuk mencari Allah, tidak akan membawa kesejahteraan dan kejayaan bagi Yehuda. Melakukan apa yang jahat justru akan mendatangkan nasib yang sebaliknya: penistaan dan kesengsaraan. Ini terjadi tidak hanya melalui pembelengguan raja, seperti yang dialami Yoyakim, tetapi juga penjarahan bait Allah. Pada masa itu, tindakan ini merupakan tanda takluknya suatu bangsa secara menyeluruh, baik secara militer maupun keagamaan. Sebenarnya apa yang dialami Yoyakim ini masih akan terjadi di masa yang akan datang pada zaman raja Zedekia, dalam bentuk yang lebih buruk.

Renungkan: Kesimpulan terakhir dari segala sesuatu yang dikerjakan tanpa penyertaan Allah adalah keterpurukan dan ratapan. Kepemimpinan Kristen harus sungguh-sungguh berusaha agar ini tidak terjadi pada komunitas Kristen sekarang.

(0.91) (2Taw 2:1) (sh: Persahabatan yang istimewa (Kamis, 9 Mei 2002))
Persahabatan yang istimewa

Penyebutan perdagangan internasional dalam Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">1:16-17 diperluas dengan kisah tentang bantuan internasional ketika Salomo akan membangun bait Allah. Salomo, yang sungguh-sungguh memiliki pengabdian untuk membangun bait Allah, dengan antusias mengerahkan banyak pekerja, yaitu orang-orang asing sebagai kuli dan kemungkinan orang-orang Israel Utara sebagai mandor (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">1-2,17-18, bdk. Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">10:1-4).

Selain mengatur para pekerja, Salomo mencari bahan untuk pembangunan bait Allah yang didirikan bagi nama TUHAN. Ia menulis surat kepada Huram, raja negeri Tirus (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">3-10). Surat ini mencakup 3 permintaan: [1] Kayu aras, karena ia membangun bait Allah demi penyembahan yang ideal kepada Allah, sebagai kewajiban orang Israel selama-lamanya (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">3b-4), [2] Seorang ahli (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">5-7), sebab ia ingin mendirikan bait Allah yang sangat besar karena Allahnya lebih besar daripada segala Allah, dan [3] Kayu aras, sanobar, dan cendana Libanon, sekali lagi adalah agar hasilnya menjadi megah dan luar biasa (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">8-10). Salomo menjanjikan akan membayar Huram agar permohonannya diterima.

Huram kemudian memberikan respons terhadap permohonan Salomo (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">11-16). Pertama-tama ia memuji Salomo sebagai tanda bahwa Allah mengasihi umat-Nya (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">11-12). Sebagai sahabat Daud, Huram juga menaikkan syukur atas bertakhtanya Salomo sebagai raja yang patut dipuji karena bijaksana. Kedua, Huram mengirim Huram Abi untuk menjadi salah satu koordinator ahli-ahli pembangunan bait Allah (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">13-14). Ketiga, Salomo diminta membayar dengan apa yang sudah Salomo ajukan sendiri sebagai pengganti material pembangunan bait Allah (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">15-16).

Hubungan Salomo dan Huram memberikan pelajaran bagi komunitas pascapembuangan tentang hubungan antara Israel dengan bangsa-bangsa lain. Kisah ini dimaksudkan agar komunitas pascapembuangan tidak menjadi eksklusif. Selama hubungan dengan bangsa-bangsa lain adalah untuk pelayanan dan kemuliaan Allah, kerja sama seperti itu tidak dilarang.

Renungkan: Persahabatan yang istimewa bisa Anda miliki dengan orang-orang non-Kristen — demi pelayanan dan kemuliaan Allah.

(0.91) (2Taw 35:1) (sh: Perayaan Paskah berdasarkan firman (Sabtu, 13 Juli 2002))
Perayaan Paskah berdasarkan firman

Sejak zaman Samuel tidak ada raja yang pernah merayakan Paskah sebagaimana yang dilakukan Yosia (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">18b). Kata-kata ini bukannya ingin merendahkan apa yang dilakukan oleh raja-raja "reformator" lainnya (mis. Hizkia pada masa sebelumnya dll.), tetapi menunjukkan bahwa catatan tentang Paskah ini patut menjadi teladan bagi orang-orang Yehuda yang baru kembali dari pembuangan.

Teladan ini nyata dari penekanan berulang-ulang bahwa perayaan Paskah Yosia ini dilaksanakan sebagaimana tertulis dalam kitab Musa (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">6,12, bdk. 4 dan 15). Sejak awal penulis menunjukkan bahwa bahkan tanggal perayaan Paskah pun (tanggal empat belas bulan pertama, ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">4) sesuai dengan Taurat Tuhan (lih. Kel. 12). Demikian pula pembagian barisan dan tugas para imam, orang Lewi, dan jemaat pada saat berkumpul di bait Allah (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">3-5). Juga proses penyembelihan hewan-hewan kurban dilakukan dengan mengikuti Taurat Musa (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">1-16).

Hal yang harus diperhatikan juga adalah keterlibatan Yosia sebagai pemimpin. Dua kali dinyatakan bahwa pengaturan hal-hal dalam perayaan Paskah tersebut dilakukan "atas perintah raja" (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">10-16), seperti halnya penetapan tugas para imam (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">2a). Yosia juga bertindak sebagai pemberi semangat bagi para imam dan orang Lewi (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">2b,3). Singkatnya, Yosia sebagai pemimpin Yehuda berperanan aktif dalam mengusahakan agar Taurat Tuhan sungguh-sungguh ditaati di dalam pelaksanaan perayaan Paskah.

Peranan Yosia dan para pemimpin lainnya juga tampak dari sumbangan hewan kurban yang mereka berikan (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">7-9). Tidak hanya jumlah yang menjadi penekanan penulis, tetapi juga sifat pemberian hewan kurban itu yang sukarela ("sumbangan," 7,8 dll.).

Semua hal ini menjadi teladan bagi perayaan Paskah, yang mengingat pembebasan Allah bagi Israel dari perbudakan di Mesir.

Renungkan: Perayaan-perayaan yang dilakukan di dalam lingkungan gereja adalah baik, sepanjang bukan didasari oleh motivasi hura-hura, penonjolan diri/kelompok, dll. Perayaan-perayaan rohani harus berdasarkan rasa syukur yang tulus dan rendah hati terhadap karunia Allah dan prinsip-prinsip kebenaran Firman-Nya.

(0.90) (2Taw 8:1) (sh: Standar dan kemampuan (Kamis, 16 Mei 2002))
Standar dan kemampuan

Kedua hal ini, standar dan kemampuan, adalah hal-hal yang mutlak diperlukan dalam membangun apa pun. Baik dalam membangun hal-hal fisik maupun dalam membangun hal-hal spiritual, keduanya tidak dapat dipisahkan. Standar memberi kita ukuran jelas sehingga pembangunan yang kita lakukan terarah, dan dari waktu ke waktu dapat dievaluasi. Kemampuan memberi kita daya yang memungkinkan kita tidak saja memulai dengan baik, tetapi juga meneruskan pembangunan sampai selesai.

Perikop ini juga memaparkan kedua hal tersebut. Sebenarnya Bait Allah sudah rampung, bahkan sudah ditahbiskan (ps. 7). Tetapi, ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">16 menggolongkan pasal Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">8 ini sebagai bagian penyelesaian pembangunan bait Allah. Pembangunan “bait Allah” dalam arti luas itu menyangkut pembangunan istana Salomo (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">1), pembangunan desa-desa yang ditolak Huram agar menjadi kota-kota yang laik huni (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">2), pembangunan kedaulatan dan teritorial Israel (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">3-6), pembangunan hubungan-hubungan kemasyarakatan (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">7-10), dan pembangunan tata ibadah (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">12-15). Sungguh suatu pembangunan yang luas, dan terpadu. Dengan demikian, tugas ini bukan tugas main-main, melainkan adalah suatu tugas raksasa dan teramat berat.

Bagian ini menyaksikan dengan jujur keberhasilan dan kegagalan Salomo dalam membangun. Berpegang pada perintah Musa dan teladan Daud ayahnya (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">12-15), Salomo berhasil merampungkan pembangunan fisik terpadu tersebut, bahkan tata ibadah bait Allah. Namun, di sela-sela keberhasilan mengarahkan kapasitas yang ada untuk mencapai pola standar fisik dengan benar, Salomo gagal memenuhi standar lainnya yang lebih penting, yaitu kehidupan moral dan ibadah sesungguhnya, yaitu ketaatan terhadap kehendak Allah. Tindakannya memindahkan istrinya, dari kota Daud tempat tabut Allah disimpan ke istana khusus (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">11), mengisyaratkan kesadaran Salomo bahwa pernikahan politisnya itu salah di mata Allah.

Renungkan: Pada dasarnya, tak seorang pun mampu membangun sempurna seluruh segi hidup rohani dan duniawi agar bernilai sesuai standar Allah. Standar seperti yang Alkitab paparkan hanya dapat kita penuhi melalui kekuatan Dia yang bangkit dan berhasil.

(0.90) (2Taw 19:1) (sh: Menerima pengajaran Tuhan (Sabtu, 22 Juni 2002))
Menerima pengajaran Tuhan

Yosafat sungguh seorang raja yang saleh. Kesalahannya menerima ajakan Ahab telah membuatnya menerima banyak pelajaran dari Tuhan. Pertama, tindakan Tuhan menyelamatkan dia dari maut tentulah membekas dalam. Kedua, adalah teguran tegas Yehu, pelihat yang menyampaikan Firman Allah yang membuat Yosafat bertobat dan beroleh kesempatan untuk memperbaiki diri. Firman Allah tidak hanya membongkar yang salah, tetapi juga mengokohkan yang benar (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">3). Pertobatan dan transformasi sejati hanya terjadi bila firman Allah leluasa memandu kehidupan.

Salah satu nilai tambah dari raja Yosafat adalah ia sangat memperhatikan kebutuhan rakyatnya. Dia merasakan denyut kehidupan rakyatnya dengan beranjangsana ke daerah-daerah sambil mengajak seluruh rakyat untuk hanya menyembah Tuhan saja. Dari anjangsananya inilah ia melihat ada banyak masalah yang bisa muncul dalam kehidupan mereka, dari yang kecil sampai yang berskala besar. Karena itu, perlu ada orang-orang yang bisa menjadi penengah, orang-orang yang bijak dan adil, untuk menyelesaikan perkara-perkara yang muncul di tengah masyarakat. Melalui mereka syalom -- damai sejahtera -- yang dari Tuhan bisa dirasakan oleh semua pihak. Tidak semua orang boleh diangkat menjadi hakim karena mereka harus memenuhi standar atau kualifikasi kehidupan rohani yang tinggi yakni takut akan Tuhan, bertindak saksama, tidak curang, tidak suka menerima suap (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">7), setia, tulus (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">9), dan bersikap tegas (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">11). Penegakan keadilan di masyarakat bukan sekadar masalah kemasyarakatan, teta pi ma salah pengejawantahan keadilan Tuhan sendiri yang menjamin kesejahteraan umat (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">10). Kepedulian Yosafat akan keadilan membuatnya mengangkat hakim-hakim yang sesuai persyaratan Tuhan itu.

Renungkan: Para hakim yang dipilih oleh Yosafat bukan saja para pemvonis orang-orang yang berperkara. Mereka adalah orang-orang yang terpanggil untuk mewujudnyatakan keadilan Tuhan, tetapi sekaligus menjadi orang-orang yang harus membawa damai sejahtera Allah. Bukankah Kristen pun sepatutnya berfungsi membawa damai dan memperjuangkan keadilan?

(0.90) (2Taw 21:2) (sh: Kemenangan ajaib (Senin, 24 Juni 2002))
Kemenangan ajaib

Pernahkah Anda beroleh jalan keluar dari masalah rumit dengan cara yang tak terpikirkan? Kita biasa menyebutnya "kebetulan". Banyaknya "kebetulan" semacam itu membuat kita tak bisa lagi menyebutnya "kebetulan". Pasti ada sesuatu di luar kita yang lebih berkuasa yang mengaturnya.

Sikap rohaninya dan janji bahwa perang itu akan Allah selesaikan tidak membuat Yosafat terlena dan pasif. Sebaliknya ia tetap memerintahkan pasukannya untuk maju ke medan pertempuran (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">20). Pesannya pun menyiratkan bahwa keyakinan tentang penyertaan Allah akan membuat mereka mampu berperang, bukan duduk menonton saja. Entah karena terilhami oleh peristiwa Yosua atau Gideon yang menghancurkan musuh dengan sorak-sorai pujian, Yosafat juga memerintahkan pasukannya berbuat hal yang sama. Pujian adalah ungkapan iman yang memfokuskan diri pada kenyataan Allah, berakibat bahwa kenyataan diri terbentuk sesuai dengan kenyataan Allah itu, bukan dengan kondisi-kondisi duniawi yang tak menentu (ayat 21). Pada saat memuji Tuhan itulah, Tuhan sungguh menyatakan bahwa diri-Nya memang layak dipuji karena memang demikianlah Ia. Allah menyebabkan komplotan pasukan tersebut baku bunuh sendiri sampai habis total. (ayat 24). Semua barang yang mereka tinggalkan dirampas dan dibawa kembali k e Yer usalem dengan pujian yang mereka lantunkan dari Lembah Berakah (Lembah Berkat) sepanjang perjalanan pulang.

Yehuda aman selama dua puluh lima tahun pemerintahan Yosafat. Memang Yosafat masih mempunyai kelemahan (ayat 35-37). Entah dalam rangka apa ia membangun kapal-kapal besar yang akan berangkat ke Tarsis bersama Ahazia, raja Israel. Yosafat agaknya tidak bisa tegas menampik ajakan raja-raja Israel untuk melakukan sesuatu yang tidak jelas tujuannya. Meskipun demikian, Yosafat dicatat sebagai salah satu raja yang nilainya positif.

Renungkan: Kita bisa kehabisan akal dan cara, tetapi tidak demikian Tuhan. Begitu banyak cara Tuhan yang mengatasi akal tak pernah bisa kita duga (bukan tidak masuk akal) untuk menolong dan melepaskan kita. Hanya satu syaratnya: berserah penuh dan melakukan dengan taat apa pun yang Ia perintahkan.

(0.90) (2Taw 22:10) (sh: Ambisi -- ya; Ambisius -- tidak! (Kamis, 27 Juni 2002))
Ambisi -- ya; Ambisius -- tidak!

Ambisi bermakna positif: keinginan untuk berkembang atau mencapai cita-cita. Ambisius selalu digunakan dengan konotasi negatif: keinginan mencapai cita-cita dengan itikad tidak baik, menghalalkan segala cara.

Atalya, janda Yosafat, tua-tua keladi -- makin tua makin menjadi-jadi. Dia ambisius, tidak puas mendominasi kehidupan Yoram -- suaminya -- kemudian Ahazia, anaknya sendiri. Sesudah mereka gugur, ia tidak lagi menyembunyikan keinginannya untuk menjadi orang nomor satu di kerajaan Yehuda. Sepak terjangnya mengerikan, ia memerintahkan pembunuhan semua keturunan raja Yehuda, artinya termasuk cucu-cucunya sendiri juga (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">10). Sungguh seorang nenek yang haus darah. Gila kuasa telah mengubahnya menjadi serigala. Syukurlah, Tuhan selalu punya cara menyelamatkan orang pilihan-Nya untuk pada waktunya memerintah Yehuda. Lewat taktik menarik yang melibatkan Yosabat, putri raja Yoram sekaligus isteri imam Yoyada, Yoas berhasil diselamatkan dari pembantaian sistematis itu dan disembunyikan aman di dalam bait Allah.

Imam Yoyada kemudian membangun kekuatan spiritual-moral bait Allah untuk menentang kesewenangan Atalya dan ia berhasil, bahkan juga berhasil menobatkan Yoas yang baru berusia sekitar enam tahun itu menjadi raja baru Yehuda (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">23:3) melalui satu upacara yang mengesankan (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">23:1-11). Imam Yoyada mengambil prakarsa untuk melakukan hal ini karena yang terancam bukan hanya kerajaan Yehuda, tetapi kehidupan bangsa itu sebagai umat Allah. Matinya Atalya menjadi perlambang kembalinya pengakuan bahwa Yahwe sajalah Tuhan dan Allah umat. Peraturan-peraturan kehidupan yang dari Yahwe pulalah yang harus ditegakkan dan dilaksanakan kembali demi pulihnya kesejahteraan kehidupan umat Allah.

Renungkan: Sejarah dan bagian firman ini membuktikan bahwa kekuatan spiritual-moral meski tanpa senjata dan minoritas saja, mampu membawa perubahan sosial penting. Keyakinan yang benar disertai komitmen yang tinggi memang dahsyat dampak pembaruannya bila dilaksanakan secara tetap dan tekun.

(0.90) (2Taw 25:1) (sh: Taat, namun tidak total (Sabtu, 29 Juni 2002))
Taat, namun tidak total

Seperti halnya orang Yehuda zaman itu, kita merasakan bangkitnya harapan dan kesukaan menyaksikan tindakan Amazia di bagian awal pemerintahannya. Tampak oleh kita keinginannya untuk menaati taurat Tuhan. Misalnya, ketika ia tidak pukul rata membalas dendam dengan menghabisi semua keluarga orang-orang yang membunuh ayahnya karena menaati firman yang mengatakan bahwa tanggung gugat atas dosa tidak diberlakukan kepada pihak-pihak yang masih berhubungan keluarga (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">4). Juga ketika ia mendengar nasihat seorang hamba Allah agar tidak membangun kekuatan dengan mengandalkan uang kepada pasukan sewaan dari Israel (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">7-8). Nasihat selanjutnya dari hamba Allah itu pun terus didengarkan dan dilaksanakan oleh Amazia (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">9-10). Ia bersedia kehilangan uang yang telah dibayarkannya kepada pasukan sewaan itu meski tidak lagi memakai mereka karena keyakinan bahwa Allah sumber kuasa dan harta.

Tetapi, kebijakan-kebijakannya selanjutnya sungguh membuat kita menjadi cemas bahkan kecewa. Kebijaksanaan yang pernah ditunjukkannya tadi tidak berlanjut. Ketaatannya pada firman Allah di bagian awal masa pemerintahannya segera sirna dengan makin jayanya Amazia dalam berbagai medan peperangan. Seusai mengalahkan Edom dengan tindakan bodoh yang tidak masuk akal sehat, Amazia menjadikan dewa-dewa Edom, bangsa yang telah dikalahkannya itu, menjadi objek penyembahannya (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">14). Kemerosotan dan kemunduran akibat dosa kini berproses dengan cepatnya. Tindakan Allah menghukum Amazia berlangsung seiring dengan keputusan-keputusan Amazia sendiri yang kini lebih dipengaruhi oleh sifat cepat panas, berpikir pendek, sombong, dan keras kepala (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">15-17). Permulaan yang baik terpaksa harus berakhir dengan cara menyedihkan. Amazia akhirnya kalah dan mati di tangan Yoas, raja Israel yang juga merampasi kekayaan Yehuda dan bait Allah (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">20-24). Sayang bahwa kebaikan dan kesetiaan Al lah b egitu besar tidak dihayati dengan serius.

Renungkan: Hanya dengan berkesinambungan menaati Allah dan firman-Nya dari momen ke momen, kita dapat luput dari pengaruh dosa yang merusak seluruh aspek kehidupan pribadi dan sosial.

(0.89) (2Taw 6:12) (sh: Doa yang istimewa (Selasa, 14 Mei 2002))
Doa yang istimewa

Setelah Salomo memuji Allah karena berkat-Nya di masa lalu, ia melanjutkan dengan doa bagi masa depan Israel. Pendahuluan doa dimulai dengan menggambarkan situasi yang sebenarnya (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">12-13). Ia berdiri di atas mimbar tembaga, yang kira-kira panjang dan lebarnya 2,3 m, dan tingginya 1,3 meter, lalu berlutut dan menadahkan tangannya. Ini semua dilakukannya di depan seluruh jemaah, di tengah halaman luar bait Allah, kemungkinan bagian halaman untuk kaum awam. Dengan gambaran ini, kita mengerti betapa agung dan hikmatnya peristiwa tersebut. Lalu, Salomo menaikkan doanya. Pertama, doa untuk kerajaan (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">14-17). Doanya dimulai dengan pengakuan bahwa Yahweh begitu unik dan berkuasa. Penyelesaian bait Allah merupakan salah satu perwujudan superioritas Allah. Allah setia pada perjanjian kasih-Nya kepada orang-orang yang memberikan segenap hati kepada-Nya. Karena itu, komunitas pascape mbuangan harus hidup demikian pula. Kemudian ia meminta agar Allah memenuhi janji-Nya kepada Daud, sebagaimana ketaatan yang ia tunjukkan terhadap hukum Allah.

Kedua, doa untuk bait Allah (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">18-39). Bagian ini dimulai dengan pujian kepada Allah yang besar (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">18), lalu beranjak meminta hal-hal umum di dalam kerendahan hatinya agar bait Allah sungguh menjadi tempat yang efektif untuk berdoa kepada Allah (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">19-21). Bukankah Allah menempatkan nama-Nya di sana? Setelah itu, ia meminta hal-hal yang lebih khusus: mengenai sumpah keadilan (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">22-23), mengenai kekalahan, pengakuan dosa Israel, dan pemulihannya (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">24-25), mengenai kekeringan (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">26-27), mengenai bencana-bencana lainnya (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">28-31), mengenai orang asing (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">32-33), mengenai perang (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">34-35), mengenai pembuangan Israel (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">36-39). Dari permohonan-permohonan ini, pertobatan dan ketaatan Israel menjadi kunci pemulihan dari Allah yang hadir di dalam bait-Nya. Ketiga, doa untuk bait Allah dan kerajaan (ayat Sungguh+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">40-42). Bagian ini merupakan penutup, yang menekankan perjanjian antara Allah dengan Daud agar kehadiran dan kesetiaan-Nya menjadi dasar kehidupan!

Renungkan: Di dalam doa, pastikan Anda tidak hanya ingin menikmati kehadiran Allah, tetapi ungkapan taat dan setia kepada-Nya.



TIP #27: Arahkan mouse pada tautan ayat untuk menampilkan teks ayat dalam popup. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA