Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 161 - 175 dari 175 ayat untuk Ia menganggap AND book:[40 TO 66] (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.20) (Kis 4:32) (sh: Gereja yang dipenuhi Roh Kudus (Minggu, 30 Mei 1999))
Gereja yang dipenuhi Roh Kudus

Para rasul mengabaikan larangan Sanhedrin, dan mereka tetap bersaksi dengan keberanian dan semangat (31, 33). Kasih karunia Allah yang melimpah-limpah menguatkan mereka untuk tetap menyaksikan kebangkitan Yesus (33). Gereja mula-mula yang dipenuhi Roh Kudus, nyata melalui perkataan dan perbuatan; pelayanan dan kesaksian; kasih kepada sesama anggota dan kesaksian bagi dunia luar. Apa yang digambarkan dalam perikop ini merupakan kejadian kedua setelah kisah dalam pasal Ia+menganggap+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">2:42-47. Sumbernya sama yaitu Roh Kudus yang memenuhi, menguasai dan menggerakkan. Hal ini tampak pada keseimbangan kerja Roh Kudus di dalam gereja mula-mula.

Komunisme Kristen? Ada sebagian pihak yang menggunakan perikop ini untuk mendukung paham komunisme Kristen. Apakah memang demikian? Kita bisa melihat tiga pokok penting dari bagian ini. Pertama, adanya sikap yang radikal terhadap harta yang dimiliki oleh mereka. Semua harta mereka dianggap milik bersama (32b). Secara hukum dan fakta mereka masih memiliki barang mereka, namun mereka memutuskan untuk menganggap bahwa harta-harta mereka bisa dipakai oleh saudara-saudara lain yang membutuhkan. Kedua, sikap radikal mereka telah memimpin mereka pada tindakan pengorbanan untuk orang lain (34b-35). Ketiga, sikap radikal dan pengorbanan ini berdasarkan prinsip persamaan sehingga terjaminnya distribusi yang merata (35b). Ketiga pokok pikiran di atas memberikan penekanan tentang dua hal yaitu tidak seorang pun kehilangan hak atas harta yang mereka miliki (paham komunis) dan setiap Kristen lebih mementingkan kebutuhan saudara mereka daripada harta mereka (paham Kristen).

Barnabas sang teladan. Gereja terus bersatu dalam iman, kasih dan kesaksian yang luar biasa, sehingga dunia sekeliling dapat merasakannya. Barnabas adalah contoh seorang tokoh yang patut diteladani. Nilai-nilai yang sudah ditunjukkan oleh si anak penghiburan ini haruslah menjadi prinsip bagi gereja sekarang di dalam sikap mereka terhadap harta dan umat.

(0.20) (Kis 14:8) (sh: Kedudukan saksi Kristus (Kamis, 19 Mei 2005))
Kedudukan saksi Kristus


Janji penyertaan Tuhan, terutama yang disertai tanda dan mukjizat (lihat Mrk. 16:15-18) akan secara khusus menyertai orang-orang yang setia menyaksikan Injil-Nya. Terlebih apabila kesaksian itu dilakukan di daerah-daerah yang penyembahan kepada berhala-berhala masih sangat kuat. Inilah yang dialami Paulus dan Barnabas dalam pelayanan mereka di Listra.

Mukjizat Tuhan di Listra itu tidak diberikan dengan sistim "obral," tidak juga dengan tanpa mempedulikan respons dalam diri orang yang bermasalah. Seperti halnya semua mukjizat yang dicatat dalam Alkitab, mukjizat penyembuhan orang lumpuh ini pun berakibat kejutan yang membuka kesempatan bagi dialog dan pewartaan Injil. Mukjizat tidak ditujukan sekadar untuk pamer kuasa! Paulus terlebih dahulu melihat bahwa si lumpuh memiliki iman. Iman di sini bukan iman kepada Yesus Kristus sebab Injil baru saja masuk ke Listra. Iman itu adalah semacam kepercayaan orang itu terhadap Allah yang berkuasa menolongnya. Reaksi orang banyak mengejutkan. Dalam kegelapan sistim penyembahan berhala mereka, mereka langsung menganggap Barnabas sebagai Dewa Zeus dan Paulus sebagai Dewa Hermes (ayat Ia+menganggap+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">12). Paulus menepis anggapan sesat tersebut dan menjadikan kesempatan itu saat untuk menyaksikan Injil (ayat Ia+menganggap+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">15-17).

Saksi-saksi Kristus yang setia kepada Injil dan yang Tuhan urapi pasti mengalami wibawa, pengaruh, dan kuasa dalam berbagai bentuk. Hal-hal tersebut akan dirasakan oleh pihak lain. Namun karena sistim kepercayaan yang berbeda, tafsiran orang yang bukan Kristen tentang kuasa dalam pelayanan para saksi Kristus sangat mungkin salah. Misalnya, si hamba Tuhan itu dianggap orang sakti, beraura dahsyat, memiliki cakra yang kuat, atau dipenuhi roh-roh tertentu.

Doakan: Tempat-tempat di Indonesia yang Anda ketahui memiliki kebiasaan menyembah ilah-ilah lain di luar Kristus. Minta kepada Tuhan agar memerdekakan mereka dari ikatan penyembahan berhala tersebut.

(0.20) (Kis 15:22) (sh: Bijaksana dan peka (Senin, 12 Juni 2000))
Bijaksana dan peka

Itulah penilaian seorang tokoh kristen tentang surat yang dibuat oleh para rasul di Yerusalem kepada jemaat-jemaat non-Yahudi di luar Yerusalem. Oleh karena itu tidaklah heran bila akhirnya jemaat-jemaat itu mendapat berkat dari surat tersebut (31). Itu juga merupakan kunci sukses dari pengimplementasian keputusan pertemuan di Yerusalem. Para pemimpin sering kali menganggap bahwa setelah kesepakatan dibuat maka selanjutnya adalah tugas bawahan untuk melaksanakannya. Padahal untuk memahami suatu keputusan tidaklah mudah, mereka harus menafsir dan menjabarkan sendiri ke dalam bentuk-bentuk yang lebih praktis. Itulah sebabnya di tingkat bawahan, kesalah-pahaman dan konflik sering terjadi.

Para rasul agaknya memahami hal ini. Karena itulah mereka mengambil berbagai langkah untuk menjamin suksesnya pengimplemen-tasian kesepakatan Yerusalem, agar kesatuan Kristen tidak hanya terjadi di kalangan para rasul, namun juga seluruh Kristen dimana pun mereka berada. Mereka memberikan informasi yang jelas dan tuntas kepada jemaat-jemaat tentang keputusan Yerusalem, secara tertulis dan lisan melalui orang-orang yang berkualitas (22), untuk menjamin kesahihan dan keobyektifan informasi. Kemudian mereka menegaskan posisi mereka tentang tuntutan sunat (24).

Penegasan ini penting bagi Kristen di Antiokhia sebagai suatu konfirmasi dan peneguhan atas doktrin yang sudah mereka yakini selama ini. Dan itu tidak dilakukan hanya dengan pernyataan lisan, namun keputusan Roh Kudus. Allah melegitimasi keputusan itu karena itulah keputusan resmi dan berlaku bagi semua jemaat di sepanjang zaman. Bagaimanakah dampak yang ditimbulkan? Setelah jemaat Antiokhia membaca surat itu dan bertemu dengan para utusan rasul dari Yerusalem, mereka bersuka cita, terhibur, dan dikuatkan (31-32). Ini merupakan bukti bahwa keputusan dan pengimplementasiannya telah dilakukan secara bijak dan sehat. Ini merupakan bukti bahwa gereja mula-mula mempunyai manajemen yang baik.

Renungkan: Manajemen yang sehat sebuah gereja manapun antar gereja memang diperlukan, agar jemaat mengalami penghiburan, sukacita, penguatan, dan tetap dipersatukan dalam menghadapi segala macam tantangan dan ancaman yang semakin meranggas.

(0.20) (1Kor 4:6) (sh: Raja atau hamba? Tuan atau jongos? (Jumat, 5 September 2003))
Raja atau hamba? Tuan atau jongos?

Ini dapat dijawab dengan melihat siapa saja yang ada dalam lingkaran terdekat seseorang. Manusia cenderung untuk berusaha akrab dengan mereka yang secara sosial sejajar, atau kalau mungkin, lebih tinggi. Biasanya, pertemanan akrab dengan mereka yang secara sosial lebih "rendah", apalagi "sampah", dihindari karena berisiko menjatuhkan pamor.

Faktor sosial seperti ini adalah salah satu penyebab konflik yang terjadi antara sebagian jemaat Korintus dengan Paulus. Mereka menganggap Paulus yang kerap menderita (ayat Ia+menganggap+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">11-13), punya kelemahan fisik ("lemah", 10; bdk. 2Kor. 12:7), dan menghidupi diri dari pekerjaan yang relatif kasar (ayat Ia+menganggap+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">12) itu tidak layak untuk tetap dekat dan melayani Korintus, jemaat yang kaya dalam karunia dan berkat. "Tidakkah akan terasa lucu bila Injil berkat melimpah yang jaya itu diberitakan oleh seorang malang, rendah, lemah dan hina (ayat Ia+menganggap+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">9-10)?"

Paulus mengkoreksi pandangan yang salah ini dengan ironi yang menyindir: mereka mulia sementara Paulus dan rekan-rekannya hina, dan seterusnya (ayat Ia+menganggap+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">8-10). Ironi ini bertujuan menyadarkan jemaat Korintus bahwa manusia yang rohani, menerima Roh Allah, memiliki hikmat-Nya, dan bermegah dalam-Nya, justru adalah manusia yang menjadi hamba. Paulus menunjukkan bahwa dalam penderitaan dirinya dan kawan-kawannya justru lebih dekat kepada keadaan Tuhan (bdk. 9-13 dengan Yes. 53:2b-3). Dalam keadaan seperti yang Paulus alami, justru nyata kebenaran bahwa sungguh- sungguh hikmat dan karya Allah adalah kebodohan bagi dunia (bdk. dengan Ia+menganggap+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">1:26-29). Karena itu, seperti pada Paulus, panggilan agar kita hidup menjadi orang-orang kudus (ayat Ia+menganggap+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">1:2) berarti hidup sedemikian rupa sebagai seorang hamba dengan konsekuensi dianggap bodoh serta hina oleh dunia.

Renungkan: Anda juga tidak dapat melayani dua tuan, Allah dan diri Anda ataupun kepentingan pribadi Anda. Tundukkan diri Anda sebagai hamba, supaya Anda dapat melayani Allah dalam dunia.

(0.20) (1Kor 5:1) (sh: Berdukacitalah! (Minggu, 24 Agustus 1997))
Berdukacitalah!

Kondisi jemaat di Korintus sangat memprihatinkan! Ada di antara warga jemaat itu yang melakukan dosa memalukan yang bahkan orang kafir pun tidak melakukannya. Dosa yang dilakukan ialah zinah dengan ibu tiri sendiri. Para pelakunya memang menyebut diri orang Kristen dan anggota jemaat, tetapi pasti mereka tidak mengasihi Tuhan dan jemaat-Nya. Perbuatan yang merusak kesaksian dan melemahkan iman jemaat itu tentu tidak dilakukan orang yang sungguh mengasihi Tuhan. Paulus sangat terpukul oleh kebobrokan tersebut, namun jemaat Korintus sendiri malah berbangga (ayat Ia+menganggap+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">2). Mereka bangga karena menganggap bahwa sikap menerima orang-orang yang melakukan percabulan dalam persekutuan sebagai suatu kemajuan. Bangga akan dosa adalah suatu kemunduran. Seharusnya jemaat berdukacita dan bertindak!

Basmi Dosa! Bila dibiarkan, dosa akan seperti ragi yang berpengaruh cepat ke seluruh jemaat. Dosa bukan hanya membinasakan pelakunya tetapi seluruh jemaat juga akan tercemar. Mereka akan terbiasa dengan dosa sehingga akhirnya tidak takut lagi berbuat dosa. Karena itu dosa harus dibenci, orang yang berdosa harus didisiplin. Disiplin yang dijatuhkan kepada orang berdosa itu adalah bukti bahwa jemaat mengasihinya. Disiplin gerejawi dijalankan demi menjaga kekudusan warga jemaat secara pribadi dan seluruh jemaat. Tidak mudah memang menjalankan disiplin, terlebih masa kini, tetapi tindakan itu harus karena penting. Tuhan menghukum bukan untuk menghancurkan tetapi untuk memulihkan dan memurnikan orang yang dikasihi-Nya.

Renungkan: Hanya hidup yang tanpa ragi dosa yang bisa mengalami suasana pesta rohani dalam hadirat Allah yang kudus, murni, tanpa cela.

Doa: Tuhanku, tolong kami untuk saling memperhatikan dan mengasihi sedemikian rupa hingga kami berani menolak dosa sahabat kami dan membawa mereka balik kepadaMu.

(0.20) (1Kor 8:1) (sh: Jangan menjadi batu sandungan (Minggu, 14 September 2003))
Jangan menjadi batu sandungan

Jemaat menghadapi dilema, di satu pihak mereka tidak boleh makan makanan yang telah dipersembahkan kepada berhala, sementara makanan yang ada di pasar umum adalah makanan yang telah dipersembahkan kepada berhala (bdk. Kis. 15:20,29). Sementara di pihak lain, Paulus mengajarkan: tidak ada sesuatu yang najis dari dirinya sendiri (Roma 14:14). Aturan mana yang harus mereka jalankan?

Paulus menekankan bahwa hanya ada satu Allah. Kuasa-kuasa spiritual di balik berhala dan dewa adalah kuasa Iblis. Namun pandangan Paulus ini bertentangan dengan pemahaman yang sudah terlebih dahulu berkembang yang menganggap bahwa berhala itu benar-benar ada. Keyakinan terhadap berhala telah menodai kesucian hati nurani manusia.

Dalam usaha meyakinkan jemaat Korintus, Paulus menyadari bahwa tidak semua jemaat yang dapat menerima pengajarannya karena pengetahuan dan pola pikir yang telah terbentuk untuk mengakui kekuasaan para berhala. Namun, kepada mereka yang mau mendengarkan pengajarannya, Paulus menekankan bahwa kunci untuk tetap percaya pada keesaaan Allah dan menyingkirkan keyakinan bahwa berhala- berhala itu berkuasa adalah tetap pada keyakinan bahwa hanya Yesus Kristus yang telah menjadikan segala sesuatu, dan yang memberi kita hidup (ayat Ia+menganggap+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">6).

Renungkan: Mempertahankan keyakinan yang benar, tanpa memedulikan hati nurani orang lain yang lemah bukanlah sikap Kristiani yang terpuji, sebaliknya menjadi batu sandungan bagi mereka.


Bacaan untuk minggu ke-15 sesudah Pentakosta

Ulangan 4:1-8; Yakobus 1:19-25; Markus 7:1-8, 14-15, 21-23; Mazmur 15

Lagu KJ 169

(0.20) (1Kor 12:1) (sh: Satu Roh, satu Tuhan (Senin, 22 September 2003))
Satu Roh, satu Tuhan

Surat 1 Korintus berisi banyak kritikan dari Rasul Paulus atas praktik-praktik kehidupan mereka. Paulus menganggap bahwa hal tersebut tidak seharusnya terjadi dalam jemaat Tuhan.

Jemaat Korintus adalah jemaat yang sarat dengan karunia-karunia yang istimewa dari Tuhan. Mereka menyadari hal itu, tetapi rupanya mereka lebih memperhatikan kekayaan karunia yang mereka miliki ketimbang memperhatikan Allah, Sang Pemberi. Mereka tidak ingin mencari tahu maksud Allah memberikan karunia-karunia itu kepada mereka. Sebab yang penting bagi mereka adalah bagaimana karunia- karunia tersebut memenuhi segala kepentingan mereka dan memberi kepuasan. Rasul Paulus mengecam sikap ini.

Beberapa oknum di jemaat Korintus yang memperoleh karunia-karunia yang spesifik dari Tuhan rupanya menjadi jumawa dan tinggi hati. Sikap mereka yang merasa diri lebih hebat dari sesama anggota jemaat mengganggu persekutuan jemaat Korintus. Mereka memperlihatkan kepada jemaat kehebatan dan kekuasaan untuk melakukan hal-hal yang istimewa, seperti berkata-kata dengan hikmat dan memiliki pengetahuan (ayat Ia+menganggap+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">8), karunia penyembuhan (ayat Ia+menganggap+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">9), karunia membuat mukjizat, bernubuat, berkata dalam bahasa roh, dan menafsirkannya (ayat Ia+menganggap+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">10). Kebanggaan ini membuat mereka merasa istimewa di mata Tuhan sehingga tidak lagi merasa setara dengan anggota jemaat lainnya. Rasul Paulus mengecam dan mengatakan bahwa: pertama, yang berkarya melalui perkara-perkara istimewa yang manusia lakukan adalah Tuhan (ayat Ia+menganggap+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">6,11). Manusia hanyalah alat yang Tuhan pakai. Kedua, melalui perkara-perkara itu, Tuhan ingin menyatakan 'pelayanan-Nya' yang membangun kehidupan iman jemaat (ayat Ia+menganggap+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">5), bukan demi kemuliaan dan kepuasan manusia.

Renungkan: Hendaklah setiap kita melihat bahwa karunia-karunia yang kita miliki semata-mata karya Allah untuk menyatakan bahwa Dialah satu-satu-Nya Tuhan bagi jemaat-Nya.

(0.20) (Flp 2:1) (sh: Kesatuan di dalam Kristus (Rabu, 26 Mei 2004))
Kesatuan di dalam Kristus

Banyak nasihat firman Tuhan bagi warga gereja sulit kita praktikkan. Mengapa? Salah satu alasannya adalah karena nasihat-nasihat itu bertentangan dengan dorongan kodrati kita. Perikop ini dimulai dengan "Jadi karena dalam Kristus, atau "Sebagaimana dalam Kristus" (ayat Ia+menganggap+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">1). Karya dan teladan Kristus serta pengenalan kita akan Kristus adalah sumber aliran nasihat, penghiburan kasih, persekutuan Roh, kasih mesra dan belas kasihan (ayat Ia+menganggap+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">2-4). Tanpa sumber itu, semua kesatuan di antara manusia hanyalah semu belaka. Keakraban berdasarkan kepentingan sama, interes sama, hobi sama, hanyalah kesatuan berdasarkan kesamaan dorongan ego masing-masing orang.

Paulus mengaitkan kesatuan ini dengan kesempurnaan sukacita (ayat Ia+menganggap+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">1; bdk. Yoh. 17:13). Inilah sukacita seorang yang saleh, yang afeksi dan emosi terdalamnya serasi dengan rencana Tuhan. Inilah sukacita karena melihat saudara seiman hidup dalam kesatuan.

Kesatuan ini meliputi beberapa hal. Pertama, kesehatian. Kristen seharusnya memiliki arah hati yang sama yaitu kepada Tuhan, dalam segala sesuatu memuliakan dan menyenangkan Tuhan saja. Kedua, sepikir. Pikiran harus dikuasai oleh kebenaran yang sama, yaitu firman Tuhan. Ketiga, satu kasih. Kristus mengasihi kita dan mempersatukan kita dengan Bapa yang di sorga. Waktu kita mengasihi, kita sedang membawa orang ke dalam kesatuan tubuh Kristus dengan satu tujuan, yaitu hidup bagi Tuhan dengan meneladani kehidupan Kristus.

Ada dua hal yang dapat menghambat kesatuan ini, yaitu mencari kepentingan sendiri dan puji-pujian yang sia-sia. Untuk mengatasinya dibutuhkan sikap menganggap orang lain lebih utama daripada diri sendiri. Belajarlah melihat diri sendiri sebagai yang terakhir! Inilah cara kita menonjolkan kasih Kristus.

Tekadku: Demi Kristus aku mau dipersatukan dengan sesama Kristen, agar aku menyenangkan Tuhan, menjadi berkat bagi sesama.

(0.20) (Why 3:7) (sh: Yesus sebagai Yang Benar dan Kudus (Sabtu, 20 Desember 2003))
Yesus sebagai Yang Benar dan Kudus

Berbeda dengan kota-kota lainnya, di kota Filadelfia Tuhan sama sekali tidak mencela mereka. Mengapa demikian?

Di kota ini ada sekumpulan orang yang disebut jemaah Iblis, yaitu mereka yang menyebut diri orang Yahudi. Mereka menyatakan diri sebagai jemaat yang benar. Oleh sebab itu, Yesus Kristus memperkenalkan diri-Nya sebagai Yang Kudus, Yang Benar, Yang memegang kunci Daud. Ini berarti hanya Tuhan yang berhak menentukan dan menguji kesejatian suatu jemaat. Orang-orang Yahudi boleh saja menganggap mereka yang benar, tetapi Tuhan mengatakan bahwa sebenarnya mereka adalah jemaat Iblis. Dalam hal ini Tuhan memuji jemaat di Filadelfia sebagai jemaat yang berkenan kepada-Nya.

“Aku telah membuka pintu bagimu ...” Pintu itu adalah kesempatan yang Tuhan sediakan bagi mereka untuk memberitakan Injil, dan tidak seorangpun dapat menghalanginya. Mereka mengambil kesempatan ini karena jika tidak berarti mereka menyia-nyiakan kesempatan yang Tuhan sudah berikan kepada Gereja-Nya. Selain itu Tuhan juga menyertai mereka yang akan menyatakan kuasa-Nya untuk membuat telinga yang mendengar serta hati yang percaya. Pemberitaan Injil tidak dilakukan dengan kekuatan serta kehebatan suatu jemaat, melainkan semata-mata oleh anugerah Tuhan yang direspons dengan benar. Jemaat Filadelfia sekalipun kecil di mata manusia, namun besar di hadapan Allah karena mereka menuruti firman dan tidak menyangkal nama-Nya. Maka Tuhan akan melindungi dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia (ayat Ia+menganggap+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">11), dan berjanji akan menjadikan mereka sokoguru di Bait Suci Allah, dan akhirnya pada mereka akan dituliskan nama Allah, nama kota Allah dan nama-Nya yang baru.

Renungkan: Apakah kita menangkap momen yang Tuhan nyatakan dalam kehidupan kita dan jemaat kita serta meresponinya dengan benar?

(0.18) (Rm 10:9) (full: MENGAKU ... PERCAYA DALAM HATIMU. )

Nas : Rom 10:9-10

Unsur-unsur keselamatan terangkum di sini serta berpusat pada kepercayaan akan ketuhanan Kristus dan kebangkitan-Nya secara jasmaniah. Iman harus ada di dalam hati, yang meliputi perasaan, akal, dan kehendak sehingga mempengaruhi seluruh diri orang itu. Iman juga harus meliputi penyerahan diri secara umum kepada Yesus sebagai Tuhan, baik dalam kata maupun dalam perbuatan

(lih. art. IMAN DAN KASIH KARUNIA).

(0.18) (Flp 2:3) (full: DENGAN RENDAH HATI. )

Nas : Fili 2:3

Karena umat manusia yang telah jatuh dalam dosa berpembawaan egosentris, maka dunia kurang menghormati sifat rendah hati. Akan tetapi, Alkitab, yang berisi pandangan yang berpusat kepada Allah dalam hal umat manusia dan keselamatan, sangat mementingkan sifat rendah hati.

  1. 1) Bersifat rendah hati berarti bahwa kita menyadari kelemahan-kelemahan kita dan dengan lekas akan menghormati Allah dan orang lain atas hal-hal yang kita kerjakan (Yoh 3:27; 5:19; 14:10; Yak 4:6).
  2. 2) Kita harus rendah hati karena kita adalah makhluk hina (Kej 18:27) dan berdosa, terlepas dari Kristus, (Luk 18:9-14) dan tak dapat membanggakan apa pun (Rom 7:18; Gal 6:3) kecuali bermegah di dalam Tuhan (2Kor 10:17). Kita harus mengandalkan Tuhan untuk menjadi orang yang berguna dan dapat menghasilkan buah. Kita tak dapat melakukan apa-apa yang baik tanpa pertolongan Allah dan bantuan orang lain (Mazm 8:5-6; Yoh 15:1-16).
  3. 3) Allah tinggal bersama orang yang hidup dengan rendah hati (Yes 57:15; Mi 6:8). Allah memberi kasih karunia lebih besar kepada orang yang rendah hati, tetapi menentang orang sombong (Yak 4:6; 1Pet 5:5). Anak-anak-Nya yang paling giat melayani Tuhan "dengan segala rendah hati" (Kis 20:19)
  4. 4) Sebagai orang percaya kita harus hidup dengan rendah hati terhadap orang lain, seraya menganggap mereka lebih penting daripada diri kita sendiri (bd. Rom 12:3).
  5. 5) Lawannya kerendahan hati adalah kesombongan, suatu perasaan yang berlebih-lebihan tentang kepentingan diri dan harga diri di dalam seseorang yang percaya akan kebaikan, keunggulan, dan prestasinya sendiri. Kecenderungan yang tak terelakkan dari sifat manusia dan dunia adalah ke arah kesombongan bukan kerendahan hati (1Yoh 2:16; bd. Yes 14:13-14; Yeh 28:17; 1Tim 6:17).
(0.18) (1Yoh 4:1) (full: UJILAH ROH-ROH ITU. )

Nas : 1Yoh 4:1

Alasan untuk menguji setiap roh (yaitu seorang yang digerakkan atau diilhami oleh roh) ialah karena ada "banyak nabi palsu" akan masuk ke dalam gereja

(lihat art. GURU-GURU PALSU).

Kenyataan ini akan berlaku secara khusus apabila toleransi terhadap ajaran yang tidak alkitabiah akan makin meningkat menjelang akhir zaman

(lihat cat. --> Mat 24:11;

lihat cat. --> 1Tim 4:1;

lihat cat. --> 2Tim 4:3-4;

lihat cat. --> 2Tim 4:4;

lihat cat. --> 2Pet 2:2;

lihat cat. --> 2Pet 2:2).

[atau ref. Mat 24:11; 1Tim 4:1; 2Tim 4:3,4; 2Pet 2:1,2]

Orang Kristen diperintahkan untuk menguji semua guru, penulis, pengkhotbah, dan nabi Kristen, dan sebenarnya setiap orang yang menuntut bahwa pekerjaan atau berita yang dibawanya berasal dari Roh Kudus. Orang percaya sama sekali tidak boleh menganggap suatu pelayanan atau pengalaman rohani sebagai berasal dari Allah sekalipun ada yang mengatakan demikian. Lagi pula, tidak ada ajaran yang dapat diterima sebagai benar hanya berdasarkan keberhasilan, mukjizat, atau yang kelihatan seperti pengurapan (Mat 7:22; 1Kor 14:29; 2Tes 2:8-10; 2Yoh 1:7; Wahy 13:4; 16:14; 19:20).

  1. 1) Semua pengajaran harus diperiksa menurut penyataan kebenaran Allah dalam Alkitab

    (lihat cat. --> Gal 1:9).

    [atau ref. Gal 1:9]

  2. 2) Roh dari pengajaran itu haruslah diuji. Adakah ajaran itu memiliki roh dan penekanan yang sama dengan ajaran rasuli PB? Berwaspadalah terhadap ajaran yang orang katakan telah diterima dari Roh Kudus atau malaikat yang tidak dapat didukung oleh penafsiran alkitabiah yang dapat dipercaya.
  3. 3) Kehidupan guru harus diuji dalam hal hubungan mereka dengan dunia yang berdosa (lih. ayat 1Yoh 4:5;

    lihat art. HUBUNGAN ORANG KRISTEN DENGAN DUNIA),

    dan dengan ketuhanan Kristus (ayat 1Yoh 4:2,6;

    lihat cat. --> Rom 10:9;

    [atau ref. Rom 10:9]

    lihat art. KRITERIA UNTUK BAPTISAN DALAM ROH).

(0.18) (Mat 9:35) (sh: Teladan dan kuasa dalam pelayanan (Kamis, 25 Januari 2001))
Teladan dan kuasa dalam pelayanan

Kemarin kita telah belajar bahwa kita harus tunduk kepada Yesus sebagai Tuhan. Hari ini kita akan belajar bagaimana membuktikan penundukan diri kita. Salah satu caranya adalah melanjutkan misi-Nya di dunia. Kita menjadi pekerja-pekerja-Nya yang digerakkan oleh belas kasihan Yesus untuk mengabarkan Kabar Baik dan menjangkau mereka yang terhilang dalam masyarakat dengan memberikan kesembuhan kepada mereka yang sakit dan menguatkan mereka yang lemah tubuh.

Namun seringkali kita terlalu menitikberatkan kepada pelayanan pemberitaan Injil, sehingga mengesampingkan pelayanan-pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan sosial orang lain, karena kita menganggap bahwa masalah rohani lebih penting daripada masalah jasmani. Padahal Yesus dengan belas kasihan-Nya berusaha untuk menyembuhkan pribadi manusia secara utuh. Karena itu kita memang harus berkhotbah dan mengajar, namun kita pun harus meneladani pola pelayanan Yesus dan menyatakan kasih Allah seperti yang Yesus lakukan, dengan menyediakan makanan bagi yang lapar, merawat yang sakit, dan membela yang ditindas.

Selain model pelayanan Yesus, kita pun dapat meneladani rasul-rasul yang diutus oleh Yesus. Kuasa yang Yesus berikan kepada murid-murid-Nya memampukan mereka untuk melakukan pelayanan secara efektif dan berdampak nyata dalam kehidupan manusia (ayat Ia+menganggap+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">10:11). Mereka dilengkapi dengan kuasa karena merekalah yang telah dipilih dan dilatih oleh Yesus. Merekalah yang senantiasa berada dekat kaki Yesus dan mendapatkan pengajaran- Nya. Di samping itu mereka semua -- selain Yudas - - adalah murid-murid yang berkomitmen penuh kepada Yesus.

Renungkan: Marilah kita teladani pola pelayanan Yesus dan murid-murid-Nya. Selama ini mungkin pelayanan kita tidak efektif atau tidak memberikan dampak kepada kehidupan manusia secara langsung dan nyata. Jika demikian kita perlu mengevaluasi apakah selain kesibukan dalam berbagai aktifitas, kita senantiasa menyediakan waktu untuk duduk bersimpuh di kaki Yesus dan mendengarkan Dia. Satu hal lagi yang harus diingat adalah bahwa kuasa tidak selalu untuk melakukan mukjizat, tetapi meliputi kuasa untuk mengajar, berkhotbah, dan menghibur sehingga kasih Allah kepada manusia dapat dinyatakan kepada dunia.

(0.18) (1Tim 6:2) (sh: Ciri ajaran sesat dari sisi uang (Rabu, 19 Juni 2002))
Ciri ajaran sesat dari sisi uang

Kembali Paulus mengingatkan Timotius untuk berhati-hati terhadap orang yang membawa ajaran yang "lain" (ayat Ia+menganggap+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">3). Di sini Paulus menggarisbawahi karakter lainnya dari para pengajar sesat ini. Selain ajaran mereka yang bertentangan dengan perkataan Tuhan Yesus (ayat Ia+menganggap+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">3), mereka juga sok tahu, senang dengan "mencari-cari soal dan bersilat kata, yang menyebabkan dengki, ... (ayat Ia+menganggap+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">4) serta percekcokan (ayat Ia+menganggap+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">5). Mereka "tidak lagi berpikiran sehat dan … kehilangan kebenaran" (ayat Ia+menganggap+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">5). Terakhir, mereka mempunyai motivasi yang sangat materialistis (ayat Ia+menganggap+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">5b-10). Mereka menganggap ibadah sebagai sumber keuntungan (ayat Ia+menganggap+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">5b).

Sebagai kontras, Paulus memberikan gambaran tentang arti ibadah yang benar. Ibadah, yang artinya lebih menunjuk pada cara hidup Kristen yang berdasarkan perkataan Tuhan Yesus dan ajaran yang benar (ayat Ia+menganggap+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">3), memberi keuntungan yang besar bila disertai dengan rasa cukup, "Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah" (ayat Ia+menganggap+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">8). Keuntungan ini sempat disinggung Paulus pada Ia+menganggap+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">4:7-8. Tidak seperti mereka yang terpengaruh oleh ajaran sesat itu sehingga menjadi sangat bersemangat dalam mencari kekayaan sehingga terjatuh ke dalam pencobaan dan "berbagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan" (ayat Ia+menganggap+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">9). Tidak hanya kebinasaan dalam kekekalan yang menjadi akibatnya, tetapi pada kehidupan kini dan di sini. Orang-orang yang cinta uang telah "menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka" (ayat Ia+menganggap+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">10b). Hal yang paling menyedihkan adalah bila para pengajar seperti ini telah membuat anggota jemaat menyeleweng dan menyimpang dari iman dan ibad ah yang sejati (bdk. 10c). Semuanya karena "cinta uang adalah akar dari segala kejahatan" (ayat Ia+menganggap+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">10a).

Renungkan: Banyak agama dan kepercayaan di dunia ini mengajarkan bahwa manusia beribadah agar Tuhan melimpahinya dengan berbagai berkat materi. Bahkan, kekayaan adalah balasan yang wajib diberikan oleh Tuhan kepada mereka yang beribadah. Pemahaman seperti ini tidaklah alkitabiah. Kristen memandang kekayaan sebagai berkat Allah yang mencukupkan kita (lih. Ia+menganggap+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">6:17b), tidak lebih, dan bukan tujuan utama hidup.

(0.18) (Yak 3:13) (sh: Hikmat Allah, bukan hikmat dunia (Jumat, 8 Juni 2001))
Hikmat Allah, bukan hikmat dunia

Beberapa waktu yang lalu, belum sempat hilang ketakutan dan kecemasan kita terhadap peristiwa yang terjadi di Kalimantan Barat, kita tersentak oleh peristiwa yang kembali terjadi di Kalimantan Tengah. Apa sebenarnya yang menyebabkan terjadinya pertikaian antaretnis tersebut? Semuanya berawal dari kesombongan, iri hati, dengki, mementingkan diri sendiri, masing-masing menganggap diri paling benar, dan paling berhak. Bila hal-hal ini telah bermuara dalam hati manusia maka dapat dipastikan bahwa di sana akan terjadi kekacauan dan segala macam perbuatan jahat! Ditambah lagi dengan campur tangan pihak luar yang bertopeng orang berhikmat, bukannya mendamaikan tetapi justru memperkeruh suasana. Kita dapat menilai, hikmat seperti apa yang berlaku di tengah-tengah kekacauan itu.

Dalam perikop ini Yakobus memaparkan tentang dua macam hikmat, (1) hikmat yang berasal dari dunia, dan (2) hikmat yang berasal dari Allah. Melalui pemaparan ini, Yakobus mengingatkan bahwa orang yang berhikmat tidak akan mendatangkan kekacauan apalagi menciptakan perselisihan dan pertikaan di tengah-tengah masyarakat. Mereka hidup dalam kedamaian, jauh dari perselisihan, karena masing-masing menjalankan kehidupan sehari- harinya dengan sikap lemah lembut. Sebaliknya, orang- orang yang menyepelekan hikmat Allah dan berpegang pada hikmat dunia adalah orang-orang yang jiwanya dipenuhi kesombongan, iri hati, dengki, bertindak seolah-olah membela kebenaran, tetapi sebenarnya memanipulasi kebenaran! Tidak hanya itu, mereka juga hidup dalam perselisihan, seluruh hidupnya dipenuhi oleh keinginan- keinginan untuk berbuat jahat. Hikmat Allah menuntun seseorang untuk memiliki kemurnian hati, menyadari akan kebaikan-kebaikan Allah dalam hidupnya, menjadi pelaku firman-Nya, dan menjaga hidupnya benar kehendak-Nya.

Renungkan: Mintalah dan milikilah hikmat yang berasal dari Allah. Hikmat-Nya bersifat murni, pendamai, peramah, penurut, dan penuh belaskasihan. Hikmat ini pula yang akan menuntun kita untuk memiliki cara hidup yang baik dan dapat menyatakan perbuatan hikmat yang lahir dari kelemahlembutan. Dengan demikian kita dimampukan menjadi seorang juru damai pembawa kebenaran di dalam lingkungan keluarga, kantor, kampus, dan dimana pun kita berada.



TIP #13: Klik ikon untuk membuka halaman teks alkitab dalam format PDF. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA