Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 41 - 60 dari 75 ayat untuk pergilah mereka AND book:[1 TO 39] AND book:14 (0.003 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.89) (2Taw 32:20) (sh: Allah menghukum keangkuhan (Selasa, 9 Juli 2002))
Allah menghukum keangkuhan

Allah menghukum keangkuhan. Dengan singkat penulis Tawarikh menyebutkan bahwa raja Hizkia dan nabi Yesaya berdoa. Melalui bagian ini penulis Tawarikh ingin menunjukkan bahwa harapan-harapan Salomo kepada bait Allah dipenuhi. Ketika Israel terdesak, maka raja (dan pemimpin lainnya) berseru kepada Allah atas nama umat dari Yerusalem (bait Allah), dan Allah menyelamatkan Israel. Untuk kesekian kalinya, penulis Tawarikh menggunakan sejarah Israel untuk memberi contoh, bahwa Allah mendengar dan menjawab doa. Bahkan Allah tidak hanya menghancurkan bala tentara Sanherib, tetapi juga mengaruniakan kepada Hizkia keamanan bagi bangsa itu.

Contoh kedua adalah raja Hizkia sendiri. Pada saat Allah menyembuhkan Hizkia dari penyakitnya, ia malah menjadi angkuh dan tidak berterima kasih (ayat pergilah+mereka+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">25a). Akibatnya, baik Hizkia maupun Yehuda dan Yerusalem ditimpa murka Allah (ayat pergilah+mereka+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">25b). Tidak dijelaskan pada ayat ini apa yang terjadi. Namun, berbeda dengan Sanherib, Hizkia bersama-sama dengan penduduk Yerusalem mau bertobat dan merendahkan diri mengakui dosa-dosa mereka di hadapan Allah, sehingga "murka Tuhan tidak menimpa mereka pada zaman Hizkia" (ayat 26).

Pada akhirnya, penulis Tawarikh menyimpulkan raja Hizkia sebagai raja yang perbuatan-perbuatannya setia (ayat 32). Kesetiaannya ini berbuahkan berkat yang besar dari Allah (ayat 27-31). Yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa berkat Allah itu secara khusus ditujukan kepada seluruh Israel. Kesetiaan Hizkia kepada Allah mencerminkan juga kesetiaan umat. Berkat bagi Hizkia dan kejayaan Hizkia berarti kejayaan Yehuda juga. Penulis Tawarikh sekali lagi ingin menampilkan gambaran bangsa yang ideal, yang sesuai dengan kriteria Allah untuk diteladani orang-orang Yehuda yang baru kembali dari pembuangan, bangsa yang rajanya setia, dan kerajaannya diberkati oleh Allah.

Renungkan: Seperti pemaparan Wahyu, semua kesombongan para penguasa dunia akan dihancurkan, dan Allah pasti akan menghukum mereka. Pengharapan Kristen adalah supaya dirinya terus setia dan berharap kepada Tuhannya.

(0.89) (2Taw 12:7) (full: MEREKA TELAH MERENDAHKAN DIRI. )

Nas : 2Taw 12:7

Jikalau kita telah berbuat dosa dan dihukum karenanya, kita harus merendahkan diri di hadapan Allah dan mengaku bahwa hukuman-Nya itu adil (ayat 2Taw 12:6; bd.

lihat cat. --> 2Taw 7:14).

[atau ref. 2Taw 7:14]

Tuhan akan mengampuni dosa-dosa kita dan memulihkan kita kepada kasih karunia dan perkenan-Nya, dan Dia bahkan mungkin mengurangi hukuman yang harus kita derita.

(0.89) (2Taw 1:1) (sh: Raja yang istimewa (Rabu, 8 Mei 2002))
Raja yang istimewa

Raja yang istimewa. Penulis Tawarikh mulai mengisahkan Salomo, pengganti Daud. Salomo digambarkan sebagai raja ideal yang akan menjadi teladan bagi komunitas pascapembuangan. Bagian ini menunjukkan kekuasaan Salomo yang luar biasa hebatnya dan diperkenan oleh Allah (ayat pergilah+mereka+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">1,13b). Penyertaan Allah, bukan dirinya sendiri, yang telah membuatnya menjadi besar.

Selanjutnya Salomo dikisahkan pergi ke Gibeon untuk beribadah, ke satu bukit pengurbanan yang bukan merupakan tempat beribadah yang seharusnya (ayat 2-6). Tindakan Salomo ini didukung oleh seluruh Israel, baik dari pihak sipil, militer, maupun agama (ayat 2-3). Namun, penulis Tawarikh segera menjelaskan tindakan Salomo, menambahkan bahwa Kemah Pertemuan yang didirikan Musa pun ada di sana (bdk. Im. 17:3-5). Jumlah 1000 kurban bakaran menunjukkan antusiasme Salomo di dalam menyembah Allah.

Malam itu, di dalam mimpi (ayat pergilah+mereka+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">7, bdk. 1Raj. 3:5,15), Allah menawarkan Salomo untuk meminta apa saja yang diinginkannya, sebagai tanda berkenannya Allah atas penyembahan Salomo di Gibeon. Salomo meminta hikmat dan pengertian untuk menjadi pemimpin (ayat 10), bukan kekayaan, harta, benda, atau kemuliaan. Ia akan memimpin umat Tuhan, suatu pengakuan bahwa kerajaannya seiring dengan pemerintahan Allah. Dengan ini, komunitas pasca-pembuangan diajar untuk memiliki motivasi yang benar dalam proses pemulihan mereka. Mereka tidak boleh berpikir bahwa yang terutama adalah keuntungan dan kesejahteraan mereka, tetapi yang terpenting adalah takut akan Allah, yang melahirkan hikmat dan pengalaman disertai Allah. Justru dengan mengutamakan Allah, kesejahteraan akan mengikuti mereka. Ayat pergilah+mereka+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">13 akhirnya menyatakan bahwa Salomo kembali ke Yerusalem dan memerintah di sana serta menetapkan kota itu sebagai pusat ibadah (bdk. 1Raj. 3:15) — menunjukkan ketaatan dan bijaksana Salomo.

Bagian akhir pasal ini menceritakan berkat yang diterima Salomo dari Allah: kuat dalam bidang militer (ayat 14), dalam kekayaan, dan sumber daya alam (ayat 15), dan dalam perdagangan internasional.

Renungkan: Pemimpin yang istimewa adalah yang mengutamakan hikmat dari Allah dalam segala hal. Kesejahteraan akan menyusul.

(0.88) (2Taw 11:16) (full: MEMBULATKAN HATINYA UNTUK MENCARI TUHAN. )

Nas : 2Taw 11:16

Yerobeam dan kerajaan utara meninggalkan penyembahan kepada Tuhan sebagaimana dinyatakan dalam Firman dan perjanjian-Nya lalu menggantikannya dengan penyembahan berhala

(lihat cat. --> 1Raj 12:28).

[atau ref. 1Raj 12:28]

  1. 1) Karena alasan ini semua pihak yang ingin tetap setia kepada Allah meninggalkan rumah mereka, memisahkan diri dari kerajaan utara dan bergabung dengan kerajaan selatan (ayat 2Taw 11:14,17). Tantangan untuk tetap setia kepada Allah di tengah-tengah kemurtadan atau kemerosotan moral sering kali dihadapi umat Allah sepanjang sejarah penebusan

    (lihat cat. --> Wahy 2:7).

    [atau ref. Wahy 2:7]

  2. 2) Kesetiaan dan komitmen kepada Allah dan Firman-Nya adakalanya berarti harus memisahkan diri dari gereja dan bergabung atau membentuk gereja lainnya yang setia kepada penyataan Allah yang asli dan mendasar di dalam Kristus

    (lihat cat. --> Mat 21:43

    [atau ref. Mat 21:43]

    mengenai ajaran Yesus Kristus bahwa kerajaan Allah akan diambil dari orang yang tidak beriman dan diberikan kepada mereka yang menanggapi Injil;

    lihat cat. --> Ef 4:13;

    [atau ref. Ef 4:13]

    lihat art. PEMISAHAN ROHANI ORANG PERCAYA).

(0.88) (2Taw 11:1) (sh: Benar ketika mendengarkan firman Allah (Minggu, 19 Mei 2002))
Benar ketika mendengarkan firman Allah

Benar ketika mendengarkan firman Allah. Satu-satunya cara yang terpikir oleh Rehabeam untuk menyelesaikan pemberontakan Yerobeam adalah dengan cara kekerasan militer. Seratus delapan puluh ribu pasukan khusus hendak ia kerahkan untuk memadamkan pemberontakan Yerobeam. Tetapi, intervensi kenabian mencegah perpecahan menjadi pertumpahan darah. Nabi Semaya menyampaikan firman yang datang dari Allah. Pertama, larangan kepada Rehabeam agar tidak melanjutkan rencananya mengerahkan kekuatan militer tersebut (ayat pergilah+mereka+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">4a). Kedua, penjelasan bahwa perpecahan yang dipimpin oleh Yerobeam adalah bagian dari kehendak Tuhan sendiri, yaitu seperti yang memang telah dinubuatkan sebelumnya terhadap Salomo.Keberpihakan Tawarikh pada garis keturunan Daud kembali terlihat dalam bagian ini dengan menyebut “segenap orang Israel di Yehuda dan di Benyamin” (ayat 3). Meskipun Israel terpecah dua, namun Tawarikh memahami Israel ya ng si sa yang dalam zaman pascapembuangan Tuhan pulihkan kembali menjadi Israel. Mereka itulah yang dipertahankan dan dipelihara Allah. Walau hanya dua suku, mereka kini disebut sebagai segenap orang Israel.

Seperti halnya Daud membangun kerajaan dan ibadah, demikian pun Rehabeam kini memberi perhatian pada kedua aspek tersebut. Karena dengar-dengaran pada suara Allah, Rehabeam mampu memusatkan kekuatan untuk kepentingan pembangunan, bukan untuk kepentingan penumpasan yang jelas tak akan pernah dapat menyelesaikan masalah.

Renungkan: Roh Allah memimpin melalui firman Allah, bertujuan menghasilkan hal yang baik bagi kehidupan itu, dan kerap menuntut kita untuk taat dengan cara menahan dan menyangkali diri.

(0.88) (2Taw 17:9) (full: MEREKA MEMBERIKAN PELAJARAN ... KITAB TAURAT TUHAN. )

Nas : 2Taw 17:9

Suatu kebangunan rohani akan segera padam jikalau tidak dilandasi secara kokoh pada Firman Allah dan suatu komitmen yang sungguh-sungguh untuk mengikuti ajaran-ajarannya. Hal ini berlaku di bawah perjanjian yang baru seperti di bawah perjanjian yang lama. Gerakan rohani apa pun yang tidak dilandasi dengan kokoh pada penyataan asli dan mendasar dari Kristus dan para rasul tidak akan bertahan lama, atau dengan mudah terjebak ke dalam emosionalisme atau humanisme

(lihat cat. --> 2Taw 34:30;

lihat cat. --> Ef 2:20).

[atau ref. 2Taw 34:30; Ef 2:20]

(0.88) (2Taw 24:14) (full: KORBAN BAKARAN TETAP DIPERSEMBAHKAN. )

Nas : 2Taw 24:14

Persembahan kepada Allah disajikan pertama kali ketika Adam dan Hawa berbuat dosa (Kej 4:3-4). Setelah itu berbagai jenis persembahan ditetapkan supaya umat Allah dapat memahami betapa hebatnya dosa dan pentingnya menyembah Allah

(lihat cat. --> Im 1:2).

[atau ref. Im 1:2]

Selain dari korban bakaran yang disebutkan di sini (bd. Im 1:3-17), Allah menuntut korban penebus dosa (Im 4:3-21), korban penghapus salah (Im 5:14-6:7), dan korban keselamatan (Im 3:1-17). Unsur penting di dalam membawa persembahan kepada Allah adalah hati yang tulus yang mempersembahkan hal terbaik yang dimilikinya (lih. Im 22:21). Di kitab Maleakhi Allah menegur umat-Nya karena mereka mempersembahkan binatang yang cacat atau sakit (Mal 1:6-14).

(0.88) (2Taw 36:16) (full: MEREKA MENGOLOK-OLOK UTUSAN-UTUSAN ALLAH. )

Nas : 2Taw 36:16

Para utusan yang bertugas untuk memanggil umat Allah agar bertobat termasuk Yesaya, Yeremia, dan Yehezkiel (bd. Yer 25:3-7; 35:12-15). Mengolok-olok nabi Allah itu sama dengan menghina firman Allah (ayat 2Taw 36:16). Siapa pun yang memperolok para nabi yang menyingkapkan dosa, kesalahan, dan kemurtadan menolak Allah sendiri (Kis 9:4). Penolakan para nabi Allah yang terus-menerus menyebabkan orang Israel mengeraskan hatinya sehingga tidak ada jalan keluar lagi

(lihat art. NABI DI DALAM PERJANJIAN LAMA).

(0.88) (2Taw 32:1) (jerusalem: Setelah peristiwa.... itu) Catatan pendek dalam 2Raja-raja mengenai pembaharuan yang diadakan oleh Hizkia diperkembangkan oleh si Muwarikh menjadi sebuah kisah panjang dan terperinci, sebaliknya, kisah 2Raja-raja mengenai peristiwa-peristiwa lain yang terjadi di masa pemerintahan Hizkia, oleh si Muwarikh sangat dipersingkat (bab 32). Namun ia masih sempat menambah sebuah catatan mengenai persiapan militer yang diadakan Hizkia menjelang serangan dari pihak raja Sanherib, 2Ta 32:3 dst. Si Muwarikh meluhurkan Hizkia sebagai seorang raja berani dan tekad, yang memberi hati kepada rakyatnya dengan mengajak supaya mereka mengandalkan Tuhan, 2Ta 32:7-8. Cara bicara Hizkia itu mengingatkan cara bicara nabi Yesaya dalam kitab Raja-raja.
(0.88) (2Taw 15:2) (full: BILAMANA KAMU MENCARI-NYA. )

Nas : 2Taw 15:2

Mencari Allah dengan setia

(lihat cat. --> 2Taw 14:4 sebelumnya)

[atau ref. 2Taw 14:4]

mendatangkan hasil-hasil yang indah:

  1. 1) Orang yang mencari Tuhan akan mengalami damai sejahtera Allah (2Taw 14:6-7); ini berarti bukan sekedar tidak ada pertentangan, tetapi mengalami pengampunan dosa, hati nurani yang bersih (Kis 24:16; 1Tim 3:9), dan suatu kebahagiaan yang timbul dari hubungan yang benar dengan Allah (bd. Yes 26:3; Kis 10:36; Rom 5:1; Gal 5:22;

    lihat cat. --> Rom 8:1;

    [atau ref. Rom 8:1]

    lihat art. DAMAI SEJAHTERA ALLAH).

  2. 2) Orang yang mencari Allah akan menerima rahmat, kasih karunia, dan pertolongan pada waktunya

    (lihat cat. --> Ibr 4:16;

    [atau ref. Ibr 4:16]

    bd. 2Taw 14:11-15).
  3. 3) Orang yang mencari Tuhan akan mengalami kehadiran Allah (ayat 2Taw 15:1-4). Allah berjanji bahwa mereka yang sungguh-sungguh mencari Dia akan menemukan-Nya. Di bawah perjanjian yang baru kehadiran Allah melalui Roh Kudus mendatangkan kekuatan dan penghiburan kepada orang percaya, serta menuntun mereka ke dalam kebenaran, keadilan, dan kuasa (lih. Yoh 14:16-26; 15:26-27; Kis 2:4; Rom 8:5-16; Gal 4:6).
  4. 4) Orang yang mencari Tuhan akan sanggup berdiri tegak melawan semua musuh (2Taw 14:9-15; 16:7-8). Orang percaya akan menerima kekuatan besar untuk berperang dengan efektif melawan Iblis dan kekuatan-kekuatan rohaninya (bd. Ef 6:10-18;

    lihat cat. --> Mat 4:10).

    [atau ref. Mat 4:10]

(0.88) (2Taw 32:31) (full: UNTUK MENCOBAINYA. )

Nas : 2Taw 32:31

Kisah mengenai urusan Hizkia dengan utusan-utusan Babel terdapat dalam 2Raj 29:12-19 dan pasal Yes 39:1-8. Allah kadang-kadang menarik tanda-tanda kedekatan dan perkenan-Nya supaya menguji hati dan keteguhan kepercayaan hamba-hamba pilihan-Nya. Allah dapat juga menguji kemurnian pengabdian orang percaya supaya melatih mereka dalam kerendahan hati dan mempersiapkan mereka untuk tugas atau tanggung jawab yang lebih besar.

  1. 1) Beberapa cara Allah menguji umat-Nya ialah dengan
    1. (a) keadaan buruk yang tak kunjung berakhir, seperti Yusuf di Mesir (Kej 39:1-40:23),
    2. (b) penderitaan jasmaniah atau emosional, seperti Ayub (Ayub 1:1-2:13),
    3. (c) penundaan penggenapan janji-janji Allah, seperti Abraham dan Sara (pasal Kej 15:1-21:34) dan mimpi-mimpi Yusuf (Kej 37:1-36; 42:6; bd. Mazm 105:17-19),
    4. (d) ujian ketaatan yang sulit, seperti Abraham dengan Ishak (Kej 22:1-24) atau Raja Saul (1Sam 15:1-35), dan
    5. (e) musim-musim kekeringan atau kegelapan rohani yang dialami sebagian besar umat Allah pada waktu tertentu dalam kehidupan ini.
  2. 2) Belajar untuk mempercayai Allah dan tetap setia di tengah-tengah pengalaman yang berat menghasilkan buah iman teguh yang matang, watak teruji, ketaatan dewasa, dan perkenan Allah (bd. 2Kor 12:7-10). Di tengah-tengah ujian yang berat, Ayub menyatakan, "Karena Ia tahu jalan hidupku, seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas" (Ayub 23:10; bd. Za 13:9). Diuji oleh Allah belum tentu menjadi tanda bahwa Ia tidak berkenan atau menghukum kita, tetapi mungkin menjadi tanda dari maksud-Nya yang lebih besar bagi orang yang hatinya sedang diuji oleh-Nya.
(0.88) (2Taw 3:15) (sh: Penyelesaian yang istimewa (Sabtu, 11 Mei 2002))
Penyelesaian yang istimewa

Penyelesaian yang istimewa. Penulis Tawarikh melanjutkan dengan menggambarkan balai depan rumah (ayat pergilah+mereka+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">3:15-17). Dua tiang yang didekorasi dengan buah delima dan untaian rantai menjadi fokus. Tiang di sebelah kanan dinamai Yakhin yang berarti “Allah meneguhkan”. Tiang di sebelah kiri dinamai Boas yang berarti “Kekuatan ada di dalam Dia (Allah)”. Tiang-tiang ini adalah semacam tampilan luar untuk apa yang ada di dalam rumah itu, tampilan kemuliaan. Bangsa Israel, komunitas pascapembuangan, harus mengingat bahwa kehadiran Allah saja yang dapat menjadi kekuatan, keamanan, pengharapan, dan kemenangan mereka.

Penulis melanjutkan penjabarannya dengan menunjukkan bagaimana rumah itu diselesaikan. Pertama, di dalam ruang imam di dalam bait suci (ayat pergilah+mereka+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">4:1-6). Di sana ditaruh mezbah tembaga dengan ukuran yang sangat besar (ayat pergilah+mereka+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">9x9x4,5 m). Penjelasan tentang “laut” menunjukkan besarnya wadah tersebut, dengan diameter 2,3 meter, 13,3 meter bundar keliling, dan kapasitas penampungan sampai 66 ribu liter air. Dua belas lembu yang menopangnya mungkin menyimbolkan 12 suku Israel. Disebutkan juga adanya 10 bejana pembasuhan. “Laut” adalah untuk pembasuhan imam, sedangkan bejana adalah untuk pembasuhan alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaan pembakaran kurban. Kedua, di dalam ruang utama (ayat pergilah+mereka+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">4:7-8). Di sana terdapat 10 kandil emas, bukan hanya 1 seperti dalam kemah suci Musa (Kel. 40:4). Sebagai tambahan, dibuat pula 100 bokor penyiraman emas. Ketiga, kembali dalam ruang imam (ayat pergilah+mereka+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">4:9-10). Di sini dibedakan antara pelataran dan ruang imam itu sendiri. Pelataran dimaksudkan untuk para oran g awam yang beribadah, sedangkan ruang imam hanya untuk imam-imam dan orang-orang Lewi.

Akhirnya rumah itu selesai (ayat pergilah+mereka+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">5:1). Salomo memasukkan perbendaharaan bait Allah milik Daud. Komunitas pascapembuangan perlu meneladani mereka.

Renungkan: Jika Anda mengerjakan pelayanan bagi Allah, janganlah mengerjakannya setengah hati. Anda mendapatkan kepercayaan yang luar biasa. Karena kerjakanlah pelayanan itu dengan tulus, setia dan konsisten sampai akhir.

(0.88) (2Taw 5:2) (sh: Kehadiran yang istimewa (Minggu, 12 Mei 2002))
Kehadiran yang istimewa

Kehadiran yang istimewa. Salomo memulai tahap dedikasi bait Allah (ayat pergilah+mereka+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">5:2-7:10). Ia mengumpulkan para pemimpin Israel yang akan membawa tabut perjanjian Allah ke Yerusalem. Mereka mewakili seluruh Israel (ayat pergilah+mereka+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">5:3). Tabut ini sangat penting untuk mengingatkan hak dan tanggung jawab sebagai umat Allah, serta tanda kehadiran Allah di tengah umat-Nya.

Ada 3 bagian dalam pasal pergilah+mereka+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">5:4-6:2. Pertama, jemaah menuju ruang mahakudus (ayat pergilah+mereka+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">5:4-6). Prosesi mencakup para tua-tua, orang-orang Lewi, para imam, Salomo, dan seluruh Israel. Fokusnya adalah para imam (ayat pergilah+mereka+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">5:5). Mereka membawa tabut, kemah pertemuan, dan semua barang kudus yang tertinggal di Gibeon. Tak ada lagi pemisahan antara penyembahan di Yerusalem dan Gibeon.

Kedua, penempatan tabut perjanjian di ruang mahakudus oleh para imam (ayat pergilah+mereka+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">5:7-10). Lukisan tentang kerub-kerub muncul lagi, dengan sayap yang panjang sehingga dapat terlihat dari ruang kudus. Komentar bahwa kayu-kayu itu masih di tempatnya sampai hari ini (ayat pergilah+mereka+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">5:9) perlu dicermati. Ketika kitab ini ditulis, bait Allah Salomo sudah hancur dan tabut perjanjian sudah lama hilang. Mungkin penulis hanya menyalin teks yang berasal dari zaman ketika bait Allah masih berdiri. Tabut itu adalah tabut yang sama waktu zaman Musa (ayat pergilah+mereka+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">5:10). Jadi, tabut itu menghubungkan kemah pertemuan Musa dan bait Allah Salomo. Ketiga, ibadah perayaan di luar ruang mahakudus (ayat pergilah+mereka+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">5:11-6:2). Peserta perayaan termasuk para imam dan orang Lewi bernyanyi serentak, memuji kebaikan Tuhan.

Renungkan: Ucapan syukur adalah respons yang sepantasnya dinaikkan untuk kehadiran dan kasih Allah.

(0.88) (2Taw 10:1) (sh: Bukan wibawa dan hikmat, tetapi masalah (Sabtu, 18 Mei 2002))
Bukan wibawa dan hikmat, tetapi masalah

Bukan wibawa dan hikmat, tetapi masalah. Mulai pasal ini, makin terlihat perbedaan antara cara mencatat sejarah Israel versi kitab Tawarikh dan kitab Raja-raja. Dalam Raja-raja, perhatian pada para pengganti Salomo yang awal, tentang sikap mereka terhadap Tuhan dan cara mereka memerintah hanya dibuat sekilas pandang. Sebaliknya Tawarikh memberi lebih banyak perhatian pada kerajaan di selatan, terutama pada Rehabeam, Abia, Asa, dan Yosafat. Sekali lagi terasa oleh kita bahwa penulis tidak terlalu menyoroti dosa raja-raja selatan, bukan karena tidak tahu atau ingin menutup-nutupi, tetapi karena paparan itu akan tidak sesuai dengan tujuan memberi gambaran tentang seorang raja ideal. Perpecahan terjadi karena Rehabeam tidak mewarisi sifat-sifat wibawa dan hikmat seperti yang dijalani oleh Daud kakeknya dan Salomo ayahnya. Memang dengan memindahkan tempat penobatannya dari Yerusalem ke Sikhem (ayat 1), telah terlihat bahwa Rehabeam membaca adanya masalah di antara sepuluh suku-suk u di utara terhadap kepemimpinannya. Namun, sayangnya, pengetahuan itu tidak diiringi oleh aspirasi yang dalam terhadap pergumulan dan penderitaan rakyat. Permohonan Yerobeam agar beban rakyat dikurangi tidak saja ditolak, malah dijawab dengan keputusan membebani lebih banyak karena Rehabeam mendengarkan nasihat orang-orang muda yang berpikiran pendek dan oportunis (ayat 6-11).

Masalah sebenarnya sudah berakar sejak awal kehidupan Israel berbangsa. Namun, konsentrasi Salomo pada pembangunan kemewahan untuk dirinya telah menjadi bom waktu yang siap menghancurkan persatuan Israel. Sayang yang Rehabeam warisi dan teladani bukan kewibawaan dan hikmat, tetapi kesalahan yang membuat masalah menjadi lebih besar. Fakta ini tentu juga disadari penulis Tawarikh, namun karena pesannya adalah bahwa rencana kekal Tuhan berlaku di dalam garis keturunan Daud, maka hanya raja-raja dinasti Daud ini yang dinyatakan ada dalam rencana Tuhan itu.

Renungkan: Rencana Tuhan tetap berlangsung bahkan melalui alat-alat yang tak layak dan bermasalah, bukan untuk membenarkan kesalahan, tetapi untuk menyadarkan manusia agar bergantung mutlak dan menghormati Tuhan saja.

(0.88) (2Taw 24:1) (sh: Berhasil, lalu gagal (Jumat, 28 Juni 2002))
Berhasil, lalu gagal

Berhasil, lalu gagal. Permulaan yang baik tidak menjamin bahwa hal tersebut akan berlangsung sampai akhir. Hidup Yoas mulai secara indah, yaitu campur tangan Allah dan pembinaan Imam Yoyada membuatnya menjadi seorang raja yang baik. Ibadah bait Allah yang sempat terhenti karena perlengkapannya dirampok oleh para pengikut Atalya (ayat 7) dan karena pusat-pusat penyembahan berhala bertebaran dimana-mana, kini dibangun dan ditata kembali. Orang lebih tertarik beribadah kepada Baal dan Asytoret yang lebih atraktif ketimbang kepada Tuhan. Ajakannya agar seluruh rakyat Yehuda mengambil bagian dalam program Bait Allah disambut luas dan gembira (ayat 10), bahkan meski itu berarti pengurbanan dana dan tenaga yang sangat besar bagi rakyat. Peraturan Musa yang tadinya bersifat sukarela kini dijadikan wajib. Persembahan mereka yang sudah berusia dua puluh tahun adalah setengah syikal, sementara bagi me reka yang kaya dihimbau untuk tidak hanya memberikan jumlah minimal itu di samping sejumlah uang pendamaian (Kel. 30:12-16).

Pembaruan ibadah ini ternyata hanya sampai akhir masa hidup Imam Yoyada, sebab Yoas beralih menuruti nasihat para penyembah Asytoret kembali (ayat 17-18). Perubahan sikap Yoas ini bukan sekadar kemunduran, melainkan kemurtadan sebab membuang ibadah kepada Allah dan menggantinya dengan ibadah kepada berhala. Itu berarti menggeser sentralitas Allah dengan hal yang Allah benci. Kemurtadan Yoas ini sama saja dengan menghidupkan kembali dosa-dosa neneknya dengan segenap pemujaan sesatnya. Bahkan sampai hati pula Yoas membunuh putra penyelamatnya sendiri, Zakharia putra Imam Yoyada (ayat 21-22). Meski dibunuh, kebenaran yang diucapkan Zakharia (ayat 20) berlaku atas Yoas. Melalui serbuan Aram kemudian atas prakarsa para pegawainya sendiri, Yoas terluka berat dan akhirnya dibunuh (ayat 25-26).

Renungkan: Kerohanian yang benar bukan sekadar terlibat dalam berbagai kegiatan ibadah bahkan kegiatan pelayanan bagi Tuhan. Kerohanian yang benar berintikan hubungan kasih setia dan persekutuan yang akrab dengan Tuhan yang melibatkan segenap akal, hati, kemauan dan tindakan.

(0.88) (2Taw 29:20) (sh: Pendamaian bagi Yehuda (Kamis, 4 Juli 2002))
Pendamaian bagi Yehuda

Pendamaian bagi Yehuda. Sekali lagi terlihat betapa pentingnya pertobatan Yehuda di mata raja Hizkia. Raja tidak menunda-nunda; pagi-pagi keesokan harinya ia mengumpulkan para pemimpin kota bersama dengan para jemaat (ayat 20). Tujuan mereka adalah untuk mempersembahkan kurban bakaran dan kurban penghapus dosa untuk keluarga raja, untuk tempat kudus, dan untuk Yehuda (ayat 21), bahkan bagi seluruh Israel (ayat 24). Sekali lagi terlihat betapa Hizkia berusaha mengikuti ketetapan firman Allah. Seperti dalam Imamat 16, percikan darah menandai penahiran dan pengudusan mezbah bagi pendamaian, sementara penumpangan tangan pada kambing-kambing jantan merupakan simbol dalam konsep keselamatan dalam PL (sebelum inkarnasi Yesus Kristus) yang menyatakan bahwa hewan-hewan itu mati karena dosa pembawa kurban sebagai ganti diri pembawa kurban itu sendiri.

Selanjutnya Hizkia juga mengatur para pemusik dan penyanyi yang mengiringi ibadah di bait Allah, mulai dari alat musik yang dipakai (ayat 25-26) sampai lagu puji-pujian yang dinyanyikan (ayat 30). Dalam hal ini pun Hizkia melakukannya tidak berdasarkan selera pribadinya, tetapi sesuai dengan perintah Tuhan melalui perantaraan Daud, Gad dan para nabi-Nya (ayat 25). Pengaturan ibadah yang seperti ini membuat para jemaat menyanyikan puji-pujian dengan sukaria (ayat 30).

Kemudian Hizkia menyatakan bahwa Israel telah menahbiskan diri mereka untuk Allah (ayat 31). Sebagaimana para imam dan orang Lewi telah menguduskan diri agar kembali dapat melayani Allah di bait-Nya, demikian juga Israel kini telah menahbiskan diri agar kembali berada dalam perjanjian dengan Allah. Sebagai ungkapan sukacita atas apa yang telah dikerjakan Allah, umat dengan rela hati membawa kurban syukur kepada Allah (ayat pergilah+mereka+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">31b-36).

Renungkan: Di hadapan Allah, Kristen tidak hanya bertanggung jawab untuk menjaga kekudusan pribadi, tetapi juga kekudusan dari komunitas iman di mana ia hidup dan bertumbuh. Karena itu, seorang Kristen harus memberi perhatian dan terus menggumuli bagaimana komunitas di mana ia menjadi bagian dapat hidup dalam kekudusan di hadapan Allah.

(0.88) (2Taw 32:1) (sh: Bersandar kepada kekuatan manusia (Senin, 8 Juli 2002))
Bersandar kepada kekuatan manusia

Bersandar kepada kekuatan manusia. Nas yang kita baca ini memberikan dua contoh bagaimana manusia memperlakukan kekuatannya: yang masih mengingat dan berserah kepada kekuatan Allah, sementara yang lain hanya mengagungkan kekuatannya sendiri. Hizkia menjadi contoh yang pertama. Ketika ia mendengar tentang invasi pasukan Sanherib, Hizkia segera melakukan berbagai tindakan strategis, seperti meniadakan sumber-sumber yang dapat digunakan musuh (ayat 3-4), memperkuat tembok-tembok dan menara pertahanannya (ayat pergilah+mereka+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">5a), memperkuat kota berkubunya, memperbanyak persenjataan bagi tentaranya (ayat pergilah+mereka+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">5b), dan memobilisasi rakyatnya (ayat 6). Tetapi, semua ini bukan hal utama yang ingin ditampilkan penulis Tawarikh mengenai Hizkia. Dalam ayat pergilah+mereka+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">7-8, Hizkia berpidato untuk menguatkan rakyat, dan sekaligus menegaskan sikap iman yang diambil Hizkia, "Yang menyertai dia adalah tangan manusia, tetapi yang menyertai kita adalah TUHAN, Allah kita, yang membantu kita dan melakukan peperangan kita" (ayat pergilah+mereka+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">8a). Hizkia tidak berpangku tangan, ia juga bertindak. Tetapi ia tahu, bahwa hanya tindakan Allah sajalah yang menjadi penentu akhir segala sesuatu. Sikapnya ini pun menjadi teladan bagi rakyatnya, karena mereka kembali terinspirasi (ayat pergilah+mereka+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">8b).

Keangkuhan kata-kata Sanherib menjadi contoh pengandalan kekuatan diri sendiri yang paling vulgar. Allah Israel dipersamakan dengan allah-allah bangsa lain yang telah dikalahkan oleh kekuatan Sanherib. Penulis Tawarikh dengan cukup jelas menyatakan keangkuhan luar biasa dari raja Sanherib, bahwa apa yang dilakukannya itu penuh "hujat dan cela terhadap TUHAN, Allah Israel" (ayat 17). Mungkin ini dapat membuat takut beberapa orang penduduk Yerusalem pada zaman Hizkia (ayat 18). Tetapi tidak bagi saudara-saudari penulis Tawarikh, orang-orang Yehuda yang kembali dari pembuangan. Mereka telah melihat langsung tangan Allah yang kuat itu merendahkan para raja dunia yang berkuasa.

Renungkan: Kristen sedang bersandar pada kekuatannya sendiri dan melupakan Tuhan bila berusaha melakukan apa yang sebenarnya baik tanpa berserah kepada Tuhan dan mencari kehendak-Nya.

(0.88) (2Taw 34:1) (sh: Apa dan bagaimana memulai reformasi (Kamis, 11 Juli 2002))
Apa dan bagaimana memulai reformasi

Apa dan bagaimana memulai reformasi. Melalui tokoh raja Yosia, penulis Tawarikh memberikan satu lagi teladan bagi orang-orang Yehuda pascapembuangan. Reformasi yang dilakukan oleh raja Yosia menjadi teladan bagi mereka, seperti yang terlihat dalam dua langkah penting yang diambil Yosia.

Langkah pertama adalah bertindak tegas terhadap dosa-dosa terdahulu. Yosia mulai mencari Tuhan pada saat yang sangat muda, tetapi juga saat ketika ia mulai dapat mengambil keputusan secara mandiri sebagai raja (ayat pergilah+mereka+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">3a). Permulaan yang baik ini menuntunnya untuk bertindak tegas, menghancurkan semua bentuk ibadah kepada berhala di Yerusalem, di Yehuda, dan pada saat melemahnya kekuatan Asyur, juga di antara suku-suku Israel Utara (ayat pergilah+mereka+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">3b-7). Tidak ada kompromi bagi dosa yang selalu menjadi titik lemah untuk orang-orang Israel. Penulis Tawarikh menyatakan bahwa Yosia ingin "menahirkan negeri dan rumah Tuhan" (ayat 8). Tindakan ini juga mencerminkan keinginan Yosia agar Yehuda tidak terjatuh ke dalam dosa yang sama pada masa pemerintahannya. Menyeluruhnya tindakan pembersihan ini juga menunjukkan keikutsertaan rakyat untuk bertobat. Ini tentunya menjadi teladan bagi mereka yang kembali dari pembuangan ke Babel, yang adalah penghukuman Allah justru atas dosa ini.

Hal kedua adalah kesadaran dalam diri untuk segera membawa bangsanya kembali kepada Allah, hanya beribadah kepada Allah, dan melakukannya dengan cara yang benar (ayat 8-13). Usaha tersebut dilakukan tidak hanya melalui menghancurkan berhala, tetapi juga dengan membangun, bahkan memotivasi rakyat dari Yerusalem sampai Efraim untuk memberikan kontribusi bagi perbaikan bait Allah (ayat 9). Selain itu, penulis Tawarikh juga menyebutkan pengaturan yang cukup saksama yang dilakukan oleh Yosia untuk memperbaiki bait Allah (ayat 8-13). Perhatian yang saksama dan dukungan Yosia bagi perbaikan bait Allah ini, juga patut diteladani para pemimpin Yehuda.

Renungkan: Bertobat berarti berhenti berkompromi terhadap dan memberi celah bagi dosa, serta terus mengarahkan diri kepada ibadah dan kekudusan yang berkenan bagi Allah.

(0.88) (2Taw 36:11) (sh: Akhir dari kerajaan Yehuda (Selasa, 16 Juli 2002))
Akhir dari kerajaan Yehuda

Akhir dari kerajaan Yehuda. Ada dua hal yang dapat dijadikan bahan kemenungan bagi para pembaca kisah ini. Pertama, dosa telah merasuki kehidupan Israel secara menyeluruh pada zaman raja Zedekia (yang juga mencerminkan zaman-zaman dari para raja sebelumnya). Dalam hal kepemimpinan, raja Zedekia telah berdosa karena melakukan yang jahat, tidak merendahkan diri di hadapan Allah (ayat 12), mengeraskan hati, dan tidak berbalik kepada Tuhan (ayat 13). Dalam hal keagamaan, para pemimpin, termasuk para imam, bersama-sama dengan rakyat juga berdosa menyembah berhala dan menajiskan bait Allah (ayat 14). Para pemimpin bersama rakyat juga meremehkan peringatan, himbauan, dan firman Tuhan melalui para nabinya (ayat pergilah+mereka+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">12b,15-16). Bahkan juga dalam hal lingkungan hidup, karena rupanya seluruh bangsa Yehuda tidak menaati perintah untuk membiarkan tanah tidak ditanami satu tahun setiap tahun ketujuh (tahun sabat), demi menjaga kesuburan tanah tersebut (ayat 21).

Akibat dosa-dosa ini adalah penghukuman dari Allah. Inilah hal kedua yang perlu kita perhatikan, yaitu bagaimana Tuhan bertindak. Penulis Tawarikh jelas menunjukkan bahwa Tuhan telah "berulang-ulang mengirim pesan melalui utusan-utusanNya, karena Ia sayang kepada umat-Nya" (ayat 15). Allah juga yang menggerakkan raja Kasdim/Babel untuk menjadi instrumen penghukuman Allah (ayat 16-17). Namun, karya Allah tidak hanya sampai pada memperingatkan lalu menghukum saja. Allah juga memulihkan umat-Nya setelah masa hukuman itu selesai. Catatan penulis Tawarikh mengenai tahun sabat bagi tanah menyiratkan satu hal, bahwa tanah Israel beristirahat selama pembuangan, demi persiapan bagi kedatangan para penghuni baru, orang-orang Yehuda yang kembali dari pembuangan (ayat 21). Tuhan jugalah yang menggerakkan raja Persia, Koresy, untuk mengeluarkan dekritnya yang terkenal, yang memungkinkan pemulangan orang Yehuda ke tanah mereka (ayat 22-23).

Renungkan: Mengakui bahwa Allah adalah Allah yang mahakasih dan mahaadil, berarti menerima bahwa Allah menghukum dan mendisiplinkan mereka yang dikasihinya.

(0.88) (2Taw 7:1) (sh: Perayaan yang istimewa (Rabu, 15 Mei 2002))
Perayaan yang istimewa

Perayaan yang istimewa. Selesai berdoa, ada api yang turun dari surga menyambar kurban-kurban bakaran dan sembelihan tersebut (ayat 1). Ini menunjukkan persetujuan dan penerimaan Ilahi terhadap bait Allah Salomo, doa-doanya, dan kurban-kurbannya. Digambarkan bagaimana awan kemuliaan Tuhan begitu agung sehingga para imam tidak bisa masuk ke dalam bait Allah (ayat 2). Semua orang Israel menyembah dan bersyukur kepada Allah (ayat 3). Respons Allah kepada doa Salomo membuat semua bersukacita.

Penyembahan umat Israel diikuti oleh persembahan kurban yang jumlahnya amat mencengangkan, termasuk kurban sajian (ayat 4-7). Pengurbanan 144.000 binatang dilakukan dalam waktu 14 hari. Dengan mencantumkan jumlah ini, penulis mengajak komunitas pascapembuangan untuk memiliki antusiasme ketika menyembah Allah. Seiring itu, para imam dan orang Lewi mengiringi persembahan kurban dengan musik dan pujian. Akhirnya setelah 14 hari perayaan, Salomo membubarkan jemaah yang besar dan bersukacita itu (ayat 8-10). Pola perayaan yang dikaitkan dengan hari raya Pondok Daun harus menjadi pola juga bagi komunitas pascapembuangan, ketika institusi bait Allah dan kerajaan begitu harmonis merasakan kehadiran Allah.

Bagian berikutnya berbicara mengenai respons Allah kepada Salomo (ayat 11-22). Pertama, bahwa Salomo telah menyelesaikan bait Allah dan istananya (ayat pergilah+mereka+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">11-12a). Respons Allah ini berlangsung 13 tahun setelah doa Salomo dinaikkan (ayat 1Raj. 7:1, 9:10). Kedua, Allah menerima bait Allah tersebut (ayat pergilah+mereka+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A14&tab=notes" ver="">12b). Allah telah memilih tempat yang dibangun Salomo sebagai tempat kurban bakaran di hadapan-Nya, meskipun Ia tidak dapat ditampung di dalamnya. Dengan demikian, pentingnya bait Allah adalah berdasarkan perspektif Allah, bukan manusia. Ketiga, bait Allah akan berfungsi sebagai tempat doa ketika umat Israel mencari wajah Allah karena kesalahan mereka (ayat 13-16). Keempat, Allah memberikan perintah agar Salomo dan keturunannya taat terhadap perjanjian seperti Daud (ayat 17-22). Mereka harus setia kepada Allah satu-satunya.

Renungkan: Rayakanlah kehadiran Allah dengan antusias dalam hidup Anda, dan setialah pada hukum-hukum-Nya yang adil.



TIP #27: Arahkan mouse pada tautan ayat untuk menampilkan teks ayat dalam popup. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA