(0.09) | (Mzm 59:1) |
(sh: Allahku, tempat pelarianku pada waktu kesesakan (Jumat, 5 Oktober 2001)) Allahku, tempat pelarianku pada waktu kesesakanAllahku, tempat pelarianku pada waktu kesesakan. Kita lebih sering mengenal pelarian dalam konotasi negatif, misalnya pelarian politik, pelarian cinta, pelarian arisan, pelarian perjanjian. Tetapi mungkin satu-satunya pelarian yang bermakna positif adalah seperti yang dilakukan oleh Daud. Ia tidak seharusnya dikejar-kejar oleh pasukan pilihan Saul yang memburu dirinya seolah si otak mafia berkaliber dunia. Dalam seruannya kepada Allah terlihat bahwa tingkah laku musuhnya semakin berbahaya (ayat 2-4). Saul mengirim tim federasi pembunuh untuk mengincar nyawa menantunya sendiri (ayat 1Sam. 19:1; 9-18). Dalam kondisi yang terpuruk ini Daud memohon pembelaan Allah dengan menyatakan bahwa dirinya tidak bersalah, sebab hanya Tuhanlah Hakim yang adil dan benar (ayat 5-6).
Walaupun pemazmur sedang diawasi dengan ketat, namun matanya tidak
kalah cermat. Bahkan ia sempat menguraikan atmosfer yang
melingkupi dirinya dengan teliti kepada Allah. Ia menggambarkan
musuh-musuhnya seperti gerombolan anjing yang melolong
mengelilingi kota (ayat 7-8). Bertolakbelakang dengan keyakinan
musuhnya, pemazmur yakin bahwa ia sudah diselamatkan oleh Allah
(ayat 9-11). Lukisan tentang musuhnya dilanjutkan setelah ia
menyisipkan pujian kepada Allah. Dalam pandangannya, dosa kekejian
terbesar seterunya adalah bahwa mulut mereka tidak pernah kenyang
dengan sumpah serapah. Mereka tiada henti-hentinya mengaum (ayat
12-16). Di akhir mazmurnya Daud mengkonfirmasikan kepercayaannya
kepada Allah. Bahkan di dalam pelariannya, ia mau menyanyikan
kekuatan-Nya, bersorak-sorai karena kasih setia Tuhan (ayat Bila kita mengkaji ulang sikap pemazmur di dalam kesesakan, kita sungguh terhibur karena sebagai Kristen kita diperkenankan untuk berseru kepada Allah. Sekalipun Allah mengendalikan para penganiaya, Dia mungkin menyerahkan kita untuk diuji oleh lawan yang jahat. Oleh karena itu kita harus berseru kepada Allah sepanjang hidup kita. Renungkan: Doa adalah senjata yang paling ampuh untuk menghadapi tantangan hidup yang seringkali menyesakkan kita dalam ketidakmengertian. Tiada kekuatan lain yang mampu memberikan kepada kita ketenangan, kecuali permohonan di dalam doa kepada Allah. Proses menggumuli kuasa doa inilah yang memberikan ketenangan sejati. |
(0.09) | (Yeh 10:1) |
(sh: Gereja di antara dua pilihan (Rabu, 25 Juli 2001)) Gereja di antara dua pilihanGereja di antara dua pilihan. Pada masa hakim-hakim sebuah tragedi yang unik terjadi. Bangsa Israel mempunyai keyakinan bahwa kehadiran Tabut Perjanjian akan memberi kemenangan dalam peperangan melawan Filistin. Keyakinan mereka ternyata salah dan Tabut Perjanjian direbut oleh bangsa Filistin. Imam Eli mati karena shock dan cucunya yang yatim piatu secara simbolis diberi nama Ikabod yang berarti `telah lenyap kemuliaan dari Israel' (1Sam. 4:21, 22). Mulai dari masa ketika Daud mengembalikan Tabut Perjanjian ke Yerusalem sampai Salomo membangun Bait Allah, kata-kata di atas tidak pernah digunakan lagi karena hadirnya Bait Allah merupakan jaminan kehadiran Allah di tengah umat-Nya. Namun penglihatan yang diterima Yehezkiel menandai bahwa masa itu sudah berakhir, karena kemuliaan Allah akan meninggalkan Bait Suci. Namun penglihatan itu tidak menandai bahwa Allah akan menghilang sebab kemuliaan yang sama pernah dilihat oleh Yehezkiel di tepi sungai Kebar, tempat sebagian bangsa Yehuda menjalani pembuangan sebagai bentuk ketaatan terhadap kehendak Allah. Apa yang dapat kita pelajari dari penglihatan Yehezkiel kali ini? Pertama, jaminan kehadiran kemuliaan Allah di antara umat-Nya tidak ditentukan oleh ada atau tidaknya bangunan gedung ibadah, namun ditentukan oleh ada atau tidaknya bangunan kesetiaan dan ketaatan umat Allah terhadap firman-Nya. Kedua, kehadiran kemuliaan Allah tidak selalu identik dengan kesejahteraan manusia secara fisik. Hal ini dapat dibuktikan dimana kemuliaan-Nya hadir di tengah bangsa Yehuda yang sedang dalam penghinaan dan penderitaan di tepi sungai Kebar. Ketiga, berdasarkan kebenaran pertama, ketika kemuliaan Allah tidak hadir maka yang hadir di tengah umat-Nya pasti murka Allah (ayat 2, 7). Umat Allah tidak mempunyai pilihan netral, kecuali mengalami kehadiran kemuliaan Allah atau mengalami kehadiran murka Allah. Renungkan: Kebenaran-kebenaran di atas menyatakan secara tegas kepada kristen bahwa prioritas utama dalam pembangungan gereja Tuhan adalah pembangunan kehidupan jemaa-tNya yang setia dan taat kepada Allah dalam segala bidang kehidupan agar kemuliaan Allah selalu hadir dalam gereja Tuhan serta terpancar kepada masyarakat melalui keberadaan gereja-Nya di tengah-tengah masyarakat. |
(0.08) | (Luk 1:17) |
(full: ROH DAN KUASA ELIA.
) Nas : Luk 1:17 Dalam banyak hal, Yohanes akan mirip dengan nabi Elia yang berani itu (lihat cat. --> Mal 4:5). [atau ref. Mal 4:5] Karena dipenuhi Roh Kudus (ayat Luk 1:15), Yohanes akan menjadi seorang pengkhotbah yang memberitakan kebenaran moral (Luk 3:7-14; Mat 3:1-10). Ia akan mempertunjukkan pelayanan Roh Kudus dengan berkhotbah tentang dosa, kebenaran, dan penghakiman (lihat cat. --> Yoh 16:8). [atau ref. Yoh 16:8] Ia akan membalikkan hati "orang yang tidak taat kepada hikmat orang benar" (lihat cat. --> Mat 11:7). [atau ref. Mat 11:7] Ia tidak akan berkompromi dengan suara hatinya atau membengkokkan prinsip-prinsip alkitabiah hanya demi jabatan atau keamanan pribadi (Luk 3:19-20; Mat 14:1-11). Ia akan taat kepada Allah dan tinggal setia terhadap seluruh kebenaran. Pendeknya, Yohanes akan menjadi seorang "hamba Allah". |
(0.08) | (Rm 1:18) |
(full: MURKA ALLAH.
) Nas : Rom 1:18 Murka (Yun. _orge_) Allah adalah ungkapan tentang kebenaran dan kasih-Nya (lihat art. SIFAT-SIFAT KHAS ALLAH). Itu adalah kemarahan pribadi dan reaksi Allah yang tetap terhadap segala dosa (Yeh 7:8-9; Ef 5:6; Wahy 19:15), yang dibangkitkan oleh kelakuan jahat orang-orang (Kel 4:14; Bil 12:1-9; 2Sam 6:6-7) dan bangsa-bangsa (Yes 10:5; 13:3; Yer 50:13; Yeh 30:15) dan oleh ketidaksetiaan umat Allah (Bil 25:3; 32:10-13; Ul 29:24-28).
|
(0.08) | (Tit 1:5) | (jerusalem) Paulus biasanya hanya meletakkan dasar penginjilan, lalu menyerahkan kepada orang lain tugas menyelesaikannya, bdk 1Kor 1:17; 3:6, 10; Kol 1:7+; Rom 15:23+ |