Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 3 No. 1 Tahun 1988 >  BAPTISAN DAN KEPENUHAN ROH > 
B. PANDANGAN ALIRAN TERTENTU TENTANG BAPTISAN DAN KEPENUHAN ROH 

Orang yang berpandangan bahwa baptisan Roh merupakan "second blessing" (berkat kedua) umumnya menganggap kelahiran baru di dalam Kristus, atau pertobatan orang Kristen, atau percaya dan menerima Kristus sebagai Juruselamat belumlah cukup apabila orang Kristen itu belum mengalami baptisan Roh yang manifestasinya terlihat di dalam karunia-karunia tertentu yang spektakuler, seperti misalnya berbahasa lidah, bernubuat atau berkarunia penyembuhan. Manifestasi itu merupakan akibat atau hasil dari baptisan Roh, yaitu yang disebut dengan istilah "kepenuhan Roh."

Sekalipun demikian, kebanyakan mereka menyamakan istilah "baptisan" itu dengan istilah-istilah: "dipenuhi" atau "penuh" (Kis. 2:4), "menerima" (Kis. 2:38), "dimeteraikan" (Ef. 1:13), atau "diurapi" (2 Kor. 1:21). Dalam hal ini - untuk membedakannya dengan istilah kelahiran baru - mereka menjelaskan lebih lanjut bahwa "Di dalam kelahiran baru Roh Kuduslah yang bekerja aktif, sarananya adalah darah penebusan, hasilnya kelahiran baru; tetapi di dalam baptisan Roh, Kristuslah yang bekerja aktif, sarananya adalah Roh, hasilnya adalah mendapatkan kuasa (dari atas)" (Bruner, A Theology of the Holy Spirit, h. 60).

Pandangan kompleks seperti di atas bisa timbul karena mereka menganggap semua ayat di dalam Matius 3:11, Markus 1:7-8, Lukas 3:16, Yohanes 1:33; dan Kisah 1:5 ditujukan (atau diucapkan) kepada orang-orang atau murid-murid yang pada saat itu sudah percaya, sudah menerima Kristus sebagai Juruselamat mereka. Jadi, jikalau kepada orang Kristen pertama dan murid-murid yang sudah percaya itu masih perlu ditambahkan pengalaman baptisan Roh, itu berarti sebelum mereka dibaptis oleh Roh mereka adalah orang Kristen yang masih "kekurangan" sesuatu.

Fakta lain yang mereka ambil sebagai contoh adalah kasus-kasus yang cukup menyolok di dalam kitab Kisah Para Rasul. Peristiwa di dalam Kisah 2:4; 2:38; 8:4-25; 19:1-7 dianggap sebagai materi yang sangat kuat untuk menarik kesimpulan bahwa semua orang Kristen yang sudah bertobat atau menerima Kristus belum menjadi orang Kristen yang lengkap, utuh dan berkuasa. Kenyataan itu membuktikan bahwa mereka masih kekurangan sesuatu, dan oleh karena itu perlu mengalami baptisan Roh sesudah pertobatan.

Yang dimaksud dengan "masih kekurangan sesuatu" adalah absennya pola hidup yang berkemenangan, penuh sukacita, keberanian bersaksi yang berlipat ganda, kuasa untuk melayani serta karunia-karunia spektakuler lainnya. Tetapi umumnya tekanan yang dimasukkan adalah pada kuasa yang dinamis untuk melayani, terutama seperti yang disebutkan dalam Kisah 1:8. Dalam hal-hal seperti inilah saya rasa di kalangan mereka secara obyektif kita dapat menyaksikan buah serta realitanya. Mudah-mudahan ini merupakan koreksi atau kritik mereka yang ikut membangun gereja kita jikalau di dalamnya betul-betul nampak "kekurangan" sesuatu.



TIP #05: Coba klik dua kali sembarang kata untuk melakukan pencarian instan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA