Bila seseorang menolak keilahian Kristus dan menerima kemanusiaanNya saja, itu berarti ia menolak keunikan Kristus. Posisi seperti inipun sebenarnya berakar pada ajaran-ajaran tersebut di atas yang menolak keunikan Tuhan Yesus dan otoritas Alkitab. Maka untuk meneguhkan iman, kita perlu melihat kembali kesaksian Alkitab tentang keunikan Kristus.
1. Kelahiran dan tujuan kedatanganNya di dunia
Tuhan Yesus dilahirkan melalui perawan Maria, bukan oleh karena hasil hubungan suami isteri, melainkan oleh kuasa Roh Kudus. Ia telah datang ke dunia ini untuk mati. Dan oleh kematianNya maka kuasa maut dipatahkan. Setiap orang yang percaya kepadaNya akan dikaruniakan hidup yang kekal (2Tim 1:10). Berkali-kali Tuhan Yesus mengatakan bahwa tujuan kedatanganNya ke dunia ini adalah untuk menyelamatkan dunia melalui pengorbanan diriNya. Di dalam pengorbanan itulah kasih Allah atas dunia ini telah dinyatakan dan digenapi (Yoh 3).
2. KekekalanNya
Rasul Yohanes menjelaskan bahwa Yesus Kristus sudah ada sejak pada mulanya (Yoh 1:1). Dan rasul Paulus menjelaskan bahwa kekekalanNya tidak hilang sekalipun Ia menjadi manusia (Flp 2:6-8). Pada ayat 6, kata asal yang dipakai untuk "rupa" adalah morphe, bukan skema. Menurut W. Barclay, istilah morphe biasa digunakan untuk menjelaskan bentuk sesuatu yang tidak bisa berubah. Sedangkan skema digunakan untuk menjelaskan bentuk sesuatu yang dapat berubah. Contohnya, manusia mempunyai hakekat yang tidak bisa hilang yaitu kemanusiaannya. Inilah morphe manusia. Tetapi manusia juga senantiasa mengalami perubahan dari satu tahap ke tahap berikutnya: janin, bayi, anak kecil, remaja, pemuda, dewasa sampai tua dan kemudian meninggal. Ini disebut sebagai skema dari manusia. Dengan digunakannya kata morphe, Paulus ingin menunjukkan bahwa sesungguhnya Kristus memiliki sifat keilahian yang kekal, yang tidak bisa hilang sekalipun Ia menjadi manusia.
3. Kuasa dan karyaNya
Ia berkuasa sepenuh-penuhnya atas kehidupan manusia, karena Ia adalah Allah. Ia telah menyatakan keAllahanNya dengan mengalahkan Iblis (Yoh 16:11) dan dengan melakukan banyak hal yang tidak dapat dilakukan oleh manusia lain. Salah satu alasan penolakan terhadap keunikan Kristus adalah ketidakpercayaan bahwa Dia adalah Allah yang mahatinggi, namun telah merendahkan diriNya, mengambil rupa manusia, dan bahkan mati di kayu salib. Bagaimana mungkin pribadi tertinggi menjadi pribadi terendah? Sepintas, hal itu amat tidak masuk akal, bukan? Tetapi Alkitab menjawab keraguan itu dengan mengungkapkan secara jelas rahasia yang ajaib itu. Tuhan Yesus Tela menaati kehendak Allah dan menjadi manusia hina begitu rupa sehingga kematianNya dapat terlaksana di kayu salib. Untuk itulah Kristus rela melepaskan bukan keAllahanNya, melainkan hak-hakNya sebagai Allah: dihormati, dipuji, disembah dan dilayani oleh para malaikat dan manusia. Bila Ia mempertahankan semuanya itu maka manusia tidak bakal terselamatkan. Apa yang tidak mungkin bagi manusia adalah mungkin bagi Allah!
4. Hak Mengampuni Dosa
Justru pada hari-hari Sabat konsep legalis orang Yahudi sering dikecam oleh Yesus. Alkitab menyaksikan berulangkali Tuhan memberi pengampunan dosa kepada manusia. Misalnya, dengan menyembuhkan seorang lumpuh yang terlebih dahulu dosanya diampuni (Mat 9:1-8), hal ini membuktikan bahwa Ia memang mempunyai hak pengampunan itu. Menurut pandangan Yahudi penyakit lumpuh disebabkan dosa. Kecuali dosanya telah diampuni, orang lumpuh tidak mungkin sembuh. Pengampunan menjadi nyata dalam kesembuhannya, karena dalam cerita Markus 9:1-8 seorang lumpuh mampu bangkit dan berjalan di hadapan orang banyak, maka kuasa dan hak Kristus untuk mengampuni dosa-dosa kita telah dibuktikan, dan ketuhananNya dengan jelas dinyatakan.
5. Keunikan HubunganNya Dengan Bapa
Tuhan Yesus mengatakan bahwa hanya Dialah yang mengenal Bapa yang sebenarnya, sedangkan hanya Bapa pula yang mengenal Dia yang sebenarnya. Begitu pula, setiap orang hanya dapat mengenal Bapa apabila Tuhan Yesus telah menyatakan Bapa kepadanya (Mat 11:27).
6. KebangkitanNya
Inilah bukti terpenting dari keallahan dan keunikan Kristus. Dengan menunjukkan kemenanganNya atas maut, Ia menyatakan diriNya adalah Anak Allah yang mahakuasa. Maut tidak mampu menahan Dia di alam kematian.
Kesimpulan dari semuanya ini yaitu: kita tak mungkin melepaskan keunikan Tuhan Yesus dengan tujuan apapun juga. Melepaskan keunikanNya sama dengan meninggalkan iman Kristen. Maka tugas apologetik adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan terhadap iman Kristen serta menjelaskan masalah-masalah seperti hal keunikan Kristus, otoritas Kitab Suci dan seterusnya.