Wahyu 4:5
Konteks4:5 Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh u yang menderu, dan tujuh obor v menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh w Allah 1 .
Wahyu 8:5
Konteks8:5 Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu, mengisinya dengan api dari mezbah, e dan melemparkannya ke bumi. Maka meledaklah bunyi guruh, f disertai halilintar dan gempa bumi. g
Wahyu 11:15
KonteksWahyu 11:19
Konteks11:19 Maka terbukalah Bait Suci n Allah yang di sorga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya o di dalam Bait Suci itu dan terjadilah kilat dan deru guruh p dan gempa bumi dan hujan es lebat. q
Wahyu 16:18
Konteks16:18 Maka memancarlah kilat dan menderulah bunyi guruh, h dan terjadilah gempa bumi i yang dahsyat seperti belum pernah terjadi sejak manusia ada di atas bumi. j Begitu hebatnya gempa bumi itu.
[4:5] 1 Full Life : KETUJUH ROH ALLAH.
Nas : Wahy 4:5
Ketujuh Roh Allah melambangkan kehadiran Roh Kudus di takhta Allah. Bahasa ini barangkali datang dari ketujuh aspek ungkapan Roh dalam Yes 11:2. Roh Kudus itu seperti api yang menyala, penuh dengan hukuman terhadap dosa dan penuh dengan kesucian Allah (bd. Yes 4:4; Yoh 16:8).
[11:15] 2 Full Life : MALAIKAT YANG KETUJUH MENIUP.
Nas : Wahy 11:15
Suara sangkakala yang ketujuh memberitakan suatu pengumuman bahwa dunia telah menjadi kerajaan Kristus, dan Ia akan memerintah sebagai Raja sampai selama-lamanya
(lihat cat. --> Wahy 20:4;
[atau ref. Wahy 20:4]
Yeh 21:26-27; Dan 2:44; 4:3; 6:27; Za 14:9). Dengan kata lain, sangkakala yang ketujuh menyangkut peristiwa-peristiwa yang berlangsung sampai kedatangan Kristus kembali, termasuk tujuh cawan hukuman (mulai pasal Wahy 16:1-21). Bunyi sangkakala ketujuh itu diikuti dengan suatu perikop sisipan yang menyatakan beberapa peristiwa berkenaan dengan masa kesengsaraan (Wahy 12:1-15:4).