
Teks -- 1 Timotius 2:5 (TB)





Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus



kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> 1Tim 2:5
Full Life: 1Tim 2:5 - ESA PULA DIA YANG MENJADI PENGANTARA.
Nas : 1Tim 2:5
Kita harus mendekati Allah melalui Yesus Kristus saja
(Ibr 7:25), bersandar pada kematian-Nya sebagai korban untuk menutupi
dosa kit...
Nas : 1Tim 2:5
Kita harus mendekati Allah melalui Yesus Kristus saja (Ibr 7:25), bersandar pada kematian-Nya sebagai korban untuk menutupi dosa kita dan berdoa dengan iman memohon kekuatan dan belas kasihan untuk menolong kita dengan semua kebutuhan kita (Ibr 4:4-16). Kita tidak boleh membiarkan makhluk ciptaan apa pun menggantikan kedudukan Kristus ini dengan berdoa kepadanya (lih. Ibr 8:6; 9:15; 12:24).
Ende -> 1Tim 2:5
Ende: 1Tim 2:5 - Allah adalah esa Paulus menekankan ke-esa-an Allah dan Kristus sebagai
Penebus, untuk mengesankan bahwa bangsa manusia merupakan satu keesaan pula,
jang seluruhnja dit...
Paulus menekankan ke-esa-an Allah dan Kristus sebagai Penebus, untuk mengesankan bahwa bangsa manusia merupakan satu keesaan pula, jang seluruhnja ditentukan Allah untuk diselamatkan.
Ref. Silang FULL -> 1Tim 2:5
Ref. Silang FULL: 1Tim 2:5 - Karena Allah // menjadi pengantara // Kristus Yesus · Karena Allah: Ul 6:4; Rom 3:29,30; 10:12
· menjadi pengantara: Gal 3:20; Gal 3:20
· Kristus Yesus: Rom 1:3
· Karena Allah: Ul 6:4; Rom 3:29,30; 10:12
· menjadi pengantara: Gal 3:20; [Lihat FULL. Gal 3:20]
· Kristus Yesus: Rom 1:3

kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Wycliffe: 1Tim 2:1--6:2 - -- II. Sejumlah Nasihat dan Pengajaran Kepada Gereja Tentang Allah yang Hidup (2:1-6:2).
Pokok-pokok yang dibahas oleh Paulus di dalam bagian ini mudah ...
II. Sejumlah Nasihat dan Pengajaran Kepada Gereja Tentang Allah yang Hidup (2:1-6:2).
Pokok-pokok yang dibahas oleh Paulus di dalam bagian ini mudah dilihat, sebagaimana kentara dari garis besar umumnya. Yang tidak terlalu jelas kelihatan ialah pokok pandangan yang menentukan pemilihan topik-topik tersebut serta urutan pembahasannya. Ide utama dari surat ini ialah pemeliharaan iman dan kesaksian. Oleh karena itu, tidaklah mengejutkan bahwa pada bagian tengah surat ini terdapat paragraf yang menyajikan Gereja sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran, sebagai alat yang mempertahankan dan menyebarkan amanat Injil (lihat Pendahuluan, Struktur dan Tema I Timotius). Sesudah paragraf ini, yaitu pada 4:6, muncul dengan pembagian dengan sendirinya. Hingga 4:6 Paulus tampaknya membahas berbagai aspek dari kesaksian seluruh Gereja. Sesudah ayat ini Paulus berbicara kepada perseorangan dan golongan-golongan perseorangan tertentu sambil mengarahkan nasihat-nasihatnya kepada masalah kesaksian.

Wycliffe: 1Tim 2:1--3:13 - -- A. Kepada Gereja yang Bersaksi (2:1-3:13).
Secara umum pokok pandangan di bagian ini adalah aspek umum dan bersama dari gereja: yaitu ibadah dan para...
A. Kepada Gereja yang Bersaksi (2:1-3:13).
Secara umum pokok pandangan di bagian ini adalah aspek umum dan bersama dari gereja: yaitu ibadah dan para petugasnya.

Wycliffe: 1Tim 2:1-8 - -- 1) Doa umum Dalam Kaitannya dengan Maksud Pekabaran Injil Gereja (2:1-8).
Topik pertama yang dibahas Paulus ialah doa syafaat untuk semua orang, dan ...
1) Doa umum Dalam Kaitannya dengan Maksud Pekabaran Injil Gereja (2:1-8).
Topik pertama yang dibahas Paulus ialah doa syafaat untuk semua orang, dan untuk semua pembesar. Penekanan universalnya tampak dari kata semua di dalam ayat 1, 2, 4, 6 dan dari catatan misioner rasul dalam ayat 7. Di sini Paulus tidak membahas dengan lengkap hubungan Gereja dengan pemerintahan sipil, tetapi hanya menasihatkan agar doa dipanjatkan bagi para pejabat supaya orang-orang percaya dapat menikmati hidup yang damai dan tenang. Hal ini berguna untuk maksud yang lebih besar, yaitu mendatangkan keselamatan bagi manusia.

Wycliffe: 1Tim 2:5 - baik, // Allah, // pengantara 5. Sebuah ayat terdahulu (1:1) berbicara tentang "Allah, Juruselamat kita." Di sini Paulus memakai formula yang pendek dan tepat, "Allah itu esa dan e...
5. Sebuah ayat terdahulu (1:1) berbicara tentang "Allah, Juruselamat kita." Di sini Paulus memakai formula yang pendek dan tepat, "Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus." Di dalam Matius 19:17 urutan kata dan pemikirannya sama, "Hanya satu yang baik." Pemberian predikat baik, dan Allah, dan pengantara bersifat eksklusif dan hanya dapat dipakai untuk satu pihak saja. Inilah pernyataan paling tajam dan paling tegas mengenai keilahian dan kemanusiaan Kristus. Juga tercakup di dalam ide mengenai Pengantara yang esa itu bahwa Dia pastilah Allah (bdg. Ibr. 7:22; 8:6; 9:15; 12:24). Oknum inilah yang menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua orang.

buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 1Tim 2:1-8
Matthew Henry: 1Tim 2:1-8 - Doa Syafaat untuk Semua Orang Dianjurkan
Dalam pasal ini Rasul Paulus membicarakan masalah,
I. Doa, dan banyaknya alasan untuk melakukannya (ay. 1-8).
II. Cara berpakaian kaum...
- Dalam pasal ini Rasul Paulus membicarakan masalah,
Doa Syafaat untuk Semua Orang Dianjurkan (2:1-8)
- Di sini kita mendapati,
- I. Sebuah perintah yang diberikan kepada orang Kristen untuk berdoa bagi semua orang secara umum, dan khususnya bagi semua orang yang memegang kuasa pemerintahan. Timotius harus memastikan hal ini dilakukan. Paulus tidak mengirimkan dia suatu bentuk doa apa pun, yang akan kita duga seandainya ia bermaksud supaya hamba-hamba Tuhan terikat pada cara berdoa seperti itu. Sebaliknya, secara umum, mereka harus memanjatkan permohonan, doa syafaat, dan ucapan syukur. Permohonan supaya terhindar dari kejahatan, doa supaya memperoleh kebaikan, doa syafaat untuk orang lain, dan ucapan syukur atas rahmat yang sudah diterima. Bagi Paulus, memberi mereka petunjuk-petunjuk umum saja sudah cukup. Karena sudah memiliki Kitab Suci untuk membimbing mereka dalam doa dan karena ke atas mereka sudah dicurahkan Roh doa, mereka tidak perlu petunjuk-petunjuk lebih lanjut. Perhatikanlah, maksud dan tujuan agama Kristen adalah untuk menggalakkan doa. Dan murid-murid Kristus harus menjadi umat pendoa. Berdoalah setiap waktu dengan permohonan (Ef. 6:18). Harus ada doa pertama-tama untuk diri kita sendiri. Hal ini tersirat di sini. Kita juga harus berdoa untuk semua orang, untuk umat manusia secara umum, dan untuk orang-orang tertentu yang memerlukan atau menginginkan doa-doa kita. Lihatlah, agama Kristen itu jauh dari apa yang disebut bidah, sebab ia mengajar orang untuk mengasihi semua, untuk berdoa bukan hanya bagi saudara-saudara seiman, melainkan juga bagi semua orang. Berdoalah untuk raja-raja (ay. 2). Meskipun pada saat itu raja-raja adalah orang kafir, musuh Kekristenan, dan penganiaya orang-orang Kristen, namun orang Kristen harus berdoa untuk mereka, karena demi kepentingan umumlah ada pemerintah dan orang-orang tepat yang dipercaya untuk menjalankannya. Oleh sebab itu, kita harus berdoa untuk mereka, sekalipun kita sendiri menderita di bawah pemerintahan mereka. Untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, maksudnya, pemerintah yang lebih rendah. Kita harus berdoa untuk mereka, dan harus mengucap syukur untuk mereka, berdoa untuk kesejahteraan mereka dan untuk kesejahteraan kerajaan atau pemerintahan mereka. Oleh karena itu, kita tidak boleh bersekongkol melawan mereka, supaya dalam damai kerajaan mereka kita dapat beroleh damai dan mengucap syukur atas mereka, dan atas keuntungan yang kita peroleh di bawah pemerintahan mereka. Agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan. Di sini lihatlah apa yang harus kita inginkan bagi raja-raja, yaitu supaya Allah mengubah hati mereka, membimbing mereka, dan memakai mereka, agar di bawah pemerintahan mereka kita dapat hidup tenang dan tenteram. Rasul Paulus tidak berkata, “supaya kita mendapat suatu kedudukan dalam pemerintahan mereka, bertambah kaya, dan menduduki tempat terhormat dan berkuasa di bawah mereka.” Tidak, puncak keinginan seorang Kristen yang baik adalah hidup tenang dan tenteram, melewati kehidupan di dunia ini tanpa gangguan, di tempat yang rendah dan di ruang pribadi. Kita harus berkeinginan supaya kita dan orang lain dapat hidup tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan. Ini menyiratkan bahwa kita tidak bisa berharap tetap hidup tenang dan tenteram kecuali kita tetap menjaga segala kesalehan dan kehormatan. Marilah kita pikirkan apa kewajiban kita, baru kemudian kita dapat berharap akan mendapat perlindungan baik dari Allah maupun pemerintah. Dalam segala kesalehan dan kehormatan. Di sini kewajiban kita sebagai orang Kristen diringkas dalam dua kata: kesalehan, yaitu menyembah Allah dengan benar, dan kehormatan (KJV: kejujuran), yaitu perilaku baik terhadap semua orang. Keduanya harus berjalan bersama-sama. Kita tidak benar-benar jujur jika tidak saleh, dan tidak memberikan kepada Allah apa yang sudah sepatutnya Dia dapatkan. Dan kita tidak benar-benar saleh jika tidak jujur, sebab Allah membenci hasil rampasan untuk korban bakaran. Di sini kita dapat mencermati bahwa,
- 1. Orang Kristen harus menjadi orang yang banyak-banyak berdoa. Mereka harus sering-sering melakukannya, dan harus membaktikan diri untuk berdoa, memohon kepada Allah, dst.
- 2. Dalam doa-doa kita, dengan rela kita harus peduli terhadap orang-orang lain di samping diri kita sendiri. Kita harus berdoa untuk semua orang, dan mengucap syukur untuk semua orang. Dan kita tidak boleh membatasi doa-doa ataupun ucapan syukur kita hanya kepada diri kita atau keluarga kita sendiri.
- 3. Doa terdiri atas beragam bagian, yaitu permohonan, doa syafaat, dan ucapan syukur. Ini karena kita harus berdoa untuk rahmat-rahmat yang kita inginkan dan juga mengucap syukur atas rahmat-rahmat yang sudah kita terima. Dan kita harus menyesalkan segala hukuman yang memang pantas diberikan entah karena dosa-dosa kita sendiri atau karena dosa-dosa orang lain.
- 4. Semua orang, bahkan raja-raja sekalipun, dan mereka yang memerintah, harus didoakan. Mereka membutuhkan doa-doa kita, karena mereka menghadapi banyak kesulitan, dan banyak perangkap yang rentan menjerat mereka karena kedudukan mereka yang tinggi.
- 5. Dengan mendoakan pemimpin-pemimpin kita, kita mengambil jalan yang paling baik untuk hidup tenang dan tenteram. Orang-orang Yahudi di Babel diperintahkan untuk mengusahakan kesejahteraan kota ke mana Tuhan sudah membuang mereka sehingga ditahan, dan berdoa kepada TUHAN untuk kota itu, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraan mereka juga (Yer. 29:7).
- 6. Jika kita ingin hidup tenang dan tenteram, kita harus hidup dalam segala kesalehan dan kehormatan. Kita harus melakukan kewajiban kita kepada Allah dan manusia. Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu. Ia harus menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik, ia harus mencari perdamaian dan berusaha mendapatkannya (1Ptr. 3:10-11). Nah, alasan yang diberikan Paulus untuk ini adalah karena itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, artinya Injil Kristus menuntut itu. Apa yang berkenan di mata Allah Juruselamat kita, itulah yang harus kita lakukan, dan yang harus menjadi kewajiban kita.
- II. Untuk memberi alasan mengapa kita dalam doa-doa kita harus memedulikan semua orang, Rasul Paulus menunjukkan kasih Allah kepada seluruh umat manusia (ay. 4).
- 1. Salah satu alasan mengapa semua orang harus didoakan adalah karena ada satu Allah, dan Allah itu mempunyai kehendak baik terhadap seluruh umat manusia. Hanya ada satu Allah (ay. 5), dan hanya satu, tidak ada yang lain, tidak mungkin ada yang lain, sebab hanya ada satu yang tak terhingga. Allah yang satu ini menghendaki supaya semua orang diselamatkan. Ia tidak menginginkan kematian dan kehancuran siapa saja (Yeh. 33:11), melainkan kesejahteraan dan keselamatan semua. Bukan berarti bahwa Ia telah menetapkan keselamatan semua orang, sebab kalau begitu semua orang akan diselamatkan. Tetapi Ia mempunyai kehendak baik untuk keselamatan semua orang, dan tak seorang pun akan binasa kecuali karena kesalahannya sendiri (Mat. 23:37). Ia ingin supaya semua diselamatkan, dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran, diselamatkan dengan cara yang sudah ditentukan-Nya, dan bukan dengan cara lain. Kita berkepentingan untuk memperoleh pengetahuan akan kebenaran itu, karena itulah caranya untuk diselamatkan. Kristus adalah jalan dan kebenaran, dan dengan demikian Dia adalah hidup.
- 2. Hanya ada satu Pengantara, dan Pengantara itu menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua. Sebagaimana rahmat Allah menjangkau semua karya ciptaan-Nya, begitu pula kepengantaraan Kristus menjangkau sedemikian jauh kepada semua anak manusia sehingga Ia membayar harga yang cukup untuk keselamatan seluruh umat manusia. Ia membuat umat manusia menjalin hubungan dengan Allah di atas syarat-syarat yang baru, sehingga kini mereka tidak lagi berada di bawah hukum Taurat sebagai perjanjian yang mengutamakan perbuatan, melainkan sebagai pedoman hidup. Mereka berada di bawah anugerah. Bukan di bawah perjanjian yang menyatakan mereka tidak bersalah, melainkan di bawah perjanjian baru: Ia telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan. Perhatikanlah, kematian Kristus adalah tebusan, harga yang harus dibayar. Kita memang pantas mati. Tetapi Kristus mati untuk kita, untuk menyelamatkan kita dari kematian dan neraka. Ia telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan secara sukarela, tebusan bagi semua orang, supaya seluruh umat manusia berada dalam keadaan yang lebih baik daripada Iblis dan antek-anteknya. Ia mati untuk mengerjakan keselamatan semua. Untuk itu, Ia menempatkan diri sebagai Pengantara antara Allah dan manusia. Pengantara mengandaikan bahwa sudah terjadi suatu perselisihan. Dosa telah membuat perselisihan antara kita dan Allah. Yesus Kristus adalah Pengantara yang berusaha untuk mengadakan pendamaian, untuk mempersatukan Allah dan manusia. Ia bekerja seperti seorang wasit atau penengah, wasit di antara kita, yang dapat memegang tangan kedua belah pihak (Ayb. 9:33). Dia adalah tebusan yang akan memberikan kesaksian pada waktu yang ditentukan. Maksudnya, dalam masa Perjanjian Lama, penderitaan-penderitaan-Nya dan kemuliaan yang menyusul sesudahnya dibicarakan sebagai perkara-perkara yang akan disingkapkan pada akhir zaman (1Ptr. 1:10-11). Dan perkara-perkara itu pun disingkapkan seperti itu. Paulus sendiri, sesudah ditahbiskan sebagai pemberita Injil dan rasul, memberitakan kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi kabar baik tentang penebusan dan keselamatan oleh Yesus Kristus. Ajaran tentang kepengantaraan Kristus ini dipercayakan kepada Paulus supaya diajarkan kepada setiap makhluk (Mrk. 16:15). Paulus ditetapkan sebagai guru bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi. Selain panggilan umumnya sebagai seorang rasul, ia mendapat mandat secara khusus untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi, dalam iman dan kebenaran, atau dengan setia dan benar. Perhatikanlah,
- (1) Sungguh baik dan berkenan di mata Allah dan Juruselamat kita jika kita berdoa untuk raja-raja dan semua orang, dan jika kita hidup tenteram dan tenang. Dan ini merupakan alasan yang sangat baik mengapa kita harus berdoa dan hidup seperti itu.
- (2) Allah mempunyai kehendak baik untuk menyelamatkan semua orang. Sehingga yang menjadi masalah bukan tidak adanya kehendak pada Allah untuk menyelamatkan mereka, melainkan terlebih tidak adanya kehendak pada diri mereka sendiri untuk diselamatkan dengan cara Allah. Di sini Tuhan kita yang terberkati menunjukkan letak kesalahannya: Kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu (Yoh. 5:40). Aku rindu mengumpulkan kamu, tetapi kamu tidak mau.
- (3) Mereka yang mau diselamatkan harus mengetahui kebenaran itu, karena inilah cara yang ditetapkan Allah untuk menyelamatkan orang-orang berdosa. Tanpa pengenalan atau pengetahuan akan kebenaran itu, hati tidak bisa benar. Jika kita tidak mengenal kebenaran, kita tidak dapat diatur olehnya.
- (4) Dapat diamati di sini bahwa kesatuan dengan Allah ditegaskan, dan dipadukan dengan kesatuan dengan Sang Pengantara. Jadi gereja tidak boleh mengajarkan adanya banyak pengantara, karena itu berarti ada banyak allah pula.
- (5) Dia yang adalah Pengantara dalam pengertian Perjanjian Baru, menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan. Jadi sia-sialah bila ada para pengikut gereja tertentu yang mengakui hanya ada satu Pengantara sebagai korban penebusan, tetapi ada banyak penengah. Sebab, menurut Paulus, penyerahan diri Kristus sebagai tebusan merupakan bagian penting dari jabatan sebagai Pengantara. Dan memang hal ini merupakan dasar dari kepengantaraan-Nya.
- (6) Paulus ditahbiskan sebagai hamba Tuhan, untuk menyatakan berita ini kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi, bahwa Kristus adalah satu Pengantara antara Allah dan manusia, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan untuk semua orang. Inilah inti yang harus diberitakan oleh semua hamba Tuhan, sampai akhir zaman. Dan Paulus memandang mulia pelayanannya, sebab ia adalah rasul untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi (Rm. 11:13).
- (7) Hamba-hamba Tuhan harus memberitakan kebenaran itu, yang mereka sendiri telah pahami sebagai kebenaran, dan mereka sendiri harus mempercayainya. Mereka, seperti rasul kita di sini, harus mengajar dalam iman dan kebenaran, dan mereka juga harus setia dan dapat dipercaya.
- III. Sebuah petunjuk bagaimana seharusnya berdoa (ay. 8).
- 1. Sekarang, di bawah Injil, doa tidak hanya terbatas pada satu rumah doa tertentu, tetapi orang harus berdoa di mana saja. Tidak ada tempat yang salah untuk berdoa, dan tidak ada satu tempat yang lebih berkenan kepada Allah dibandingkan tempat lain (Yoh. 4:21). Berdoalah di mana saja. Kita harus berdoa di dalam kamar kita, berdoa di tengah-tengah keluarga kita, berdoa saat makan, berdoa saat bepergian, dan berdoa di dalam kumpulan jemaat yang khusyuk, entah di depan umum atau sendiri.
- 2. Sudah menjadi kehendak Allah bahwa di dalam doa kita harus mengangkat tangan yang suci: Menadahkan tangan yang suci, atau tangan yang bersih, bersih dari kecemaran dosa, dibasuh di sumber mata air yang tersedia bagi dosa dan kecemaran. Aku akan membasuh tanganku, dst. (Mzm. 26:6).
- 3. Kita harus berdoa dalam kasih: Tanpa marah, atau benci, atau geram kepada siapa saja.
- 4. Kita harus berdoa dalam iman tanpa ragu (Yak. 1:6), atau, seperti menurut tafsiran sebagian orang, tanpa perselisihan, dan dengan demikian itu termasuk dalam kasih.
SH -> 1Tim 2:1-7; 1Tim 2:1-7
SH: 1Tim 2:1-7 - Dahsyatnya doa (Selasa, 28 November 2006) Dahsyatnya doa
Sesuatu dinilai dahsyat karena hasilnya memenuhi kriteria orang yang
memberi penilaian. Teknik cabikan gitar ala Baladewa terbaru ...
Dahsyatnya doa
Sesuatu dinilai dahsyat karena hasilnya memenuhi kriteria orang yang
memberi penilaian. Teknik cabikan gitar ala Baladewa terbaru
mungkin dahsyat bagi para remaja penggemar gitar, tapi biasa saja
bagi orang-orang yang malas mendengarkan musik apa pun. Saya
harap, renungan ini bisa menolong Anda merasakan kedahsyatan dari
nas ini, dan pada akhirnya kedahsyatan dari doa karena kehendak
Allah.
Ada beberapa hal yang membuat nas ini sangat dahsyat. Pertama, nas ini menunjukkan betapa vitalnya peran doa dalam pelayanan, bukan sebagai atribut kerohanian pribadi belaka. Paulus meminta Timotius untuk berdoa syafaat bagi semua orang (1-2), kemudian merinci semua pihak yang disebutkan di teks ini berkaitan erat dengan jemaat dan kehidupan pelayanan. Kedua, doa dijabarkan sebagai meminta hal-hal baik dan berkenan kepada Allah. Penjelasan ini sangat berbeda dengan pemahaman populer nonkristiani yang menjadikan doa sebagai alat untuk mempengaruhi Allah. Penentu utama pokok doa yang perlu dipanjatkan orang Kristen adalah apa yang baik dan berkenan kepada Tuhan, bukan yang dianggap baik oleh si pendoa.
Ketiga, nas ini dahsyat karena pada ayat 5 penulis berbelok dari topik doa ke topik keesaan Allah, yang sekali lagi secara tiba-tiba pada ayat 7 `mengambil putaran U\' untuk kembali menegaskan statusnya sebagai pemberita dan rasul (bdk. 1:1), terutama sebagai pengajar orang-orang nonYahudi. Mengapa demikian? Doa bagi semua orang ini merupakan aplikasi dari prinsip bahwa Injil ditujukan bagi semua manusia (2:6). Injil itu sendiri didasarkan pada kehendak Allah, bahwa Ia ingin semua orang diselamatkan (4). Doa bukan cuma sekadar doa, tetapi merupakan ekspresi ketaatan kita sebagai pemberita Injil. Kegiatan memberitakan kabar baik kepada semua orang itulah yang kita doakan.
Renungkan: Doa-doa orang Kristen dahsyat hanya karena Allah Tritunggal yang dahsyat itu sedang melaksanakan karya keselamatan-Nya yang dahsyat pula.

SH: 1Tim 2:1-7 - Iman, hati nurani, dan perjuangan. (Minggu, 9 Juni 2002) Iman, hati nurani, dan perjuangan. Paulus, sebagai rasul atas perintah Allah sendiri (ayat 1:1), yang telah beroleh kasih karunia begitu mengherankan ...
Iman, hati nurani, dan perjuangan.
Paulus, sebagai rasul atas perintah Allah sendiri (ayat 1:1), yang telah beroleh kasih karunia begitu mengherankan dari Tuhan Yesus Kristus (ayat 1:14), sekarang memberikan tugas kepada anaknya yang sah dalam iman, Timotius (ayat 1:1;18). Latar belakang dari bagian surat ini memberitahukan kita bahwa tugas yang disampaikan Paulus ini merupakan tugas yang penting dan harus Timotius kerjakan dengan sungguh-sungguh. Paulus juga mengingatkan Timotius bahwa dirinya menjadi pelayan Tuhan berdasarkan nubuat, yaitu peneguhan Roh Kudus atas panggilan Timotius melalui sesama orang percaya, termasuk Paulus sendiri (ayat 18b).
Tugas itu adalah "memperjuangkan perjuangan yang baik dengan iman dan hati nurani yang murni" (ayat 18b). Kata kerja Yunani yang diterjemahkan menjadi "memperjuangkan" di sini mempunyai arti harfiah mengabdi sebagai prajurit. Perjuangan itu, seperti yang akan kita lihat pada nas-nas selanjutnya, adalah memelihara jemaat yang Allah telah percayakan kepadanya.
Untuk dapat melakukannya, Paulus menunjuk pada iman dan hati nurani yang murni sebagai syarat utama. Kedua hal ini, sebelumnya telah disebutkan Paulus, akan menimbulkan kasih (ayat 1:5). Setelah kasih, maka dalam kasih karunia Allah, iman dan hati nurani yang murni itu akan menimbulkan kerelaan untuk berjuang.
Hati nurani (syneidesis) di dalam surat I Timotius berarti kesadaran yang mendasari terwujudnya perilaku yang sesuai dengan etika Kristiani (bdk. 1:9-11, 3:9). Himeneus dan Aleksander adalah contoh orang-orang yang melayani, namun kandas imannya karena menolak memelihara hati nurani yang murni (ayat 19-20). Menyerahkan mereka kepada Iblis adalah tindakan disiplin yang terakhir, untuk membawa pada penyesalan dan pertobatan (bdk. 1Kor. 5:2).
Renungkan: Tiap bentuk pelayanan yang Kristen lakukan, dari menjadi sukarelawan/wati juru masak untuk kegiatan gereja sampai menjadi ketua sinode, semuanya menuntut keseriusan untuk melihatnya sebagai suatu perjuangan. Semuanya juga menuntut Kristen untuk setia menjaga kemurnian hati nurani dan perilaku yang dihasilkannya.
Utley -> 1Tim 2:1-7
Utley: 1Tim 2:1-7 - --NASKAH TERJEMAHAN BARU: 1Tim 2:1-71 Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, 2 untuk raj...
NASKAH TERJEMAHAN BARU: 1Tim 2:1-7
1 Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, 2 untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan. 3 Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, 4 yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. 5 Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, 6 yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan. 7 Untuk kesaksian itulah aku telah ditetapkan sebagai pemberita dan rasul — yang kukatakan ini benar, aku tidak berdusta — dan sebagai pengajar orang-orang bukan Yahudi, dalam iman dan kebenaran.
1Tim 2:1 "Pertama-tama" Ungkapan Yunani ini berarti "yang nomor satu penting." Konteksnya menegaskan bahwa ini dimaksudkan untuk mengendalikan dan membatasi pengaruh guru-guru palsu.
□ "permohonan, doa, syafaat dan ucapan syukur" Ini adalah serangkaian empat kata untuk doa (Fil 1Tim 4:6 memiliki tiga darinya; Ef 6:18 memiliki dua darinya). Ini adalah cara Paulus untuk menekankan bahwa semua bentuk doa harus dinaikkan untuk semua orang, terutama mereka yang memiliki kewenangan. Di dalam Ef 6:18 penekanan yang sama pada berdoa untuk semua orang ini hanya terbatas pada orang percaya tapi disini hal itu diuniversalisasikan.
Istilah "petisi" (enteuxis) ini hanya muncul di sini dan di 1Tim 4:5.
□ "untuk semua orang" Istilah "semua" ini muncul lima kali dalam ayat 1Tim 2:1-7, yang menunjukkan sejauh mana baik doa kita maupun kasih Tuhan. Beberapa orang melihat penekanan pada semua orang ini sebagai reaksi terhadap eksklusivitas dari guru-guru palsu.
1Tim 2:2 "untuk raja-raja dan untuk semua pembesar" Alkitab tidak mengajarkan hak ilahi raja-raja, tetapi mengajarkan kehendak ilahi bagi pemerintahan yang terorganisir (lih. Rom 13:1,2). Masalah teologisnya bukanlah apakah kita setuju dengan pemerintah kita atau apakah pemerintah kita adil. Orang-orang percaya harus berdoa untuk pejabat pemerintah karena mereka berada dalam kehendak Tuhan di dunia yang jatuh. Orang-orang percaya tahu dari Rom 13:1,2 bahwa semua otoritas diberikan oleh Allah, oleh karena itu, sebagai pengikut Kristus kita menghormatinya. Pernyataan ini menjadi semakin kuat ketika Anda menyadari bahwa Paulus meminta orang- orang percaya untuk berdoa bagi pemimpin pemerintahan seperti Nero!
□ "dalam otoritas (TB:pembesar)" Kata ini adalah huperochē. Lihat Topik Khusus: Penggunaan Paulus akan Kata Majemuk Huper di 1Tim 1:14.
Lihat topik khusus PEMERINTAH MANUSIA
□ "agar mereka bisa memimpin suatu (TB: kita dapat) hidup tenang dan tenteram" Ini sepertinya berarti "damai" dalam arti "bebas dari ujian luar" dan "tenang" dalam arti "bebas dari kekacauan batin". Orang-orang percaya haruslah menjalankan iman mereka dengan hidup yang tenang, yang sangat sulit pada masa kesusahan dan kebingungan. Guru-guru palsu ini telah mengganggu kedamaian dan sukacita gereja rumah di Efesus. Paulus memberikan nasehat yang sama kepada gereja Tesalonika, yang telah terganggu oleh faksi eskatologis yang terlalu bersemangat (lih. 1Tes 4:11; 2Tes 3:12). Dalam menghadapi gejolak gereja, berdoa dan hidup dengan lembut, hidup saleh!
□ "dalam segala kesalehan dan kehormatan" Orang-orang Kristen dianiaya dan disalahpahami oleh masyarakat kafir. Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah gaya hidup orang beriman.
Istilah "kesalehan" digunakan sepuluh kali dalam Surat Pastoral (lih. 1Tim 2:2; 3:16; 4:7,8; 6:3,5,6,11; 2Tim 3:5; Tit 1:1). Ini memiliki konotasi penghormatan terhadap Tuhan yang diungkapkan melalui gaya hidup moral yang sesuai. Lihat Topik Khusus pada 1Tim 4:7.
Istilah "kehormatan" ini juga digunakan beberapa kali dalam Surat Pastoral (lih. 1Tim 2:2; 3:4,8,11; Tit 2:2,7). Hal ini didefinisikan dalam Leksikon Bauer, Arndt, Gingrich, dan Danker sebagai "kehormatan, martabat, keseriusan, rasa hormat, kesucian, kejujuran" (hal 47).
Orang Kristen harus menarik perhatian pada diri mereka sendiri secara positif (yaitu "layak dihormati"), namun tidak secara negatif (lih. 1Tim 2:3; 1Pet 4:12-16).
1Tim 2:3 "Itulah yang baik dan yang berkenan" Kesalehan adalah kehendak Tuhan bagi semua umat manusia. Ini adalah suatu cara untuk merujuk pada pemulihan citra Allah yang tercemar dalam kemanusiaan dari Kej 1:26-27. Tuhan selalu menginginkan suatu umat yang mencerminkan karakterNya. Pertanyaannya selalu adalah "bagaimana?" PL menunjukkan bahwa manusia yang jatuh tidak dapat menghasilkan ketaatan atau kebenaran dengan usaha mereka sendiri. Oleh karena itu, PB didasarkan pada tindakan dan kesetiaan Tuhan, bukan kehendak manusia (lih. Yer 31:31-34; Yeh 36:22-38). Tuhan memulihkan dan memotivasi para pengikut melalui Kitab-Nya, Putra-Nya, dan Roh-Nya. Kita tidak benar dengan Tuhan berdasarkan kinerja kita, tapi begitu kita mengenal Dia dalam keselamatan, tujuan hidup kita adalah kekudusan (lih. Mat 5:20,48; Rom 8:29; Gal 4:19; 1:4; 2:10). Lihat TOPIK KHUSUS: KEKUDUSAN / PENYUCIAN PERJANJIAN BARU di 2Tim 2:2.
□ "Allah, Juruselamat kita" Lihat catatan lengkap di 2Tim 1:10
1Tim 2:4 "yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan" Orang-orang yang beriman harus berdoa untuk semua orang karena Tuhan ingin semua orang diselamatkan. Ini adalah pernyataan mengejutkan bagi para guru palsu yang eksklusivistik, apakah Gnostik atau Yahudi, atau lebih mungkin dalam Surat Pastoral, sebuah kombinasi. Inilah kebenaran besar tentang kasih Allah bagi seluruh umat manusia (lih. 1Tim 4:10; Yeh 18:23,32; Yoh 3:16; 4:42; Tit 2:11; 2Pet 3:9; 1Yoh 2:1; 4:14). Ayat ini menunjukkan ketidakseimbangan predestinasi dogmatis, super-lapsarian, bermata dua yang menekankan kedaulatan Allah dengan mengesampingkan respon manusia yang dibutuhkan. Kebenaran yang dinyatakan dari "lima titik" Calvinisme, terutama "anugerah yang tak tertahankan" dan "penebusan terbatas," melanggar aspek perjanjian iman alkitabiah. Tidaklah pantas mengecilkan Tuhan menjadi boneka darickehendak bebas manusia, sebagaimana pula tidak pantas untuk mengecilkan umat manusia menjadi boneka dari kehendak ilahi. Tuhan dalam kedaulatan-Nya telah memilih untuk berurusan dengan manusia yang telah jatuh melalui perjanjian. (Yoh 6:44), namun Dia mengamanatkan bahwa manusia harus menanggapi dan terus menanggapi pertobatan dan iman (lih. Mr 1:15; Kis 3:16,19; 20:21).
Seringkali diskusi teologis tentang kedaulatan Tuhan (predestinasi) dan kebebasan manusia akan memburuk menjadi kontes pencomotan naskah. Alkitab dengan jelas mengungkapkan kedaulatan YHWH. Namun demikian, Alkitab juga mengungkapkan bahwa ciptaan-Nya yang tertinggi, umat manusia yang diciptakan menurut gambar- Nya, telah diberi kualitas pengambilan keputusan moral yang luar biasa. Manusia harus bekerja sama dengan Tuhan di setiap bidang kehidupan.
Istilah "banyak" telah digunakan untuk menegaskan bahwa Tuhan telah memilih beberapa (orang pilihan) tetapi tidak semua; Bahwa Yesus mati untuk beberapa orang, tidak semua. Bacaan cermat dari teks-teks berikut menunjukkan bahwa ini digunakan secara paralel!
- 1. "semua" (1Tim 2:6) 1. "semua" (1 Timotius 2:18)
- 2. "banyak" (1Tim 2:11-12) 2. "banyak" (1 Timotius 2:19)
□ "diselamatkan" Ini adalah sebuah AORIST PASIF INFINITIVE (lihat TOPIK Khusus pada 2Tim 1:9). Ini berarti manusia yang jatuh tidak bisa menyelamatkan diri mereka sendiri, (PASSIVE VOICE) tapi Tuhan siap, mau, dan mampu melakukannya melalui Kristus.
□ "dan sampai pada pengetahuan" Frasa ini digunakan beberapa kali dalam Surat Pastoral (lih. 2Tim 2:25; 3:7; Tit 1:1). Ini berarti memahami dan menanggapi pesan Injil (lih. Ef 4:13).
Ini adalah bentuk Yunani epi + gnōsis yang diintensifkan, yang menyiratkan "pengetahuan penuh dan pengalaman." Inklusivisme ini merupakan kejutan nyata bagi penekanan guru palsu terhadap elitisme dan pengetahuan khusus. Hubungan yang pasti antara unsur Yahudi dan Yunani dalam guru-guru palsu tidak jelas. Mereka jelas memiliki elemen Yahudi yang memperbesar "mitos," "silsilah," dan "hukum" (lihat catatan pada 1Tim 1:6-7). Ada banyak spekulasi yang berkaitan dengan unsur Yunani. Pasti ada unsur amoralitas yang lebih khas dari guru palsu Yunani daripada Yudaisme. Seberapa banyak sistem gnostik tingkatan malaikat di kemudian hari yang terlibat dalam ajaran sesat dari Surat-surat Pastoral tidaklah pasti. Dalam Gambaran Dunia dalam Perjanjian Baru, vol. 4, hal. 567, A. T. Robertson mengidentifikasi guru-guru palsu sebagai "Gnostik."
Dengan penemuan arkeologi di Nag Hammadi di Mesir sekarang kita tahu lebih banyak tentang spekulasi dan teologi Gnostik. Ada terjemahan bahasa Inggris dari teks-teks ini yang berjudul The Nag Hammadi Library yang diedit oleh James M. Robinson dan Richard Smith. Ada juga interpretasi menarik dari teks-teks ini dalam buku Hans Jonas, Agama Gnostik.
□ "kebenaran" Istilah "kebenaran" dalam Perjanjian Baru digunakan dalam beberapa cara:
- 1. untuk pribadi Yesus (lih. Yoh 8:31,32; 14:6)
- 2. untuk menggambarkan Roh Kudus (lih. Yoh 16:13)
- 3. untuk menggambarkan "Firman" (lih. Yoh 17:17)
Kebenaran Tuhan pada akhirnya terlihat di dalam Yesus Kristus, Firman yang Hidup, yang dicatat secara memadai dalam Alkitab, Firman yang tertulis; Keduanya disampaikan kepada kita melalui pelaku Roh Kudus. Kebenaran yang dirujuk di sini ini bersejajar dengan "ajaran sehat" dari 1Tim 1:9 dan "Injil yang jaya dari Allah yang Mulia" 1Tim 1:10. Ini merujuk pada kabar baik Yesus Kristus (lih. 1Tim 4:3; 2Tim 2:25; 3:7; Tit 1:1).
\=
\\See id_TOPIKUTLEY 00118\\ "KEBENARAN" DALAM TULISAN-TULISAN PAULUS
1Tim 2:5 "hanya ada satu Allah" Penekanan pada monoteisme ini (lih. Rom 3:30; 1Kor 8:6; Ef 4:6) dapat ditemukan dalam 1Tim 1:17, yang mencerminkan Ul 6:4-6. Namun demikian, Yesus Sang Anak dan Allah Bapa tampaknya terpisah di sini. Pentinglah untuk mengingat pernyataan PB bahwa Yesus itu ilahi (lih. Yoh 1:1; Kol 1:14-16; Ibr 1:2,3) tetapi juga kepribadian yang terpisah dari Bapa. Doktrin Trinitas (lihat Topik Khusus pada Tit 3:6) mengakui kesatuan satu esensi ilahi dan, kekhasan abadi dari ketiga Pribadi tersebut. Salah satu cara untuk menunjukkan paradoks alkitabiah ini adalah dengan membandingkan bagian-bagian dari Injil Yohanes.
- 1. Yesus adalah satu dengan Bapa (Yoh 1:1; 5:18; 10:30,34-38; 14:9-10; 20:28).
- 2. Yesus terpisah dari Bapa (Yoh 1:2,14,18; 5:19-23; 8:28; 10:25,29; 14:10,11,12,13,16; 17:1-2).
- 3. Yesus bahkan tunduk kepada Bapa (Yoh 5:20,30; 8:28; 12:49; 14:28; 15:10,19-24; 17:8).
Konsep keilahian Anak dan kepribadian Roh bersifat eksplisit dalam PB, namun tidak sepenuhnya diterima dalam teologi ortodoks sampai pada abad ketiga dan keempat. Istilah "trinitas" tidaklah alkitabiah, namun konsepnya sungguh alkitabiah (lih. Mat 3:16-17; 28:19; Yoh 14:26; Kis 2:32-33,38-39; Rom 1:4-5; 5:1-5; 8:1-4,8-10; 1Kor 12:4-6; 2Kor 1:21-22; 13:14; 4:4-6; 1Tes 1:2-5; 2Tes 2:13; Tit 3:4-6; 1Pet 1:2; Yud 1:20-21).
Tata bahasa dari 1Tim 2:5-6 memberikan alasan teologis yang berkaitan dengan keselamatan inklusif Allah.
- 1. Hanya ada satu Tuhan. Dari Kej 1:26-27 kita tahu bahwa semua manusia diciptakan menurut gambar- Nya.
- 2. Hanya ada satu jalan menuju Tuhan melalui Mesias (lih. Yoh 14:6), yang diprakirakan dalam Kej 3:15.
- 3. Hanya ada satu sarana keselamatan, persembahan kurban yang telah selesai dari Anak Domba Allah yang tidak berdosa, yaiu Yesus (lih. Yoh 1:29; 2Kor 5:21).
Ke-satu Allah-an ini telah menyediakan jalan bagi semua orang untuk bersekutu dengan Dia (lih. Kej 3:15). Barangsiapa yang mau boleh datang, tetapi mereka harus datang menurut jalan-Nya, melalui penyediaan-Nya, dengan iman kepada Putra-Nya sebagai satu-satunya harapan mereka untuk diterima.
\=
Lihat topik khusus MONOTHEISME
□ "yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia" Ini adalah contoh penegasan PB bahwa iman kepada pribadi dan pekerjaan Yesus adalah satu-satunya cara untuk menjadi benar dengan Bapa (lih. Yoh 10:1-18; 14:6). Hal ini sering dirujuk sebagai "skandal eksklusivisme Injil." Kebenaran ini nampaknya tidak pada tempatnya di zaman toleransi kita (tanpa absolut), namun jika Alkitab adalah penyataan diri Tuhan, maka orang percaya harus menegaskan eksklusivisme ini. Kami tidak mengatakan satu denominasi adalah satu-satunya jalan, tapi kami mengatakan bahwa iman kepada Yesus adalah satu-satunya jalan menuju Tuhan.
Penggunaan istilah "pengantara" ini memiliki konotasi-konotasi keimaman (lih. Ibr 8:6; 9:15; 12:24). Seorang imam berdiri di antara orang-orang yang membutuhkan dan Tuhan yang kudus. Yesus adalah Imam Besar kita (lih. Ibr 7; 8; 9). Yesus adalah
- 1. Juruselamat kita
- 2. Pengganti kita
- 3. Pengatara kita
- 4. Intercessor
□ "manusia Kristus Yesus" Penekanan dari ayat ini adalah bahwa Yesus adalah manusia sepenuhnya dan masih merupakan satu-satunya perantara antara Allah dan manusia (lih. Yoh 14:6). Guru-guru palsu Gnostik akan menyangkal kemanusiaan Yesus ini(lih. Yoh 1:14; 1Yoh 1:1-3).
Ada kemungkinan bahwa latar belakangnya bukan kaum Gnostik, tapi tipologi Adam-Kristus dari Paulus (lih. Rom 5:12-21; 1Kor 15:21-22,45-49; Phil 2: 6). Yesus dipandang sebagai Adam kedua, asal mula ras baru, bukan Yahudi, bukan Yunani, bukan laki-laki, bukan perempuan, bukan budak, bukanmanusia bebas, tapi Kristen (lih. 1Kor 12:13; Gal 3:28 Ef 2:11-3:13; Kol 3:11).
Ada kemungkinan juga bahwa 1Tim 2:5,6 adalah sebuah definisi teologis dari istilah "kebenaran," yang ditemukan dalam 1Tim 2:4.
2: 6 "yang telah menyerahkan diri-Nya" Bapa mengutus Dia, tetapi Yesus dengan rela datang dan menyerahkan nyawa-Nya (lih. Mat 20:28; Mr 10:45; Yoh 10:17,18).
□ "tebusan untuk semua orang" Ini mencerminkan kebenaran besar Yes 53 (khususnya 1Tim 2:6). Istilah "tebusan" berasal dari pasar budak dan digunakan untuk membeli teman atau saudara dari perbudakan atau penahanan militer. Tata bahasa dari ungkapan ini sangat penting: (1) ada bentuk kata yang tidak biasa dari kata "tebusan", dengan PREPOSISI anti (alih-alih), (2) PREPOSISI "untuk" adalah PREPOSISI Yunani huper, yang berarti "Atas nama" (lihat Tit 2:14). Penekanan teologisnya adalah penebusan penggantian perwakilan dari Yesus Kristus Yesus Kristus atas nama kita (lih. 2Kor 5:21).
\=
Lihat topik khusus RANSOM / REDEEM
□ "untuk semua orang" Syukur pada Allah karena kata "semua" yang digunakan lima kali dalam 1Tim 2:1-7! Sangatlah penting untuk kita sadari bahwa kematian Yesus menutupi dosa seluruh dunia (lih. Yoh 1:29; 3:16,17; 1Tim 4:10; Tit 2:11; Ibr 2:9; 2Pet 3:9; 1Yoh 2:2; 4:14). Satu-satunya hal yang membuat setiap orang dan siapaun diselamatkan bukanlah dosa mereka, namun ketidakpercayaan mereka terhadap karya paripurna Yesus Kristus (lih. Yoh 1:12; Kis 17:30; 1Tim 4:10; 1Yoh 5:10-13). Kebenaran ini harus menyeimbangkan predestinasi (lihat Topik Khusus pada Tit 2:11).
- NASB "kesaksian yang diberikan pada waktu yang tepat"
- NKJV "untuk disaksikanberi kesaksian pada waktunya"
- NRSV "itu kesaksian pada waktu yang ditentukan"
- TEV "bukti pada saat yang tepat"
- NJB "inilah saksi yang diberikan pada waktu yang ditentukan"
Frasa ini bersejajar dengan 1Tim 6:15 dan Tit 1:3. Tuhan mengendalikan peristiwa-peristiwa sejarah.
Kristus datang pada waktu yang ditentukan-Nya untuk menebus semua umat manusia (lih. Rom 5:18-19).
Kemungkinan lainnya adalah bahwa hal itu mungkin terkait dengan Rom 5:6; Gal 4:4; Ef 1:10, dimana kondisi historis tertentu pada abad pertama dunia Yunani-Romawi menyediakan waktu yang ideal:
- 1. Pax Romana, atau perdamaian Roma, yang memungkinkan orang untuk berpindah dari satu negara ke negara lain secara bebas.
- 2. Satu bahasa yang sama (Koinē Greek) memungkinkan semua orang di dunia Mediterania saling memahami.
- 3. Kebangkrutan yang jelas dari agama-agama Yunani dan Romawi menyebabkan orang mencari makna dalam kehidupan. Mereka menginginkan aspek yang lebih pribadi terhadap spiritualitas mereka (ini juga terlihat dalam kebangkitan agama-agama misteri).
1Tim 2:7 "Untuk… itulah aku telah ditetapkan" Ini adalah sebuah penekanan pada pemilihan dan pemanggilan Paulus oleh Allah (perjumpaan di jalan ke Damaskus), seperti 1Tim 1:1. Tuhan ingin orang-orang bukan Yahudi memahami Injil inklusif-Nya.
□ "sebagai pemberita dan rasul… dan sebagai pengajar" Terkadang ini terdaftar sebagai karunia Roh yang terpisah, seperti dalam 1Kor 12:28 atau Ef 4:11. Dalam daftar ini istilah "nabi" dapat merujuk kepada pengkhotbah (terutama penggunaan "nubuat" dalam 1 Korintus, lih. 1Kor 11:4,5; 13:9; 14:1,3,4,5,24,31,39).
Dalam suatu pengertian masing-masingdari karunia kepemimpinan ini memberitakan Injil yang sama namun dengan penekanan yang berbeda. Paulus menggunakan tiga istilah ini lagi dalam 2Tim 1:11 untuk menggambarkan pelayanannya.
□ "— yang kukatakan ini benar, aku tidak berdusta —" Banyak komentator telah mengatakan bahwa ini tidak pantas dalam sebuah surat pribadi yang ditulis oleh Paul kepada rekan kerja terkasihnya, Timotius. Tetapi kita harus ingat bahwa surat-surat ini dimaksudkan untuk dibaca secara terbuka di gereja (lih. 1Tim 6:21b; 2Tim 4:22b; Tit 3:15b). Surat ini adalah surat rekomendasi dan pengalihan wewenang Paulus kepada wakil apostolik muda yang dikirim ke gereja rumah Efesus, yang sedang berjuang dengan guru-guru palsu.
□ "sebagai pengajar orang-orang bukan Yahudi," Paulus merasa bahwa Tuhan telah memanggilnya secara khusus untuk memberitakan Injil Yesus Kristus kepada orang-orang bukan Yahudi (lih. Kis 9:15; 22:21; 26:17; Rom 1:5; 11:13; 15:16; Gal 1:16; 2:7; Ef 3:1-2,8; 2Tim 4:17). Ini adalah konfirmasi lain dari universalitas kasih Allah dan penebusan Kristus.
□ "dalam iman dan kebenaran" Ini mungkin merujuk pada (1) sikap si pemberita atau (2) isi dari pesan. Dalam 1Tim 1:14 "iman" dikaitkan dengan "kasih". Kedua istilah ini menggambarkan Yesus dan dimaksudkan untuk ditiru oleh para pengikut-Nya.
Galilah -> 1Tim 2:1-7
Galilah: 1Tim 2:1-7 - Doa di Jemaat Garis Besar
1Timotius 2:1- 1Timotius 3:16Keluarga Allah
1Timotius 2:1-8 Doa di jemaat
1Timotius 2:9-15 Kelakuan dala...
Garis Besar
- 1Timotius 2:1- 1Timotius 3:16Keluarga Allah
- 1Timotius 2:1-8 Doa di jemaat
- 1Timotius 2:9-15 Kelakuan dalam jemaat
- 1Timotius 3:1-7 Persyaratan bagi Penatua jemaat
- 1Timotius 3:8-13 Persyaratan bagi Diaken jemaat
- 1Timotius 3:14-16 Keluarga Allah
1Timotius 2:1-1Timotius 3:16 Tema: Keluarga Allah
1Timotius 2:1-7 Sub Tema: Doa di Jemaat
Jadi pertama-tama saya mendorong supaya permohonan, doa, permintaan (dan) ucapan syukurdibuat terus mengenai semua orang: Bagi raja-raja dan semua yang berjabatan tinggi, supaya kita boleh hidup tentram dan tenang, dalam segala kesalehan dan kehormatan.Itulah yang baik dan berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan mencapai pengetahuan akan kebenaran,karena hanya ada satu Allah,dan satu pengantara di antara Allah dan manusia,Yaitu Kristus Yesus yang adalah seorang manusia,Yang telah menyerahkan diriNyasebagai tebusan bagi semua orang – suatu kesaksian pada waktunya.Untuk itulah saya diangkat sebagai pemberita dan rasul (Saya bicara benar, saya tidak berbohong) Dan sebagai pengajar bagi orang non Yahudi dalam iman dan kebenaran.
1.Jadi pertama-tama – Kata oun berarti jadi, atau karena itu, menunjukkan bahwa pengajaran mengalir terus. Tidak harus berarti bahwa topik tetap sama, tetapi pikiran ini mengalir secara umum dari atas. Frasa proton panton berarti pertama dari semua, jadi tidak hanya menunjukkan urutan pertama, melainkan topik yang terutama.
Mendorong – Kata parakaleo menunjukkan permohonan berotoritas. Kata yang sama diterjemahkan mendesak di 1:3.
Dibuat terus – Kata ini poieo boleh diterjemahkan buat/lakukan/ciptakan. Pada ayat ini, lebih baik diterjemahkan sebagai buat atau lakukan. Sifat terus menerus membawa arti dibuat terus.100 Allah ingin supaya kita berdoa terus. Lihat Efesus 6:18
Permohonan – Kata deesis menggambarkan doa yang dinaikkan dari hati yang rindu sekali untuk Tuhan mendatangkan berkat/pertolongan rohani.101
Doa – Kata ini, proseukhe, berarti doa dalam bentuk apa saja – Doa umumnya. TB tidak menerjemahkan kata ini.102
Permintaan – Kata ini, enteuxis, berarti mendekati dan minta, jadi ada unsur persekutuan dengan Tuhan. Kata ini dipakai di Ibrani 7:25 tentang doa Yesus dan Roma 8:26 mengenai doa Roh Kudus.103 Atau kata syafaat juga cocok karena permintaan ini dibuat demi kebaikan orang lain.
Ucapan syukur – Di beberapa denominasi kata eukharistia dipakai sebagai nama/istilah untuk perjamuan kudus, tetapi artinya adalah ucapan terima kasih. Tidak pantas rasanya kalau kita hanya minta saja dan lupa untuk terus mengucap syukur kepada Allah.
Mengenai semua orang – Klausa ini, hyper panton anthropon, menyatakan tema utama dari bagian ini, yaitu bahwa keselamatan tidak hanya ditawarkan kepada bangsa Yahudi, atau orang istimewa, melainkan kepada semua. Hal ini dilihat dalam siapa yang didoakan (1 Tim 2:1), apa yang dikehendaki Allah (2:4) dan keluasan dari penebusan Kristus (2:6). Mungkin karena ungkapan emosi Paulus di ay. 7, yang dia pikirkan adalah kecenderungan untuk pengajar yang berlatar belakang Yahudi terlalu menekankan keselamatan bagi bangsa tersebut, sehingga dia, dengan sangat tegas, menekankan bahwa sasaran dari keselamatan tersebut adalah semua manusia. Kata pas (semua/segala) digunakan 5 kali di 2:1-8. Kata ini boleh dipakai menyangkut keseluruhan, bukan secara perorangan (Kis 19:10). Jadi maksudnya semua tanpa pilih kasih, bukan semua tanpa pengecualian.
ay. 2 Bagi raja-raja dan semua yang berjabatan tinggi – Kata hyper (bagi atau untuk) dipakai ulang di sini dalam hubungan dengan bagi semua orang tadi. Jadi klausa ini merupakan semacam uraian yang daripadanya Paulus memberi contoh-contoh dari macam orang yang perlu didoakan. Menariknya bahwa pada masa itu masih belum ada raja yang percaya, jadi jelas bahwa orang-orang yang didoakan terus ini, belum percaya. Kata hyperokhe berarti tinggi/terkemuka104 dan dalam konteks ini pasti berkaitan dengan tokoh-tokoh dalam pemerintah.
Supaya kita boleh hidup tentram dan tenang – Kata penghubung hina (supaya) menunjukkan tujuan dari doa bagi para pembesar, yaitu supaya orang percaya hidup tidak terganggu dan bebas menuruti Firman Tuhan. Kata eremos (tentram) berarti rasa damai karena bebas dari goncangan/gangguan dari luar, sedangkan kata hesykhios (tenang) menggambarkan damai akibat kebebasan dari masalah/pergumulan batin.105
Dalam segala kesalehan dan kehormatan – Kata eusebeia (kesalehan) menggambarkan ketaatan/tingkah-laku yang berakar dalam penyembahan yang sungguh-sungguh kepada Tuhan, sehingga orang menjadi makin serupa dengan Kristus. Kata ini ada juga di 2:2, 10, 3:16, 4:7, 8, 5:4, 6:3, 5, 6, 11, jadi merupakan satu tekanan khusus di 1 Timotius. Kata semnotes (kehormatan) menunjukkan sikap yang serius/layak/saleh yang dihormati oleh orang lain.
ay. 3 Itulah yang baik dan berkenan kepada Allah, Juruselamat kita – Kata touto (itulah) boleh dikaitkan dengan ayat tadinya, sehingga yang berkenan kepada Allah adalah ketentraman, ketenangan, kesalehan dankehormatan, tetapi kemungkinan besar Paulus bermaksud bicara mengenai doa untuk semua orang (2:1). Hal ini berkenan kepada Allah karena kehendakNya yang dinyatakan di ayat berikut, yaitu supaya semua orang diselamatkan. Kata apodektos (berkenan) berarti layak diterima. Jadi kalau orang percaya berdoa untuk orang diselamatkan, dia berdoa sesuai kehendak Allah, dan hal ini tentu memuaskan hatiNya. Sama seperti kita perhatikan di 1:1, Allah disebut sebagai Juruselamat. Lihat penjelasan di 1:1.
ay. 4 Yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan – Kata thelo berarti menginginkan, menghendaki, ataumenentukan,106 tergantung pada konteks. Pada kalimat ini, Paulus berbicara secara umum, sehingga terjemahan yang cocok adalah menghendaki atau ingin. Sifat terus menerus menyatakan bahwa Allah selalu begitu. Dia mencari orang terus, entah dari dalam Israel, ataupun dari luar. Frase pantas anthropous (semua orang/manusia) muncul lagi di sini, sama seperti 2:1 dan mirip dengan 2:6, menjadi semacam tema. Diselamatkan (sozo) boleh berarti diselamatkan dari bahaya/ancaman, jika dikaitkan dengan ay. 2 mungkin boleh begitu, akan tetapi, berkaitan dengan ay. 6, harus disimpulkan bahwa keselamatan dari maut adalah yang dimaksudkan. Allah menghendaki supaya semua orang, tanpa pilih kasih, baik orang Yahudi, maupun orang non-Yahudi, diselamatkan dari maut.
Dan mencapai pengetahuan akan kebenaran – Kata erkhomai (mencapai) secara harfiah berarti datang kepada/tiba di, tetapi maknanya tentu mencapai dalam arti sudah menjadi tahu/mengalami.107 Pengetahuan (epignosis) yang dimaksudkan, bukan hanya sekedar informasi. Kata ini selalu berkaitan dengan pengetahuan yang dirasakan, atau yang berdampak.108 Kebenaran (aletheia) tentu berarti kebenaran Injil,109 sehingga kita boleh menyimpulkan bahwa arti dari klausa ini mendukung dan menguraikan sedikit dari isi klausa sebelumnya. Jadi, orang yang menjadi selamat tentu mencapai pengetahuan akan kebenaran Injil yang dirasakan dan dialami.
Ayat ini sering menimbulkan debat di antara orang yang menekankan kedaulatan Allah dalam keselamatan (Kalvinisme) dan yang menekankan kehendak bebas (Arminianisme). Topik ini sudah dibahas turun-temurun sejak semula, di mana Augustin dan Pelagius saling bertentangan pada abad yang kelima. Pembahasan seperti ini sering memisahkan kita dan membuat kita menggunakan ayat-ayat sebagai senjata untuk mengalahkan saudara dalam Kristus. Marilah kita kembali dengan rendah hati kepada Firman Tuhan dan sadar bersama bahwa Allah berdaulatdan manusia juga bertanggung-jawab. Kalau kita melihat Firman Tuhan saja, harus diakui bahwa Allah berdaulat dalam keselamatan. Dia yang merencanakan, (Rom 8:29-30, Efe 1:3-14) memilih, (Yoh 6:65) menarik, (Yoh 6:44) menguduskan, (Tit 3:5) menguatkan, (1 Kor 1:8-9, 1 Tes 5:23-24) memeteraikan, (2 Kor 1:21-22, 5:5, Efe 1:13-14) dan mengamankan (Yoh 6:37-40, 10:27-30) orang atas kehendakNya dan kerelaanNya (Rom 9:16,110 Efe 1:11). Orang percaya seharusnya bersyukur dan merasa aman dalam kebenaran ini.
Di samping fakta kedaulatan Allah ini, harus juga diakui bahwa Allah menghendaki supaya semua orang selamat (1 Tim 2:4) dan menyuruh semua orang di setiap tempat untuk bertobat (Kis 17:30) dan mengatakan bahwa barangsiapa yang percaya kepadaNya akan selamat (Yoh 3:16, Rom 10:13-17). Hal-hal ini juga harus dipercaya dan diberitakan. Apakah saling bertentangan, sehingga kita harus mengurangi kedaulatanNya, atau kehendak manusia? Memang, kalau di otak manusia, yang sangat terbatas dibandingkan dengan hikmat dan pengetahuan Allah, hal-hal ini tentu bertentangan, sehingga sering kali kita rasa perlu memilih yang mana yang kita tekankan. Mungkin lebih baik kita mengikuti teladan Paulus, yangmemilih untuk tidak memilih. Di Roma 9 dia bicara dengan sangat jelas mengenai kedaulatan mutlak Allah dalam keselamatan, lalu di Pasal 10 mengenai peran manusia dalam memberitakan dan mempercayai Injil baru selamat, lalu kembali lagi di Pasal 11 mengenai pilihan Allah terhadap Israel, yang tidak mungkin Dia ingkari. Hal-hal seperti itu tidak muat di pikiran manusia yang terbatas, kecuali kita mengubahkan maknanya, tetapi respon Paulus bagi semuanya itu seharusnya menjadi pelajaran bagi kita. Katanya:
O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya? Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada-Nya, sehingga Ia harus menggantikannya? Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!Rom 11:33-36 (TB)
Kalau kita belum mengerti perencanaan Allah, bersyukurlah! Dia Allah! Jangan mengecilkan Dia, supaya masuk akal manusia. Dia berfirman dengan jelas bahwa Dia yang memilih, jadi percayalah itu. Dia juga berfirman bahwa manusia bertanggung jawab, jadi percayalah itu. Kalau belum mengerti, bersyukurlah! Allah kita ajaib!
ay. 5 Karena hanya ada satu Allah – Kata penghubung gar berarti karena, jadi penting kita perhatikan bahwa ayat ini masih menguraikan tema tadi, bahwa orang percaya perlu mendoakan semua orang. Frasa heis theos boleh berarti Allah esa, tetapi tujuannya di sini adalah supaya orang mengerti bahwa Allah tidak ada saingan. Dia Allah di atas semua manusia dan tidak ada allah lain yang harus disembah. Alkitab terjemahan Bahasa Indonesia Sehari-hari jelas akurat di sini. Timotius pasti teringat pada Ulangan 6:4, yang disebut Shema oleh orang Yahudi, karena menjadi pengakuan mereka, tetapi Paulus bertentangan dengan kesalahan banyak orang Yahudi pada waktu itu, yang menganggap Allah sebagai hanya Allah mereka saja.111 Paulus ingin meluaskan wawasan mereka di sini, supaya mereka mengerti bahwa Allah mereka adalah Allah yang satu-satunya di atas semua manusia. Lihat juga Yes 45:22-23, Rom 10:12.
Dan satu pengantara di antara Allah dan manusia – Kata mesites (pengantara) menggambarkan seseorang yang menolong dua pihak supaya ada persetujuan, atau juga supaya perselisihan di antaranya diselesaikan.112 Tentu arti yang kedua dimaksudkan di sini, di mana Kristus membuka jalan supaya manusia, yang sudah memberontak melawan Allah, boleh kembali kepadaNya. Secara harfiah klausa ini berbunyi …dan satu pengantara daripada Allah dan manusia…, menyatakan bahwa Dia mewakili dua-duanya.
Yaitu Kristus Yesus yang adalah seorang manusia – TB memakai kata yang tepat di sini, tetapi penting untuk ditekankan bahwa maksud Paulus adalah, Pengantara ini benar-benar menjadi manusia, sehingga Dia boleh mewakili kedua-belah pihak dengan adil. Lihat juga Ibrani 4:15.
ay. 6 Yang telah menyerahkan diriNya sebagai tebusan bagi semua orang – Kata didomi berarti memberi/menyerahkan dan di sini bersifat masa lampau,113 menunjukkan bahwa pengorbanan Kristus hanya terjadi satu kali dan itu cukup untuk menebus semua dosa manusia. Sifat aktif dari kata menyerahkan dan juga kata heauton (diriNya) menegaskan bahwa Kristusrela melakukannya. Kata antilytron (tebusan) hanya dipakai satu kali di Perjanjian Baru, tetapi kata lytron (dikurang awalan anti) dipakai di dua ayat yang sebenarnya sama, yaitu Matius 20:28 dan Markus 10:45, yang berbunyi: …sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusanbagi banyak orang. (TB) Kata ini sering digunakan untuk menggambarkan harga yang dibayar untuk membebaskan seorang budak. Penggunaan awalan anti menarik karena artinya mengganti. Kata hyper (bagi/untuk) juga ada unsur penggantian, jadi dengan tegas kita lihat di sini bahwa penebusan ini tidak hanya berkaitan dengan pembayaran, Kristus siap mengganti orang berdosa dan mengalami hukuman yang seharusnya kita alami.114 Lihat juga Yes 53:6, 21, 1 Pet 2:24. Tebusan ini dibuat untuk berapa bangsa? Semua manusia, tanpa pilih kasih! Lihat 1 Yoh 2:2. Jadi penebusan ini cukup untuk semua manusia, ditawarkan kepada semua manusia, tetapi hanya efektif/aktual bagi orang pilihan, yaitu orang yang percaya kepada Kristus.
Suatu kesaksian pada waktunya – Klausa ini cukup sulit dimengerti karena tidak terlalu spesifik, tetapi kalau dimengerti dalam kaitan dengan ayat-ayat sebelumnya, kemungkinan besar kesaksian (martyrion) yang dimaksudkan adalah kehendak Allah bahwa semua orang diselamatkandibuktikan oleh kerelaan Kristus menyerahkan diri menjadi tebusan. Hal itulah yang menjadi kesaksian akan kerelaan Allah menerima baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik orang merdeka, maupun para budak, baik laki-laki, maupun perempuan (Gal 3:28). Allah memberi jalan untuk semua manusia datang kepadanya, melalui pengorbanan Kristus. Jangan kita lupa bahwa penebusan ini hanya berguna bagi seseorang kalau dia percaya kepada Kristus, sebagai jalan satu-satunya kepada Allah. Lihat Yoh 3:16-18. Frase kairois idiois (pada waktunya) menarik karena bersifat jamak, tetapi kemungkinan besar artinya hanya pada waktu yang tepat, yaitu pada waktu yang ditentukan Allah. Lihat Gal 4:4-5.
ay. 7 Untuk itulah saya diangkat sebagai pemberita dan rasul – Frasa eis ho secara harfiah berarti ke dalam itulah, tetapi maknanya untuk alasan itu. Alasannya adalah kesaksian tadi, yang mencakup isi dari bagian ini, yaitu bahwa Allah sudah memberi jalan keselamatan bagi semua manusia. Lihat juga 14-21. Kata ego (saya) menekankan bahwa Pauluslah yang ditunjuk menjadi pemberita/pengkhotbah bagi orang-orang non Yahudi tersebut. Kata tithemi (diangkat) boleh membawa arti ditaruh/diletakkan/ditetapkan, tetapi dalam konteks ini mungkin lebih alami diterjemahkan diangkat.115 Sifat pasif menunjukkan bahwa Allah yang melakukannya. Jadi perkataan ini tegas dari dua sisi, yaitu karena bicara mengenai pelayanan Paulus sendiri dan juga pilihan Allah dalam mengutus dia menjadi pemberita, menjadi satu bukti lagi bahwa Allah ingin menyelamatkan orang non Yahudi. Kata keryx boleh juga diterjemahkan pengkhotbah atau pemberita. Seorang keryx pada waktu itu ditugaskan mengumumkan kabar dalam banyak konteks, dan oleh karena itu biasanya ada dua syarat baginya, yaitu dia perlu suara yang nyaring supaya boleh didengar dan dia perlu selalu mengumumkan dengan akurat dan teliti, apa yang diberikan kepadanya.116 Jadi dengan menggunakan istilah ini Paulus menggambarkan Injil sebagai berita yang perlu diumumkan kepada semua orang. Kata apostolos (rasul) dijelaskan lebih jauh di 1 Tim 1:1, tetapi di sini tentu Paulus bicara mengenai otoritas yang diberikan Allah kepadanya, supaya dia mengumumkan Injil di antara orang non Yahudi.
(Saya bicara benar, saya tidak berbohong) – Perkataan ini cukup beremosi117 dan menekankan isi dari bagian berikut. Beberapa kali di surat lain Paulus memakai bahasa seperti ini (Rom 9:1, Gal 1:20, 2 Kor 11:31).118 Sekali lagi dia menegaskan pelayanan kepada orang non Yahudi.
Dan sebagai pengajar bagi orang non Yahudi – Kata pengajar (didaskalos) di sini masih terikat pada kata kerja diangkat di ay. 7, sama seperti pemberita dan rasul. Istilah ethnon secara harfiah berarti bangsa-bangsa, tetapi maknanya orang non Yahudi. Istilah ini boleh dikaitkan dengan semua orang di 2:1, 4 & 6.
Dalam iman dan kebenaran – Klausa ini agak sulit ditafsirkan, karena boleh berkaitan dengan Injil yang diajarkan, yaitu Injil yang adalahiman dan kepercayaan kita, ataupun boleh berkaitan dengan cara Paulus dalam penyampaiannya, yaitu dia setia dan bicara benar. Walaupun keduanya masuk akal dalam konteks ini, kemungkinan besar Paulus bicara mengenai Injil yang dia sampaikan yang adalah iman dan kebenaran yang kita anut.
- Apakah doa di jemaat saudara, mengikuti dorongan di bagian Firman Tuhan ini?
- Apakah ada doa untuk pemerintah supaya kita boleh bebas melayani Tuhan?
- Apakah ada doa untuk keselamatan orang yang belum mendengar Injil?
- Apakah ada orang yang untuknya saudara jenuh mendoakan?
- Apa sikap Allah terhadap orang-orang belum percaya yang saudara kenal?
- Apakah sikap saudara terhadap orang belum percaya mencerminkan kebenaran di ayat ini bahwa hanya ada satu jalan keselamatan?
- Apakah saudara mengumumkan kabar baik?
Topik Teologia -> 1Tim 2:5
Topik Teologia: 1Tim 2:5 - -- Allah yang Berpribadi
Allah adalah Satu-satunya Allah
Kel 8:10 Kel 15:11 Kel 18:9-11 Kel 20:3 Kel 34:14 Ula 4:35 Ula 6:4 Ula 32...
- Allah yang Berpribadi
- Allah adalah Satu-satunya Allah
- Kel 8:10 Kel 15:11 Kel 18:9-11 Kel 20:3 Kel 34:14 Ula 4:35 Ula 6:4 Ula 32:39 2Sa 7:22 2Sa 22:32 1Ra 8:22-23 1Ra 8:59-60 2Ra 5:15 2Ra 19:15 Neh 9:6 Maz 18:32 Maz 35:10 Maz 86:8-10 Maz 95:3 Maz 96:4-6 Maz 113:4-9 Maz 135:5-7 Yes 37:16,20 Yes 40:25-26 Yes 43:3,10-11 Yes 44:6,8 Yes 45:21 Yes 46:9 Yes 49:26 Hos 13:4 Mik 7:18 Zak 14:9 Mal 2:10 Mat 23:9 Yoh 8:41 Yoh 17:3 Rom 3:30 1Ko 8:4-6 Gal 3:20 Efe 4:6 1Ti 2:5 1Ti 6:15 Yak 2:19
- Allah Aktif dalam Kehidupan Manusia
- Yesus Kristus
- Paulus Menyebut-Nya Seorang Manusia
- Kiasan, Gelar, dan Nama-nama Kristus
- Dosa
- Sikap Allah Terhadap Dosa
- Secara Positif, Sikap Allah: Menebus
- Kel 15:2 Maz 19:15 Maz 27:1 Maz 31:6 Maz 34:23 Maz 62:2 Maz 98:2-3 Maz 111:9 Maz 130:7 Yes 12:2 Yes 41:14 Yes 63:16 Yer 30:17 Yeh 37:23 Luk 2:38 Yoh 3:16-17 Yoh 6:39 Kis 20:28 Rom 1:16 Rom 3:22-26 Rom 6:23 1Ko 1:30 1Ko 7:23 2Ko 5:18 Gal 1:3-4 Gal 2:20 Gal 4:4-5 Efe 1:3-7 Efe 4:30 Efe 5:1-2 Kol 1:19-22 1Te 5:9 2Te 2:13,16 1Ti 2:3-6 2Ti 1:8-9 Tit 1:2-3 Tit 2:11,13-14 Ibr 9:11-15 1Pe 1:18-21 1Yo 4:9-10 1Yo 5:11 Wah 5:9-10 Wah 7:10 Wah 9:1
- Keselamatan
- Kematian Kristus sebagai Tindakan Penyelamatan
- Yesus adalah Seorang Pengantara
TFTWMS -> 1Tim 2:3-7; 1Tim 2:1-7
TFTWMS: 1Tim 2:3-7 - Pelajaran 5: Ketetapan Suatu Rencana PELAJARAN 5: KETETAPAN SUATU RENCANA (1 Timotius 2:3,7)
RENCANA UNTUK SEMUA MANUSIA (AY. 3, 4)
Yang diuntukkan bagi semua manusia bukan hanya doa, te...
PELAJARAN 5: KETETAPAN SUATU RENCANA (1 Timotius 2:3,7)
RENCANA UNTUK SEMUA MANUSIA (AY. 3, 4)
Yang diuntukkan bagi semua manusia bukan hanya doa, tetapi juga rencana Allah. Kasih karunia-Nya cukup "untuk menyelamatkan" semua manusia. Yesus mati untuk semua manusia (2Korintus 5:14, 15), mengutus kita kepada semua manusia (Markus 16:15, 16; Matius 28:18-20), dan membuat injil tersedia bagi semua manusia (Yudas 3). Semua manusia akan dihakimi oleh injil itu (Roma 14:10-12; 2Korintus 5:10).
Menyelamatkan jiwa dari dosa adalah sama dengan membersihkan masa lalu (Kisah 2:38; 22:16). Rencana Allah juga adalah agar semua manusia "memperoleh pengetahuan akan kebenaran" (2:4). Terlalu banyak yang sudah gagal dalam bidang vital mempersiapkan dan mematangkan saudara-saudara setelah mereka dibaptis ke dalam Kristus (lihat Matius 28:18-20; 1Petrus 1:22— 2:2). Paulus tidak mau saudara-saudara itu tetap bodoh (1Korintus 10:1; 12:1). Paulus mengajar mereka berdasarkan daya tangkap mereka (1Korintus 3:2; Yohanes 16:12, 13; Ibrani 5:11-14). Sampai lebih banyak penginjil siap untuk melakukan pekerjaan penting mendewasakan para anggota—dan kemudian melakukannya—maka keberadaan saudara-saudara yang lemah itu akan menjadi masalah umum, dan kita akan terus memiliki jemaat-jemaat yang tidak dewasa!
RENCANA MELALUI SATU SUMBER (AY. 5)
Rencana keselamatan ilahi datang dari satu Allah melalui satu Pengantara, mempersembahkan satu tebusan untuk semua manusia. Sumber rencana agung ini adalah satu Allah. Keilahian "satu Allah" kita ini harus dikenali sebelum terjadinya kesatuan di antara umat manusia. Yehovah bukanlah Allah orang Yahudi saja, tetapi juga orang non-Yahudi (Roma 3:29, 30). Mengapakah manusia menginginkan allah yang lain? Allah adalah kekal (Mazmur 90:1, 2; 1Yohanes 1:1-3), mahakuasa, dan mahatahu (Ayub 42:1, 2; 1Timotius 6:15; Mazmur 66:5-7). Allah adalah kasih (1Yohanes 4:8). Kita harus bersukacita bahwa kita bisa berhubungan dengan Allah yang satu itu.
Ia di atas segalanya. Kuasa-Nya Ia meliputi segalanya. Penyediaan-Nya (Efesus 4:6; 2Korintus 2:14) Ia di dalam segalanya. Keberadaan-Nya
RENCANA DENGAN SATU JURUSELAMAT (AY. 6)
Juruselamat di dalam rencana ini adalah "seorang Pengantara." 12Boleh jadi ada banyak jurusyafaat (lihat 1Timotius 2:1, 2; Roma 8:26, 27), tetapi hanya ada seorang Pengantara. Yang Seorang itu adalah laki-laki, bukan perempuan. Beberapa orang berusaha menempatkan Maria, Bunda Yesus, dalam posisi Pengantara. Namun begitu, Maria sendiri memuliakan Allah sebagai Tuhan dan bersukacita dalam Dia sebagai "Allah, Juruselamatku" (Lukas 1:46, 47). Dalam Yohanes 2:5 kita melihat bahwa Maria mendorong semua orang, "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!" Kita harus berbuat seperti yang Maria perbuat dan memperhatikan apa yang ia katakan pada kesempatan tersebut. Maria harus jangan pernah dipandang sebagai pengganti bagi seorang Pengantara antara Allah dan manusia.13
Penebusan kita menjadi mungkin karena adanya seorang Pengantara, atau Pembela itu, yang menjadi tebusan (harga yang telah dibayarkan; lihat 1Yohanes 2:1, 2) bagi semua manusia. Betapa suatu hal yang bertentangan! Orang yang tidak pernah berbuat dosa menanggung dosa semua manusia di dalam diri-Nya (1Petrus 2:21-24). Betapa tidak adilnya penebusan itu bagi Dia, tetapi betapa mulianya penebusan itu bagi kita (1Petrus 1:18-21; Ibrani 4:15, 16; 7:25-27; Efesus 1:3-7)! Hasilnya, kita harus memiliki hati yang bersyukur, selamanya memuji Sumber dan Juruselamat yang menyediakan kecukupan kita (Wahyu 5:9-14; 7:9-12).
RENCANA YANG DINYATAKAN OLEH PAULUS, SEORANG PENGINJIL (AY. 7)
Bagian Paulus di dalam rencana ini datang lewat penetapan, 14ketika ia ditetapkan sebagai "pemberita injil."15Sebagian besar peranan dia sebagai pemberita injil adalah untuk mengumumkan atau memberitakan berita milik Orang lain.
Paulus ditetapkan juga sebagai "rasul."16Artinya, ia bukan saja melaksanakan perintah tetapi juga punya otoritas untuk mewakili Pengutus yang memberi pelbagai perintah tersebut (simak Yohanes 13:20; 17:8, 18-21; Matius 10:40).
Selain itu, Paulus ditetapkan juga sebagai "guru." Jika tiga penetapan itu harus dipandang sebagai tiga hal yang berbeda satu sama lainnya, maka jabatan pemberita injil bertugas memberitakan, atau mengumumkan berita tersebut; jabatan rasul, dengan otoritas ilahi, bertugas meyakinkan para pendengar tentang pentingnya berita itu; dan jabatan guru—orang yang menguasai bidangnya— bertugas membuat si murid mampu memastikan kebenaran informasi yang dibagi atau perintah yang diberikan itu. Pemberita injil bertugas menarik perhatian para pendengar, rasul bertugas memberi kesan ke atas pendengar tentang keseriusan permasalahan, dan guru bertugas menjelaskan isi berita tersebut (lihat Kisah 8:29-39; Roma 10:13-15). Sudah tentu, Paulus mampu melakukan semua itu.17Ia akan memberitahu orang lain tentang cara mereka harus berjalan ("dalam iman"; 2:7; 1:4, 5, 19; 2Korintus 5:7) dan dimana mereka harus berjalan ("dalam kebenaran"; Yohanes 14:6; 2Petrus 2:21, 22; Mazmur 119:105).
Tujuh bidang strategis pernah diperkenalkan di dalam pasal ini, dan para penginjil harus memperhatikan ketujuh hal itu: (1) berdoa, (2) kesadaran terhadap semua orang, (3) mengenali rencana Allah, (4) posisi Kristus (seorang Pengantara), (5) maksud dan pernyataan Paulus, (6) prosedur manusia ("iman kami"; 1Yohanes 5:4), dan (7) jalan yang ditentukan (Yohanes 5:39, 40; 2Yohanes 9).
PELAJARAN 6:

TFTWMS: 1Tim 2:1-7 - Berdoa Untuk Semua Orang "BERDOA UNTUK SEMUA ORANG" (1 Timotius 2:1-7)
1 Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk s...
"BERDOA UNTUK SEMUA ORANG" (1 Timotius 2:1-7)
1 Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, 2 untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan. 3 Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, 4 yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. 5 Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, 6 yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan. 7 Untuk kesaksian itulah aku telah ditetapkan sebagai pemberita dan rasul—yang kukatakan ini benar, aku tidak berdusta—dan sebagai pengajar orang-orang bukan Yahudi, dalam iman dan kebenaran.
Dalam nas ini, Paulus menekankan doa sebagai bagian penting dari ibadah umum kita. Di dalam ayat-ayat ini, Paulus memasukkan salah satu nas yang paling kuat dalam Perjanjian Baru tentang tujuan dan penyediaan Allah bagi orang-orang berdosa. Sebuah tema yang terdapat dalam ayat-ayat itu adalah keuniversalan injil. Kata kuncinya adalah "semua" (2:1, 4, 6).
Ayat 1. Dalam pasal 1, Paulus memberi Timotius tugas umum untuk membantah guru-guru palsu. Pasal 2 berisi beberapa instruksi khusus dari rasul itu untuk dia. Di bagian atas "daftar kerja" Timotius, Paulus menempatkan doa: Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang,. "Pertama-tama" memberitahu kita, "Ini sangat penting" atau "Ini adalah hal pertama yang ingin aku sebutkan." Di seluruh Perjanjian Baru, pentingnya doa telah dinyatakan atau disiratkan. Hal itu tidak dapat dilebih-lebihkan: "Tetaplah berdoa" (1 Tes. 5:17); "Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya" (Yak. 5:16). Seseorang telah berkata, "Bila Anda bergantung pada antusiasme, Anda memperoleh apa yang antusiasme dapat lakukan. Bila Anda bergantung pada organisasi, Anda memperoleh apa yang organisasi dapat lakukan. Tetapi ketika Anda bergantung pada doa, Anda memperoleh apa yang Allah dapat lakukan."
Ketika Paulus berkata, "Aku menasihatkan: Naikkanlah … doa …," ia tidak sekadar sedang memberikan saran. Kata Yunani parakale÷w (parakaleō), diterjemahkan "mendesak (NASB)," memiliki arti "mendesak dengan kuat" (lihat 1:3). Secara harfiah, itu berarti "memanggil untuk mendekat."1Gambaran yang terlintas dalam pikiran adalah keberadaan Paulus yang sudah tua di sisi Timotius, merangkul bahu pemuda itu dan bicara kepada dia seperti seorang ayah bicara kepada anak laki-lakinya.
Dalam surat ini, Paulus menggunakan beragam kata untuk menyampaikan keseriusan instruksinya: "mendesak" (1:3; 2:1; NASB), "menghendaki" (2:8, 9; 5:14; NASB), "memerintahkan" (1:18), dan "menugaskan" (5:21; 6:13). Dalam penggunaan secara umum, beberapa dari kata-kata ini mengandung bobot yang lebih berat daripada yang lainnya; tetapi ketika digunakan oleh Paulus, mereka semua mengandung bobot dekrit dari seorang rasul. Semua kata itu muncul dengan peringatan yang melekat: "Tanggung sendiri resikonya bila mengabaikan nasihat ini."
Ketika Paulus mendesak agar doa dipanjatkan kepada Allah, ia menggunakan empat kata yang berbeda: "permohonan," "doa," "petisi," dan "ucapan syukur" (NASB; bandingkan dengan Flp. 4:6). Arti dari empat kata itu memang tumpang tindih, namun masing-masing memberi kontribusi kepada pemahaman kita tentang apa yang ada di dalam pikiran Paulus. "Permohonan" adalah dari de÷hsiß (deēsis), yang menunjukkan sebuah "permintaan yang mendesak."2Kata ini memiliki pengertian kebutuhan. "Doa" adalah dari proseuch÷ (proseuchē), kata yang paling umum digunakan dalam Perjanjian Baru untuk "doa,"3"petisi yang ditujukan kepada ilah."4Dalam Perjanjian Baru, istilah itu selalu berkaiatan dengan doa yang diarahkan kepada Allah. Kata itu mengandung perasaan kagum. "Petisi" adalah terjemahan dari e¡nteuxiß (enteuxis), "permintaan resmi yang ditujukan kepada seorang pejabat tinggi"—dalam hal ini, Allah. Dalam pasal ini, itu mengacu kepada "doa untuk orang lain"5—yaitu, permintaan yang dibuat atas nama orang lain karena kepedulian.
Kita tidak ingin mengabaikan kata keempat Paulus untuk doa: "ucapan syukur" (dari eujcaristi÷a, eucharistia). Kita sering meminta Allah untuk apa yang tidak kita miliki dan lupa berterima kasih kepada Dia untuk apa yang kita miliki; atau kita memohon berkat dari Dia dan lupa bersyukur kepada Dia ketika Ia menjawab doa itu. Seorang teman saya memiliki apa yang ia sebut "Kamis Syukur." Pada hari Kamis, tidak ada doanya yang berisi permintaan. Sebaliknya, semua doanya mengungkapkan ucapan syukur atas apa yang Allah telah lakukan untuk dia. Kata keempat untuk "doa" menyiratkan apresiasi. Sewaktu kita menghampiri Allah dalam doa, komunikasi kita dengan Dia harus mencerminkan kebutuhan, kekaguman, kepedulian, dan apresiasi kita.
Doa harus "dinaikkan untuk semua orang." Mari kita pikirkan dengan saksama ungkapan "semua orang." Bagaimana dengan guru-guru palsu (1:3, 4)? Berdoalah untuk semua orang. Bagaimana dengan Himenaeus dan Aleksander (1:20)? Berdoalah untuk semua orang. Bagaimana dengan mereka yang akan menentang dan melecehkan Timotius (4:12)? Berdoalah untuk semua orang. Bagaimana dengan para pengikut Artemis yang kafir6dan dewa-dewa serta dewi-dewi pagan lainnya? Berdoalah untuk semua orang.
Kata yang diterjemahkan "orang" adalah dari a¡nqrwpoß (anthrōpos). Ini adalah salah satu dari dua kata Yunani untuk "manusia"; yang lainnya adalah ajnh÷r (anēr). Anthrōpos adalah kata umum untuk "orang dari kedua jenis kelamin."7Hal ini mirip dengan kata Indonesia "umat manusia." Biasanya, anēr menunjuk kepada "laki-laki dewasa … yang berbeda dengan [seorang] perempuan."8Kata Yunani untuk "manusia" dalam 2:1-7 adalah anthrōpos: Kita perlu berdoa untuk semua orang.
Ayat 2. Paulus menyebutkan satu kelompok orang tertentu yang untuk mereka kita harus berdoa: untuk raja-raja dan untuk semua pembesar. Di zaman Paulus, "raja-raja" (bentuk jamak dari basileu֧, basileus) mencakup kaisar dan para penguasa di bawahnya yang memerintah atas dukungannya (lihat Mat. 17:25). Ungkapan Yunani yang diterjemahkan "semua pembesar" secara harfiah berarti "semua orang yang berkedudukan tinggi" (NRSV). Ini akan sudah mencakup para penguasa daerah dan juga para penguasa kerajaan (lihat Kisah 19:31, 35, 38).9Terminologi ini berlaku bagi para pemimpin dunia kita, penguasa bangsa kita, para anggota pengadilan dan lembaga-lembaga pembuat hukum, para pemimpin negara atau wilayah, dan para pemimpin lokal. Kita harus jangan lupa mendoakan mereka ini, karena mereka membuat keputusan yang mempengaruhi kita setiap hari.
Paulus memberitahu kita untuk mendoakan mereka yang berkuasa agar kita dapat hidup tenang dan tenteram. "Tenang" dan "tenteram" adalah sinonim: "Tenang" (h¡remoß, ēremos) adalah sama dengan "tenteram,"10dan "tenteram" (hJsu÷cioß, hēsuchios) berarti "tanpa gejolak."11Jika perbedaan harus dibuat di antara dua kata itu, "tenang" mungkin berhubungan dengan ketenangan lahiriah (keadaan damai di sekitar kita) dan "tenteram" kepada ketenangan batin (damai yang menetap di dalam hati kita).12
Paulus selanjutnya mengatakan bahwa kita perlu menjalani kehidupan yang damai dalam segala kesalehan dan kehormatan. Adalah memungkinkan untuk menjalani kehidupan yang tenang tanpa memikirkan sumber ketenangan itu. Tuhan ingin kita hidup "dalam segala kesalehan dan kehormatan," ketika kita bersyukur kepada Allah atas apa yang telah Ia berikan kepada kita.
"Kesalehan" adalah kata yang menonjol dalam 1 dan 2 Timotius dan Titus; kata itu ditemukan sepuluh kali dalam surat-surat ini. Kata yang diterjemahkan "kesalehan" (eujse÷beia, eusebeia) adalah kata majemuk yang terdiri dari eu (eu, "baik") dan se÷bomai (sebomai, "saleh").13Itu melibatkan "sikap hormat yang menakjubkan yang diberikan kepada Allah"14dan "menyiratkan kehidupan yang baik dan suci, dengan penekanan khusus pada sumbernya, sikap hormat yang tinggi kepada Allah."15
Kata yang diterjemahkan "kehormatan" (semno÷thß, semnotēs) juga berfokus pada jenis kehidupan yang Allah ingin umat-Nya jalani. Kata itu mengacu kepada"perilaku yang menunjukkan bahwa seorang hidup di atas apa yang biasa dan oleh sebab itu layak mendapat kehormatan khusus."16Satu kata yang penting dalam definisi itu adalah "di atas": Kita harus hidup di atas standar dunia ini. Hidup dengan "kehormatan" tidak membuat kita tidak dapat bersenang-senang, tapi itu menyiratkan bahwa kita tahu kapan kita patut untuk tertawa dan kapan kita harus serius (lihat Pkh. 3:4).
Ayat 3. Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita. "Itulah" mungkin berkaitan dengan doa yang baru saja disebutkan dalam ayat 1 dan 2. "Itulah," kata Paulus, "yang baik" (kalo֧, kalos), yaitu, "mulia" atau "indah."17
Ia juga berkata, "Itulah … yang berkenan kepada Allah. "Berkenan" (ajpo÷dektoß, apodektos) berarti "menggembirakan, … menyenangkan."18Bagi orang Kristen, ini adalah kriteria yang dengannya setiap hal harus dihakimi: Apakah itu "berkenan di hadapan Allah"? Terlalu banyak orang bertindak atas dasar ini: "Apakah ini membuat saya bahagia? Apakah itu menyukakan saya?" Pertanyaan yang perlu kita tanyakan adalah "Apakah itu menyukakan Allah?"
Dalam bicara tentang Allah, Paulus menggunakan ungkapan yang tidak biasa "Allah Juruselamat kita."19Allah dapat dianggap sebagai Juruselamat kita untuk banyak alasan: Ia mengasihi kita (Yoh. 3:16); Ia mengutus Anak-Nya untuk mati bagi kita (1 Yoh. 4:14); Ia melimpahkan rahmat-Nya kepada kita (1 Pet. 1:3); Ia mengampuni kita dari dosa-dosa kita ketika kita berpaling kepada Dia dalam ketaatan yang penuh kasih (Kisah 2:36-38); Ia terus-menerus mengampuni kita sebagai anak-anak yang berbuat salah ketika kita mengakui dosa-dosa kita (1 Yoh. 1:9); suatu hari nanti Ia akan memberikan mahkota kehidupan bagi mereka yang mengasihi Dia (Yak. 1:12).
Ayat 4. Mengenai keuniversalan injil, kita tiba pada keinginan universal: Allah Juruselamat kita menghendaki supaya semua orang diselamatkan" (huruf miring ditambahkan). "Orang" adalah dari kata umum a¡nqrwpoß (anthrōpos); Allah ingin semua orang diselamatkan (2 Pet. 3:9; lihat Yeh. 18:23). Meski "diselamatkan" (swø÷zw, sōzō) memiliki berbagai makna dalam Perjanjian Baru, namun itu umumnya mengacu kepada keadaan sedang diselamatkan dari kesalahan dosa.20Dalam nas ini, penekanannya adalah pada keadaan sedang diselamatkan selama-lamanya.
Tuhan ingin kita berdoa untuk "semua orang" (2:1) karena Ia ingin "semua orang" diselamatkan (2:4). Guru-guru palsu di Efesus percaya bahwa keselamatan hanya untuk beberapa orang pilihan, orang-orang yang diinisiasi ke dalam kelompok pengikut mereka yang elit; tetapi Paulus mengajarkan keselamatan untuk semua orang.
Pernyataan Paulus bahwa Allah "menghendaki supaya semua orang diselamatkan" telah menjadi pusat kontroversi yang tak pernah reda. Beberapa orang (umumnya disebut "kaum universalis") mengajarkan bahwa Allah akan menyelamatkan semua orang. Sebagai bukti, mereka menunjuk kepada ayat-ayat seperti 2:4 ini. Mereka menulis bahwa "menghendaki" (qe÷lw, thelō) berarti "ingin memiliki, … menghendaki."21Mereka beralasan bahwa, karena Allah ingin semua orang diselamatkan dan karena Ia dapat melakukan apa saja (Mat. 19:26), maka Ia akan menyelamatkan semua orang.
Namun begitu, Yesus mengatakan ada jalan yang "lebar" jalan "yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya" (Mat. 7:13; huruf miring ditambahkan, lihat 7:23). Bahkan jika kita hanya memiliki 1 Timotius, kita akan tahu bahwa tidak semua orang akan diselamatkan: Adalah mungkin untuk "kena hukuman Iblis" (3:6); waktu "pengadilan" akan datang (5:24); kita dapat terjerumus ke dalam "keruntuhan dan kebinasaan" (6:9).
Allah memang menghendaki semua orang diselamatkan, tapi Ia telah memberikan kebebasan berkehendak kepada umat manusia. Kemanusiaan dibagi menjadi orang-orang yang "berkehendak" dan orang-orang yang "tidak berkehendak": mereka yang mau menaati Allah (Mrk. 3:35) dan mereka yang tidak mau taat, mereka yang mau menerima undangan Tuhan (Mat. 11:28) dan mereka yang tidak mau menerimanya. Sayangnya, Alkitab mengajarkan bahwa yang "tidak mau" akan lebih banyak daripada yang "mau" (Mat. 7:13, 14).
Namun begitu, kita harus jangan membiarkan kontroversi itu mengalihkan perhatian kita dari keinginan universal yang menakjubkan yang dinyatakan dalam ayat ini: Allah menghendaki supaya semua orang diselamatkan. Kita harus membuat itu personal: Setiap dari kita dapat mengatakan, "Allah peduli terhadap saya dan ingin saya diselamatkan!" (Juga, kita harus ingat bahwa Allah mengasihi semua orang yang kita akan jumpai hari ini dan ingin masing-masing dari mereka diselamatkan!)
Allah juga menginginkan sesuatu yang lain untuk seluruh umat manusia: Ia "menghendaki semua orang diselamatkan" dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran (huruf miring ditambahkan). "Pengetahuan" adalah dari ejpi÷gnwsiß (epignōsis), yang merupakan istilah untuk "pengetahuan" (gnwvsiß, gnōsis) yang diperkuat oleh preposisi ejpi÷ (epi). Beberapa orang percaya ini menunjukkan "pengetahuan yang tepat atau lengkap."22
Allah ingin kita memperoleh pengetahuan yang lengkap "akan kebenaran" (ajlh÷qeia, alētheia). Apakah "kebenaran itu"? Yesus berkata bahwa Firman Allah adalah kebenaran (Yoh. 17:17; huruf miring ditambahkan). Paulus memberitahu Timotius untuk menangani secara akurat "firman kebenaran" (2 Tim. 2:15; huruf miring ditambahkan).
"Kebenaran" adalah ungkapan sifat Allah (lihat Yak. 1:4-6); itu adalah istilah yang komprehensif untuk wahyu-Nya kepada umat manusia. Tuhan ingin semua orang mempelajari dan mengetahui kebenaran.23
Ayat 5. Pernyataan Paulus tentang keinginan universal Allah ditindaklanjuti dalam ayat 5 dan 6 dengan wahyu tentang penyediaan korban universal dari Allah. Ayat ini dimulai dengan, Karena Allah itu esa.24Ini adalah keyakinan dasar Yudaisme (Ula. 6:4; lihat Mrk. 12:29) dan juga merupakan prinsip dasar agama Kristen (Efe. 4:6). Kebenaran ini terlihat berlawanan dengan kepercayaan yang tersebar luas dalam ilah-ilah yang sangat banyak, yang dianggap sebagai pendendam, makhluk yang dapat berubah-ubah. (Salah satu kelegaan besar yang dibawa agama Kristen kepada orang-orang yang menyembah dewa-dewa yang banyak itu adalah kebenaran bahwa hanya ada satu Allah sejati. Banyak orang hidup dalam ketakutan terhadap dewa-dewa mereka. Belajar tentang Allah sejati dapat membawa mereka kepada rasa kebebasan yang mendalam untuk percaya kepada Allah yang esa itu, Allah yang mengasihi mereka.25)
Paulus melanjutkan, dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus. Seorang "pengantara" (mesi÷thß, mesitēs) secara harfiah "seorang mediator." Kata itu adalah kombinasi dari me÷soß (mesos, "tengah") dan ei™mi (eimi, "pergi").26Mesitēs berarti "orang yang memediasi [antara] dua pihak untuk melenyapkan perselisihan atau mencapai tujuan bersama,"27seorang "juru runding."28Allah dan umat manusia hanya memiliki satu mediator: "manusia Kristus Yesus."
Kata "manusia" dalam ungkapan "antara Allah dan manusia" adalah dari anthrōpos, yang berarti seluruh umat manusia. Oleh karena dosa, manusia terpisah dari Allah (Yes. 59:1, 2). Seseorang sangat dibutuhkan sekali untuk menjembatani jurang pemisah antara manusia dan Allah. Seseorang itu adalah "manusia Kristus Yesus."
Kata umum anthrōpos adalah juga kata yang diterjemahkan "manusia" dalam ungkapan "manusia Kristus Yesus." Paulus tidak sedang menekankan jenis kelamin laki-laki Kristus, melainkan kemanusiaan-Nya. Untuk membawa dunia kembali kepada Allah, Yesus harus menjadi salah satu dari kita. Ia "telah menjadi manusia, dan diam di antara kita" (Yoh. 1:14). "Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, … untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa" (Ibr. 2:17).
Fokus dari ayat 5 adalah tentang Kristus yang menjembatani jurang pemisah antara Allah dan orang-orang berdosa melalui kematian-Nya (lihat 2:6), namun hal yang menghibur adalah menyadari bahwa Ia terus-menerus menjadi mediator kita bahkan setelah kita menjadi orang Kristen. Kalimat tersebut dalam bentuk present tense: "Kini ada … satu mediator … manusia Kristus Yesus" (NASB). Yesus masih tetap seorang manusia. Ia tidak meninggalkan ke-Allahan-Nya saat Ia menjadi manusia, dan Ia tidak meninggalkan kemanusiaan-Nya ketika Ia naik kepada Bapa.29Di sebelah kanan Allah, kita punya Pribadi yang dapat "turut merasakan kelemahan-kelemahan kita." Oleh karena itu kita "dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia" (Ibr. 4:15, 16).
Ayat 6. Satu mediator itu juga berfungsi sebagai korban universal ketika Ia menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia (huruf miring ditambahkan). Nas ini menggemakan pernyataan Yesus dalam Matius 20:28: "Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." "Tebusan" membuat kita membayangkan uang yang dibayarkan untuk pembebasan seseorang yang telah diculik. Pada zaman Perjanjian Baru, kata ini lebih umum digunakan untuk harga yang dibayarkan untuk menebus seorang budak. Kristus telah membayar harga tebusan (nyawa-Nya sendiri) untuk membebaskan kita dari perbudakan dosa.
"Tebusan" adalah dari kata majemuk Yunani ajnti÷lutron (antilutron), yang terdiri dari lu÷tron (lutron, "tebusan"30) didahului dengan preposisi ajnti÷ (anti, "pengganti"31) yang bersifat memperkuat. Penggunaan istilah ini menekankan konsep korban pengganti, seperti halnya preposisi "untuk" (uJpe÷r, huper) dalam ungkapan "untuk semua manusia." Dalam nas ini, huper berarti "atas nama."32Yesus mati sebagai pengganti kita dan atas nama kita, memikul sendiri hukuman yang patut kita terima (Yes. 53:6; 2 Kor. 5:21).33
Sekali lagi, universalitas injil ditekankan: Yesus tidak memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan hanya untuk orang-orang Yahudi (seperti yang dituntut oleh para guru Yudaisme). Ia tidak memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan hanya untuk beberapa orang pilihan (seperti yang diajarkan oleh guru-guru palsu). Sebaliknya, Ia memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi semua orang—terlepas dari kebangsaan mereka, terlepas dari kedudukan mereka dalam hidup ini, terlepas dari tingkat pendidikan mereka.
Satu kata terakhir harus disampaikan tentang pertanyaan apakah Allah akan menyelamatkan semua manusia (universalisme) atau tidak. Ungkapan "tebusan untuk semua manusia" berarti penyediaan itu telah dibuat untuk semua orang. Kematian Kristus adalah memadai untuk keselamatan semua orang, di masa lalu, masa kini, dan masa depan. Namun begitu, terserah kepada masing-masing orang untuk memutuskan apakah ia mau menerima atau tidak penyediaan kasih dari Tuhan melalui iman dan ketaatan (lihat Mat. 7:21).34
Itu akan menjadi tempat yang sangat baik untuk menyimpulkan diskusi tentang korban universal—tapi ayat 6 berisi beberapa kata lagi. Sisa pernyataan ini sangat padat sehingga tampak kurang jelas: itu [adalah] kesaksian pada waktu yang ditentukan. "Kesaksian" apakah itu?35Ada beberapa jawaban yang memungkinkan, termasuk dua jawaban ini: Istilah itu mungkin mengacu kepada kematian Yesus itu sendiri (yang merupakan bukti bahwa Allah ingin semua manusia diselamatkan), atau itu mungkin mengacu kepada kesaksian oleh orang-orang terilham mengenai kematian itu.
Bagaimana dengan ungkapan "pada waktu yang ditentukan [atau 'tepat']?36Hal ini dapat menekankan fakta bahwa Yesus mati "pada waktu yang tepat" (Roma 5: 6), atau itu dapat mencerminkan fakta bahwa kesaksian tentang kematian Kristus diberikan pada waktu yang tepat. Nabi-nabi Perjanjian Lama bersaksi tentang kedatangan Hamba yang Menderita (misalnya, Yes. 53), dan mereka memproklamirkan pesan mereka pada saat yang tepat. Yohanes Pembaptis memberi kesaksian tentang Mesias yang akan datang (Mat. 3:11), dan ia melakukannya pada waktu yang tepat. Setelah kematian, penguburan, dan kebangkitan Yesus, para rasul bersaksi tentang pengorbanan-Nya untuk semua manusia (seperti dalam Kisah 2:22-38); kesaksian mereka juga diberikan pada waktu yang tepat.
Ayat 7. Apa pun makna yang tepat dari kalimat yang kurang jelas pada akhir ayat 6 itu, namun pokok pikiran itu berfungsi sebagai transisi kepada amanat yang diberikan Allah kepada Paulus. Ia melanjutkan, Untuk kesaksian itulah aku telah ditetapkan sebagai pemberita dan rasul—yang kukatakan ini benar, aku tidak berdusta—dan sebagai pengajar orang-orang bukan Yahudi, dalam iman dan kebenaran. "Untuk kesaksian ini," atau "untuk tujuan ini" (NIV), menunjukkan bahwa misi Paulus adalah untuk bersaksi tentang pengorbanan Yesus. Kata "aku" adalah tegas. "Ditetapkan" adalah dari ti÷qhmi (tithēmi), yang pada dasarnya berarti "menempatkan" atau "meletakkan." Dalam konteks ini, kata itu memiliki konotasi yang lebih spesifik "yang menetapkan tugas atau fungsi tertentu."37
Paulus telah ditetapkan sebagai seorang "pemberita" (khvrux, kērux). Seorang kērux bertugas membuat pernyataan publik; ia adalah seorang "bentara."38Seorang bentara menerima pesan dari tuannya dan kemudian melakukan perjalanan yang jauh dan luas, mengumpulkan bersama orang-orang untuk menyampaikan pesan itu. Pesannya itu bukan miliknya; ia hanya bicara tentang pesan yang telah diberikan kepada dia. Ia mewakili tuannya; perilaku[nya] yang tidak pantas [akan] mencerminkan tuannya.39
Paulus juga telah ditetapkan sebagai "seorang rasul" (ajpo÷stoloß, apostolos40), orang yang diutus dan ditugaskan oleh Tuhan sendiri. Secara khusus, Tuhan telah memilih dia sebagai rasul untuk orang bukan Yahudi (Kisah 9:15; 22:21; Rom. 11:13).
Lebih lanjut, ia telah ditetapkan "sebagai pengajar [dida÷skaloß, didaskalos] orang-orang bukan Yahudi, dalam iman dan kebenaran." "Iman" (pi÷stiß, pistis) dan "kebenaran" (ajlh÷qeia, alētheia) berguna untuk menggambarkan bagaimana Paulus mengajar, yaitu, dengan setia dan dengan jujur. Kemungkinan lain adalah bahwa istilah itu menunjukkan apa yang ia ajarkan, yaitu Firman yang menghasilkan iman (Rom. 10:17), Firman yang adalah kebenaran (Yoh. 17:17).
Sebagai seorang rasul, Paulus menerima pesan terilham dari Allah. Sebagai seorang pemberita, ia memberitakan pesan itu. Sebagai pengajar, ia menjadikan personal pesan itu untuk para pendengarnya. Kita tidak lagi memiliki rasul (Alkitab berisi pesan yang terilham untuk kita), tapi kita memiliki pemberita dan pengajar. Apa pun peran kita masing-masing dalam tugas yang diberikan oleh Allah untuk menyebarkan injil, semoga Tuhan menolong kita untuk memenuhi tugas itu dengan setia.
Di tengah ayat 7, kita menemukan kata-kata tegas "Yang kukatakan ini benar, aku tidak berdusta." Ini adalah bukti tambahan bahwa 1 Timotius adalah surat pribadi namun bukan surat yang tersendiri; surat itu dimaksudkan untuk dibagikan dengan orang lain. Timotius tidak butuh jaminan bahwa Paulus sedang tidak berbohong saat ia mencantumkan pelbagai kualifikasinya, namun beberapa orang di jemaat itu butuh.
Satu kata dalam ayat 7 yang ingin kita perhatikan adalah "orang-orang bukan Yahudi." Paulus mengatakan, pada dasarnya, bahwa tujuan penetapannya sebagai pembawa berita dan rasul adalah agar ia menjadi "pengajar orang-orang bukan Yahudi." "Orang-orang bukan Yahudi" adalah dari e¡qnoß (ethnos), yang berada di belakang istilah kata Indonesia "etnis" dan "etnisitas." Ethnos dapat diterjemahkan "bangsa."41Pesan terilham Paulus tentang Allah yang pengasih dan Juruselamat yang mengorbankan diri sendiri ditujukan untuk semua bangsa, untuk semua orang. Itu sudah selalu menjadi pesan universal.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Doktrin yang Benar dan Kesalehan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 65 M
Latar Belakang
Surat 1 dan 2 Ti...
Penulis : Paulus
Tema : Doktrin yang Benar dan Kesalehan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 65 M
Latar Belakang
Surat 1 dan 2 Timotius dan Titus -- biasanya disebut sebagai "Surat-Surat Penggembalaan", adalah surat-surat dari Paulus (1Tim 1:1; 2Tim 1:1; Tit 1:1) kepada Timotius (di Efesus) dan Titus (di Kreta) mengenai pelayanan pastoral di gereja. Beberapa pengeritik telah mempersoalkan kepenulisan Paulus atas surat ini, namun gereja mula-mula dengan tegas menempatkannya sebagai surat-surat Paulus yang asli. Walaupun ada perbedaan gaya penulisan dan kosakata dalam Surat-Surat Penggembalaan dibanding dengan surat kiriman lain dari Paulus, usia lanjut dan perhatian pribadi Paulus terhadap pelayanan Timotius dan Titus dapat menerangkan perbedaan ini dengan cukup menyakinkan.
Paulus menulis surat 1 Timotius sesudah peristiwa-peristiwa yang tercantum dalam pasal terakhir Kisah Para Rasul. Hukuman penjara yang pertama kali dialami Paulus di Roma (Kis 28:1-30) rupanya berakhir dengan kebebasan (2Tim 4:16-17). Setelah itu, menurut keterangan Klemens dari Roma (sekitar tahun 96 M) dan Kanon Muratoria (sekitar tahun 170 M), Paulus meninggalkan Roma menuju ke arah barat ke Spanyol dan di sana melaksanakan pelayanan yang sudah lama dicita-citakannya (bd. Rom 15:23-24,28). Berdasarkan data dalam Surat-Surat Penggembalaan ini, Paulus kemudian kembali ke daerah Laut Aegea (khususnya Kreta, Makedonia, dan Yunani) untuk pelayanan selanjutnya. Sementara waktu ini (sekitar tahun 64-65 M), Paulus menugaskan Timotius sebagai wakil rasuli untuk melayani di Efesus, dan Titus di Kreta. Dari Makedonia, Paulus menulis surat yang pertama kepada Timotius, dan beberapa waktu kemudian dia menulis kepada Titus. Setelah itu, Paulus kembali ditawan di Roma, ketika dia menulis surat yang kedua kepada Timotius, tidak lama sebelum dia mati syahid pada tahun 67\68 M (lihat 2Tim 4:6-8; juga Lihat "PENDAHULUAN SURAT 2TIMOTIUS" 08221).
Tujuan
Paulus mempunyai tiga maksud ketika menulis surat ini:
- (1) menasihati Timotius sendiri mengenai kehidupan pribadi dan pelayanannya;
- (2) mendorong Timotius untuk mempertahankan kemurnian Injil dan standarnya yang kudus dari pencemaran oleh guru palsu; dan
- (3) memberikan pengarahan kepada Timotius mengenai berbagai urusan dan persoalan gereja di Efesus.
Survai
Salah satu hal utama yang disampaikan Paulus kepada pembantu mudanya ialah supaya Timotius tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang sejati dan membuktikan kesalahan ajaran palsu yang melemahkan kuasa Injil yang menyelamatkan (1Tim 1:3-7; 1Tim 4:1-8; 1Tim 6:3-5,20-21). Paulus juga menginstruksikan Timotius mengenai syarat-syarat kerohanian dan sifat bagi para pemimpin gereja dan memberikan gambaran tersusun dari macam orang yang diizinkan menjadi pemimpin rohani gereja (lih. daftar syarat terperinci di garis besar).
Antara lain, Paulus menasihatkan Timotius bagaimana bergaul dengan berbagai kelompok dalam jemaat, seperti perempuan (1Tim 2:9-15; 1Tim 5:2), janda-janda (1Tim 5:3-16), orang laki-laki tua dan muda (1Tim 5:1), para penatua (1Tim 5:17-25), budak (1Tim 6:1-2), guru palsu (1Tim 6:3-10) dan orang kaya (1Tim 6:17-19). Paulus memberikan lima instruksi jelas kepada Timotius yang harus dilaksanakannya (1Tim 1:18-20; 1Tim 3:14-16; 1Tim 4:11-16; 1Tim 5:21-25; 1Tim 6:20-21). Di dalam surat ini Paulus menyatakan kasih sayangnya kepada Timotius sebagai anak rohaninya dalam iman dan mengajukan suatu standar kesalehan yang tinggi untuk kehidupannya dan untuk gereja.
Ciri-ciri Khas
Empat ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat ini yang dialamatkan langsung kepada Timotius sebagai wakil Paulus di jemaat Efesus, sangat pribadi dan ditulis dengan emosi dan perasaan yang mendalam.
- (2) Bersama dengan surat 2 Timotius, maka lebih dari surat PB lainnya surat ini menekankan tanggung jawab pendeta untuk memelihara Injil agar tetap murni dan bebas dari ajaran palsu yang akan melemahkan kuasanya untuk menyelamatkan.
- (3) Surat ini menekankan nilai unggul dari Injil, pengaruh setan di belakang semua pencemaran, panggilan gereja yang kudus dan syarat tinggi yang ditetapkan Allah bagi para pemimpinnya.
- (4) Surat ini memberikan pedoman yang paling lengkap dalam PB mengenai bagaimana seorang gembala harus berhubungan secara patut dengan pria dan wanita serta dengan semua kelompok usia dan sosial dalam gereja.
Full Life: 1 Timotius (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(1Tim 1:1-20)
I. Pengarahan Tentang Pelayanan Gereja
(1Tim 2:1-4:5)
A. Pentingnya Doa
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(1Tim 1:1-20) - I. Pengarahan Tentang Pelayanan Gereja
(1Tim 2:1-4:5) - A. Pentingnya Doa
(1Tim 2:1-8) - B. Perilaku Wanita yang Sopan
(1Tim 2:9-15) - C. Syarat-Syarat bagi Penilik Jemaat
(1Tim 3:1-7) - 1. Pribadi
- a. Tak Bercacat
(1Tim 3:2) - b. Dapat Menahan Diri
(1Tim 3:2) - c. Bijaksana
(1Tim 3:2) - d. Sopan
(1Tim 3:2) - e. Suka Memberi Tumpangan
(1Tim 3:2) - f. Cakap Mengajar
(1Tim 3:2) - g. Bukan Peminum
(1Tim 3:3) - h. Bukan Pemarah
(1Tim 3:3) - i. Peramah
(1Tim 3:3) - j. Pendamai
(1Tim 3:3) - k. Bukan Hamba Uang
(1Tim 3:3) - m. Mempunyai Nama Baik
(1Tim 3:7) - l. Jangan Orang Baru Bertobat
(1Tim 3:6) - 2. Keluarga
- a. Suami dari Satu Istri
(1Tim 3:2) - b. Kepala Keluarga yang Baik
(1Tim 3:4-5) - c. Disegani dan Dihormati oleh Anak-Anaknya
(1Tim 3:4) - D. Syarat-syarat bagi Diaken
(1Tim 3:8-12) - 1. Pribadi
- a. Orang Terhormat
(1Tim 3:8) - b. Jangan Bercabang Lidah
(1Tim 3:8) - c. Jangan Penggemar Anggur
(1Tim 3:8) - d. Jangan Serakah
(1Tim 3:8) - e. Orang yang Memelihara Rahasia Iman Dalam Hati Nurani
yang Suci
(1Tim 3:9) - f. Diuji dan Tak Bercacat
(1Tim 3:10) - 2. Keluarga
- E. Alasan Gereja Memerlukan Syarat Tinggi bagi Pemimpin
(1Tim 3:13-4:5) - II. Pengarahan Tentang Pelayanan Timotius
(1Tim 4:6-6:19) - A. Kehidupan Pribadinya
(1Tim 4:6-16) - B. Hubungan dengan Orang Dalam Gereja
(1Tim 5:1-6:19) - 1. Orang yang Tua dan Orang Muda
(1Tim 5:1) - 2. Perempuan Tua dan Perempuan Muda
(1Tim 5:2) - 3. Janda-Janda
(1Tim 5:3-16) - 4. Penatua dan Calon Penatua
(1Tim 5:17-25) - 5. Budak-Budak
(1Tim 6:1-2) - 6. Guru-Guru Palsu
(1Tim 6:3-10)
Sisipan: Nasihat kepada Timotius Sendiri
(1Tim 6:11-16) - 7. Orang-Orang Kaya
(1Tim 6:17-19) - Penutup
(1Tim 6:20-21)
Matthew Henry: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab)
Sejauh ini surat-surat kerasulan Paulus selalu ditujukan kepada jemaat-jemaat, tetapi sekarang menyusul beberapa surat yang diperuntukkan kepada...
- Sejauh ini surat-surat kerasulan Paulus selalu ditujukan kepada jemaat-jemaat, tetapi sekarang menyusul beberapa surat yang diperuntukkan kepada orang-orang tertentu. Dua pucuk surat kepada Timotius, satu untuk Titus, dan satu lagi untuk Filemon, dan ketiganya adalah pelayan-pelayan Tuhan. Timotius dan Titus adalah pemberita Injil, suatu jabatan yang lebih rendah dibandingkan dengan jabatan rasul, sebagaimana tertulis di dalam surat Efesus 4:11, baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala. Tugas dan pekerjaan mereka banyak samanya dengan para rasul, yaitu untuk menanam bakal-bakal jemaat, dan mengairi jemaat-jemaat yang sudah ditanam itu, dan sesuai dengan tugas-tugas itu, mereka selalu melakukan perjalanan keliling, seperti yang dilakukan oleh Timotius. Timotius pertama kali dipertobatkan oleh Rasul Paulus, dan itulah sebabnya ia menyapa Timotius sebagai anaknya yang sah di dalam iman. Kita membaca mengenai pertobatannya di dalam Kisah Para Rasul 16:3. Tujuan dari kedua surat kepada Timotius adalah untuk mengarahkan dia bagaimana melaksanakan tugasnya sebagai seorang pemberita Injil di Efesus, tempat ia berada pada saat itu. Paulus menyuruh dia ke sana supaya tinggal di situ untuk beberapa waktu guna menyempurnakan pekerjaan baik yang telah dimulai Paulus di sana. Adapun tugas penggembalaan jemaat sehari-hari, telah dipercayakan Paulus dengan sangat khidmat kepada para penilik jemaat, seperti tampak dalam Kisah Para Rasul 20:28, di mana ia memerintahkan para penilik, jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.
Galilah: 1 Timotius (Garis Besar)
Apendiks
Pentingnya Bahasa Yunani
Sebagai bahasa sumber dari Perjanjian Baru, Bahasa Yunani penting dimengerti bagi seseorang yang mau menangani...
Apendiks
Pentingnya Bahasa Yunani
Sebagai bahasa sumber dari Perjanjian Baru, Bahasa Yunani penting dimengerti bagi seseorang yang mau menangani Firman Tuhan dengan sebaik-baiknya. Tidak berarti kita harus menjadi mampu membaca bahasa ini, tetapi sangat membantu kalau kita mengerti arti kata-kata dan juga tata bahasa yang menentukan arti dari kalimat, paragraf dan wacana. Bahasa ini bukan bahasa ajaib, atau luar biasa – Itu hanya bahasa – Jadi kita tidak mencari pengetahuan yang tersembunyi, melainkan hanya pengertian akan fungsinya bahasa ini dalam kaitannya dengan terjemahan-terjemahan yang ada pada kita. Sangat disarankan supaya Anda jarang membacakan kata Yunani dalam khotbah/pengajaran, kecuali menolong pengertian orang.
Ejaan yang Digunakan di Tafsiran ini
Huruf-huruf Yunani tidak selalu ada yang mirip dalam Bahasa Indonesia, sehingga ejaan yang dipakai di tafsiran ini berfokus pada ucapan yang mirip, bukan pada kesempurnaan. Jadi huruf η dan ε menjadi e saja dan huruf ο dan ω menjadi o saja. Huruf χ dieja kh dan tafsiran ini mengikuti kebiasaan modern untuk mengeja υ sebagai y, seperti dalam kata hyper, kecuali dipakai bersama huruf vokal lain.
Istilah-Istilah Tata Bahasa
Istilah- istilah tata bahasa ini terdapat di Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru.571 Biasanya ada penjelasan singkat sesudah istilah disebut, tetapi kalau saudara mau melihat logika yang mendasarinya, lihatlah lagi penjelasan berikut.
Person/Orang
Bahasa Yunani adalah bahasa yang sangat spesifik tentang pembicara dan pendengar – Ada dijelaskan juga gender daripada orang.
Singular/Tunggal
- 1. Aku/Saya
- 2. Kau/Kamu/Anda
- 3. Dia
Plural/Jamak
- 1. Kita/Kami
- 2. Kalian
- 3. Mereka
Tense
Tense berkaitan dengan waktu dan sifat daripada kegiatan/peristiwa.
Past/Masa Lalu – Ada empat macam yang biasanya dipakai:
Aorist = Masa lalu yang sederhana yang menekankan apa yang terjadi.
Contoh: “Kemarin dia belajar.”
Imperfek = Menjelaskan sesuatu yang terus-menerus, atau sedang terjadi di masa lalu. Misalnya “Kemarin, sementara dia sedang belajar…”
Perfek (Sempurna) = Menjelaskan peristiwa yang sudah terjadi dan sudah selesai/berhasil dengan juga berkaitan dengan apa akibat/dampak daripada peristiwa tersebut. Misalnya “Dia sudah belajar (memiliki kualifikasi untuk melakukan pekerjaannya)”
Pluperfek = Hampir sama dengan Perfek, tetapi akibat/dampak kurang pasti.
Present/Masa Kini = Sesuatu yang terus-menerus terjadi di masa kini. Misalnya “Dia sedang belajar.”
Future/Masa Depan = Sesuatu yang terjadi di masa depan. Misalnya “Dia akan/mau belajar.”
Suara
Suara Menjelaskan siapa/apa yang berlaku.
Aktif = Fokus ada pada pelaku. Misalnya “Saya mengasihi Yesus.”
Pasif = Fokus ada pada penerima/penderita. Misalnya Saya dikasihi oleh Yesus.
Medium = Suara ini mirip yang Aktif tetapi lebih menekankan kelakuan pelaku.
Contohnya:Saya yang selalu cuci piring!
Modus
Modus menjelaskan sifat daripada kata kerja.
Indikatif menyampaikan fakta-fakta dan apa yang akan terjadi. Misalnya “Saya akan makan.”
Imperatif adalah perintah atau permintaan. Misalnya “Makan!”
Subjunktif menyampaikan kemauan yang kemungkinan besar akan terjadi. Sering dipakai dengan kata hina (supaya) menyatakan tujuan. Misalnya “Saya memasak supaya kamu bisa makan.”
Optatif (Jarang dipakai) sangat mirip Subjunktif tetapi lebih diragu-ragukan. Sering digunakan dalam pemberkatan. Misalnya “Saya berdoa, kiranya kamu bisa makan.”
Infinitif adalah kata kerja yang bersifat seperti kata benda dan bicara secara umum saja. Misalnya “Makan, itu baik.”
Partisip
Partisip adalah kata kerja yang bersifat kata sifat benda, yaitu nomor, gender dan case (tidak dijelaskan di sini) sama dengan subyeknya. Pada dasarnya Partisip adalah kata kerja dan bisa diterjemahkan demikian.
Artikel
Artikel tidak ada dalam Bahasa Indonesia, tetapi artinya mirip dengan ini/itu, di mana sesuatu yang tertentu dimaksudkan. Misalnya di Kis 2 disebut dua kali bahwa orang percaya memecahkan roti, tetapi yang di ayat 42 mempunyai artikel, yang menandai pemecahan roti tertentu (perjamuan kudus) sedangkan di ayat 46, tanpa artikel, berbicara secara umum saja (makan bersama di rumah). Ada banyak contoh lain, jadi hal ini cukup penting dimengerti.
Berikut ada beberapa kombinasi tense, modus, suara yang dipakai di Perjanjian Baru.
Present Aktif Indikatif
Contoh: Dia sedang menulis surat.
Present Medium Indikatif
Contoh: Dia yang menulis surat itu.
Present Aktif Partisip
Contoh: Dia sedang menulis…
Present Pasif Indikatif
Contoh: Surat itu sedang ditulis.
Present Aktif Subjunktif (Berkaitan dengan harapan)
Contoh: Dia memberi kertas supaya kamu boleh menulis surat.
Aorist Aktif Indikatif
Contoh: Tadi dia menulis surat
Perfek Aktif Indikatif
Contoh: Dia sudah menulis surat itu. (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Imperfek Aktif Indikatif
Contoh: Kemarin, ketika dia sedang menulis surat…
Aorist Pasif Indikatif
Contoh: Itu sudah ditulis
Perfek Pasif Indikatif
Contoh: Ada tertulis… (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Present Aktif Imperatif
Contoh: Tolong tuliskan terus surat-surat itu. (kebiasaan yang diharapkan)
Aorist Aktif Imperatif
Contoh: Tulis surat itu! (Kegiatannya penting, atau urgen)
Footnote
1 Lihat pembahasan di Guthrie, D. Pastoral Epistles: An Introduction and Commentary. Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1990. Jil. 14, hal. 19-68)
2 Ray Van Neste, 1 Timothy, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton. 2008.Hal. 2324.
3 Van Neste, Hal. 2321.
4 Guthrie, Hal. 50 & Mounce, W. D. Pastoral Epistles. Dallas: Word, Incorporated. 2000. Jil. 46, Hal. Lviii.
5 https://en.wikipedia.org/wiki/Saint_Timothy
6 Lea, T. D., & Griffin, H. P. 1, 2 Timothy, Titus. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1992. Jil. 34, Hal. 52. Lihat juga Mounce, Hal. Lviii.
7 J. B. Polhill, Acts, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Illinois, 2008. Hal. 2125.
8 Menurut naskah-naskah Kisah Para Rasul yang terlestari di wilayah Barat dari dunia kuno itu, Paulus mengajar dari jam sebelas siang sampai jam empat sore, yaitu jam tidur siang di Efesus. Walaupun tidak ada bukti lain dari sejarah bahwa hal ini terjadi, ada cukup banyak ahli alkitab dari kalangan injili yang percaya bahwa itu benar. Hal ini cukup masuk akal karena tentu si Tiranus menggunakan rumah kuliahnya sendiri pada jam kerja dan kalau Paulus melayani jam istirahat, dia juga ada waktu pagi untuk bekerja. (Kis 20:34)
9 Wayne Grudem, Systematic Theology, IVP, Leicester, 1994. Hal 91.
10 J. B. Polhill, Acts. Broadman & Holman Publishers. Nashville, 1992. Jilid. 26, hal. 401.
11 Yohanes melayani di sana, sesudah Timotius.
12 Knight, G. W. The Pastoral Epistles: a commentary on the Greek text. Grand Rapids, MI; Carlisle, England: W.B. Eerdmans; Paternoster Press. 1992. Hal. 57.
13 Lea, T. D., & Griffin, Hal. 62.
14 Knight, Hal. 57.
15 Mounce, Hal. 5. Hanya 4 surat di mana dia tidak menggunakan sebutan Rasul – Filipi, 1&2 Tesalonika dan Filemon.
16 Knight, Hal. 61.
17 Arichea, D. C., & Hatton, H. A handbook on Paul’s letters to Timothy and to Titus. New York: United Bible Societies. 1995. Hal. 9.
18 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000. Jil. 4, Hal. 145.
19 Knight, Hal. 62.
20 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata gnesios.
21 Knight, Hal. 63.
22 Lea & Griffin, Hal. 64. Knight, Hal. 66.
23 George, T. Galatians. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1994. Penjelasan pada 1 Tim 1:3
24 Knight, Hal. 66.
25 Knight, Hal. 68.
26 Aoris
27 Mounce, Hal. 17.
28 Aoris Aktif Infinitif
29 Kebanyakan versi bahasa Inggris menerjemahkannya begitu, termasuk: ESV, NASV, NIV & NKJV.
30 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata paranggello.
31 Knight, Hal. 72.
32 Stott, J. R. W. Guard the truth: the message of 1 Timothy & Titus. Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1996. p. 42.
33 Present Aktif Infinitif
34 Terikat pada kata datif.
35 TB di ayat 6 menerjemahkannya menerima dan di ayat 10 dan ayat 11 mengikutinya, artinya seharusnya mendengarkan, dalam arti asyik mendengar. Jadi boleh berarti mereka mengejar dia, tetapi supaya menerima ajarannya. Lihat Friberg, Friberg & Miller, kata prosekho.
36 Present Aktif Infinitif
37 Contoh: Buku Yobel-Yobel (The Book of Jubilees), yang ditulis dalam abad pertama sebelum masehi, dan Sejarah Alktab Filo (The Biblical Antiquities of Philo), yang ditulis 70 Masehi.
38 Stott, Hal. 43.
39 Lihat Stott, Hal. 45, Knight, Hal 74, Lea & Griffin, Hal 67, dll.
40 Arichea & Hatton, Hal. 17.
41 ESV, NASV.
42 Friberg, Friberg & Miller, kata agape.
43 Knight, Hal. 77.
44 Lihat penjelasan lebih mendetil di 4:2.
45 Aoris Aktif Partisip
46 Arichea & Hatton, Hal. 19.
47 Kadang-kadang kata kerja Aoris Pasif menjadi cara halus untuk mengkomunikasikan suara Medium, yaitu bahwa mereka sendiri menyimpang. Lihat Knight, Hal 79.
48 Mounce, Hal. 46.
49 Arichea & Hatton, Hal. 19.
50 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata noeo.
51 Perfek Aktif Indikatif
52 Knight, Hal. 80.
53 Present Medium Subjunktif
54 Perfek Aktif Partisip
55 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata keimai.
56 Arichea & Hatton, Hal. 23.
57 Ibid, Hal. 23.
58 Ibid, Hal. 23.
59 Mounce, Hal. 37.
60 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata anosios.
61 Mounce, Hal. 37.
62 Ibid, Hal. 46.
63 Memukul didukung oleh Mounce, Hal. 46. Membunuh didukung oleh Arichea & Hatton, Hal. 24.
64 Knight, Hal. 85.
65 Ibid, Hal. 85.
66 Arichea & Hatton, Hal. 25.
67 Mounce, Hal. 40.
68 Ibid, Hal. 40.
69 Knight, Hal. 88.
70 Guthrie, Hal. 76.
71 Present Aktif Indikatif
72 Sifat Aoris
73 Aoris Medium Indikatif (Menganggap) dan Aoris Medium Partisip (Mengangkat).
74 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata tithemi.
75 Present Aktif Partisip
76 Ibid, lihat kata blasfemos.
77 Arichea & Hatton, Hal. 30.
78 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata hybristes.
79 Arichea & Hatton, Hal. 30.
80 Van Neste, Hal. 2326.
81 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata meta.
82 Robertson, A. T. Word Pictures in the New Testament. Nashville, TN: Broadman Press. 1933. 1 Ti 1:15.
83 Lea & Griffin, Hal. 75.
84 Robertson, 1 Ti 1:15.
85 Present Aktif Indikatif
86 “Aku telah ada” (TB) kurang akurat dan sebenarnya mengikuti alkitab Saksi Yehova. Ego Eimi (Akulah Aku) di sana Kristus tentu menyebut diriNya Yahweh. Itu sebabnya para pendengar langsung mau membunuh Dia (Yoh 8:59).
87 UBS dan NA27
88 Lihat Knight, Hal. 105. Lea dan Griffin Hal. 77. Mounce, Hal. 60. Dll.
89 Lea dan Griffin Hal. 77.
90 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata doxa.
91 Ibid, lihat kata amen.
92 Stott, Hal. 56.
93 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata paratithemi.
94 Present Medium Indikatif
95 https://en.wikipedia.org/wiki/Chapters_and_verses_of_the_Bible
96 Guthrie, Hal. 81.
97 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata apotheo.
98 Aoris Medium Partisip
99 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata paideuo.
100 Present Pasif Infinitif
101 Arichea & Hatton, Hal. 45.
102 Ibid, Hal. 45.
103 MacArthur, Hal. 1862.
104 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata hyperokhe.
105 Mounce, Hal. 83. Lihat juga MacArthur, Hal. 1862.
106 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata thelo.
107 Ibid, lihat kata erkhomai.
108 Knight, Hal. 120.
109 Lea dan Griffin Hal. 89.
110 Ada yang menganggap bahwa bagian ini bicara mengenai Israel saja, tetapi jelas dari ayat Rom 9:24 bahwa orang percaya non-Yahudi, secara individu, dimaksudkan juga.
111 Mounce, Hal. 87.
112 Arichea & Hatton, Hal. 50.
113 Aorist Aktif Partisip.
114 Knight, Hal. 121-122.
115 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata tithemi.
116 Mounce, Hal. 92.
117 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Lihat penjelasan di 1 Tim 2:7.
118 A. T. Robertson. Lihat penjelasan di 2:7.
119 Arichea & Hatton, Hal. 54.
120 Mounce, Hal. 106.
121 Lock, Hal. 30.
122 Present Aktif Partisip
123 Present Aktif Infinitif
124 Mounce, Hal. 113.
125 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 96.
126 Mounce, Hal. 115.
127 Ibid, Hal. 114.
128 Present Aktif Indikatif.
129 Knight, Hal. 136.
130 Present Medium Partisip.
131 Knight, Hal. 136.
132 Daftaran referensi ini diambil dari Mounce, Hal. 115.
133 Wallace, Hal. 253-254
134 Present Aktif Imperatif
135 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata hesykhia.
136 Ceslas Spicq, The Theological Lexicon of the New Testament, Hendrickson, Massachusetts, 1994. Jil 2, Hal. 179
137 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 98.
138 A. T. Robertson. Word Pictures of the New Testament, Broadman Press, Nashville, 1930. Lihat komentar di 2:12.
139 Mounce, Hal. 121.
140 Daftaran ini terdapat di Mounce, Hal. 121. Ada yang jauh lebih janjang di sana berkaitan dengan semua surat Paulus.
141 Present Aktif Indikatif
142 Kata orang di ayat 2 Tim 3:14 bersifat jamak, jadi berkaitan dengan ibunya dan neneknya, bukan Paulus.
143 Ada beberapa tafsiran akhir-akhir ini yang berusaha mengubahkan makna dari ayat ini dengan menegaskan bahwa ada situasi di Efesus, di mana beberapa perempuan mengajar ajaran sesat, sehingga Paulus bicara secara khusus pada mereka. Akan tetapi tidak ada bukti dari sejarah yang mendukung teori mereka, ataupun informasi dari surat ini. Jadi kita terpaksa menerima saja ajaran ini, karena sangat jelas isinya.
144 Ada diskusi yang sangat teliti di Mounce, Hal. 120-130. William Mounce adalah ahli Bahasa Yunani yang mungkin paling terkenal bagi generasi sekarang, dan penelitiannya sangat jelas.
145 Kata plasso dipakai di versi PL Bahasa Yunani, LXX. Lihat Knight, Hal. 143.
146 Thomas R, Schreiner, Romans, ESV Study Bible, CrossWay Bibles, Illinois, 2008. Hal. 2166.
147 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata exapatao.
148 Knight, Hal. 144.
149 Arichea & Hatton, Hal. 62.
150 Ayat ini tidak bermaksud mengajar bahwa orang harus meraih keselamatannya, melainkan bahwa dia hidup sesuai dengan kenyataan bahwa dia sudah diselamatkan. Rasa takutnya bukanlah ketakutan karena mungkin dia ditolak, melainkan bahwa dia takut akan kuasa Allah, yang sedang bekerja di dalam dirinya. Lihat Melick, R. R. Philippians, Colossians, Philemon. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1991. Jil. 32, Hal. 110.
151 Van Neste, Hal. 2328
152 Mounce, Hal. 145.
153 Ibid, Hal. 147.
154 Arichea & Hatton, Hal. 64.
155 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata pistos.
156 Present Medium Indikatif
157 Di sana , kata rasul, nabi, pemberita injil dan gembala mempunyai artikel, tetapi pengajar tidak. Itu sebabnya disimpulkan bahwa gembala/pengajar menggambarkan satu jabatan.
158 Informasi ini terdapat di kamus: en.wikipedia.org/wiki/Pandita
159 Mounce, Hal. 33.
160 Present Aktif Indikatif
161 Present Aktif Infinitif
162 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 109.
163 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata sofron.
164 Ibid, lihat kata kosmios.
165 Arichea & Hatton, Hal. 67.
166 Mounce, Hal. 175
167 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata paroinos.
168 Arichea & Hatton, Hal. 67-68.
169 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata plektes.
170 Ibid, lihat kata epieikes.
171 Mounce, Hal. 176.
172 Kutipan terdapat di Mounce, Hal. 177.
173 Mounce, Hal. 178.
174 Present Medium Partisip
175 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 112.
176 Knight, Hal. 161.
177 Ibid, Hal. 162.
178 Mounce, Hal. 180.
179 Lihat: Shade, W. Robert III and Nicholls, Bruce. J. Acts, Asia Bible Commentary Series, Asia Theological Association, Singapore. 2007. Hal. 298.
180 Knight, Hal. 163.
181 Present Aktif Infinitif
182 Knight, Hal. 165.
183 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata oneidismos.
184 Kita lihat dari ayat 1 Kor 9:23 ke atas bahwa bagian ini berkaitan dengan pelayanannya, sehingga ditolak, yang secara harfiah berarti diskwalifikasi berkaitan dengan upahnya, bukan jiwanya. Lihat juga 1 Kor 3:10-15 yang sangat jelas dalam hal itu.
185 Spicq, Hal. 244.
186 MacArthur, Hal. 1865.
187 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata katharos.
188 Present Aktif Imperatif
189 Mounce, Hal. 201.
190 Knight, Hal. 170.
191 Present Aktif Partisip
192 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata anegkletos.
193 Van Neste, Hal. 2330
194 Knight, Hal. 172.
195 Aoris Aktif Partisip
196 Present Medium Indikatif
197 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata bathmos.
198 Mounce, Hal. 205.
199 Tidak mempunyai artikel.
200 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 119.
201 Mounce, Hal. 206.
202 MacArthur, Hal. 1865.
203 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata bradyno.
204 Mounce, Hal. 219.
205 Knight, Hal. 178.
206 Mounce, Hal. 219.
207 Disebut refleksif, yaitu bicara bagaimana orang mengatur diri (berlaku) dalam suatu konteks.
208 Knight, Hal. 179.
209 Mounce, Hal. 220.
210 Silva, lihat kata ekklesia.
211 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata ekklesia.
212 Daftaran ayat ini dipinjam dari Mounce, Hal. 222.
213 Mounce, Hal. 222.
214 LXX adalah terjemahan PL dalam Bahasa Yunani.
215 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata hedraioma.
216 Kedua kata tersebut tidak mempunyai artikel, jadi harus ada suatu/sebuah.
217 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata eusebeia.
218 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata homologoumenos.
219 Aoris Pasif Indikatif
220 Daftaran ayat dipinjam dari Mounce, Hal. 227.
221 Silva, kata sarks.
222 Biasanya Paulus menggunakannya dalam arti dibuat benar di hadapan Allah.
223 Daftaran ayat dipinjam dari Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 185.
224 Walaupun bukan kutipan langsung, bagian ini mengikut dengan cukup dekat Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 185.
225 Mounce, Hal. 229.
226 Kalau membandingkan dengan versi lain, dari Bahasa Inggris ESV, NASB, NIV, NLT, KJV dan HCSB semua menerjemahkannya seen (dilihat). BIS juga menggunakan dilihat.
227 Lock, Hal. 46.
228 Mempunyai artikel. Artikel tidak ada dalam Bahasa Indonesia, tetapi cukup mirip dengan arti ini/itu.
229 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata rhetos.
230 Present Aktif Indikatif
231 Mounce, Hal. 234.
232 Tidak ada artikel dalam Bahasa Indonesia, tetapi dalam konteks ini mungkin kataini memadai.
233 Enns, Paul. The Moody Handbook of Theology. Literatur SAAT. 2008, 2014. Malang. Buku 1. Hal. 385-386.
234 Pembahasan ini dipinjam dari tafsiran Galilah: Surat Galatia, penjelasan di Gal 5:4.
235 Arichea & Hatton, Hal. 89.
236 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata prosekho. Tata bahasa: Partisip terikat pada datif dari roh-roh dan juga datif pada ajaran.
237 Gundry, Hal. 106.
238 Mounce, Hal. 237.
239 Knight, Hal. 189.
240 Penggunaan ini disebut instrumental (memperalat). Lihat J.W. Wenham, Elements of New Testament Greek. University Press, Cambridge. 1996. Hal. 45-46.
241 Silva, Hal. 561-563.
242 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal 129. Lihat juga Robertson, penjelasan di 1 Tim 4:2.
243 Perfek Pasif Partisip
244 Knight, Hal. 189.
245 Robertson, penjelasan di 4:3.
246 Keragu-raguannya dengan pernikahan di 1 Kor 7 berkaitan dengan “waktu darurat” (7:26) yang mereka hadapi. Masa penganiayaan sangat sulit untuk orang berkeluarga.
247 Perfek Aktif Partisip
248 Present Pasif Partisip
249 Present Medium Partisip
250 Future Medium Indikatif
251 Present Pasif Partisip
252 Mounce, Hal. 249.
253 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata parakoloutheo.
254 Perfek Aktif Indikatif
255 D. Edmond Hiebert, First Timothy, Moody, Chicago. 1957. Hal. 81
256 Present Medium Imperatif
257 Mounce, Hal. 250.
258 Mounce, Hal. 250.
259 Present Aktif Imperatif.
260 Knight, Hal. 198.
261 Mounce, Hal. 252.
262 Present Aktif Indikatif
263 Present Aktif Partisip
264 Pengecualian satu-satunya terdapat di Kis 23:21 (bersumpah).
265 Mounce, Hal. 254.
266 TB berbunyi hidup yang saleh, tetapi Bahasa asli berbunyi zoe (kehidupan) kai (dan) eusebia (pengabdian), berkaitan dengan hidup kita, baik jasmani, maupun rohani.
267 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata kopiao.
268 Ibid, lihat kata agonizomai.
269 Perfek Aktif Indikatif
270 Mounce, Hal. 256.
271 Present Aktif Imperatif
272 Present Aktif Imperatif
273 Knight, Hal. 205.
274 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata katafroneo.
275 Present Medium Imperatif
276 Mounce, Hal. 259.
277 Mounce, Hal. 259.
278 Knight, Hal. 206.
279 Arichea & Hatton, Hal. 104.
280 Present Aktif Imperatif
281 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal 138.
282 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata anagnosis.
283 Mounce, Hal. 261.
284 BIS lebih akurat di 2 Tim 2:15. “Hendaklah engkau berusaha sungguh-sungguhsupaya diakui oleh Allah sebagai orang yang layak bekerja bagi-Nya. Berusahalah supaya engkau tidak malu mengenai pekerjaanmu, melainkan mengajarkan dengan tepatajaran-ajaran benar dari Allah.”
285 Present Aktif Imperatif
286 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata ameleo.
287 Mounce, Hal. 261.
288 Knight, Hal. 210.
289 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata epekho.
290 Present Aktif Imperatif
291 Future Aktif Indikatif
292 Mounce, Hal. 265.
293 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal 145.
294 Aoris Aktif Subjunktif
295 Robertson, 1 Tim 5:1.
296 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata parakaleo.
297 MacArthur, Hal.1868.
298 Mounce, Hal. 270.
299 Mounce, Hal. 278.
300 Ibid, Hal. 280.
301 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata protos.
302 Present Aktif Imperatif
303 Mounce, Hal. 280.
304 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata apodidomi.
305 Present Aktif Infinitif
306 Present Aktif Indikatif
307 Knight, Hal. 218.
308 Perfek Pasif Partisip
309 Perfek Aktif Indikatif
310 Robertson, 1 Tim 5:5.
311 Present Aktif Indikatif
312 Arichea & Hatton, Hal. 45.
313 Mounce, Hal. 282.
314 Ibid, Hal. 282.
315 Knight, Hal. 219.
316 Perfek Aktif Indikatif
317 Ibid, Hal. 219.
318 Ibid, Hal. 219.
319 Present Aktif Imperatif
320 Kata eimi dalam bentuk Present Aktif Subjunktif
321 Mounce, Hal. 284.
322 Present Aktif Subjunktif
323 Mounce, Hal. 286.
324 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata pronoeo.
325 Ibid, lihat kata malista.
326 Perfek Medium Indikatif
327 Present Aktif Indikatif
328 Present Aktif Imperatif
329 Mounce, Hal. 286.
330 Knight, Hal. 223.
331 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal 150.
332 Aoris Aktif Indikatif
333 Arichea & Hatton, Hal. 118.
334 Present Pasif Partisip
335 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata eparkeo.
336 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata epakoloutheo.
337 Ibid, lihat kata paraiteomai.
338 Mounce, Hal. 289.
339 Ibid, Hal. 289.
340 Knight, Hal. 226.
341 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata katastreniao.
342 Van Neste, Hal. 2332.
343 Knight, Hal. 226.
344 Present Medium Partisip
345 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata flyaros.
346 Ibid, lihat kata periergos.
347 Present Aktif Partisip
348 Mounce, Hal. 294.
349 Ibid, Hal. 295.
350 Present Medium Indikatif
351 Knight, Hal. 229.
352 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata ektrepo.
353 Mounce, Hal. 297.
354 LAI sedunia.
355 Bruce Metzger. A Textual Commentary on the Greek New Testament, United Bible Societies, New York. 1994. Hal. 574.
356 Mounce, Hal. 298.
357 Present Aktif Imperatif
358 Present Pasif Imperatif
359 Di Kis 20:28 kata kerja menggembalakan dipakai sebagai tujuan mengapa seseorang dijadikan penilik.
360 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata prohistemi.
361 Van Neste, Hal. 2333.
362 Perfek Aktif Partisip
363 Knight, Hal. 232.
364 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata kalos.
365 Present Pasif Imperatif
366 Mounce, Hal. 309.
367 ESV, NASV, NIV, NLT, HCSB, KJV, lalu TB, BIS, TSI.
368 Mounce, Hal. 310.
369 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata logos.
370 Knight, Hal. 233.
371 Ibid, Hal. 233.
372 Present Aktif Indikatif
373 Mounce, Hal. 310.
374 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata paradekhomai.
375 Present Medium Imperatif
376 Ibid, lihat kata martys.
377 Mounce, Hal. 313.
378 Present Aktif Imperatif
379 Knight, Hal. 237.
380 Present Aktif Subjunktif
381 Present Medium Indikatif
382 Arichea & Hatton, Hal. 130.
383 Knight, Hal. 237.
384 Frase malaikat-malaikat pilihan hanya ada di sini saja.
385 Robertson, 1 Tim 5:21.
386 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata fylasso.
387 Ibid, lihat kata prokrima.
388 Ibid, lihat kata prosklisis.
389 Present Aktif Imperatif
390 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata koinoneo.
391 Present Aktif Imperatif
392 Present Aktif Imperatif
393 Mounce, Hal. 319.
394 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata khraomai.
395 Present Medium Imperatif
396 MacArthur, Hal. 1870.
397 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal 158.
398 Present Aktif Indikatif
399 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata krisis.
400 Knight, Hal. 241.
401 Ibid, Hal. 240-241.
402 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata dunamai.
403 Bruce Shelley, Church History in Plain Language, Thomas Nelson, Nashville, 1995. Hal. 33.
404 Kebanyakan informasi mengenai budak ini terdapat di: Judge, E. A. Dalam New Bible Dictionary 3rd ed. Leicester, England; Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1996. Hal. 1113
405 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata zygos.
406 https://en.wikipedia.org/wiki/Gettysburg_Address
407 Present Medium Imperatif
408 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata hegeomai.
409 Knight, Hal. 246.
410 Ibid, Hal. 246.
411 Present Pasif Subjunktif
412 Present Aktif Imperatif
413 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata mallon.
414 Knight, Hal. 246.
415 Present Aktif Imperatif
416 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata antilambano.
417 Mounce, Hal. 329.
418 Knight, Hal. 247.
419 Mounce, Hal. 337.
420 Arichea & Hatton, Hal. 142.
421 Knight, Hal. 250.
422 Berlagak tahu (TB), tetapi BIS/BMK menerjemahkannya angkuh dan TSI sombong.
423 Knight, Hal. 251.
424 Lock, Hal. 39.
425 Perfek Pasif Indikatif
426 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata epistamai.
427 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata noseo.
428 Ibid, lihat kata zetesis.
429 Mounce, Hal. 338.
430 Lock, Hal. 68.
431 Present Medium Indikatif
432 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 166.
433 Mounce, Hal. 339.
434 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata diaparatribe.
435 Ibid, lihat kata diaftheiro.
436 Perfek Pasif Partisip
437 Perfek Pasif Partisip
438 Ibid, lihat kata apostereo.
439 Knight, Hal. 252.
440 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata nomizo.
441 Knight, Hal. 252.
442 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata porismos.
443 Present Aktif Infinitif
444 Mounce, Hal. 340.
445 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata autarkeia.
446 Aoris Aktif Indikatif
447 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata tis.
448 Mounce, Hal. 343.
449 Present Aktif Partisip
450 Knight, Hal. 254-255
451 Future Pasif Indikatif
452 Mounce, Hal. 343.
453 Knight, Hal. 255.
454 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata boulomai.
455 MacArthur, Hal. 1871.
456 Present Medium Partisip
457 Arichea & Hatton, Hal. 149.
458 Present Aktif Indikatif
459 Mounce, Hal. 344-45.
460 Mounce, Hal. 345.
461 Knight, Hal. 256.
462 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata blabepos.
463 Ibid, lihat kata bythizo.
464 Mounce, Hal. 345.
465 Knight, Hal. 256.
466 Kata itu dipakai karena artikel digunakan dalam bs Yunani, menandai orang tertentu. Tidak ada artikel dalam bs Indonesia, tetapi kata ini/itu adalah paling dekat. Lihat Knight, Hal. 256.
467 Knight, Hal. 257.
468 Lihat catatan kaki 468 mengenai artikel. Kalau artikel tidak ada, harus ada suatu, sebuah, yaitu tidak bicara secara tentu.
469 Mounce, Hal. 346.
470 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata rhiza.
471 Knight, Hal. 258.
472 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata orego.
473 Aorist Pasif Indikatif
474 Lihat catatan kaki 468 & 469. Artikel agak mirip dengan ini/itu sehingga menunjukkan iman yang tertentu, bukan iman secara umum.
475 Knight, Hal. 258.
476 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata peripeipo.
477 Aoris Aktif Indikatif.
478 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata odyne.
479 Mounce, Hal. 351.
480 Knight, Hal. 260.
481 Ibid, Hal. 260.
482 MacArthur, Hal. 1871.
483 Van Neste, Hal. 2334.
484 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata feugo.
485 Present Aktif Imperatif
486 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata dioko.
487 Present Aktif Imperatif
488 Ibid, lihat kata dikaiosyne.
489 Mounce, Hal. 354.
490 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 172.
491 Knight, Hal. 262.
492 Friberg, Friberg & Miller, kata hypomone.
493 Arichea & Hatton, Hal. 153.
494 Mounce, Hal. 354.
495 Ibid, Hal. 355.
496 Present Medium Imperatif
497 Arichea & Hatton, Hal. 154. Dalam Friberg, Friberg & Miller, kata epilambanomai, mereka tentukan 1 Tim 6:12 sebagai contoh di mana kata ini seharusnya diterjemahkan mengalami. Lihat Stott juga, Hal. 157.
498 MacArthur, Hal. 1871
499 Aoris Medium Imperatif
500 Mounce, Hal. 356.
501 Aoris Pasif Indikatif
502 Aoris Aktif Indikatif
503 Arichea & Hatton, Hal. 155.
504 Friberg, Friberg & Miller, kata zoogoneo.
505 Stott, Hal. 158.
506 Present Aktif Partisip
507 Mounce, Hal. 357.
508 Knight, Hal. 266.
509 Arichea & Hatton, Hal. 156.
510 Knight, Hal. 266.
511 Friberg, Friberg & Miller, kata tereo.
512 Aoris Aktif Infinitif
513 Mounce, Hal. 359.
514 Friberg, Friberg & Miller, kata epifaneia.
515 Mounce, Hal. 360.
516 Friberg, Friberg & Miller, kata deiknymi.
517 Future Aktif Indikatif
518 Mounce, Hal. 361.
519 Arichea & Hatton, Hal. 158.
520 Guthrie, Hal. 131.
521 Friberg, Friberg & Miller, kata kyrios.
522 Knight, Hal. 269.
523 Friberg, Friberg & Miller, kata oikeo.
524 Walaupun berkaitan dengan Kristus dalam kemuliaan-Nya, ayat ini memberi contoh saja, bahwa cahaya kemuliaan Allah membuat manusia, bahkan manusia yang paling kudus, mau pingsan.
525 Aoris Aktif Indikatif
526 Knight, Hal. 270.
527 Present Pasif Indikatif
528 Knight, Hal. 271.
529 Friberg, Friberg & Miller, kata time.
530 Mounce, Hal. 363.
531 Knight, Hal. 271.
532 Mounce, Hal. 366.
533 Present Aktif Imperatif
534 Mounce, Hal. 366.
535 Knight, Hal. 272.
536 Present Aktif Infinitif
537 Perfek Aktif Infinitif
538 Friberg, Friberg & Miller, kata adelotes.
539 Knight, Hal. 272-273.
540 Friberg, Friberg & Miller, kata parekho.
541 Present Aktif Partisip
542 Knight, Hal. 273.
543 Friberg, Friberg & Miller, kata apolausis.
544 Mounce, Hal. 367.
545 Friberg, Friberg & Miller, kata agathoergeo.
546 Present Aktif Infinitif
547 Present Aktif Infinitif
548 Present Aktif Infinitif
549 Friberg, Friberg & Miller, kata eumetadotos.
550 Knight, Hal. 274.
551 Friberg, Friberg & Miller, kata apothesaurizo.
552 Arichea & Hatton, Hal. 162.
553 Knight, Hal. 276.
554 Arichea & Hatton, Hal. 163.
555 Aoris Aktif Imperatif
556 Robertson, di 1 Tim 6:20.
557 Knight, Hal. 276.
558 Friberg, Friberg & Miller, kata paratheke.
559 Mounce, Hal. 371. Knight, Hal. 276.
560 Present Medium Partisip
561 Friberg, Friberg & Miller, kata bebelos.
562 Ibid, kata antithesis.
563 Friberg, Friberg & Miller, kata pseudonymos.
564 Mounce, Hal. 372.
565 Friberg, Friberg & Miller, kata epanggellomai.
566 Mounce, Hal. 372.
567 Artikel tidak ada dalam bahasa Indonesia, tetapi fungsinya agak seperti ini/itu yang menandai sesuatu tertentu.
568 Arichea & Hatton, Hal. 165.
569 Friberg, Friberg & Miller, kata astokheo.
570 Aoris Aktif Indikatif
571 Barclay M. Newman Jr. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012. Hal. Ix-x.
Galilah: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab)
GALILAH
Surat 1 Timotius
Simon Pyatt M.Th
Galilah – Tafsiran 1 Timotius
Oleh: Simon Pyatt
Copyright © 2014 - 2019 Simon M C Pyatt
Di...
GALILAH
Surat 1 Timotius
Simon Pyatt M.Th
Galilah – Tafsiran 1 Timotius
Oleh: Simon Pyatt
Copyright © 2014 - 2019 Simon M C Pyatt
Diterbitkan oleh:
Nulisbuku
www.nulisbuku.com
Penyunting: Bung Kecil
Desain Sampul: Nulisbuku
Soli Deo Gloria!
Pendahuluan Umum
Bahan ini dimaksudkan untuk membantu persiapan pelajaran/khotbah ataupun penerjemahan Firman Tuhan.Harap tidak dibacakan di ibadah jemaat, karena bahan ini dimaksudkan menjadi bahan penelitian, bukan khotbah/pelajaran.
Terjemahan Alkitab yang dipakai dalam seri Galilah ini, adalah terjemahan harfiah yang dibuat langsung dari versi bahasa Yunani Nestle Aland. Tujuannya bukan untuk mengganti versi-versi Bahasa Indonesia, atau pun untuk mengutamakan terjemahan literal. Terjemahan harfiah ini dimaksudkan untuk membantu orang melihat ciri-ciri khas bahasa Yunani, supaya lebih mudah diteliti.
Kalau kita ingin menangani ayat apa saja dari Firman Tuhan dengan baik, harus ada lima macam sudut pandang yang dipikirkan:
- Konteks di dalam Alkitab
- Konteks Sejarah
- Konteks di dalam Penulisan
- Pengertian Arti kata dan Tata Bahasa
- Penerapan Praktis
Konteks dalam Alkitab berkaitan dengan peran ayat yang diteliti di dalam keseluruhan dari wahyu Allah. Jadi sebelum orang menyimpulkan sesuatu, penafsirannya harus dicek dengan bagian-bagian lain di Alkitab yang terkait dengan topik itu. Di buku pedoman ini akan sering dibaca referensi silang, supaya saudara dapat mengerti dan menerapkan dengan baik setiap bagian yang diteliti. Harap saudara mencari lebih banyak referensi.
Kalau kita ingin mengerti dengan benar apa yang dimaksudkan penulis, kita harus mengertiKonteks Sejarah. Langkah ini meliputi: meneliti budaya setempat, penanggalan kitab, peristiwa sejarah yang mungkin berdampak, apa yang diketahui mengenai penulis dan tokoh-tokoh di dalam kitab tersebut. Di buku pedoman ini, sering akan ada referensi pada sejarah dan budaya.
Salah pengertian paling sering terjadi kalau orang hanya mendengar sebagian dari perkataan orang dan tidak mendengar keseluruhan dari wacananya. Hal ini juga mengakibatkan banyak salah paham, bahkan salah doktrin, kalau berkaitan dengan penafsiran Firman Tuhan. Setiap ayat di Alkitab harus dimengerti menurutKonteks di dalam Penulisan. Sebelum bagian Firman Tuhan diteliti di buku ini, selalu akan ada garis besar, tema dan sub tema, supaya tidak mungkin lari dari konteks.
Pengertian Arti Kata dan Tata Bahasa juga sangat penting. Setiap bahasa mempunyai tata bahasa, muatan kata dan kiasan-kiasan yang cukup unik dan indah. Jadi kalau kita ingin menerjemahkan ataupun mengerti sebuah ayat, kita perlu mengerti struktur dan maksud dari bahasa sumber itu. Oleh karena itu, bahan ini menjelaskan muatan kata, arti kiasan dan juga secara sederhana menjelaskan tata bahasa. Kalau orang mau belajar lebih dalam mengenai tata bahasa Yunani, ada bagian Apendiks di belakang yang menyediakan penjelasan.
Allah tidak hanya menghendaki gerejanya mengerti Firmannya, tetapi Dia juga ingin supaya Firman itu mengubahkan kita. Oleh karena itu pengajaran Firman Tuhan harus adaPenerapan Praktis yang mengalir dengan alami dan tepat dari bagian yang dipelajari. Penerapan-penerapan di pedoman ini ditandai dengan lambang panah dan tidak dimaksudkan menjadi keharusan, melainkan usulan saja dan dorongan untuk saudara memikirkan penerapannya bagi jemaat.
Galilah!
Galilah: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab)
Pendahuluan 1 Timotius
Surat 1 Timotius adalah surat pertama dari kumpulan surat yang disebut sebagai Surat-Surat Pastoral, yang terdiri dari 1...
Pendahuluan 1 Timotius
Surat 1 Timotius adalah surat pertama dari kumpulan surat yang disebut sebagai Surat-Surat Pastoral, yang terdiri dari 1 & 2 Timotius dan Titus. Surat-surat ini agak berbeda sifatnya dari surat-surat lain yang Paulus tulis kepada jemaat-jemaat. Dari segi bahasa dan topik-topik yang muncul, jelas bahwa surat ini bersifat sangat praktis, berkaitan dengan pengaturan jemaat dan juga terkesan sangat akrab karena Paulus bicara dengan dua orang yang dia anggap sebagai anak bimbing rohani dalam Kristus (1 Tim 1:2, 2 Tim 1:2Tit 1:4). Surat-surat ini juga tidak terlalu membahas tentang topik keselamatan, seperti yang lain, karena ditujukan kepada orang yang sudah lama melayani bersama rasul Paulus, dan dengan jelas mengerti Injil dan ajaran dasar. Perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keragu-raguan apakah memang Paulus yang menulisnya, pada tahun 1800an. Menurut penelitian akan argumentasi ‘ahli-ahli’ yang menganut pendapat tersebut, ‘bukti-bukti’ yang dipakai sangat lemah dan bersumber dalam falsafah suatu gerakan yang pada waktu itu meragukan keaslian dari banyak kitab. Sangat jelas dari sejarah bahwa memang Paulus yang menulisnya. Sampai abad yang kesembilan belas Masehi, tidak ada yang meragukan fakta ini. Jadi kurang masuk akal kalau orang mulai meragukannya 1800 tahun kemudian. Bahasa yang digunakan di surat ini adalah bahasa yang dipakai pada abad pertama dan sebelumnya di LXX (PL Bahasa Yunani). Doktrin yang dikritik sesuai juga dengan apa yang dialami pada masa itu dan keakrabannya sesuai dengan hubungan yang jelas ada di antara Paulus dengan Timotius dan Titus. Jadi orang yang meragukan bahwa Paulus yang menulis surat ini, menolak sejarah yang tertulis di dalam Alkitab, menolak sejarah mengenai anggapan dari tokoh-tokoh sejarah gereja mula-mula dan juga mengabaikan bukti-bukti dari segi bahasa, yang jelas sesuai dengan masa itu.1
Oleh karena peristiwa-peristiwa yang tercatat di dalam 1 Timotius tidak ada di Kisah Para Rasul, yaitu tidak dikatakan bahwa nantinya Paulus datang ke Makedonia lagi, ataupun mengutus Timotius ke Efesus (1 Tim 1:3), ahli-ahli Alkitab menganggap bahwa surat ini ditulis oleh Paulus sesudah dia dibebaskan dari penjara pada tahun 62 Masehi.2 Menurut sejarah, sesudah dia dilepaskan, Paulus melayani dengan bebas selama beberapa tahun, baru dipenjarakan lagi di bawah pemerintahan kaisar Nero, lalu dibunuh beberapa waktu kemudian di sekitar tahun 64-67 Masehi.3 1 Timotius dan Titus ditulis pada waktu Paulus masih bebas, lalu 2 Timotius ditulis ketika dia sudah di penjarah, dan kali itu, rupanya dia sudah tahu bahwa dia tidak lama lagi akan menjadi martir (2 Tim 4:6-8).
Paulus menulis kepada Timotius, yang sering disebut sebagai letnannya4 dan oleh Paulus sendiri dianggap sebagai anak sungguh yang kekasih dalam Kristus (1 Tim 1:2, 2 Tim 1:2). Supaya jelas, ada baiknya kalau kita melihat riwayat hidup Timotius di bagan waktu. Umur Timotius diperkirakan menurut 1 Tim 4:12, di mana dia disebut muda. Sebutan tersebut boleh dipakai sampai orang genap 30an tahun, jadi ahli-ahli Alkitab menganggap bahwa umurnya kira-kira 35 tahun pada waktu itu, yaitu 62-63 Masehi. Memang sulit meneliti sejarah yang sudah ribuan tahun berlalu, jadi ada kemungkinan juga bahwa dia sedikit lebih muda.
Tahun | Umur | Peristiwa | Ayat |
45-46 | 18-19 | Menjadi percaya | Kis 14:6-23, 1Ti 1:2 |
49-51 | 22-24 | Bergabung dengan tim misi | Kis 16:1-3 |
50 | 23 | Diutus ke Tesalonika | 1Tes 3:1-6 |
53-55 | 26-28 | Diutus ke Korintus | 1Kor 4:17, 16:10-11 |
55 | 28 | Bersama Paulus dan Silas. | 2Kor 1:19 |
57 | 30 | Dengan Paulus lagi | Roma 16:21 |
62-63 | 35-36 | Pelayanan di Efesus | Filipi 1:1, 2:19-24, 1Tim 1:2-3 |
65-67 | 38-40 | Mengalami pergumulan | 2 Tim 1:6-7 |
69 | 42 | Dilepaskan dari penjara | Ib 13:23 |
97 | 70 | Dibunuh | Tradisi mengatakan bahwa Timotius dibunuh di Efesus waktu dia menantang orang-orang yang buat persembahan pada berhala. |
Kita lihat di Kisah Para Rasul bahwa ibunya Timotius adalah orang Yahudi, sedangkan ayahnya orang Yunani (Kis 16:1). Belum jelas apakah bapanya masih hidup pada waktu Timotius percaya, karena tidak disebut, tetapi ibunya dan neneknya berperan besar dalam pembentukannya, karena mengajar Perjanjian Lama kepadanya dan juga membawa Timotius menjadi percaya Kristus (2 Tim 1:5, 3:15).
Timotius sering dianggap sebagai seorang penakut, hanya karena apa yang dikatakan Paulus kepadanya di 2 Tim 1:6-7. Sebenarnya, kalau melihat riwayat pelayanannya, anggapan ini sangat salah. Timotius ini, kemungkinan besar, menjadi percaya pada waktu Paulus pertama kali datang ke Listra, dalam perjalanan misi pertamanya (Kis 14:6-23). Lalu hanya beberapa tahun kemudian dia bersedia bergabung dengan tim misi, yang dalam perjalanan pertamanya, sudah dianiaya berulang-ulang (13:8, 45, 50, 14:5), sampai dilempari dengan batu (14:19). Apakah ini tindakan seorang penakut? Lalu ketika dia masih sangat muda, dia siap diutus untuk menguatkan jemaat di Tesalonika dan tidak lama kemudian ke Korintus juga, yang tentu sangat sulit. Tugasnya di Efesus adalah untuk menentang para pengajar sesat. Paulus yang mempercayakan tugas yang amat sulit ini kepadanya, dan Paulus bukan orang yang mudah percaya orang lain, kalau mereka tidak berkomitmen (Kis 15:37-41). Kalau kita membaca di Ibrani, kita lihat bahwa Timotius dipenjarakan, tentu karena kesaksiannya. Dan menurut sejarah gereja, dia dilempari dengan batu sampai mati, karena dia berani menginjili sekelompok orang yang menyembah dewi Diana di Efesus.5 Timotius bukan seorang penakut!6 Kita lebih baik menganggap bahwa perkataan di 2 Timotius itu, berkaitan dengan kelelahan/kejenuhan yang dialaminya, karena dia bertahun-tahun mengalami berbagai “benturan” dan “hempasan” dalam pelayanan yang demikian berat dan secara khusus banyak berjuang menghadapi dan menangani pengajar-pengajar sesat di Efesus.
Seperti kita lihat, Timotius didesak Paulus, supaya tetap di Efesus dan menyuruh pengajar sesat untuk berhenti dari kelakuan mereka (1 Tim 1:3). Memang bukan Paulus yang menanam gereja di Efesus, melainkan Priskila dan Akwila, yang dia antar ke sana.( Kis 18:18-21) Hal ini terjadi di perjalanan misi yang kedua. Waktu Paulus kembali, pada perjalanan misi berikut, dia menetap di Efesus selama tiga tahun.( Kis 20:31) Hal ini terjadi pada tahun 52-55 Masehi.7 Jelas di Kisah Para Rasul sembilan belas bahwa Paulus, konsisten dengan kebiasaannya, mulai pelayanannya di rumah ibadat Yahudi dulu (Kis 19:8), tetapi oleh karena ada penganiayaan di sana, dia ke luar dan berpusat di Rumah Kuliah Tiranus.8 Di situ dia bersedia mengajar setiap hari sampai “semua penduduk Asia mendengar Firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani.”( Kis 19:10) Jadi rupanya sebelum kedatangan Paulus, Priskila dan Akwila masih bergabung di rumah ibadat Yahudi, serta orang-orang percaya lain, tetapi karena Paulus bicara dengan begitu berani, penolakan orang ikut menjadi semakin keras, sehingga orang percaya tidak lagi bebas beribadah di antara teman-teman sebangsa.
Jelas juga bahwa pelayanan Paulus ini sangat luas pengaruhnya, sehingga “semua penduduk Asia mendengar” (Kis 19:10). Jadi walaupun Paulus tetap di Efesus, orang yang dia muridkan memberitakan Injil di seluruh Asia.
Menarik untuk dicermati, Lukas mengatakan bahwa Paulus melayani di Efesus selama dua tahun di pasal sembilan belas (19:10) lalu mengutip perkataan Paulus di pasal dua puluh bahwa masa itu berlangsung tiga tahun (20:31). Dalam hal ini harus disadari bahwa penulis-penulis Alkitab sering menggunakan perhitungan kasar.9 Jadi kalau dua tahun tersebut berkaitan dengan ketika di Rumah Kuliah Tiranus dan bicara mengenai waktu yang sedikit lebih, lalu dihitung tiga bulan di mana Paulus melayani di rumah ibadat Yahudi, lalu menambah “beberapa lama” dari Kis 19:22, perhitungan kasar boleh sampai di tiga tahun.10 Jadi boleh disimpulkan bahwa Paulus menjadi sangat akrab dengan jemaat ini dan pelayanannya di sana membawa perubahan besar, baik dari segi lokasi dan gaya beribadah, maupun dari segi penyebar-luasan Injil di Asia.
Sebelum dipenjarakan dan dibawa ke Roma, Paulus bertemu dengan para penatua dari Efesus dan, antara lain, memperingati bahwa tentu akan ada penyesat-penyesat yang masuk ke dalam gereja mereka, bahkan akan ada yang muncul dari dalam (Kis 20:29-30). Rupanya hal ini yang kemudian terjadi, sehingga Timotius diperlukan di sana.
Memang gereja ini mempunyai posisi yang sangat istimewa dibanding dengan gereja-gereja lain: Mereka dilayani oleh dua rasul, yaitu Paulus dan nanti Yohanes11 dan juga dibantu oleh empat tokoh Perjanjian Baru yang cukup menonjol, yaitu Timotius, Apolos (Kis 18:24-26), Priskila dan Akwila (Kis 18:19). Mereka menerima satu surat dan juga surat Satu Korintus ditulis di sana. Akan tetapi, walaupun mereka menerima begitu banyak pelayanan yang bermutu, mereka ditegur dengan berat di kitab Wahyu, bahkan diancam oleh Kristus karena mereka “meninggalkan kasih…yang semula”. (Wahyu 2:1-7) Hal ini perlu menjadi pelajaran untuk kita. Walaupun menerima pelajaran dan pengajar bermutu, hal lain yang tak kalah penting adalah bagaimana orang setempat meresponinya.
Jerusalem: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) SURAT PERTAMA RASUL PAULUS KEPADA TIMOTEUS
KATA PENGANTAR
Tiga surat Paulus -- jang terachir -- biasanja disebut surat-surat
penggembalaan, sebab hamp...
SURAT PERTAMA RASUL PAULUS KEPADA TIMOTEUS
KATA PENGANTAR
Tiga surat Paulus -- jang terachir -- biasanja disebut surat-surat penggembalaan, sebab hampir melulu berisi petundjuk-petundjuk bagaimana dua wakilnja harus "menggembalakan", jaitu memimpin umat-umat dan menjusun badan pimpinan bagi tiap-tiap umat. Ketiga surat itu ialah I Tim.; Tit. dan 11 Tim.
Walaupun dialamatkan kepada tokoh-tokoh pribadi, namun tentu dimaksudkan untuk disimpan dan mendjadi pedoman jang lebih umum. Memang pada achir abad pertama dan diawal abad kedua telah tersiar sampai di Roma dan Siria. Ketiga Surat ini merupakan sekelompok tersendiri diantara surat-surat Paulus, mengenai isi dan bahasanja. Sebab isinja terdiri dari ketentuan-ketentuan mengenai tata- tertib dari pemimpinan umat-umat, jaitu bersifat hukum Geredja, maka dengan sendirinja gaja bahasa tenang dan sederhana. Bahan-bahan baru pula menimbulkan dan membutuhkan istilah-istilah dan ungkapan-ungkapan baru, sehingga sudah sewadjarnja, bahwa dalam surat-surat ini kita bertemu dengan banjak perkataan dan ungkapan, jang tidak pernah digunakan Paulus dalam surat-surat perdjuangan, atu jang ditulis dalam tahanan di Roma. Untuk mengerti baik surat-surat ini perlu kita mengetahui waktu dan keadaan, dalam mana surat-surat ini ditulis. Pasti ditulis sesudah Paulus dibebaskan dari tahanan jang pertama.
Tentang riwajat hidup Paulus sesudah pembebasannja itu hanja sedikit jang kita ketahui, dan itu sebagian berdasarkan dugaan pula.
B.S. Klemens dari Roma menulis kira-kira dalam tahun 95, bahwa Paulus telah menjiarkan Indjil sampai keudjung Barat. Dari itu dapat diduga bahwa sesudah dibebaskan dalam tahun 63, Paulus dahulu pergi ke Spanjol, menurut rentjana jang diutjapkannja dalam Rom. 15:24. Untuk mendapat suatu pandangan atas hidupnja selandjutnja kita punjai hanja satu sumber, ialah ketiga surat tersebut. Dan didalamnja terdapat hanja beberapa pegangan jang pasti, jang harus ditambah dan dihubungkan dengan dugaan pula.
Agak pasti bahwa ia datang ke Asia-Ketjil (Efesus) dalam tahun 64, mengundjungi umat-umat disitu, lalu umat-umat di Masedonia dan Achaja sampai ke Korintus. Waktu itu atau barangkali sudah lebib dahulu ia pergi kepulau Kreta djuga, dan disana ditinggalkannja Titus untuk melandjutkan pekerdjaannja dipulau itu. Sekembali di Efesus ditinggalkannja Timoteus sebagai wakilnja disitu, dan ia sendiri pergi melalui Korintus dan Masedonia sampai di Nikopolis dalam wilajah Epirus. Pada perdjalanan ini, barangkali di Korintus, ia menulis surat kepada Titus, dan minta supaja. ia datang ke Nikopolis; dan satu surat lain lagi kepada Timoteus ke Efesus, jaitu I Tim. Selama musim dingin Paulus menetap di Nikopolis, jaitu rupanja pergi melalui Masedonia ke Efesus kembali dan mengundjungi sekurang-kurangnja Miletus dan Troas. Diduga bahwa di Efesus ia ditangkap lalu dibawa ke Roma. Dalam tahanan jang kedua di Roma itu, jang djauh lebih berat daripada jang pertama, dan berachir dengan mati martir, ia menulis 11 Tim., dan dalam surat itu ia minta supaja Timoteus datang ke Roma selekas mungkin.
Nilai-nilai ketiga surat penggembalaan ini besar bagi seluruh Geredja. Dalam ligkungan sedjarah Geredja dia merupakan dokumen-dokumen jang resmi tentang perkembangan hidup keagamaan dan susunan hierarki di Geredja purba. Tetapi nilai-nilai jang terutama ialah, bahwa dia mendjadi suatu pedoman jang rapat berdasarkan asas-asas Indjil, serta diilhamkan oleh Roh Kudus, bagi pemimpin Geredja umum, dan bagi masing-masing gembala. djiwa suatu tjermin untuk mengudji sifat-sifat kegembalaan dirinja sendiri dan pekerdjaannja. Dan bagi pembatja pribadi faedahnja tidak sedikit djuga. Ia melihat adjaran-adjaran Indjil dalam hubungan-hubungan baru, dan sebab itu segi-segi baru padanja, jang memberi pengertian dan adjakan-adjakan baru untuk praktek hidup. Lagipula djiwa dan semangat kerasulan Paulus jang tidak mengendur sampai pada achir hidupnia, seperti kelihatan dalam surat-surat ini, dan memuntjak dalam utjapannja dalam Il Tim. 4:6-8, tentu sadja berkesan pada tiap-tiap pembatja sampai memperkuat dan menghidupkan semangat keagamaannja.
Tentang pribadi Timoteus
Pertemuan pertama Paulus dengan Timoteus diberitakan dalam Kis. Ras. 16:2-3. la segera mengikuti Paulus pada perdjalanannja jang kedua. Tentu sebagai muridnja, tetapi pada perdjalanan ini, di Masedonia, ia djuga sudah tampil sebagai pembantu. Pada waktu Paulus terpaksa meninggalkan Masedonia, Timoteus dan Silas tinggal disitu dan kemudian dikirim kembali ke Masedonia, Timoteus chususnja ke Tesalonika (Kis. Ras. 16:40; 17:14; 1 Tes. 3:1). Dari tahun 53 sampai 56 ia tinggal bersama dengan Paulus di Efesus. Dari sana ia diutus ke Masedonia (Kis. Ras.19:22), lalu ia ke Korintus (I Kor. 4:17 dan 16:10 sld.). Kemudian ia bersama dengan Paulus di Masedonia Pula (II Kor. 1:1). Lalu di Korintus kembali (Rom. 16:21). Ia menemani Paulus pada perdjalanan ke Jerusalem dan dalam tahanan Paulus jang pertama di Roma. Dari sana Paulus bermaksud mengutusnja ke Pilipi (Pil. 2:19). Menurut Ibr. 13:23 iapun untuk sementara dipendjarakan di Roma. Barangkali dalam tahanan bersama dengan Paulus. Sesudah pembebasan Paulus di Roma Timoteus mengikutinja ke Timur, dan pada perkundjungan Paulus di Efesus, ia tinggalkan Timoteus sebagai wakilnja disitu.
Wycliffe: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) PENDAHULUAN 1 TIMOTIUS
Kepenulisan. Bahwa Paulus menulis surat-surat Penggembalaan (I, II Timotius dan Titus) masih dipersoalkan. Sekalipun demikian,...
PENDAHULUAN 1 TIMOTIUS
Kepenulisan. Bahwa Paulus menulis surat-surat Penggembalaan (I, II Timotius dan Titus) masih dipersoalkan. Sekalipun demikian, bukti yang kuat dalam surat-surat ini menunjukkan bahwa Paulus adalah penulisnya, sebab namanya tercantum di dalam setiap bagian salam pembukaan dari surat-surat ini, dan berbagai keterangan otobiografis di dalamnya cocok dengan kehidupan Paulus sebagaimana tercatat di bagian lainnya; misalnya: 1:12, 13; II Timotius 3:10, 11; 4:10, 11, 19, 20.
Patokan dasar untuk menentukan keaslian sebuah dokumen ditetapkan sejak dahulu oleh Simon Greenleaf, "Setiap dokumen, yang jelas kuno, yang berasal dari tempat penyimpanan yang patut dan yang tidak menunjukkan tanda-tanda adanya usaha pemalsuan, secara hukum dianggap asli dan beban untuk membuktikan ketidakasliannya berpindah pada pihak yang bertentangan pendapat" (An Examination of the Testimony of the Four Evangelists. London 1847, hlm. 7).
Surat-surat penggembalaan ini merupakan kitab-kitab kuno yang berasal dari tempat penyimpanan yang patut, yakni gereja. Gereja senantiasa menganggap Paulus yang menulis surat-surat ini; tidak ada suara yang mempersoalkannya hingga zaman modern. Kalau begitu, apakah kecaman yang dikemukakan untuk menyangkal bukti yang kuat serta keseragaman suara tradisi ini? Ada empat tanda yang bisa menunjukkan surat-surat ini tidak asli atau pemalsuan: (1) bahasa dan gaya penulisan yang tidak khas Paulus; (2) perlawanan surat-surat ini terhadap aliran, Gnostik abad kedua: (3) ketidakcocokan antara surat-surat ini dengan Kisah Para Rasul - dianggap bahwa Paulus dihukum mati pada akhir dari satu-satunya pemenjaraannya di Roma yang disebutkan di dalam Kisah Para Rasul, karena itu disimpulkan bahwa Paulus tidak mungkin menulis surat-surat ini, (4) organisasi gereja yang sudah maju, dari zaman sesudah Paulus, tercermin di dalam surat-surat ini.
Alasan-alasan yang dikemukakan ini tidak lebih kuat daripada bukti yang positif. (1) Alasan bahasa tidak meyakinkan sebab tidak masuk akal secara psikologis dan terlalu sulit, kalau tidak mustahil, untuk dibuktikan. Mungkinkah seorang pemalsu, yang ingin agar hasil pemalsuannya diterima sebagai karya Paulus, memakai kosakata yang bukan asli Paulus sampai sejumlah tujuh belas kata per halaman dalam teks Yunani dan menyebut berbagai peristiwa dan orang yang tidak termasuk dalam kehidupan Paulus yang dikenal? Penerimaan surat-surat ini tanpa ragu dan dengan suara bulat oleh gereja kuno, mengingat pertimbangan-pertimbangan di atas. mustahil dapat dijelaskan. Sesungguhnya, penerimaan yang tanpa keraguan ini merupakan bukti yang kuat bahwa surat-surat ini dikenal sebagai asli. Data linguistik dapat benar-benar menunjuk pada penulisan bersama atas surat-surat ini oleh Lukas dan Paulus (Moffatt, Introduction to the Literature of the New Testament, edisi ke-3, hlm. 414), tetapi perlu diingat bahwa menentukan tanggal penulisan sebuah naskah dengan hanya melihat bahasa dan gaya yang dipakai pengarangnya paling banter hanya merupakan dugaan saja. Para pembaca surat-surat Penggembalaan Paulus berbeda dengan sidang pembaca surat-suratnya yang lain. Timotius dan Titus terkait sangat erat dengan kehidupan dan pemikiran Paulus sepanjang lima belas hingga dua puluh tahun. Karena itu kita tidak perlu terkejut jika Paulus memakai bahasa dan gaya yang berbeda dengan yang dipakainya untuk jemaat. Paulus di dalam surat-surat ini sedang memberikan semangat dan nasihat kepada anak-anaknya di dalam iman, bukan memperbaiki jemaat-jemaat yang sedang bersengketa atau goyah.
(2) Keberatan ini beranggapan bahwa jika yang ditolak oleh surat-surat Pastoral ini adalah Gnostik abad kedua, maka pastilah surat-surat ini ditulis pada abad tersebut. dengan adanya bukti kuat tentang kepenulisan Paulus. jika ada berbagai pernyataan yang berhubungan dengan aliran Gnostik yang muncul kemudian, maka kesimpulannya ialah bahwa Paulus sudah mengetahui lebih dahulu tentang perkembangan-perkembangan tersebut, yang bukan merupakan hal yang mustahil bahkan dari sudut pandang kecerdasan manusia sekalipun. Bagaimanapun juga, di dalam surat-suratnya yang lain Paulus pernah menyatakan menurut bisikan hatinya bahwa ia mampu melihat dan menubuatkan masa depan. Menyangkal bahwa dia mampu berarti mempersoalkan seluruh kemungkinan adanya penyataan adikodrati. Lagi pula, di dalam surat-surat ini Paulus mungkin tidak menyerang aliran Gnostik yang sudah semaju apa yang ditunjukkan sebagian pakar.
(3) Bahwa berbagai nama, tempat dan peristiwa yang disebut dalam surat-surat ini tidak cocok dengan yang terdapat dalam Kisah Para Rasul merupakan alasan yang sangat baik untuk memperluas kisah kehidupan Paulus hingga di luar Kisah Para Rasul. Jadi, surat-surat Penggembalaan ini merupakan hasil dari perjalanan memberitakan Injil yang keempat dan pemenjaraan kedua.
(4) Unsur-unsur penataan organisasi gereja yang dijumpai di dalam surat-surat ini juga dapat dijumpai di bagian lain dalam Perjanjian Baru. Sebagian pakar beranggapan bahwa pengakuan Injil Lukas sebagai bagian Alkitab (I Tim. 5:18) merupakan petunjuk mengenai tanggal yang belakangan. "Ketika penulis surat-surat Penggembalaan ini menulis, Injil Lukas atau kumpulan cuplikan yang berisi Lukas 10:7 dianggap sebagai graphe" (tulisan yang diilhamkan) (Ibid., hlm. 401-402). Argumen ini juga mengandung hal yang harus dibuktikan, yaitu bahwa kitab ini tidak mungkin terilhamkan dan dikenal sebagai diilhamkan sejak saat penulisan dan penerimaannya.
Jawaban yang lebih lengkap terhadap berbagai argumen ini sudah dikemukakan di dalam buku-buku pengantar dan tafsiran konservatif, yang standar. Lihat khususnya Hendriksen, New Testament Commentary: Exposition of the Pastoral Epistles, hlm. 4-32.
Tanggal Penulisan. Surat pertama kepada Timotius dan surat kepada Titus ditulis selama masa perjalanan dan pelayanan pemberitaan Injil di antara dua pemenjaraan Paulus di Roma. Sebuah tanggal di antara tahun 61 dan 63 M tidak akan meleset jauh. Surat yang kedua kepada Timotius berisi kata-kata terakhir dari sang rasul: kata-kata tersebut ditulis dari dalam penjara sesaat sebelum ia mati sebagai martir (4:6-8). Kita hendaknya memandang surat-surat ini, sebagaimana kata Calvin, "sebagai tidak ditulis dengan tinta, tetapi dengan darah sang rasul sendiri." Saat kematian rasul ini diperkirakan antara tahun 65 dan 68 M.
Alasan Penulisan dan Amanat Surat Ini. Sebagaimana Musa menugaskan Yosua dan Tuhan Yesus menugaskan para rasul-Nya, demikianlah Paulus menugaskan Timotius dan Titus. Demikian pula, sebagaimana Musa mengakhiri penugasannya dengan memberikan nasihat bagi seluruh Israel. dan Kristus bagi seluruh Gereja, Paulus mengakhiri penugasannya dengan sebuah berkat "Kasih karunia beserta kamu" ("kamu" di sini adalah jamak: 6:21; II Tim. 4:22) dan, "Kasih karunia beserta kamu semua" (Tit. 3:15). Alasan Penulisan surat-surat ini adalah untuk memelihara iman, untuk memastikan kesinambungan Gereja Yesus Kristus. Penugasan resmi - "Peliharalah harta yang indah. yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita" (II Tim. 1:14) - merupakan inti Surat-surat Penggembalaan. Di sini Timotius dam Titus. bersama-sama dengan seluruh Gereja. ditugaskan untuk memelihara "iman," "apa yang telah dipercayakan kepada kita," sabda tertulis yang merupakan hasil karya Roh Kudus. Pelaksanaan tugas ini bukan hanya memelihara iman melalui perbuatan baik dan perilaku yang benar di rumah Allah saja, tetapi juga penolakan iman yang salah palsu. Kebutuhan yang lebih mendesak dari dua surat yang pertama - I Timotius dan Titus - tidak diragukan lagi terletak pada fakta bahwa banyak hal di Efesus dan Kreta memerlukan penyesuaian. Sekalipun demikian, Paulus yang bermaksud memberikan nasihat kepada anak-anaknya di dalam iman, berketetapan untuk menasihati juga orang lain pada saat yang sama.
Susunan dan Pokok Pembahasan. I Timotius. Surat Penggembalaan yang pertama ini termasuk dalam pola penulisan yang mungkin disengaja. Dalam bentuknya yang paling singkat, pola tersebut ialah: (A) Penugasan. (B) Pujian, (A) Penugasan. Diungkapkan secara berbeda, pola tersebut bisa juga: (A) Prosa, (B) Puisi dan (A) Prosa. Pola sederhana berupa dua bagian penugasan resmi ini, yang dihubungkan dengan sebuah doksologi atau kidung pujian, diulang tiga kali - pada bagian pendahuluan, bagian inti, dan bagian penutup. Surat yang dirangkum menurut pola ini memberikan kesatuan yang lebih kuat daripada yang pada umumnya diketahui. Di bagian pendahuluan, sesudah salam, kita menjumpai pemberian tugas kepada Timotius dengan bagian penjelasan yang lebih panjang (1:3-16) dan kata penutup yang lebih singkat (1:18-20). Kedua bagian ini dihubungkan oleh doksologi yang singkat, tetapi berbobot dari ayat 17. Bagian awal yang menuju kepada doksologi tersebut mencakup sebuah garis besar - yang ditunjukkan secara singkat - dari topik-topik utama surat ini. Semuanya dijalin dengan demikian rapi sehingga banyak pokok yang dikemukakan hanya berfungsi untuk mengarahkan perhatian kepada tugas yang diberikan Paulus kepada Timotius. Sesudah itu menyusul doksologi yang memberikan bobot serius terhadap bagian terakhir dari pemberian tugas ini.
Pada bagian penutup surat ini terdapat penugasan lainnya, kembali dalam rangkap dua, dengan masing-masing bagian dihubungkan dengan doksologi dari ayat 16b. Sekali lagi pola yang sama dipergunakan; bagian pertama lebih panjang (6:3-16a) dengan suatu rekapitulasi pokok-pokok utama surat ini; bagian yang lebih pendek (6:17-21) diakhiri dengan sebuah himbauan yang sangat menyentuh, "Hai Timotius, peliharalah apa yang telah dipercayakan kepadamu."
Dengan cara yang sama bagian utama surat ini (2:1-6:2) dibagi oleh paragraf peralihan (3:14-4:5), yang pada bagian tengahnya terdapat kidung kristiani kuno yang mungkin digubah oleh rasul Paulus (3:16). Bagian pertama dari bagian yang utama ini membahas aspek-aspek resmi atau umum dari Gereja. Rumah Allah, yang mencapai puncaknya pada baris-baris kidung yang terkemuka itu. Pada bagian kedua ditekankan aspek-aspek pribadi, hampir sama dengan tema-tema dalam bagian pertama. Sebagai contoh, ayat mengenai perempuan pada bagian pertama mengemukakan prinsip kepemimpinan laki-laki di dalam Gereja; sedangkan ayat mengenai perempuan pada bagian kedua membahas masalah janda yang tidak mandiri. Tampaknya bagian yang satu dimaksudkan untuk mencocokkan yang lain. Tetapi yang lebih penting. seluruh susunan surat ini dirancang untuk menonjolkan nyanyian pujian agung yang terdapat di bagian tengah surat ini, yang dengan jelas dan indah mengungkapkan pribadi dan karya Kristus.
II Timotius. Di dalam suratnya yang kedua kepada "anaknya yang kekasih," Paulus kelihatannya mengikuti pola yang intinya sama dengan yang pertama. Kali ini pola tersebut dipakai dalam bentuk yang paling sederhana, yaitu, sebuah penugasan resmi dalam dua bagian dan dihubungkan oleh sebuah nyanyian pujian. Semuanya diawali dengan sebuah salam dan ucapan syukur serta diakhiri dengan berbagai catatan dan doa pribadi. Kembali seluruh susunan surat dirancang untuk menonjolkan nyanyian pujian agung tentang kebenaran doktrin yang tercantum pada bagian tengah (2:11-13) surat ini. Pokok utama yang dibahas sepanjang surat ini adalah Injil yang menurut Paulus telah dipercayakan untuk dipelihara, dihargai dan diserahkan kepada orang-orang yang dapat dipercaya. Kata-katanya memperoleh penghormatan dan bobot tersendiri sebab merupakan surat terakhir yang ditulis olehnya; ia menulis dengan mengetahui bahwa "kesudahannya sudah dekat."
Titus. Tema dari surat ini mirip dengan surat-surat Penggembalaan lainnya dalam menekankan hubungan antara doktrin yang dipercayakan kepada orang-orang yang bertanggung jawab dengan kesalehan hidup. Di dalam surat ini, Paulus mengaitkan kasih karunia, sebagai doktrin besar tentang keselamatan dengan perbuatan baik di dalam nas-nas yang seimbang, 2:11-15 dan 3:4-8. Pada nas yang pertama muncul kasih karunia, sedangkan pada nas yang lain muncul kemurahan hati dan kasih. Dua-duanya menekankan pengharapan yang penuh bahagia (2:13; 3:7b): dua-duanya diakhiri dengan penekanan pada perbuatan baik.
Catatan untuk Tafsiran ini. Di dalam tafsiran berikut telah diusahakan untuk tidak hanya memberikan penjelasan pada ayat tertentu saja, tetapi, yang lebih penting adalah mengutip ayat-ayat yang paralel, yang apabila dicari dengan sabar akan memberikan tafsiran Alkitab itu sendiri.
Wycliffe: 1 Timotius (Garis Besar) GARIS BESAR 1 TIMOTIUS
I. Salam dan Pendahuluan (1:1-20)
A. Salam dengan Catatan Khusus Mengenai Kewenangan dan Pengharapan (1:1, 2...
GARIS BESAR 1 TIMOTIUS
- I. Salam dan Pendahuluan (1:1-20)
- A. Salam dengan Catatan Khusus Mengenai Kewenangan dan Pengharapan (1:1, 2).
- B. Penugasan Kepada Timotius, Mengemukakan Pokok-pokok Penting Surat Ini (1:3-16).
- 1. Ajaran Benar versus Ajaran Sesat (1:3, 4)
- 2. Maksud dari Ajaran Benar (1:5-7)
- 3. Doktrin yang Benar tentang Hukum Taurat (1:8-11)
- 4. Kesaksian dan Injil Paulus (1:12-16)
- C. Doksologi (1:17)
- D. Penugasan dan Pemberian Semangat Kepada Timotius (1:18-20)
- II. Sejumlah Nasihat dan Pengajaran Kepada Gereja tentang Allah yang Hidup (2:1-6:2)
- A. Kepada Gereja yang Bersaksi (2:1-3:13)
- 1. Doa Umum Dalam Kaitannya dengan Maksud Pekabaran Injil Gereja (2:1-8)
- 2. Perilaku Perempuan Dalam Kaitannya dengan Kesaksian Gereja (2:9-15)
- 3. Berbagai Persyaratan Bagi Pejabat Gereja (3:1-13)
- B. Kepada Gereja Sebagai Sokoguru dan Dasar Kebenaran (3:14-4:5)
- 1. Kedudukannya yang Mulia Selaku Organ dari Doktrin Injil (3:14, 15)
- 2. Kidung Pujian: Pernyataan Puitis Mengenai Doktrin yang Benar (3:16)
- 3. Peringatan Nabi tentang Doktrin Palsu (4:1-5)
- C. Kepada Perseorangan yang Bersaksi (4:6-6:2)
- III. Penutup (6:3-21)
TFTWMS: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) Yesus: Allah Dan Manusia (1 Timotius 2:5)
Dalam sebuah dongeng ada kisah tentang seorang laki-laki yang membawa sepotong kayu dan sepotong besi kepad...
Yesus: Allah Dan Manusia (1 Timotius 2:5)
Dalam sebuah dongeng ada kisah tentang seorang laki-laki yang membawa sepotong kayu dan sepotong besi kepada tukang las dan meminta dia untuk mengelas bersama dua bahan itu. "Itu tidak mungkin," kata tukang las itu. "Untuk mengelas bersama sepotong kayu dan sepotong besi, saya akan butuh bahan yang, pada saat yang sama, adalah kayu dan besi." Kisah fiktif itu menggambarkan tantangan tentang umat manusia yang menjadi satu lagi dengan Allah. Tugas untuk menghasilkan kesatuan itu memerlukan Pribadi yang, pada saat yang sama, adalah Allah dan manusia. Individu unik itu adalah Yesus: Ia itu sepenuhnya Allah dan sepenuhnya manusia. Kebenaran itu terlalu tinggi dan suci bagi pikiran kita yang terbatas, tapi kita dapat menerimanya dengan iman.
"Satu Pengantara" Kita (1 Timotius 2:5)
Kitab Suci bicara tentang hanya ada "satu pengantara." Kaum gnostik menambahkan malaikat-malaikat pengantara (lihat Kol. 2:18); sama juga di zaman kini yang telah menambahkan Maria dan berbagai "orang-orang kudus"; tetapi Allah hanya mengakui Satu. Yesus adalah " satu-satunya jalan" kepada Allah (Yoh. 14:6; huruf miring ditambahkan). Kita "mendekat kepada Allah melalui Dia" (Ibr. 7:25; NASB). "Melalui Dia," kita memiliki akses kepada Bapa (Efe. 2:18).
TFTWMS: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) KEHIDUPAN YANG HARUS DIHAYATI (1 TIMOTIUS 2)
"Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita" (1Timotius 2:3).
Firman A...
KEHIDUPAN YANG HARUS DIHAYATI (1 TIMOTIUS 2)
"Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita" (1Timotius 2:3).
Firman Allah dengan kuasa penyelamatannya yang besar, merancang gaya hidup untuk kaum pria dan wanita. Sewajarnya, jika Allah punya keinginan agar orang yang paling berdosa diselamatkan, dan menetapkan dia bagi pelayanan-Nya (1:12-16), maka Allah juga ingin semua manusia diselamatkan (2Petrus 3:9). Rencana Allah yang besar dan luas itu meminta manusia untuk berdoa (2:1, 2),1menyediakan seorang Pengantara dan bahan berita (2:3-7), dan mengetengahkan gaya hidup yang menantang bagi kaum pria dan wanita (2:8-15).
TFTWMS: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) 1 TIMOTIUS 2 DALAM PELAYANAN IBADAH
Seraya kita mulai meneliti 1 Timotius pasal dua, kita perlu menetapkan bahwa latar belakangnya adalah ibadah u...
1 TIMOTIUS 2 DALAM PELAYANAN IBADAH
Seraya kita mulai meneliti 1 Timotius pasal dua, kita perlu menetapkan bahwa latar belakangnya adalah ibadah umum. Bertumpuk-tumpuk komentari oleh berbagai penulis telah dirujuk untuk studi ini—berbagai sumber daya mulai dari satu ujung spektrum teologis hingga ujung lainnya, dengan hampir semua hal berada di tengah-tengahnya. Terlepas dari perbedaan mereka, masing-masing berisi judul seperti ini untuk pasal 2: "Ibadah Umum."
Di antara argumen yang diberikan oleh para penulis yang berbeda untuk kesimpulan ini adalah sebagai berikut:
Berdoa dengan tangan terangkat adalah kebiasaan dalam doa umum.
Instruksi Paulus tentang mendoakan para penguasa adalah pengingat tentang kontroversi Yahudi mengenai berdoa untuk para penguasa kafir dalam ibadah umum.
Jika nas itu bukan tentang ibadah umum, maka nas itu akan berisi larangan bagi perempuan untuk berdoa di mana saja, bahkan di rumahnya sendiri.
Ayat 11 dan 12 paralel dengan 1Korintus 14:34, 35, yang secara jelas mengacu kepada ibadah umum (lihat 1 Korintus 14:23). Memahami bahwa topik pasal itu adalah tentang ibadah umum tidak akan menyelesaikan setiap kontroversi, tapi setidaknya akan memberi kita pijakan awal untuk diskusi.
Mengajar di ibadah umum selalu diperlukan. Ibadah pribadi tentu saja sangat berharga, namun ibadah umum mengikat gereja itu bersama. Selanjutnya, ibadah umum adalah sisi gereja yang dapat dilihat oleh dunia. Instruksi tentang masalah itu jelas dibutuhkan di Efesus.
Pasal 2 dapat dibagi hampir secara sama rata menjadi dua bagian (2:1-7, 8-15), masing-masing ditandai dengan kata Yunani ou™n (oun), diterjemahkan "kemudian" (2:1; NASB) dan "oleh karena itu" (2:8). Paulus memulai dengan sebuah nasihat untuk berdoa bagi "semua orang" (2:1-7). Ia kemudian bicara tentang tanggung jawab kaum laki-laki untuk berdoa dalam ibadah (2:8) dan perilaku kaum perempuan selama ibadah (2:9-15).
TFTWMS: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) Apa Yang Dibutuhkan Setiap Pendosa (1 Timotius 2:1-7)
Setiap pendosa memiliki empat kebutuhan besar: orang-orang yang cukup peduli untuk mendoakan di...
Apa Yang Dibutuhkan Setiap Pendosa (1 Timotius 2:1-7)
Setiap pendosa memiliki empat kebutuhan besar: orang-orang yang cukup peduli untuk mendoakan dia (2:1, 2); Allah yang ingin melihat dia diselamatkan (2:3, 4); Juruselamat yang bersedia untuk mati menggantikan dia (2:5, 6); dan seseorang yang akan membagikan berita injil dengan dia (2:7).
TFTWMS: 1 Timotius (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Keagungan wawasan Allah terbukti ketika Paulus sebanyak enam kali memakai kata "semua" dalam ayat 1 sampai 6. Tujuan dan...
Catatan Akhir:
- 1 Keagungan wawasan Allah terbukti ketika Paulus sebanyak enam kali memakai kata "semua" dalam ayat 1 sampai 6. Tujuan dan pandangan Allah itu mendorong kita untuk berdoa bagi semua manusia, mengupayakan kehidupan dari semua kesalehan dan kesungguhan, sebab Allah ingin semua manusia diselamatkan dan mengenal kebenaran, sebab Ia memberi Anak-Nya sebagai tebusan bagi semua orang!
- 2 Permohonan (Yun.: deesis)-"tidak cukup, meminta, permohonan yang mendesak … permintaan, permohonan" (Edward Robinson, A Greek & English Lexicon of the New Testament [New York: Harper & Brothers, 1863], 158); "secara konteks, tentang doa yang memohon dengan sangat bantuan Allah dalam beberapa masalah tertentu" (C. G. Wilke and Wilibald Grimm, A Greek-English Lexicon of the New Testament, trans. And rev. Joseph H. Thayer [Edinburgh, Scotland: T. & T. Clark, 1901; reprinted., Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1977], 126).
- 3 Doa (Yun.: proseuchomai)-"mempersembahkan doa atau janji kepada Allah" (Robinson, 628).
- 4 Pengantara (Yun.: enteuxis)-"jatuh ke dalam dengan, bertemu dengan; musyawarah … permohonan yang mendesak … konferensi atau percakapan … permohonan" (Thayer, 218).
- 5 William Barclay, The Letters to Timothy, Titus and Philemon, The Daily Study Bible Series (Philadelphia: Westminster Press, 1960), 66.
- 6 Ucapan syukur (Yun.: eucharistia)-"kebersyukuran … dengan segala ucapan terima kasih … berlimpah dengan ucapan syukur … memperbanyak ucapan syukur, 2Korintus 4:15" (Walter Bauer, A Greek- English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 2d ed., rev. William F. Arndt and F. Wilbur Gingrich [Chicago: University of Chicago Press, 1957], 328-29).
- 7 Barclay, 68.
- 8 Tenteram (Yun.: eremos)- "tenang, sepi" (Robinson, 326).
- 9 Tenang (Yun.: esuchazo)-"hening, istirahat … seperti tempat atau orang dalam kedamaian … beristirahat dari pekerjaan atau tindakan … memiliki kedamaian seseorang, ditenangkan" (Robinson, 327).
- 10 Kesungguhan (Yun.: semnotes)-"… hormat atau takzim, martabat, kesungguhan, keagungan, kesucian … hormat … kemurnian" (Thayer, 573).
- 11 Barclay, 71.
- 12 Pengantara (Yun.: mesiteuo)-"bertindak sebagai mediator, antara pihak-pihak yang bersengketa atau yang punya persetujuan … untuk menyelesaikan sesuatu dengan menempatkan diri di tengah-tengah dua belah pihak, … jadi mesiteuo datang untuk menandakan adanya janji diri sendiri, memberi kepastian" (Thayer, 401).
- 13 Semoga pelbagai kekeliruan yang beberapa orang buat relatif terhadap Maria tidak pernah mengurangi pelbagai manfaat mulia yang bisa kita miliki di hadapan Allah sebab kita benar-benar memiliki Seorang Pengantara itu (Yohanes 14:1-6; 16:23, 24; 1Yohanes 2:1-3). Betapa indahnya apa yang Kristus telah perbuat untuk kita. "Berdasarkan asal-usulnya, kata itu semata-mata menunjukkan seseorang yang berdiri 'di tengah-tengah' … Kristus adalah Orang yang dengan sukarela telah berdiri di antara Allah yang dilanggar dan orang berdosa yang melanggar, dengan maksud untuk menanggung ke atas diri-Nya sendiri murka Allah yang patut orang berdosa terima, dengan begitu ia membebaskan orang berdosa … keseluruhan konteks bicara tentang keselamatan (ayat 4), dan tentang Kristus sebagai tebusan (lihat ayat 6). Suatu penjelasan yang luar biasa terdapat dalam Galatia 3:13, 'Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena [atau atas] kita.' Dalam nas itu Juruselamat digambarkan sebagai berdiri di atas kita, yaitu, antara kita dan kutuk hukum Taurat, sehingga kutuk itu jatuh ke atas Dia, dan kita selamat. Namun begitu … konsep Pengantara bahkan … lebih luas. Dalam kapasitas ini Kristus bukan hanya memulihkan orang berdosa kepada hubungan legal yang benar terhadap Allah, tetapi Ia juga membawa mereka kepada 'pengetahuan akan kebenaran' (ayat 4); dan menyebabkan kesaksian kebenaran yang mulia ini terbebankan ke atas mereka (ayat 6). Karena itu, Ia menegakkan dan mengungkapkan kedamaian untuk umat manusia, meyakinkan mereka untuk menerima berita baik tersebut. Ia berdiri terbuka sebagai Pengantara dalam makna ganda ini" (William Hendriksen, A Commentary on 1 and 2 Timothy and Titus [London: The Banner of Truth Trust, 1964], 97-98).
- 14 Fakta bahwa kata kerja yang diterjemahkan "penetapan" (Yun.: etethen, dari tithemi) itu dalam bentuk passive voice, mengandung arti bahwa pekerjaan mulia ini diletakkan ke atas Paulus. Ia tidak mengambil sendiri pekerjaan itu. Kecuali Allah menugaskan atau memberi kita pekerjaan itu, kita tidak bisa berbuat apa-apa (lihat Efesus 2:10; Yohanes 15:5; Filipi 2:12, 13).
- 15 Pemberita injil (Yun.: kerux)-"pemberita, utusan, memiliki otoritas umum, yang membawa berita resmi dari para raja, para hakim, para pangeran, para komadan tentara, atau orang yang memberikan panggilan atau tuntutan umum, dan melakukan tugas-tugas lain yang beragam … duta besar Allah, dan pemberita atau proklamator firman ilahi" (Thayer, 346).
- 16 Rasul (Yun.: apostolos)-"delegasi, utusan, orang yang diutus dengan membawa perintah" (Thayer, 68).
- 17 Selama ini kepentingan Kristus sudah rusak parah karena beberapa orang telah mempersiapkan dirinya dengan baik sekali untuk memberitakan berita baik yang menyentuh perasaan manusia, namun mereka tidak berserah diri kepada otoritas Tuhan (lihat Lukas 6:46; menimbulkan tindakan yang tidak terkendali), sementara yang lainnya dilatih dengan baik sekali namun tidak pernah menggairahkan siapa saja dengan mengungkapkan tindakan dan perasaan yang diperlukan (membuat para siswa sadar tetapi tidak punya kecenderungan yang cukup untuk peduli melakukan penginjilan yang penuh gairah sehingga orang lain akan mengetahui). Legalisme dan subyektivisme sering bisa ditelusuri hingga sampai pada prilaku utusan yang membawa berita baik itu. Legalisme bisa membuat orang menjadi keras tetapi tidak riang maupun saleh. Subyektivisme bisa merangsang semangat, tetapi tidak menyerahkannya ke dalam standar Tuhan, menghasilkan air mata atau sensasi sejenak tetapi bukan perubahan hidup yang nyata oleh kebenaran! Semoga Allah menolong kita untuk memiliki lebih banyak pemberita injil yang seimbang dimana Yesus hidup di dalam mereka dan Paulus tercermin di dalam pelayanan mereka.
- 18 Kata khusus "kaum pria" (Yun.: aner) sudah pasti dipakai di sini untuk dikaitkan dengan jenis kelamin pria (ketimbang istilah umum anthropos ) untuk membedakan dengan kaum wanita (gunaikas) dalam ayat 9. Aner dijabarkan oleh Thayer sebagai mengacu kepada jenis kelamin, membedakan pria dari wanita, baik (a) sebagai seorang pria (Kisah 8:12; 17:12; 1Timotius 2:12 atau (b) sebagai seorang suami-Matius 1:16; Markus 10:2; Yohanes 4:16; Roma 7:2; 1Korintus 7:2 (Thayer, 45). Namun begitu, Thayer menambahkan bahwa kata itu bisa "membedakan seorang pria dewasa dari seorang anak laki-laki- Matius 14:21; 15:38," dengan menambahkan 1Korintus 13:11; Efesus 4:13; Yakobus 3:2. Selanjutnya Thayer memberi daftar beberapa nas dimana kata itu secara jelas terkait dengan kaum pria dan wanita (lihat Matius 14:35; Lukas 11:31; Yakobus 1:20). Oleh sebab itu, orang cenderung melangkah terlalu jauh ketika sebuah argumentasi dibangun di atas ayat ini dan kata dalam ayat itu membuktikan bahwa kaum wanita tidak boleh memimpin doa. Jika kata itu membuktikan kaum wanita tidak boleh memimpin doa, maka mereka tidak bisa memimpin doa "dimana saja." Sesungguhnya Paulus tidak menulis, "memimpin doa." Ia hanya menyatakan "" proseuchesthai tous andras en panti topo " (kaum pria berdoa dimana-mana). Jika andras dipaksakan untuk berarti hanya kaum pria yang bisa memimpin doa (Paulus tidak mencantumkan kata hanya), maka hanya kaum pria yang boleh berdoa, titik, secara total melenyapkan kaum wanita dari kegiatan berdoa. Gagasan seperti itu jelas antialkitabiah, dan memajukan doktrin bilik pengakuan dosa antara rohaniawan dan orang awam dimana hanya kaum pria yang mendengarkan dan menaikkan permohonan untuk orang lain. Kitab Suci mengajarkan bahwa satu kelompok wanita boleh saja berhimpun untuk beribadah dan belajar (Kisah 16:13-14). Kaum wanita dalam Kristus sudah tentu boleh berdoa (Kisah 12:5, 12; 21:5; 1Korintus 11:5; Lukas 2:36-38). Mereka memiliki Pengantara yang sama seperti yang kaum pria miliki (simaklah dalam 1Timotius 2:5 Paulus benar-benar memakai kata anthropos-istilah umum). Faktor kunci tentang kaum wanita "memimpin doa" adalah sama dengan masalah yang terkait dengan wanita yang melayani sebagai pemberita injil atau penatua. Persoalan dalam setiap kasus itu adalah bahwa kaum wanita tidak bisa tetap bersikap tunduk sambil melayani (yang akan dibahas dan dikembangkan lebih jauh dalam ayat 11 sampai 15). Ada beberapa tempat, seperti dalam perhimpunan pria dan wanita, dimana kaum wanita tidak boleh "memimpin doa"-suatu istilah yang kini kita ciptakan-dan bersikap tunduk. Fakta itu menjelaskan alasan pemakaian kata andras oleh Paulus, karena ia menambahkan ungkapan preposisi "dimana-mana." Namun begitu, dalam ayat ini Paulus tertarik dalam hal menolong kaum pria, bukan dalam hal meletakkan peraturan tentang kehidupan berdoa kaum wanita!
- 19 Suci (Yun.: hosios)-"… murni … benar, disesuaikan dengan Allah dan hukum-hukum-Nya … alim, saleh, berhati-hati dalam segala tugas terhadap Allah" (Robinson, 520); "… menyukakan Allah … melayani Allah dengan maksud yang suci dan tanpa noda .…" (Arndt and Gingrich, 589).
- 20 Marah (Yun.: orge)-"berusaha memperoleh … karakter atau keadaan sebagai akibat dari dorongan keinginan … bentuk gejolak pikiran yang kejam, kejengkelan, kemarahan, kegusaran, … termasuk keinginan balas dendam, hukuman" (Robinson, 514).
- 21 Perselisihan (Yun.: dialogismos)-"sengaja, menanyakan tentang apa yang benar … kebimbangan, keraguan" (Thayer, 139); "… menyiratkan niat jahat" (G. Abbott-Smith, A Manual Greek Lexicon of the New Testament [Edinburgh, Scotland: T. & T. Clark, 1948], 109); "… pikiran jahat … hakim yang mengeluarkan keputusan jahat … argumentasi" (Arndt and Gingrich, 185).
- 22 Merias (Yun.: kosmeo)-"menyusun, mengatur, membuat siap, menyiapkan … menghias, berdandan … teratur baik, layak, sederhana … tentang pria yang hidup dengan prilaku yang baik, kehidupan yang teratur baik .…" (Thayer, 356); "… membuat cantik atau menarik secara rohani, agama, moral … Berdandan, melakukan pujian kepada" (Arndt and Gingrich, 446).
- 23 Mahal (Yun.: poluteles)-"berharga … memerlukan pengeluaran yang besar, sangat mahal … sangat baik, atau nilai yang melebihi" (Thayer, 530). Pernyataan negatif tentang rambut yang dikepang-kepang, emas, atau mutiara harus jangan dipahami sebagai larangan mutlak terhadap rambut berkepang atau emas atau mutiara mana saja. Simaklah dengan cermat ungkapan yang Paulus gunakan. Itu merupakan gaya bahasa ketimuran dimana suatu perbandingan dibuat bersama dengan suatu larangan ("jangan") dan penegasan (yang mengikuti "tetapi"). Kata keterangan "jangan" dipakai untuk menolak, sementara konjungsi "tetapi" dipakai untuk meneguhkan. Sesuatu ditolak (namun tidak untuk dipahami dalam pengertian mutlak) dengan maksud untuk meneguhkan apa yang mengikuti konjungsi itu. Ketika konstruksi itu dipakai, jika orang memahami larangan itu dalam pengertian mutlak, maka ia akan berayun ke satu sisi yang ekstrim. Sebagai contoh, saya bisa berkata, "Saya tidak pulang ke rumah, tetapi saya pergi ke kelas." Akankah Anda menyimpulkan bahwa saya tidak pernah pulang ke rumah? Saya menolak yang satu dengan maksud untuk menekankan yang lain. Ketidakpulangan saya bukanlah dalam pengertian yang mutlak meskipun bahasanya sendiri bersifat mutlak. Simaklah bentuk bicara ini dalam nas-nas seperti Yohanes 6:27; 1Korintus 1:17; 1Petrus 3:3, 4; Roma 12:2; Matius 6:19, 20, maupun 1Timotius 2:9-13. Relatif terhadap beberapa nas ini orang telah merespon dengan tafsiran yang mengarah kepada sisi esktrim dengan menolak menyimpan uang di dalam bank (jangan menyimpan harta di bumi), beberapa macam asketikisme (jangan serupa dengan dunia ini), atau menolak baptisan sebagai unsur penting untuk diselamatkan (sebab Paulus diutus bukan untuk membaptis). Pola penyalahgunaan ini telah dikaitkan dengan 1Korintus 14:34, yang akan dibahas dengan ayat 11 sampai 15 dari konteks ini. Dalam nas ini (2:9, 10), Paulus sedang mendorong kaum wanita untuk merias diri mereka dengan sifat mulia daripada dengan pakaian yang mahal, dengan penguasaan diri berstandar tinggi dan bijaksana daripada dengan mutiara atau minyak wangi. Utamakanlah hal utama. Jalanilah kehidupan yang seimbang bagi kemuliaan Allah.
- 24 Bisakah adat-istiadat membantu menentukan jenis pakaian yang sopan? Bisakah pakaian tertentu bersifat sopan dalam suatu zaman dan tidak sopan pada zaman lainnya? Bisakah pakaian tertentu bersifat sopan dalam satu negara (atau satu wilayah suatu negara) dan tidak sopan dalam negara lain. Bisakah beberapa pakaian bersifat sopan bagi suatu kesempatan dan tidak sopan untuk kesempatan lain? Inilah pertanyaan yang penting: Apakah di depan umum ada beberapa jenis pakaian yang selalu terlihat sopan dan jenis lainnya tidak sopan? Haruskah orang Kristen mengenakan pakaian yang meragukan (1Tesalonika 5:21, 22)?
- 25 Kesalehan (Yun.: theosebeia)-"… sikap hormat untuk Allah, kesalehan, agama" (Arndt and Gingrich, 358).
- 26 Kesopanan (Yun.: aidos)-"… perasaan malu … rasa hormat .… Sering dikatakan bahwa [sikap] mendahului dan mencegah tindakan yang memalukan … [sikap] akan selalu mencegah pria baik dari tindakan yang tidak pantas" (Thayer, 14).
- 27 Kehati-hatian (Yun.: sophrosune)-"kesehatan pikiran, perasaan baik, kesehatan jiwa … kendali diri, ketenangan" (Abbott-Smith, 438).
- 28 Belajar (Yun.: manthano )-"… meningkatkan pengetahun seseorang … dikaruniai pengetahuan tentang Kristus … mendengarkan, diberitahu, … belajar lewat kebiasaan dan praktik" (Thayer, 388-89).
- 29 Simaklah dengan cermat pelbagai definisi berikut ini mengenai "dengan tenang" (Yun.: hesuchia )-"… ketenangan: gambaran kehidupan seseorang yang tinggal di rumah melakukan pekerjaannya, dan tidak suka ikut campur urusan orang lain .… Diam" (Thayer, 281); "… tenang, keheningan, istirahat … kehidupan yang tenang … keheningan" (Robinson, 327); "Mempertahankan keadaan diam, dengan fokus yang tepat ke atas sikap yang terlibat-tidak berkata apa-apa, tetap diam" (Johannes P. Louw and Eugene A. Nida, Greek-English Lexicon of the New Testament [New York: United Bible Societies, 1989, (33, 119]), 2:402.
- 30 Ketundukan (Yun.: hupotasso)-"mengatur di bawah, menempatkan lebih rendah; … menundukkan diri, menaati; tunduk di bawah kendali seseorang; menuruti teguran atau nasihat seseorang" (Thayer, 645).
- 31 Memperlihatkan otoritas (Yun.: authenteo)-"punya otoritas atas … 1Timotius 2:12" (Robinson, 106). Karena dalam beberapa contoh wanita boleh mengajar, bisakah ia memiliki "kuasa" (atau otoritas) atas pria, atau haruskah kata "tidak" dalam kasus itu bersifat mutlak? Bolehkah wanita dengan membagi kebenaran membimbing pria (lihat Kisah 18:24-26)? Bolehkah wanita menjawab pertanyaan di dalam kelas Alkitab dan atas dasar kebenaran mengarahkan pikiran pria? Bolehkah wanita mengarahkan para tamu (termasuk kaum pria) ke meja sehingga mereka bisa duduk di tempat yang tepat? Bolehkah orang memberi pengarahan kepada orang lain dan orang itu masih dalam sikap tunduk? Kitab Suci melarang wanita menjadi penginjil (oleh karena sifat pekerjaan tersebut [Titus 1:5; 2Timotius 4:2-5; 1Timotius 1:3-5]) dan melarang dia menjadi penatua (atau bishop, oleh karena pelbagai persyaratan dan sifat pekerjaan tersebut [1Timotius 3:2; Titus 1:5-9; 1Tesalonika 5:12; Ibrani 13:17]). Namun begitu, marilah kita bersikap hati-hati untuk tidak mematikan kaum wanita dari pelbagai pekerjaan baik yang Tuhan ingin mereka kerjakan.
- 32 Melahirkan anaknya (Yun.: dia tes teknogonias)- genitive, feminine
- 33 Pandangan ini ditegaskan dalam buku karangan Victor Hoven, The New Testament Epistles (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1959), 90, dan Charles J. Ellicott, Ellicott's Commentaries on The Epistles of Saint Paul, vol. 2, Philippians, Colossians, Philemon, 1 Timothy, 2 Timothy, Titus (Philadelphia: Warren F. Draper, 1868), 54.
- 34 Pengudusan (Yun.: agiasmos)- "pentahbisan" (Thayer, 6).
Pengarang: Dayton Keesee
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: 1 Timotius (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 W. E. Vine, Merrill F. Unger, and William White, Jr., Vine's Complete Expository Dictionary of Old and New Testament Words (N...
Catatan Akhir:
- 1 W. E. Vine, Merrill F. Unger, and William White, Jr., Vine's Complete Expository Dictionary of Old and New Testament Words (Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1985), 62.
- 2 Walter Bauer, A Greek -English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature , 3rd ed., rev. and ed. Frederick William Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 213.
- 3 Dalam latar belakang 2:1, proseuchē mencakup aspek doa apa saja yang tidak tercakup oleh tiga kata lain itu, seperti pengakuan dosa-dosa kita.
- 4 Bauer, 878.
- 5 Ibid., 339-40. Dalam latar belakang lainnya, enteuxis dapat menjadi "doa" pada umumnya (4:5); tapi dalam 2:1, penekanannya adalah pada jenis doa tertentu.
- 6 Lihat Kisah Para Rasul 19:23-41.
- 7 Bauer, 81.
- 8 Ibid., 79.
- 9 Ungkapan "semua pembesar" dapat membuat kita memikirkan cakupan yang luas tentang berbagai tokoh berkuasa, termasuk guru sekolah dan yang lainnya; tapi yang kemungkinan besar Paulus maksudkan adalah para penguasa sipil.
- 10 Bauer, 439.
- 11 Ibid., 440-41.
- 12 Don DeWelt, Paul's Letters to Timothy and Titus, Bible Study Textbook (Joplin, Mo.: College Press, 1961), 49.
- 13 Vine, Unger, and White, 272.
- 14 Bauer, 412.
- 15 Walter W. Wessel and George W. Knight III, Notes on 1 and 2 Timothy, The NIV Study Bible, ed. Kenneth Barker (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1985), 1837.
- 16 Bauer, 919.
- 17 Mengenai kata "baik," lihat komentar tentang 1:8.
- 18 Bauer, 109.
- 19 "Allah Juruselamat kita" adalah konsep Perjanjian Lama umum, tetapi itu jarang ditemukan dalam Perjanjian Baru. Ungkapan khusus "Allah Juruselamat kita" terutama muncul dalam 1 Timotius dan Titus (1 Tim. 1:1; 2:3; Tit. 1:3; 2:10; 3:4).
- 20 Bauer, 982-83.
- 21 Ibid., 447.
- 22 Vine, Unger, White, 348.
- 23 Kemungkinan besar, perbedaan itu disengaja: Guru-guru palsu hanya membagi "pengetahuan khusus mereka" dengan beberapa orang pilihan.
- 24 Pernyataan tentang "Allah yang esa" ini berbeda dengan pendapat yang belakangan dalam satu cabang Gnostikisme yang menganut kepercayaan kepada dua Allah: Allah yang lebih rendah dalam Perjanjian Lama dan Allah yang unggul dalam Perjanjian Baru.
- 25 William Barclay, The Letters to Timothy, Titus, and Philemon, rev. ed., The Daily Study Bible (Philadelphia: Westminster Press, 1975), 62.
- 26 Vine, Unger, and White, 400; William Hendriksen, Exposition of The Pastoral Epistles, New Testament Commentary (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1965), 97.
- 27 Bauer, 634.
- 28 Gordon D. Fee, 1 and 2 Timothy, Titus, A Good News Commentary (San Francisco: Harper & Row, 1984), 29.
- 29 David Lipscomb and J. W. Shepherd, A Commentary on the New Testament Epistles, vol. 5 (Nashville: Gospel Advocate Co., 1942), 140. Beberapa orang tidak percaya bahwa teks itu mengajarkan bahwa Yesus masih seorang manusia. Namun begitu, semua setuju bahwa perjalanan Yesus sebagai manusia secara unik mempersiapkan Dia untuk pekerjaan-Nya sebagai mediator kita.
- 30 Lutron menunjukkan "harta yang hilang" (dari lu÷w, luō, "hilang").
- 31 Bauer, 87.
- 32 Ibid., 1030.
- 33 Perlunya tebusan dijelaskan dalam David L. Roper, Romans 1-7: A Doctrinal Study, Truth for Today Commentary (Searcy, Ark.: Resource Publications, 2013), 226-35, 251-53.
- 34 Dalam satu pengertian, Kristus telah mati untuk semua orang (1 Pet. 3:18). Dalam pengertian lain, Ia mati bagi mereka yang menerima pengorbanan-Nya (Efe. 5:25), karena inilah satu-satunya kelompok orang yang akan memperoleh manfaat dari kematian-Nya.
- 35 Mengenai kata "kesaksian" ( martu÷rion, marturion), lihat komentar tentang 2 Tim. 1:8.
- 36 Mengenai ungkapan "pada waktu yang tepat," lihat komentar tentang Tit. 1:3.
- 37 Bauer, 1003-4.
- 38 Ibid., 543.
- 39 Dalam beberapa hal, pekerjaan dan tanggung jawab seorang bentara adalah mirip dengan seorang duta besar (lihat Efe. 6:20).
- 40 Mengenai kata apostolos , lihat komentar tentang 1:1.
- 41 Bauer, 276.
- 42 "Oleh karena itu" dapat mengacu kembali kepada 2:7-kepada tugas Paulus sebagai pemberita injil, rasul, dan guru. Sebagai seorang bentara yang ditunjuk Allah, Paulus akan segera mengeluarkan perintah.
- 43 Bauer, 182.
- 44 J. N. D. Kelly, The Pastoral Epistles, Harper's New Testament Commentaries (San Francisco: Harper & Row, 1960), 65.
- 45 Bauer, 79.
- 46 Walter L. Liefeld, 1 & 2 Timothy, Titus, The NIV Application Commentary (Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 1999), 92.
- 47 J. W. Roberts, Letters to Timothy, The Living Word (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1964), 21.
- 48 Hendriksen, 105. Apakah Paulus sedang mengatakan bahwa kaum perempuan harus jangan berdoa selama ibadah umum? Tidak, tapi ia ingin mereka seperti Hana, yang bicara dalam hatinya (1 Sam. 1:13).
- 49 Kelly, 66.
- 50 Carl Spain, The Letters of Paul to Timothy and Titus, The Living Word Commentary (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1970), 46.
- 51 Pengecualian adalah ketika seseorang "berdoa" dengan sikap acuh tak acuh yang tercermin dalam bahasa tubuhnya.
- 52 Beberapa penulis menarik garis paralel dengan Roma 16:16. Penekanan pada bagian pertama ayat itu tidak pada ciuman, yang merupakan cara umum memberi salam, tetapi pada "kesucian" ciuman itu; itu harus tulus dan tidak munafik.
- 53 Paul Leslie Garber, "Hand," in The International Standard Bible Encyclopedia, rev. ed., ed. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1982), 2:610.
- 54 Bauer, 728.
- 55 Orang yang berdoa tidak dapat sempurna, karena kita semua berdosa (1 Yoh. 1:8, 10) tapi ia memang perlu memiliki hasrat yang membara untuk menyukakan Allah. Itu termasuk berpaling kepada Dia dalam penyesalan ketika ia berdosa (1 Yoh. 1:9).
- 56 Bauer, 720.
- 57 Vine, Unger, and White, 26.
- 58 Bauer, 232-33.
- 59 John R. W. Stott, Guard the Truth: The Message of 1 Timothy & Titus, The Bible Speaks Today (Downers Grove, Ill.: InterVarsity Press, 1996), 74.
- 60 Kaum perempuan sekarang ini membentuk 49,6 persen populasi dunia (diakses December 5, 2016, http://data.world bank.org/indicator/SP.POP. TOTL.FE.ZS).
- 61 Satunya pusat debat penafsiran yang signifikan tentang bahasa kurang jelas dari ayat 15.
- 62 Luke Timothy Johnson, 1 Timothy, 2 Timothy, Titus, Knox Preaching Guides (Atlanta: John Knox Press, 1987), 62.
- 63 Para penulis yang sama tidak percaya bahwa 1 Timotius 3 dan nas-nas yang terkait memberi kita pola yang ditetapkan oleh Allah untuk kepemimpinan gereja sekarang ini.
- 64 Lihat 1 Kor. 1:2; 2 Kor. 2:14; 1 Tes. 1:8.
- 65 Liefeld, 93.
- 66 "Aku ingin" telah ditambahkan oleh penerjemah. itu dipasok dari 2:8.
- 67 Bauer, 208-9.
- 68 Dari kata Yunani inilah timbul kata "kosmetik."
- 69 Bauer, 560.
- 70 Hendriksen, 105.
- 71 Dalam sejumlah terjemahan, kosmios adalah kata yang diterjemahkan "sopan" atau "dengan sopan" (lihat KJV; NKJV; NIV).
- 72 Bauer, 25.
- 73 The American Heritage Dictionary , 5th ed. (2012), s.v. "convention."
- 74 Bauer, 987.
- 75 Kata "belaka" ditambahkan oleh penerjemah karena ini arti ini jelas terlihat dari konteksnya.
- 76 Hendriksen, 107.
- 77 Pliny Natural History 9.58.
- 78 Kita harus peduli tentang mengenakan pakaian yang sesuai di manapun kita berada, tetapi penekanan dalam teks ini adalah pada pakaian yang sesuai dalam ibadah.
- 79 Bauer, 861.
- 80 Ibid., 356; Vine, Unger, and White, 490-91.
- 81 Bauer, 452.
- 82 Hal-hal lain bisa saja ditambahkan, seperti halnya kata-kata mereka (lihat 5:13).
- 83 Dalam 1 Korintus 14, kata untuk "gereja" ( ejkklhsi÷a, ekklēsia) mengacu pada "perhimpunan … Kristen"(Bauer, 303). Kata-kata jemaat "berkumpul" dan kamu "berkumpul" muncul dalam ayat 23 dan 26 dari pasal itu.
- 84 Bauer, 384-85.
- 85 Archibald Thomas Robertson, Word Pictures in the New Testament, vol. 4, The Epistles of Paul (New York: Harper & Brothers, 1931), 570.
- 86 Vine, Unger, and White, 619; Bauer, 241.
- 87 Nama Priskila dicantumkan lebih dulu, yang beberapa orang yakini sebagai petunjuk bahwa ia memegang pimpinan dalam instruksi ini.
- 88 Nubuat adalah salah satu karunia mujizatiah dari zaman Perjanjian Baru (1 Kor. 12:10), yang diberikan melalui penumpangan tangan rasul-rasul (Kisah 8:18).
- 89 Raymond C. Kelcy, First Corinthians, The Living Word (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1967), 50.
- 90 Pembacaan Kitab Suci secara terbuka disertakan dalam petunjuk Paulus tentang pemberitaan injil (4:13).
- 91 Di zaman dulu, beberapa orang menggunakan ungkapan KJV "merebut kekuasaan" dalam ayat 12 dan menegaskan bahwa jika seorang laki-laki meminta seorang perempuan untuk mengajar di dalam perhimpunan itu, maka perempuan itu tidak "merebut" kekuasaannya. Teks Yunani hanya berbunyi "memiliki otoritas" atau "memerintah"; tidak ada implikasi atau siratan tentang "merebut." Tidak ada manusia yang memiliki hak untuk membolehkan apa yang rasul Paulus, melalui pengilhaman, tidak bolehkan.
- 92 Bauer, 150.
- 93 Ibid., 1041.
- 94 Vine, Unger, and White, 606.
- 95 Bauer, 1041.
- 96 Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary: New Testament, vol. 2 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 217.
- 97 Dari nas-nas lain, kita tahu bahwa seorang perempuan harus melakukan hal-hal lain di dalam ibadah, seperti menyanyi (Efe. 5:19) dan mengambil bagian Perjamuan Tuhan (1 Kor. 11:23-34); tetapi instruksi Paulus di sini berkaitan dengan bagian pengajaran/khotbah dari pelayanan ibadah.
- 98 Beberapa terjemahan memulai kalimat itu dengan kata "marilah," yang mungkin meninggalkan kesan bahwa alur tindakan itu bersifat pilihan.
- 99 Bauer, 440. "Dengan tenang" (hēsuchia) berhubungan dengan kata "tenang" ( hJsu÷cioß, hēsuchios) dalam 2:2.
- 100 Ibid., 615.
- 101 Banyak komentator telah mencatat bahwa ini adalah salah satu berkat dari dari agama Kristen. Orang Yahudi tidak mengizinkan perempuan mempelajari Taurat, tetapi agama Kristen memberikan kaum laki-laki dan kaum perempuan hak istimewa untuk mempelajari Firman Allah.
- 102 Bruce Morton, Deceiving Winds (Nashville: 21st Century Christian, 2009), 199.
- 103 Patut dicatat bahwa Paulus menerima semua peristiwa ini sebagai sejarah.
- 104 Dari sudut pandang kita, Adam bahkan lebih bersalah karena ia telah berbuat dosa dengan kesadaran penuh bahwa ia sedang tidak menaati Allah.
- 105 Kesimpulan yang disesalkan yang dibuat oleh beberapa komentator di masa lalu adalah bahwa kisah kejatuhan manusia dalam dosa membuktikan bahwa kaum perempuan lebih mudah ditipu dan karena itu tidak layak bagi peran kepemimpinan.
- 106 Pengecualian bagi hal ini adalah para penulis yang menyiratkan Paulus sedang mengatakan bahwa semua perempuan hanya berguna karena melahirkan anak.
- 107 Bauer, 982-83.
- 108 Kata Yunani "melahirkan anak" ( teknogoni÷aß, teknogonias) berbentuk genitive case.
- 109 D. F. Hudson, Teach Yourself New Testament Greek (London: English Universities Press, 1960), 106; itu sama dengan mengatakan "oleh, lewat, melalui" (Bauer, 224).
- 110 Hudson, 106; Bauer, 223.
- 111 Dave Miller, "The Role of Women in the Church," Spiritual Sword 24, no. 1 (October 1992): 23.
- 112 Avon Malone, "An Exegetical and Devotional Commentary: 1 Timothy 2:11-15," in The Preacher's Periodical 3 (March 1983): 32. Malone mengilustrasikan maksudnya dengan menulis bahwa perintah "beritakanlah firman" (2 Tim. 4:2) dapat dipahami sebagai puncak dari peran pengkhotbah, terlepas dari fakta bahwa seorang pengkhotbah berbuat lebih banyak daripada itu.
- 113 Kata "bertekun" adalah dari kata kerja Yunani jamak ( mei÷nwsin, meinōsin), yang meminta subjek jamak juga ("mereka").
- 114 Bauer, 630-31.
- 115 Lihat 1 Tim. 1:5.
- 116 Kata-kata "tidak suci" (1 Tim 1:9; NASB) dan "suci" (1 Tim 2:8) berasal dari kata yang berbeda: o¢sioß (hosios).
- 117 Bauer, 9-10.
- 118 Vine, Unger, and White, 307.
- 119 Bauer, 987.122
- 120 Disadur dari Wayne E. Shaw, Pastoral Epistles, Solid Foundation Sermon Starters (Cincinnati: Standard Publishing Co., 1999), 19-20.
- 121 Nas-nas kunci lainnya tentang orang Kristen dan pemerintahan sipil mencakup Roma 13:1-7 dan 1 Petrus 2:13-17.
- 122 Stott, 62.
- 123 "Ia/dia/nya" digunakan dalam ayat ini secara umum. Beberapa negara memiliki pemimpin perempuan.
- 124 Pax Romana (kedamaian Romawi) di zaman Perjanjian Baru membolehkan para misionaris melakukan perjalanan secara bebas ke seluruh dunia yang beradab.
- 125 Misalnya, orang Kristen abad pertama yang menjadi budak tetap menjadi budak dan memiliki tanggung jawab tertentu kepada tuannya yang diberikan olrh Allah (Efe. 6:5-8; 1 Tim. 6:1, 2).
- 126 T. R. Applebury, Studies in First Corinthians, Bible Study Textbook (Joplin, Mo.: College Press, 1963), 205.
- 127 J. D. Thomas, First Corinthians, The Way of Life (Abilene, Tex.: Biblical Research Press, 1984), 35.
- 128 Kelly, 70. Kelly sedang mengutip dari Irenaeus Against Heresies 1.24.2.
- 129 Kelcy, 50.
- 130 W. E. Vine, 1 Corinthians (London: Oliphants, 1951), 147.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2018 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS YANG PERTAMA KEPADA TIMOTIUS
PENGANTAR
Timotius adalah seorang Kristen yang masih muda di Asia Kecil, yang telah
menjadi kawan dan pemb
SURAT PAULUS YANG PERTAMA KEPADA TIMOTIUS
PENGANTAR
Timotius adalah seorang Kristen yang masih muda di Asia Kecil, yang telah menjadi kawan dan pembantu Paulus dalam pekerjaan Paulus. Ayah Timotius seorang Yunani dan ibunya Yahudi. Dalam Surat Paulus Yang Pertama \\Kepada Timotius\\, dibentangkan tiga hal yang ada sangkut pautnya satu sama lain.
Pertama-tama ialah peringatan kepada Timotius terhadap ajaran-ajaran salah yang terdapat di dalam jemaat. Ajaran-ajaran itu merupakan campuran faham Yahudi dan faham bukan Yahudi berdasarkan kepercayaan bahwa semesta alam sudah jahat, dan keselamatan hanya dapat diperoleh kalau orang mempunyai pengetahuan tentang rahasia tertentu, dan mentaati peraturan- peraturan seperti misalnya peraturan tidak boleh kawin, pantang makanan- makanan tertentu dan lain sebagainya.
Kedua, ialah petunjuk-petunjuk kepada Timotius mengenai pengurusan jemaat dan mengenai ibadat. Dijelaskan baginya sifat-sifat orang yang boleh menjadi penilik dan pembantu jemaat. Akhirnya Timotius diajar mengenai bagaimana ia dapat menjadi seorang hamba Yesus Kristus yang baik dan mengenai tanggung jawabnya terhadap setiap golongan orang yang menjadi anggota jemaat.
Isi
- Pendahuluan
1Tim 1:1-2 - Petunjuk-petunjuk mengenai jemaat dan para pengurusnya
1Tim 1:3-3:16 - Petunjuk-petunjuk kepada Timotius mengenai pekerjaannya
1Tim 4:1-6:21
Ajaran: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti isi Kitab I Timotius dan melakukan kebenaran
Firman Tuhan dalam kehidupan mereka.
Pendahuluan
Penulis
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti isi Kitab I Timotius dan melakukan kebenaran Firman Tuhan dalam kehidupan mereka.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 63 Masehi.
Penerima : Seorang pendeta muda yang bernama Timotius, di kota Efesus. (Dan juga semua jemaat Kristen di dunia). Keadaan di jemaat Efesus: ada orang yang menjadi guru, tetapi tidak tahu Firman Allah. Mereka menyimpang dari ajaran Alkitab. Kehidupan rohani yang tidak bertumbuh. Juga ada persoalan-persoalan pribadi dan persoalan kepemimpinan dalam ibadah jemaat.
Isi Kitab: Kitab I Timotius terbagi atas 6 pasal. Kitab ini ditulis untuk meminta Timotius tetap tinggal di Efesus, agar Timotius menasehati orang-orang tertentu yang mengajarkan ajaran lain, dan membicarakan dongeng-dongeng yang justru membawa masalah bagi jemaat (/TB 1Tim
1:3-4). Tujuan khusus, ialah Paulus hendak menguatkan iman Timotius karena mungkin banyak orang tidak mau mendengarkan Timotius. Mereka itu adalah orang-orang yang mau menjadi pemimpin tetapi sebenarnya tidak mengenal Firman Allah.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab I Timotius
Pasal 1 (1Tim 1:1-20).
Pengajaran tentang tugas seorang pendeta jemaat setempat
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Tim 1:1-2. _Tanyakan_: Siapakah yang memerintahkan Rasul Paulus untuk memberitakan Injil? Siapakah yang memerintahkan saudara untuk memberitakan Injil?
- Bacalah pasal 1Tim 1:3-10. _Tanyakan_: Apakah yang harus dikerjakan oleh Timotius (tugas- tugas yang harus ia laksanakan)? Apakah saudara seorang pendeta? Bagaimanakah caranya Timotius menghadapi pengajar-pengajar sesat? Bagaimanakah caranya saudara menghadapi pengajaran-pengajaran yang sesat?
Pasal 2 (1Tim 2:1-15).
Pengajaran tentang ibadah jemaat dan sikap di dalam beribadah
Dalam bagian ini dijelaskan mengenai isi doa anggota jemaat dan bagaimana sikap laki-laki ketika beribadah dan bagaimana sikap seorang perempuan di dalam ibadah.
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Tim 2:1-7. _Tanyakan_: Apakah yang dikehendaki. Allah dari doa anggota jemaat? Apakah isi doa jemaat yang diperintahkan dalam ayat-ayat itu?
- Bacalah pasal 1Tim 2:8-15. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap seorang laki-laki ketika beribadah kepada Allah? Bagaimanakah sikap seorang wanita ketika beribadah dalam kebaktian? Apakah perhiasan yang indah di hadapan Tuhan?
Pasal 3 (1Tim 3:1-16).
Pengajaran tentang syarat-syarat pekerja-pekerja gereja (Penatua/diaken)
Dalam bagian ini Rasul Paulus memberikan syarat-syarat seseorang yang akan dipilih menjadi pekerja-pekerja gereja, penatua, dan diaken. Tetapi walaupun demikian syarat-syarat ini juga merupakan pembuktian kedewasaan rohani setiap orang Kristen.
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Tim 3:1-7. _Tanyakan_: Sebutkanlah dengan lengkap semua syarat seorang penilik jemaat dan apakah hal itu ada pada saudara.
- Bacalah pasal 1Tim 3:8-13. _Tanyakan_: Sebutkanlah dengan lengkap semua syarat untuk menjadi seorang diaken dan apakah hal itu sudah ada pada saudara.
Pasal 4-6 (1Tim 4:1-6:21).
Pengajaran tentang kehidupan seorang hamba Tuhan dan setiap orang Kristen
Dalam bagian ini dijelaskan bahwa seorang hamba Tuhan haruslah menjadi seorang hamba Tuhan Yesus Kristus yang baik, yaitu tekun dalam mengajar dan setia kepada kebenaran Firman Allah. Dan kehidupannya haruslah dapat menjadi teladan setiap orang, khususnya dalam pergaulannya dengan semua anggota jemaat.
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Tim 4:1-16. _Tanyakan_: Apakah yang dikatakan oleh Roh Kudus pada hari kemudian? Lihat ayat 1-4 (1Tim 4:1-4). Apakah yang diperintahkan dalam ayat 11-12? (1Tim 4:11-12) Apakah hal itu sudah saudara lakukan?
- Bacalah pasal 1Tim 5:1-16. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap terhadap seorang janda?
- Bacalah pasal 1Tim 5:17-24. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap terhadap penatua-penatua yang baik? (lihat ayat 17; 1Tim 5:17) Bagaimanakah sikap terhadap tuduhan yang dijatuhkan orang lain kepada seorang penatua?
- Bacalah pasal 1Tim 6:2-10. _Tanyakan_: Apakah nasehat tentang bersilat lidah? Apakah akibat daripada memburu uang? (lihat ayat 10; 1Tim 6:10).
- Apakah akhir kitab ini? (Bacakan pasal 1Tim 6:19-20).
II. Kesimpulan
Dalam I Timotius diajarkan dengan jelas akan kehidupan dari setiap orang Kristen dalam melayani jemaat atau Gereja, baik ia seorang pendeta, penatua, maupun anggota jemaat biasa. Ada empat hal penting yang Rasul Paulus ingatkan kepada Timotius:
- _Larilah_ dari pertengkaran/pertentangan dan cinta akan uang.
- _Carilah_ buah-buah Roh.
- _Lawanlah_ ajaran sesat dengan iman yang teguh.
- _Peliharalah_ Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus, denga melaksanakannya dalam sukacita.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab I Timotius?
- Apakah jabatan Timotius?
- Bagaimanakah keadaan jemaat saudara? Apakah jemaat saudara suda menuruti Firman Allah yang ada dalam I Timotius?
- Sudahkah saudara mengajarkan/berusaha melakukan syarat-syarat atau tanda tanda orang Kristen yang dewasa dalam rohani? (lihat pasal 1Tim 3:1-13).
Intisari: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) Buku pegangan untuk para pemimpin Kristen
SURAT PENGGEMBALAAN.Tiga pucuk surat, I dan II Timotius serta Titus, dikenal sebagai surat penggembalaan, s
Buku pegangan untuk para pemimpin Kristen
SURAT PENGGEMBALAAN.
Tiga pucuk surat, I dan II Timotius serta Titus, dikenal sebagai surat penggembalaan, sebab sebagian besar isinya merupakan nasihat yang diberikan oleh seorang gembala yang dewasa kepada orang-orang yang lebih muda yang untuk gilir berikutnya akan membimbing orang-orang lain untuk memikul tugas penggembalaan jemaat.
TIMOTIUS.
Ayah Timotius adalah seorang Yunani, tetapi ibunya seorang Yahudi. Ia bertobat pada usia kurang lebih lima belas tahun, ketika Rasul Paulus mengunjungi kota asalnya, Listra (Kis 16:1-3; 1Tim 1:2). Tujuh tahun kemudian ia ikut dalam pelayanan penginjilan Paulus dan terjalinlah hubungan persahabatan yang sangat erat antara Paulus yang saat itu sudah berumur kira-kira tujuh puluh tahun dengan rekannya yang lebih muda. Setelah pemenjaraan Paulus yang pertama, ia mengunjungi beberapa tempat antara lain Efesus, dan karena tidak dapat lama berada di sana ia meninggalkan Timotius untuk memikul pelayanan di sana. Ketika ditinggal sendirian Timotius mendapatkan ujian yang sangat berat, karena sebelumnya ia sangat bergantung kepada nasihat Paulus. Sifatnya agak pemalu dan peka. Paulus menulis surat kepadanya dari Korintus untuk mendorong dia dan memberikan beberapa nasihat. Ayat kunci kitab ini adalah 1Ti 3:15. Paulus sangat ingin melihat anak rohaninya memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang pemimpin Kristen. Ia berkeinginan supaya dalam segala hal Timotius dapat memberi teladan kepada jemaat yang mengharapkan kepemimpinannya (1Tim 4:12).
CIRI-CIRI KHUSUS.
Ada beberapa kata dan frasa yang hanya terdapat dalam surat-surat penggembalaan, seperti 'Allah Juruselamatku' (1Tim 1:1; 2:3; 4:10; Tit 1:3; 2:10, 13; 3:4) dan petunjuk-petunjuk pada 'peribahasa' yang perlu mendapat perhatian khusus (1Tim 1:15; 3:1; 4:9, 10; 2Tim 2:11-13; Tit 3:8). Surat-surat penggembalaan ini senantiasa menjadi sumber pembangkit semangat dan nasihat praktis bagi para pekerja Kristen.
Pesan dan Penerapan
1. Gereja harus diperingatkan terhadap ajaran sesat.o Ajaran sesat sudah merupakan ancaman sejak permulaan (13-7) dan seringkali
sangat erat hubungannya dengan tingkah laku yang salah. 1Ti 1:8-11
o Kehidupan yang diubahkan oleh kasih karunia Allah merupakan jawaban yang
paling efektif. 1Ti 1:12-17
o Guru-guru palsu perlu didisiplin. 1Ti 1:20
2. Pentingnya doa.
o Doa harus melibatkan semua orang. 1Ti 2:1
o Doa untuk para penguasa merupakan prioritas. 1Ti 2:2
o Doa harus didukung dengan hidup yang sesuai. 1Ti 2:8-10
3. Petunjuk-petunjuk untuk para penilik jemaat.
o Penilik jemaat harus orang yang tak bercacat dalam masyarakat dan kehidupan
keluarganya terhormat. 1Ti 3:1-7
o Para diaken harus memiliki moral yang tak bercela dan memenuhi persyaratan
rohani. 1Ti 3:8-13
4. Seorang pendeta harus...
o Memiliki kearifan rohani. 1Ti 4:1-5
o Memberi petunjuk yang jelas tentang ajaran sesat. 1Ti 4:6, 7
o Memperhatikan nilai kesalehan. 1Ti 4:8-10
o Menjadi teladan bagi jemaat. 1Ti 4:11-15
o Mengatur prioritas yang tepat. 1Ti 4:16
o Berhati-hati memperlakukan orang lain.1Ti 5:1-22
o Menyiagakan kesehatan yang baik. 1Ti 5:23
5. Pesan terakhir.
o Praktislah dalam pengajaran. 1Ti 6:1, 2
o Jauhilah ketamakan akan harta. 1Ti 6:6-10
o Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar. 1Ti 6:12
o Bertekunlah dalam panggilan. 1Ti 6:20
Tema-tema Kunci
1. Ajaran sesat.
Perjanjian Baru penuh dengan peringatan terhadap ajaran sesat. Dunia dewasa ini sedang ditantang oleh berbagai macam 'isme' dan 'ideologi'. Dalam zaman yang mudah bertoleransi ini, peringatan para rasul perlu mendapatkan perhatian yang serius. Ketulusan saja tidak cukup: kita harus 'menguji roh-roh itu' (1 Yoh. 4:1). Perhatikan berbagai petunjuk dalam Perjanjian Baru tentang guru-guru palsu - (misalnya, Kis 20:28-30; Mat 24:4, 5, 23, 24; 2Yoh 1:7-11). Kegagalan untuk mengerti siapa dan apa yang dilakukan oleh Kristus merupakan akar dari hampir semua ajaran palsu - mengenai hal ini - lihat 1Timotius 3:16.
2. Doa.
Seringkali doa-doa kita hanya terbatas untuk lingkungan keluarga dekat saja, tetapi di sini kita didorong untuk berdoa jauh lebih luas lagi. Para penguasa harus mendapat tempat yang istimewa dalam doa-doa kita. Perlu juga diingat bahwa penguasa pada masa itu adalah Kaisar Nero! Di dalam doa kita berhubungan langsung dengan Allah, tetapi jika doa-doa kita ingin berhasil maka doa-doa itu harus didukung dengan kehidupan yang 98 sepadan. Tangan yang kita angkat untuk berdoa haruslah 'tangan-tangan yang kudus'. Perhatikanlah sikap praktis dan cara-cara untuk memastikan bahwa doa-doa kita tidak menjadi picik. Kapan kita terakhir berdoa untuk para pemimpin pemerintah kita?
3. Kepemimpinan.
Jika gereja ingin memuliakan Allah, maka gereja itu harus mempunyai pola kepemimpinan yang benar. Perhatikan persyaratan rohani dan moral yang ditekankan oleh Rasul Paulus. Perhatikan juga bahaya mengangkat petobat baru untuk menduduki posisi yang menuntut tanggung jawab (1Tim 3:6). Bandingkan persyaratan bagi para penatua dan diaken. Perhatikan penekanan pada kehidupan rumah tangga yang baik dan juga pada reputasi pemimpin itu dalam dunia sekuler. Apakah kelemahan gereja merupakan sebagian pencerminan dari kepemimpinannya? Apakah kita cukup berhati-hati dalam memastikan bahwa para pemimpin itu memenuhi persyaratan yang dituntut dalam Perjanjian Baru? Apakah metode pengangkatan pemimpin gereja kita cukup mampu untuk menetapkan orang-orang yang tepat?
Garis Besar Intisari: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) [1] PERLUNYA PENGAJARAN YANG BENAR 1Ti 1:1-20
1Ti 1:1-2Salam
1Ti 1:3-11Peringatan yang tepat waktu
1Ti 1:12-17Kesaksian pribadi
1Ti 1:18-20Tug
[1] PERLUNYA PENGAJARAN YANG BENAR 1Ti 1:1-20
1Ti 1:1-2 | Salam |
1Ti 1:3-11 | Peringatan yang tepat waktu |
1Ti 1:12-17 | Kesaksian pribadi |
1Ti 1:18-20 | Tugas yang serius |
[2] PERLUNYA DOA 1Ti 2:1-15
1Ti 2:1-8 | Orang Kristen yang berdoa |
1Ti 2:9-15 | Pelayanan kaum wanita |
[3] PERLUNYA KEPEMIMPINAN YANG BAIK 1Ti 3:1-16
Syarat-syarat yang diperlukan dari seorang pemimpin Kristen.
[4] PERLUNYA KEARIFAN ROHANI 1Ti 4:1-16
1Ti 4:1-6 | Untuk memberi peringatan kepada orang lain |
1Ti 4:7-16 | Untuk melatih disiplin diri |
[5] PERLUNYA PETUNJUK-PETUNJUK PRAKTIS 1Ti 5:1-25
Bagaimana menghadapi berbagai kelompok yang berbeda.
[6] PERLUNYA SIKAP-SIKAP YANG BENAR 1Ti 6:1-21
1Ti 6:1, 2 | Di pihak hamba |
1Ti 6:3-21 | Berbagai petunjuk |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi