Teks -- Mazmur 50:14 (TB)

50:14 Persembahkanlah syukur sebagai korban kepada Allah dan bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi!

Tafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)

BIS: Mzm 50:14 - Persembahkanlah ... Allah

Persembahkanlah ... Allah atau: Berilah syukurmu sebagai persembahan kepada Allah.

Jerusalem: Mzm 50:1-23 - Ibadah yang sejati

Ini sebuah sajak yang dengan tandas menggambarkan pengadilan Allah yang dengan pedas mengecam ibadah lahiriah belaka, serupa dengan kecaman yang banyak dilontarkan para nabi, Ams 5:21; Yes 1:11; Hos 6:6; 14:3; Mik 6:6 dst; Yer 7:31 dst; Mat 1:10; 1Sa 15:22; 1Ta 29:17. Lagu ini terbagi atas tiga bagian yang masing-masing berakhir dengan perkataan Allah yang ditujukan kepada umat, Maz 50:7,14-15; 22-23. bagian pertama, Maz 50:1-7, menggambarkan Allah yang tampil untuk mengadakan pengadilan; dalam bagian kedua, Maz 50:8-15, Allah menandaskan bahwa tidak memerlukan korban atau ibadat umatNya; dalam bagian ketiga, Maz 50:16-23, Allah menuduh, mengecam dan mengancam umatNya karena ibadatnya hanya lahiriah dan pura-pura saja, sehingga perlu mereka bertobat.

Ende: Mzm 50:1-23

Mazmur ini menentang, bukannja ibadat lahir, melainkan ibadat lahir (kurban²) jang tiada berisi lagi. Allah lebih² menghargai kelakuan baik daripada ibadat sadja. Tuhan dibajangkan sebagai seorang pendakwa jang menuduh umatNja didepan pengadilan.

Ref. Silang FULL: Mzm 50:14 - sebagai korban // bayarlah nazarmu // Yang Mahatinggi

· sebagai korban: Ezr 1:4; [Lihat FULL. Ezr 1:4]; Mazm 27:6; [Lihat FULL. Mazm 27:6]

· bayarlah nazarmu: Bil 30:2; [Lihat FULL. Bil 30:2]; Mazm 66:13; [Lihat FULL. Mazm 66:13]; Mazm 76:12

· Yang Mahatinggi: Mazm 7:9

Tafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)

Gill (ID): Mzm 50:14 - Persembahkanlah syukur kepada Tuhan // dan bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi

Persembahkanlah syukur kepada Tuhan,.... Yang merupakan sebuah pengorbanan, Mzm 50:23; dan orang Yahudi mengatakan ^x, bahwa semua pengorbanan akan berhenti di masa yang akan datang, di zaman Mesias, tetapi pengorbanan pujian; dan ini harus dipersembahkan untuk semua rahmat, baik yang temporal maupun spiritual; dan kepada Tuhan, karena semuanya berasal dari-Nya; dan karena pengorbanan semacam itu sangat menyenangkan bagi-Nya, dan tidak lain adalah pelayanan yang wajar bagi kita, dan sesuai dengan kehendak-Nya; dan kemudian dipersembahkan dengan benar ketika dipersembahkan melalui Kristus, Imam Agung, yang oleh-Nya pengorbanan itu diterima oleh Tuhan, dan di atas-Nya adalah altar, yang menguduskan setiap hadiah, dan dengan iman kepada-Nya, tanpa itu tidak mungkin untuk menyenangkan Tuhan. Beberapa menerjemahkan kata "pengakuan" ^y; dan dalam segala syukur diperlukan agar manusia mengakui dosa-dosa dan ketidaklayakan mereka, serta mengakui kebaikan Tuhan, dan memberikan semua kemuliaan kepada-Nya; sebab kepada-Nya, dan hanya kepada-Nya, pengorbanan ini harus dipersembahkan: bukan kepada manusia; karena itu berarti mengorbankan untuk jaringnya sendiri, dan membakar dupa untuk jaringnya;

dan bayar nazarmu kepada Yang Mahatinggi: yang dimaksudkan bukan yang bersifat ritual, seperti nazar orang Nazir; maupun untuk menawarkan pengorbanan tertentu, karena ini dibedakan dan berlawanan dengan pengorbanan hukum ritual yang telah disebutkan sebelumnya; apalagi yang bersifat monastik, seperti nazar selibat, dan pantang dari makanan tertentu pada waktu tertentu; tetapi yang bersifat moral, atau spiritual dan injili; seperti mempersembahkan diri kepada Tuhan dan kepada pelayanan serta ibadah-Nya, di bawah pengaruh dan dalam kekuatan anugerah; yang ditunjukkan dengan mengatakan, aku adalah milik Tuhan, dan menyerahkan diri kepada-Nya dan kepada gereja-gereja-Nya, untuk berjalan dengan mereka dalam semua perintah dan ketetapan-Nya, yang mana kasih dan anugerah-Nya menggerakkan dan mewajibkan; lihat Yes 44:5; dan secara khusus dapat dimaksudkan untuk memberikan kemuliaan dan pujian kepada Tuhan atas setiap rahmat dan pembebasan, seperti yang dijanjikan sebelumnya; maka keduanya disatukan, Mzm 65:1. Kitab Suci ini tidak mewajibkan untuk membuat nazar, tetapi untuk membayar nazar tersebut ketika dibuat; lihat Pengk 5:4; dan dapat merujuk pada segala sesuatu yang dilakukan seseorang dengan cara yang sakral untuk memenuhi kewajiban, terutama dalam hal-hal religius.