Kitab Nehemia adalah salah satu kitab dalam Alkitab yang menceritakan tentang pemulihan Yerusalem setelah pembuangan Babel. Pasal
6 dari Kitab Nehemia berfokus pada upaya musuh-musuh Nehemia untuk menghentikan pembangunan tembok Yerusalem.
Secara historis, pasal ini terjadi sekitar tahun 445 SM, ketika Nehemia, seorang pegawai istana Persia, mendapat izin dari Raja Artahsasta untuk kembali ke Yerusalem dan memimpin upaya pembangunan kembali kota itu.
Dalam konteks budaya, pembangunan tembok Yerusalem adalah penting karena tembok kota merupakan simbol kekuatan dan keamanan. Musuh-musuh Nehemia, seperti Sanbalat dan Tobia, yang merupakan pejabat lokal yang tidak senang dengan pembangunan tersebut, mencoba menghentikan proyek tersebut dengan berbagai cara.
Secara literatur, pasal ini berisi laporan tentang upaya musuh-musuh Nehemia untuk menggagalkan pembangunan tembok. Mereka mencoba menghasut Nehemia agar bertemu dengan mereka di luar kota untuk membunuhnya, atau mengirim surat palsu untuk mencemarkan nama baik Nehemia.
Secara teologis, pasal ini menunjukkan ketekunan dan keberanian Nehemia dalam menghadapi tantangan dan ancaman. Ia tetap setia pada tugas yang diberikan kepadanya oleh Allah untuk membangun kembali tembok Yerusalem, meskipun menghadapi berbagai rintangan.
Sebelum pasal
6, dalam pasal-pasal sebelumnya, Nehemia telah memimpin umat Israel dalam membangun kembali tembok Yerusalem. Mereka menghadapi oposisi dan ancaman dari musuh-musuh mereka, tetapi Nehemia dan umat Israel tetap teguh dalam iman dan kerja keras mereka.
Dalam pasal
6, musuh-musuh Nehemia mencoba menghentikan pembangunan tembok dengan berbagai cara licik. Namun, Nehemia tidak tergoda dan tetap fokus pada tugasnya. Ia menolak untuk bertemu dengan musuh-musuhnya dan terus memimpin umat Israel dalam membangun tembok Yerusalem.
Dengan latar belakang ini, kita dapat melihat bahwa pasal
6 Nehemia menggambarkan perjuangan Nehemia dan umat Israel dalam menghadapi oposisi dan ancaman dalam membangun kembali tembok Yerusalem. Ini juga mengajarkan kita tentang ketekunan, keberanian, dan kepercayaan kepada Allah dalam menghadapi rintangan dalam hidup kita.