Kitab Ester terjadi pada masa pemerintahan Raja Ahasyweros dari Kerajaan Persia pada abad ke-5 SM. Pasal
5 berfokus pada tindakan Ester yang berani mendekati raja untuk memohon belas kasihan dan menyelamatkan umat Yahudi dari rencana jahat Haman.
Secara historis, pada masa itu, orang Yahudi yang tinggal di Kerajaan Persia menghadapi ancaman pembantaian massal oleh Haman, seorang pejabat tinggi di istana. Ester, seorang Yahudi yang menjadi ratu, memutuskan untuk menghadap raja tanpa undangan, yang bisa berakibat fatal jika tidak diterima.
Secara budaya, pada masa itu, menghadap raja tanpa undangan adalah tindakan yang berbahaya dan dianggap melanggar protokol. Namun, Ester mengambil risiko ini karena dia ingin menyelamatkan umat Yahudi.
Secara literatur, pasal-pasal sebelumnya menggambarkan persiapan Ester untuk menghadap raja. Dia berpuasa selama tiga hari bersama dengan umat Yahudi, mempersiapkan dirinya secara fisik dan spiritual sebelum bertindak.
Secara teologis, Kitab Ester menunjukkan bagaimana Tuhan bekerja melalui peristiwa-peristiwa yang tampaknya kebetulan untuk melindungi umat-Nya. Ester adalah alat yang Tuhan gunakan untuk menyelamatkan umat Yahudi dari ancaman Haman.
Dalam ayat-ayat sebelumnya, Ester telah mengundang raja dan Haman ke pesta makan malam dua kali. Pada saat itu, Ester belum mengungkapkan maksud sebenarnya. Ayat-ayat sebelumnya juga menunjukkan ketegangan dan konflik yang ada antara Ester, Haman, dan Mordekhai, paman Ester yang memberikan nasihat kepadanya.
Dalam pasal
5, Ester akhirnya menghadap raja dan memohon belas kasihan. Ayat-ayat berikutnya akan mengungkapkan bagaimana raja merespons permohonan Ester dan bagaimana rencana penyelamatan umat Yahudi terungkap.