Statistik	42 pasal, 1070 ayat, 10.102 kata
Penulis	Tidak Dikenal
Tema	Mengapa Orang Benar Menderita?; Ujian dan penderitaan untuk beroleh berkat, mendidik kita dan tidak selalu merupakan hukuman.
Waktu	Tidak Pasti
Tempat	us dekat Edom
Kata Kunci	Ujian.
Kristus Di Alkitab	Dia adalah Penebus kita yang hidup, "Karena aku tahu penebusku hidup"

Kitab Ayub tergolong sebagai salah satu kitab hikmat dan syair dalam PL: "hikmat" karena membahas secara mendalam soal-soal universal yang penting dari umat manusia; "syair" karena hampir seluruh kitab ini berbentuk syair. Akan tetapi, semua syair ini berdasarkan seorang tokoh sejarah yang nyata (lih. Yeh 14:14,20) dan suatu peristiwa sejarah yang nyata (lih. Yak 5:11). Tempat terjadinya peristiwa dalam kitab ini ialah "tanah Us" (Ayub 1:1) yang kemudian menjadi wilayah Edom, terletak di bagian tenggara Laut Mati atau di sebelah utara Arabia (bd. Rat 4:21); jadi latar belakang sejarah Ayub bersifat Arab dan bukan Ibrani.

Dua tanggal penting hendaknya dipertimbangkan berhubungan dengan kitab Ayub:

1. (1) tanggal kehidupan Ayub sendiri dan peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam kitab ini, dan
2. (2) tanggal penulis kitab ini yang diilhamkan.

Beberapa fakta menunjukkan bahwa Ayub sendiri hidup sekitar zaman Abraham (2000 SM) atau sebelumnya. Fakta-fakta yang paling penting ialah:

1. (1) Ayub masih hidup selama 140 tahun setelah peristiwa-peristiwa dalam kitab ini (Ayub 42:16), yang menyarankan jangka hidup yang hampir 200 tahun (Abraham hidup 175 tahun);
2. (2) kekayaannya dihitung dari jumlah ternak (Ayub 1:3; Ayub 42:12);
3. (3) pelayanannya sebagai imam dalam keluarganya, seperti Abraham, Ishak, dan Yakub (Ayub 1:5);
4. (4) sistem keluarga pimpinan ayah menjadi kesatuan sosial mendasar seperti pada zaman Abraham (Ayub 1:4-5,13);
5. (5) serbuan orang-orang Syeba (Ayub 1:15) dan orang Kasdim (Ayub 1:17) yang cocok dengan zaman Abraham;
6. (6) sering kali (31 kali) penulis memakai nama yang dipakai para patriarkh bagi Allah, yaitu Shaddai (Yang Mahakuasa); dan
7. (7) tidak ada petunjuk sama sekali kepada sejarah Israel atau hukum Musa sehingga memberi kesan tentang zaman pra-Musa (sebelum 1500 SM).

Ada tiga pandangan utama mengenai tanggal kitab ini ditulis. Kitab ini mungkin disusun

1. (1) selama zaman para leluhur (sekitar 2000 SM) tidak lama sesudah semua peristiwa ini terjadi dan mungkin ditulis oleh Ayub sendiri;
2. (2) selama zaman Salomo atau tidak lama sesudah itu (sekitar 950-900 SM), karena bentuk sastra dan gaya penulisannya mirip dengan kitab-kitab sastra hikmat masa itu; atau
3. (3) selama masa pembuangan (sekitar 586-538 SM), ketika umat Allah sedang bergumul mencari arti teologis dari bencana mereka.

Penulis yang tidak dikenal, jikalau bukan Ayub sendiri, pastilah memiliki sumber-sumber lisan atau tertulis yang terinci dari zaman Ayub, yang dipakainya di bawah dorongan dan ilham ilahi untuk menulis kitab ini sebagaimana adanya sekarang. Beberapa bagian dari kitab ini pasti telah diberikan melalui penyataan langsung dari Allah (mis. Ayub 1:6--2:10).

1. I. Prolog Prosa: Krisisnya
   (Ayub 1:1-2:13)
   
1. A. Ayub, Orang Benar yang Takut Akan Allah
   (Ayub 1:1-5)
   
2. B. Percakapan Antara Tuhan Dengan Iblis, dan Berbagai Musibah
   yang Kemudian Menimpa Ayub
   (Ayub 1:6-2:10)
   
3. C. Kunjungan Ketiga Sahabat Ayub
   (Ayub 2:11-13)
   
2. II. Dialog Antara Ayub dan Teman-temannya: Usaha Mencari Jawaban
   yang Masuk Akal
   (Ayub 3:1-31:40)
   
1. A. Rangkaian Dialog Pertama: Kebenaran Allah
   (Ayub 3:1-14:22)
   
1. 1. Ayub Meratapi Hari Kelahirannya
   (Ayub 3:1-26)
   
2. 2. Tanggapan Elifas
   (Ayub 4:1-5:27)
   
3. 3. Tanggapan Balik Ayub
   (Ayub 6:1-7:21)
   
4. 4. Tanggapan Bildad
   (Ayub 8:1-22)
   
5. 5. Tanggapan Balik Ayub
   (Ayub 9:1-10:22)
   
6. 6. Tanggapan Zofar
   (Ayub 11:1-20)
   
7. 7. Tanggapan Balik Ayub
   (Ayub 12:1-14:22)
   
2. B. Rangkaian Dialog Kedua: Nasib Orang Fasik
   (Ayub 15:1-21:34)
   
1. 1. Tanggapan Elifas
   (Ayub 15:1-35)
   
2. 2. Tanggapan Balik Ayub
   (Ayub 16:1-17:16)
   
3. 3. Tanggapan Bildad
   (Ayub 18:1-21)
   
4. 4. Tanggapan Balik Ayub
   (Ayub 19:1-29)
   
5. 5. Tanggapan Zofar
   (Ayub 20:1-29)
   
6. 6. Tanggapan Balik Ayub
   (Ayub 21:1-34)
   
3. C. Rangkaian Dialog Ketiga: Sifat Berdosa Ayub
   (Ayub 22:1-31:40)
   
1. 1. Tanggapan Elifas
   (Ayub 22:1-30)
   
2. 2. Tanggapan Balik Ayub
   (Ayub 23:1-24:25)
   
3. 3. Tanggapan Bildad
   (Ayub 25:1-6)
   
4. 4. Tanggapan Balik Ayub
   (Ayub 26:1-14)
   
5. 5. Rangkuman Terakhir Ayub Mengenai Pendapat Dasarnya
   (Ayub 27:1-31:40)
   
3. III.Berbagai Wejangan Elihu: Awal Pengertian
   (Ayub 32:1-37:24)
   
1. A. Elihu Diperkenalkan
   (Ayub 32:1-6a)
   
2. B. Wejangan Pertama: Ajaran Allah Kepada Manusia Melalui Penderitaan
   (Ayub 32:6-33:33)
   
3. C. Wejangan Kedua: Keadilan Allah dan Kepongahan Ayub
   (Ayub 34:1-37)
   
4. D. Wejangan Ketiga: Kejujuran Tidaklah Tanpa Keuntungan
   (Ayub 35:1-16)
   
5. E. Wejangan Keempat: Kesemarakan Allah dan Ketidaktahuan Ayub
   (Ayub 36:1-37:24)
   
4. IV. Tuhan Menjawab Ayub: Penyataan Langsung
   (Ayub 38:1-42:6)
   
1. A. Allah Menegur Ketidaktahuan Ayub
   (Ayub 38:1-40:2)
   
2. B. Kerendahan Hati Ayub
   (Ayub 40:3-5)
   
3. C. Allah Menentang Kecaman Ayub Terhadap Keadilan-Nya Dalam Memerintah
   Dunia (Ayub 40:1-41:25)
   
4. D. Ayub Mengakui Keterbatasan Pengetahuannya Tentang Jalan-Jalan Allah
   (Ayub 42:1-6)
   
5. V. Epilog Prosa: Krisis Berakhir
   (Ayub 42:7-17)
   
1. A. Ayub Berdoa untuk Ketiga Temannya
   (Ayub 42:7-9)
   
2. B. Berkat Dua Kali Lipat bagi Ayub
   (Ayub 42:10-17)
   

Kitab Ayub menggumuli pertanyaan abadi, "Jikalau Allah itu adil dan penuh kasih, mengapa diizinkan-Nya orang yang sungguh-sungguh benar seperti Ayub (Ayub 1:1,18) menderita demikian hebat?" Ketika menggumuli soal ini, penulis mengemukakan kebenaran-kebenaran berikut.

1. (1) Selaku musuh Allah, Iblis menerima izin untuk menguji kesejatian iman seorang benar dengan menyiksa dia; tetapi kasih karunia Allah menang atas penderitaan karena oleh iman Ayub tetap kokoh dan tidak goyah, bahkan ketika kelihatannya tidak ada keuntungan jasmaniah atau duniawi untuk terus mengabdi kepada Allah.
2. (2) Allah digerakkan oleh pertimbangan-pertimbangan yang terlalu luas sehingga tak dapat dipahami oleh pikiran manusia (Ayub 37:5); karena kita tidak melihat dengan kelapangan hati dan visi Yang Mahakuasa, maka kita memerlukan Allah menyatakan diri-Nya kepada kita.
3. (3) Landasan iman yang sesungguhnya tidak terletak dalam berkat-berkat Allah, dalam situasi-situasi pribadi atau jawaban-jawaban yang cerdik pandai, tetapi dalam penyataan Allah sendiri.
4. (4) Allah kadang-kadang mengizinkan Iblis menguji orang benar dengan kesengsaraan agar memurnikan iman dan kehidupan mereka, sebagaimana emas dimurnikan oleh api (Ayub 23:10; bd. 1Pet 1:6-7); ujian semacam itu mengakibatkan peningkatan integritas rohani dan kerendahan hati umat-Nya (Ayub 42:1-10).
5. (5) Sekalipun cara-cara Allah menghadapi kita kadang-kadang tampak suram dan kejam (sebagaimana dikira oleh Ayub sendiri), akhirnya Allah tampak dalam belas kasihan dan kemurahan yang penuh. (Ayub 42:7-17; bd. Yak 5:11).

1. Sifat-sifat Allah dan pekerjaan-Nya
Allah berdaulat. Bahkan iblis pun tidak dapat berbuat apa-apa tanpa izin-Nya. Baik Ayub maupun kawan-kawannya sadar akan hal ini dan akan kenyataan bahwa Allah menciptakan dunia ini serta memeliharanya. Kitab ini penuh berisi kebesaran dan kearifan Allah. Lihat Ayu 5:8-16; 9:2-13; 11:7-9; 12:10,13-25; 25:2-6; 26:5-14; 34:10-15; 35:10,11; 36:22-33; 37:1-24; 38:1-39:30; 40:8-41:34.

2. Kelemahan manusia
Kisah Ayub mengilustrasikan kelemahan kita, ketidaktahuan, dosa, dan singkatnya hidup kita. Permohonan Ayub akan keadilan sungguh-sungguh menuntut suatu kehidupan yang melampaui kehidupan saat ini, tempat Allah dapat menghukum yang jahat dan meluruskan yang salah dari dunia ini. Lihat Ayu 4:17-21; 5:7; 7:1-10; 9:2,25,26; 14:1,2,4,7-12; 15:14-16; 25:4-6.

3. Kebijaksanaan
Kebijaksanaan Allah, yaitu pikiran Allah, kepandaian dan rencana-Nya, digambarkan kepada kita sebagai hal yang benar-benar di luar jangkauan kita (Ayu 28:1-28). Jika kita diberi sedikit pengertian tentang rahasia-rahasia ini, hal ini bukan oleh karena kepandaian kita. Hanya pada saat kita berserah kepada-Nya kita dapat mengerti sedikit tentang jalan-jalan-Nya. Pikirkanlah pengertian yang terkandung dalam Yesaya 55:8 dan 1Ko 1:18-31.

4. Saling menghibur
Kawan-kawan Ayub memberi kita suatu contoh yang baik tentang apa yang tidak boleh kita lakukan! Banyak yang mereka katakan itu benar, tetapi tidak ada hubungannya dengan masalah Ayub dan menyakitkan. Perhatikan juga bagaimana Paulus mengajar kita mengenai saling menghormati. Pelajaran apa yang secara tak langsung ingin dikatakan tentang bagaimana kita harus memakai pengalaman hidup kita (2Ko 1:3-8)?

5. Ayub dan Perjanjian Baru
Walaupun Ayub hanya disebut sekali saja dalam Perjanjian Baru (Yak 5:11), pertanyaan-pertanyaan yang diajukannya dapat lebih jelas dimengerti jika dilihat dari sudut pandang seorang Kristen. Sebagai contoh lihat Ayub 9:33, 1Ti 2:5; Ayu 14:14, Yoh 11:25; Ayu 16:19;; Ibr 9:24; Ayu 19:25; Ibr 7:25; Ayu 23:3; Yoh 14:6.

Terdapat lima bagian tertentu di dalam struktur kitab Ayub:

1. (1) Prolog (pasal 1-2; Ayub 1:1--2:13) yang melukiskan musibah Ayub dan penyebabnya;
2. (2) tiga rangkaian dialog di antara Ayub dan ketiga orang temannya, ketika mereka mencari jawaban-jawaban yang masuk akal untuk penderitaan Ayub (pasal 3-31; Ayub 3:1--31:40);
3. (3) empat monolog oleh Elihu, seorang yang lebih muda daripada Ayub dan ketiga temannya, yang berisi sekilas pengertian mengenai makna (sekalipun belum mengenai penyebab) penderitaan Ayub (pasal 32-37; Ayub 32:1--37:24);
4. (4) Allah sendiri, yang menegur ketidaktahuan dan keluhan Ayub serta mendengarkan tanggapan Ayub atas penyataan-Nya (pasal 38, 1-42, 6; Ayub 38:1-38; Ayub 1:1--42:17; Ayub 6:1-30);
5. (5) epilog (Ayub 42:7-17) yang mencatat pemulihan Ayub. Kitab Ayub seluruhnya ditulis dalam bentuk syair, kecuali tiga bagian:
1. (a) prolog,
2. (b) Ayub 32:1-6, dan
3. (c) epilog.

Dalam pasal 1 (Ayub 1:1-22) Ayub diperkenalkan sebagai seorang benar yang takut akan Allah (Ayub 1:1,8) dan terkaya dari semua orang di sebelah Timur (Ayub 1:3). Keadaan hidupnya mendadak berubah oleh serangkaian musibah besar yang memusnahkan harta milik, anak-anak, dan kesehatannya (Ayub 1:13-22; Ayub 2:7-10). Ayub bingung sama sekali, karena tidak menyadari bahwa dirinya terlibat dalam pertentangan di antara Allah dan Iblis (Ayub 1:6-12; Ayub 2:1-6). Ketiga teman Ayub -- Elifas, Bildad, dan Zofar -- datang untuk menghibur Ayub, tetapi akhirnya berdebat dengannya mengenai penyebab terjadinya penderitaan itu. Mereka bersikeras bahwa karena Allah itu adil, penderitaan Ayub pasti merupakan hukuman atas dosa-dosa tersembunyi dan satu-satunya jalan keluar baginya adalah bertobat. Ayub menolak jawaban mereka, menegaskan ketidakbersalahannya dan mengaku ketidakmampuannya untuk memahami (pasal 3-31; Ayub 3:1--31:40). Elihu mengemukakan sudut pandang yang lain, yaitu penderitaan Ayub menyangkut maksud penebusan Allah untuk lebih memurnikan Ayub (pasal 32-37; Ayub 32:1--37:24).

Pada akhirnya semua terdiam, termasuk Ayub, ketika Allah sendiri berbicara kepada Ayub mengenai hikmat dan kuasa-Nya selaku Pencipta. Ayub mengakui ketidaktahuan dan ketidakberartian dirinya dengan penuh penyesalan dan rendah hati (pasal 38-41; Ayub 38:1--41:25). Ketika Ayub bertobat dari berbantah dengan Yang Mahakuasa (Ayub 40:1-4,8; Ayub 42:5-6) dan berdoa bagi teman-temannya yang telah sangat melukai hatinya (Ayub 42:8,10), ia dibebaskan dari pencobaan berat itu dan dipulihkan dua kali lipat (Ayub 42:10); Ayub juga dibenarkan ketika Allah berkata bahwa Ayub telah "berkata benar tentang Aku" (Ayub 42:7). Kehidupan Ayub kemudian hari lebih diberkati daripada sebelum penderitaan itu (Ayub 42:12-17). Sekalipun Allah tidak pernah memberikan pemahaman filosofis kepada Ayub mengenai penyebab penderitaannya, pembaca memperoleh perspektif yang penting ini dari prolog.

Tujuh ciri utama menandai kitab ini.

1. (1) Ayub, penduduk Arab utara, seorang bukan Israel yang benar dan takut akan Allah, mungkin telah hidup sebelum keluarga perjanjian Israel ada (Ayub 1:1).
2. (2) Kitab ini menyajikan pembahasan terdalam yang pernah ditulis mengenai rahasia penderitaan. Sebagai puisi dramatik, drama dalam kitab ini berisi rasa kesedihan yang mengharukan dan dialog intelektual yang menggugah perasaan.
3. (3) Kitab ini menyingkapkan suatu dinamika penting yang beroperasi dalam setiap ujian berat yang dialami orang saleh: sementara Iblis berusaha untuk menghancurkan iman orang saleh, Allah bekerja untuk membuktikan iman itu dan memperdalamnya. Keteguhan Ayub dalam iman yang sejati memungkinkan maksud Allah menang atas niat Iblis (bd. Yak 5:11).
4. (4) Kitab ini memberikan sumbangan tak ternilai kepada seluruh penyataan alkitabiah tentang pokok-pokok penting seperti Allah, umat manusia, penciptaan, Iblis, dosa, kebenaran, penderitaan, keadilan, pertobatan, dan iman.
5. (5) Sebagian besar kitab ini mencatat penilaian teologis yang salah tentang penderitaan Ayub oleh teman-temannya. Mungkin cara berpikir mereka yang salah diulang begitu sering dalam kitab ini karena mencerminkan kesalahan yang umum terdapat antara umat Allah dan yang harus diperbaiki.
6. (6) Peranan Iblis sebagai "penuduh" orang benar ditunjukkan dengan lebih jelas dalam Ayub daripada di kitab PL lainnya. Dari 19 acuan kepada Iblis dalam PL, 14 kali di antaranya ada dalam kitab ini.
7. (7) Secara dramatis kitab Ayub mempertunjukkan prinsip alkitabiah bahwa orang percaya diubah oleh penyataan dan bukan informasi (Ayub 42:5-6).

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

Penebus yang diakui Ayub (Ayub 19:25-27), perantara yang didambakannya (Ayub 9:32-33), dan jawaban kepada semua pertanyaan dan keperluan yang mendalam, semuanya menemui penggenapannya di dalam Yesus Kristus. Yesus sepenuhnya manunggal dengan penderitaan manusia (bd. Ibr 4:15-16; Ibr 5:8) sebagai Penebus, perantara, hikmat, penyembuh, terang, dan hidup yang ditetapkan Allah. Roh nubuat mengenai kedatangan Kristus terungkap paling jelas dalam Ayub 19:25-27. Ayub dua kali disebutkan dalam PB:

1. (1) sebagai sebuah kutipan (Ayub 5:13 dalam 1Kor 3:19), dan
2. (2) sebagai acuan kepada ketabahan Ayub dalam penderitaan dan akibat yang penuh kemurahan dari tindakan Allah dalam hidupnya (Yak 5:11).

Kitab Ayub melukiskan dengan jelas kebenaran PB bahwa ketika orang percaya mengalami penganiayaan atau ujian penderitaan yang berat, mereka harus tetap teguh di dalam iman dan terus mempercayakan diri mereka kepada Dia yang menghakimi dengan adil, sama seperti yang dilakukan Yesus ketika Ia menderita (bd. 1Pet 2:23). Ayub 1:6--2:10 merupakan gambaran paling jelas mengenai musuh kita sebagaimana dinyatakan dalam 1Pet 5:8-9.

Umur Ayub dan kematiannya

Pendapat-diri Ayub sendiri, diikuti dengan kemakmuran yang baru.

42:1 Ayub menundukkan diri di bawah Allah.
42:7 Allah, memperkenan alasan Ayub, membuat teman-temannya tunduk, dan menerimanya.
42:10 Dia meninggikan dan memberkati Ayub.
42:16 Usia Ayub dan kematiannya.

Ayub mencabut perkataannya dan menyesalkan diri (42:1-6)
Keadaan Ayub dipulihkan (42:7-17)

Allah, Ayub, Elifas, tiga sahabat.

Ayub, Bildad, Elifas, Kerenhapukh, Kezia, Naama, Suah, Teman, TUHAN, Yemima, Zofar

Kebenaran di dalam seseorang adalah baik sekali namun ketika dia menjadi terlalu menyadari akan kebaikan mereka sendiri, itu mengungkapkan kegelapan yang dalam sebagai kondisi mereka yang sebenarnya di hadapan Allah. Jika kita benar-benar mengenal Allah, kita akan rendah hati. Jika kita benar-benar mengenal diri kita sendiri, kita tidak bisa sombong.

Tidak akan bisa memiliki pengenalan pribadi dengan Allah sampai kita menerima hukuman mati yang ditulis atas diri sendiri, menyadari bahwa di dalam diri kita sendiri tidak ada hal yang baik. Keberadaan kita semua, kita miliki dengan anugerah Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus. Orang saleh menderita supaya mereka bisa mengenali diri sendiri, Ayub 42:3; dan pendapat-diri sendiri, Ayub 42:6; sehingga mereka menyesal, Ayub 42:6; dan berbuah dengan lebih lebat, Ayub 42: 7-17; dan lepas dari hukuman dengan dunia. 1 Kor 11:32.

Dalam pasal 42 dari Kitab Ayub, Ayub merespons TUHAN dengan mengakui bahwa Allah memiliki kuasa yang tak terbatas dan rencana-Nya tak terbendung. Ayub mengakui bahwa dia telah berbicara tentang hal-hal yang tidak dia mengerti dan mengakuinya sebagai kebodohan. Setelah itu, TUHAN berbicara kepada Elifas dan sahabat-sahabat Ayub, menegur mereka karena tidak berbicara dengan benar tentang-Nya seperti yang dilakukan Ayub. TUHAN memerintahkan mereka untuk membawa kurban bakaran dan meminta doa Ayub. Setelah mereka melakukannya, TUHAN menerima doa Ayub dan mengembalikan keadaannya. Ayub diberkati dengan dua kali lipat dari kekayaannya sebelumnya dan semua saudara dan orang yang mengenalnya datang untuk menghiburnya. Ayub hidup lama dan melihat keturunannya sampai generasi keempat sebelum akhirnya meninggal karena usia tua.

Kitab Ayub adalah salah satu kitab dalam Alkitab yang terkenal karena menggambarkan penderitaan dan pertanyaan tentang keadilan di dunia ini. Pasal 42 adalah akhir dari kitab ini dan berisi penyelesaian dari penderitaan Ayub.

Dalam konteks historis, Kitab Ayub diyakini ditulis pada periode setelah pembuangan Babel, sekitar abad ke-6 SM. Kitab ini menggambarkan kehidupan seorang pria yang hidup di tanah Uts, yang diyakini merupakan wilayah timur laut Kanaan.

Dalam konteks budaya, Ayub adalah seorang pria yang kaya dan dihormati dalam masyarakatnya. Dia memiliki keluarga yang besar dan kehidupan yang makmur sebelum mengalami penderitaan yang luar biasa.

Dalam konteks literatur, Kitab Ayub adalah sebuah dialog yang terdiri dari percakapan antara Ayub dan teman-temannya. Mereka berdebat tentang alasan di balik penderitaan Ayub dan keadilan Allah.

Dalam konteks teologis, Kitab Ayub mengangkat pertanyaan tentang penderitaan manusia dan keadilan Allah. Ayub mengalami penderitaan yang hebat, tetapi dia tetap setia kepada Allah dan menolak untuk mengutuk-Nya. Kitab ini menunjukkan bahwa penderitaan bukan selalu merupakan hukuman atas dosa, tetapi bisa menjadi bagian dari rencana Allah yang lebih besar.

Dalam ayat-ayat sebelumnya, Ayub telah berbicara dengan teman-temannya tentang penderitaannya dan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Ayub juga telah menghadapi ujian dari Allah dan mengalami pertemuan langsung dengan-Nya. Ayub akhirnya menyadari bahwa dia tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk memahami rencana Allah, dan dia menyesali sikapnya yang sombong.

Dalam pasal 42, Ayub mengakui kesalahan-kesalahannya dan merendahkan diri di hadapan Allah. Allah kemudian memulihkan kehidupan Ayub dengan memberinya dua kali lipat dari apa yang dia miliki sebelumnya. Ayub juga mendapatkan pengakuan dari teman-temannya yang salah menilainya sebelumnya.

Dengan demikian, pasal 42 dari Kitab Ayub menunjukkan penyelesaian dari penderitaan Ayub dan pemulihan yang diberikan oleh Allah. Ini juga mengajarkan pentingnya rendah hati dan kepercayaan kepada Allah dalam menghadapi penderitaan.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Ayub pasal 42:

1. Ayub mengakui kekuasaan dan hikmat Allah (Ayub 42:2-3)
- Ayub menyadari bahwa Allah dapat melakukan segala sesuatu dan tidak ada rencana-Nya yang dapat dibendung.

2. Ayub menyesali perkataannya yang tidak bijaksana (Ayub 42:3-6)
- Ayub mengakui bahwa dia telah mengatakan hal-hal yang tidak dia mengerti dan terlalu ajaib baginya untuk dipahami.
- Ayub menyesali dirinya sendiri dan merendahkan diri di hadapan Allah.

3. Allah menegur teman-teman Ayub (Ayub 42:7-9)
- Allah marah kepada Elifas, Bildad, dan Zofar karena mereka tidak berbicara dengan benar tentang-Nya seperti yang dilakukan Ayub.
- Allah memerintahkan mereka untuk membawa kurban bakaran dan meminta doa kepada Ayub.

4. Allah menerima doa Ayub (Ayub 42:9-10)
- Allah menerima doa Ayub dan tidak memperlakukan teman-temannya sesuai dengan kebodohan mereka.

5. Allah mengembalikan keadaan Ayub (Ayub 42:10-17)
- Allah mengembalikan kekayaan Ayub dua kali lipat dari sebelumnya.
- Saudara-saudara Ayub datang dan menghiburnya.
- Allah memberkati Ayub dengan banyak harta dan anak-anak.

6. Ayub hidup sampai usia tua dan meninggal (Ayub 42:16-17)
- Ayub hidup selama seratus empat puluh tahun dan melihat anak-anak dan cucu-cucunya sampai generasi keempat.
- Ayub meninggal karena usia tua.

Catatan: Ayat-ayat referensi yang diberikan adalah Ayub 42:2-3, Ayub 42:3-6, Ayub 42:7-9, Ayub 42:9-10, Ayub 42:10-17, dan Ayub 42:16-17.

Orang-orang yang tercantum dalam pasal tersebut:
- Ayub: Tokoh utama dalam cerita ini, seorang hamba Tuhan yang mengalami banyak penderitaan dan ujian.
- TUHAN: Merujuk kepada Allah, yang berbicara kepada Ayub dan memberikan perintah kepada Elifas.
- Elifas: Orang Teman, salah satu dari tiga sahabat Ayub yang datang untuk menghiburnya selama masa penderitaannya.
- Bildad: Orang Suah, salah satu dari tiga sahabat Ayub yang datang untuk menghiburnya selama masa penderitaannya.
- Zofar: Orang Naama, salah satu dari tiga sahabat Ayub yang datang untuk menghiburnya selama masa penderitaannya.

Lokasi yang tercantum dalam pasal tersebut:- Rumah Ayub: Tempat di mana Ayub tinggal dan di mana saudara-saudaranya datang untuk menghiburnya.
- Seluruh negeri: Merujuk kepada wilayah di mana Ayub tinggal, di mana anak-anak perempuannya dianggap sebagai perempuan tercantik di sana.Penjelasan singkat:
- Ayub adalah tokoh utama dalam cerita ini, seorang hamba Tuhan yang mengalami penderitaan dan ujian yang besar.
- TUHAN adalah Allah yang berbicara kepada Ayub dan memberikan perintah kepada Elifas.
- Elifas, Bildad, dan Zofar adalah tiga sahabat Ayub yang datang untuk menghiburnya selama masa penderitaannya.
- Rumah Ayub adalah tempat di mana Ayub tinggal dan di mana saudara-saudaranya datang untuk menghiburnya.
- Seluruh negeri merujuk kepada wilayah di mana Ayub tinggal, di mana anak-anak perempuannya dianggap sebagai perempuan tercantik di sana.

Berikut adalah kata kunci dalam Kitab "Ayub" pasal "42":

1. Ayub: Tokoh utama dalam cerita ini, seorang yang saleh dan tulus dalam imannya kepada Tuhan.
2. TUHAN: Merujuk kepada Allah, yang berbicara dan berinteraksi dengan Ayub.
3. Firman: Pesan atau ucapan yang diberikan oleh Tuhan kepada Ayub dan teman-temannya.
4. Elifas, Bildad, dan Zofar: Teman-teman Ayub yang datang untuk menghiburnya dan berbicara tentang penderitaannya.
5. Kurban bakaran: Persembahan yang dipersembahkan oleh Elifas sebagai bagian dari perintah Tuhan.
6. Doa: Ayub berdoa bagi teman-temannya, dan Tuhan menerima doanya.
7. Kepemilikan: Tuhan mengembalikan kekayaan Ayub dua kali lipat dari sebelumnya.
8. Saudara-saudara: Keluarga Ayub yang datang untuk menghiburnya dan memberikan dukungan.
9. Malapetaka: Penderitaan yang dialami oleh Ayub sebelumnya.
10. Keturunan: Ayub memiliki tujuh anak laki-laki dan tiga anak perempuan.
11. Umur: Ayub hidup selama seratus empat puluh tahun sebelum meninggal karena usia tua.

Ini adalah beberapa kata kunci yang dapat diidentifikasi dalam Kitab "Ayub" pasal "42".

Tentu, berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi dan diskusi yang dapat membantu Anda dalam memahami dan menggali lebih dalam mengenai Kitab Ayub pasal 42:

1. Bagaimana Ayub merespons ucapan TUHAN setelah mengalami penderitaan yang begitu besar? Apa yang dapat kita pelajari dari sikap dan kata-kata Ayub dalam menjawab TUHAN?
2. Mengapa TUHAN marah kepada Elifas, Bildad, dan Zofar? Apa yang mereka katakan yang tidak benar tentang TUHAN?
3. Mengapa TUHAN meminta Elifas, Bildad, dan Zofar untuk mempersembahkan kurban bakaran dan meminta Ayub untuk mendoakan mereka? Apa yang dapat kita pelajari dari respons TUHAN terhadap mereka?
4. Bagaimana Ayub diberkati oleh TUHAN setelah mengalami penderitaan? Apa yang dapat kita pelajari dari pemulihan dan berkat yang diberikan TUHAN kepada Ayub?
5. Mengapa Ayub memberikan nama-nama yang spesifik kepada putri-putrinya? Apa arti nama-nama tersebut dan apa yang dapat kita pelajari dari tindakan Ayub ini?
6. Apa pesan utama yang dapat kita ambil dari keseluruhan cerita Kitab Ayub, terutama dalam pasal 42 ini?
7. Bagaimana penderitaan dan pemulihan Ayub dapat menginspirasi dan memberikan pengharapan bagi kita sebagai orang percaya dalam menghadapi penderitaan dan ujian hidup?
8. Bagaimana sikap dan tindakan Ayub dalam menghadapi penderitaan dapat menjadi teladan bagi kita dalam menjalani kehidupan Kristen?
9. Apa yang dapat kita pelajari tentang karakter dan sifat TUHAN dari cerita Ayub ini?
10. Bagaimana kita dapat menerapkan pelajaran dan prinsip yang ditemukan dalam Kitab Ayub pasal 42 ini dalam kehidupan sehari-hari kita sebagai orang percaya?

Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda dalam memahami dan menggali lebih dalam mengenai Kitab Ayub pasal 42. Selamat belajar dan semoga Anda terus diberkati dalam perjalanan Anda dalam mempelajari Alkitab!

Dari pasal 42 Kitab Ayub, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

1. Pengakuan akan kuasa dan kebijaksanaan Tuhan: Ayub menyadari bahwa Tuhan memiliki kuasa untuk melakukan segala sesuatu dan tidak ada rencana-Nya yang dapat dibendung. Kita juga perlu mengakui dan percaya bahwa Tuhan memiliki kuasa penuh atas hidup kita dan bahwa rencana-Nya adalah yang terbaik bagi kita.

2. Kerendahan hati dan pertobatan: Ayub merendahkan dirinya sendiri dan menyesali kesalahannya. Kita juga perlu memiliki kerendahan hati untuk mengakui kesalahan kita dan bertobat kepada Tuhan.

3. Kebenaran dalam berbicara tentang Tuhan: Tuhan menegur teman-teman Ayub karena mereka tidak mengatakan apa yang benar tentang Tuhan. Kita perlu berhati-hati dalam berbicara tentang Tuhan dan memastikan bahwa apa yang kita katakan sesuai dengan kebenaran Firman-Nya.

4. Persembahan dan doa: Tuhan memerintahkan Elifas untuk pergi kepada Ayub dan mempersembahkan kurban bakaran sebagai bagian dari doa Ayub. Kita juga perlu mempersembahkan diri kita kepada Tuhan melalui doa dan persembahan sebagai ungkapan penghormatan dan ketergantungan kita kepada-Nya.

Doa terkait pasal 42 Kitab Ayub:

Tuhan yang Mahakuasa,
Terima kasih atas pengajaran yang kami dapatkan dari Kitab Ayub pasal 42. Kami belajar untuk mengakui kuasa dan kebijaksanaan-Mu, merendahkan diri kami di hadapan-Mu, dan berbicara dengan kebenaran tentang-Mu. Kami juga belajar untuk mempersembahkan diri kami kepada-Mu melalui doa dan persembahan.

Bantu kami untuk selalu mengakui kuasa-Mu dalam hidup kami dan percaya bahwa rencana-Mu adalah yang terbaik bagi kami. Ajarkan kami untuk memiliki kerendahan hati dan bertobat ketika kami melakukan kesalahan. Berikan kami kebijaksanaan dalam berbicara tentang-Mu dan memastikan bahwa apa yang kami katakan sesuai dengan kebenaran Firman-Mu.

Terima kasih karena kami dapat mempersembahkan diri kami kepada-Mu melalui doa dan persembahan. Bantu kami untuk selalu mengandalkan-Mu dalam segala hal dan hidup dalam ketergantungan kepada-Mu.

Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin.