Statistik	29 pasal, 942 ayat, 20.369 kata
Penulis	Ezra (?)
Tema	Sejarah "Penebusan" Israel; Yehovah adalah Tuhan yang berdaulat.
Waktu	450-420 SM
Tempat	Canaan, (including Hebron, Jerusalem)
Kata Kunci	Teokrasi.
Kristus Di Alkitab	Dia adalah Raja kita yang Bertahta

Sejarah yang tercatat dalam 1 dan 2 Tawarikh bersifat pra-pembuangan; akan tetapi, asal-usul dan sudut pandangan kitab-kitab ini bersifat pasca-pembuangan -- ditulis pada parohan kedua abad ke-5 SM, suatu waktu sesudah Ezra dan sejumlah besar orang Yahudi buangan dari Babel dan Persia kembali ke Palestina (457 SM). Penyerbuan dan pembinasaan Yerusalem oleh Raja Nebukadnezar (605-586 SM) bersama dengan pembuangan di Babel selama 70 tahun telah menghancurkan sebagian besar pengharapan dan cita-cita orang Yahudi sebagai umat perjanjian; oleh karena itu, para buangan yang kembali ke Yerusalem untuk membangun kembali kota itu dan Bait Suci memerlukan landasan rohani, yaitu: sebuah jati-diri dengan sejarah penebusan yang lampau dan suatu pemahaman tentang sifat iman mereka kini dan harapan mereka akan masa depan sebagai umat perjanjian. 1 dan 2 Tawarikh ditulis untuk memenuhi kebutuhan ini.

Kedua kitab Tawarikh, Ezra, dan Nehemia, semua ditulis untuk orang Yahudi yang kembali ke Palestina dari pembuangan. Kitab-kitab ini sangat mirip satu dengan lainnya dalam gaya, bahasa, sudut pandang, dan maksud. Para sarjana pada umumnya beranggapan bahwa semua kitab ini adalah hasil karya satu orang penulis atau penyusun, yang menurut Talmud dan ahli kitab Yahudi dan Kristen yang paling kuno, adalah Ezra, imam dan ahli Taurat. Karena 1 dan 2 Tawarikh ditulis dari perspektif seorang imam dan mungkin juga pada masa hidup Ezra, dan karena ayat-ayat penutup 2 Tawarikh (1Taw 36:22-23) diulang kembali dalam Ezr 1:1-3, tradisi Talmud bahwa Ezra adalah "penulisnya" dikuatkan.

Penulis mencari keterangan dari banyak sumber tertulis ketika menulis kitab Tawarikh ini, termasuk beberapa kitab PL dan catatan non-kanonik mengenai para raja dan nabi (lih. 1Taw 29:29; 2Taw 9:29; 2Taw 12:15; 2Taw 20:34; 2Taw 32:32). Menurut kitab Apokrifa, 2 Makabe (2:13-15), Nehemia, selama menjadi gubernur, mendirikan sebuah perpustakaan di Yerusalem yang berisi banyak dokumen dari para raja dan nabi. Selaku pemimpin rohani, Ezra diberi hak untuk memakai semua dokumen yang tersedia dalam menyusun Tawarikh. Pandangan ini merupakan tradisi kuno dan mungkin menggambarkan dengan tepat cara Roh Kudus menuntun dan mengilhamkan penyusunan kedua kitab ini.

1. I. Silsilah-Silsilah: Adam Sampai Pemulihan
   (1Taw 1:1-9:44)
   
1. A. Adam Sampai Abraham
   (1Taw 1:1-27)
   
2. B. Abraham Sampai Yakub
   (1Taw 1:28-54)
   
3. C. Yakub Sampai Daud
   (1Taw 2:1-55)
   
4. D. Daud Sampai Pembuangan di Babel
   (1Taw 3:1-24)
   
5. E. Silsilah Dua Belas Suku
   (1Taw 4:1-8:40)
   
6. F. Silsilah Kaum Sisa
   (1Taw 9:1-34)
   
1. 1. Suku-Suku yang Kembali
   (1Taw 9:1-9)
   
2. 2. Imam-Imam yang Kembali
   (1Taw 9:10-13)
   
3. 3. Suku Lewi yang Kembali
   (1Taw 9:14-34)
   
7. G. Silsilah Saul
   (1Taw 9:35-44)
   
2. II. Daud: Makna Abadi Masa Pemerintahannya
   (1Taw 10:1-29:30)
   
1. A. Kematian Saul dan Putra-Putranya
   (1Taw 10:1-14)
   
2. B. Yerusalem Direbut, Pahlawan-Pahlawan Daud
   (1Taw 11:1-12:40)
   
3. C. Mengembalikan Tabut, Memulihkan Penyembahan, dan Mendirikan Kerajaan
   (1Taw 13:1-16:43)
   
4. D. Perjanjian Allah dengan Daud
   (1Taw 17:1-27)
   
5. E. Kemenangan-Kemenangan Daud Dalam Peperangan
   (1Taw 18:1-20:8)
   
6. F. Sensus Daud yang Berdosa
   (1Taw 21:1-30)
   
7. G. Daud Mempersiapkan Pembangunan Bait Suci dengan Sangat Teliti
   (1Taw 22:1-19)
   
8. H. Daud Mengatur Suku Lewi untuk Pelayanan di Bait Suci
   (1Taw 23:1-26:32)
   
9. I. Penataan Pemerintahan oleh Daud
   (1Taw 27:1-34)
   
10. J. Persiapan Daud yang Terakhir untuk Penggantian dan Bait Suci
    (1Taw 28:1-29:20)
    
11. K. Salomo Dinobatkan Menjadi Raja dan Kematian Daud
    (1Taw 29:21-30)
    

Tawarikh ditulis untuk menghubungkan orang-orang Yahudi buangan yang kembali dengan nenek moyang dan sejarah penebusan mereka. Dengan demikian, Tawarikh menggarisbawahi tiga pokok;

1. (1) pentingnya pelestarian warisan kebangsaan dan rohani bagi orang Yahudi;
2. (2) pentingnya hukum Taurat, bait suci, dan keimaman dalam hubungan mereka yang terus-menerus dengan Allah, jauh lebih penting dari kesetiaan kepada raja duniawi; dan
3. (3) pengharapan ultima Israel dalam janji Allah akan seorang Mesias dari keturunan Daud untuk duduk di atas takhta selama-lamanya (1Taw 17:14).

1. Apa yang dapat kita pelajari tentang doa
Pelajarilah doa-doa Daud (1Ta 16:8-36; 17:16-27; 29:10-19). Dengan cara bagaimana doa-doa Daud itu memberikan kepada kita suatu pola bagi doa-doa kita sendiri?

2. Apa yang dapat kita pelajari tentang pelayanan
Mudah saja untuk menghilangkan daftar nama-nama yang ada, tetapi dengan berbuat demikian berarti kita akan kehilangan beberapa fakta penting. Lihatlah beberapa daftar nama itu (misalnya 1Ta 12:23-37; 25:1-8) dan catatlah apa yang dapat kita pelajari tentang pelayanan Kristen melalui cara orang-orang ini melayani Daud.

3. Apa yang dapat kita pelajari tentang kegagalan
Dosa Daud dengan mengadakan sensus menunjukkan kepada kita bahwa kita harus selalu waspada godaan. Pelajarilah insiden itu (1Ta 21:1-22) dan lihatlah bagaimana Daud telah melakukan suatu kesalahan; bagaimana Daud menanggung segala akibatnya; pelajaran apa yang didapat oleh Daud, dan apa reaksinya, serta bagaimana pada akhirnya segala sesuatu berjalan dengan baik.

4. Apa yang dapat kita pelajari mengenai pembangunan
Orang Kristen dewasa ini sangat menekankan masalah pembangunan. Pelajarilah penolakan Allah untuk mengizinkan Daud membangun Rumah Tuhan (1Ta 17:3-15) dan persiapan yang dilakukan oleh Daud untuk Rumah Tuhan (1Ta 22:2-19). Sebutkan bahaya yang menyangkut pembangunan dan prinsip-prinsip apa yang dapat diungkapkan dari masalah itu?

5. Apa yang dapat kita pelajari mengenai pemilihan
Tema utama dari 1 Tawarikh ialah bahwa Allah memilih Daud dan keluarganya untuk memerintah Israel di Yerusalem (1Ta 16:13; 28:4-6,10; 29:1). Mengapa fakta ini ditekankan di sini, dan apa tujuan praktis dari doktrin mengenai pemilihan?

6. Apa yang dapat kita pelajari mengenai memberi
Prinsip apa yang diajarkan berkenaan dengan memberi bagi pekerjaan Allah (1Ta 29:3-5)? Telusurilah pengajaran dalam Perjanjian Baru (1Ko 16:1,2; 2Korintus 8 dan 2Ko 9) dan tulislah prinsip-prinsip lain yang Anda temukan disitu.

Sekalipun asal-usul dan sudut pandangan 1 dan 2 Tawarikh itu bersifat pasca-pembuangan, kitab ini berisi pandangan sekilas sejarah PL dari Adam hingga ketetapan Koresy (sekitar 538 SM), ketika orang Yahudi diizinkan kembali ke negara mereka dari tempat pembuangan di Babel dan Persia. 1 Tawarikh disusun sekitar dua pokok pembahasan: sejarah keturunan Israel (pasal 1-9; 1Taw 1:1--9:44) dan masa pemerintahan Raja Daud (pasal 10-29; 1Taw 10:1--29:30).

1. (1) Pasal 1-9 (1Taw 1:1--9:44) menelusuri sejarah penebusan Israel yang unik dari Adam hingga Abraham sampai Daud dan pembuangan di Babel. Suku Yehuda ditempatkan pertama di antara kedua belas anak Yakub karena rumah Daud, bait suci, dan Mesias semuanya berasal dari Yehuda. Daftar-daftar keturunan mengungkapkan bagaimana Allah memilih dan memelihara suatu kaum sisa untuk diri-Nya sejak awal sejarah manusia hingga awal zaman pasca-pembuangan. Perspektif keimaman kitab ini jelas karena keluarga imam dan suku Lewi memperoleh perhatian khusus.
2. (2) Pasal 10-29 (1Taw 10:1--29:30) menceritakan masa pemerintahan Daud. Para pahlawan Daud (pasal 11-12; 1Taw 11:1--12:40) dan kemenangan- kemenangannya yang luar biasa (pasal 14, 18-20; 1Taw 14:1-17; 1Taw 18:1--20:8) dipuji. Juga, suku Lewi, para imam, dan pemusik pada masa pemerintahannya disoroti (pasal 23-26; 1Taw 23:1--26:32). Penulis menekankan bagaimana Daud membawa kembali tabut perjanjian dan penetapan Yerusalem sebagai pusat ibadah Israel (pasal 13-16, 22, 28-29; 1Taw 13:1--16:43; 1Taw 22:1-19; 1Taw 28:1--29:30).

1 Tawarikh berbeda dengan 2 Samuel karena tidak menyebut dosa-dosa Daud yaitu perzinaan dan pembunuhan serta akibat-akibat tragis yang mengikutinya. Sebagai gantinya, 1 Tawarikh menyisipkan apa yang tidak disajikan 2 Samuel: persiapan Daud yang rajin dan teliti untuk pembangunan bait suci dan penetapan penyembahan Tuhan Allah. Di bawah pimpinan Roh Kudus, hal-hal yang tak dicantumkan dan yang ditambahkan dalam kitab ini direncanakan untuk memenuhi kebutuhan umat Allah dalam masyarakat pasca-pembuangan.

Lima ciri utama menandai 1 Tawarikh.

1. (1) Kitab ini kurang lebih mencakup kurun sejarah yang sama dengan 1 dan 2 Samuel.
2. (2) Silsilah-silsilahnya (pasal 1-9; 1Taw 1:1--9:44) menjadi daftar terpanjang dan paling lengkap dalam Alkitab. Karena dalam susunan asli Ibrani kitab-kitab PL, 1 dan 2 Tawarikh terletak paling akhir. Letaknya daftar keturunan ini tepat untuk memberikan inspirasi dan isi kepada silsilah Mesias pada permulaan PB.
3. (3) Kitab ini dengan jelas menguraikan kebangunan rohani dan pembaharuan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari semua bentuk penyembahan ketika Daud membawa tabut perjanjian ke Yerusalem (pasal 15-16; 1Taw 15:1--16:43).
4. (4) Kitab ini menekankan perjanjian Allah dengan Daud (pasal 17; 1Taw 17:1-27) sebagai pusat pengharapan Israel akan Mesias yang dijanjikan.
5. (5) Pilihan atas peristiwa sejarahnya mencerminkan perspektif keimaman dari sang penulis yang diilhamkan mengenai penetapan kembali bait suci, hukum Taurat, dan keimaman dalam masyarakat Yerusalem pasca-pembuangan.

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

Daftar keturunan dari Adam hingga pembuangan Babel, termasuk raja-raja keturunan Daud dan keturunan mereka (pasal 3-4; 1Taw 3:1--4:43), memberikan data yang diperlukan bagi silsilah PB dari Yesus Mesias dalam Matius (Mat 1:1-17) dan Yesus, Anak Allah dalam Lukas (Luk 3:23-28). Gambaran mengenai Daud dalam 1 Tawarikh, duduk di takhta Tuhan dan memerintah kerajaannya (1Taw 17:14), melambangkan kedatangan Mesias, "Anak Daud", Yesus Kristus.

Keandalan Sejarah Tawarikh

Para pengritik yang tidak bertanggung jawab memandang Tawarikh sebagai sejarah isapan jempol atau yang diputarbalikkan, yang pada umumnya kurang dapat diandalkan dibandingkan dengan Samuel dan Raja-Raja. Harus diakui bahwa Tawarikh merupakan sejarah yang sangat selektif; akan tetapi, tidak benar bahwa itu isapan jempol atau tidak dapat diandalkan. Memang benar Tawarikh menekankan sisi terang sejarah Yahudi; tidak benar bahwa kegagalan-kegagalannya disangkal (mis. 1Taw 21:30). Ketika tidak mencantumkan sejarah yang dicatat oleh Samuel dan Raja-Raja, penulis Tawarikh menganggap bahwa para pembacanya mempunyai pengetahuan tentang kedua kitab ini. Hukuman-hukuman kenabian dari Samuel dan Raja-Raja, serta pengharapan-pengharapan keimaman dari Tawarikh, keduanya benar dan sangat diperlukan. Banyak pernyataan sejarah yang hanya terdapat dalam 1 Tawarikh telah terbukti dapat diandalkan oleh penemuan-penemuan arkeologis; tidak ada yang tidak dapat dipertahankan. Juga, keahlian yang teliti telah memberikan penjelasan-penjelasan yang dapat diterima mengenai masalah angka-angka yang besar dalam Tawarikh. Tawarikh berdiri sebagai bagian penting yang dapat diandalkan dari keseluruhan catatan perjanjian yang lama yang diilhamkan oleh Allah.

Jatuhnya Saul dan kematiannya

Kejatuhan dan kematian Saul. Kemenangan Filistin. Dosa Saul.

10:1 Tergulingnya Saul dan kematiannya.
10:8 Orang Filistin menaklukkan Saul.
10:11 Kebaikan orang Yabesy-Gilead terhadap Saul dan anak-anaknya.
10:13 Dosa Saul, dan karenanya kerajaan dialihkan darinya kepada Daud.

Saul mati (10:1-14)

Allah, Saul, Yonatan, Daud.

Abinadab, Dagon, Daud, Filistin, Gilboa, Isai, Israel, Malkisua, Saul, TUHAN, Yabesh, Yabesh-Gilead, Yonatan

Mereka yang membiarkan diri dipimpin oleh iblis akan dibiarkan oleh Allah dan hukuman mereka akan sesuai dengan pelanggaran mereka.

ay. 6. Mereka yang mengasihi anak-anak mereka akan menghindari dosa agar itu tidak mendatangkan kehancuran bagi anak-anak mereka atau mendatangkan kutuk atas mereka di tahun-tahun mendatang.

Dalam pasal ke-10 dari Kitab 1 Tawarikh, diceritakan bahwa orang Filistin berperang melawan orang Israel. Saul, raja Israel, dan anak-anaknya terbunuh dalam pertempuran tersebut. Saul terluka parah oleh para pemanah dan meminta pembawa senjatanya untuk membunuhnya, tetapi pembawa senjatanya takut dan tidak mau melakukannya. Akhirnya, Saul mengambil pedangnya dan menjatuhkan diri ke atasnya. Ketika orang Filistin menemukan mayat Saul dan anak-anaknya, mereka mengambil kepalanya dan senjatanya, serta mengumumkan kemenangan mereka kepada berhala mereka dan rakyat. Seluruh Yabesh-Gilead menguburkan mayat Saul dan anak-anaknya, dan berpuasa selama tujuh hari. Saul mati karena pelanggarannya terhadap TUHAN dan kerajaan itu kemudian diserahkan kepada Daud, anak Isai.

Kitab 1 Tawarikh adalah bagian dari Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama dalam Alkitab Kristen. Kitab ini ditulis oleh Ezra, seorang imam dan ahli sejarah pada abad ke-5 SM. Kitab ini berfungsi sebagai catatan sejarah keluarga dan sejarah Israel dari Adam sampai pembuangan Babel.

Pasal 10 dari Kitab 1 Tawarikh berbicara tentang kematian Saul, raja pertama Israel, dan anak-anaknya yang juga mati dalam pertempuran melawan orang Filistin. Ayat-ayat sebelumnya, terutama dalam pasal 9, menjelaskan tentang daftar keluarga dan keturunan orang Israel yang kembali dari pembuangan Babel.

Secara historis, pasal ini memberikan informasi tentang akhir pemerintahan Saul dan peralihan ke pemerintahan Daud sebagai raja berikutnya. Budaya pada saat itu sangat dipengaruhi oleh sistem monarki dan perang antara bangsa-bangsa di wilayah Timur Tengah.

Secara literatur, pasal ini ditulis dalam gaya naratif sejarah yang khas dari Kitab 1 Tawarikh. Penulisnya menggunakan gaya yang terstruktur dan fokus pada garis keturunan dan sejarah keluarga.

Secara teologis, pasal ini menunjukkan konsekuensi dari ketidaksetiaan Saul terhadap Allah dan peran Daud sebagai penerus yang dipilih oleh Tuhan. Ini juga menekankan pentingnya taat kepada Allah dalam kepemimpinan dan kehidupan umat-Nya.

Dengan demikian, pasal 10 dari Kitab 1 Tawarikh memberikan latar belakang sejarah, budaya, literatur, dan teologis yang penting untuk pemahaman konteksnya.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab 1 Tawarikh Pasal 10:

1. Kematian Saul dan anak-anaknya (1 Tawarikh 10:1-6)
- Orang Filistin mengejar Saul dan anak-anaknya dan menewaskan mereka.
- Saul terluka parah oleh para pemanah dan meminta pembawa senjatanya untuk membunuhnya, tetapi pembawa senjatanya takut dan tidak mau melakukannya.
- Saul akhirnya mengambil pedangnya sendiri dan menjatuhkan diri ke atasnya, kemudian pembawa senjatanya juga melakukan hal yang sama.

2. Penaklukan kota-kota Israel oleh orang Filistin (1 Tawarikh 10:7-9)
- Setelah kematian Saul, orang Filistin menduduki kota-kota Israel yang ditinggalkan oleh tentara Israel yang melarikan diri.
- Orang Filistin melucuti mayat Saul dan anak-anaknya di Pegunungan Gilboa.

3. Penghinaan terhadap Saul dan penghormatan terhadap dewa-dewa Filistin (1 Tawarikh 10:10-12)
- Orang Filistin mengumumkan kemenangan mereka kepada berhala-berhala mereka dan rakyat mereka.
- Mereka meletakkan senjata Saul di kuil dewa mereka dan memakukan kepala Saul di kuil Dagon.

4. Penguburan Saul dan anak-anaknya oleh orang Yabesh-Gilead (1 Tawarikh 10:13-14)
- Orang-orang Yabesh-Gilead yang mendengar tentang perlakuan orang Filistin terhadap Saul mengambil mayat Saul dan anak-anaknya.
- Mereka menguburkan tulang-tulang mereka di bawah pohon tarbantin di Yabesh dan berpuasa selama tujuh hari.

5. Penyebab kematian Saul dan penyerahan kerajaan kepada Daud (1 Tawarikh 10:13-14)
- Saul mati karena pelanggarannya terhadap TUHAN dan firman-Nya.
- Saul tidak menaatinya dan meminta petunjuk dari pemanggil arwah, bukan dari TUHAN.
- Akibatnya, TUHAN mengambil nyawanya dan menyerahkan kerajaan itu kepada Daud, anak Isai.

Catatan: Ayat-ayat referensi yang diberikan adalah untuk memberikan gambaran umum tentang topik-topik yang dibahas dalam pasal ini. Untuk pemahaman yang lebih mendalam, disarankan untuk membaca seluruh pasal 10 dari Kitab 1 Tawarikh.

Orang-orang:
- Orang Filistin
- Orang Israel
- Saul (raja Israel)
- Yonatan (anak Saul)
- Abinadab (anak Saul)
- Malkisua (anak Saul)
- Pembawa senjata Saul

Lokasi:
- Pegunungan Gilboa
- Kota-kota di lembah itu
- Kuil ilah orang Filistin
- Kuil Dagon
- Yabesh-Gilead
- Pohon tarbantin di Yabesh

Kata kunci dalam Kitab "1 Tawarikh" pasal "10" adalah sebagai berikut:

1. Filistin: Bangsa yang berperang melawan orang Israel.
2. Israel: Orang-orang yang melarikan diri dari orang Filistin dan mati terbunuh di Pegunungan Gilboa.
3. Saul: Raja pertama Israel yang terbunuh dalam pertempuran melawan orang Filistin.
4. Anak-anak Saul: Yonatan, Abinadab, dan Malkisua, yang juga terbunuh dalam pertempuran.
5. Pembawa senjata: Orang yang membawa senjata Saul, yang tidak mau membunuh Saul ketika diminta.
6. Pedang: Senjata yang digunakan Saul untuk bunuh diri setelah terluka parah.
7. Keluarga Saul: Seluruh anggota keluarga Saul yang mati bersama-sama.
8. Orang-orang Israel: Masyarakat yang melihat kekalahan dan kematian Saul serta anak-anaknya, dan melarikan diri.
9. Kota-kota: Tempat-tempat yang diduduki oleh orang Filistin setelah mengalahkan orang Israel.
10. Kuil: Tempat ibadah orang Filistin di mana senjata Saul diletakkan dan kepalanya dipakukan.
11. Dagon: Berhala orang Filistin yang dihormati di kuil mereka.
12. Yabesh-Gilead: Kota di mana mayat Saul dan anak-anaknya diambil dan dikuburkan oleh orang-orang yang gagah perkasa.
13. Puasa: Tindakan berpuasa selama tujuh hari sebagai bentuk penghormatan terhadap Saul dan anak-anaknya.
14. Pelanggaran: Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Saul yang melanggar perintah TUHAN.
15. Firman TUHAN: Petunjuk dan perintah yang diberikan oleh TUHAN yang tidak diindahkan oleh Saul.
16. Pemanggil arwah: Praktik yang dilakukan oleh Saul untuk mencari petunjuk dari arwah, yang dilarang oleh TUHAN.
17. Daud: Anak Isai yang kemudian menjadi raja pengganti Saul setelah Saul meninggal.

Pertanyaan refleksi:
1. Apa yang dapat kita pelajari dari kisah Saul dan kematian tragisnya?
2. Bagaimana pelanggaran Saul terhadap TUHAN dan firman-Nya mempengaruhi nasibnya?
3. Apa yang dapat kita pelajari tentang pentingnya meminta petunjuk dari TUHAN dalam kehidupan kita?
4. Bagaimana reaksi orang Israel terhadap kematian Saul dan anak-anaknya? Apa yang dapat kita pelajari dari reaksi mereka?

Pertanyaan diskusi:
1. Apa yang dapat kita pelajari tentang karakter Saul dari kisah ini? Apakah ada tindakan atau keputusan yang dapat kita kaitkan dengan karakternya?
2. Bagaimana kematian Saul mempengaruhi perjalanan sejarah Israel? Apa yang berubah setelah Saul meninggal?
3. Apa yang dapat kita pelajari tentang konflik antara orang Israel dan orang Filistin dari kisah ini?
4. Bagaimana kisah ini menggambarkan konsekuensi dari tidak taat kepada TUHAN dan firman-Nya?

Hal-hal menarik terkait Kitab "1 Tawarikh" pasal "10":
1. Pasal 10 ini menggambarkan akhir hidup Saul, raja pertama Israel, dan peralihan kekuasaan kepada Daud.
2. Kematian Saul dan anak-anaknya merupakan akibat dari kekalahan dalam pertempuran melawan orang Filistin.
3. Orang Filistin menghina Saul dengan meletakkan senjatanya di kuil ilah mereka dan memakukan batu kepalanya di kuil Dagon.
4. Reaksi orang Israel terhadap kematian Saul adalah melarikan diri dan meninggalkan kota-kota mereka.
5. Kisah ini menekankan pentingnya taat kepada TUHAN dan firman-Nya, serta bahaya meminta petunjuk dari pemanggil arwah.

Dari pasal 10 Kitab 1 Tawarikh, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

1. Pentingnya ketaatan kepada Tuhan: Saul mati karena pelanggarannya terhadap Tuhan dan firman-Nya. Ini mengingatkan kita akan pentingnya hidup dalam ketaatan kepada Tuhan dan mengikuti kehendak-Nya.

2. Bahaya meminta petunjuk dari sumber yang salah: Saul meminta petunjuk dari pemanggil arwah, yang merupakan praktik yang dilarang oleh Tuhan. Ini mengingatkan kita akan bahaya mencari petunjuk atau bimbingan dari sumber yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.

3. Konsekuensi dari dosa: Saul dan anak-anaknya mengalami kematian sebagai konsekuensi dari dosa-dosa mereka. Ini mengingatkan kita akan pentingnya menghindari dosa dan hidup dalam kekudusan.

Doa terkait pasal ini dapat mencakup:

1. Memohon kepada Tuhan untuk memberikan kita kekuatan dan kemampuan untuk hidup dalam ketaatan kepada-Nya.
2. Memohon kepada Tuhan agar memberikan kita hikmat untuk mencari petunjuk-Nya dalam segala hal, dan menghindari mencari petunjuk dari sumber yang salah.
3. Memohon kepada Tuhan agar memberikan kita kesadaran akan konsekuensi dosa dan keinginan yang kuat untuk hidup dalam kekudusan.

Doa ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi pribadi masing-masing.