7 April 2007

Ditulis dengan Darah

Topik : Biaya

Nats : Aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus (Galatia 6:14)
Bacaan : Galatia 6:11-18

Di tengah puing-puing tabrakan kereta Metro-link, petugas pemadam kebakaran dari Stasiun 27 Los Angeles menemukan sebuah pesan yang membuat mereka berlinang air mata. Seorang yang selamat dari tabrakan itu, karena berpikir akan meninggal, menggunakan darahnya sendiri untuk menulis pada bangku di depannya bahwa ia mencintai istri dan anak-anaknya.

Biasanya kita mengatakan "ditulis dengan darah" dalam makna yang kurang harfiah. Hal itu biasanya menunjukkan kesediaan untuk menjamin kata-kata yang kita ucapkan dengan hidup kita.

Saat mengakhiri suratnya kepada jemaat di Galatia, Paulus seakan-akan menuliskan ceritanya dengan darah. Ia menulis pesan kasih dan anugerah yang akan membangkitkan amarah para pemimpin agama lainnya. Ia tahu bahwa ia akan dibenci karena menghormati kematian Kristus melebihi ritual dan hukum moral Israel. Ia akan dihukum karena mengajarkan bahwa kematian dan kebangkitan Kristus itu lebih penting daripada hukum sunat yang mewakili seluruh cara hidup berdasarkan Hukum Taurat. Penderitaan Paulus bagi Kristus secara harfiah mencakup pencurahan darahnya sendiri (2Korintus 11:23-25).

Paulus tidak mau "bermain aman". Ia tahu bahwa penyaliban Yesus merupakan pusat sejarah. Paulus menaruh hidupnya sendiri di garis depan, dengan memberitakan hati Allah yang tak dapat dilukiskan, yang memberikan Putra-Nya untuk mengungkapkan kata-kata kasih yang utama, yang ditulis dengan darah di kayu salib --MRD


Bapa menulis kalimat ini
Di atas salib penuh aib cela,
Dengan tinta darah, pena surgawi,
"Dalam nama Yesus diampuni." --Bosch



TIP #11: Klik ikon untuk membuka halaman ramah cetak. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA