Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 26 ayat untuk lebih baik AND book:58 (0.001 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Ibr 12:24) (ende: Lebih kuat bitjara dari pada darah Abel)

Dalam perhubungan dengan "Hakim segala orang" pengarang barangkali ingat akan sabda Allah dalam I Mos. (Kej 4:10), jaitu: Darah saudaramu teriak dari bumi kepadaKu". Darah Kristus akan menuntut keselamatan abadi bagi orang-orang jang baik, dan hukuman jang hebat atas semua orang jang menolak Kristus atau murtad dari padaNja. Mungkin pula pengarang hendak menghubungkan kalimat itu dengan Ibr 11:14. Kalau demikian lebih baik diterdjemahkan: "lebih njaring suaranja dari pada suara darah Abel".

(0.98) (Ibr 10:5) (full: KORBAN DAN PERSEMBAHAN. )

Nas : Ibr 10:5-10

Mazm 40:7-9 dikutip untuk membuktikan bahwa korban Yesus Kristus yang dilakukan dengan sukarela dan taat itu merupakan korban yang lebih baik daripada korban binatang dalam PL;

lihat art. PERJANJIAN LAMA DAN PERJANJIAN BARU.

(0.98) (Ibr 11:4) (full: KORBAN YANG LEBIH BAIK. )

Nas : Ibr 11:4

Allah menerima persembahan korban Habel karena Habel itu benar, mengabdi kepada Allah dan taat (bd. Ams 15:8; Mat 23:35; 1Yoh 3:12).

(0.98) (Ibr 7:9) (jerusalem) Bagian sepersepuluh yang dibayar kepada imam-imam keturunan Lewi, Ula 14:22 merupakan baik upah mereka bagi tugasnya dalam ibadat maupun tanda penghormatan terhadap keluhuran imamat mereka. Kalau Lewi sendiri melalui Abraham membayar bagian sepersepuluh kepada Melkisedek, maka Melkisedek ternyata melambangkan suatu imamat yang lebih luhur dari imamat keturunan Lewi.
(0.97) (Ibr 11:16) (full: ALLAH TIDAK MALU. )

Nas : Ibr 11:16

Mereka yang menghormati Allah dengan hidup sebagai "pendatang dan perantau" (1Pet 2:11) dan yang menginginkan suatu tanah air yang lebih baik akan mendapatkan kehormatan dari Allah ketika Ia bersedia disebut Allah mereka. Ia tidak akan malu untuk mengakui mereka sebagai anak-anak-Nya sendiri (bd. Kel 3:6).

(0.96) (Ibr 6:9) (full: SESUATU YANG LEBIH BAIK. )

Nas : Ibr 6:9-20

Penulis merasa yakin bahwa para pembaca belum masuk ke dalam kemurtadan yang digambarkan dalam ayat Ibr 6:4-8. Ia meyakinkan mereka bahwa pengharapan akan keselamatan kekal itu pasti dan tidak berubah bagi orang-orang yang tetap setia kepada Kristus dalam iman dan kasih (ayat Ibr 6:10-12), karena Allah tidak mungkin berbohong dan janji-janji-Nya tetap (ayat Ibr 6:13-20).

(0.94) (Ibr 11:13) (full: TIDAK MEMPEROLEH APA YANG DIJANJIKAN. )

Nas : Ibr 11:13

Orang-orang kudus PL mati dengan keyakinan bahwa Allah masih menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi mereka. Mereka tidak melihat berkat terakhir yang dijanjikan kepada orang-orang tertebus pada saat mereka masih hidup. Pengharapan dasar mereka ialah hidup kekal bersama dengan Allah di tanah air sorgawi, dan mereka mengarahkan pandangan mereka pada kewarganegaraan mereka di langit baru dan bumi baru (ayat Ibr 11:13-16; bd. Yes 65:17; 66:22; Fili 3:20; Wahy 21:1). Orang-orang percaya pada dewasa ini juga harus bertekun dalam iman dan percaya pada Allah, bahkan ketika mereka tidak melihat semua janji Allah tergenapi selama hidup mereka. Allah berkenan akan iman yang mampu menyerahkan kembali janji-janji Allah kepada-Nya untuk digenapi sesuai dengan kehendak-Nya.

(0.93) (Ibr 1:1) (full: )

Penulis : Tidak Disebutkan

Tema : Perjanjian yang Lebih Baik

Tanggal Penulisan: 67-69 M (tidak dapat dipastikan)

Latar Belakang

Tidak diketahui kepada siapa surat ini dialamatkan, sekalipun Roma merupakan kemungkinan. Judul kitab ini di dalam naskah-naskah Yunani yang tertua hanyalah, "Kepada Orang Ibrani." Sekalipun demikian isi surat ini menunjukkan bahwa surat ini ditujukan kepada orang-orang Kristen Yahudi. Penggunaan Septuaginta (Alkitab PL dalam bahasa Yunani) oleh penulis ketika mengutip PL menunjukkan bahwa para penerima surat ini mungkin adalah orang-orang Yahudi berbahasa Yunani yang tinggal di luar Palestina. Kalimat "terimalah salam dari saudara-saudara di Italia" (versi Inggris NIV -- "mereka dari Italia mengirim salam" Ibr 13:24) mungkin sekali berarti bahwa penulis sedang menulis kepada orang-orang yang tinggal di Roma dan mencantumkan salam dari orang-orang percaya dari Italia yang dalam perantauan. Para penerima surat ini mungkin terdiri atas kelompok-kelompok persekutuan rumah yang merupakan bagian dari jemaat gereja yang lebih luas di Roma. Beberapa di antaranya mulai menunjukkan tanda-tanda akan meninggalkan iman mereka kepada Yesus dan kembali kepada kepercayaan Yahudi mereka sebelumnya, karena mereka dianiaya dan putus asa.

Penulis Surat Ibrani ini tidak disebutkan baik dalam judul kitab yang semula maupun sepanjang surat ini, sekalipun ia merupakan tokoh yang cukup dikenal pembacanya (Ibr 13:18-24). Oleh karena satu dan lain alasan, identitas penulis hilang sekitar akhir abad pertama. Selanjutnya dalam tradisi gerejani mula-mula (abad ke-2 sampai ke-4) muncul berbagai pendapat mengenai orang yang mungkin merupakan penulis surat ini. Pendapat bahwa Paulus menulis surat ini baru tersebar luas pada abad ke-5.

Banyak ahli PB yang berpandangan konservatif dewasa ini beranggapan bahwa Paulus tidak mungkin menulis surat ini karena gaya penulisan yang halus dan bercorak Aleksandria, ketergantungan pada Septuaginta, cara memperkenalkan kutipan-kutipan PL, cara berargumentasi dan gaya mengajar, susunan argumentasi dan hal tidak menyebutkan dirinya itu bukan merupakan gaya Paulus. Lagi pula, Paulus senantiasa menunjuk kepada penyataan yang langsung diperolehnya dari Kristus (bd. Gal 1:11-12), sedangkan penulis surat ini menempatkan dirinya di antara orang-orang Kristen angkatan kedua yang memperoleh keyakinan Injil karena kesaksian para saksi mata pelayanan Yesus (Ibr 2:3). Di antara tokoh-tokoh PB yang namanya disebut, gambaran Lukas mengenai Apolos dalam Kis 18:24-28 paling cocok dengan keadaan penulis surat ini.

Terlepas dari siapa penulis surat ini, hal ini dapat dipastikan: penulis menulis dengan kepenuhan Roh dan wawasan, penyataan dan wibawa yang rasuli. Karena dalam Surat Ibrani penghancuran Bait Suci di Yerusalem dan ibadah di bawah pimpinan para imam Lewi tidak disebut maka ada anggapan yang kuat bahwa surat ini ditulis sebelum tahun 70 M.

Tujuan

Surat Ibrani terutama ditulis kepada orang-orang Kristen Yahudi yang sedang mengalami penganiayaan dan keputusasaan. Penulis berusaha untuk memperkuat iman mereka kepada Kristus dengan menjelaskan secara teliti keunggulan dan ketegasan penyataan Allah dan penebusan di dalam Yesus Kristus. Ia menunjukkan bahwa penyediaan penebusan di bawah perjanjian yang lama sudah digenapi dan tidak terpakai lagi karena Yesus telah datang dan menetapkan suatu perjanjian yang baru oleh kematian-Nya yang mengerjakan perdamaian. Penulis menantang para pembacanya

  1. (1) untuk tetap mempertahankan pengakuan mereka terhadap Kristus hingga pada kesudahannya,
  2. (2) untuk maju terus menuju kedewasaan rohani dan
  3. (3) untuk tidak kembali kepada kehidupan di bawah hukuman dengan cara meninggalkan kepercayaan kepada Yesus Kristus.

Survai

Surat Ibrani ini lebih mirip dengan suatu khotbah daripada sebuah surat. Penulis menggambarkan karyanya ini sebagai "kata-kata nasihat" (Ibr 13:22). Surat ini terdiri atas tiga bagian utama.

  1. (1) Pertama, Yesus sebagai Putra Allah yang penuh kuasa (Ibr 1:1-3) dinyatakan sebagai penyataan Allah yang sempurna kepada umat manusia -- lebih tinggi daripada para nabi (Ibr 1:1-3), malaikat (Ibr 1:4--2:18), Musa (Ibr 3:1-6) dan Yosua (Ibr 4:1-11). Di dalam bagian ini terdapat suatu peringatan yang sungguh-sungguh mengenai berbagai akibat apabila kita secara rohani makin menjauh dari iman atau mengeraskan hati dalam ketidakpercayaan (Ibr 2:1-3; Ibr 3:7--4:2).
  2. (2) Bagian yang kedua menampilkan Yesus sebagai Imam Besar dengan kualifikasi (Ibr 4:14--5:10; Ibr 6:19--7:25), watak (Ibr 7:26-28), dan pelayanan (Ibr 8:1--10:18) yang sempurna dan abadi. Di bagian ini diberikan suatu peringatan yang sungguh-sungguh mengenai ketidakdewasaan rohani atau bahkan "kemurtadan" setelah mengambil bagian di dalam Kristus (Ibr 5:11--6:12).
  3. (3) Bagian yang terakhir (Ibr 10:19--13:17) dengan tegas mendorong orang-orang percaya agar tetap tabah dalam keselamatan, iman, penderitaan, dan kekudusan.

Ciri-ciri Khas

Delapan ciri utama menandai surat ini.

  1. (1) Surat ini unik di antara surat-surat PB karena bentuknya, "surat ini berawal seperti sebuah risalah, dilanjutkan bagaikan khotbah, dan diakhiri seperti surat" (Origenes).
  2. (2) Di antara semua kitab PB surat ini menggunakan bahasa yang paling halus, paling mendekati gaya penulisan Yunani klasik daripada penulis PB lainnya (mungkin kecuali Lukas dalam Luk 1:1-4).
  3. (3) Inilah satu-satunya kitab PB yang mengembangkan konsep pelayanan Yesus sebagai Imam Besar.
  4. (4) Ajarannya tentang Kristus ini sangat kaya variasi, dan memakai lebih daripada dua puluh nama dan gelar untuk Kristus.
  5. (5) Kata kuncinya adalah "lebih baik" (dipakai tiga belas kali). Yesus lebih baik daripada para malaikat dan semua tokoh perantara PL. Ia memberikan perhentian, perjanjian, pengharapan, keimaman, korban pendamaian, dan janji-janji yang lebih baik.
  6. (6) Surat ini berisi pasal yang paling menonjol dalam Alkitab mengenai iman (pasal lebih+baik+AND+book%3A58&tab=notes" ver="">11; Ibr 11:1-40).
  7. (7) Kitab ini sarat dengan kutipan dan petunjuk kepada PL sehingga memberikan pengertian yang berharga mengenai penafsiran umat Kristen mula-mula terhadap sejarah dan ibadah PL, khususnya dalam bidang lambang-lambang.
  8. (8) Surat ini memberikan lebih banyak peringatan mengenai bahaya-bahaya kemurtadan rohani daripada kitab lainnya dalam PB.
(0.93) (Ibr 11:10) (full: MENANTI-NANTIKAN KOTA. )

Nas : Ibr 11:10

Abraham mengetahui bahwa negeri perjanjian yang di bumi ini bukanlah menjadi akhir dari pengembaraannya. Sebaliknya, negeri itu menunjuk kepada kota sorgawi yang telah dipersiapkan Allah bagi hamba-hamba-Nya yang setia

(lihat art. PANGGILAN ABRAHAM).

Abraham merupakan panutan untuk seluruh umat Allah; kita harus menyadari bahwa kita hanya merantau di dunia ini dan sedang menuju ke rumah kita yang sesungguhnya di sorga. Di dalam hidup ini janganlah kita mencari keamanan mutlak atau terpesona oleh dunia yang sekarang (ayat Ibr 11:14,16; Ibr 13:14). Kita harus memandang diri kita sebagai orang asing dan pendatang di bumi ini. Bumi bukanlah tanah air kita, tetapi adalah negeri asing; akhir dari perantauan kita adalah "tanah air yang lebih baik" (ayat Ibr 11:16), "Yerusalem sorgawi" (Ibr 12:22), dan "kota yang akan datang" (Ibr 13:14).

(0.92) (Ibr 11:16) (sh: Iman modal utama Kristen (Jumat, 5 Mei 2000))
Iman modal utama Kristen

Bagi masyarakat umum, iman nampak sebagai sesuatu yang tidak nyata atau suatu khayalan yang tidak dapat dibuktikan. Tapi firman Tuhan menyatakan bahwa iman adalah sesuatu yang nyata. Inilah kebenaran kristen yang hakiki. Bagi Kristen, iman adalah pengharapan yang pasti sehingga apa yang tidak dapat kita lihat bisa kita katakan 'lebih teguh dan nyata' dibandingkan seluruh ciptaan yang ada. Mengapa demikian? Sebab akar dari iman yang demikian adalah suatu keyakinan bahwa seluruh alam semesta ini diciptakan dan dipelihara oleh Allah. Karena itu Allah melebihi segala sesuatu yang dapat kita raba, kita pegang, kita lihat, dan kita rasa. Allah lebih nyata dari semua itu karena Ia adalah Sumber dari keberadaan semua yang ada di alam semesta ini. Orang percaya zaman purba yang dimulai dari Habel hingga Abraham dan Sarah dituntut untuk mempunyai iman yang demikian. Karena iman Habel, ia harus mengalami kematian yang tragis yaitu dibunuh oleh kakaknya sendiri. Walaupun dia sudah mati menurut dunia, namun karena iman ia masih berbicara sesudah ia mati. Dengan kata lain, iman Habel telah membawa dia kepada kehidupan kekal.

Karena iman, Henokh mempunyai kehidupan yang berkenan dan dekat kepada Allah. Sebab tidak mungkin orang dapat menghampiri Allah tanpa iman. Karena iman, Nuh menyaksikan karya Allah yang menyatakan penghukuman dan anugerah Allah pada saat yang sama. Karena iman, Abraham berani melangkah menuju negeri yang belum pernah dikenal. Karena iman pula, maka para nenek moyang bangsa Israel menganggap bahwa mereka hanyalah pendatang dan orang asing di bumi, karena itu mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu sorgawi.

Renungkan: Ketika kita memahami bahwa Allah adalah sebuah realita yang mutlak dan bertindak berdasarkan keyakinan ini, maka kita mempunyai iman yang akan membuat hidup kita berbeda dan memampukan kita memperoleh kemenangan. Iman itu akan membawa kita kepada keselamatan kekal, kepada kehidupan yang berkenan kepada Allah, kepada keberanian untuk tetap melangkah meskipun masa depan tidak menentu, kepada pemahaman bahwa apa pun yang kita miliki tidak akan memuaskan kebutuhan kita yang paling dalam. Inilah kekuatan dinamika dari sebuah iman. Masa depan Anda adalah kenyataan Anda.

(0.92) (Ibr 6:9) (sh: Kepastian keselamatan (Jumat, 28 Oktober 2005))
Kepastian keselamatan

Iman yang sejati pasti terwujud melalui ketekunan kasih dan kepastian pengharapan. Walaupun surat Ibrani berisikan teguran keras bagi para pembacanya karena kedangkalan iman mereka, penulis surat ini tetap yakin bahwa mereka adalah anak-anak Tuhan sejati (ayat lebih+baik+AND+book%3A58&tab=notes" ver="">9). Dasarnya bukan perbuatan-perbuatan baik yang mereka perbuat melainkan karena keadilan Allah (ayat lebih+baik+AND+book%3A58&tab=notes" ver="">10). Penerima surat Ibrani sudah mengalami pengampunan dosa karena Kristus dan tinggal di dalam Dia maka menurut keadilan Allah mereka adalah anak-anak Allah. Dengan demikian, pekerjaan kasih yang mereka telah lakukan dan terus mereka lanjutkan bagi umat Tuhan adalah bukti mereka sudah diselamatkan.

Kini, penulis surat Ibrani mendorong pembaca suratnya untuk mewujudkan kehidupan Kristen secara nyata dengan lebih sungguh. Mereka harus bertahan terhadap penganiayaan yang sedang menimpa mereka, dengan cara memandang akan pengharapan dari janji-janji ilahi yang kelak akan digenapi-Nya (ayat lebih+baik+AND+book%3A58&tab=notes" ver="">11-12). Selain itu, mereka harus ingat bahwa para pendahulu mereka sudah memperoleh penggenapan janji tersebut. Sebenarnya, janji Allah itu sudah diberikan-Nya sejak Ia memanggil Abraham, leluhur Israel (ayat lebih+baik+AND+book%3A58&tab=notes" ver="">13-15). Sama seperti Abraham percaya dan menaruh harapannya kepada Allah, demikianlah pembaca surat Ibrani harus memercayakan diri kepada-Nya. Kepastian akan penggenapan janji itu menjadi makin teguh sebab Allah sendiri yang menjadi penjaminnya dan Yesus jaminannya (ayat lebih+baik+AND+book%3A58&tab=notes" ver="">17-20).

Keselamatan sudah dijamin oleh Allah di dalam Kristus Yesus bagi kita. Keselamatan yang Ia berikan itu menyebabkan orang Kristen menjadi pewaris janji Allah. Perbuatan yang harus kita lakukan adalah mempraktikkan perbuatan kasih dalam hidup sehari-hari kepada sesama, bahkan meluas kepada orang-orang yang memusuhi Injil sebagai wujud ungkapan syukur kita akan anugerah-Nya itu.

Renungkan: Buktikan iman Anda dengan perbuatan kasih dan kepercayaan penuh kepada-Nya.

(0.92) (Ibr 12:7) (sh: Di balik sebuah penderitaan (Senin, 8 Mei 2000))
Di balik sebuah penderitaan

Sepanjang sejarah dunia, Kristen selalu mengalami penindasan yang semakin berat dan jahat. Ada tekanan yang datang dari para tetangga maupun pemerintahan setempat. Ada penganiayaan terjadi dalam lingkup lokal maupun nasional. Bagaimana Kristen seharusnya menyikapi keadaan ini? Kristen harus menyikapi penderitaan dan penganiayaan yang dialaminya dari 2 sudut pandang. Pertama, Kristen harus memandang kesulitan dan penderitaan sebagai sebuah disiplin. Allah tidak pernah meninggalkan anak-anak-Nya. Walaupun Allah tidak memberikan alasan mengapa harus mengalami sebuah penderitaan tertentu, namun Allah menjelaskan secara rinci dan hati-hati tentang apa yang Ia lakukan. Yaitu Allah memperlakukan Kristen seperti seorang ayah yang bijaksana memperlakukan anak-anak-Nya. Allah mendisiplin Kristen demi kebaikannya dan supaya beroleh bagian dalam kekudusan-Nya. Perspektif ini membuat penderitaan yang Kristen alami terasa jauh lebih ringan. Kristen tidak perlu lagi bertanya-tanya apa yang sudah ia lakukan sehingga Allah menghukumnya.

Kristen dapat bertahan dan melewati penderitaannya dan keluar sebagai pemenang, karena ia yakin bahwa penderitaannya juga merupakan bentuk ekspresi kasih Allah. Kedua, jika kita meragukan apakah mungkin Allah tega membiarkan anak-anak yang dikasihi-Nya menderita, lihatlah Yesus. Ia telah menderita terlebih dahulu. Yang memimpin dan membawa iman kita kepada kesempurnaan, Yesus Kristus, telah mengalami sebuah penderitaan yang maha dahsyat, walaupun Dia adalah Anak Tunggal Allah.

Renungkan: Keyakinan bahwa Allah tetap mengasihi Anda dan mempunyai tujuan yang baik di balik penderitaan itu, merupakan sumber kekuatan untuk terus bertahan di dalam penderitaan. Hanya jangan pernah berharap keuntungan secara ekonomi jika Anda harus kehilangan sebuah pekerjaan. Jangan pernah berharap keuntungan secara kesehatan jika Anda menderita penyakit yang berat. Namun berharaplah keuntungan rohani dari penderitaan yang dialami. Jika kita berserah kepada Allah, Dia akan bekerja di dalam hidup kita dan melalui penderitaan ini kita akan bertumbuh di dalam kekudusan. Bahkan kita akan menuai kebenaran dan damai sejahtera yang sudah disediakan bagi anak-anak-Nya yang sedang mengalami penderitaan.

(0.92) (Ibr 8:1) (full: KITA MEMPUNYAI IMAM BESAR YANG DEMIKIAN. )

Nas : Ibr 8:1

Setelah Kristus sendiri menanggung hukuman atas dosa-dosa kita dengan mempersembahkan hidup-Nya sebagai korban, Ia masuk sorga di mana Ia melayani di hadapan Allah demi kita yang percaya. Pelayanan Yesus sebagai Imam Besar (bd. Ibr 2:17) meliputi enam bidang:

  1. 1) Yesus merupakan Imam sekaligus korban yang dipersembahkan. Ia mempersembahkan diri-Nya bagi semua orang sebagai korban yang sempurna karena dosa dengan mencurahkan darah-Nya dan mati sebagai pengganti orang berdosa (Ibr 2:17-18; 4:15; 7:26-28; Mr 10:45; 1Kor 15:3; 1Pet 1:18-19; 2:22-24; 3:18;

    lihat art. HARI PENDAMAIAN).

  2. 2) Yesus menjadi pengantara perjanjian baru yang lebih baik supaya semua "yang telah terpanggil dapat menerima bagian (warisan) kekal yang dijanjikan" (Ibr 9:15-22;

    lihat art. PERJANJIAN LAMA DAN PERJANJIAN BARU),

    dan dapat senantiasa menghampiri Allah dengan penuh keyakinan (Ibr 4:16; 6:19-20; 7:25; 10:19-22;

    lihat cat. --> Yoh 17:1

    [atau ref. Yoh 17:1]

    mengenai doa Yesus selaku Imam Besar).
  3. 3) Ia berada di sorga di hadapan Allah untuk memberikan kasih karunia Allah kepada kita yang percaya (Ibr 4:14-16). Oleh kasih karunia ini yang diberikan kepada kita melalui Dia, Kristus memperbaharui kita (Yoh 3:3) dan mencurahkan Roh Kudus-Nya ke atas kita (Kis 1:4; Kis 2:4,33).
  4. 4) Yesus bertindak selaku perantara di antara Allah dengan semua orang yang telah melanggar hukum Allah dan mencari pengampunan serta pemulihan hubungan dengan-Nya (1Yoh 2:1-2).
  5. 5) Jabatan imam yang diduduki oleh Yesus adalah untuk selama-lamanya. Sebagai imam Ia turut merasa dengan orang-orang percaya dalam pencobaan serta menolong dalam keperluan mereka (Ibr 2:18; 4:15-16).
  6. 6) Yesus hidup selama-lamanya untuk senantiasa menjadi perantara bagi mereka yang dengan iman "datang kepada Allah" oleh Dia (Ibr 7:25). Akhirnya, Ia akan menyempurnakan keselamatan orang percaya

    (lihat cat. --> Ibr 7:25 dan

    lihat cat. --> Ibr 9:28).

    [atau ref. Ibr 7:25; 9:28]

(0.79) (Ibr 7:19) (ende)

Seperti telah disinggung dalam Ibr 7:11 imamat dan hukum perdjandjian lama tidak sanggup membawa kepada kesempurnaan baik ibadat maupun rakjat.

(0.79) (Ibr 9:23) (jerusalem: benda-benda sorgawi sendiri) Penyucian Tempat Kudus, baik di bumi maupun di sorga, tak perlu mengandalkan bahwa dahulu dicemarkan; upacara penyucian itu adalah upacara pentahbisan dan pengudusan.
(0.78) (Ibr 6:1) (ende: Perbuatan-perbuatan mati)

ialah jang dilakukan dalam keadaan mati karena dosa, sebelum dibenarkan oleh Allah dalam permandian dan mempunjai hidup abadi. Sebab itu perbuatan-perbuatan itu biarpun baik, tidak berguna untuk hidup abadi.

(0.78) (Ibr 12:15) (ende: Mengundurkan diri)

tidak turut serta lagi sebab merasa perdjuangan atau perlombaan terlalu berat. Akibatnja mereka tak akan sampai pada kemenangan.

(0.77) (Ibr 9:11) (jerusalem) Upacara pendamaian Israel, Ibr 9:7; Ima 16, diganti dengan korban tunggal, Ibr 7:27+, yaitu korban darah Kristus, Ibr 9:14; Rom 3:24+. Korban itu membuka bagi manusia jalan untuk menghadap Allah, Ibr 10:1,19; bdk Yoh 14:6+; Efe 2:18
(0.76) (Ibr 5:14) (full: MEMBEDAKAN YANG BAIK DARIPADA YANG JAHAT. )

Nas : Ibr 5:14

Mereka yang lemah dan tidak dewasa imannya tidak memiliki kepekaan dan kebijaksanaan rohani mengenai apa yang baik dan apa yang jahat dalam hidup ini, dan apa yang memuliakan Allah dan yang tidak memuliakan Allah. Sebaliknya, orang-orang percaya yang dewasa imannya telah melatih indera mereka untuk membedakan dengan teliti antara yang baik dan yang jahat dengan senantiasa mempraktikkan kebenaran dan ketaatan. Setelah belajar untuk mengasihi keadilan dan membenci kefasikan

(lihat cat. --> Ibr 1:9),

[atau ref. Ibr 1:9]

setelah pikirannya dibaharui menurut prinsip-prinsip kebenaran (Rom 12:1-2), dan setelah mendapat kemampuan dari Roh Kudus untuk melihat berbagai hal dari segi pandangan Allah, mereka menjadi mampu untuk menerima makanan yang keras dari Firman Allah dan bertumbuh mencapai kepenuhan Kristus (bd. Ef 4:13).

(0.74) (Ibr 9:5) (full: TUTUP PENDAMAIAN. )

Nas : Ibr 9:5

Pada Hari Pendamaian, baik darah lembu jantan yang mengadakan pendamaian bagi imam besar dan keluarganya maupun darah kambing yang berfungsi sebagai kurban karena dosa-dosa bangsa Israel dipercikkan di atas tutup pendamaian ini di hadapan Allah (Im 16:2,14;

lihat art. HARI PENDAMAIAN).

Tutup pendamaian yang di bumi ini melambangkan takhta kasih karunia sorgawi yang dapat dihampiri oleh orang-orang percaya karena darah Kristus untuk menerima kasih karunia dan pertolongan (Ibr 4:16).



TIP #29: Klik ikon untuk merubah popup menjadi mode sticky, untuk merubah mode sticky menjadi mode popup kembali. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA