(0.22) | (Luk 2:1) |
(sh: Rencana Allah dan rencana Iblis. (Jumat, 14 April 2000)) Rencana Allah dan rencana Iblis.Menjelang perayaan hari raya keagamaan besar seperti Paskah, Yerusalem dipenuhi dengan para peziarah yang datang dari berbagai daerah. Oleh sebab itu pemerintah Romawi dan pemimpin orang Yahudi berjaga-jaga dengan ketat untuk mencegah timbulnya keributan. Di tengah suasana demikian, ada persekongkolan yang dilakukan oleh para imam kepala dan ahli Taurat untuk membunuh Yesus secara diam-diam, karena takut terhadap orang banyak. Pada saat mereka sedang bingung memikirkan cara yang terbaik untuk melenyapkan Yesus, Yudas datang menawarkan bantuan dan kesempatan yang mereka cari. Akhirnya mereka pun bersekutu membunuh Yesus. Secara penampakan luar, persekongkolan mereka tampaknya merupakan bukti kemenangan mereka. Namun bila kita melihat yang sebenarnya terjadi, karya Allah sungguh luar biasa. Allah sebetulnya sedang mempertontonkan secara spektakuler kepada umat-Nya, mengenai cara Dia memerintah dan mengatur dunia yang memberontak. Kalau pemberontakan manusia pertama disebabkan bujukan si Setan di Taman Eden. Dalam tahap berikutnya, pemberontakan manusia yang terus berlanjut dalam sejarah karena bujukan Iblis (ayat 3) memutuskan bahwa Yesus harus mati. Yesus sendiri di dalam karya-Nya untuk menghadapi pemberontakan manusia dan mendirikan Kerajaan-Nya di bumi juga ditentukan untuk mati. Dalam peristiwa itulah terjadi pertemuan dua rencana besar yang masing-masing mempunyai dampak yang begitu besar bagi kehidupan umat manusia, khususnya kekekalan. Kedua rencana ini sebetulnya mempunyai tujuan jangka pendek yang sama yaitu Kristus harus mati. Namun di balik tujuan itu terdapat tujuan yang lebih besar yang masing-masing berbeda. Bagi Iblis kematian Kristus tampaknya adalah akhir dari segalanya. Bagi Allah kematian Yesus adalah awal dari segalanya yang baik bagi umat manusia. Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus mengalahkan Iblis untuk selama-lamanya. Seluruh umat manusia menerima keselamatan dan terlepas dari cengkeraman Iblis. Renungkan: Iblis bersama-sama kaki tangannya mereka-reka malapetaka bagi Yesus dan seluruh umat manusia melalui kematian Yesus. Namun Allah mampu membalikkannya hingga menjadi berkat bagi seluruh umat manusia. |
(0.22) | (Luk 22:14) |
(sh: Perjamuan terakhir (Rabu, 31 Maret 2004)) Perjamuan terakhirRencana pembunuhan sudah digelar. Apakah Yesus mengetahui rencana tersebut? Ya. Tetapi mengapa masih mengadakan perjamuan Paskha? Bukankah lebih baik menyingkir saja ke Galilea? Yesus tahu kedatangan-Nya ke dunia adalah untuk mati di kayu salib. Yesus tetap berdaulat dan berkuasa. Ancaman kematian tidak menyurutkan semangat hidup-Nya atau membuat-Nya gentar dan putus asa. Yesus tidak dikuasai oleh situasi yang terjadi. Situasi dan keadaan tetap di bawah kendali dan kuasa-Nya. Buktinya? Yesus memerintahkan murid-murid-Nya untuk mempersiapkan perjamuan Paskha (ayat 22:7-13).
Saat persiapan murid-murid tepat mendapati semua yang dikatakan Yesus
sebelumnya. Yesus mengetahui dengan pasti bahwa penderitaan sedang
menanti-Nya. Namun kerinduan-Nya untuk me-rayakan Paskha bersama
dengan murid-murid-Nya tidak terhalang (ayat 15). Perjamuan Paskha
ini adalah yang terakhir dilakukan bersama murid-murid-Nya.
Menarik untuk dicatat bahwa Lukas begitu memperhatikan soal
perjamuan makan. Di dalam Injil Lukas sedikitnya tercatat sembilan
kali perjamuan makan (ayat Perjamuan merupakan wujud persekutuan yang intim. Dalam suasana perjamuan Paskha, Yesus mengungkapkan makna Paskha secara baru. Makna Paskha menjadi baru karena berkaitan dengan kematian-Nya di kayu salib. Roti perjamuan Paskha diberi arti baru. Roti Paskha menerima makna baru sebagai lambang tubuh Kristus yang diserahkan bagi murid-murid (ayat 19). Demikian juga dengan cawan Paskha. Cawan Paskha diberi makna baru sebagai tanda perjanjian baru karena tercurahnya darah Kristus di kayu salib (ayat 20). Renungkan: "Bukalah mata rohani kami melihat kedalaman makna kematian-Mu ya Yesus"! Jadikanlah ini doa sepanjang hidup Anda. |
(0.22) | (Flp 1:18) |
(sh: Hidup menghasilkan buah (Senin, 24 Mei 2004)) Hidup menghasilkan buahApa sebabnya Paulus dapat optimis bahkan bersukacita di tengah penderitaannya, khususnya pemenjaraan yang menimpa dirinya? Bukankah ada kemungkinan ia akan dieksekusi oleh karena imannya? Paulus tidak menguatirkan mengenai keselamatannya. Dia percaya bahwa kesudahan semua penderitaan dan penjara itu adalah keselamatan dirinya. Entah keselamatan dalam arti ia dibebaskan dari pemenjaraan fisik maupun keselamatan surgawi (ayat 19). Dirinya adalah pemberian dan milik Kristus, untuk Dia saja -- hidup atau mati -- Paulus mengabdikan dirinya. Yang Paulus kuatirkan ialah bagaimana hidupnya tetap dapat mempermuliakan Tuhan baik ketika ia ada di dalam penjara, maupun pada masa mendatang entah dalam keadaan apapun dia, bahkan sampai pada saat kematiannya (ayat 20). Bagi Paulus persoalannya bukan mati atau hidup, asalkan kedua-duanya memuliakan Tuhan. Di satu sisi memang kematian akan menyelesaikan perkara penderitaan dan kesusahan di dunia ini. Kematian berarti permulaan dari menikmati secara penuh persekutuan keselamatan yang telah Kristus kerjakan (ayat 23). Namun, di sisi lainnya Paulus melihat kebutuhan dan sekaligus panggilan Tuhan untuk tetap berkarya di dalam dunia ini. Paulus melihat kebutuhan konkret jemaat Filipi dan pelayanan mereka. Oleh sebab itu Paulus memutuskan untuk taat pada kehendak Allah yaitu tinggal di dalam dunia ini untuk hidup menghasilkan buah (ayat 22, 24-25). Kematian bukan pelarian bagi Paulus. Selama ia hidup, ia harus memberi buah: menjadi berkat bagi orang-orang yang kepadanya Tuhan pertemukan. Kalau tiba waktunya kematian menjemput, Paulus tahu ia akan ke sorga mulia. Namun, sekarang selagi ia hidup berarti bekerja dan melayani Tuhan. Doa: Tuhan, kiranya kesukaanku yang terdalam ialah bahwa entah aku masih lama hidup atau segera akan mati, aku menyenangkan-Mu |
(0.22) | (1Tes 4:13) |
(sh: Kepastian tentang masa depan (Minggu, 16 November 1997)) Kepastian tentang masa depanTak seorang pun tahu apa yang akan terjadi di masa depan, apalagi yang akan terjadi sesudah kematian. Oleh karena itu banyak orang takut menghadapi kematian. Orang Kristen di Tesalonika malah merasa dukacita karena beberapa dari mereka telah mati. Firman Tuhan memang mengajarkan bahwa kematian adalah upah dosa dan sesudah kematian akan datang penghakiman. Jadi wajarlah bila timbul perasaan ngeri dan duka seperti itu. Namun untuk orang yang beriman dalam Kristus, sebenarnya ada kebenaran lain yang bisa memberikan kepastian dan kesukaan. Tuhan kita Yesus, telah mati dan telah bangkit (ayat 14). Orang yang mati dalam Tuhan tidak mengalami kengerian hukuman Allah, tidak juga kehilangan kesempatan untuk berjumpa dengan Tuhan saat Dia datang kembali. Orang yang mati dalam Tuhan akan bertemu Tuhan (ayat 14, bdk. Fil. 1:23). Dan ketika Tuhan datang kedua kali, orang beriman yang sudah mati akan dibangkitkan dan beroleh tubuh kebangkitan (ayat 16, bdk. Pengharapan mulia. Banyak orang termasuk Kristen yang takut berpikir tentang akhir zaman. Kejadian utama pada akhir zaman, yaitu kedatangan Tuhan Yesus Kristus kedua kali, adalah pengharapan utama dan mulia dalam iman Kristen. Mengapa? Karena Ia akan turun dari surga (ayat 16), berarti kita tidak hanya beriman dan berharap tetapi berjumpa langsung muka dengan muka. Lebih lagi, kita akan diubah menjadi baru seutuhnya. Tubuh kita akan diubah sehingga tubuh dan roh kita akan serasi penuh dengan kemuliaan surgawi dalam langit dan bumi baru yang akan Tuhan ciptakan ulang kelak. Lalu sesudah itu kita akan bersama-sama dengan Dia selama-lamanya. Betapa indah pengharapan tersebut. Itulah pengharapan yang pasti yang memberikan kepastian bagi kehidupan kita kini. Renungkan: Kita sedang menjalani momen-momen sejarah yang makin jelas menyaksikan bahwa Kristus adalah Raja. Doa: Tuhan mampukan GerejaMu menjadi umat yang ditandai oleh pengharapan, penghiburan, kepastian |
(0.22) | (Kej 2:16) |
(full: TUHAN ALLAH MEMBERI PERINTAH INI KEPADA MANUSIA.
) Nas : Kej 2:16 Sejak awal sejarah umat manusia terikat dengan Allah melalui iman dan ketaatan kepada Firman-Nya sebagai kebenaran mutlak.
|
(0.22) | (Yeh 3:18) |
(full: ORANG JAHAT ITU AKAN MATI.
) Nas : Yeh 3:18 Yehezkiel ditugaskan menjadi penjaga, memperingatkan saudara sebangsanya bahwa mereka yang terus hidup di dalam dosa dan menolak Allah akan dihukum dengan kematian. Apabila Yehezkiel lalai memperingatkan orang fasik, ia akan diminta pertanggungjawaban atas kematian mereka.
|
(0.22) | (Mat 26:39) |
(full: BIARLAH CAWAN INI LALU.
) Nas : Mat 26:39 Yang dimaksudkan oleh Yesus dengan "cawan ini" telah menjadi pokok pembahasan yang panjang lebar.
|
(0.22) | (1Ptr 3:19) |
(full: MEMBERITAKAN INJIL KEPADA ROH-ROH.
) Nas : 1Pet 3:19 Ayat 1Pet 3:18-20 sudah sejak dahulu merupakan kesulitan bagi para penafsir.
|
(0.22) | (2Sam 1:1) |
(sh: Berita itu cepat tersiar. (Jumat, 13 Februari 1998)) Berita itu cepat tersiar.Ada yang berniat jahat dan ada pula yang berniat baik. Di saat Daud beroleh kemenangan, kabar tentang kematian Saul diterimanya. Jika kita bandingkan perikop ini dengan sebelumnya (khususnya ayat 7-10 dengan Kasih yang mendalam dan tulus. Dari segi kemanusiaan kesempatan yang pada saat ini terpampang di hadapan Daud sangat mempercepat prosesnya menjadi raja. Ternyata Daud menyatakan kasih yang mendalam dan tulus (ayat 12:11-12" context="true">11-12). Seandainya Anda dan setiap pengikut Yesus memiliki kasih yang seperti itu, pasti tidak akan terjadi pertikaian antar pimpinan gereja yang menyangkut kedudukan, penyalah-gunaan harta, dlsb. Contoh yang direfleksikan Daud ini sungguh menakjubkan untuk diberlakukan pada masa kini. Suara siapakah yang berbicara di dalam hatimu dan hatiku, ketika kita mendengar kematian orang lain, terlebih kematian dari orang-orang yang membenci kita? Doa: Tuhan, ajar kami senantiasa mengasihi sesama, bahkan yang membenci kami pun dapat kami kasihi. Amin. |
(0.22) | (Yoh 17:1) |
(sh: Doa Imam Besar (Kamis, 11 Maret 1999)) Doa Imam BesarInilah saat yang paling menentukan bagi Yesus. Dia menghadapi saat akhir penggenapan misi-Nya, yakni sengsara dan kematian. Sungguh suatu keadaan yang berat yang harus Yesus hadapi. Itulah sebabnya Ia datang kepada Bapa-Nya dalam doa; yang dikenal dengan sebutan "Doa Imam Besar". Yesus minta dimuliakan kembali seperti kemuliaan-Nya semula sebelum Ia datang sebagai manusia. Permintaan-Nya ini menegaskan tentang siapa Dia. Ia akan merampungkan karya penyelamatan-Nya melalui kematian-Nya di kayu salib. Bukan hanya itu, bahkan dalam sengsara dan kematian-Nya itulah sebenarnya Ia tengah dimuliakan. Doa Yesus untuk murid-murid-Nya. Yesus mendoakan murid-murid-Nya agar mereka dipelihara dan menjadi satu (11), dilindungi dari segala yang jahat (15), dan dikuduskan di dalam kebenaran (17), supaya mereka mampu dan layak melaksanakan misi sebagai utusan-utusan Kristus. Mereka yang adalah milik Kristus dan juga milik Bapa, justru akan menjadi musuh dunia. Karena itu, mereka perlu ditopang oleh doa agar setia dalam tugas dan tekun dalam penderitaan. Renungkan: Di saat yang paling genting dalam hidup-Nya, Yesus masih mampu berdoa untuk orang lain. Bagaimana dengan kita, pernahkah tindakan Yesus ini kita hayati dan menjadikan bagian dalam hidup kita? |
(0.22) | (Ef 1:15) |
(sh: Bagaimana mengenal kuasa Allah? (Minggu, 6 Oktober 2002)) Bagaimana mengenal kuasa Allah?Dengan doa! Tanpa doa tidak mungkin mengenal kuasa Allah. Paulus berdoa agar Allah ‘menjadikan mata hatimu tenang’ (ayat 18). Mata hati harus dicerahkan agar dapat melihat betapa hebat kuasa Allah bagi kita (ayat 19). Paulus mengatakan bahwa kuasa Allah telah diungkapkan dan tidak tersembunyi. Masalahnya sekarang, kita tidak melihatnya karena mata hati kita masih gelap, akibatnya kita tidak mampu melihat karya Allah di dalam dan melalui Kristus. Ada tida bentuk manifestasi kuasa Allah melalui Kristus. [1]. Kuasa Allah nampak di dalam membangkitkan Kristus dari kematian (ayat 20). Musuh utama manusia adalah kematian. Tidak seorang pun mampu melawannya. Tetapi setiap yang percaya pada Yesus tidak perlu takut menghadapi kematian. Kebangkitan Kristus adalah bentuk nyata kuasa Allah. [2]. Kuasa Allah nampak dengan mendudukkan Kristus di sebelah kanan-Nya mengatasi segala sesuatu (ayat 20-22). Musuh lain yang tidak dapat dilawan manusia adalah iblis dan pengikutnya. Kristus telah menaklukkan iblis dan meletakkan mereka di kaki-Nya. Mereka sudah tidak memiliki kuasa terhadap orang yang percaya Yesus. [3]. Kuasa Allah nampak dengan melantik yesus sebagai kepala jemaat (ayat 22). Kristus adalah kepenuhan jemaat. Jemaat menjadi sempurna karena dipenuhi oleh Kristus. Jika Kristus memenuhi jemaat, mengapa orang Kristen menyingkirkan Kristus dari dalam jemaat? Mengapa takut menyaksikan Kristus? Renungkan: Bila mata hati telah melihat demonstrasi kuasa Allah, mengapa kita masih takut hidup sebagai pengikut Kristus? Mengapa takut dan malu menjadi saksi Kristus? |
(0.21) | (Yoh 6:41) |
(sh: Yesus ditolak karena menyatakan kebenaran (Jumat, 11 Januari 2002)) Yesus ditolak karena menyatakan kebenaranPemimpin-pemimpin agama merasa keberatan terhadap pernyataan Yesus yang mengatakan bahwa Ia berasal dari surga (ayat 41-42). Mereka mengenal keluarga-Nya. Bagaimana mungkin Ia menyatakan bahwa Ia berasal dari surga? Tetapi, Yesus dengan tegas menyatakan bahwa Ia tidak berasal dari dunia ini. Yesus diutus oleh dan datang dari Allah (ayat 44,50-51,57-58). Ia menyapa Allah sebagai Bapa-Nya (ayat 44-46,57). Sulit sekali bagi pemimpin-pemimpin agama untuk menerima asal Yesus dari surga sebagai suatu fakta. Pemimpin-pemimpin agama juga tidak dapat menerima pernyataan Yesus bahwa Allah adalah Bapa-Nya, sementara mereka mengenal orang tua-Nya. Di samping ini, pemimpin-pemimpin agama juga merasa keberatan terhadap pernyataan Yesus bahwa kematian-Nya akan membawa efek bagi seluruh dunia (ayat 52). Kelihatan bahwa mereka memahami ucapan Yesus bukan sebagai pernyataan kanibalisme. Bukan ini yang menjadi keberatan mereka. Pemimpin-pemimpin agama tidak dapat menerima kematian Yesus yang berdampak terhadap seluruh dunia sebagai sebuah fakta (ayat 51). Sulit bagi mereka membayangkan kematian Yesus yang mereka kenal membawa akibat yang luar biasa terhadap dunia. Tidak mungkin dalam pemahaman mereka kematian Yesus akan mengakibatkan keselamatan terhadap mereka yang menerima-Nya (ayat 53-54,56-58). Dalam bagian ini, tindakan menerima-Nya diungkapkan dalam metafora makan dan minum. Melalui persekutuan yang erat dan intim sekali dengan Yesus, orang menerima hidup Yesus dalam hidupnya. Inilah dua hal yang merupakan ganjalan bagi pemimpin-pemimpin agama di Galilea untuk menerima dan percaya kepada Yesus. Mereka tidak dapat menerima bahwa Yesus adalah Allah. Bagi mereka Yesus adalah manusia biasa saja. Mereka juga tidak dapat menerima bahwa kematian Yesus memiliki dampak terhadap seluruh dunia. Dua kebenaran sangat penting tentang Yesus telah mereka tolak. Renungkan: Meski Yesus telah menyatakan kesaksian-Nya dengan tegas dan jelas, Ia tetap tidak diterima. Jangan mengharapkan bahwa kesaksian kita akan selalu diterima. Penolakan akan tetap merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suatu kesaksian. |
(0.19) | (Im 4:3) |
(full: KORBAN PENGHAPUS DOSA.
) Nas : Im 4:3 Allah menuntut korban penghapus dosa agar mereka yang berdosa karena ketidaktahuan, karena lemah, atau tidak disengaja (ayat Im 4:2) dapat menerima pengampunan dosa. Dosa-dosa yang dilakukan dengan sengaja, pada pihak lain, harus dihukum mati (Bil 15:30-31; Ibr 10:28). Korban penebus salah (serupa dengan korban penghapus dosa) dipakai untuk mereka yang bersalah melakukan dosa atau cedera yang untuknya dapat dibuat restitusi penuh (Im 6:2-6; lihat cat. --> Im 5:15); [atau ref. Im 5:15] korban penghapus dosa juga diperlukan untuk upacara pentahiran (Im 12:6-8; 14:13-17; Bil 6:11).
|
(0.19) | (Im 12:2) |
(full: MELAHIRKAN ANAK LAKI-LAKI.
) Nas : Im 12:2 Menjadi orang-tua adalah kehendak Allah bagi laki-laki dan wanita dan dapat merupakan sukacita hidup yang terbesar (Kej 1:28; 9:1; Mazm 127:3; 128:3). Akan tetapi, semua kotoran pada saat melahirkan anak harus dipandang sebagai najis (Im 15:16-19; Kel 19:15; lihat cat. --> Im 13:3 selanjutnya) [atau ref. Im 13:3] dan melambangkan akibat-akibat kejatuhan umat manusia (lihat cat. --> Kej 3:15). [atau ref. Kej 3:15]
|
(0.19) | (Rm 5:12) |
(full: DOSA TELAH MASUK KE DALAM DUNIA OLEH SATU ORANG.
) Nas : Rom 5:12 Dalam kejatuhan Adam, dosa sebagai prinsip atau kuasa yang aktif memasuki umat manusia (ayat Rom 5:17,19; Kej 3:1-24; 1Kor 15:21-22).
|
(0.19) | (2Kor 5:1) |
(full: JIKA KEMAH ... DI BUMI INI.
) Nas : 2Kor 5:1 Paulus menggunakan anak kalimat yang bersyarat, "jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar", karena dia tahu bahwa Kristus bisa kembali dengan segera, sehingga dia tidak akan mengalami kematian; sebaliknya tubuhnya akan langsung diubah (lihat art. KEANGKATAN GEREJA). Kedua kemungkinan yang sama ini (kematian atau pengubahan) berlaku bagi orang percaya pada masa kini. Kristus telah menyatakan bahwa kita tidak mengetahui hari atau jam kedatangan-Nya (Mat 24:36,42,44); karena peristiwa ini sudah dekat, maka kita memiliki motivasi yang kuat untuk hidup kudus (lihat cat. --> Mat 24:42; [atau ref. Mat 24:42] |
(0.19) | (Rm 5:12) | (jerusalem) Dosa bercokol di dalam manusia, Rom 7:14-24: nah, maut yang merupakan hukuman dosa, sudah masuk ke dalam dunia ini dikarenakan kesalahan Adam, Wis 2:24: maka Paulus menyimpulkan bahwa dosa sendiri memasuki bangsa manusia melalui kesalahan semula itu; ini tidak lain dari ajaran mengenai dosa asal. Sang Rasul di sini menaruh perhatian padanya oleh karena memberi kesempatan baik untuk memperlihatkan kesejalanan (paralel) antara tindakan sial Adam pertama dan pemulihan melimpah yang dikerjakan "Adam yang akhir", Rom 5:15-19; 1Ko 15:21 dst, 1Ko 15:25. Justru sebagai Kepala Keturunan Adam yang baru, sebagai Gambar yang di dalamnya Allah memulihkan ciptaanNya, Rom 8:29+; 2Ko 5:17+, maka Kristus menyelamatkan bangsa manusia. |
(0.19) | (Kej 5:1) |
(sh: Kuldesak: sebuah jalan buntu kehidupan (Jumat, 7 Februari 2003)) Kuldesak: sebuah jalan buntu kehidupanSiapa yang dapat menghentikan lajunya kematian menerabas semua yang hidup di bumi ini? Kematian adalah sesuatu yang menakutkan. Sebisa mungkin -- meskipun sia-sia -- manusia berusaha melawan atau menghindari. Dihadapkan pada fakta yang skematis ini kita bertanya-tanya, apakah ada pengharapan? Bukankah seluruh hidup kita hanya akan dirangkum seperti pasal 5 yang baru saja kita baca: Ketika A hidup x tahun, ia menjadi ayah B. A hidup y tahun setelah melahirkan B, dan dia memiliki anak-anak lelaki dan perempuan. Maka, seluruh hari kehidupan A berjumlah z tahun, dan dia mati. Ada dua tokoh yang paling tidak perlu kita perhatikan di sini. Pertama adalah Lamekh. Lamekh dalam pasal 5 bukanlah Lamekh dalam pasal 4. Lamekh di sini adalah Lamekh yang membawa pengharapan, membawa kemenangan. Tidak demikian dengan Lamekh pencabut nyawa dalam pasal 4. Dalam garis keturunan Set, ada jalan keluar dari kebuntuan. Pada akhirnya nanti Nuh akan lahir -- Nuh yang memelihara kehidupan tetap berlangsung di muka bumi. Tokoh kedua adalah Henokh. Dalam skema yang berulang dan berulang, tiba-tiba terjadilah sebuah anomali. Henokh tidak ada lagi karena ia diangkat oleh Tuhan. Dengan mengejutkan, kita melihat bahwa tidak semua manusia mati. Henokh adalah sebuah kasus khusus yang menyatakan ada pengharapan. Sebabnya jelas: ia berjalan dengan Allah. Nuh adalah harapan Lamekh untuk menjadi pelepas dari segala beban kehidupan manusia. Maka, dari kuldesak kita melihat sebuah jalan keluar. Hidup tidak harus begini terus. Ada pengharapan, ada kemenangan, asalkan kita berjalan dengan Allah. Renungkan: Anda pun akan mati. Semoga nanti di batu nisan Anda tertulis: hidup bergaul dengan Allah. Kematian telah dikalahkan oleh hidup yang kekal! |
(0.19) | (Ul 16:21) |
(sh: Pengabdian mutlak (Rabu, 21 Mei 2003)) Pengabdian mutlakMenyembah patung atau apa pun yang diperlakukan sebagai ilah, pasti akan membangkitkan amarah Allah yang teramat besar. Kasih Allah sedemikian besar, menuntut pengabdian mutlak tak mendua hati. Menyembah sesuatu yang bukan Allah adalah menyangkali Allah. Tindakan itu kekejian sebab selain melawan Allah juga merusakkan maksud baik Allah bagi manusia. Pelanggaran ini berakibat kematian. Dalam Perjanjian Lama orang yang melanggar hukum Allah pasti akan mati. Mati di sini dapat diartikan dalam dua pengertian: [1] putus hubungan dengan Allah, [2] mati dalam pengertian tidak hidup lagi atau kehilangan nyawa. Dalam perikop ini dipakai pengertian kedua. Namun, sebelum hukuman mati itu dijatuhkan si terdakwa harus diperiksa dengan saksama dan harus dikuatkan oleh keterangan dua atau tiga orang saksi (ayat 6). Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya fitnah seperti yang dialami Nabot. Bagi kita penerapan hukuman mati itu terasa kejam. Tetapi pada waktu itu, hukuman mati sangat relevan dengan keadaan Israel. Sebab ketika firman ini disampaikan kepada umat, umat sedang gencar- gencarnya mempraktikkan kepercayaan bangsa-bangsa Kanaan, tanpa memedulikan Allah. Karena itu hukuman mati setimpal untuk mereka yang menyembah ilah-ilah lain. Walaupun demikian, di balik pemberlakuan hukum ini Allah bertindak adil. Ia tidak hanya menghukum tetapi juga menyelamatkan. Dalam minggu-minggu Paskah ini kita sedang merenungkan makna kematian dan kebangkitan Yesus. Kematian dan kebangkitan Yesus adalah wujud dari keadilan dan kebenaran Allah. Mengimani Paskah berwujud pada memberlakukan penyelamatan dan keadilan Allah dalam komitmen hidup yang utuh kepada Allah maupun dalam mengupayakannya lewat kesaksian dan perbuatan. Renungkan: Semakin bulat komitmen orang pada Allah semakin berani ia memberlakukan kebenaran dalam hidupnya. |
(0.19) | (Ayb 3:1) |
(sh: Datanglah kepada-Nya (Jumat, 19 Juli 2002)) Datanglah kepada-NyaElisabeth Kubler Ross, yang terkenal dengan bukunya, Death and Dying, menulis bahwa dalam menghadapi kematian, manusia melewati beberapa tahapan reaksi, dan salah satunya ialah keputusasaan. Tampaknya kondisi seperti itulah yang sedang dialami oleh Ayub. Ia tidak hanya telah kehilangan orang-orang yang dikasihinya, harta bendanya, tetapi juga tubuhnya terancam kematian. Saat itu, selain napas, tidak ada lagi yang tersisa dalam kehidupannya. Dalam keputusasaan, manusia sering kali berpikir untuk segera mengakhiri hidupnya. Begitu pula dengan Ayub. Ia berharap untuk tidak dilahirkan, sehingga tidak pernah ada di dunia ini (ayat 3). Hidup yang dijalani terlalu menyakitkan dan baginya saat itu, kematian jauh lebih baik daripada kehidupan. Munculnya pertanyaan "mengapa" sebanyak empat kali menunjukkan sesal dan derita yang begitu dalam. Ayub mulai bertanya kepada Allah. Di dalam pertanyaan-pertanyaan tersebut, terkandung kekesalan dan kekecewaan kepada Allah. Ayub mempertanyakan kasih dan kedaulatan Allah. Apakah untuk yang dialaminya ini Allah menciptakan manusia? Untuk sikap Ayub ini, Tuhan belum meresponinya. Itu berarti Ayub masih harus menatap dan meniti hidup yang penuh kesesakan ini. Respons Ayub terhadap penderitaan berkepanjangan yang dialaminya, menunjukkan reaksi kita yang sebenarnya terhadap penderitaan, yaitu bahwa reaksi pertama akibat penderitaan yang kita alami adalah kemarahan. Hal itu kemudian terus berlanjut dengan kemunculan berbagai tuduhan dan gugatan kepada Allah. Kita mulai memperhitungkan kebaikan-kebaikan yang kita lakukan. Memang, sekuat dan seteguh apa pun kita, tidak dapat dipungkiri bahwa ketika menghadapi kesusahan kita tidak selalu kuat. Namun demikian, walau usaha mencari jawaban atas penderitaan batin yang kita alami tidak mengalami kemajuan atau mungkin jalan buntu, penderitaan itu sendiri akan membuahkan kemantapan dan keteguhan sikap iman kita kepada Tuhan. Renungkan: Kepada siapakah kita berkeluh kesah selain kepada Dia yang memedulikan kita? |