Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 21 - 40 dari 52 ayat untuk daerah kudus AND book:2 (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.89) (Kel 26:33) (full: TABIR. )

Nas : Kel 26:33

Sehelai tabir memisahkan Tempat Kudus (yaitu, tempat imam berdoa dan memanjatkan syukur atas nama umat) dengan Tempat Mahakudus (yaitu, tempat tinggal Allah). Tabir itu menggambarkan kebenaran yang penting bahwa karena dosa mereka manusia tidak bisa sembarangan menghampiri Allah.

  1. 1) Memasuki Tempat Mahakudus sangat dibatasi. Imam besar hanya diizinkan masuk satu hari dalam setahun untuk mewakili umat itu, dan itu pun hanya apabila ia membawa bersamanya darah dari korban pendamaian (bd. Kel 30:10; Im 16:12-16 dst.; Ibr 9:6-8). Jalan agar seluruh umat Allah dapat memasuki kehadiran-Nya dengan leluasa belum disediakan (Ibr 9:8).
  2. 2) Satu-satunya jalan masuk yang sempurna kepada Allah adalah dengan menyobek tirai itu dan menyingkirkan sistem Kemah Suci yang berlaku. Hal ini dilakukan Yesus Kristus dengan mencurahkan darah-Nya di salib. Tubuh-Nya melambangkan tirai yang tersobek ketika Ia mati (Mat 27:51; Kol 1:20-22; Ibr 10:20). Kini semua orang percaya dapat "masuk ke dalam tempat kudus" oleh darah Yesus (Ibr 10:19; versi Inggris NIV -- tempat Maha Kudus).
(0.87) (Kel 12:14) (full: KETETAPAN UNTUK SELAMANYA. )

Nas : Kel 12:14

Perayaan Paskah seharusnya menjadi perayaan tahunan. Keikutsertaan di dalam Perjamuan Kudus secara tetap bagi seorang percaya PB melanjutkan makna yang bersifat nubuat dari Paskah

(lihat cat. --> Mat 26:26;

lihat cat. --> 1Kor 11:24-25;

[atau ref. Mat 26:26; 1Kor 11:24-25]

bd. 1Kor 5:7-8;

lihat art. PASKAH).

(0.87) (Kel 12:26) (full: APAKAH ARTINYA IBADAHMU INI? )

Nas : Kel 12:26

Orang-tua diharapkan memakai Paskah untuk mengajarkan kebenaran kepada anak-anak mereka tentang bagaimana Allah menebus mereka dari perbudakan dan dosa serta menjadikan mereka umat istimewa yang diperhatikan dan diperintah oleh-Nya. Demikian pula, Perjamuan Kudus, "Paskah" orang percaya PB, dimaksudkan untuk mengingatkan kita akan keselamatan dalam Kristus dan penebusan kita dari dosa dan perbudakan Iblis

(lihat cat. --> 1Kor 11:24-25).

[atau ref. 1Kor 11:24-25]

(0.87) (Kel 17:6) (full: KAUPUKUL GUNUNG BATU. )

Nas : Kel 17:6

Di dalam PB, gunung batu ini disamakan dengan Yesus Kristus, sumber air kehidupan (1Kor 10:4). Seperti batu karang itu dipukul, demikian pula Kristus dipukul oleh kematian di kayu salib (Yes 53:5). Sebagaimana Kristus menjadi sumber berkat bagi Israel, Dia juga merupakan sumber berkat dan pemberi Roh Kudus bagi gereja (bd. Mazm 105:41; Yes 53:4-5; Yoh 7:37-38; 20:22; Kis 2:1-4).

(0.87) (Kel 20:7) (full: JANGAN MENYEBUT NAMA TUHAN, ALLAHMU, DENGAN SEMBARANGAN. )

Nas : Kel 20:7

Menyalahgunakan nama Allah termasuk membuat janji palsu dengan memakai nama ini (Im 19:12; bd. Mat 5:33-37), menyebutnya dengan tidak sungguh-sungguh atau sembarangan, atau mengutuk dan menghujat (Im 24:10-16). Nama Allah harus dikuduskan, dihormati, dan disegani sebagai amat kudus dan hanya dapat dipergunakan dengan cara yang suci

(lihat cat. --> Mat 6:9).

[atau ref. Mat 6:9]

(0.87) (Kel 30:22) (jerusalem) Peraturan-peraturan mengenai pemakaian minyak urapan ini (dan juga yang mengenai ukupan, Kel 30:34-38) berasal dari zaman agak belakangan. Semua imam diurapi dengan minyak kudus itu, sedangkan kaum awam tidak boleh diurapi dengannya. Dalam nas-nas tua mengenai sejarah bangsa Israel pengurapan dengan minyak (zaitun) khusus teruntuk bagi raja, 1Sa 10:1 dst; Kel 16:1 dst; 1Ra 1:39; 2Ra 9:6; 11:12. Pengurapan itu memberi raja ciri kekudusan, sehingga ia menjadi "orang yang diurapi Tuhan", 1Sa 24:7; 26:9,11,23; 2Sa 1:14-16; 2Sa 19:21. Dalam bahasa Ibrani "yang diurapi" ialah "Mesias", yang diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani dengan "Kristos". Mazmur-mazmur kerap kali menyebut raja Daud serta keturunannya sebagai "Mesias". Gelar itu lalu menjadi gelar khusus bagi Raja di masa mendatang, yang pra-lambangnya ialah Daud. Perjanjian Baru memberi gelar itu kepada Yesus Kristus. Adapun para imam mereka rupanya baru diurapi di zaman penjajahan oleh orang Persia. nas-nas tua dari tradisi Para Imam berkata bahwa hanya imam besar diurapi dengan minyak kudus, Kel 29:7,29; Ima 4:3,5,16; 8:12. Baru kemudian juga imam-imam biasa diurapi secara demikian, Kel 30; 28:41; 40:15; Ima 7:36; 10:7; Bil 3:3.
(0.87) (Kel 19:1) (sh: Awal kehidupan umat Allah. (Jumat, 1 Agustus 1997))
Awal kehidupan umat Allah.

Ada tujuan khusus di balik berbagai perbuatan dahsyat Allah atas Israel (ayat 4). Allah ingin menjadikan mereka harta kesayangan-Nya (ayat 5), kerajaan imam dan umat yang kudus (ayat 6). Luar biasa bukan, rencana Allah itu? Jadi alasan Allah memilih dan berbuat hal besar itu adalah rencana-Nya sendiri, bukan kelebihan dan usaha Israel. Untuk mewujudkan rencana-Nya itu, Allah menuntut satu hal dari mereka, yaitu ketaatan terhadap firman-Nya. "Segala yang diperintahkan Tuhan harus dipegang dan dilakukan," demikian syarat-Nya. Dengan segenap hati mereka menyatakan kesediaan untuk setia pada firman Tuhan karena mereka mensyukuri anugerah Allah itu.

Persiapan bertemu dengan Allah. Hal pertama yang harus dipahami umat, ialah mengenali sifat Allah. Mereka perlu sadar akan kekudusan Allah, terutama karena bangsa-bangsa sekitar mereka menganut paham yang lain tentang allah yang mereka sembah. Mereka yang mengabaikan persiapan untuk berjumpa dalam kekudusan Allah akan menanggung akibatnya, yaitu hukuman mati. Apakah hidup ibadah kita setiap hari dimotori oleh pemahaman bahwa Allah yang akan kita jumpai adalah Allah yang Kudus, Agung, Ajaib, dan yang telah memanggil kita untuk masuk dalam persekutuan dengan-Nya?

(0.87) (Kel 19:14) (sh: Dahsyatnya kekudusan Allah. (Sabtu, 2 Agustus 1997))
Dahsyatnya kekudusan Allah.

Allah sering membahasakan diri-Nya dengan bahasa alam. Untuk memperkenalkan kekudusan-Nya, Allah tampil dalam kedahsyatan ketika seluruh Sinai ditutupi asap, bunyi sangkakala menggelegar, dan seluruh gunung gemetar. Umat Tuhan harus gentar menyadari kudus-Nya Allah. Sikap gentar ini juga harus tampak terhadap firman-Nya, dalam sikap menyimak firman Allah yang akan dikatakan oleh Musa. Sebagai Kristen, kita sudah sangat dekat dengan kekudusan Allah. Darah Kristus telah menyucikan kita dari segala dosa, memurnikan, dan membawa kita kepada kekudusan Allah.

Allah serius dalam peringatan-Nya. Setelah menyuruh bangsa Israel menguduskan diri, Allah mengingatkan Musa untuk meneliti apakah Israel tetap dalam keadaan kudus dan tidak sedang melanggar perintah-Nya. Musa sebagai perantara Allah dan umat-Nya dengan tegas mengatakan, bahwa umat Israel sangat serius menaati perintah Allah. Akankah selalu demikian? Membutuhkan waktu untuk mengujinya. Umat Allah harus menaati firman-Nya senantiasa. Allah akan terus-menerus menguji apakah kita dalam keadaan taat atau sebaliknya. Siapkah kita untuk mempertanggungjawabkan ketaatan kita di hadapan-Nya kelak?

(0.87) (Kel 27:9) (sh: Pelataran. (Senin, 18 Agustus 1997))
Pelataran.

Pelataran adalah bagian yang terdapat di sekeliling Kemah Suci. Di sini terdapat Mezbah Korban Bakaran dan Bejana Pembasuhan. Pengajaran dari Tuhan di sini, meskipun Allah hadir di tengah umat-Nya namun untuk menghampiri-Nya umat harus melalui proses anugerah Tuhan. Pertama, ia harus dulu dilepaskan dari kuasa dosa melalui korban. Kedua, ia harus mengalami pembaruan rohani yang dilambangkan oleh pembasuhan. Mezbah dan pembasuhan ini hanya menunjuk kepada Yesus Kristus yang sepenuhnya memenuhi kebutuhan manusia di dalam hidup dan korban kematian-Nya di kayu salib.

Minyak untuk lampu. Agar lampu tetap menyala, diperlukan minyak zaitun yang murni. Perubahan hidup tak akan bertahan lama bila diperhadapkan dengan tantangan hidup yang tiada henti. Lampu akan segera padam bila diterpa angin keras atau kehabisan minyak. Minyak zaitun sangat istimewa, dipakai juga untuk memasak, mengurapi badan, pesta dan upacara pengurapan. Minyak ini sering dipakai sebagai lambang Roh Kudus. Minyak istimewa ini akan membuat lampu tahan menyala. Demikianlah Roh Kudus satu-satunya faktor yang mampu mewujudkan perubahan hidup terus dan tetap dalam diri kita.

(0.87) (Kel 30:1) (sh: Mezbah ukupan. (Sabtu, 23 Agustus 1997))
Mezbah ukupan.

Mezbah ini dibuat dari kayu penaga. Hanya bila mezbah korban bakaran dilapis tembaga, mezbah ukupan dilapis emas. Mezbah ini diletakkan di dalam ruang kudus, di depan pintu masuk ke dalam ruang maha kudus. Ketika sedang berdoa di depan mezbah inilah, Zakharia ditemui malaikat (1:8-9,11">Luk. 1:8-9,11). Bara yang menyucikan bibir Yesaya dalam penglihatannya di Yesaya 6, juga adalah bara yang diambil dari mezbah ukupan ini.

Dupa yang berbau harum. Bau harum dupa di atas mezbah ukupan itu pastilah menutupi bau darah yang keluar dari mezbah korban bakaran. Tuhan menginginkan agar dupa harum itu terus ada sepanjang hari, pagi dan petang. Dupa harum itu melambangkan doa-doa yang senantiasa dipanjatkan kepada Allah. Doa, baik doa syukur maupun doa permohonan dan syafaat, adalah bagaikan dupa harum yang menyukakan hati Allah. Dengan doa, umat belajar mengutamakan dan mengandalkan Allah dalam segala sesuatu. Seperti halnya nafas, doa harus berlangsung terus menerus sepanjang hari. Setahun sekali tanduk-tanduk mezbah itu harus diolesi dengan darah korban penghapus dosa oleh Harun. Jelas, doa yang diterima Allah dilandaskan atas darah perjanjian, bukan kebaikan kita.

Doa: Dalam doa aku makin merasakan kehadiran-Mu, Tuhan.

(0.87) (Kel 30:17) (sh: Pembasuhan tangan dan hati. (Sabtu, 13 September 1997))
Pembasuhan tangan dan hati.

"Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya" (24:3-4">Mzm. 24:3-4). Dengan membasuh tangan dan kaki, Harun dan anak-anaknya secara simbolis membersihkan diri dari dosa., juga menghilangkan noda segala urusan sehari-hari yang tidak layak dibawa masuk ke dalam tempat suci.

Acara pembasuhan tangan sebelum masuk tempat beribadah masih tetap diteruskan umat Yahudi dan umat Islam. Kita orang Kristen tidak mencuci tangan sebelum masuk ke dalam gereja. Namun pembersihan yang dilambangkan itu patut dilaksanakan. Alangkah baiknya jikalau sebelum kebaktian mulai, kita mengambil waktu untuk berdiam diri di hadapan Tuhan, mengakui dosa dan menyerahkan segala kesibukan dan pergumulan kepada Tuhan. Arahkan hati dan pikiran kita kepada Tuhan saja.

Persembahan yang harum. Baik para imam maupun kemah pertemuan dan alat-alat kudus diurapi dengan minyak harum, sedang kemenyan wangi diletakkan di tempat suci. Kemenyan (5:8">Why. 5:8) merupakan suatu persembahan harum yang berkenan kepada Tuhan.

Renungkan: Persembahan terpenting yang harus kita bawa untuk Tuhan ialah hidup yang dikuduskan oleh dan bagi-Nya.

(0.87) (Kel 37:1) (sh: Lambang Penyertaan Allah. (Rabu, 24 September 1997))
Lambang Penyertaan Allah.

Tabut Perjanjian melambangkan tuntunan, perlindungan bagi Israel yang datang dari hadirat Tuhan. Tabut itu menegaskan bahwa Allah hadir bersama mereka. Karena melambangkan Allah sendiri, benda itu kudus, ditempatkan di bagian terdalam Kemah Suci, yaitu di ruang maha kudus. Bahkan orang Lewi sekalipun tidak boleh melihatnya. Syukurlah kini Kristus telah mempersekutukan kita dengan Allah.

Meja Roti Sajian. Meja itu dibuat sangat indah, dilengkapi dengan pinggan, cawan, dan kendi. Semua itu dipakai untuk persembahan. Karena roti adalah makanan Israel tiap hari, meja sajian itu melambangkan ungkapan iman dan syukur mereka atas pemeliharaan Tuhan bagi kebutuhan mereka sehari-hari. Semua kebutuhan kita berasal dari Tuhan, berarti semua tenaga, pikiran, keberhasilan kita pun datang dari Tuhan. Dengan apakah hendak kita ungkapkan iman dan syukur kita atas keterlibatan-Nya dalam seluruh segi kehidupan kita?

Renungkan: Begitu banyak hal dan syarat rohani bagi ibadah yang tak mungkin kita penuhi. Hanya Kristus yang mampu membukakan kemungkinan itu.

Doa: Seluruh hidupku ini, kuduskanlah ya Tuhan. Jadikanku sepenuhnya milik-Mu, agar aku mampu memuliakan Nama-Mu.

(0.86) (Kel 20:17) (full: JANGAN MENGINGINI. )

Nas : Kel 20:17

Teks :
  1. 1) Hukum ini menjangkau lebih jauh daripada dosa berupa kata atau perbuatan untuk mengutuk motivasi atau keinginan jahat. Ketamakan meliputi keinginan atau nafsu untuk memperoleh hal yang salah atau yang menjadi milik orang lain. Paulus menyatakan bahwa perintah ini menunjukkan betapa dalamnya keberdosaan manusia (Rom 7:7-13).
  2. 2) Baik hukum ini maupun hukum yang lain, mengungkapkan kebobrokan manusia dan menghimbau mereka untuk mencari kasih karunia dan kuasa moral dari Allah (bd. Luk 12:15-21; Rom 7:24-25; Ef 5:3). Hanya melalui kuasa pembaharuan Roh Kudus hidup seseorang dapat berkenan kepada Allah

    (lihat cat. --> Rom 8:2).

    [atau ref. Rom 8:2]

(0.86) (Kel 30:1) (full: PEMBAKARAN UKUPAN. )

Nas : Kel 30:1

Pembakaran ukupan ini melambangkan penyembahan dan doa yang terus-menerus dari umat Allah (ayat Kel 30:8; Mazm 141:1-10; Luk 1:10; Wahy 8:3-4;

lihat cat. --> Wahy 5:8).

[atau ref. Wahy 5:8]

Mezbah pembakaran ukupan dapat dinajiskan (ayat Kel 30:9), yang menunjukkan bahwa doa yang tidak dipanjatkan untuk kemuliaan Allah atau tidak dengan hati yang kudus, tidak diterima oleh Tuhan (bd. Mazm 66:18-19; Yes 1:15-16).

(0.86) (Kel 40:34) (full: KEMULIAAN TUHAN. )

Nas : Kel 40:34

Kitab Keluaran berakhir dengan kemuliaan Tuhan yang memenuhi Kemah Suci.

  1. 1) Manifestasi ini melambangkan perihal Tuhan berdiam di dalam dan di tengah-tengah umat-Nya melalui gereja yang sejati (bd. 1Kor 3:16; Ef 2:18-22). Peristiwa ini selanjutnya melambangkan bahwa di masa depan Allah berdiam di tengah-tengah semua orang kudus-Nya yang setia di langit baru dan bumi baru (Wahy 21:3).
  2. 2) "Kemuliaan Tuhan" sering kali disebut sebagai kemuliaan "Shekinah"

    (lihat art. KEMULIAAN ALLAH).

(0.86) (Kel 25:9) (full: KEMAH SUCI. )

Nas : Kel 25:9

Di dalam pasal Kel 25:1-40 Allah memberikan pengarahan tentang Kemah Suci. Makna historis, rohani, dan lambang dari Kemah Suci ini harus dilandaskan pada apa yang dikatakan oleh Alkitab.

  1. 1) Kemah Suci itu merupakan "tempat kudus" (ayat Kel 25:8), suatu tempat yang dikhususkan bagi Tuhan untuk tinggal di antara dan bertemu dengan umat-Nya (ayat Kel 25:22; 29:45-46; Bil 5:3; Yeh 43:7,9). Kemuliaan Allah ada di atas Kemah Suci siang malam. Ketika kemuliaan Allah naik, Israel harus pindah. Allah menuntun mereka dengan cara ini selama mereka ada di padang gurun (Kel 40:36-38; Bil 9:15-16).
  2. 2) Kemah Suci merupakan "tempat hukum Allah" (Kel 38:21), yaitu berisi Kesepuluh Hukum

    (lihat cat. --> Kel 25:10 berikutnya).

    [atau ref. Kel 25:10]

    Kesepuluh Hukum selalu mengingatkan mereka akan kekudusan Allah dan tuntutan-tuntutan-Nya. Hubungan kita dengan Allah tidak pernah dapat dipisahkan dari ketaatan kepada hukum-Nya.
  3. 3) Di Kemah Suci inilah Allah menyediakan pengampunan dosa melalui korban darah (Kel 29:10-14). Dengan demikian korban darah ini menunjuk kepada korban nyawa Kristus di kayu salib karena dosa umat manusia (lih. Ibr 8:1-2; 9:11-14).
  4. 4) Kemah Suci menunjuk ke sorga, yaitu ke tempat kudus sorgawi di mana Kristus, imam besar abadi kita, hidup selama-lamanya untuk berdoa bagi kita (Ibr 9:11-12,24-28).
  5. 5) Kemah Suci menunjuk kepada penebusan Allah yang terakhir ketika langit baru dan bumi baru akan datang, yaitu ketika "kemah Allah (har: Kemah Suci) ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka" (Wahy 21:3).
(0.86) (Kel 12:21) (sh: Darah dan tebusan (Jumat, 15 April 2005))
Darah dan tebusan


Ritual yang dilaksanakan pada hari Paskah, berupa pemotongan domba dan pengolesan darahnya ke tiang pintu rumah orang-orang Israel dilakukan pada malam ketika mereka akan keluar dari Mesir. Hal ini dilakukan sebelum tulah yang kesepuluh dijatuhkan atas Mesir sebagai suatu tanda nyata bahwa Allah tidak akan menghukum orang Israel dengan tulah tersebut (ayat 23,27).

Lebih daripada hanya sebagai penangkal datangnya tulah, orang Israel yakin darah yang dioleskan di tiang pintu rumah mereka menghapuskan dosa seisi rumah itu. Lalu, daging domba panggang yang dimakan pada perayaan ini ialah daging yang menyucikan mereka yang memakannya. Dengan berpartisipasi dalam ritual Paskah ini, umat Tuhan menyucikan diri mereka di hadapan Tuhan dan menjadi bangsa yang kudus (Lihat 19:6).

Setelah semua ritual itu dilakukan, tulah kesepuluh dinyatakan (ayat 12:29-33). Semua rumah tangga orang Mesir, termasuk Firaun, bahkan ternak-ternak mereka kehilangan anak-anak sulungnya. Namun, mereka yang telah disucikan oleh Tuhan, yaitu orang-orang Israel tidak memperoleh kutukan tersebut. Mereka selamat bahkan justru diizinkan untuk pergi keluar dari Mesir. Orang-orang Mesir yang telah melihat kutukan dahsyat Tuhan menimpa mereka, mendesak dan memaksa semua orang Israel untuk pergi (ayat 33).

Para penulis Perjanjian Baru melihat peristiwa kematian Yesus Kristus pada rentetan ritual Paskah ini. Mereka mengartikan sifat kematian-Nya, untuk menyelamatkan, menyucikan, dan menebus manusia. Dia adalah Anak Domba yang dipersembahkan untuk keselamatan setiap orang yang percaya kepada-Nya (Ibr. 9:12). Lebih jauh lagi, di dalam peringatan Perjamuan Kudus, kita diingatkan akan peristiwa tersebut setiap kali kita memakan roti dan meminum anggur.

Renungkan: Allah telah menebus kita di dalam Yesus Kristus. Kita patut bersyukur karena hal itu. Yesus telah menjadi domba paskah bagi kita yang percaya kepada-Nya.

(0.86) (Kel 20:14) (sh: Jangan berzina (Selasa, 20 September 2005))
Jangan berzina

Perintah ketujuh ini memiliki sanksi yang keras. Pasangan yang terbukti berzina harus dihukum rajam sampai mati (Im. 20:10). Hukuman yang keras ini menunjukkan bahwa perzinaan adalah pelanggaran prinsip moral berat karena sifatnya yang merusak ikatan perjanjian. Prinsip moral itu ditegakkan oleh Allah ketika pasangan manusia pertama di-ciptakan-Nya. Keduanya diberkati sebagai pasangan yang dipersatukan oleh Allah sendiri. Persatuan itu diteguhkan Allah dalam pernikahan kudus (Kej. 2:24-25). Jadi, pelanggaran terhadap persatuan tersebut baik oleh perceraian maupun hadirnya pihak ketiga adalah dosa.

Dalam perzinaan, ada dua pihak yang terkena dampak paling besar secara langsung, yakni istri/suami dari pasangan yang berzina dan anak-anak mereka. Kedua pihak ini akan mengalami penderitaan dahsyat. Jika pasangan suami/istri memutuskan untuk berpisah maka akan terjadi dampak yang lebih menghancurkan. Pasangan akan mengalami kekecewaan yang dahsyat sedangkan anak-anak akan mengalami trauma karena orang tua mereka bercerai. Dosa perzinaan mengakibatkan kerusakan dahsyat pada sistem keluarga, masyarakat, dan bangsa. Bagaikan riak air yang muncul di permukaan akibat batu yang dijatuhkan ke dalam air, demikian dosa perzinaan memiliki dampak yang meluas dan memengaruhi banyak orang di sekelilingnya.

Pada masa kini, tujuan Iblis adalah menjatuhkan para hamba Tuhan dan anak-anak Tuhan ke dalam dosa seks. Gereja tidak boleh menurunkan standar kekudusan pernikahan agar sesuai dengan gaya dunia. Bimbingan dan pembinaan pranikah perlu dikembangkan bagi para calon pasangan muda sebelum pernikahan mereka diberkati di gereja. Gereja juga harus memberi perhatian kepada kenyataan hidup pa-sangan-pasangan suami istri supaya keintiman sejati terus terpelihara.

Camkan: Kehidupan keluarga yang tidak kudus akan menye-babkan kesaksian gereja bagi dunia ini menjadi lumpuh.

(0.84) (Kel 13:21) (ende)

Tuhan mewahjukan diri sebagai Pemimpin pengungsian mereka. Tradisi J berbicara tentang tiang awam serta tiang api; tradisi E tentang awan gelap dan Malaikat Allah (Kej 14:9). Tradisi P menganggap tiang berapi ini sebagai perwahjuan Kemuliaan Jahwe (kabod). Dalam Kitab Sutji awan kerap kali menandakan hadirnja Tuhan, tachtaNja ataupun djuga kendaraanNja (Ula 33:26; Maz 97:2; Yes 19:1; Maz 104:3; Ayu 22:14). Ajat ini membajangkan adanja awan gelap disertai halilintar. Gedjala jang sama nampak pula pada penampakkan di gunung Sinai (Kel 19:9,16); Ula 4:11; 5:22-24). Kemuliaan Jahwe-lah jang menampakkan diri (Kel 16:10; 24:15-18). Oleh karena itu awan ini turun djuga atas Tempat Kudus, tempat hadirnja Jahwe (Kel 40:34-38); bandingkan Yes 6:4). Gambaran- gambaran ini menekankan, bahwa Jahwe sendiri tidak kelihatan bagi manusia (Kel 33:20- 23); Ula 4:15-18).

Djuga pada pembebasan jang kedua, jakni sesudah pembuangan Babylon, Jahwe melindungi umatNja dengan tjara jang sama (Yes 52:12). Gambaran jang sama digunakan pula untuk melambangkan kebidjaksanaan ilahi, jang menetap di Israel: Sir 24:3-4.

Dalam Perdjandjian Baru digunakan djuga, jakni berhubungan dengan Jesus Kristus, sebagai penampakkan Kemuliaan Tuhan diantara kita: Yoh 1:14; Luk 1:35 dan djelas sekali pada Mat 17:1-8 par. Pergantian rupa Kristus dibukit nampak erat hubungannja dengan penampakan digunung Sinai.

(0.84) (Kel 19:1) (full: PADANG GURUN SINAI. )

Nas : Kel 19:1

Pasal Kel 19:1-25 mencatat penetapan perjanjian Allah dengan bangsa Israel di Gunung Sinai. Perjanjian itu adalah perluasan dari perjanjian dengan Abraham dan keturunannya

(lihat cat. --> Kej 15:6;

lihat cat. --> Kej 15:18;

lihat cat. --> Kej 17:7;

lihat cat. --> Kej 22:18).

[atau ref. Kej 15:6,18; 17:7; 22:18]

  1. 1) Perjanjian ini berlandaskan perdamaian Israel sebelumnya dengan Allah dan persekutuan yang tak henti-hentinya dengan-Nya. Perjanjian ini merumuskan syarat-syarat yang dengannya Israel akan tetap menjadi milik Allah, terus tinggal di dalam berkat-Nya dan melaksanakan kehendak-Nya bagi bangsa itu (lih. Kej 12:2-3; 26:4).
  2. 2) Allah bermaksud agar Israel menjadi bangsa yang unik, terpilih, dan terpisah untuk Allah demi maksud ini. Umat itu harus menanggapi dengan ketaatan dan rasa syukur kepada Allah serta berusaha memelihara perintah-perintah yang ada dan dengan mempersembahkan korban-korban yang ditentukan oleh perjanjian Allah. Sebagai akibat, mereka akan tetap menjadi umat Allah yang khusus (bd. Am 3:2; 9:7) -- kerajaan imam-imam yang kudus dan tidak bercacat

    (lihat cat. --> Kel 19:6;

    [atau ref. Kel 19:6]

    lihat art. PERJANJIAN ALLAH DENGAN BANGSA ISRAEL).



TIP #24: Gunakan Studi Kamus untuk mempelajari dan menyelidiki segala aspek dari 20,000+ istilah/kata. [SEMUA]
dibuat dalam 0.09 detik
dipersembahkan oleh YLSA