(0.77) | (2Tim 4:9) |
(sh: Berani..... minta tolong?! (Senin, 2 September 2002)) Berani..... minta tolong?!Pemberani. Itulah salah satu gambaran ideal yang harus ditampakkan oleh seorang pelayan Tuhan. Sifat lain yang sering dianggap “semarga” dengan keberanian adalah kemandirian, dan siap untuk memberikan pertolongan pada saat dibutuhkan. Sifat-sifat inilah yang justru tidak ditonjolkan Paulus kali ini. Mengapa demikian? Ada cukup banyak alasan. Beberapa sahabat terdekat Paulus Seperti Timotius sendiri, Kreskes, Titus, dan lainnya,tidak sedang bersama dengannya. Juga Tikhikus, karena Paulus sendiri yang telah mengutusnya pergi. Selain itu, juga Demas yang telah membelot serta meninggalkan Paulus, bersama dengan orang-orang lain yang telah “meninggalkan aku” pada saat pembelaannya yang pertama di pengadilan (ayat bagian+dalam+AND+book%3A55&tab=notes" ver="">16). Semua ini dilengkapi dengan kehadiran Aleksander, yang banyak berbuat jahat. Karena itu Paulus berani meminta tolong, terutama kepada Timotius, dan, secara tidak langsung, kepada Markus. Permintaan tolong ini merupakan pengakuan Paulus tentang ketidakberdayaan dirinya yang membutuhkan bantuan saudara-saudara yang lain. Berani mengakui kebutuhan penting dalam pertumbuhan iman. Kerendahan hati ini melahirkan pengakuan, bahwa hanya Allah yang sanggup bertindak adil terhadap yang jahat (ayat bagian+dalam+AND+book%3A55&tab=notes" ver="">14), dan yang sanggup mendampingi, menguatkan, dan menjagainya. Paulus, rasul yang dikenal tegar iman dan berkepribadian matang, bukanlah manusia super, yang selain terus mengandalkan pertolongan dan pemeliharaan Allah, juga selalu dapat mengatasi permasalahannya sendiri. Pauluspun ternyata membutuhkan Dukungan moril dari teman-temannya. Tindakan Paulus ini membukakan kepada kita tentang dua hal. Pertama, fungsi teman atau sahabat dalam persekutuan adalah saling menghibur, menguatkan, dan berbagi suka maupun duka. Kedua, hanya sahabat sejati yang memiliki kepekaan untuk bertindak memberikan pertolongan. Renungkan: Kadang mengakui kesulitan dalam pertumbuhan kerohanian kita berarti kesempatan untuk meminta tolong. Sebaliknya, sering keengganan kita untuk meminta tolong adalah awal dari keangkuhan dan kebebalan, yang bermuara pada kejatuhan. |
(0.77) | (2Tim 1:8) |
(ende: Djanganlah engkau takut-takut) Paulus nampaknja tjemas, kalau-kalau Timoteus tidak tjukup berani menentang para pengadjar palsu dan musuh-musuh Indjil lainnja, dan kuat hati benar untuk bertahan dalam segala penganiajaan, jang dengan sangat hebat baru-baru dialami Paulus disitu dan tentu sadja akan menimpa Timoteus djuga. Sampai 2Ti 2:13 Paulus memberi nasehat-nasehat untuk menambahkan hatinja. Hendaklah kita ingat bahwa Timoteus masih muda, lemah badannja dan banjak sakit-sakit. Lih. 1Ti 4:12 dan 1Ti 5:23. |
(0.77) | (2Tim 4:1) |
(ende: Dihadapan Allah....) Fasal ini merupakan adjaran terachir sebagai suatu kesimpulan seluruh surat dan sebab itu bernada sangat sungguh-sungguh. Paulus mengingatkan Timoteus, bahwa Allah dan Kristus adalah saksi peringatan ini dan ia memberikannja atas nama Allah dan Kristus, pun bahwa Timoteus bertanggung-djawab kepada Allah dan chususnja kepada Kristus sebagai hakim pada achir zaman. Fasal ini dapat pula dikatakan "wasiat" Paulus, sebab nampaknja diberikan dalam kejakinan, bahwa adjalnja hampir sampai. |
(0.77) | (2Tim 4:6) |
(ende: Darahku sudah mulai ditumpahkan) Aslinja "Aku sudah ditumpahkan (sebagai kurban-tumpahan). Tentang makna ungkapan itu lihatlah Fili 2:7 dan tjatatan disitu. |
(0.77) | (2Tim 2:3) |
(full: IKUTLAH MENDERITA.
) Nas : 2Tim 2:3 Pelayan Injil yang tinggal setia kepada Injil dan Kristus akan dipanggil untuk ikut menderita (bd. 2Tim 1:8; 2:9; 2Kor 11:23-29). Seperti tentara, mereka harus bersedia menghadapi kesulitan dan penderitaan serta berperang secara rohani dalam pengabdian sepenuh hati kepada Tuhan mereka (Ef 6:10-18); seperti atlet mereka harus bersedia berkorban dan hidup berdisiplin keras (ayat 2Tim 2:5); seperti petani, mereka harus siap untuk bekerja keras dan lama (ayat 2Tim 2:6). |
(0.77) | (2Tim 2:13) |
(full: DIA TETAP SETIA.
) Nas : 2Tim 2:13 Kristus pasti akan menggenapi janji-janji (bd. Mat 10:32) dan peringatan-Nya kepada kita (bd. Mat 10:33). Kesetiaan ilahi adalah penghiburan bagi mereka yang tetap setia (1Tes 5:24; 2Tes 3:3; Ibr 10:23) dan peringatan yang serius bagi mereka yang meninggalkan iman dalam Kristus. Allah harus tetap setia terhadap Firman-Nya (2Sam 7:28; Yer 10:10; Tit 1:2; Wahy 3:7). |
(0.77) | (2Tim 3:12) |
(full: YANG MAU HIDUP BERIBADAH ... AKAN MENDERITA ANIAYA.
) Nas : 2Tim 3:12 Penganiayaan dalam satu atau lain bentuk tidak dapat dihindarkan oleh orang yang mau menjalankan hidup saleh dalam Kristus (Mat 5:10-12; Mat 10:22; Kis 14:22; Fili 1:29; 1Pet 4:12; lihat cat. --> Mat 5:10). [atau ref. Mat 5:10] Kesetiaan kepada Kristus, kebenaran dan standar-Nya yang benar meliputi ketetapan hati untuk tidak mengurangi tuntutan iman kita, atau menyerah kepada banyak suara yang memanggil kita untuk menyesuaikan diri dengan dunia dan mengesampingkan kebenaran alkitabiah. Karena standar kesalehan mereka, orang yang setia akan kehilangan hak dan diejek; mereka akan mengalami kesusahan karena melihat kesalehan ditolak oleh banyak orang. Kita harus bertanya pada diri kita: sudahkah saya mengalami aniaya karena komitmen saya untuk hidup saleh? Ataukah kurangnya penderitaan menjadi tanda bahwa saya tidak benar-benar mempertahankan kebenaran Kristus? |
(0.77) | (2Tim 2:19) |
(full: DASAR YANG DILETAKKAN ALLAH ITU TEGUH.
) Nas : 2Tim 2:19 Kendatipun fakta bahwa banyak orang murtad dari iman (Mat 24:11) dan guru palsu menyerbu ke dalam gereja (ayat 2Tim 2:14-18), maksud Allah bagi umat-Nya yang setia tak dapat dihalangi. "Dasar yang diletakkan Allah", yaitu gereja sejati, tidak bisa dihancurkan. Pada dasar ini dua kebenaran tertulis yang menunjuk kepada anggota gereja Kristus.
|
(0.77) | (2Tim 2:21) |
(full: MENYUCIKAN DIRINYA.
) Nas : 2Tim 2:21 Di dalam gereja yang tampak di bumi ada banyak "benda". Ada benda "untuk maksud yang mulia", yaitu orang percaya yang memisahkan diri dari kejahatan dan dengan teguh mempertahankan Injil yang sejati sesuai dengan penyataan alkitabiah, dan benda untuk maksud "yang tidak mulia," yaitu orang percaya yang berpaling dari kebenaran (ayat 2Tim 2:14-19). Mereka yang setia yang ingin berguna bagi Tuhan harus memisahkan diri dari semua kepercayaan dan orang yang menganjurkan ajaran yang bertentangan dengan Alkitab (ayat 2Tim 2:19). Hubungan dengan mereka yang mengajar ajaran tidak alkitabiah hanya boleh diadakan dengan maksud untuk memperbaiki dengan kasih, supaya mereka bisa bertobat dan berbalik kepada kebenaran (ayat 2Tim 2:25). |
(0.77) | (2Tim 3:5) |
(full: SECARA LAHIRIAH MEREKA MENJALANKAN IBADAH MEREKA.
) Nas : 2Tim 3:5 Paulus berbicara mengenai mereka yang mengaku diri orang Kristen dan kelihatan saleh tetapi tidak menyatakan kuasa Allah yang dapat menyelamatkan dari dosa, sifat mementingkan diri dan sifat dursila. Mereka membiarkan dosa dalam gereja mereka dan mengajarkan bahwa seseorang dapat melakukan dosa-dosa yang terdapat di ayat 2Tim 2-4 dan tetap mewarisi keselamatan dan kerajaan Allah (bd. ayat 2Tim 3:5-9; 4:3-4; 2Pet 2:12-19; lihat cat. --> 1Kor 6:9). [atau ref. 1Kor 6:9] |
(0.77) | (2Tim 4:8) |
(full: MAHKOTA KEBENARAN.
) Nas : 2Tim 4:8 Karena Paulus tetap setia kepada Tuhannya dan Injil yang dipercayakan kepadanya, maka Roh Kudus bersaksi kepadanya bahwa persetujuan Allah dan "mahkota kebenaran" tersedia bagi dia di sorga. Di sorga Allah sudah menyiapkan pahala bagi semua orang yang setia pada kebenaran (bd. Mat 19:27-29; 2Kor 5:10). |
(0.77) | (2Tim 2:8) |
(sh: Pusat berita Injil adalah Yesus Kristus (Selasa, 27 Agustus 2002)) Pusat berita Injil adalah Yesus KristusPada perikop ini nampaknya Paulus telah mewaspadai satu hal penting, yaitu Kristus, sang Berita Injil itu dilupakan! Hal ini dipaparkan Paulus pada ayat bagian+dalam+AND+book%3A55&tab=notes" ver="">8, "Ingatlah ini: Yesus Kristus yang telah …." Paulus mengingatkan Timotius bahwa pusat pemberitaannya dalam pelayanan meneruskan tongkat estafet berita Injil adalah Kristus. Dia yang telah berinkarnasi, mati, dan bangkit untuk orang percaya harus terus didengungkan karya dan keberadaan-Nya kepada semua orang. Memang untuk semua ini ada konsekuensi atau harga yang harus dibayar, yaitu rela berkorban dan rela menderita. Paulus mencontohkan pengalaman hidupnya yang mengalami penderitaan karena terus menjadikan Kristus pusat pelayanan dan pemberitaannya (ayat bagian+dalam+AND+book%3A55&tab=notes" ver="">9-10). Tetapi, semua penderitaan itu tidak mampu menghalangi semangat Paulus memberitakan Injil karena dia percaya bahwa Kristus mendampinginya (bdk. bagian+dalam+AND+book%3A55&tab=notes" ver="">4:16-17). Justru dalam penderitaan tersebut ia tidak hanya semakin menyadari arti dipilih sebagai umat pilihan, tetapi juga arti bersatu bersama Kristus. Paulus meyakini satu hal: yaitu bahwa orang-orang yang menjadi sasaran berita Injil itu diselamatkan oleh Kristus. Suatu keyakinan yang luar biasa, yang seharusnya juga dapat menjadi keyakinan semua orang percaya. Banyak Kristen masa kini, termasuk para hamba Tuhan, tidak memiliki keyakinan seperti yang Paulus miliki. Pertama, mereka memberitakan tentang Kristus, tetapi sikap hidup dan kepribadiannya tidak mencerminkan kehadiran Kristus. Kedua, merasa memiliki kemampuan berkhotbah dan mengumpulkan massa sehingga akhirnya pemberitaan Injil tidak lagi berpusat pada Kristus, tetapi berpusat pada diri sendiri. Kesombongan dan kebanggaan diri menutup rapat-rapat untuk Kristus dinyatakan. Ketiga, mengklaim diri orang percaya, tetapi tidak memiliki keberanian untuk meneruskan tongkat estafet berita Injil karena takut mengalami penderitaan. Kristus yang telah berinkarnasi, mati, dan bangkit bagi umat-Nya itu telah dilupakan. Renungkan: Jika keadaan ini yang terjadi jangan mengklaim diri sebagai pemegang tongkat estafet berita Injil! |
(0.77) | (2Tim 4:3) |
(full: ORANG TIDAK DAPAT LAGI MENERIMA AJARAN SEHAT.
) Nas : 2Tim 4:3-4 Sepanjang sejarah gereja selalu ada orang yang tidak mau mengasihi ajaran sehat, namun ketika akhir zaman makin dekat, keadaan akan makin parah (bd. 2Tim 3:1-5; 1Tim 4:1).
|
(0.77) | (2Tim 2:14) |
(sh: Fit and Proper test (uji kelayakan) (Rabu, 28 Agustus 2002)) Fit and Proper test (uji kelayakan)Istilah fit and proper test (uji kelayakan) akhir-akhir ini giat digencarkan di kalangan eksekutif dan legislatif pemerintahan Indonesia. Ini dilakukan dalam rangka menciptakan pemerintahan yang jujur, loyal, dan berdedikasi tinggi bagi kepentingan bangsa dan negara. Karena itu, hal-hal yang diuji meliputi: kemampuan dan integritas, kejujuran dan moralitas seseorang. Diharapkan, mereka yang telah lulus uji kelayakan ini dapat menjadi "panutan." Yang jadi pertanyaan adalah apakah pelaksanaan fit and proper test itu sendiri sudah terbebas dari pengaruh kolusi, korupsi, dan nepotisme? Karena ternyata banyak pejabat yang telah diuji kelayakannya masih terlibat kasus KKN! Ternyata uji kelayakan tersebut belum dapat dipertanggung-jawabkan kelayakannya. Uji kelayakan ini ternyata juga menjadi concern Paulus ketika menasihati Timotius. Belajar dari pengalamannya, Paulus menemukan bahwa ternyata ada para hamba Tuhan yang telah menyimpangkan berita Injil, seperti Himeneus dan Filetus (ayat bagian+dalam+AND+book%3A55&tab=notes" ver="">17,18). Bagi Paulus, orang-orang seperti mereka itulah yang perlu diwaspadai karena mengajarkan pengajaran-pengajaran yang menyimpang dari kebenaran Kristus, yang bisa membuat jemaat terguncang imannya. Karena itu, Paulus dengan tegas mengingatkan Timotius untuk meneruskan tongkat estafet berita Injil itu kepada orang-orang yang telah memenuhi standar kelayakan: berani berkata benar tentang Kristus, jujur, bertanggung jawab, dan setia pada firman Tuhan. Dari perikop ini kita belajar bahwa hanya hamba yang telah lulus fit and proper test yang Tuhan lakukan sajalah yang layak menjadi penerus tongkat estafet berita Injil. Karena mereka adalah hamba Tuhan yang mengutamakan kekudusan, memiliki hati murni, sifat-sifat Kristen terpuji, dan teruji. Sudah saatnya para pemegang tongkat estafet berita Injil, para hamba Tuhan mengintrospeksi diri dan bertanya pada Tuhan, "Apakah diri saya sudah memenuhi standar kelayakan yang Allah tetapkan!" Renungkan: Jika gereja memiliki hamba sejati, yang telah lulus uji kelayakan yang Allah lakukan, maka ajaran-ajaran palsu yang mengguncang iman jemaat dapat dipatahkan pengaruhnya. |
(0.76) | (2Tim 3:3) |
(full: TIDAK TAHU MENGASIHI.
) Nas : 2Tim 3:3 Pada hari-hari terakhir orang percaya harus siap menghadapi banjir kejahatan.
|