Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 5021 - 5030 dari 5030 ayat untuk menjadi besar (0.004 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.02) (1Yoh 5:13) (sh: Kepastian hidup yang kekal (Selasa, 12 Desember 2000))
Kepastian hidup yang kekal

Seorang sales pasti menjamin bahwa barang yang ditawarkan bermutu tinggi, harga bersaing, dan tahan lama. Namun banyak realita yang ternyata tidak seperti yang dijanjikan. Seorang sales menjamin barang tersebut bukan karena ia tahu benar kualitas barang tersebut, tetapi ia memang harus menjualnya untuk mendapatkan bonus. Berbeda halnya dengan jaminan yang diberikan oleh sang pembuat produk itu, ia dapat menyatakan dengan pasti kualitas produknya. Jadi kepastian jaminan bukan terletak pada kata- katanya, tetapi siapa yang mengatakannya.

Kepastian kehidupan kekal bagi anak-anak Allah hanya dapat dipercaya kebenarannya di dalam Yesus Kristus, karena Dialah sumber kehidupan kekal. Sebagai anak-Nya kita percaya bahwa Ia telah memberikan segala-galanya kepada kita, dan yang terbesar adalah diri-Nya sendiri bagi hidup kita. Bila yang terbesar telah dinyatakan-Nya bagi kita, maka hal-hal yang lain pun akan menjadi bagian kita, artinya sebelum kita memintanya pun, hal itu telah disediakan-Nya bagi kita, yaitu segala sesuatu menurut rencana- Nya; inilah iman (15). Semakin kita dekat dengan Dia, permintaan kita akan semakin sesuai dengan rencana-Nya, karena kita tidak lagi meminta apa yang berkenan bagi diri sendiri tetapi yang berkenan bagi-Nya.

Kepastian jaminan lain yang diberikan Allah adalah bahwa Ia akan melindungi anak-anak Allah dari kuasa si jahat. Tak ada kuasa apa pun atau siapa pun yang dapat merampas kita dari genggaman tangan Allah yang Maha Kuasa. Memang benar bahwa selama kita masih di dunia, kita akan mengalami banyak tantangan dari si jahat, namun ketika jatuh dalam dosa, tidak membawa kita kepada maut. Penulis mengatakan ada dosa yang membawa maut dan ada dosa yang tidak membawa maut (16). Kalimat ini tidak bermaksud membedakan dosa, karena kejahatan apa pun tetap dosa (17). Orang percaya yang sungguh-sungguh menjaga kekudusan hidupnya, namun suatu kali berdosa tidak membawanya kepada kematian kekal, karena ia tetap memiliki hidup kekal. Yang menjamin kehidupan kekal bukan dirinya sendiri, tetapi Yesus Kristus yang ada di dalamnya.

Renungkan: Kegagalan, pergumulan, dan tantangan, seringkali membuat kita kecewa dan lelah dalam perjuangan iman. Namun ingatlah bahwa Allah sendiri yang menjamin kepastian kehidupan kekal!

Pengantar Kitab Mikha Latar belakang. Mikha hidup sezaman dengan Yesaya, ia menjadi nabi pada pemerintahan Yotam (750-735 sM); Ahaz (735-715 sM); dan Hizkia (715-686 sM). Saat itu Asyur mulai melakukan ekspansi dan menaklukkan kerajaan- kerajaan di sekitarnya. Israel ditaklukkan oleh raja Salmaneser dari Asyur (722 sM). Ahaz raja Yehuda menjadi sekutu Asyur dan mengadopsi dewa-dewanya (2Raj. 16:7-18). Kemudian Hizkia, anak Ahaz, memberontak terhadap Asyur (2Raj. 18:17-19:37). Allah membangkitkan Asyur untuk menghukum umat-Nya (Yes. 10:5-11). Seperti dinubuatkan oleh Mikha (menjadi+besar&tab=notes" ver="">1:2-7), Samaria dihancurkan oleh Asyur. Bangsa Yehuda sudah dapat merasakan dahsyatnya penghukuman itu ketika Sanherib bergerak menuju pintu gerbang Yerusalem seperti yang dinubuatkan oleh Mikha (menjadi+besar&tab=notes" ver="">1:8-16).

Karakteristik dan tema utama. Mikha merangkai 19 nubuatnya menjadi 3 seri. Masing-masing seri dimulai dengan nubuat penghukuman (menjadi+besar&tab=notes" ver="">1:2; 3:1; 6:1) dan berakhir dengan nubuat keselamatan. Sang nabi menyatakan bahwa Allah yang kudus dan adil tidak dapat mentolerir dosa umat-Nya (menjadi+besar&tab=notes" ver="">1:3). Mereka berdosa dalam hal penyembahan berhala (menjadi+besar&tab=notes" ver="">5:12-14), penipuan, dan kecurangan (menjadi+besar&tab=notes" ver="">6:10, 11). Namun Mikha secara khusus mengutuk mereka yang menindas orang miskin dengan cara merampas tanah yang diberikan Allah (menjadi+besar&tab=notes" ver="">2:1-5; Bil. 27:1-11). Pemimpin politik dan agama Yehuda dikutuk karena mereka pun menindas orang-orang miskin dan tidak mengindahkan keadilan dan kebenaran (3). Yang sangat fundamental dalam pemberitaan Mikha adalah masalah perjanjian antara Allah dan umat-Nya. Allah tetap setia kepada perjanjian- Nya namun umat-Nya mengkhianati perjanjian itu, sehingga mereka akan menerima penghukuman yang sudah terkandung dalam perjanjian itu (menjadi+besar&tab=notes" ver="">6:13-16). Mikha juga menyuarakan pemulihan dan berkat di masa yang akan datang berdasarkan perjanjian. Allah akan menggenapi janji kepada nenek moyang Israel (menjadi+besar&tab=notes" ver="">7:20) dengan memelihara umat-Nya yang tersisa (menjadi+besar&tab=notes" ver="">2:12; 4:7; 5:3,7,8) dan akan membangkitkan Seorang Pemerintah dari Betlehem - sang Mesias (5:1- 5). Keselamatan ini berdasarkan kemurahan pengampunan dan kedaulatan Allah (menjadi+besar&tab=notes" ver="">7:18, 19).

Penulis Mikha 1:1 mengidentifikasikan dengan jelas bahwa Mikha dari Moresyet adalah penulis kitab ini.

(0.02) (Yud 1:17) (sh: Membangun iman yang teguh di atas dasar yang benar (Rabu, 12 Desember 2001))
Membangun iman yang teguh di atas dasar yang benar

Bagian terpenting di dalam surat Yudas ada pada ayat 17-25 yang memberikan nasihat sehubungan dengan maksud penulisannya, yaitu agar umat percaya membangun iman yang teguh di atas dasar yang benar. Yudas mengajak umat Tuhan untuk mengingat kembali mengenai pokok-pokok kepercayaan yang sudah diajarkan oleh rasul-rasul (ayat 17-19). Selain itu, umat Tuhan juga dituntut untuk memberikan kesaksian kehidupan yang suci (ayat 20-23), dengan penjabaran empat nasihat khusus yang berkaitan dengan membangun diri kita sendiri di atas dasar iman yang paling suci, dengan berdoa dalam Roh Kudus, dengan memelihara diri kita sendiri dalam kasih Allah, dan dengan menantikan rahmat Tuhan kita Yesus Kristus untuk hidup yang kekal. Dengan demikian, iman gereja tidak hanya terbina dan terpelihara, tetapi juga terus dibangun di atas dasar yang benar, yakni firman Tuhan.

Selain hal-hal prinsipal di atas, Yudas juga menyerukan pentingnya kepedulian sosial yang dinyatakan dengan menunjukkan belas kasihan kepada tiga kelompok orang, yakni: mereka yang skeptis di dalam imannya, mereka yang terbakar oleh api dosa, dan mereka yang tetap bertekun di dalam dosa. Yudas menghendaki Kristen menjangkau mereka yang terancam kebinasaan dan tetap mengingatkan agar selalu berhati-hati di dalam usahanya.

Kristen dituntut proaktif di dalam mengatasi setiap tantangan, baik dari luar maupun dari dalam. Di dalam menyikapi tantangan ini kita akan berperanan sejajar dengan pahlawan iman, bila kita mampu mengatasi dilema-dilema yang ada dengan cara yang dikehendaki Allah. Kondisi gereja yang ada di ujung tanduk penyesatan tidak seharusnya mengalah dan berserah dalam kelemahan iman. Kristen mungkin tidak dapat menghalangi hadirnya sang penyesat, tetapi Kristen dapat menjadikan kondisi ini sebagai batu loncatan untuk menumbuhkan iman agar semakin kuat di dalam Dia.

Renungkan: Kepentingan membangun iman di atas dasar yang benar tidak melulu merupakan kebutuhan Kristen di zaman dahulu, tetapi juga zaman kini. Setiap Kristen yang sudah mendengar seruan dari pesan Yudas seharusnya juga bersedia menjadi corong estafet bagi sesama.

(0.02) (Why 18:1) (sh: Satu jam saja! (Kamis, 14 November 2002))
Satu jam saja!

Babel adalah kata sandi/simbol yang cukup umum digunakan oleh orang Kristen abad pertama Masehi bagi kota Roma, ibukota kekaisaran Romawi (bdk. 1Pet. 5:13). Kota ini adalah simbol dari puncak keagungan dan kecemerlangan dari kekuasaan peradaban Romawi, dan kemewahan serta keberkilauan kekayaannya. Penting untuk dimengerti bahwa nas ini bukan nubuat spesifik tentang kejatuhan Roma, tetapi tentang runtuhnya puncak dari kebejadan moral, kejahatan, serta kesombongan dunia yang menghujat, yang terutama tampak bagi zaman Yohanes melalui kota Roma. Karena dosa-dosanya tersebut, Babel/Roma akan dihukum (ayat 3,5- 8, 13b). Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dari penghukuman ini. Pertama, tindakan penghukuman itu adalah kehendak Allah sendiri dan pasti terjadi. Seruan pembalasan pada ayat menjadi+besar&tab=notes" ver="">6-7 datang dari sorga (ayat menjadi+besar&tab=notes" ver="">4a), bukan dari pihak lain. Kedua, penghukuman ini menimbulkan ratapan dan ketakutan bagi mereka yang dekat dengan dan diuntungkan oleh kontaknya dengan Babel (ayat menjadi+besar&tab=notes" ver="">9-10,11,14,15,17-19a), dan mendatangkan sukacita atas sorga dan orang-orang kudus (ayat 20). Ketiga, dan ini yang terpenting, semua keagungan dan kekuatan kota yang dahsyat itu dihancurkan Allah hanya "satu jam saja" (ayat menjadi+besar&tab=notes" ver="">10,16,19). Singkatnya penghancuran ini juga menunjukkan bahwa hanya Allah saja yang sungguh-sungguh "kuat" (ayat menjadi+besar&tab=notes" ver="">8), bukan kuasa duniawi manapun.

Ada sebuah peringatan sekaligus janji di sini. Kristen yang sezaman dengan Yohanes (juga kita) diperingatkan untuk tidak ikut mengambil bagian dalam dosa dan kekejian zaman dalam mana ia hidup (ayat menjadi+besar&tab=notes" ver="">4). Ikut berdosa hanya berarti penghukuman- penghancuran, dan dukacita. Janji Allah bagi mereka yang setia dan tidak mengambil bagian adalah bahwa mereka akan berbahagia ketika Allah menunjukkan kepenuhan kekuasaan dan keadilan-Nya.

Renungkan:
Sedihkah Anda jika segala fasilitas dan kemewahan yang mempermudah hidup Anda selama ini tiba-tiba hilang? Kristen memang harus tinggal di tengah-tengah dunia sebagai saksi, tetapi ia tidak boleh menjadi tergantung pada dunianya, apalagi mengikuti segala dosa-dosa zamannya yang amoral, materialistis, dan korup.

(0.01) (Mat 18:15) (full: APABILA SAUDARAMU BERBUAT DOSA. )

Nas : Mat 18:15

Dalam ayat Mat 18:15-17 Yesus menguraikan cara mendisiplinkan atau menerima kembali seorang saudara Kristen yang berbuat dosa kepada seorang anggota lain di dalam gereja. Mengabaikan ajaran Kristus ini berarti berkompromi secara rohani dan akhirnya mengakibatkan kehancuran kepada gereja sebagai umat Allah yang kudus (bd. 1Pet 2:9;

lihat cat. --> Mat 5:13).

[atau ref. Mat 5:13]

  1. 1) Tujuan disiplin gerejani ialah melindungi nama baik Allah (Mat 6:9; Rom 2:23-24), menjaga kemurnian moral dan integritas ajaran gereja (1Kor 5:6-7; 2Yoh 1:7-11), serta berusaha untuk menyelamatkan anggota yang tidak patuh dan mengembalikan mereka kepada jalan yang benar (1Kor 5:5; Yak 5:19-20).
  2. 2) Anggota yang berdosa itu harus lebih dahulu dihadapi dan ditegor di bawah empat mata. Apabila ia mau mendengarkan, maka ia harus diampuni (ayat Mat 18:15). Apabila ia tidak mau mendengarkan saudara seimannya (ayat Mat 18:15-16), dan setelah itu satu atau dua anggota lain (ayat Mat 18:16), akhirnya masih tidak mau mendengarkan jemaat, maka ia harus dianggap sebagai "seorang yang tidak mengenal Allah", yaitu, seseorang yang bukan anggota Kerajaan Allah, terpisah dari Kristus dan hidup di luar kasih karunia (ayat Mat 18:17; bd. Gal 5:4). Ia tidak berhak menjadi anggota gereja dan harus dikucilkan dari persekutuan gereja.
  3. 3) Kebiasaan untuk menjaga kemurnian gereja ini bukan saja dilaksanakan dalam hal dosa dan kedursilaan, tetapi juga dalam hal ajaran yang sesat dan ketidaksetiaan terhadap iman PB yang asli dan mendasar

    (lihat cat. --> Gal 1:9 dan

    lihat cat. --> Yud 1:3;

    [atau ref. Gal 1:9; Yud 1:3]

    lihat art. GURU-GURU PALSU, dan

    lihat art. PENILIK JEMAAT DAN KEWAJIBANNYA).

  4. 4) Disiplin gerejani harus dilaksanakan dengan rendah hati, kasih, penyesalan, dan pemeriksaan diri

    (lihat cat. --> Mat 23:37;

    [atau ref. Mat 23:37]

    2Kor 2:6-7; Gal 6:1).
  5. 5) Dosa di dalam gereja yang melibatkan kebejatan seksual harus ditangani berdasarkan 1Kor 5:1-5 dan 2Kor 2:6-11. Bentuk-bentuk dosa yang berat ini menuntut penyesalan dan perkabungan dari seluruh jemaat (1Kor 5:2), hukuman yang setimpal bagi pelanggar itu (2Kor 2:6) dan pengucilan dari gereja (1Kor 5:2,13). Kemudian hari, setelah masa pertobatan yang nyata, orang itu dapat diampuni, menerima pernyataan kasih lagi dan diterima kembali dalam persekutuan (2Kor 2:6-8).
  6. 6) Dosa seorang penatua, setelah ditangani di bawah empat mata, juga harus diumumkan kepada jemaat, dan dikenakan tindakan disiplin di depan umum, yaitu, "ditegur di depan semua orang agar yang lain itu pun takut" (Gal 2:11-18;

    lihat cat. --> 1Tim 5:20;

    [atau ref. 1Tim 5:19-20]

    lihat art. SYARAT-SYARAT MORAL PENILIK JEMAAT).

  7. 7) Para pemimpin gereja dan para gembala jemaat lokal sebaiknya mengingat bahwa mereka ditugaskan untuk menjaga seluruh kawanan domba Allah

    (lihat art. PENILIK JEMAAT DAN KEWAJIBANNYA).

    Tuhan akan meminta pertanggungjawaban pribadi dari mereka atas "darah semua orang" (Kis 20:26) yang terhilang karena para pemimpin gagal mengembalikan, mendisiplinkan, atau mengucilkan mereka sesuai dengan maksud dan kehendak Allah (bd. Yeh 3:20-21; Kis 20:26-27;

    lihat cat. --> Yeh 3:18).

    [atau ref. Yeh 3:18]

(0.01) (Yoh 16:8) (full: MENGINSAFKAN DUNIA. )

Nas : Yoh 16:8

Ketika Roh Kudus datang pada hari Pentakosta

(lihat cat. --> Yoh 16:7 di atas;

[atau ref. Yoh 16:7]

Kis 2:4) tugas utama-Nya yang berhubungan dengan pemberitaan Injil ialah menginsafkan. Istilah "menginsafkan" (Yun. _elencho_) berarti menyingkapkan, membuktikan ketidakbenaran, dan meyakinkan.

  1. 1) Pelayanan Roh Kudus untuk menginsafkan ini bekerja dalam tiga aspek.
    1. (a) Dosa. Roh Kudus akan menyatakan dosa dan ketidakpercayaan supaya membangkitkan kesadaran akan kesalahan dan perlunya pengampunan dosa. Keinsafan ini juga menerangkan akibat yang mengerikan jikalau orang berdosa terus berbuat dosa. Setelah diinsafkan ia harus memilih. Hal ini sering kali menghasilkan pertobatan yang sungguh-sungguh untuk berbalik kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat (Kis 2:37-38).
    2. (b) Kebenaran. Roh Kudus menginsafkan orang bahwa Yesus adalah Anak Allah yang benar, telah bangkit dari orang mati, dimuliakan oleh Allah dan kini Tuhan atas segala sesuatu. Roh Kudus menyadarkan orang akan patokan kebenaran Allah di dalam Kristus, menunjukkan apa dosa itu sebenarnya, serta memberi kuasa untuk mengalahkan dunia (Kis 3:12-16; 7:51-60; 17:31; 1Pet 3:18).
    3. (c) Penghakiman. Roh Kudus juga menginsafkan orang bahwa Iblis sudah dikalahkan di atas kayu salib (Yoh 12:31; 16:11), penghakiman Allah atas dunia saat ini (Rom 1:18-32) serta penghakiman seluruh umat manusia di masa depan (Mat 16:27; Kis 17:31; 24:25; Rom 14:10; 1Kor 6:2; 2Kor 5:10; Yud 1:14).
  2. 2) Karya Roh Kudus untuk menginsafkan orang akan dosa, kebenaran, dan penghakiman akan dinyatakan di dalam semua orang yang dibaptiskan dalam Roh Kudus dan menjadi orang percaya yang sungguh-sungguh dipenuhi dengan Roh Kudus. Kristus, ketika dipenuhi dengan Roh (Luk 4:1), bersaksi kepada dunia bahwa "pekerjaan-pekerjaannya jahat" (lih. Yoh 7:7; Yoh 15:18) dan mengundang orang untuk bertobat (Mat 4:17). Yohanes Pembaptis, "penuh dengan Roh Kudus" sejak lahir

    (lihat cat. --> Luk 1:15)

    [atau ref. Luk 1:15]

    menyingkapkan dosa umat Yahudi dan memerintahkan mereka untuk mengubah cara hidupnya

    (lihat cat. --> Mat 11:7;

    [atau ref. Mat 11:7]

    Luk 3:1-20). Petrus, "penuh dengan Roh Kudus" (Kis 2:4) menginsafkan 3000 orang berdosa dan mengajak mereka untuk bertobat dan menerima pengampunan dosa (Kis 2:37-41).
  3. 3) Jelaslah, setiap pengkhotbah atau gereja yang tidak menyingkapkan dosa di depan umum dan menuntut pertobatan dan kebenaran alkitabiah bukan dipimpin oleh Roh Kudus. 1Kor 14:24-25 dengan jelas menyatakan bahwa kehadiran Allah di dalam suatu jemaat dikenali dengan penyingkapan dosa orang yang belum percaya (yaitu, rahasia hati mereka) yang diikuti dengan keinsafan untuk bertobat dan menerima keselamatan.
(0.01) (Kel 12:1) (jerusalem) Kisah yang panjang ini mengenai Paskah mencakup berbagai unsur. Ada sebuah sumber kuno yang berasal dari tradisi Yahwista, Kel 12:21-23,27,29-39; ada beberapa tambahan yang bergaya bahasa tradisi Ulangan. Kel 12:24-27; 13:3-16, barangkali juga Kel 13:1-2; dan ada beberapa tambahan dari penggubah dari tradisi Para Imam yakni: peraturan mengenai ibadat dan keterangan tentang arti perayaan Paskah, Kel 12:1-20,28,40-51. Baik tambahan-tambahan tsb dibandingkan dengan Ima 23:5-8; Bil 28:16-25; Ula 16:1-8. - Sebenarnya perayaan Paskah dan perayaan Hari Raya Roti Tidak Beragi aslinya dua pesta yang berbeda. Hari Raya Roti Tidak beragi adalah sebuah pesta kaum tani. Pesta itu baru mulai dirayakan Israel setelah menetap di tanah Kanaan; baru sesudah pembaharuan agama yang dilancarkan raja Yosia pesta pertanian tsb disatukan dengan perayaan Paskah. Perayaan Paskah itu berasal dari zaman sebelum bangsa Israel terbentuk. Setiap tahun pesta itu dirayakan suku-suku Badui (peternak) hendak memohon perlindungan dewanya atas kawanan ternaknya. Kisah kuno yang berawal dengan Kel 12:21 menyebut pesta itu tanpa keterangan apapun. Ini mengandaikan bahwa Paskah sudah dikenal sebelumnya. Dapat diterima bahwa sewaktu Musa minta izin dari Firaun untuk mengadakan "perayaan TUHAN", bdk Kel 3:18; 5:1; 7:16; 8:1,8,20,27; 9:1,13; 10:4,24, apa yang dimaksudkan justru pesta Paskah tsb. kalau demikian duduknya perkara, maka hubungan antara perayaan Paskah dengan tulah yang kesepuluh dan keluaran Israel dari Mesir serba kebetulan: keluaran itu kebetulan bertepatan dengan perayaan Paskah kuno itu. Tetapi oleh karena kedua peristiwa tsb benar-benar bertepatan waktunya, maka dapat dibenarkan bahwa tambahan-tambahan yang disisipkan oleh tradisi Ulangan, Kel 12:24-27; 13:3-10 menerangkan perayaan Paskah (dan juga Hari Raya Roti Tidak Beragi) sebagai kenangan akan keluaran Israel dari negeri Mesir, bdk kitab Ulangan sendiri, Kel 16:1-3. Tradisi Para Imam menghubungkan seluruh tata upacara Paskah kuno dengan tulah yang kesepuluh dan keluaran Israel dari negeri Mesir, Kel 12:11-14,42. Tetapi sebelum tradisi Para Imam menghubungkannya sudah berhubungan juga. Sebab kisah yang berasal dari tradisi Yahwista, Kel 12:34-39, sudah menghubungkan upacara kuno dengan roti tidak beragi yang termasuk upacara Paskah dahulu, dengan keluaran dari negeri Mesir. Oleh karena dikaitkan pada peristiwa yang memutuskan dalam sejarah bangsa Israel, yaitu panggilannya oleh Tuhan, maka upacara kuno itu mendapat makna keagamaan yang serba baru: upacara-upacara itu sekarang merayakan keselamatan yang dikurniakan Allah kepada umatNya, sebagaimana diungkapkan dalam wejangan yang menurut Kel 12:26-27; 13:8 membarengi perayaan itu. Dengan demikian Paskah Yahudi merupakan persiapan bagi Paskah Kristen: Kristus, anak domba Allah, dikorbankan (salib), lalu disantap (perjamuan Tuhan) dalam rangka Paskah Yahudi (pekan suci). Kristus membawa keselamatan bagi seluruh dunia. Pembaharuan mistik dari tindakan penyelamatan itu menjadi poros ibadat Kristen yang berkisar pada Ekaristi, korban dan perjanjian suci serentak.
(0.01) (Ams 8:22) (jerusalem: TUHAN telah menciptakan aku) Hikmat-kebijaksanaan diperorangkan. Dalam Ams 14:1 pempribadian semacam hanya sarana kesusasteraan belaka. Tetapi semenjak masa pembuangan gagasan itu berkembang. Waktu itu syirik bukan lagi suatu ancaman bagi tauhid Yahudi. Dalam Ayu 28 dan Bar 3:9-4:4 hikmat-kebijaksanaan nampak sebagai sesuatu yang sangat bernilai, tetapi lain dari Allah dan di luar manusia. Sebaliknya, dalam Ams 1:20-33,3:16-19 dan bab 8-9 ini hikmat nampak sebagai pribadi. Dalam bab 8 hikmat itu sendiri membuka rahasia asal-usulnya (diciptakan sebelum segala makhluk, Ams 7:22-23): ia berperan dalam menciptakan alam semesta, Ams 8:27-30, dan sebagai pembimbing mengantar manusia kepada Tuhan, Ams 8:31,35-36. Yesus bin Sirakh masih mengembangkan ajaran itu lebih lanjut, Sir 1:1-10 masih berdekatan dengan pikiran Ayu 28. Tetapi Sir 4:11-19; 14:20-15:10 dan terutama Sir 24:1-29 (bdk Sir 24:1) melanjutkan pikiran yang tercantum dalam Ams 8. Sehubungan dengan semua nas yang memperorangkan hikmat-kebijaksanaan, perlu dicatat bahwa agak sukar menentukan di mana pempribadian itu hanya sarana kesusasteraan untuk mengungkapkan gagasan keagamaan yang tradisionil, dan di mana ada pikiran dan pewahyuan baru. Akhirnya Wis 7:22-8:1 menyebut hikmat-kebijaksanaan sebagai "pancaran murni dari kemuliaan Yang Mahakuasa" dan keterangan ini berkesan bahwa hikmat-kebijaksanaan dibicarakan dapat dimengerti begitu rupa sehingga hikmat tampil sebagai sifat Allah dan juga sebagai pribadi ilahi. Ajaran mengenai hikmat yang tercantum dalam Perjanjian Lama itu diambil alih dalam Perjanjian Baru, lalu diperkembangkan lebih jauh lagi dengan menghubungkannya dengan Yesus Kristus. Yesus diperkenalkan sebagai hikmat-kebijaksanaan Allah, Mat 11:19; Luk 11:49; bdk Mat 23:34-36; 1Ko 1:24-30. Karena Dia itu hikmat, maka Kristus berperan dalam menciptakan dan mempertahankan alam semesta, Kol 1:16-17, dan dalam mengantar umat Israel ke luar dari perbudakan, 1Ko 10:4; bdk Wis 10:17. Prakata injil Yoh 1:1+, memberi Firman Allah semua sifat dan ciri yang ada pada hikmat-kebijaksanaan yang menciptakan. Seluruh injil Yohanes selanjutnya menyoroti Kristus sebagai hikmat-kebijaksanaan Allah, bdk Yoh 6:35+. Begitu tradisi Kristus mulai dengan Yustinus dapat berkata bahwa hikmat-kebijaksanaan yang tampil dalam Perjanjian Lama sebenarnya tidak lain kecuali Kristus. Melalui jalan akomodasi liturgi mengetrapkan Ams 8:22 dst pada Maria sebagai pembantu dalam karya penebusan seperti hikmat-kebijaksanaan menjadi pembantu dalam karya penciptaan
(0.01) (Rm 1:16) (jerusalem: setiap orang yang percaya) Kepercayaan adalah perbuatan yang dengan itu manusia menyerahkan dirinya kepada Allah, yang adalah kebenaran dan kebaikan, sebagai kepada sumber tunggal keselamatan. Kepercayaan itu bersandar pada sifat Allah yang berkata benar dan pada kesetiaanNya akan janji-janjiNya (Rom 3:3 dst; 1Te 5:24; 2Ti 2:13; Ibr 10:23; 11:19) dan pada kuasa Allah yang mampu menepati janji-janjiNya (Rom 4:17-21; Ibr 11:19). Sesudah persiapan lama dalam Perjanjian Lama(Ibr 11) maka setelah Allah berfirman melalui AnakNya (Ibr 1:1) orang harus percaya kepada AnakNya itu (bdk Mat 8:10+; Yoh 3:11+) dan kepada pemberitaan (kerigma: Rom 10:8-17; 1Ko 1:21; 15:11,14; bdk Kis 2:22+) Injil (Rom 1:6; 1Kor 15:1-2; Fili 1:27; Efe 1:13) yang diwartakan oleh para rasul (Rom 1:5; 1Ko 3:5; bdk Yoh 17:20) dan yang isinya ialah: Allah telah membangkitkan Yesus dari alam maut dan menjadikanNya Kyrios (Tuhan: Rom 4:24 dst; Rom 10:9; Kis 17:31; 1Pe 1:21; bdk 1Ko 15:14,17) dan melalui Dia Allah menawarkan hidup kepada semua yang percaya kepadaNya (Rom 6:8-11; 2Ko 4:13 dst; Efe 1:19 dst; Kol 2:12; 1Te 4:14). Dengan demikian kepercayaan kepada (nama) Yesus (Rom 3:26; 10:13 bdk Yoh 1:12; Kis 3:16; 1Yo 3:23), kepada Kristus (Gal 2:16; bdk Kis 24:24; 1Yo 5:1), Tuhan (Rom 10:9; 1Ko 12:3; Fili 2:11; bdk Kis 16:31) dan Anak Allah (Gal 2:20; bdk Yoh 20:31; 1Yo 5:5; Kis 8:37; 9:20), menjadi syarat mutlak bagi keselamatan (Rom 10:9-13; 1Ko 1:21; Gal 3:22; bdk Yes 7:9; Kis 4:12; 16:31; Ibr 11:6; Yoh 3:15-18). Kepercayaan itu bukan hanya dengan akal menerima kebenaran, tetapi juga mengandalkan dan mentaati (Rom 1:5; 6:17; 10:16; 16:26; bdk Kis 6:7) kebenaran yang memberi hidup (2Te 2:12 dst) dan yang mengikut sertakan seluruh manusia dalam persatuan dengan Kristus (2Ko 13:5; Gal 2:6,20; Efe 3:17) serta memberi mereka Roh (Gal 3:2,5,14; bdk Yoh 7:38 dst; Kis 11:17) anak-anak Allah (Gal 3:26; bdk Yoh 1:12). Oleh karena hanya percaya kepada Allah, maka kepercayaan sejati tidak mengizinkan kepercayaan kepada dirinya (Rom 3:27; Efe 2:9) dan bertentangan dengan tata hukum Taurat (Rom 7:7+) yang dengan percuma saja (Rom 10:3; Fili 3:9)
(0.01) (Rm 7:5) (jerusalem: daging) 1) Arti pertama kata "daging", ialah unsur jasmaniah pada manusia, 1Ko 15:39; bdk Luk 24:39; Wah 17:16; 19:18, dan lawannya ialah roh, Rom 1:9+, daging ialah tubuh yang dapat diamati dengan pancaindera, Kol 2:1,5, khususnya tubuh sebagai alat persatuan seksuil, 1Ko 6:16; 7:18; Efe 5:29,31; bdk Mat 19:5 dsj; Yoh 1:13; Yud 7, yang melandasi hubungan keluarga, famili, dst, serta hak waris, Rom 4:1; 9:3,5; 11:14; bdk Ibr 12:9. Dengan demikian kata "daging" dipergunakan sama seperti kata Ibrani "basar" dalam Kitab Suci untuk menonjolkan segi kelemahan dan fana pada manusia, Rom 6:19; 2Ko 7:5; 12:7; Gal 4:13 dst; bdk Mat 26:41 dsj, dan mengungkapkan kecilnya manusia di hadapan Allah, Rom 3:20 dan Gal 2:16; 1Ko 1:29; bdk Mat 24:22 dsj; Luk 3:6; Yoh 17:2; Kis 2:17; 1Pe 1:24. Maka untuk memperlawankan tata kodrat dan tata kasih-karunia dipergunakan ungkapan "menurut daging", 1Ko 1:26; 2Ko 1:17; Efe 6:5; Kol 3:22; bdk File 16; Yoh 8:15, "daging dan darah", 1Ko 15:50; Gal 1:16; Efe 6:12; Ibr 2:14; bdk Mat 16:17, "kedagingan" (terj: duniawi), Rom 15:27; 1Ko 3:1,3; 9:11; 2Ko 1:12; 10:4. 2) Oleh karena Roh merupakan karunia khas di zaman terakhir, maka "daging" menjadi ciri khas zaman lama yang diperlawankan dengan zaman baru itu, Rom 9:8; Gal 3:3; 6:12 dst; Fili 3:3 dst; Efe 2:11 bdk Ibr 9:10,13; Yoh 3:6; 6:63; demikianpun halnya dengan "menurut daging", 1Ko 10:18; 11:18; Gal 4:23,29; bdk Rom 1:3 dst; 2Ko 5:16, dan "kedagingan" (terj: manusia), Ibr 7:16 tetapi bdk 1Ko 10:3 dst. 3) Paulus terutama menonjolkan "daging" sebagai sarang dosa dan keinginan buruk, Rom 7:5,14,18,25,13:14; 2Ko 7:1; Gal 5:13,19; Efe 2:3; Kol 2:13,18,23; bdk 1Pe 2:11; 2Pe 2:10,18; 1Yo 2:16; Yud 8, 23, yang akan binasa, 1Ko 15:50; Gal 6:8; bdk Yak 5:3; Kis 2:26,31, dan mati, Rom 8:6,13; 1Ko 5:5; 2Ko 4:11; bdk 1Pe 4:6. Daging dapat dipribadikan sebagai suatu kuasa jahat yang memusuhi Allah, Rom 8:7 dst, dan melawan Roh Kudus, Rom 8:4-9,12 dst; Gal 5:16 dst. Kristus telah menghancurkan kuasa itu dengan datang ke dalam "daging yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa", Rom 8:3; bdk 1Ti 3:16; Yoh 1:14; 1Yo 4:2; 2Yo 7, dan membunuh "daging" di kayu salib, Rom 8:3; Efe 2:14-16; Kol 1:22; bdk Ibr 5:7 dst; Rom 10:20; 1Pe 3:18; 4:1. Karena bersatu dengan Dia, bdk Yoh 6:51 dst, orang Kristen tidak lagi ada "dalam daging", Rom 7:5; 8:9, yang telah mereka salibkan, Gal 5:24; bdk 1Pe 4:1, dan tanggalkan dalam baptisan, Kol 2:11: tegasnya, walaupun orang Kristen masih "dalam daging" selama tinggal di dunia lama ini, Fili 1:22,24; bdk 1Pe 4:2, namun mereka tidak lagi takluk kepadanya, 2Ko 10:3 (terj: duniawi), sebaliknya: mereka menguasai daging itu oleh karena persatuannya dengan Kristus, Gal 2:20; Kol 1:24.
(0.01) (1Kor 13:1) (jerusalem) Bab ini menjadi tiga bagian: Kasih adalah karunia yang paling utama (1Ko 13:1-3); karya amal kasih (1Ko 13:4-7); kasih tetap tinggal (1Ko 13:8-13). Kasih yang langsung dimaksudkan ialah kasih persaudaraan. Paulus tidak langsung berpikir kepada kasih kepada Allah, tetapi secara tersirat kasih itu turut dipikirkan, khususnya dalam 1Ko 13:13 di mana kasih dihubungkan dengan iman dan pengharapan.


TIP #05: Coba klik dua kali sembarang kata untuk melakukan pencarian instan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA