Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 461 - 480 dari 501 ayat untuk ia memberikan AND book:[40 TO 66] (0.003 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.17) (Mrk 7:6) (full: HATINYA JAUH DARI PADA-KU. )

Nas : Mr 7:6

Orang Farisi dan para ahli Taurat bersalah karena melakukan legalisme. Seorang legalis mengganti sikap-sikap batin yang datang dari dilahirkan kembali oleh Allah dan Roh Kudus dengan berbagai perbuatan yang lahiriah atau perkataan (Mat 5:27-28; 6:1-7; Yoh 1:13; 3:3-6;

lihat cat. --> Mat 5:20;

lihat cat. --> Yes 1:11;

lihat cat. --> Am 4:4-5).

[atau ref. Mat 5:20; Yes 1:11; Am 4:4-5]

Orang seperti itu memuliakan Allah dengan bibir, sedangkan hati mereka jauh daripada Dia; dari luar mereka tampaknya benar, tetapi hatinya sama sekali tidak mengasihi Allah.

  1. 1) Legalisme sama sekali tidak menunjuk kepada hukum atau norma-norma yang ada di kalangan Kristen. Sebaliknya legalisme berkaitan dengan motivasi -- yaitu motivasi yang mendorong orang Kristen menaati kehendak Allah sebagaimana dinyatakan dalam Firman-Nya. Setiap motivasi untuk menaati perintah atau peraturan Firman Allah yang tidak bersumber dari iman yang hidup kepada Kristus, kuasa pembaharuan Roh Kudus, serta keinginan yang sungguh-sungguh untuk menaati dan menyenangkan hati Allah disebut legalisme (Mat 6:1-7; Yoh 14:21).
  2. 2) Bahkan dalam zaman kasih karunia ini orang Kristen masih berkewajiban untuk menaati perintah Kristus dan Firman-Nya. PB berbicara tentang "hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan" (Yak 1:25), "hukum utama" (Yak 2:8), "hukum Kristus" (Gal 6:2) dan "hukum Roh" (Rom 8:2). Dalam Firman Allah kita menemukan
    1. (a) perintah yang positif (1Tes 5:16-18),
    2. (b) perintah negatif (Rom 12:2),
    3. (c) prinsip dasar (1Kor 8:13) dan
    4. (d) kata-kata nasihat yang diucapkan para pemimpin rohani yang diberi wewenang untuk memberikan keputusan dalam hal-hal rohani (Ef 4:11-12; 1Tim 3:5; Ibr 13:7,17).
(0.17) (Yoh 1:1) (full: )

Penulis : Yohanes

Tema : Yesus, Putra Allah

Tanggal Penulisan: 80-95 M

Latar Belakang

Injil Yohanes adalah unik di antara keempat Injil. Injil ini mencatat banyak hal tentang pelayanan Yesus di daerah Yudea dan Yerusalem yang tidak ditulis oleh ketiga Injil yang lain, dan menyatakan dengan lebih sempurna rahasia tentang kepribadian Yesus. Penulis diidentifikasikan secara tidak langsung sebagai "murid yang dikasihi-Nya" (Yoh 13:23; Yoh 19:26; Yoh 20:2; Yoh 21:7,20). Kesaksian tradisi Kekristenan serta bukti yang terkandung dalam Injil ini sendiri menunjukkan bahwa penulisnya adalah Yohanes anak Zebedeus, salah satu di antara dua belas murid dan anggota kelompok inti Kristus (Petrus, Yohanes, dan Yakobus).

Menurut beberapa sumber kuno, Yohanes, rasul yang sudah lanjut usianya, sementara tinggal di Efesus, diminta oleh para penatua di Asia untuk menulis "Injil yang rohani" ini untuk menyangkal suatu ajaran sesat mengenai sifat, kepribadian dan keilahian Yesus yang dipimpin oleh seorang Yahudi berpengaruh bernama Cerinthus. Injil Yohanes tetap melayani gereja sebagai suatu pernyataan teologis yang sangat dalam tentang "kebenaran" yang menjelma di dalam diri Yesus Kristus.

Tujuan

Yohanes menyatakan tujuannya untuk tulisannya dalam Yoh 20:31, yaitu "supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya." Naskah kuno Yunani dari Yohanes memakai satu dari dua bentuk waktu untuk kata Yunani yang diterjemahkan "percaya" (Yoh 20:31): yaitu _aorist subjunctive_ ("sehingga kamu dapat mulai mempercayai") dan _present subjunctive_ ("sehingga kamu dapat terus percaya"). Jikalau Yohanes bermaksud yang pertama, ia menulis untuk meyakinkan orang yang tidak percaya untuk percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dan diselamatkan. Kalau yang kedua, Yohanes menulis untuk menguatkan dasar iman supaya orang percaya dapat terus percaya kendatipun ada ajaran palsu, dan dengan demikian masuk dalam persekutuan penuh dengan Bapa dan Anak (bd. Yoh 17:3). Walaupun kedua tujuan ini didukung dalam kitab Yohanes, isi dari Injil ini pada umumnya mendukung yang kedua sebagai tujuan utama.

Survai

Injil keempat ini menyajikan bukti-bukti yang terpilih dengan cermat bahwa Yesus adalah Mesias Israel dan Putra Allah yang menjelma dan bukan anak angkat. Bukti-bukti yang mendukung termasuk:

  1. (1) tujuh tanda (Yoh 2:1-11; Yoh 4:46-54; Yoh 5:2-18; Yoh 6:1-15; Yoh 6:16-21; Yoh 9:1-41; Yoh 11:1-46) dan tujuh ajaran (Yoh 3:1-21; Yoh 4:4-42; Yoh 5:19-47; Yoh 6:22-59; Yoh 7:37-44; Yoh 8:12-30; Yoh 10:1-21) sebagai penyingkapan Yesus tentang identitas-Nya yang sebenarnya;
  2. (2) tujuh pernyataan "Aku adalah" (Yoh 6:35; Yoh 8:12; Yoh 10:7; Yoh 10:11; Yoh 11:25; Yoh 14:6; Yoh 15:1). Dengan pernyataan ini Yesus menyatakan secara kiasan peranan-Nya dalam penebusan umat manusia.
  3. (3) Kebangkitan tubuh-Nya dari antara orang mati sebagai tanda terakhir dan puncak pembuktian bahwa Dia memang "Kristus, Anak Allah" (Yoh 20:31).

Injil Yohanes mempunyai dua bagian besar.

  1. (1) Pasal ia+memberikan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">1-12 (Yoh 1:1--12:50)yang menyajikan kisah penjelmaan dan pelayanan umum Yesus. Sekalipun tujuh tanda yang meyakinkan, tujuh ajaran yang berbobot, dan tujuh pernyataan "Aku adalah" yang menakjubkan, orang-orang Yahudi menolak Yesus sebagai Mesias mereka.
  2. (2) Setelah ditolak oleh umat perjanjian yang lama yaitu Israel, Yesus (pasal ia+memberikan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">13-21; Yoh 13:1--21:25) memusatkan perhatian pada murid-murid-Nya sebagai inti dari umat perjanjian yang baru (yaitu: gereja yang didirikan oleh-Nya). Pasal-pasal ini mencantumkan perjamuan terakhir (pasal ia+memberikan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">13; Yoh 13:1-20), ajaran terakhir (pasal ia+memberikan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">14-16; Yoh 14:1--16:33), dan doa-Nya yang terakhir (pasal ia+memberikan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">17; Yoh 17:1-25) untuk murid-murid-Nya dan semua orang percaya. Kemudian perjanjian baru diresmikan dan ditegakkan oleh kematian (pasal ia+memberikan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">18-19; Yoh 18:1--19:42) dan kebangkitan-Nya (pasal ia+memberikan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">20-21; Yoh 20:1--21:25).

Ciri-ciri Khas

Delapan penekanan utama menandai Injil ini.

  1. (1) Keilahian Yesus sebagai "Anak Allah" ditekankan. Dari prolog Yohanes dengan pernyataan yang luar biasa, "kita telah melihat kemuliaan-Nya" (Yoh 1:14) sampai akhirnya dengan pengakuan Tomas, "Ya Tuhanku dan Allahku" (Yoh 20:28), Yesus adalah Putra Allah yang menjadi manusia.
  2. (2) Kata "percaya" yang dipakai sebanyak 98 kali adalah sama dengan menerima Kristus (Yoh 1:12) dan meliputi tanggapan hati (bukan saja mental) yang menghasilkan suatu komitmen dari seluruh kehidupan kepada Dia.
  3. (3) "Hidup kekal" adalah konsep kunci dari Yohanes. Konsep ini bukan hanya menunjuk kepada suatu keberadaan tanpa akhir, tetapi lebih mengarah kepada perubahan mutu kehidupan yang datang melalui persatuan dengan Kristus. Hal ini mengakibatkan baik kebebasan dari perbudakan dosa dan setan-setan maupun pengenalan dan persekutuan yang makin bertumbuh dengan Allah.
  4. (4) Pertemuan pribadi dengan Yesus diutamakan dalam Injil ini (tidak kurang dari 27).
  5. (5) Pelayanan Roh Kudus memungkinkan orang percaya mengalami kehidupan dan kuasa Yesus secara terus-menerus setelah kematian dan kebangkitan Kristus.
  6. (6) Injil ini menekankan "kebenaran" -- Yesus adalah kebenaran, Roh Kudus adalah Roh Kebenaran, dan Firman Allah adalah kebenaran. Kebenaran membebaskan orang (Yoh 8:32), menyucikan mereka (Yoh 15:3) serta berlawanan dengan kegiatan dan sifat Iblis (Yoh 8:44-47,51).
  7. (7) Angka tujuh sangat menonjol: tujuh tanda, tujuh ajaran, dan tujuh pernyataan "Aku adalah" menegaskan siapa Yesus itu (bd. menonjolnya angka tujuh di dalam kitab Wahyu oleh penulis yang sama).
  8. (8) Kata-kata dan konsep lainnya yang utama dari Yohanes adalah: "firman", "terang", "daging", "kasih", "kesaksian", "tahu", "kegelapan", dan "dunia".
(0.17) (Kis 13:3) (full: MEMBIARKAN KEDUANYA PERGI. )

Nas : Kis 13:3

Pasal ini memulaikan gerakan misionaris yang besar "hingga ke ujung bumi" (Kis 1:8). Prinsip-prinsip misionaris yang digambarkan dalam pasal Kis 13:1-52 merupakan pola bagi semua gereja yang mengutus misionaris.

  1. 1) Kegiatan misioner dimulaikan oleh Roh Kudus lewat para pemimpin rohani yang mengabdi kepada Tuhan dan kerajaan-Nya, sambil mencari Dia dengan doa dan puasa (ayat Kis 13:2).
  2. 2) Gereja harus peka terhadap bimbingan, pelayanan nubuat dan kegiatan Roh Kudus (ayat Kis 13:2).
  3. 3) Misionaris yang diutus harus pergi dengan panggilan dan kehendak Roh Kudus yang khusus (ayat Kis 13:2).
  4. 4) Dengan doa dan berpuasa, sambil senantiasa berusaha agar selaras dengan kehendak Roh Kudus (ayat Kis 13:3-4), gereja meneguhkan bahwa Allah telah memanggil beberapa orang untuk pekerjaan misi. Sasarannya ialah agar gereja hanya mengutus mereka yang dikehendaki oleh Roh Kudus.
  5. 5) Dengan penumpangan tangan dan pengutusan para misionaris, gereja menunjukkan komitmennya untuk mendukung dan mendorong mereka yang pergi. Tanggung jawab dari gereja yang mengutus mencakup hal mengirim mereka dengan kasih dan dengan cara yang layak di hadapan Allah (3Yoh 1:6) berdoa untuk mereka (Kis 13:3; Ef 6:18-19) serta memberikan sokongan keuangan (Luk 10:7; 3Yoh 1:6-8), termasuk persembahan kasih bagi kebutuhan mereka (Fili 4:10,14-18). Para misionaris dianggap sebagai perluasan dari tujuan, kepedulian dan tugas dari gereja yang mengutus; dengan demikian gereja menjadi orang yang "mengambil bagian dalam pekerjaan mereka untuk kebenaran" (3Yoh 1:8; bd. Fili 1:5).
  6. 6) Mereka yang diutus sebagai misionaris harus bersedia untuk mempertaruhkan nyawanya demi nama Yesus Kristus (Kis 15:26).
(0.17) (Rm 2:7) (full: KEMULIAAN, KEHORMATAN, DAN KETIDAKBINASAAN. )

Nas : Rom 2:7

Pada awal uraiannya tentang keselamatan, Paulus menjelaskan suatu kebenaran mendasar mengenai urusan Allah dengan seluruh umat manusia: Allah menghukum pelaku kejahatan dan memberikan pahala kepada orang benar (Gal 6:7-8;

lihat cat. --> Yoh 5:29).

[atau ref. Yoh 5:29]

  1. 1) Orang benar adalah mereka yang sudah dibenarkan oleh iman (Rom 1:16-17; 3:24) dan bertekun dalam melakukan yang benar menurut standar Allah (ayat Rom 2:7,10; bd. Mat 24:13; Kol 1:23; Ibr 3:14; Wahy 2:10). Mereka sangat menghargai kemuliaan dari Allah (Rom 1:23; 2:7; 5:2; 8:18) dan mencari hidup kekal (Rom 8:23; 1Kor 15:51-57; 1Pet 1:4; Wahy 21:1-22:5).
  2. 2) Mereka yang mencari ketidakbinasaan melakukannya berdasarkan kasih karunia melalui iman (Rom 3:24-25; Ef 1:4-7; 2:8-10; 2Tim 2:1;

    lihat cat. --> Fili 2:12;

    lihat cat. --> Fili 2:13).

    [atau ref. Fili 2:12-13]

    Orang yang setia memasuki "kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan" dengan "tekun berbuat baik" (bd. Mat 24:12-13) melalui kasih karunia Kristus yang memberi kekuatan

    (lihat cat. --> Mat 7:21;

    [atau ref. Mat 7:21]

    lihat art. IMAN DAN KASIH KARUNIA).

  3. 3) Mereka yang melakukan kejahatan itu mementingkan diri sendiri, tidak menaati kebenaran dan senang melakukan yang tidak benar. Mereka akan menerima kemarahan dan kesusahan (Rom 1:28-32; 2:8-9).
(0.17) (Rm 4:5) (full: IMANNYA DIPERHITUNGKAN MENJADI KEBENARAN. )

Nas : Rom 4:5

Iman Abraham diperhitungkan sebagai kebenaran. Iman yang menyelamatkan dari orang Kristen dianggap sama dengan kebenaran berhubungan dengan efeknya.

  1. 1) Paulus berbicara tentang "perhitungkan sebagai kebenaran" enam kali dalam pasal Rom 4:1-25, dan di dalam semua ayat itu Paulus menghubungkan iman atau kepercayaan dengan kebenaran (ayat Rom 4:3,5-6,9,11,22,24;

    lihat cat. --> Kej 15:6).

    [atau ref. Kej 15:6]

  2. 2) Akan tetapi memperhitungkan iman orang percaya sebagai kebenaran bukanlah semata hasil dari iman atau komitmen kepada Kristus; itu terutama merupakan tindakan kasih karunia dan kemurahan ilahi (ayat Rom 4:16).
  3. 3) Apabila Allah melihat hati orang percaya berbalik kepada Kristus dengan iman, Dia dengan cuma-cuma mengampuni dosa mereka, memperhitungkan iman mereka sebagai kebenaran dan menerima mereka sebagai anak-anak-Nya (ayat Rom 4:5-8;

    lihat art. KATA-KATA ALKITABIAH UNTUK KESELAMATAN.

    Di samping memperhitungkan iman sebagai kebenaran, Allah juga memberikan kasih karunia untuk pengudusan (lih. ayat Rom 4:16; 5:2; Fili 3:9; Tit 3:5-7).
  4. 4) Iman yang diperhitungkan sebagai kebenaran dan mendatangkan pengampunan dosa adalah iman kepada Kristus dan kematian-Nya yang membawa penebusan (Rom 3:24-26). Tidak ada sesuatu apa pun selain kematian Kristus sebagai korban di salib yang menjadi landasan bagi pendamaian dengan Allah

    (lihat cat. --> Rom 5:10).

    [atau ref. Rom 5:10]

(0.17) (Rm 4:16) (full: JANJI ITU BERLAKU ... DARI IMAN. )

Nas : Rom 4:16

Orang percaya diselamatkan oleh iman saja karena kasih karunia. Tetapi, dua kebenaran alkitabiah mengenai sifat iman yang menyelamatkan harus diperhatikan.

  1. 1) Sekalipun seseorang diselamatkan hanya oleh iman, iman yang menyelamatkan itu tidak berdiri sendiri. Yakobus mengatakan, "Iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati" (Yak 2:14-26); Paulus mengatakan, "Iman yang bekerja oleh kasih" (Gal 5:6). Iman yang menyelamatkan itu begitu vital sehingga mustahil untuk tidak mengasihi dan menaati sang Juruselamat serta melayani orang lain. Iman yang hanya mempercayai Allah untuk mengampuni dosa tanpa pertobatan yang sungguh-sungguh dan penyerahan yang aktif kepada Kristus sebagai Tuhan bukan iman yang menyelamatkan dari PB

    (lihat art. IMAN DAN KASIH KARUNIA).

  2. 2) Tidaklah sesuai dengan Alkitab bila menekankan "iman" dan mengabaikan gambaran keselamatan yang lebih luas. Keselamatan oleh iman bukan hanya meliputi diselamatkan dari hukuman dosa tetapi juga diselamatkan untuk bersekutu dengan Allah, hidup kudus dan melakukan pekerjaan baik (Ef 2:10).
(0.17) (Rm 8:13) (full: MEMATIKAN PERBUATAN-PERBUATAN TUBUHMU. )

Nas : Rom 8:13

Paulus menekankan perlunya peperangan terus-menerus terhadap segala yang akan membatasi karya Allah di dalam hidup kita (bd. Rom 6:11-19), karena dosa senantiasa berusaha untuk berkuasa atas kita.

  1. 1) Pertempuran rohani ini, sekalipun diarahkan kepada Iblis dan bala kekuatannya (Ef 6:12), terutama terarah kepada hawa nafsu dan keinginan "tabiat berdosa" (Gal 5:16-21; Yak 4:1; 1Pet 2:11). Sebagai orang percaya, kita harus senantiasa memutuskan apakah kita akan menyerah kepada keinginan dosa atau kepada tuntutan tabiat ilahi yang dalamnya kita ikut ambil bagian (Gal 5:16,18; 2Pet 1:4).
  2. 2) Akibat kegagalan untuk mematikan perbuatan-perbuatan tubuh ialah kematian rohani (ayat Rom 8:6,13) dan hilangnya warisan dalam kerajaan Allah (Gal 5:19-21). Perkataan "kamu akan mati" berarti bahwa orang Kristen dapat berpindah dari kehidupan rohani kembali ke kematian rohani. Demikian, hidup Allah yang diterima pada saat lahir baru (Yoh 3:3-6) dapat dipadamkan di dalam jiwa orang percaya yang menolak untuk mematikan oleh Roh perbuatan-perbuatan buruk tubuh.
(0.17) (2Yoh 1:10) (full: JANGANLAH KAMU MEMBERI SALAM KEPADANYA. )

Nas : 2Yoh 1:10

Kasih seorang percaya dan kesetiaannya kepada Kristus dan Firman Allah harus menyebabkannya menolak dan menganggap sebagai musuh Injil Kristus setiap orang yang mengaku percaya (baik pekerja maupun orang awam) yang tidak berserah pada "ajaran Kristus" dan rasul-rasul (ayat 2Yoh 1:9). Orang yang memutarbalikkan atau menentang kepercayaan PB tidak boleh diterima ke dalam persekutuan orang percaya.

  1. 1) Allah mengingatkan orang percaya sejati untuk berjaga-jaga terhadap penerimaan ajaran palsu (ayat 2Yoh 1:8). Mereka harus menyadari bahwa "banyak penyesat ... telah muncul dan pergi ke seluruh dunia" (ayat 2Yoh 1:7).
  2. 2) Orang percaya harus menganggap semua guru Kristen yang tidak tinggal terus di dalam ajaran Kristus sebagai guru yang tidak memiliki Allah (ayat 2Yoh 1:9) dan yang dikutuk oleh Allah

    (lihat cat. --> Gal 1:9).

    [atau ref. Gal 1:9]

  3. 3) Allah memerintahkan orang percaya untuk tidak memberikan dorongan atau dukungan keuangan, atau membiarkan diri dilayani oleh guru sedemikian. Melakukan demikian berarti ikut mereka melawan Allah dan Firman-Nya dan berada di bawah hukuman yang sama dengan mereka (ayat 2Yoh 1:11).
  4. 4) Kata-kata Yohanes yang berwibawa ini, yang diilhamkan oleh Roh Kudus, menyinggung perasaan banyak orang dalam gereja masa kini. Mereka beranggapan bahwa nasihat Yohanes ini tidak menunjukkan sikap kasih atau roh kesatuan. Akan tetapi, nasihat Yohanes akan tampak salah hanya bagi mereka yang tidak mempedulikan kemuliaan Kristus, kekuasaan Firman Allah dan juga bagi orang yang jiwanya dibinasakan karena mengesampingkan kebenaran Allah.
(0.17) (Kol 3:18) (sh: Transformasi domestik (Jumat, 23 April 2004))
Transformasi domestik

Perubahan hidup yang paling sulit terjadi dalam kehidupan kita bukan terdapat di luar, tetapi di dalam rumah tangga, dan ini menyangkut hubungan domestik baik di rumah maupun di tempat kerja kita. Tidak dapat disangkal bahwa seringkali tingkah kita kepada pasangan, anak, orang tua, pembantu, karyawan cenderung tidak kristiani.

Paulus menyadari hal tersebut. Oleh karena itu Paulus memberikan nasihat-nasihat praktis untuk mengatur kehidupan domestik Kristen. Kehidupan domestik Kristen harus mewujudkan kehidupan keluarga Allah. Maka hubungan antarsuami dan isteri, harus mewujudkan idealisme hubungan Kristus dengan gereja. Itu sebab suami mengasihi isteri, isteri tunduk kepada suami (ayat 18-19); ayah-ayah memelihara hati anak-anaknya, anak-anak hormat dan taat kepada orang tua mereka (ayat 20-21); tuan-tuan memperlakukan dengan manusiawi para hambanya, para hamba menaati tuan mereka untuk menyenangkan Kristus (ayat ia+memberikan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">3:22-4:1).

Transformasi domestik akan berdampak besar ke gereja, dan dari gereja ke dunia ini. Bila keluarga-keluarga Kristen, dan perusahaan-perusahaan yang pemimpinnya Kristen dan karyawan-karyawannya ada yang Kristen mempraktikkan keteladanan Kristus maka gereja akan dipersatukan oleh kasih dan damai sejahtera. Lebih lanjut, gereja akan menjadi berkat bagi dunia ini. Orang dunia akan mengalami sentuhan kasih, sentuhan kekudusan, dan damai sejahtera Allah akan hadir dalam dunia ini. Kelihatannya terlalu ideal? Ya, kalau dilihat secara global. Namun, bila Anda mulai mewujudkannya dalam keluarga dan perusahaan Anda, Anda akan melihat transformasi hidup mulai dari diri Anda, keluarga Anda, gereja Anda, dan masyarakat sekeliling Anda. Itu dimulai dari diri Anda!

Untuk dilakukan: Periksa diri Anda, tingkah laku dan karakter Anda. Mulailah ubah perilaku Anda dan perbaiki karakter Anda di keluarga Anda, dan di tempat Anda bekerja!

(0.17) (1Tes 4:1) (sh: Hidup berkenan kepada Tuhan (Senin, 27 Oktober 2003))
Hidup berkenan kepada Tuhan

Tidak dapat dipungkiri bahwa dunia tempat kita berpijak saat ini menyediakan begitu banyak fasilitas. Mulai dari yang menjanjikan masa depan sampai yang menjanjikan ketenangan, kenikmatan, dan kebahagiaan. Bahkan ada fasilitas-fasilitas penuh godaan sehingga manusia tergoda untuk melampiaskan hawa nafsu. Dalam kondisi seperti ini memang tidak mudah untuk anak-anak Tuhan mempertahankan hidup yang berkenan kepada-Nya. Namun bukan berarti kita tidak mampu mempertahankan kekudusan kita di hadapan.

Allah memanggil kita untuk hidup yang kudus dan bukan yang cemar (ayat ia+memberikan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">7). Menolak hidup berkenan kepada Tuhan sama saja dengan menolak Tuhan (ayat ia+memberikan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">4:8). Pada pasal-pasal sebelumnya Paulus telah memuji jemaat Tesalonika untuk kesetiaan dan ketekunan mereka menghidupi kehidupan Kristen mereka. Pada bagian ini, Paulus menasihati jemaat Tesalonika agar mereka lebih bersungguh-sungguh lagi melaksanakan hidup yang berkenan kepada Tuhan. Paulus kemudian memaparkan apa kehendak Tuhan bagi mereka: [1] "pengudusan dan menjauhi percabulan" diwujudkan dengan pernikahan yang monogamis dan terhormat (ayat ia+memberikan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">3-5); [2] memperlakukan saudaranya dengan baik dan tidak menipunya (ayat ia+memberikan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">6); [3] hidup mempraktikkan kasih (ayat ia+memberikan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">9-10); [4] hidup dengan baik, mengurus persoalan sendiri, bekerja dengan rajin (ayat ia+memberikan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">11), sehingga orang luar menilai mereka sebagai terhormat (ayat ia+memberikan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">12).

Memang menjalani kehidupan yang berkenan kepada Tuhan pastilah bertentangan dengan hidup bebas untuk berbuat apa saja, termasuk dosa. Tidak mudah, tetapi Allah sudah memberikan Roh-Nya yang kudus kepada kita, anak-anak-Nya. Jadi tidak ada alasan untuk menyerah dan mengikut jalan dunia ini.

Renungkan: Kalau anak-anak Tuhan gaya hidupnya sama dengan gaya hidup manusia berdosa, bagaimanakah gereja dapat menjadi saksi Kristus bagi dunia ini?

(0.17) (1Tim 1:18) (sh: Iman, hati nurani, dan perjuangan (Sabtu, 8 Juni 2002))
Iman, hati nurani, dan perjuangan

Paulus, sebagai rasul atas perintah Allah sendiri (ayat ia+memberikan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">1:1), yang telah beroleh kasih karunia begitu mengherankan dari Tuhan Yesus Kristus (ayat ia+memberikan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">1:14), sekarang memberikan tugas kepada anaknya yang sah dalam iman, Timotius (ayat ia+memberikan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">1:1;18). Latar belakang dari bagian surat ini memberitahukan kita bahwa tugas yang disampaikan Paulus ini merupakan tugas yang penting dan harus Timotius kerjakan dengan sungguh-sungguh. Paulus juga mengingatkan Timotius bahwa dirinya menjadi pelayan Tuhan berdasarkan nubuat, yaitu peneguhan Roh Kudus atas panggilan Timotius melalui sesama orang percaya, termasuk Paulus sendiri (ayat ia+memberikan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">18b).

Tugas itu adalah "memperjuangkan perjuangan yang baik dengan iman dan hati nurani yang murni" (ayat ia+memberikan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">18b). Kata kerja Yunani yang diterjemahkan menjadi "memperjuangkan" di sini mempunyai arti harfiah mengabdi sebagai prajurit. Perjuangan itu, seperti yang akan kita lihat pada nas-nas selanjutnya, adalah memelihara jemaat yang Allah telah percayakan kepadanya.

Untuk dapat melakukannya, Paulus menunjuk pada iman dan hati nurani yang murni sebagai syarat utama. Kedua hal ini, sebelumnya telah disebutkan Paulus, akan menimbulkan kasih (ayat ia+memberikan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">1:5). Setelah kasih, maka dalam kasih karunia Allah, iman dan hati nurani yang murni itu akan menimbulkan kerelaan untuk berjuang.

Hati nurani (syneidesis) di dalam surat I Timotius berarti kesadaran yang mendasari terwujudnya perilaku yang sesuai dengan etika Kristiani (bdk. ia+memberikan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">1:9-11, 3:9). Himeneus dan Aleksander adalah contoh orang-orang yang melayani, namun kandas imannya karena menolak memelihara hati nurani yang murni (ayat 19-20). Menyerahkan mereka kepada Iblis adalah tindakan disiplin yang terakhir, untuk membawa pada penyesalan dan pertobatan (bdk. 1Kor. 5:2).

Renungkan: Tiap bentuk pelayanan yang Kristen lakukan, dari menjadi sukarelawan/wati juru masak untuk kegiatan gereja sampai menjadi ketua sinode, semuanya menuntut keseriusan untuk melihatnya sebagai suatu perjuangan. Semuanya juga menuntut Kristen untuk setia menjaga kemurnian hati nurani dan perilaku yang dihasilkannya.

(0.17) (1Tim 2:1) (sh: Iman, hati nurani, dan perjuangan (Minggu, 9 Juni 2002))
Iman, hati nurani, dan perjuangan

Paulus, sebagai rasul atas perintah Allah sendiri (ayat ia+memberikan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">1:1), yang telah beroleh kasih karunia begitu mengherankan dari Tuhan Yesus Kristus (ayat ia+memberikan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">1:14), sekarang memberikan tugas kepada anaknya yang sah dalam iman, Timotius (ayat ia+memberikan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">1:1;18). Latar belakang dari bagian surat ini memberitahukan kita bahwa tugas yang disampaikan Paulus ini merupakan tugas yang penting dan harus Timotius kerjakan dengan sungguh-sungguh. Paulus juga mengingatkan Timotius bahwa dirinya menjadi pelayan Tuhan berdasarkan nubuat, yaitu peneguhan Roh Kudus atas panggilan Timotius melalui sesama orang percaya, termasuk Paulus sendiri (ayat ia+memberikan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">18b).

Tugas itu adalah "memperjuangkan perjuangan yang baik dengan iman dan hati nurani yang murni" (ayat ia+memberikan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">18b). Kata kerja Yunani yang diterjemahkan menjadi "memperjuangkan" di sini mempunyai arti harfiah mengabdi sebagai prajurit. Perjuangan itu, seperti yang akan kita lihat pada nas-nas selanjutnya, adalah memelihara jemaat yang Allah telah percayakan kepadanya.

Untuk dapat melakukannya, Paulus menunjuk pada iman dan hati nurani yang murni sebagai syarat utama. Kedua hal ini, sebelumnya telah disebutkan Paulus, akan menimbulkan kasih (ayat ia+memberikan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">1:5). Setelah kasih, maka dalam kasih karunia Allah, iman dan hati nurani yang murni itu akan menimbulkan kerelaan untuk berjuang.

Hati nurani (syneidesis) di dalam surat I Timotius berarti kesadaran yang mendasari terwujudnya perilaku yang sesuai dengan etika Kristiani (bdk. ia+memberikan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">1:9-11, 3:9). Himeneus dan Aleksander adalah contoh orang-orang yang melayani, namun kandas imannya karena menolak memelihara hati nurani yang murni (ayat 19-20). Menyerahkan mereka kepada Iblis adalah tindakan disiplin yang terakhir, untuk membawa pada penyesalan dan pertobatan (bdk. 1Kor. 5:2).

Renungkan: Tiap bentuk pelayanan yang Kristen lakukan, dari menjadi sukarelawan/wati juru masak untuk kegiatan gereja sampai menjadi ketua sinode, semuanya menuntut keseriusan untuk melihatnya sebagai suatu perjuangan. Semuanya juga menuntut Kristen untuk setia menjaga kemurnian hati nurani dan perilaku yang dihasilkannya.

(0.17) (Yak 4:1) (sh: Bersikaplah tegas tanpa kompromi (Sabtu, 9 Juni 2001))
Bersikaplah tegas tanpa kompromi

Menjadi Kristen bukan berarti segala hawa nafsu dan keinginan kita dimatikan. Justru sebaliknya ketika kita mengambil keputusan menjadi orang Kristen maka kita mendapatkan 2 musuh yang kuat dan tangguh: nafsu kedagingan yang semakin menentang iman kekristenan di dalam diri kita (dalam) dan hal-hal dunia yang berusaha mempengaruhi kita (luar).

Seorang yang memberikan kebebasan kepada nafsu kedagingan untuk memutuskan segala sesuatu akan mengakibatkan terjadinya berbagai kejahatan dunia, seperti: pertengkaran, pertikaian, pembunuhan,dan penghancuran (1-2). Bahkan lebih lagi, doa yang seharusnya menjadi sarana komunikasi kepada Allah dapat disalahgunakan demi kepuasan nafsu (3). Beberapa contoh berikut merupakan gambaran bagi kita: semula ingin minta uang, tetapi karena tidak terpenuhi akhirnya mata gelap kemudian membunuh; semula hanya ingin berkenalan, tetapi karena tidak ditanggapi, merasa dilecehkan, maka terjadilah perkosaan; dan masih banyak lagi contoh- contoh lainnya. Inilah dampak mengerikan yang terjadi di sekitar kita bila manusia tidak dapat mengendalikan keinginan-keinginannya. Dari sini kita mendapatkan peringatan bahwa segala keinginan yang didasari nafsu akan berakibat negatif, merugikan dan menghancurkan orang lain dan diri sendiri.

Kedua musuh di atas harus ditaklukkan. Bagaimana caranya? Pertama, kita harus menyadari bahwa nafsu kedagingan dan hal-hal dunia bertentangan dengan Allah (4). Mencintai dan memuaskan keinginan duniawi berarti menentang Allah. Kedua, Roh-Nya telah dianugerahkan-Nya di dalam diri kita untuk membekali kita menghadapi musuh (5). Dengan demikian bagaimana seharusnya sikap kita menghadapi musuh-musuh kita, baik dari dalam maupun dari luar?

Renungkan: Sejak kapan pun dan sampai kapan pun, dunia adalah musuh Allah yang tidak mungkin dikompromikan. Kedekatan kita kepada salah satunya menjadikan kita musuh bagi yang lainnya. Kitalah penentu pilihan tersebut dan kita pulalah yang menanggung risiko dari keputusan kita. Sikap manakah yang Anda pilih: cinta dunia dengan segala kenikmatan yang ditawarkan ataukah sikap tegas pada Iblis tanpa kompromi. Sikap kedualah sikap seorang sahabat Allah!

(0.17) (Yak 4:11) (sh: Fitnah dan kesombongan demi kepujian diri sendiri (Minggu, 10 Juni 2001))
Fitnah dan kesombongan demi kepujian diri sendiri

Biasanya fitnah lahir karena kebencian. Maka seringkali fitnah dikaitkan dengan membunuh dalam arti luas: seperti membunuh kesempatan bekerja/berkarya bagi orang lain, memutuskan tali persahabatan antar dua pihak, menghancurkan profesi orang lain, dll. Oleh karena itu Yakobus memberikan peringatan keras tentang fitnah.

Fitnah dilakukan dengan tujuan memegahkan diri sendiri dan selalu menempatkan diri sebagai orang yang tidak bercela. Dampak dari tindakan ini tidak hanya menciptakan keretakan atau kerenggangan hubungan dengan orang lain, tetapi juga memecahkan kesatuan jemaat (lih. 1Kor. 1:10-13). Lebih membahayakan lagi karena orang yang memfitnah menempatkan diri sebagai hakim dan menggantikan posisi Tuhan, satu-satunya Hakim Pembuat Hukum.

Hal lain lagi yang disoroti Yakobus dalam perikop ini adalah hal kesombongan. Tingkah laku para pedagang yang merasa puas dengan dirinya sendiri sehingga merasa sanggup melakukan apa saja sesukanya. Mereka tidak hanya melupakan sesamanya, tetapi juga melupakan Allah dalam perencanaan-perencanaan hidup. Mereka tidak mau Allah campur tangan dalam pengambilan keputusan. Kalaupun mereka mengatakan: "Jika Tuhan menghendaki!" itu bukan berarti mereka berserah penuh pada keputusan Allah. Mengapa? Karena itu hanya merupakan "mantera" yang mereka harapkan dapat menjamin keberuntungan dan kesuksesan mereka. Dengan kata lain peranan Allah hanya untuk mensahkan perbuatan-perbuatan buruk mereka! Kefanaan manusia itu seharusnya menyadarkan kita akan fakta bahwa kita tidak dapat berdiri sendiri, kita sepenuhnya bergantung kepada Allah.

Renungkan: Tidak seorang pun manusia berhak memfitnah dan menyombongkan diri di atas sesama, terlebih menolak keterlibatan Tuhan dalam rencana hidup.

Bacaan untuk Minggu Trinitas

Yesaya 6:1-8

Roma 8:12-17

Yohanes 3:1-8

Mazmur 149

Lagu: Kidung Jemaat 417

(0.17) (Yak 5:7) (sh: Kunci sukses menghadapi penderitaan adalah kesabaran (Selasa, 12 Juni 2001))
Kunci sukses menghadapi penderitaan adalah kesabaran

Tidak seorang pun di dunia ini yang menyukai penderitaan. Kalau pun penderitaan itu tetap teralami, seringkali kita bersikap marah, kecewa, bahkan menuduh orang lain, atau mungkin menuduh Allah sebagai penyebab timbulnya penderitaan. Karena itu segala usaha pasti akan kita lakukan asal terhindar dari penderitaan. Mungkinkah kita menghindari penderitaan? Penderitaan itu bukan untuk dihindari tetapi dihadapi, karena bagaimana pun penderitaan itu berguna bagi pertumbuhan iman kita. Bahkan Yakobus dalam perikop awal menjelaskan bahwa penderitaan adalah ujian iman. Karena itu untuk sampai pada maksud akhir dari penderitaan yang kita alami, kita harus bersabar ketika menghadapi penderitaan. Bagaimana caranya?

Pertama-tama Yakobus menasihati orang-orang miskin yang berada dalam penderitaan, karena tekanan-tekanan dari orang-orang kaya, untuk bersabar menghadapi penderitaan yang mereka alami, dan mengajak mereka untuk melihat dan menempatkan penderitaan itu dalam sudut pandang (perspektif) Allah. Sebab hanya melalui cara pandang itulah manusia dapat melihat tujuan akhir dari penderitaan. Mereka diminta bersabar sampai Tuhan datang kedua kali. Pengharapan akan kedatangan Tuhan yang kedua kali inilah yang menguatkan mereka dalam menanggung penderitaan.

Ajakan Yakobus ini juga berlaku bagi kita. Seperti halnya jemaat saat itu dikuatkan untuk bersabar menanggung penderitaan, kita pun diingatkan akan hal yang sama. Kedatangan Tuhan yang kedua kali selain merupakan pengharapan yang memampukan dan menguatkan Kristen menghadapi dan menanggung penderitaan dengan sabar, juga membuka mata hati kita untuk melihat bahwa Allah Sang Hakim Maha Adil itu akan bertindak. Bagi orang-orang jahat, yang menyebabkan penderitaan pada sesama, keadilan Allah akan menghukum mereka. Sebaliknya bagi orang-orang benar, yang sabar dan tekun menghadapi penderitaan yang dialaminya, keadilan Allah mendatangkan ketenteraman dan keselamatan bagi mereka.

Renungkan: Kesabaran dan pengharapan akan datangnya Hakim yang Adil, yang menegakkan kebenaran dan menghukum kejahatan, memberikan kekuatan bagi Kristen menghadapi penderitaan.

(0.17) (Why 7:1) (sh: Perlindungan ilahi bagi umat Allah (Jumat, 12 Agustus 2005))
Perlindungan ilahi bagi umat Allah

Meterai-meterai hukuman Allah atas dunia ini dibukakan, namun terhadap umat-Nya yang sejati meterai Allah dikenakan untuk melindungi mereka dari hukuman-Nya (ayat ia+memberikan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">1-4). Siapa 144.000 orang yang dimeteraikan itu? Siapa kumpulan besar yang yang tidak terhitung jumlahnya itu?

Orang Kristen tidak dijanjikan luput dari berbagai aniaya yang berasal dari orang-orang yang tidak takut akan Allah. Justru aniaya dunia ini adalah alat untuk menguji dan mendorong orang beriman untuk bertekun dalam iman agar beroleh kemenangan lewat ketekunan itu. Luput yang dipaparkan Yohanes adalah terhindar dari hukuman Allah atas penghuni dunia yang membenci Dia dan bertindak jahat terhadap umat-Nya. Penglihatan tentang meterai perlindungan ilahi ini menjawab teriakan (ayat ia+memberikan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">6:10) dan pertanyaan umat yang menderita (ayat ia+memberikan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">7:17). Hasil dari tindakan Allah membela umat-Nya adalah tak terbilang banyaknya umat yang setia kepada-Nya mengalami pemurnian dan siap menerima kemuliaan.

Siapakah umat yang dimeteraikan Allah agar luput dari hukuman-Nya bagi dunia ini? Bedakah 144.000 orang (ayat ia+memberikan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">7:4-8) dari kumpulan besar dalam ayat ia+memberikan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">9? Meski ditulis dalam dua kelompok berbeda bukan berarti Yohanes melihat dua golongan manusia yang beroleh meterai keselamatan dari Allah. Kelompok pertama adalah gambaran simbolis dari keseluruhan umat Allah zaman PL dan PB. Mereka adalah orang-orang yang telah memercayakan hidup mereka kepada Allah dan rencana keselamatan-Nya. Tindakan memberikan meterai yang mengakibatkan perlindungan ilahi itu adalah tindakan pengesahan kepemilikan Allah atas umat-Nya. Orang-orang yang menaruh iman kepada Kristus adalah kita dan seluruh umat Allah yang memperoleh meterai Roh. Tak satu pun yang terluput dari empat kuda dan empat malaikat penjuru bumi yang membinasakan dan menyesatkan itu, kecuali mereka yang bermeterai keselamatan dari Allah.

Responsku: Apa bukti bahwa meterai keselamatan dari Allah ada padaku?

(0.17) (Why 16:1) (sh: Kedahsyatan hukuman Allah (Selasa, 12 November 2002))
Kedahsyatan hukuman Allah

Ada kecenderungan dalam diri kita untuk tidak tertarik pada sesuatu yang dinyatakan dengan simbol. Kecenderungan ini mungkin diakibatkan oleh seringnya orang salah menafsirkan sebuah simbol. Untuk suatu peristiwa, mungkin hal ini dapat dibenarkan, tetapi kecenderungan tersebut tidak selalu benar. F.F.Bruce, seorang sarjana ahli Perjanjian Baru terkenal, mengatakan pendapatnya tentang pasal ini: "Seluk-beluk malapetaka- malapetaka dalam pasal ini—juga pasal-pasal sebelumnya adalah simbolis, tetapi walaupun demikian, semuanya menyatakan suatu realitas yang dahsyat".

Malapetaka-malapetaka yang Allah datangkan di pasal-pasal sebelumnya memang selalu dinyatakan dengan simbol (ps. 1,5,8,10,12,15), tetapi simbol-simbol tersebut menandakan sebuah realitas yang harus diwaspadai. Artinya, simbol yang menggambarkan tentang malapetaka-malapetaka tersebut dapat dijadikan peringatan bahwa Allah serius menindak perbuatan dosa. Namun, manusia tetap pada kesombongannya (bdk. 2Tim. 3:1-9). Kesabaran Allah ada batasnya. Akhirnya, Allah memutuskan menutup kesempatan bagi manusia untuk bertobat. Itu berarti murka Allah yang sesungguh-sungguhnya dan sepenuh-penuhnya -- seperti yang pernah Allah timpakan kepada bangsa Mesir -- harus ditimpakan kepada manusia. Bumi, laut, udara, bergejolak dahsyat menuju kehancuran dan kebinasaan. Raungan dan jerit kesakitan umat manusia hanya buang-buang waktu saja!

Sepanjang sejarah Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, kita dipaparkan tentang fakta bahwa Allah kita adalah Allah yang penuh kasih. Dalam murka-Nya, terselip ucapan penghiburan yaitu bahwa ternyata murka Allah tidak diberlakukan kepada mereka yang memiliki tanda kemilikan Kristus, dan yang terus berjaga-jaga! (ayat ia+memberikan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">15).

Sebagai umat Allah yang hidup di zaman ini, tentunya kita memahami bahwa Allah tidak sedang bercanda ketika memberikan penglihatan ini kepada Yohanes.

Renungkan:
Perbuatan dosa serius di mata Allah. Waspadailah kehidupan kita karena Iblis terus berusaha mengkrabkan kita dengan dosa, dan menjauhkan kita

(0.15) (Yoh 6:2) (full: MUJIZAT-MUJIZAT. )

Nas : Yoh 6:2

Teks :
  1. 1) Apa yang dimaksud dengan mukjizat?
    1. (a) Mukjizat adalah perbuatan yang mempunyai asal adikodrati dan dilakukan dengan kuasa adikodrati (Yun. _dunamis_; lih. Kis 8:13; Kis 19:11).
    2. (b) Mukjizat berfungsi sebagai tanda (Yun. _semeion_) kekuasaan ilahi (Luk 23:8; Kis 4:16,30,33). Mukjizat terbesar yang merupakan inti dari PB adalah kebangkitan Kristus (pasal 1Kor 15:1-58).
  2. 2) Mukjizat setidak-tidaknya bermanfaat untuk tiga maksud dalam Kerajaan Allah.
    1. (a) Mukjizat bersaksi tentang Yesus Kristus, membuktikan kebenaran dari pesan-Nya dan identitas-Nya sebagai Kristus dari Allah (Yoh 2:23; 5:1-21; 10:25; 11:42).
    2. (b) Mukjizat mengungkapkan kasih Kristus yang penuh belas kasihan (Mr 8:2; Luk 7:12-15; Kis 10:38).
    3. (c) Mukjizat menandai zaman keselamatan (Mat 11:2 dst.), kedatangan Kerajaan Allah

      (lihat art. KERAJAAN ALLAH)

      dan penyerbuan Allah ke dalam wilayah kekuasaan Iblis

      (lihat art. KUASA ATAS IBLIS DAN SETAN-SETAN).

  3. 3) Alkitab mempertahankan bahwa mukjizat harus bekerja sepanjang zaman gereja.
    1. (a) Yesus mengutus pengikut-Nya untuk menyampaikan Injil serta mengadakan mukjizat (Mat 10:7-8; Mr 3:14-15;

      lihat cat. --> Luk 9:2).

      [atau ref. Luk 9:2]

    2. (b) Yesus menyatakan bahwa mereka yang percaya kepada-Nya melalui pekabaran Injil juga akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan-Nya, dan bahkan pekerjaan yang lebih besar daripada itu (Yoh 14:12; Mr 16:15-20).
    3. (c) Kitab Kisah Para Rasul berbicara tentang pengadaan mukjizat dalam kehidupan orang percaya (Kis 3:1 dst.; Kis 5:12; 6:8; Kis 8:6 dst.; Kis 9:32 dst.; Kis 15:12; 20:7 dst.); di bagian yang lain PB, mukjizat disebutkan "tanda" yang mengokohkan pemberitaan Injil (Kis 4:29-30; 14:3; Rom 15:18-19; 2Kor 12:12; Ibr 2:3-4).
    4. (d) Roh Kudus ingin memberikan tanda ini kepada gereja sepanjang zaman sekarang ini (1Kor 12:8-12,28; Yak 5:14-15;

      lihat art. TANDA-TANDA ORANG PERCAYA).

  4. 4) PB juga mengajarkan bahwa tanda-tanda dan mukjizat akan dilakukan oleh kuasa Iblis melalui guru dan pengkhotbah palsu, khususnya oleh antikristus dan nabi palsu

    (lihat art. KESENGSARAAN BESAR; dan

    lihat art. GURU-GURU PALSU).

(0.15) (Yoh 18:36) (full: KERAJAAN-KU BUKAN DARI DUNIA INI. )

Nas : Yoh 18:36

Mengenai sifat sesungguhnya Kerajaan Kristus dan maksud penebusannya, tiga hal perlu diperhatikan:

  1. 1) Yang bukan Kerajaan Kristus. Kerajaan Kristus "bukan dari dunia ini". Kerajaan tersebut tidak berasal dari dunia ini, dan juga tidak berusaha untuk mengambil alih sistem dunia ini. Yesus tidak datang untuk mendirikan suatu pemerintahan teokratis yang politis-religius atau bercita-cita untuk menjadi penguasa dunia. Yesus menyatakan bahwa seandainya itu yang dimaksudkan oleh-Nya maka hamba-hamba-Nya akan melawan. Karena memang kerajaan-Nya tidak demikian sifatnya, mereka tidak mengangkat senjata untuk memberikan peluang bagi Yesus untuk memajukan maksud-Nya di dunia (bd. Mat 26:51-52). Mereka tidak bersekutu dengan partai politik atau golongan sosial atau organisasi sekular untuk mendirikan Kerajaan Allah. Hamba-hamba-Nya menolak untuk mengubah salib menjadi usaha yang sombong untuk memerintah "masyarakat". Daripada menggunakan senjata duniawi (2Kor 10:4), para pengikut Yesus dipersenjatai hanya dengan perlengkapan perang rohani (Ef 6:10-18). Hal ini tidak berarti bahwa para murid Yesus acuh tak acuh saja terhadap tuntutan Allah mengenai pemerintahan yang adil, keadilan, kedamaian atau pembatasan pelanggaran hukum. Orang Kristen harus mengumandangkan "pesan nubuat" kepada pemerintah mengenai tanggung jawab moralnya kepada Allah.
  2. 2) Yang merupakan Kerajaan Kristus. Kerajaan Kristus, yaitu Kerajaan Allah, meliputi kepemimpinan, ke-Tuhanan, kuasa, dan kegiatan rohani Kristus di dalam kehidupan semua orang yang menerima Dia dan menaati Firman kebenaran-Nya (ayat Yoh 18:37). Kerajaan Allah adalah "kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus" (Rom 14:17). Kerajaan Allah melawan kekuatan-kekuatan Iblis dengan perlengkapan rohani (lih. Mat 12:28; Luk 11:20; Kis 26:18; Ef 6:12). Peranan gereja ialah sebagai hamba Yesus Kristus dan bukan penguasa dunia dewasa ini. Kekuatannya bukanlah kuasa duniawi, melainkan salib; penderitaan dan penolakannya oleh dunia merupakan kemuliaannya (2Kor 3:7-18). Hanya dengan menyangkal kuasa dunia gereja PB menemukan kuasa Allah. Gereja dewasa ini berhadapan dengan pilihan yang sama; hanya dengan kehilangan nyawanya di dunia ini gereja akan menemukan dirinya di dalam Allah

    (lihat art. KERAJAAN ALLAH).

  3. 3) Yang akan merupakan Kerajaan Kristus. Di masa depan, kerajaan dan pemerintahan Kristus akan di langit baru dan bumi baru; hal ini akan terjadi setelah Dia datang ke bumi untuk menghakimi bangsa-bangsa, membinasakan antikristus, memerintah di dunia ini selama seribu tahun dan kemudian melemparkan Iblis dalam lautan api untuk selama-lamanya (Wahy 19:11-20:15).
(0.15) (Kis 1:1) (full: )

Penulis : Lukas

Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui

Kuasa Roh Kudus

Tanggal Penulisan: Sekitar 63 T.M.

Latar Belakang

Kitab Kisah Para Rasul, seperti halnya Injil Lukas, dialamatkan kepada seorang yang bernama "Teofilus" (Kis 1:1). Sekalipun nama pengarangnya tidak disebutkan dalam kedua kitab itu, kesaksian kekristenan mula-mula dengan suara bulat, serta bukti intern yang mendukung dari kedua kitab ini menunjuk kepada satu orang penulis yaitu Lukas "tabib ... yang kekasih" (Kol 4:14).

Roh Kudus mendorong Lukas untuk menulis kepada Teofilus supaya mengisi keperluan dalam gereja orang Kristen bukan Yahudi, akan kisah yang lengkap mengenai awal kekristenan --

  1. (1) "dalam bukuku yang pertama" ialah Injil tentang kehidupan Yesus, dan
  2. (2) buku yang kemudian ialah laporannya dalam Kisah Para Rasul tentang pencurahan Roh Kudus di Yerusalem serta perkembangan gereja yang berikutnya.

Jelas Lukas adalah seorang penulis yang unggul, sejarawan yang cermat dan seorang teolog yang diilhami.

Kitab Kisah Para Rasul secara selektif meliput tiga puluh tahun pertama dalam sejarah gereja. Sebagai sejarawan gereja, Lukas menelusuri penyebaran Injil dari Yerusalem hingga ke Roma sambil menyebutkan sekitar 32 negara, 54 kota dan 9 pulau di Laut Tengah, 95 orang yang berbeda dengan nama serta beberapa pejabat dan administrator pemerintah dengan gelar jabatan yang tepat. Ilmu purbakala makin menguatkan ketepatan Lukas dalam semua detail. Selaku seorang teolog, Lukas dengan cerdas melukiskan makna beberapa pengalaman dan peristiwa dalam tahun-tahun mula-mula gereja.

Pada tahap awal, Alkitab PB terdiri atas dua kumpulan:

  1. (1) keempat Injil dan
  2. (2) surat-surat Paulus.

Kisah Para Rasul memainkan peranan yang penting sebagai penghubung di antara kedua kumpulan itu dan tempatnya benar dalam urutan kanonik adalah benar. Pasal ia+memberikan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">13 (Kis 13:1-28) memberikan latar belakang sejarah yang diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam pelayanan dan surat-surat Paulus. Bagian ayat-ayat dalam kitab ini di mana Lukas menggunakan istilah "kami" (Kis 16:10-17; Kis 20:5--21:18; Kis 27:1--28:16) menunjukkan keikutsertaannya dalam perjalanan Paulus.

Tujuan

Di dalam mengisahkan permulaan berdirinya gereja, Lukas setidak-tidaknya mempunyai dua tujuan.

  1. (1) Lukas menunjukkan bahwa Injil bergerak dengan kemenangan dari perbatasan Yudaisme yang sempit ke dunia kafir kendatipun tentangan dan penganiayaan.
  2. (2) Dia mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam kehidupan dan misi gereja, menekankan baptisan Roh Kudus sebagai persediaan Allah dalam memperkuat gereja untuk memberitakan Injil dan melanjutkan pelayanan Yesus.

Lukas secara eksplisit mengisahkan tiga kali bahwa baptisan dengan Roh Kudus disertai bahasa lidah (Kis 2:4; Kis 10:45-46; Kis 19:1-7). Konteks dari bagian-bagian ini menunjukkan bahwa pengalaman ini adalah normatif dalam kekristenan mula-mula dan merupakan pola Allah yang tetap bagi gereja.

Survai

Dalam Injil karangannya Lukas mencatat "segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kis 1:1), tetapi kitab ini menerangkan apa yang selanjutnya diperbuat dan diajar oleh Yesus setelah naik ke sorga, melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dan melalui murid-murid-Nya dan jemaat mula-mula. Ketika Yesus naik ke sorga (Kis 1:9-11), instruksi terakhir kepada murid-murid-Nya ialah menunggu di Yerusalem hingga mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus (Kis 1:4-5). Ayat kunci kitab ini (Kis 1:8) berisi ringkasan padat yang teologis dan geografis dari kitab ini: Yesus berjanji bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus dicurahkan atas mereka -- kuasa untuk menjadi saksi-Nya

  1. (1) "di Yerusalem" (pasal ia+memberikan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">1-7; Kis 1:1--7:60),
  2. (2) "di seluruh Yudea dan Samaria" (pasal ia+memberikan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">8-12; Kis 8:1--12:25), dan
  3. (3) "sampai ke ujung bumi" (pasal ia+memberikan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">13-28; Kis 13:1--28:31).

Kisah Para Rasul mengisahkan perpaduan tindakan ilahi dengan tindakan manusia. Seluruh gereja, bukan hanya para rasul, ikut "menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil" (Kis 8:4). Para diaken seperti Stefanus dan Filipus (Kis 6:1-6) menjadi perkasa di dalam Roh Kudus dan iman, "mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak" (Kis 6:8) bahkan sampai menggoncangkan beberapa kota dengan Injil (lih. Kis 8:5-13). Umat yang saleh berdoa dengan tekun, melihat malaikat-malaikat, mendapatkan penglihatan, menyaksikan tanda dan mukjizat yang ajaib, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit serta memberitakan Injil dengan keberanian dan kekuasaan. Sekalipun di dalam gereja ada persoalan, seperti ketegangan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi (pasal ia+memberikan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">15; Kis 15:1-41), dan kendatipun penganiayaan terus-menerus dari luar gereja oleh pemimpin agama dan penguasa sipil, nama Tuhan Yesus Kristus dimuliakan dalam perkataan dan tindakan dari kota yang satu ke kota yang lain.

Dalam pasal ia+memberikan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">1-12 (Kis 1:1--12:25) pusat utama dari penjangkauan gereja adalah Yerusalem. Di situlah Petrus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil. Dalam pasal ia+memberikan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">13-28 (Kis 13:1--28:31) pusat utama penjangkauan gereja adalah Antiokhia di Siria; di situlah Paulus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil kepada orang yang bukan Yahudi. Kitab Kisah Para Rasul berakhir tiba-tiba dengan Paulus di Roma, sedang menunggu pengadilannya di depan Kaisar. Walaupun hasil pengadilan tertangguh, kitab ini diakhiri dengan nada kemenangan. Paulus masih tertawan, namun ia tetap memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus dengan berani tanpa rintangan (Kis 28:31).

Ciri-ciri Khas

Sembilan ciri utama menandai surat ini.

  1. (1) Gereja: kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi gereja, bersama beberapa prinsip yang harus menguasai gereja pada setiap angkatan.
  2. (2) Roh Kudus: oknum ketiga dari Trinitas disebut secara khusus lima puluh kali; baptisan dalam dan pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa ilahi (Kis 1:8), keberanian (Kis 4:31), ketakutan yang kudus akan Allah (Kis 5:3,5,11), kebijaksanaan (Kis 6:3,10), bimbingan (Kis 16:6-10) dan karunia-karunia Roh (Kis 19:6).
  3. (3) Amanat gereja mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-khotbah yang diilhamkan yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, Yakobus dan orang lain yang memberikan pengetahuan tentang gereja mula-mula yang tidak terdapat dalam kitab-kitab PB lainnya.
  4. (4) Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan sungguh-sungguh; kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya luar biasa.
  5. (5) Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mukjizat-mukjizat: penyataan ini menyertai pekabaran Injil di dalam kuasa Roh Kudus.
  6. (6) Penganiayaan: pekabaran Injil dengan kuasa terus-menerus membangkitkan pertentangan dan penganiayaan, baik dari pihak agama maupun yang sekular.
  7. (7) Urutan Yahudi -- bukan Yahudi: sepanjang kitab ini Injil pertama-tama disampaikan kepada orang Yahudi, baru kepada bangsa-bangsa lainnya.
  8. (8) Wanita: keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan gerejani.
  9. (9) Kemenangan: tembok pemisah (nasional, keagamaan, budaya, atau suku) dan pertentangan serta penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.

Prinsip Hermeneutis

Beberapa penafsir memandang kitab Kisah Para Rasul seolah di bawah suatu perjanjian PB yang lain daripada melihatnya sebagai patokan Allah bagi gereja dan kesaksiannya selama seluruh periode yang disebut PB "hari-hari terakhir" (bd. lihat cat. --> "Kis 2:17"). [atau ref. Kis 2:17] Kisah Para Rasul bukan saja buku sejarah dari gereja mula-mula, melainkan menjadi buku pedoman bagi kehidupan Kristen dan untuk gereja yang dipenuhi Roh. Orang percaya seharusnya mendambakan dan menantikan, sebagai norma atau patokan gereja masa kini, semua unsur pelayanan dan pengalaman gereja PB (kecuali penulisan PB); semuanya ini dapat dicapai apabila gereja bergerak dalam kuasa Roh yang penuh. Tidak ada sesuatu dalam Kisah Para Rasul atau PB yang mengatakan bahwa tanda-tanda, keajaiban-keajaiban, mukjizat-mukjizat, karunia-karunia rohani atau tolok ukur rasuli bagi kehidupan dan pelayanan gereja pada umumnya akan berhenti secara mendadak atau untuk selama-lamanya pada akhir masa para rasul. Kisah Para Rasul mencatat apa yang seharusnya gereja perbuat di dalam setiap generasi selama ia melanjutkan pelayanan Yesus dalam kuasa Pentakosta dari Roh Kudus (lihat cat. --> "Kis 7:44"). [atau ref. Kis 7:44]



TIP #22: Untuk membuka tautan pada Boks Temuan di jendela baru, gunakan klik kanan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA