Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 381 - 400 dari 15696 ayat untuk menurut cara yang berkenan (0.005 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.24) (Ibr 9:1) (sh: Yang terutama dalam hidup. (Sabtu, 29 April 2000))
Yang terutama dalam hidup.

Kemah pertemuan yang dibangun Musa adalah sebuah kemah yang dirancang oleh Allah sendiri.    Tidak ada satu katedral atau gedung gereja yang termegah    sekalipun yang dapat  menandinginya. Semua yang ada dalam kemah    pertemuan itu tidak diadakan dan diletakkan secara serampangan.    Semuanya mempunyai makna dan kepentingan yang berhubungan dengan    yang terpenting dalam kehidupan bangsa Israel, yaitu hubungan    pribadi mereka dengan Allah.

Kita bisa melihat bahwa rancangan kemah pertemuan memiliki    tujuan menggambarkan tahapan-tahapan untuk menghadap ke hadirat    Allah (ayat menurut+cara+yang+berkenan&tab=notes" ver="">7-10).  Seorang Israel dapat masuk sampai ruangan paling    luar dari kemah pertemuan untuk memberikan persembahan mereka    kepada para imam. Seorang imam biasa dapat masuk hingga ruang    depan yaitu ruang kudus. Sedangkan yang dapat masuk ke ruang    Maha Kudus tempat dimana Allah berkenan hadir, hanya seorang    Imam Besar. Itupun hanya sekali dalam setahun.

Tahapan-tahapan ini menyatakan suatu makna yang dalam.Walaupun    bangsa Israel adalah umat pilihan Tuhan, mereka tidak  terbebas    dari dosa. Bahkan seorang Imam Besar pun tidak dapat masuk ke    ruang Maha Kudus tanpa membawa  darah persembahan (ayat menurut+cara+yang+berkenan&tab=notes" ver="">7), sebagai    lambang penyucian dosa yang sementara bagi dirinya maupun bangsa    Israel. Karena tahun depan jika ia akan masuk lagi ke ruang Maha    Kudus ia harus membawa lagi darah sebagai persembahan.

Melalui Kristus, sebagai Imam Besar, kita dapat langsung    menghadap Allah kapan saja. Setiap saat kita dapat mengarahkan    hati kita kepada Allah dan dengan penuh keyakinan kita tahu    bahwa pada saat itu juga Allah memberikan perhatian kepada kita    secara penuh dan segera.Sungguh ini merupakan hak istimewa yang    kita miliki, yaitu kita dapat bergegas datang kepada-Nya dan    yakin bahwa Ia akan menyambut kita dengan hangatnya.

Renungkan: Karena itu yang terpenting di dalam hidup kita,    adalah persekutuan pribadi dengan Allah. Membangun persekutuan    pribadi dengan Allah haruslah merupakan pusat dari seluruh    aktifitas hidup kita, seperti rancangan kemah pertemuan yang    berpusat pada hubungan dengan Allah.

(0.24) (Ezr 3:2) (full: MEMBANGUN MEZBAH ALLAH ISRAEL. )

Nas : Ezr 3:2

Prioritas utama orang buangan yang pulang itu ialah membangun mezbah untuk Tuhan. Mezbah adalah pusat penyembahan Yahudi, karena di atasnya korban dan darah pendamaian karena dosa dipersembahkan kepada Allah

(lihat cat. --> Kel 27:1).

[atau ref. Kel 27:1]

  1. 1) Umat itu terdorong untuk membangun mezbah, setidak-tidaknya sebagian, karena bahaya dari "penduduk negeri" (ayat Ezr 3:3). Mereka mengetahui bahwa Allah akan melindungi mereka dari bahaya hanya apabila mereka menghampiri-Nya dalam iman dan ketaatan (lih. Kel 19:5; Kel 29:43; bd. Ibr 4:16).
  2. 2) Mereka juga memahami maksud pokok eksistensi mereka. Mereka harus mempersembahkan korban kepada Allah selaku "kerajaan imam dan bangsa yang kudus" (Kel 19:6). Hanya dengan memenuhi panggilan rohani ini mereka dapat menjadi umat sebagaimana dikehendaki Allah. Demikian pula, orang percaya kepada Kristus harus menjadi "imamat yang rajawi, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, sehingga kamu dapat memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib" (1Pet 2:9), dan untuk mempersembahkan "persembahan rohani, yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah" (1Pet 2:5; lih. Ibr 13:10). Dengan kata lain, gereja selaku umat Allah zaman PB merupakan ahli waris dan penerus Israel.
(0.24) (Ayb 6:1) (sh: Jangan lari dari Tuhan (Minggu, 21 Juli 2002))
Jangan lari dari Tuhan

Dewasa ini ada sebagian orang Kristen yang berpandangan bahwa Tuhan akan menganugerahkan kemakmuran dan kesehatan kepada setiap anak-Nya. Mereka beranggapan, orang Kristen tidak seharusnya mengalami kesusahan, apalagi kemiskinan. Kitab Ayub membantah keyakinan ini. Ayub bukan saja kehilangan hartanya dan menjadi miskin, ia pun menderita sakit yang membuat kulitnya dipenuhi oleh cacing (ayat menurut+cara+yang+berkenan&tab=notes" ver="">7:5). Sungguh suatu penderitaan yang teramat besar!

Memang, Kitab Ayub penuh dengan kepedihan dan barang siapa membacanya dengan saksama, akan merasakan kepedihan yang dalam itu. Pasal menurut+cara+yang+berkenan&tab=notes" ver="">6 dan 7 merupakan salah satu bagian yang paling menyedihkan dari Kitab Ayub dan bahkan dari seluruh Alkitab. Dengarlah ungkapan-ungkapan Ayub, "Kiranya Allah berkenan meremukkan aku, kiranya Ia melepaskan tangan-Nya dan menghabisi nyawaku!" (ayat menurut+cara+yang+berkenan&tab=notes" ver="">6:9,10; 7:16,20).

Dalam menghadapi penderitaan, kita bisa memilih untuk melakukan kedua hal ini. Pertama, mendekatkan diri kepada Tuhan, atau, kedua, menjauhkan diri dari-Nya. Mendekatkan diri kepada-Nya tidaklah berarti bahwa kita sudah dapat menerima semua penderitaan ini. Mendekatkan diri kepada Tuhan berarti kita membawa semua kepedihan, kebingungan, dan kekecewaan ini kepada-Nya. Dalam ketidakmengertian tentang penderitaan yang dialaminya, Ayub tidak lari dari Tuhan, justru sebaliknya, ia mendekatkan dirinya kepada Tuhan.

Renungkan: Apakah reaksi kita dalam menghadapi penderitaan? Apakah kita lari dari-Nya ataukah kita lari kepada-Nya? Larilah kepada-Nya karena hanya Dialah yang mengerti keberadaan kita dan yang memedulikan kita.

(0.24) (Ayb 23:1) (sh: Jangan lari dari Tuhan (Minggu, 4 Agustus 2002))
Jangan lari dari Tuhan

Dewasa ini ada sebagian orang Kristen yang berpandangan bahwa Tuhan akan menganugerahkan kemakmuran dan kesehatan kepada setiap anak-Nya. Mereka beranggapan, orang Kristen tidak seharusnya mengalami kesusahan, apalagi kemiskinan. Kitab Ayub membantah keyakinan ini. Ayub bukan saja kehilangan hartanya dan menjadi miskin, ia pun menderita sakit yang membuat kulitnya dipenuhi oleh cacing (ayat menurut+cara+yang+berkenan&tab=notes" ver="">7:5). Sungguh suatu penderitaan yang teramat besar!

Memang, Kitab Ayub penuh dengan kepedihan dan barang siapa membacanya dengan saksama, akan merasakan kepedihan yang dalam itu. Pasal menurut+cara+yang+berkenan&tab=notes" ver="">6 dan 7 merupakan salah satu bagian yang paling menyedihkan dari Kitab Ayub dan bahkan dari seluruh Alkitab. Dengarlah ungkapan-ungkapan Ayub, "Kiranya Allah berkenan meremukkan aku, kiranya Ia melepaskan tangan-Nya dan menghabisi nyawaku!" (ayat menurut+cara+yang+berkenan&tab=notes" ver="">6:9,10; 7:16,20).

Dalam menghadapi penderitaan, kita bisa memilih untuk melakukan kedua hal ini. Pertama, mendekatkan diri kepada Tuhan, atau, kedua, menjauhkan diri dari-Nya. Mendekatkan diri kepada-Nya tidaklah berarti bahwa kita sudah dapat menerima semua penderitaan ini. Mendekatkan diri kepada Tuhan berarti kita membawa semua kepedihan, kebingungan, dan kekecewaan ini kepada-Nya. Dalam ketidakmengertian tentang penderitaan yang dialaminya, Ayub tidak lari dari Tuhan, justru sebaliknya, ia mendekatkan dirinya kepada Tuhan.

Renungkan: Apakah reaksi kita dalam menghadapi penderitaan? Apakah kita lari dari-Nya ataukah kita lari kepada-Nya? Larilah kepada-Nya karena hanya Dialah yang mengerti keberadaan kita dan yang memedulikan kita.

(0.24) (Yes 40:12) (sh: Allah, dasyat dan hebat. (Sabtu, 19 Desember 1998))
Allah, dasyat dan hebat.

Ketika Yesaya menggambarkan kedahsyatan dan kehebatan Allah di atas segala ilah-ilah, itu bukan karena fanatik yang buta. Yesaya ingin mengingatkan Yehuda yang telah menjadi sesat, dan bahwa patung-patung allah mereka itu sia-sia. Kedahsyatan Allah dan kehebatan-Nya, yang sudah terbukti dalam sejarah, peristiwa demi peristiwa jatuh bangun Israel kini ditawarkan kembali kepada mereka "Jadi dengan siapa hendak kamu samakan Allah?" (ayat menurut+cara+yang+berkenan&tab=notes" ver="">18) Pertanyaan ini merupakan suatu pernyataan, jika kembali kepada Dia, menyerahkan pengharapan pada kedahsyatan kuasa-Nya, tak ada lagi keraguan!

Di dalam kendali Allah. Siapa yang berani berkata bahwa hidup ini senantiasa lancar dan mulus? Realitas kehidupan membuktikan, hidup ini penuh dengan kesulitan, penderitaan dan penyakit. Saat-saat yang menyenangkan dapat secepat kilat hilang menjadi dukacita. Kuasa, jabatan, kemapanan yang sekarang dialami bisa hilang jika Tuhan tidak berkenan. Marilah kita mengoreksi hidup yang kita jalani. Bila sudah menyimpang, segeralah minta ampun dan koreksi diri. Jangan permainkan kesabaran Tuhan.

Doa: Ya Tuhan, kedahsyatan dan kehebatan-Mu yang sungguh mengagumkan; membuat kami sadar, betapa kecilnya diri kami.

(0.24) (Mat 27:32) (sh: Pertarungan dahsyat. (Jumat, 10 April 1998))
Pertarungan dahsyat.

Sesungguhnya tak seorang pun mampu menyelami betapa dahsyat penderitaan dan pertarungan yang Yesus tanggung. Sesudah pergumulan semalam suntuk di Getsemani, kini ia digiring ke bukit tengkorak, Golgota, tempat penghukuman terkeji yang pernah dikenal sejarah manusia. Seraya tersiksa, ia diolok dan disakiti dengan diberi anggur empedu. Ia dihina dengan ditelanjangi, dan jubah ungu-Nya diundi para prajurit. Tetapi lebih dari itu, semua orang menyuarakan suara terakhir Iblis, yang mengolok Dia agar turun menyelamatkan diri-Nya.

Ditolak Allah. Sepanjang hidup-Nya Yesus selalu disertai Allah. Sikap dan tindakan-Nya selalu berkenan kepada Allah, sebab Ia taat penuh kepada kehendak dan firman-firman-Nya. Bila demikian, mengapa ketika Ia mati, Allah meninggalkan Dia? Berbagai kejadian yang orang Yahudi artikan sebagai akhir zaman terjadi waktu itu: gempa bumi, bukit batu terbelah, gelap gulita, kubur terbuka, orang mati bangkit. Apa gerangan yang terjadi? Bukan kematian biasa yang terjadi. Kematian yang seharusnya dialami pada hari penghakiman akhir kelak, itulah yang sedang Yesus tanggung. Untuk kita!

Renungkan: Iblis telah berusaha kuat menghalangi Yesus menerima salib, kini pun merintangi manusia memeluk iman salib Yesus.

(0.24) (Yer 4:5) (sh: Aduh, dadaku, dadaku! (Jumat, 1 September 2000))
Aduh, dadaku, dadaku!

Musuh dahsyat yang akan membawa kehancuran bagi bangsa Yehuda sudah di ambang pintu (7, 11-13). Itu merupakan penghukuman Allah atas bangsa Yehuda yang tetap tidak mau bertobat walaupun telah berkali-kali Allah memperingatkan mereka (8, 17-18).

Yeremia menggunakan berbagai macam cara dan ungkapan perasaan serta emosi untuk menyampaikan bagaimana dahsyatnya penghukuman bagi bangsa Yehuda. Ia memberitahukan, mengabarkan, meniup sangkakala, dan berseru keras-keras (5). Ia menangisi, meratapi ('aduh, dadaku, dadaku!'), dan menggeliat kesakitan hingga tidak dapat berdiam diri karena rentetan gelombang kehancuran dahsyat yang akan terjadi akibat dosa-dosa bangsa Yehuda (19-20).

Apa yang telah dilakukan Yeremia memberi teladan bagi kita bahwa ia tidak menunjukkan sikap merasa paling suci, paling benar lalu menghakimi sebuah bangsa yang memang sudah sarat dengan dosa-dosa yang menjijikkan. Sebaliknya Yeremia, seperti Paulus dan Yesus Kristus, menangisi dosa-dosa bangsanya, mengidentifikasikan dirinya dengan mereka yang akan menerima konsekuensi dosa dan tetap tinggal bersama bangsanya ketika mereka akan menghadapi segala bencana kehancuran (5, 19 bdk. Luk. 19:41-44 dan Flp. 3:18).

Bagaimana kita sekarang meresponi dosa-dosa yang terjadi dalam masyarakat serta konsekuensinya? Harus kita akui bahwa sikap kita sangat jauh berbeda dengan Yeremia. Kita seringkali membuat jarak sehingga meresponi semua itu dari jauh. Kita mungkin melakukannya secara profesional dengan menyediakan waktu konseling, terapi, ataupun mendirikan yayasan-yayasan. Itu semua memang berguna dan penting pada saat menghadapi situasi tegang dan krisis, pada saat mengalami ketidakadilan dan kekerasan. Namun kedekatan dan kehadiran kita di dalam hidup mereka, doa, solidaritas, dan perhatian tidak dapat dan tidak mungkin digantikan dengan cara-cara profesional tadi.

Renungkan: Sejauh manakah keterlibatan kita dalam menggumuli keterpurukan bangsa kita? Apakah kita pun memiliki hati seperti Yeremia yang mau mengidentifikasikan dirinya dengan bangsanya? Tidak ada solusi konkrit tanpa keterlibatan nyata melalui kehadiran kita dalam hidup bangsa kita.

(0.24) (2Sam 1:10) (full: AKU ... MEMBUNUH DIA. )

Nas : 2Sam 1:10

Orang Amalek itu berbohong mengenai cara Saul menemui ajalnya (lih. kisah sebenarnya dalam 1Sam 31:3-6). Orang ini sedang mencari nama dan perkenan dari Daud, tetapi kisah yang dikarangnya justru mengakibatkan kematiannya (ayat 2Sam 1:15).

(0.24) (Ayb 40:3) (full: MAKA JAWAB AYUB. )

Nas : Ayub 39:36

Ayub kini dihadapkan dengan keputusan untuk tetap mempertahankan kepercayaannya bahwa Allah telah bertindak kurang adil kepadanya karena mengingat tahun-tahun penyembahan dan ketaatan yang setia kepada firman-Nya. Apakah Ayub tetap mempertahankan kepercayaannya kepada Allah kendatipun situasi yang memberikan kesan Allah tidak adil dan mudah berubah, ataukah dia akan mempertahankan perasaannya bahwa Allah agaknya telah menjadi musuhnya?

(0.24) (Yes 24:17) (full: PELUBANG DAN JERAT. )

Nas : Yes 24:17

Yesus mengajarkan bahwa satu-satunya cara orang percaya dapat lolos dari "semua yang akan terjadi" (Luk 21:36) ialah dengan menjaga diri terhadap dosa dan bertekun di dalam doa kepada Allah memohon kasih karunia-Nya

(lihat cat. --> Luk 21:34;

lihat cat. --> Luk 21:36).

[atau ref. Luk 21:34,36]

(0.24) (Dan 12:3) (full: ORANG-ORANG BIJAKSANA AKAN BERCAHAYA. )

Nas : Dan 12:3

Orang bijaksana, sebagaimana diuraikan dalam PL, adalah orang saleh. Mereka menunjukkan hikmat mereka bukan hanya dengan cara hidup mereka, tetapi dengan efek kehidupan dan kesaksian mereka, karena mereka menuntun banyak orang kepada hidup yang benar. Cahaya mereka berarti bahwa mereka akan diubah, dan kemuliaan Allah akan terpancar di dalam dan melalui mereka.

(0.24) (Mat 6:15) (full: JIKALAU KAMU TIDAK MENGAMPUNI. )

Nas : Mat 6:15

Yesus menekankan di sini bahwa orang Kristen harus bersedia untuk mengampuni kesalahan orang lain. Apabila mereka tidak mengampuni orang bersalah yang mengakui kesalahannya, Allah tidak akan mengampuni mereka dan doa mereka tidak ada gunanya. Ini adalah suatu prinsip penting mengenai cara Allah mengampuni dosa (Mat 18:35; Mr 11:26; Luk 11:4).

(0.24) (Yoh 21:18) (full: ENGKAU AKAN MENGULURKAN TANGANMU. )

Nas : Yoh 21:18

Kata-kata ini menunjuk kepada cara Petrus akan menemui ajalnya sehingga memuliakan Allah. Tradisi menyatakan bahwa Petrus disalibkan di Roma di bawah perintah kaisar Nero kira-kira pada waktu yang sama Paulus dibunuh (sekitar 67/68), dan atas permintaannya sendiri dia disalibkan terbalik, karena dia menilai dirinya tidak layak untuk disalibkan seperti Tuhannya.

(0.24) (Mat 5:37) (jerusalem: Jika ya...) Ini sebuah ucapan terkenal, bdk 2Ko 1:17; Yak 5:12, dan dapat diartikan dengan berbagai cara:
(0.24) (2Raj 8:11) (full: MENANGISLAH ABDI ALLAH ITU. )

Nas : 2Raj 8:11-12

Di dalam suatu penglihatan dari Roh penyataan, Elisa melihat bahwa Hazael akan menjadi raja Aram dan melakukan kejahatan yang dahsyat terhadap Israel (ayat 2Raj 8:12-13). Elisa menangis karena apa yang akan menimpa Israel sebagai akibat kemurtadan mereka. Sebagai abdi Allah yang sejati, ia merasakan kesedihan yang mendalam baik untuk Allah yang telah ditinggalkan oleh umat-Nya, maupun untuk umat itu yang kini harus menderita hukuman berat karena dosa-dosa mereka. Dengan cara yang sama Yesus menangisi Yerusalem (Luk 19:41) dan Paulus menangisi gereja (Kis 20:28-31). Kata-kata Elisa tidak membenarkan kekejaman Hazael di kemudian hari, tetapi hanya menguraikan perbuatan-perbuatan buruk yang dilakukan orang bejat akhlak pada masa perang (bd. Yes 13:15; Hos 10:14).

(0.24) (Mzm 139:21) (full: MEMBENCI ORANG-ORANG YANG MEMBENCI ENGKAU. )

Nas : Mazm 139:21

Setelah merenungkan kasih Allah yang besar bagi dirinya, pemazmur membalasnya dengan kasih dan kesetiaan yang besar kepada Tuhan. Kemarahannya dibangkitkan terhadap orang yang menentang dan menghujat nama Allah yang ajaib. Karena sangat setuju dengan Allah dan kepentingan-Nya, ia demikian manunggal dengan Tuhan sehingga membenci apa yang dibenci Allah dan mengasihi apa yang dikasihi Allah

(lihat cat. --> Ibr 1:9).

[atau ref. Ibr 1:9]

Ia merasa sedih dan tertekan oleh semua kejahatan dan kebejatan di sekitarnya (lih. 2Pet 2:7-8). Juga kita yang telah sungguh-sungguh mengalami keselamatan, kasih, dan kebaikan Tuhan seharusnya tidak menemukan kasih akan dunia ini dan cara-caranya di dalam diri kita (lih. 1Yoh 2:15-16).

(0.24) (Yer 31:33) (full: MENARUH TAURAT-KU DALAM BATIN MEREKA. )

Nas : Yer 31:33

Ciri yang khusus tentang perjanjian baru ialah karunia Allah berupa hati dan tabiat baru bagi semua orang yang percaya kepada Kristus supaya mereka secara spontan dapat mengasihi dan menaati Tuhan (Yeh 11:19-20; Ibr 8:10); kemampuan untuk menanggapi Tuhan berasal dari Roh Kudus yang diam di dalam diri orang percaya dan pembaharuan atau kelahiran baru yang dihasilkan olehnya (lih. Yeh 36:24-28;

lihat art. PEMBAHARUAN).

Satu cara yang pasti untuk mengetahui bahwa kita termasuk umat yang diselamatkan yang ikut serta dalam perjanjian baru ialah apakah kita memiliki keinginan yang sungguh-sungguh untuk menyenangkan Allah dan hidup sesuai dengan standar-standar kebenaran-Nya (bd. Rom 8:2-4).

(0.24) (Yes 51:9) (full: TERJAGALAH ... TANGAN TUHAN. )

Nas : Yes 51:9-11

Kita harus menanggapi janji-janji Allah mengenai penebusan terakhir umat-Nya yang setia dan bumi ini dengan cara merindukan dan mendoakan dengan sungguh-sungguh agar hal-hal itu akan terjadi. Rasul Petrus mengajarkan bahwa doa-doa kita dapat mempercepat kedatangan saat itu, "Sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran" (2Pet 3:13;

lihat cat. --> 2Pet 3:12).

[atau ref. 2Pet 3:12]

(0.24) (Kej 24:40) (full: AKAN MENGUTUS MALAIKAT-NYA MENYERTAI ENGKAU, DAN AKAN MEMBUAT PERJALANANMU BERHASIL. )

Nas : Kej 24:40

Ayat ini menyatakan salah satu cara Allah melindungi anak-anak-Nya dan menuntun jalan hidup mereka. Ia bisa mengutus malaikat-malaikat untuk bekerja di belakang layar untuk menjadikan perjalanan mereka berhasil. Ibr 1:14 menyatakan bahwa para malaikat adalah "roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan"

(lihat cat. --> Mat 18:10;

[atau ref. Mat 18:10]

lihat art. PARA MALAIKAT DAN MALAIKAT TUHAN).

(0.24) (1Sam 15:2) (full: MEMBALAS APA YANG DILAKUKAN ORANG AMALEK. )

Nas : 1Sam 15:2

Suku Amalek (yaitu, keturunan Amalek) menjadi suku pertama yang menentang Allah dan bangsa Israel di padang gurun (Kel 17:8-13). Mereka melambangkan kuasa kejahatan dan perlawanan kepada Allah, umat-Nya, dan kebenaran-Nya. Tanggung jawab Saul ialah memusnahkan bangsa Amalek dan cara hidup mereka yang jahat (ayat 1Sam 15:3). Di bawah kedok semangat religius, Saul menolak untuk sepenuhnya menuruti perintah Allah mengenai bangsa Amalek sehingga kemudian ia ditolak sebagai raja oleh Allah (ayat 1Sam 15:18-23).



TIP #04: Coba gunakan range (OT dan NT) pada Pencarian Khusus agar pencarian Anda lebih terfokus. [SEMUA]
dibuat dalam 0.10 detik
dipersembahkan oleh YLSA