Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 301 - 307 dari 307 ayat untuk banyak itu AND book:[1 TO 39] AND book:2 (0.003 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.74) (Kel 17:1) (sh: Andalkan kasih setia Tuhan! (Sabtu, 10 September 2005))
Andalkan kasih setia Tuhan!

Tantangan dan persoalan dalam kehidupan manusia adalah wajar bagaikan kerikil-kerikil yang mengganggu langkah-langkah perjalanan hidup. Ketidakpercayaan kepada Allah dapat membuat kita memandang perintang-perintang kecil itu seolah-olah batu-batu besar.

Israel yang berada di padang gurun Masa dan Meriba, sedang mengalami kekurangan air minum dan mereka juga harus menghadapi bangsa Amalek. Ketiadaan air minum merupakan masalah "kecil" di hadapan Allah. Namun, menurut Israel, hal ini bagaikan batu besar karena mereka kurang percaya. Israel tidak mengingat perbuatan besar yang Allah telah perbuat bagi mereka, yakni membebaskan mereka dari perbudakan Mesir dan menyertai perjalanan mereka bahkan mencukupi kebutuhan jasmani mereka selama berada di padang gurun (ayat banyak+itu+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A2&tab=notes" ver="">5-6).

Kendati demikian, Allah terus menunjukkan kasih setia-Nya. Ia tetap menyertai Israel ketika mereka berperang melawan bangsa Amalek (ayat banyak+itu+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A2&tab=notes" ver="">8-12). Allah berperang melawan musuh umat-Nya, bahkan Ia membuat bangsa Amalek terhapus dari muka bumi (ayat banyak+itu+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A2&tab=notes" ver="">13-14). Kemenangan ini bukan disebabkan oleh kekuatan atau persenjataan Israel melainkan semata-mata karena kuasa Allah. Indahnya kemenangan yang Allah berikan terlihat dari ketaatan Israel pada firman-Nya dan kerja sama mereka yang saling menopang. Yosua yang memimpin Israel berperang melawan Amalek, sementara Musa dibantu dan ditopang oleh Harun dan Hur berdoa dengan tekun dan bersehati.

Kita orang beriman pun bagaikan musafir-musafir yang sedang menuju pengenapan janji-janji Tuhan. Berbagai kesulitan fisik serta tantangan mental-spiritual Ia izinkan menghadang. Maksud Tuhan adalah agar kita beroleh kesempatan membuktikan bahwa Ia adalah Allah yang patut sepenuhnya kita andalkan dan percayai.

Responsku: Aku akan memahsyurkan Allah karena kesetiaan dan karya-Nya dalam hidupku.

(0.74) (Kel 20:8) (sh: Sabat untuk semua (Sabtu, 17 September 2005))
Sabat untuk semua

Perintah keempat ini berbeda dengan perintah lainnya karena berbentuk instruksi positif. Perintah ini berada pada perbatasan antara perintah bagaimana bersikap terhadap Allah dan perintah tentang sikap terhadap sesama.

Mengingat dan menguduskan hari Sabat dilakukan dengan cara menghentikan semua pekerjaan pada hari itu. Semua yang ada dalam rumah tangga Israel, termasuk orang asing dan segala ternak, harus menaati perintah ini. Dasar perintah ini adalah menghormati Tuhan yang berhenti dari karya penciptaan-Nya pada hari ketujuh (ayat banyak+itu+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A2&tab=notes" ver="">11). Tujuannya supaya umat Tuhan bisa mensyukuri karya Tuhan dalam dunia milik-Nya. Dengan mengizinkan para pelayan dan semua ternak yang telah bekerja keras mengolah lahan pertanian selama enam hari, umat Israel menghormati Allah pencipta mereka dan menunjukkan belas kasih kepada sesama mereka. Dalam kitab Ulangan, Musa menyebutkan alasan lain mengapa hari Sabat perlu dirayakan. Hari Sabat adalah hari peringatan karya kasih Allah dalam sejarah Israel, yakni Ia telah membebaskan Israel dari kerja paksa selama di Mesir. Sebagai ucapan syukur mereka beribadah kepada-Nya setiap hari Sabat dan mengizinkan para pelayan beristirahat supaya mereka juga dapat menyembah Allah (Ul. 5:15).

Ketaatan kepada perintah hari Sabat menunjukkan keutamaan Allah bagi umat. Dengan beristirahat dari segala pekerjaan, kita juga menghargai tubuh pemberian Allah. Dengan mengizinkan karyawan kita beristirahat, kita menghormatinya sebagai sesama kita. Tuhan Yesus menekankan bahwa Ia menciptakan hari Sabat untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat (Mrk. 2:7-8). Perintah memelihara hari Sabat berintikan penghormatan kepada Allah dan penghargaan terhadap hidup yang telah Ia karuniakan. Perintah ini bukan bertujuan membelenggu, tetapi membebaskan!

Renungkan: Sabat bukan membuat kita pasif tetapi proaktif, sebab dengan mengutamakan Tuhan saja kita dapat menghargai sesama dan hidup ini.

(0.74) (Kel 20:15) (sh: Menghargai milik orang (Rabu, 21 September 2005))
Menghargai milik orang

Kini penjarahan, perampasan hak dan pengambilalihan benda milik orang lain lebih sering kita dengar daripada orang yang menghargai sesamanya dan milik mereka. Ini menunjukkan rendahnya rasa saling menghargai sesama.

Perintah kedelapan ini dimaksudkan Tuhan supaya Israel mampu menghargai harta yang menjadi hak milik sesamanya dan dapat mempertanggungjawabkan harta miliknya sendiri. Dasar perintah kedelapan ini adalah harta merupakan anugerah dari Tuhan. Harta adalah pemberian Tuhan sehingga umat-Nya berkewajiban menjadikan harta itu sebagai alat anugerah Tuhan. Orang yang menghargai Tuhan dan berkat-berkat-Nya tidak akan mengambil harta yang bukan miliknya, tidak juga hak orang lain, sebaliknya dengan rela membagi berkat dengan sesamanya. Memperhambakan diri terhadap harta berarti juga melanggar perintah kedua, yaitu larangan menyembah berhala.

Tindakan pelanggaran terhadap perintah kedelapan ini dapat beragam bentuknya mulai dari pencurian secara materi (Kel. 22:1-4), penyalahgunaan waktu, pemakaian fasilitas umum yang tidak bertanggung jawab, pemanfaatan koneksi, katabelece, dan yang bersifat nepotis, sampai kepada perbuatan korupsi dan manipulasi. Berbagai tindakan menahan hak orang lain pun merupakan tindakan pencurian yang dibenci oleh Tuhan (Im. 19:11, 13; Ul. 24:14). Ingatlah bahwa Tuhan sendiri yang akan menjadi pembela orang tertindas, janda dan kaum miskin.

Paulus mengajarkan anak-anak Tuhan untuk bekerja keras dan menikmati hasil jerih lelahnya sendiri dan bukan mencuri (2Tes. 3:7-8). Kewajiban kita adalah berkarya untuk membangun kehidupan yang lebih baik. Tanggung jawab kita adalah menyejahterakan sesama kita dengan berkat yang kita terima dari Tuhan.

Responsku: Aku akan menjadi penatalayan yang baik atas semua harta yang Allah percayakan kepadaku dan tidak merugikan hak sesamaku.

(0.74) (Kel 20:17) (sh: Jauhi iri hati (Jumat, 23 September 2005))
Jauhi iri hati

Hal yang membuat terjadinya dosa pertama yang adalah iri hati. Hawa iri hati melihat Tuhan berdaulat atas dirinya. Ketika Iblis melalui ular menipu Hawa dengan mengatakan bahwa setelah makan buah ia akan menjadi sama seperti Allah, Hawa segera memakannya.

Dalam masyarakat majemuk yang memungkinkan orang-orang yang berbeda hidup berdekatan, iri hati bisa menjadi dosa besar. Perintah kesepuluh ini menekankan pen-tingnya menjaga hati dari motivasi salah. Menginginkan sesuatu tidaklah salah. Yang salah adalah menginginkan sesuatu yang bukan haknya. Dosa ini bisa berkait atau menyebabkan dosa-dosa lainnya seperti mencuri, membunuh, berzina, dll. Berbagai kejahatan keji sebenarnya bersumber dari sikap hati yang iri dan menginginkan hak orang lain. Dosa ini identik dengan tidak menghargai batas-batas diri dan orang lain.

Perintah kesepuluh ini menunjukkan bahwa Perjanjian Lama memberikan penekanan yang seimbang antara dosa perbuatan dan dosa pikiran/hati. Peristiwa saat Allah mengingatkan Kain akan perasaan marah dan cemburunya terhadap Habil memperlihatkan dosa sudah terjadi ketika masih direncanakan (Kej. 4:5-7). Perintah ini menegaskan bahwa kecenderungan dosa selalu dimulai dari pikiran dan hati yang tidak kudus. Oleh karena itu, menjaga pikiran dan hati dari hal-hal yang tidak berkenan kepada Tuhan merupakan keharusan. Perintah ini juga menekankan pentingnya rasa puas dan syukur untuk anugerah Tuhan atas hidup ini sehingga tidak mudah iri hati melihat keadaan orang lain.

Iri hati muncul ketika seseorang tidak menyadari anugerah Tuhan sudah melimpah dalam hidupnya. Ia merasa Tuhan lebih memberkati orang lain daripada dirinya sendiri. Hal ini sama dengan tidak memercayai janji Tuhan bahwa Ia pasti memberikan sesuatu yang terbaik untuk hidupnya.

Renungkan: Memiliki Tuhan dalam hidup kita berarti kita memiliki segala-galanya. Dalam terang ini, tidak ada alasan apa pun untuk iri hati terhadap orang lain.

(0.74) (Kel 3:14) (ende)

Tuhan mewahjukan hakekatNja dengan kata-kata: "Aku adalah: Aku ada". Banjak kemungkinan ini berarti: tjiri Tuhan jang chas ialah: bahwa Ia tetap jang sama, selalu hadir, selalu bertindak dan melindungi, sehingga dalam keadaan apapun djuga orang dapat pertjaja akan ditolong olehNja (bandingkan ajat banyak+itu+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A2&tab=notes" ver="ende">12(Kej 3:12): "Aku akan menjertai engkau!").

Maka dari itu Musa harus berkata kepada umat: "Aku ada" telah mengutusku kepadamu. Karena pertjaja, bahwa Tuhan senantiasa hadir siap untuk menolong, maka bangsa Israel akan berani mengikuti Musa dalam perdjalanannja penuh berbahaja mengungsi dari Mesir (Lihat: Yes 52:3-6; Kel 33:12-19).

Mungkin pula nama ini mengandung perbedaan Jahwe dari dewa-dewa para bangsa lainnja, jang "tidak ada", jakni tidak berkuasa, dan tidak lajak dipertjajai. Kekuasaan Jahwe tidak terikat pada tempat tertentu, sedangkan menurut anggapan kapir kekuasaan para dewa lainnja terbatas pada wilajah masing-masing (Lihat Mik 4:5; Yes 43:10-12).

Hakekat Tuhan ini tertjantumkan dalam nama "Jahwe", jang dalam hubungan ini berarti: "Ia tetap hadir", dari kata "hajah" = berada. Nama ini djuga terdapat dalam bentuk "Jah" atau "Jahu", terutama dalam madjemuk-madjemuk dan nama-nama (mis: allelu-jah; Jesa-jah (u); Zakar-jah, dsb.; bandingkan Yes 43:10 dan Yes 52:6; "'ani hu", jang ada pula sangkut-pautnja dengan "Jahu" atau "Jahwe"). Mungkin djuga nama ini sudah ada sebelum Musa (Lihat Kej 4:26). Tetapi karena penampakkan kepada Musa ini maka bagi umat terpilih lalu memperoleh maksud jang baru sama sekali. Allah para Bapa Bangsa kini lagi mengundjungi bangsaNja, dan memulai tahap baru dalam karja KeselamatanNja. selandjutnja nama ini akan dihubungkan dengan pembebasan dari Mesir (Lihat Hos 12:10; 13:4). Demikian terutama dalam tradisi E. Kiranja sukarlah diterima pendapat, jang menafsirkan "Aku adalah: Aku ada" sebagai penolakan, seakan-akan Tuhan tidak bersedia mewahjukan nama dan hakekatNja, karena amat luhurnja dan tidak mungkin difahami. Sebab penolakan sematjam ini malahan akan mendjauhkan umat Israel daripadaNja.

Bahwa "Jahwe" sungguh-sungguh dianggap nama Tuhan sendiri, menundjukkan hakekat Tuhan, terbukti pula dari kenjataan, bahwa kelak-kemudian orang takut-takut mengutjapkan nama ini (perhatikan larangan Kel 20:7). Selaku gantinja orang menggunakan kata "Adonai" = "Tuhan".

Nama Tuhan-Penjelamat ini achirnja tertjantum dalam kata "Jesus" (=Jehosjua), artinja: "Jahwe menjelamatkan" atau "Jahwe Penjelamat" (Lihat Fili 2:9 dan kata-kata "Aku adalah" dalam Yoh 4:26; 8:24,28,58; 13:19 dll.).

(0.74) (Kel 20:2) (full: KESEPULUH FIRMAN. )

Nas : Kel 20:2

Kesepuluh hukum yang tercatat di sini (bd. Ul 5:6-21), ditulis oleh Allah sendiri di atas dua loh batu dan diberikan kepada Musa dan bangsa Israel (Kel 31:18; 32:16; Ul 4:13; 10:4). Menaati perintah-perintah ini membuka jalan bagi Israel untuk menanggapi Allah dengan benar selaku ucapan syukur karena pembebasan mereka dari Mesir; pada saat bersaman, ketaatan semacam itu dituntut agar bisa tetap tinggal di tanah yang dijanjikan (Ul 4:1,4;

lihat art. HUKUM PERJANJIAN LAMA).

  1. 1) Kesepuluh Hukum meringkas hukum moral Allah bagi Israel dan menguraikan tugas-tugas mereka kepada Allah dan sesama. Kristus dan para rasul memastikan bahwa, selaku ungkapan yang sah dari kehendak kudus Allah, perintah-perintah ini masih berlaku bagi orang percaya PB (Mat 22:37-39; Mr 12:28-34; Luk 10:27; Rom 13:9; Gal 5:14; bd. Im 19:18; Ul 6:5; 10:12; 30:6). Menurut ayat-ayat PB ini, Kesepuluh Hukum dapat disimpulkan sebagai kasih kepada Allah dan sesama; menaatinya bukanlah soal sekadar menaati peraturan-peraturan yang tampak tetapi juga menuntut tindakan hati

    (lihat cat. --> Ul 6:5).

    [atau ref. Ul 6:5]

    Jadi, hukum menuntut adanya kebenaran rohani batiniah yang terungkap dalam keadilan dan kekudusan yang tampak.
  2. 2) Hukum perdata dan hukum keupacaraan PL yang mengatur ibadah dan kehidupan sosial Israel

    (lihat art. HUKUM PERJANJIAN LAMA)

    tidak lagi mengikat orang percaya PB. Keduanya merupakan lambang dan bayangan dari hal-hal lebih baik yang akan datang; semuanya sudah digenapi di dalam Yesus Kristus (Ibr 10:1; bd. Mat 7:12; Mat 22:37-40; Rom 13:8; Gal 5:14; 6:2). Akan tetapi, hukum-hukum ini berisi prinsip-prinsip hikmat dan rohani yang dapat diterapkan pada semua angkatan

    (lihat cat. --> Mat 5:17).

    [atau ref. Mat 5:17]

(0.74) (Kel 20:14) (full: JANGAN BERZINAH. )

Nas : Kel 20:14

Hukum ketujuh yang melarang perzinaan (bd. Im 20:10; Ul 22:22) meliputi semua tindakan percabulan dan dosa seksual (Mat 5:27-32; 1Kor 6:13-20). Perzinaan (yaitu, ketidaksetiaan kepada pasangan hidup) demikian keji di hadapan Allah sehingga seluruh Alkitab mengutuknya. Mengenai perzinaan Alkitab mengajarkan:

  1. 1) Perzinaan melanggar hukum moral Allah sebagaimana terungkap dalam Kesepuluh Hukum.
  2. 2) Di dalam hukum PL, perzinaan dapat dihukum mati (Im 20:10; Ul 22:22).
  3. 3) Perzinaan membawa dampak yang permanen dan serius (2Sam 11:1-17; 2Sam 12:14; Yer 23:10-11; 1Kor 6:16-18); si pezina akan menanggung malu seumur hidupnya (Ams 6:32-33).
  4. 4) Perzinaan merupakan dosa yang sangat keji apabila dilakukan oleh pemimpin umat Allah. Apabila mereka melakukan dosa ini, maka hal itu sama dengan menghina Tuhan dan Firman-Nya (2Sam 12:9-10). Dengan ketidaksetiaannya dalam hubungan pernikahan, orang percaya kehilangan haknya untuk dipilih atau meneruskan kedudukan pemimpin Kristen

    (lihat art. SYARAT-SYARAT MORAL PENILIK JEMAAT).

    Perhatikan bagaimana di dalam PL perzinaan merajalela akibat pengaruh para nabi dan imam yang fasik (Yer 23:10-14; 29:23).
  5. 5) Perzinaan dan hubungan seks dengan siapa saja di antara pemimpin dan anggota umat Allah biasanya adalah akibat dari perzinaan rohani sebelumnya, yaitu ketidaksetiaan kepada Allah (Hos 4:13-14; 9:1;

    lihat art. KEMURTADAN PRIBADI).

  6. 6) Perzinaan berawal sebagai keinginan dalam hati sebelum terungkap dalam tindakan lahiriah. Nafsu jelas dipandang sebagai dosa dalam Alkitab (Ayub 31:1,7;

    lihat cat. --> Mat 5:28).

    [atau ref. Mat 5:28]

  7. 7) Perzinaan merupakan dosa yang demikian besar dan membawa akibat yang begitu hebat sehingga memberi hak kepada pihak yang tidak bersalah untuk minta cerai

    (lihat cat. --> Mat 19:9;

    lihat cat. --> Mr 10:11).

    [atau ref. Mat 19:9; Mr 10:11]

  8. 8) Kebejatan seks di kalangan gereja harus dihukum dan tidak boleh dibiarkan (1Kor 5:1-13).
  9. 9) Para pezina yang tidak bertobat tidak ikut mewarisi kerajaan Allah, yaitu mereka dipisahkan dari hidup dan keselamatan Allah (1Kor 6:9; Gal 5:19-21).
  10. 10) Perzinaan dan pelacuran merupakan istilah-istilah yang dipakai untuk memerikan gereja yang murtad serta kekejian yang dihasilkannya (Wahy 17:1-5;

    lihat cat. --> Wahy 17:1).

    [atau ref. Wahy 17:1]



TIP #35: Beritahu teman untuk menjadi rekan pelayanan dengan gunakan Alkitab SABDA™ di situs Anda. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA