Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 301 - 320 dari 856 ayat untuk Ucapan ilahi (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.10) (Yeh 36:27) (jerusalem: RohKu) Roh (embusan) Tuhan menciptakan dan menjiwai segala makhluk, Kej 1:2; 2:7+; Kej 6:17+. Iapun menyergap orang dan memberinya kekuatan yang lebih dari kekuatan insani, Kej 41:38; Kel 31:3; 1Sa 16:13; khususnya Roh itu mempengaruhi para Hakim, Hak 3:10; 6:34; 11:29; 13:25. Terutama pada zaman Mesias kelak Roh Tuhan, yaitu roh kenabian, akan dicurahkan Zak 4:6; 6:8, dan diberikan kepada semua orang berupa karunia-karunia istimewa, Bil 11:29; Yoe 2:28-29; Kis 2:16-21+. Tetapi secara lebih rahasia Roh ilahi menjadi penyebab pembaharuan batiniah yang menjadikan orang mampu melaksanakan Hukum Allah dengan saksama, Yeh 11:19; 36:26-27; 37:14; Maz 51:12 dst; Yes 32:15-19; Zak 12:10. Begitu Roh itu menjadi dasar perjanjian yang baru, Yer 31:31+; bdk 2Ko 3:6+. Laksana air yang menyuburkan Roh itu menumbuhkan buah kebenaran dan kekudusan, Yes 44:3; Yoh 4:1+. Buah-buah itu menjamin bagi manusia kasih karunia dan perlindungan dari Allah, Yeh 39:24,29; Mesiaslah yang akan mencurahkan Roh ilahi itu. Ia sendiri pertama-tama menerimanya guna melaksanakan karya penyelamatanNya, Yes 11:13; 42:1; 61:1; Mat 3:16+.
(0.10) (Mat 8:20) (jerusalem: Anak Manusia) Sebutan ini, Yoh 3:14+, hanya terdapat dalam keempat Injil, kalau Kis 7:56 dan Wah 1:13; Wah 14:14 dikecualikan. Sudah pasti bahwa Yesus sendiri sungguh-sungguh mengetrapkan sebutan itu pada diriNya dan mengutamakannya dari gelar-gelar yang lain. Ada kalanya Yesus menggunakan sebutan Anak Manusia dalam membicarakan perendahanNya, Mat 8:20; Mat 11:19; Mat 20:28, khususnya sengsaraNya, Mat 17:22, dll., dan juga dalam menggambarkan kemenanganNya yang akhir, yaitu kebangkitanNya, Mat 17:9, kedatanganNya yang mulia, Mat 24:30, dan penghakiman, Mat 25:31. Sebutan itu diambil dari bahasa Aram di mana dipakai sehubungan dengan Penyelamat, sedangkan aslinya hanya berarti "manusia", Yeh 2:1. Sebutan yang sedikit ganjil itu menarik perhatian orang kepada kerendahan dan sifat manusiawi Yesus. Tetapi sebutan itu oleh Dan 7:13 dan kesusasteraan Apokaliptik Yahudi (buku Henokh) selanjutnya diterapkan juga pada seorang tokoh ilahi dan sorgawi yang menerima dari Allah pemerintahan (kerajaan) ilahi di akhir zaman. Maka sebutan Anak Manusia dengan cukup jelas kalaupun samar-samar, bdk Mat 13:13+; Mar 1:34+, menyarankan ciri hakiki martabat Yesus sebagai Mesias. Keterangan tegas di hadapan Mahkamah Agama, Mat 26:64+, menghilangkan segala kegelapan dan keraguan dari sebutan itu.
(0.10) (Flp 2:7) (jerusalem: mengosongkan diriNya) Ini tidak mengenai inkarnasi sendiri, melainkan caranya inkarnasi terwujud. Apa yang dengan rela ditinggalkan Kristus dengan menjadi manusia bukanlah hakikat ilahiNya, melainkan kemuliaan yang merupakan hakNya dan dimilikiNya dalam kepra-adaanNya, bdk Yoh 17:5; pada diriNya kemuliaan ilahi itu juga memancar dari kemanusiaanNya (bdk Yesus yang dimuliakan di atas gunung, Mat 17:1-8 dsj). Kristus menanggalkan kemuliaan itu untuk hanya menerimanya dari Bapa, (bdk Yoh 8:50,54) sebagai ganjaran korbanNya, Fili 2:9-11
(0.10) (Bil 16:1) (sh: Ancaman terhadap kesatuan (Kamis, 28 Oktober 1999))
Ancaman terhadap kesatuan

Hari ini bangsa Indonesia diingatkan akan komitmen persatuan yang diikrarkan tujuh puluh satu tahun yang lalu dalam "Sumpah Pemuda" yaitu: bertanah air, berbangsa, dan berbahasa satu, yaitu Indonesia. Namun terasa semakin jauh dari terwujudnya ikrar ini bila melihat berbagai peristiwa yang terjadi. Dalam bacaan ini kita pun melihat bagaimana Korah, Datan, dan Abiram, ketiganya orang Ruben, beserta 250 orang pengikutnya memberontak terhadap Musa dan Harun. Mereka telah menentang otoritas Ilahi: (ayat Ucapan+ilahi&tab=notes" ver="">1) merendahkan pemimpin pilihan Allah dan meninggikan diri sendiri; (ayat 2) memprovokasi rakyat dengan pertemuan-pertemuan rahasia; (ayat Ucapan+ilahi&tab=notes" ver="">3) memberikan korban persembahan ukupan yang bukan haknya.

Pemimpin pilihan Allah. Musa dan Harun adalah pemimpin pilihan Allah. Segala sesuatu yang difirmankan Allah untuk disampaikan kepada umat melalui mereka memiliki otoritas Ilahi. Tidak menaati mereka berarti memberontak untuk tidak menaati Allah. Hal ini akan mendatangkan hukuman. Kecenderungan manusia adalah menjadi pemimpin dan tidak mau dipimpin, sekalipun oleh Allah.

Renungkan: Bagaimanakah sikap kita selama ini kepada para pemimpin rohani kita, yakni para hamba Tuhan yang telah dipilih-Nya sebagai gembala bagi domba-domba-Nya?

(0.10) (Hak 18:1) (sh: Butuh tempat untuk didiami. (Selasa, 4 November 1997))
Butuh tempat untuk didiami.

Betapa malang bangsa yang tidak memiliki pemimpin atau pemimpinnya tidak benar. Itulah dialami Israel di zaman Hakim-hakim. Tidak ada pemimpin yang mampu membimbing rakyat ke dalam kehidupan yang adil dan makmur. Sekelompok orang suku Dan menderita, tidak memiliki tanah. Mereka berkelana mencari tempat berdiam. Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, kita perlu berdoa dan mengupayakan agar kepemimpinan bangsa kita dapat berkelanjutan dalam prinsip yang benar dan takut akan Tuhan. Pemimpin yang baik adalah karunia besar dari Tuhan untuk suatu bangsa.

Ingin tahu kehendak Allah? Sungguhkah orang Dan itu mencari kehendak Allah? Sungguhkah jawab yang diberikan imam bayaran itu berasal dari Allah? Jawab atas kedua pertanyaan itu jelas: tidak! Kisah ini mempertegas fakta bahwa manusia memang memerlukan Tuhan. Itu sebabnya orang berdoa, beragama, dlsb. Betapa pun murtadnya manusia dari Allah, tetap hatinya memerlukan terang ilahi. Terang dan kuat ilahi itu hanya dapat ditemui manusia di dalam Yesus Kristus, Firman yang hidup.

Renungkan: Jangan turuti kecenderungan hati. Hati manusia penipu adanya, condong pada dusta.

(0.10) (Mzm 66:1) (sh: Memurnikan perak. (Selasa, 28 April 1998))
Memurnikan perak.

Untuk lebih terjurus, judul senada Mazmur ini diberikan dalam terjemahan lain yaitu Lagu Syukur atas pembebasan ilahi dari Sennacherib. Itu menunjukkan kemuliaan Allah yang menang atas musuh kejam. Allah yang berperang bagi umat-Nya. Pemazmur mengisyaratkan bahwa Allah pernah dengan sengaja menguji (bukan mencobai) umat-Nya. Apa maksud-Nya? Pastikanlah dari ayat Ucapan+ilahi&tab=notes" ver="">10. Anda kena jaring? (ayat Ucapan+ilahi&tab=notes" ver="">11). Kepala Anda dilangkahi orang? Anda dihanguskan atau ditenggelamkan? (ayat Ucapan+ilahi&tab=notes" ver="">12). Ia biarkan musuh Anda menghina Anda, lalu Ia bebaskan Anda. Supaya apa?

Sela, sela, sela. Ungkapan favorit ini dapat diartikan sebagai rehat, istirahat, berhenti sejenak dan renungkan kebenaran itu! Kata sela hampir selalu dipakai untuk menarik perhatian kita kepada ungkapan penting, keagungan kasih karunia Allah. Di sekujur tubuh mazmur ada perwujudan atau manifestasi Kekuatan Ilahi yang harus diakui manusia. Baca ayat Ucapan+ilahi&tab=notes" ver="">4, 7, dan 16, lalu bisikkan sela dengan jelas dan penuh penghayatan. Ketika di bagian sela, berhentilah sebentar! Ulangi pernyataan yang baru dibaca! Renungkan apakah terdapat informasi mengenai Allah, kemenangan dan pertolongan-Nya, sikap yang harus diambil sesuai dengan tuntutan kebenaran itu, apa yang harus Anda buat untuk melaksanakan tekad atau sikap itu! Bertindaklah maju!

(0.10) (1Kor 16:1) (sh: Belajar berbagi kehidupan. (Sabtu, 1 November 1997))
Belajar berbagi kehidupan.

Gereja lahir karena kasih Allah dalam Kristus. Kasih ilahi itu harus terpancar sebagai ciri utama Gereja Tuhan. Bila kasih antar kekasih, sahabat, atau keluarga dirasa kuat untuk diungkapkan, lebih lagi kasih ilahi. Kasih itu sedemikian kuat dan konkrit sehingga jemaat purba rela berbagi harta yang mereka terima dari Tuhan (Kis. 2:44,45). Mereka berbuat demikian karena sadar, sudah selayaknyalah sesama milik Kristus saling meringankan beban.

Perlu pengaturan yang baik. Apa kecenderungan sikap dan tindakan kita dalam memberikan persembahan? Apakah kita sering ayal-ayalan? Kadang kita dengar berbagai penyalahgunaan persembahan. Untuk membina jemaat memberikan persembahan yang baik, Paulus memberi nasihat berikut. Berikan sebagian harta yang telah dikaruniakan Tuhan sebagai persembahan secara teratur setiap Minggu (ayat Ucapan+ilahi&tab=notes" ver="">2). Peruntukkan persembahan itu bagi kepentingan kehidupan jemaat Tuhan dan kirimkan utusan yang dapat dipercaya dengan surat untuk menyerahkannya.

Renungkan: Persembahan adalah milik Tuhan, jangan bersikap atau bertindak salah terhadap milik Tuhan itu!

Doa: Ajarku Tuhan memberi persembahan dengan kesungguhan hati.

(0.10) (Ef 1:15) (sh: Kekayaan rohani di dalam Kristus (Minggu, 2 November 2003))
Kekayaan rohani di dalam Kristus

Dalam doa Paulus ini kita menemukan berkat-berkat atau kekayaan ilahi yang Paulus inginkan agar dinikmati oleh orang-orang yang bertobat, yang beriman dan yang sudah berada di dalam Kristus. Akan tetapi, berkat-berkat atau kekayaan ilahi tersebut tidak dapat dipahami secara alamiah. Artinya, setiap orang memerlukan Roh yang menyatakan kebenaran firman dan yang kemudian memberi hikmat untuk memahaminya dan menerapkannya. Roh juga memberikan kuasa, kesanggupan, untuk mempraktikkan kebenaran. Paulus juga meminta dalam doanya agar Allah menjadikan mata hati jemaat terang dan terbuka untuk melihat empat kenyataan rohani yaitu agar jemaat dapat mengenal Allah (ayat Ucapan+ilahi&tab=notes" ver="">17b); agar jemaat mengenal panggilan Allah (ayat Ucapan+ilahi&tab=notes" ver="">18a); agar jemaat mengetahui kekayaan Allah (ayat Ucapan+ilahi&tab=notes" ver="">18b); agar jemaat dapat mengenal kuasa Allah (ayat Ucapan+ilahi&tab=notes" ver="">19-23). Mata hati di sini berarti batin manusia yang meliputi perasaan, pikiran, dan kemauan. Kepada kita ahli-ahli waris-Nya, Allah menunjukkan kasih-Nya, menjanjikan suatu masa depan yang indah. Allah memberikan dorongan kepada kita untuk hidup dengan penuh pengharapan (ayat Ucapan+ilahi&tab=notes" ver="">19). Paulus ingin agar jemaat mengenal Tuhan dan kuasa kebangkitan-Nya. Itulah yang kini menjadi pusat perhatian doa Paulus.

Renungkan: Apakah Anda mau mengenal Allah, panggilan Allah, kekayaan Allah dan kuasa Allah melalui pengalaman hidup Anda? Terapkanlah fungsi Anda sebagai tubuh Kristus.

(0.09) (1Kor 15:45) (jerusalem: makhluk yang hidup) Harafiah: jiwa yang hidup. Sesuai dengan tradisi alkitabiah "jiwa" (Yunani: psikhe; Ibrani: nefesy, Kej 2:7) dalam pandangan Paulus adalah prinsip kehidupan yang menjiwai tubuh manusia, 1Ko 15:45. Ia merupakan "hidup" tubuh. Rom 16:4; Fili 2:30; 1Te 2:8; bdk Mat 2:20; Mar 3:4; Luk 12:20; Yoh 10:11; Kis 20:10, dll, atau "jiwanya yang hidup", 2Ko 1:23 (terj.: aku); ada kalanya "jiwa" berarti seluruh manusia, Rom 2:9; 13:1; 2Ko 12:15; Kis 2:41,43, dll. Tetapi jiwa itu hanya sebuah prinsip alamiah, 1Ko 2:14; bdk Yud 19, yang harus menyingkir terhadap "pneuma" (roh), supaya manusia menemukan hidup ilahi. Penggantian itu yang sudah dimulai selagi orang hidup di dunia ini berkat karunia ialah Roh Kudus, Rom 5:5+; bdk 1Ko 1:9+, sepenuhnya terwujud setelah orang meninggal dunia. Para filsuf Yunani mengharapkan bahwa jiwa tertinggi (nous) hidup terus dalam kebakaan, setelah akhirnya sama sekali dibebaskan dari tubuh. Tetapi agama Kristen hanya dapat memikirkan suatu kebakaan yang menyangkut pemulihan seluruh manusia, yaitu dengan dibangkitkannya tubuh oleh Roh Kudus, ialah sebuah prinsip ilahi yang diambil Allah dari manusia akibat dosanya, Kej 6:3; prinsip ilahi itu dikembalikan kepada manusia melalui persatuannya dengan Kristus yang dibangkitkan, Rom 1:4+; Rom 8:11+, yaitu Manusia sorgawi dan roh yang menghidupkan, 1Ko 15:45-49. Selanjutnya tubuh tidak hidup lagi "berjiwa", tetapi "berRoh" dan karenanya tidak fana lagi dan tidak dapat mati, 1Ko 15:53; tubuh menjadi mulia, 1Ko 15:43; bdk Rom 8:18; 2Ko 4:17; Fili 3:21; Kol 3:4, bebas dari ikatan jasmaniah seperti ada di dunia ini, Yoh 20:19,26, dan rupa tubuh juga berlainan sekali dari rupanya di dunia ini, Luk 24:16. Dengan arti lebih luas "jiwa" (psikhe) diperlawankan dengan tubuh dan dianggap pokok-pangkal budi pekerti dan perasaan, Fili 1:27; Efe 6:6; Kol 3:23; bdk Mat 22:37 dsj; Mat 26:38 dsj; Luk 1:46; Yoh 12:27; Kis 4:32; 14:2; 1Pe 2:1, dll (kalau demikian artinya kerap diterjemahkan dengan kata Indonesia: hati); bahkan "jiwa" dapat juga berarti: jiwa rohani yang tidak dapat mati, Mat 10:28,39 dsj; Kis 2:27; Yak 1:21; 5:20; 1Pe 1:9; Wah 6:9, dll.
(0.09) (Ibr 9:15) (sh: Keajaiban dan misteri anugerah Ilahi (Senin, 1 Mei 2000))
Keajaiban dan misteri anugerah Ilahi

Yesus Kristus adalah satu-satunya Pengantara dari suatu perjanjian baru. Sebab hanya darah dan kematian-Nya yang telah berhasil mengerjakan apa yang tidak mampu dikerjakan oleh para imam dan korban persembahan di dalam perjanjian lama (14). Walaupun bukan suatu hal baru bagi Allah, bagi manusia merupakan perjanjian baru. Dalam sejarah manusia, perjanjian baru menggantikan dan melebihi perjanjian lama yang diberikan melalui perantaraan Musa. Transisi dari Musa kepada Yesus menandai transisi dari prinsip usaha manusia ke prinsip anugerah.

Ada 2 berkat yang diberikan oleh perjanjian baru. Pertama, membebaskan manusia dari penghukuman akibat pelanggaran hukum Allah. Ini tidak dapat dilakukan secara sempurna oleh persembahan korban hewan. Dengan demikian, perjanjian yang baru memberikan penawar racun ampuh bagi dosa manusia. Keampuhan berkat ini juga mengatasi dimensi waktu. Sebab mereka yang hidup sebelum Yesus namun percaya kepada janji Allah, akan menerima berkat yang sama. Kedua, perjanjian ini memberikan bagian yang kekal yang dijanjikan yaitu tanah surgawi. Ini diperuntukkan khusus kepada orang-orang yang sudah dipanggil. Melalui perjanjian ini, tujuan Illahi atas seluruh ciptaan dibawa kepada penggenapannya secara sempurna (lih. Why. 7:9). Apa yang membuat pengorbanan Kristus demikian sempurna dan ajaib? Bukankah perjanjian baru juga mempersembahkan korban tebusan dan penghapusan dosa bagi banyak orang (17-22)? Inilah keajaiban dan misteri anugerah Ilahi. Anak Allah yang seharusnya tidak mengalami kematian, harus mengalami kematian. Sebagai korban bagi sesama-Nya, bangkit, dan menyatukan manusia dengan diri-Nya sendiri, agar mereka dapat menikmati berkat yang kekal. Karena itu pula Ia hanya perlu menghadap Allah dan mempersembahkan diri-Nya satu kali. Ini juga bersesuaian dengan 'nasib' akhir manusia yaitu diadili oleh Hakim Agung setelah kematiannya. Setelah itu Ia akan datang kedua kalinya untuk menjemput umat-Nya dan membawanya kepada keselamatan kekal (28).

Renungkan: Tidak ada yang dapat dilakukan manusia untuk membalas anugerah-Nya ajaib dan penuh misteri. Namun hal terkecil yang bisa kita lakukan adalah membuka 'misteri' kehidupan kita di hadapan-Nya dan menjalani hidup yang sesuai dengan keajaiban anugerah-Nya.

(0.09) (Kel 20:5) (ende)

Dalam kitab Sutji atjap kali Tuhan disebut "tjemburu" atau "iri hati". Ini gambaran manusiawi untuk melukiskan tjintakasih Tuhan jang agung tanpa banding terhadap umatNja, serta mengutamakan tuntutanNja, supaja manusia mendjawab kasih ilahi itu dengan menjerahkan diri utuh-utuh kepada Tuhan.

Tuhan membalas dosa-dosa para bapa pada keturunan mereka. Maksud penulis: perbuatan-perbuatan manusia mempengaruhi baik atau buruk atas orang-orang sekitarnja dan seluruh masjarakat. Demikianlah halnja teristimewa dalam persatuan religieus umat Israel jang seerat itu, jang harus menjalurkan tradisi Sutji Hukum tuhan turun-temurun.

Dosa bukanlah soal perseorangan semata-mata, dan beserta dosanja djuga hukumannja dilandjutkan dalam keturunan manusia (Bandingkan Kej 3: Disini dilukiskan dosa warisan nenek-mojangnja).

Teranglah sudah, bahwa Tuhan hanja mempersalahkan dosa, jang disetudjui orang dengan sadar dan bebas merdeka.

(0.09) (Bil 5:11) (ende)

Undang-undang ini mengatur suatu adat kuno jang diketemukan pada banjak bangsa dan merupakan tachajul belaka. Djika dalam salah satu perkara (disini djinah), halnja tidak dapat dibuktikan, maka keputusan diserahkan kepada Allah (dewa). Dengan djalan tertentu orang mentjari suatu pernjataan ilahi, jang menjatakan orang jang ditjurigai salah atau benar. Tetapi ada perbedaan antara bangsa-bangsa lain dan Israil. Pada bangsa-bangsa lain Allah (dewa) harus menjatakan bahwa orang jang ditjurigai itu sebenarnja tidak salah. Akibatnja banjak orang jang tidak salah kena hukuman. Tetapi di Israil Allah harus menjatakan orang itu salah. Bila tidak ada pernjataan, maka orang itu dianggap tidak salah. Dengan demikian pasti dihindarkan orang jang tidak bersalah dihukum, tetapi kiranja banjak orang jang sesungguhnja bersalah terluput dari hukuman.

(0.09) (Ul 2:34) (ende)

Begitu pula kutuk-pembasmian (cherem) merupakan unsur jang termasuk "perang kudus". Dari sebab kemenangannja ditjapai dengan kekuatan ilahi: maka barang djarahan-djarahannjapun entah sebagian entah seluruhnja diserahkan kepada Allah sebagai persembahan. Barang itu tidak boleh dipergunakan oleh manusia: maka dimusnahkan.

Hal serupa itu kita djumpai pula pada bangsa-bangsa lainnja: djuga dengan alasan religius. Ketjuali itu ada pula alasan-alasan kemiliterannja: jakni: kota-kota jang telah direbut itu tidak dapat terus-menerus diduduki; maka adalah berbahaja kalau kota-kota itu dibiarkan utuh sadja sebab ada kemungkinan timbul serangan dari belakang. Kutuk-pembasmian ini mempunjai arti sedjarahnja didalam masa berat selama perlawanan-perlawanan pertama di Kanaan. Sebagai tjontoh jang klasik ialah penaklukan kota Jeriko (Yos 6; 7).

(0.09) (Mat 24:1) (ende)

Dalam bab 24 Mat 24 ini Jesus mendjawab dua pertanjaan murid-muridnja, jang pertama bilamana kerobohan Jerusalem akan terdjadi, dan jang kedua, tanda-tanda manakah akan menundjuk achir zaman mendatang. Jesus memberi beberapa pemjataan, tetapi tidak selalu terang pernjataan mana mengenai kerobohan Jerusalem dan mana kedatangan Kristus sebagai hakim diachir zaman. Boleh dikatakan pula, bahwa Jesus mengambil kerobohan Jerusalem sebagai pelambang kerobohan dunia.

Diantara nubuat-nubuat ada pula jang sangat umum, jaitu mengenai kesulitan-kesulitan dan kesengsaraan jang akan dialami umat Kristus sepandjang segala zaman. Djelas sekali bahwa Jesus bukan hendak membuka rahasia-rahasia supaja diketahui, melainkan hanja memberi peringatan-peringatan dan nasehat-nasehat bagi murid-murid dan seluruh umat untuk selama-lamanja, supaja tetap siap-sedia untuk menghadap pengadilan Ilahi. Dan tidak kurang supaja mereka selalu dengan teguh imannja dan tabah hati bertahan dalam segala kesukaran dan penganiajaan jang akan mereka hadapi karena agamanja.

(0.09) (1Kor 13:12) (ende)

Pengetahuan kita, djuga dilapangan rohani-ataskodrati, adalah samar-samar dan dangkal sadja, sebab kita melihat bajangan Allah seperti kelihatan pada machluk sadja. Dan wahju Allah pula disampaikan kepada kita dalam bentuk bahasa manusiawi, jang tidak mungkin menggambarkan agak tepat dan utuh dunia Ilahi dengan rahasia-rahasianja.

Kemudian kita akan memandang Allah sendiri, dan akan melihat dan mengenal didalam Allah wudjud dan sifat-sifat segalanja jang ada. Dan kita akan melihat Allah "dari muka kemuka", jang menurut maksud ungkapan Kitab Kudus bertjorak Ibrani ini, berarti saling memandang dan mengenal dengan segala kemesraan. Hendaklah disini kita perhatikan, bahwa dalam bahasa Kitab Kudus "dikenal (oleh Allah) berarti "diindahkan dan ditjintai". Demikian "mengenal Allah" disini berarti "melihat dan mentjintai Allah". Didalam kehidupan abadi pengetahuan dan tjinta melebur mendjadi suatu kesatuan sempurna berdasarkan tjinta.

(0.09) (Kel 15:26) (full: AKU TUHANLAH YANG MENYEMBUHKAN ENGKAU. )

Nas : Kel 15:26

Jikalau orang Israel sungguh-sungguh mendengarkan dan menaati Allah, Ia tidak akan membiarkan salah satu penyakit atau tulah yang dikenakan-Nya kepada orang Mesir menimpa mereka. Janji ini menunjukkan bahwa Allah lebih ingin menyembuhkan umat-Nya daripada menimpakan penyakit dan kesusahan atas mereka (juga lih. Kel 23:25; Ul 7:15; Mazm 103:3; 107:20; Yeh 18:23,32; Yeh 33:11). Mengenai janji Allah untuk menyembuhkan di bawah perjanjian yang baru

lihat art. PENYEMBUHAN ILAHI.

(0.09) (Im 19:2) (full: KUDUSLAH KAMU. )

Nas : Im 19:2

Karena umat Allah harus menjadi seperti Dia, Dia memanggil mereka untuk mengungkapkan tabiat ilahi-Nya dengan memisahkan diri dari kebiasaan-kebiasaan fasik dan dosa bangsa-bangsa di sekeliling dan dengan melayani Dia di dalam kasih dan kebenaran

(lihat cat. --> Im 11:44).

[atau ref. Im 11:44]

Panggilan kepada kekudusan ini pertama diberikan kepada Adam dan Hawa yang diciptakan menurut gambar Allah untuk mencerminkan sifat Allah (Kej 1:26). Setiap angkatan orang percaya harus menjadi "penurut-penurut Allah" (Ef 5:1) dan "Kuduslah kamu, sebab Aku, Tuhan Allahmu, kudus " (bd. Mat 5:48; Rom 12:1-2;

lihat art. PENGUDUSAN, dan

lihat art. PEMISAHAN ROHANI ORANG PERCAYA).

(0.09) (Im 26:14) (full: JIKALAU KAMU TIDAK MENDENGARKAN DAKU. )

Nas : Im 26:14

Pasal Im 26:1-46 menyatakan penderitaan, kesedihan, dan sakit hati Allah ketika Dia meratapi kenyataan bahwa Dia mungkin terpaksa harus menghukum umat yang ditebusnya. Apabila mereka, tanpa merasa terima kasih sama sekali, menolak kasih-Nya dan tidak bersedia menjadikan Dia Allah mereka, maka mau tak mau Ia harus mendatangkan kesusahan dan malapetaka atas mereka. Janji-janji dan peringatan-peringatan Tuhan diucapkan dari kedalaman kasih ilahi dan dengan keinginan yang sungguh-sungguh agar disiplin dan hukuman seperti itu tidak akan pernah perlu dijatuhkan pada umat pilihan-Nya (baca pula pasal Ul 28:1-30:20).

(0.09) (Ul 5:2) (full: PERJANJIAN. )

Nas : Ul 5:2

Keselamatan Israel merupakan suatu karunia ilahi yang diberikan sesuai dengan perjanjian Allah bahwa Ia akan mengangkat bangsa Israel sebagai anak-anak-Nya supaya memelihara dan memberkati mereka, sehingga mereka dapat tinggal lama di tanah yang diberikan Allah kepada mereka (Ul 4:40); sebagai tanggapan penuh syukur Israel diharapkan menerima Allah sebagai Tuhan mereka untuk disembah, dikasihi, dihormati, dan ditaati dalam iman yang hidup. Untuk pembahasan mengenai perjanjian Allah dengan Israel

lihat art. PERJANJIAN ALLAH DENGAN BANGSA ISRAEL;

dan

lihat art. PERJANJIAN ALLAH DENGAN ABRAHAM, ...;

untuk pembahasan mengenai perjanjian yang mengikat orang percaya di dalam Kristus

lihat cat. --> Luk 22:20;

[atau ref. Luk 22:20]

lihat art. PERJANJIAN LAMA DAN PERJANJIAN BARU.

(0.09) (Hak 10:7) (full: BANGKITLAH MURKA TUHAN. )

Nas : Hak 10:7

Murka atas dosa dan kejahatan adalah sifat yang berhubungan erat dengan Allah

(lihat art. SIFAT-SIFAT KHAS ALLAH).

Murka Allah adalah ungkapan dari kebaikan dan kasih-Nya akan kebenaran. Ketika orang percaya menyatakan kemarahan terhadap dosa, kekejaman, kejahatan, dan ketidakadilan, hal itu tidak salah, karena itu berarti mereka mengambil bagian dalam tabiat ilahi dan berperan serta dalam kasih Allah akan kebenaran dan kebencian-Nya terhadap kejahatan (lih. Mr 3:5;

lihat cat. --> Rom 1:18;

lihat cat. --> Ibr 1:9).

[atau ref. Rom 1:18; Ibr 1:9]



TIP #25: Tekan Tombol pada halaman Studi Kamus untuk melihat bahan lain berbahasa inggris. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA