Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 2041 - 2060 dari 2146 ayat untuk Aku juga AND book:[1 TO 39] (0.004 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.15) (Mi 4:6) (sh: Pemulihan bagi kerajaan-Nya (Minggu, 17 Desember 2000))
Pemulihan bagi kerajaan-Nya

Pemulihan bagi kerajaan-Nya. Mungkinkah dari Sion akan keluar pengajaran dan dari Yerusalem akan keluar firman Tuhan, jika bangsa Israel masih tercerai- berai dan Yerusalem masih menjadi reruntuhan? Mungkin! Sebab Allah sendiri akan mengumpulkan kembali bangsa Israel yang sudah terpencar. Ini merupakan janji yang diberikan kepada bangsa yang sudah cacat, mengalami disintegrasi, kehilangan rasa solidaritas, dan keamanan sebagai dasar kehidupan yang normal karena penghukuman-Nya. Janji itu merupakan intervensi Illahi untuk mengubah secara drastis keadaan bangsa Israel agar dapat kembali memiliki status sebagai sebuah bangsa (7-8).

Janji itu tidak akan membatalkan atau menghentikan hukuman mereka secara tiba-tiba. Mereka yang telah meninggalkan Yahweh pemimpin sejati mereka dan lebih percaya kepada manusia (9) akan tetap mengalami kesakitan, bahkan hal-hal yang lebih buruk masih akan menimpa mereka (10). Yerusalem akan hancur. Penduduknya harus kehilangan kenikmatan dan keamanan yang diberikan kota itu, mereka harus beradaptasi dengan cara hidup yang berbeda. Mereka harus rela tidur di kemah-kemah sepanjang jalan menuju Babel. Mereka pun dihina oleh bangsa-bangsa lain (11). Pengharapan seakan sirna. Namun di ujung penderitaan yang panjang itu, mereka akan melihat secercah sinar pengharapan dari Allah. Allah akan membuatnya kembali menjadi bangsa yang kuat yang akan menghancurkan musuh-musuhnya dan merampas barang-barangnya untuk dipersembahkan kepada Allah (12-14). Pemulihan ini bukan semata- mata demi kebaikan bangsa Israel tetapi demi terealisasinya rencana Allah bagi seluruh ciptaan-Nya (lihat Aku+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">4:2-3).

Renungkan: Bukankah kita juga sudah mengalami pemulihan luar biasa yang dikerjakan oleh Allah? Apa yang dapat Anda kontribusikan bagi perealisasian kerajaan Allah di dunia ini?

Bacaan untuk Minggu Advent 3

Yesaya 61:1-4, 8-11

1Tesalonika 5:16-24

Yohanes 1:6-8, 19-28

Lukas 1:46b-55

Lagu: Kidung Jemaat 408

(0.15) (Mi 7:8) (sh: Nyanyian kemenangan orang yang mengandalkan Tuhan (Jumat, 22 Desember 2000))
Nyanyian kemenangan orang yang mengandalkan Tuhan

Nyanyian kemenangan orang yang mengandalkan Tuhan. Ada 2 macam orang berdosa. Pertama, orang yang berdosa namun tidak mau menyadari keberdosaannya dan tidak mau berbalik kepada Allah. Kedua, orang berdosa yang menyadari keberdosaannya dan mau berbalik kepada Allah. Bangsa Israel adalah orang berdosa jenis pertama, sedangkan Mikha adalah orang berdosa jenis yang kedua. Mikha sadar bahwa ia patut menerima kemarahan Tuhan (9). Orang saleh juga akan menderita ketika masyarakat yang bobrok dimana ia tinggal menjadi porak poranda. Walaupun ia tidak ikut serta dalam kejahatan masyarakat, ia tetap harus memikul tanggung jawab tertentu atas apa yang telah terjadi di dalam masyarakat.

Mikha menerima semua yang menimpanya sebagai suatu keadilan. Ia tidak putus harapan pada saat orang di sekitarnya mencemooh dia karena amarah Tuhan yang sedang menimpanya. Ia tidak takut sekalipun ia jatuh dan duduk dalam kegelapan. Ia hidup di dalam zaman dimana bangsanya di ambang kehancuran. Masyarakat Israel yang korup akan segera dihancurkan dan mereka yang masih hidup akan diangkut sebagai tawanan ke negara Asyur. Segala sesuatu di sekitar Mikha tampaknya hancur berantakan. Sangat sulit bagi Mikha untuk percaya bahwa suatu hari kelak pagar tembok kotanya akan dibangun kembali dan wilayah negaranya akan menjadi lebih luas (11). Namun ia tetap yakin bahwa Allah sang Hakim Agung akan menjadi pengacara dia dan membela perkaranya dan bangsanya. Pada akhirnya ia akan menang bersama Tuhan. Kemurahan Allah dan kesadaran Mikha sebagai orang berdosa yang membutuhkan anugerah pengampunan-Nya akan menjadikan ia orang yang menang karena Tuhan. Ia tidak hanya akan menerima pengampunan dari Allah namun para musuhnya pun nantinya akan mengakui kebenarannya (12).

Renungkan: Tetaplah setia dan yakin kepada Allah ketika kegelapan menimpa kita. Ketika Ia tampil semua kerajaan di dunia akan menjadi kerajaan Allah dan Kristus menjadi Rajanya. Pengharapan kita adalah walaupun sekarang kegelapan meliputi kita, ada kepastian bahwa kerajaan Allah akan segera hadir. Biarlah kita seperti Mikha yang berkata dalam pengharapannya `akan datang suatu hari bahwa pagar tembokmu akan dibangun kembali'.

(0.15) (Hab 2:1) (sh: Bumi yang sunyi (Kamis, 19 Desember 2002))
Bumi yang sunyi

Bumi yang sunyi.
Menanti. Mungkin itulah yang menjadi pekerjaan manusia seumur hidupnya. Habakuk berdiam diri. Surga sunyi, bumi pun sunyi. Ia hanya bisa melihat, memperhatikan, menanti datangnya pencerahan. Tuhan pun angkat bicara. Suatu kepastian tiba: orang benar akan hidup oleh iman. Kebenaran itu bukan sekadar satu pemahaman, namun tindakan, kebergantungan penuh kepada Allah. Orang-orang tertindas memang lemah, mereka tidak berdaya. Namun, kala mereka beriman kepada Allah, maka kehidupan yang benar semacam itu akan menyelamatkan mereka – Allah siap sedia menjaga.Kesunyian dibalas oleh Allah dengan nyanyian-nyanyian, lima kutukan bagi Babel. Pertama, celaka bagi mereka yang meraup harta orang secara tak jujur (ayat 6-8). Para penjarah ini tak kenal belas kasih, kadang menyita harta milik seorang yang berhutang secara prematur begitu saja tanpa peri kemanusiaan lagi. Peringatan telah datang kepada mereka bahwa sisa-sisa korban yang tak berdaya akan bangkit dan menjadi pemenang. Kejahatan akan dibalaskan.

Kedua, celaka bagi mereka yang melakukan eksploitasi untuk kepentingan dirinya atau kepentingan dinastinya (ayat 9-11). Orang-orang semacam ini membahayakan hidup orang lain. Ketidakadilan menempel pada diri mereka, bahkan batu-batu rumah pun meminta kebenaran! Ketiga, ada pula orang-orang yang menyebarkan kekerasan (ayat 12-14). Kecelakaan juga akan menimpa mereka. Sebaliknya, pengetahuan akan kemuliaan Allah terpatri akan memenuhi bumi. Pengetahuan ini bukan teoretis sifatnya, namun aktual secara penuh dalam segala keadaan nyata. Kehidupan sepenuhnya akan memancarkan sifat-sifat kemuliaan Allah yang kudus dan adil. Kedamaian akan bertakhta. Keempat, kutuk akan datang kepada mereka yang meninggikan diri dengan mempermalukan orang lain (ayat 15-17). Terakhir, para penyembah berhala akan mendapatkan celaka. Mereka bicara kepada berhala-berhala yang bisu. Sebaliknya, seluruh bumi seharusnya diam. Allah telah berbicara!

Renungkan:
Allah ada di surga, dan kita di bumi. Dalam keheningan dan kesunyian batinlah suara Ilahi datang menyapa kita.

(0.14) (Kel 20:2) (full: KESEPULUH FIRMAN. )

Nas : Kel 20:2

Kesepuluh hukum yang tercatat di sini (bd. Ul 5:6-21), ditulis oleh Allah sendiri di atas dua loh batu dan diberikan kepada Musa dan bangsa Israel (Kel 31:18; 32:16; Ul 4:13; 10:4). Menaati perintah-perintah ini membuka jalan bagi Israel untuk menanggapi Allah dengan benar selaku ucapan syukur karena pembebasan mereka dari Mesir; pada saat bersaman, ketaatan semacam itu dituntut agar bisa tetap tinggal di tanah yang dijanjikan (Ul 4:1,4;

lihat art. HUKUM PERJANJIAN LAMA).

  1. 1) Kesepuluh Hukum meringkas hukum moral Allah bagi Israel dan menguraikan tugas-tugas mereka kepada Allah dan sesama. Kristus dan para rasul memastikan bahwa, selaku ungkapan yang sah dari kehendak kudus Allah, perintah-perintah ini masih berlaku bagi orang percaya PB (Mat 22:37-39; Mr 12:28-34; Luk 10:27; Rom 13:9; Gal 5:14; bd. Im 19:18; Ul 6:5; 10:12; 30:6). Menurut ayat-ayat PB ini, Kesepuluh Hukum dapat disimpulkan sebagai kasih kepada Allah dan sesama; menaatinya bukanlah soal sekadar menaati peraturan-peraturan yang tampak tetapi juga menuntut tindakan hati

    (lihat cat. --> Ul 6:5).

    [atau ref. Ul 6:5]

    Jadi, hukum menuntut adanya kebenaran rohani batiniah yang terungkap dalam keadilan dan kekudusan yang tampak.
  2. 2) Hukum perdata dan hukum keupacaraan PL yang mengatur ibadah dan kehidupan sosial Israel

    (lihat art. HUKUM PERJANJIAN LAMA)

    tidak lagi mengikat orang percaya PB. Keduanya merupakan lambang dan bayangan dari hal-hal lebih baik yang akan datang; semuanya sudah digenapi di dalam Yesus Kristus (Ibr 10:1; bd. Mat 7:12; Mat 22:37-40; Rom 13:8; Gal 5:14; 6:2). Akan tetapi, hukum-hukum ini berisi prinsip-prinsip hikmat dan rohani yang dapat diterapkan pada semua angkatan

    (lihat cat. --> Mat 5:17).

    [atau ref. Mat 5:17]

(0.14) (Ul 14:26) (full: ANGGUR ATAU MINUMAN YANG MEMABUKKAN ... ENGKAU DAN SEISI RUMAHMU. )

Nas : Ul 14:26

Ayat ini berkenaan dengan kesempatan khusus untuk ibadah dan ucapan syukur yang diikuti seluruh rumah tangga, termasuk laki-laki, wanita, pemuda dan anak-anak. Kata Ibrani yang dipakai di sini untuk "anggur" (_yayin_) dapat menunjuk pada sari anggur beragi dan sari anggur tidak beragi. Kata Ibrani untuk "minuman yang beragi" (_shekar_) dapat diterjemahkan "minuman yang manis"

(lihat art. ANGGUR PADA ZAMAN PERJANJIAN LAMA

untuk keterangan terinci mengenai arti kedua kata Ibrani ini). Terjemahan ini meniadakan kesulitan yang mengusulkan bahwa orang dewasa dan anak-anak diperintahkan untuk menyembah Allah dengan minum minuman yang membuat kecanduan dan memabukkan. Setiap usaha untuk menafsirkan ayat ini dengan benar harus mempertimbangkan hal-hal berikut.

  1. 1) Tujuan dari kebaktian penyembahan itu ialah agar "belajar untuk selalu takut akan Tuhan, Allahmu" (ayat Ul 14:23). Supaya menyembah Allah dengan tepat dan belajar takut akan Dia, kita perlu senantiasa waspada dan menguasai diri

    (lihat cat. --> Ef 5:18;

    lihat cat. --> 1Tes 5:6;

    [atau ref. Ef 5:18; 1Tes 5:6-8]

    lihat art. TAKUT AKAN TUHAN).

    Perhatikan bahwa Allah menuntut pantangan mutlak dari minuman-minuman memabukkan supaya membedakan yang kudus dengan yang cemar, untuk mengajarkan perintah-perintah-Nya dengan benar (Im 10:9) dan memastikan bahwa kita tidak melupakan hukum Allah dan melakukan kesalahan

    (lihat cat. --> Ams 31:4-5).

    [atau ref. Ams 31:4-5]

  2. 2) Para imam Lewi harus hadir pada kebaktian penyembahan ini (ayat Ul 14:27-29). Allah memerintahkan para imam ini untuk berpantang minum minuman yang memabukkan (dengan ancaman hukuman mati) sementara bertugas sebagai imam (Im 10:9). Sangatlah bertentangan dengan sifat kudus Allah untuk membiarkan para penyembah meminum minuman memabukkan ketika bersama dengan para imam.
  3. 3) Sifat dari perayaan ini ialah perayaan panen ketika dipergunakan hasil bumi yang masih segar (versi Inggris NIV -- "anggur baru") (ayat Ul 14:23); hal ini menunjukkan bahwa yang dimaksudkan di sini adalah sari anggur segar.
  4. 4) Penemuan modern bahwa minuman beralkohol merusak janin kiranya juga harus dipertimbangkan sebelum beranggapan bahwa Allah yang mahatahu memberkati, mengizinkan, atau memerintahkan ayah, ibu, dan anak-anak Israel untuk "bersukaria" di hadapan-Nya sambil minum minuman yang memabukkan

    (lihat cat. --> Ams 23:31;

    [atau ref. Ams 23:31]

    lihat art. ANGGUR PADA ZAMAN PERJANJIAN BARU (2)).

(0.14) (Mzm 2:1) (full: MENGAPA RUSUH BANGSA-BANGSA. )

Nas : Mazm 2:1-12

Mazmur ini terdiri atas empat pemandangan yang berbeda.

  1. 1) Pemazmur mulai dengan membicarakan bangsa-bangsa dan raja-raja dunia yang menentang Yang Diurapi Allah (ayat Mazm 2:1-3; bd. Kis 4:25-27;

    lihat cat. --> Mazm 2:2 berikutnya)

    [atau ref. Mazm 2:2]

    -- suatu gambaran menyedihkan mengenai pemberontakan congkak umat manusia terhadap Allah, hukum-Nya, penebusan-Nya, Mesias-Nya, dan ajaran moral penyataan-Nya. Para penulis PB juga melihat dunia sedang menentang Kristus, orang percaya, dan iman alkitabiah (Yoh 15:19; Ef 6:12).
  2. 2) Allah menanggapi mereka dengan mencemooh usaha bodoh dari dunia yang berusaha menyingkirkan Dia (ayat Mazm 2:4-6). Saatnya akan tiba ketika Ia akan mengakhiri pemberontakan manusia dan menegakkan kerajaan-Nya di atas muka bumi ini (lih. Rom 1:18; 1Tes 5:1-11; 2Tes 2:8; Wahy 19:11-21).
  3. 3) Allah Bapa berjanji untuk mengutus Anak yang dikasihi-Nya (ayat Mazm 2:7-9), puncak warisan bangsa-bangsa (lih. Kis 13:33; Ibr 1:5; Ibr 5:5; bd. Mat 3:17; 17:5; 2Pet 1:17), untuk mengalahkan semua pihak yang menentang pemerintahan-Nya. Jadi, janji ini akan digenapi ketika Kristus datang ke dunia pada akhir zaman dan membinasakan semua musuh Allah (lih. Wahy 12:5; 19:15). Ketika itu semua orang percaya yang setia akan ikut memerintah bangsa-bangsa bersama dengan Dia (Wahy 2:26-27).
  4. 4) Melalui pemazmur, Roh Kudus menasihati umat manusia untuk bersikap bijaksana di hadapan Allah Yang Mahakuasa dan berlindung pada-Nya sebelum hari penghakiman yang dahsyat itu tiba (ayat Mazm 2:10-12; Ibr 3:7-19).
(0.14) (Im 1:1) (jerusalem) Bagian ini boleh diberi judul: "Tata Upacara Korban". Oleh kitab Imamat seluruh tata upacara itu dihubungkan dengan masa tinggalnya Israel di padang gurun dan ditempatkan di bawah kewibawaan Musa. Pada kenyataannya bagian ini memang memuat beberapa aturan kuno tetapi juga sejumlah penetapan yang berasal dari zaman jauh kemudian dari masa Musa. Sesudah pembuangan barulah tata upacara ini disusun. Maka Ima 1:1-7 sebenarnya menyajikan tata upacara korban yang menjadi pegangan bagi ibadah yang diselenggarakan dalam bait Allah yang didirikan sesudah masa pembuangan Israel ke Babel. Mengenai ibadah suku-suku Israel yang sebagai Badui mengembara di gurun tidak banyak yang dapat diketahui. Nas-nas yang tua usianya hanya memberi petunjuk mengenai perayaan Paskah, bdk catatan pada Kel 12:1,23,39. Tata upacara terperinci yang disajikan Taurat oleh tradisi Kristen diartikan sebagai persiapan dan pralambang korban tunggal penebus, bdk Ibr 8 dst, dan sakramen-sakramen Gereja.
(0.14) (2Sam 5:9) (jerusalem: Kota Daud) Letaknya Yerusalem di tengah antara suku-suku di bagian utara dan suku-suku di bagian selatan negeri menjadi sebab mengapa Daud memilih kota itu menjadi ibu kotanya. Diketahui bahwa nama kota itu, Yerusalem, sudah ada sejak th 2000 seb Mas. Kota orang Yebus (Ula 7:1) itu terletak di atas bukit Ofel yang kemudian disebut gunung Sion. Bukit itu diapit lembah Kidron dan lembah Tiropeum. di sebelah utara ada sebuah puncak di mana kemudian Daud mendirikan sebuah mezbah, 2Sa 24:16 dst, dan Salomo membangun bait Allah, 1Ra 6, Istana Salomo terletak di sisi selatan bait Allah 1Ra 7 Baru lama kemudian kota Yerusalem diperluas sehingga juga menutupi bukit di sebelah barat. Tembok di sisi utara sampai dua kali terpaksa dipindahkan lebih ke utara lagi, 2Ra 14:13+. Perairan kota (2Sa 5:8+) terutama disempurnakan oleh raja Hizkia, 2Ra 20:20+. Raja Babel Nebukadnezar menghancurkan kota Yerusalem dalam th 587 seb mas, 2Ra 25+, tetapi bait Allah dibangun kembali dalam th 515 seb Mas, Ezr 6:15+, dan tembok kota didirikan lagi dalam th 445, Neh 2-6. Antiokhus Epifanes mendirikan puri Akra berhadapan dengan bait Allah, 1Ma 1:33+, dan keturunan para Makabe merubah puri itu menjadi istana mereka. Herodes agung mendirikan istana baru lebih ke barat. Puri bait Allah yang lama, Neh 7:2, oleh Herodes diperluas menjadi benteng besar; iapun memugarkan bait Allah dengan memperluas dan memperindahnya, Yoh 2:20. Dalam th 70 panglima Roma, Titus menghancurkan kota lagi, bdk Luk 21:20. -- Dalam Alkitab Yerusalem untuk pertama kalinya tampil sebagai kota raja dan imam Melkisedek dalam Kej 14:18+; Maz 76:3; di zaman Daud Yerusalem menjadi ibu kita negara dan pusat agama. Yerusalem (atau: Sion) mempribadikan seluruh bangsa terpilih, Yeh 23; Yes 62) Ia adalah tempat kediaman Tuhan, Maz 76:3+ dan Orang yang diurapi Tuhan, Maz 2:1-110:7. Di zaman mendatang semua bangsa akan berkumpul ke situ, Yes 2:1-5; 60:1-22. Alkitab berakhir, Wah 21 dengan penglihatan tentang Yerusalem baru, bdk Yes 54:11+
(0.14) (Yes 7:14) (jerusalem: Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda) Meskipun raja Ahas menolak pertanda yang ditawarkan, namun Allah memberi pertanda juga. Pertanda itu ialah kelahiran seorang anak yang namanya, Imanuel, berarti: Allah beserta kita, Yer 8:8,10. Nama itu merupakan suatu nubuat, bdk Yes 1:26+. Ia menubuatkan bahwa Allah akan melindungi dan memberkati bangsa Yehuda. Dalam nas-nas lain, Yes 9:1-6; 11:1-9, nabi Yesaya lebih jauh menjelaskan ciri-ciri keselamatan yang akan dibawakan oleh anak itu. Nubuat-nubuat itu mengungkapkan pengharapan akan Mesias yang menjadi raja keturunan Daud. Pengharapan itu sudah diungkapkan nabi Natan, 2Sa 7, dan kembali nampak pada nabi Mikha, Mik 4:13, nabi Yehezkiel, Yeh 34:23, dan nabi Hagai, Hag 2:23; bdk Maz 2:1-12; 45:1-17;72:1-20; 110:7. Melalui seorang raja, pengganti Daud, Tuhan mewujudkan keselamatan bagi umatNya. Pengharapan orang yang percaya kepada Tuhan itu bertumpu pada keturunan Daud yang tetap akan ada. Mungkin sekali nabi Yesaya sendiri berpikir kepada anak Ahas, misalnya Hizkia (memang ada kesukaran sedikit sehubungan dengan urutan peristiwa-peristiwa dalam waktu; rupanya Hizkia sudah lahir pada waktu itu) sebagaimana disarankan terjemahan Yunani ini; engkau akan menamakan dia. Namun demikian nada meriahnya nubuat itu serta makna nama yang diberikan kepada anak itu memberi kesan bahwa nabi Yesaya memfirasatkan bahwa makna kelahiran anak raja itu melampaui keadaan sekarang dan melambangkan pertolongan Tuhan yang terakhir yang menegakkan kerajaan Mesias. Begitu nubuat tentang Imanuel itu melampaui perwujudan pertamanya. Karenanya Mat 1:23(=Yes 7:14) dan Mat 4:15-16(Yes 8:22-9:1) dan seluruh tradisi Kristen selanjutnya tidak salah dalam mengartikan nubuat itu sebagai nubuat tentang kelahiran Kristus
(0.14) (Kel 5:22) (sh: Nama TUHAN adalah jaminan (Senin, 4 April 2005))
Nama TUHAN adalah jaminan

Nama TUHAN adalah jaminan
Tujuan Firaun agar bangsa Israel meragukan dan melupakan Allah dengan cara menambah beban kerja paksa nampaknya berhasil. Situasi bangsa Israel semakin menyesakkan dan keputusasaan teramat berat menekan mereka. Dalam situasi ini, umat Israel tidak mampu melihat kuasa Tuhan justru sedang bekerja (ayat Aku+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" vsf="TB" ver="">6:8). Bahkan Musa pun telah menjadi tawar hati. Musa merasa bersalah dan menganggap dirinya sebagai penyebab kesengsaraan bangsanya. Musa juga menuduh Allah yang mengutusnya untuk berbicara kepada Firaun sebagai Allah yang bengis (ayat Aku+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">5:22-23).

Allah memiliki rencana keselamatan bagi umat-Nya, yakni membawa mereka ke Tanah Kanaan (ayat Aku+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" vsf="TB" ver="">6:6-7). Apa dasarnya? Pertama, Perjanjian Allah dengan Abraham, Ishak dan Yakub. Di sini Allah memperkenalkan diri dengan nama TUHAN, yang menyatakan Jati Diri-Nya sebagai Yang Setia pada Perjanjian-Nya (ayat 2-3). Nama TUHAN ini menjadi dasar bahwa janji-Nya akan digenapi (ayat Aku+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">5,6,7). Kedua, Allah telah mendengar seruan penderitaan umat-Nya (ayat 4-5). Oleh karena janji-Nya dan nama-Nya, Ia akan menyelamatkan mereka. Sedangkan bagi Firaun, Allah akan menunjukkan kedahsyatan kuasa-Nya (ayat Aku+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" vsf="TB" ver="">5:24). Allah akan memperkenalkan diri-Nya kepada Firaun bahwa Ia adalah Allah Yang Mahakuasa, yang mengatasi segala ilah termasuk sesembahan Mesir (ayat Aku+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" vsf="TB" ver="">6:2-5). Inilah perintah Allah kepada Musa untuk kembali disampaikan kepada Firaun saat ia menghadapnya (ayat Aku+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" vsf="TB" ver="">9-10,12).

Saat berada dalam bayang-bayang penderitaan kita sulit untuk tetap memercayai Tuhan. Namun, jika kita mau berdiam diri di hadapan-Nya dan merenungkan kasih setia-Nya, kita akan menemukan bahwa Tuhan adalah Allah yang setia. Sebagaimana bagi umat Israel nama TUHAN menjadi pegangan, maka bagi kita nama Yesus meneguhkan bahwa janji-Nya Ya dan Amin. Dia akan memberi kekuatan bagi kita untuk bertahan dalam penderitaan dan berharap kepada-Nya.

Ingat: Nama-Nya adalah Ya dan Amin untuk setiap janji dan firman-Nya.

(0.14) (1Raj 1:1) (sh: Kehendak Allah, situasi dunia, dan peran Kristen (Senin, 24 Januari 2000))
Kehendak Allah, situasi dunia, dan peran Kristen

Kehendak Allah, situasi dunia, dan peran Kristen. Kristen sering diperhadapkan pada kenyataan bahwa situasi dunia cenderung menentang kehendak Allah. Kekuatan penguasa sangat kuat hingga membuat Kristen cenderung berpikir bahwa perlu mujizat atau keajaiban besar agar kehendak-Nya jadi di bumi. Benarkah demikian? Bagaimana dengan perealisasian kehendak Allah mengenai suksesi Daud?

Keadaan fisik Daud semakin lemah dan kemampuan memimpin negara pun nampaknya pudar. Para pegawainya malah membuat Daud 'sibuk' dalam buaian Abisag, sehingga ia melupakan sama sekali mengenai 'suksesi'. Ini berarti kerajaan terancam vakum atau akan terjadi perang saudara, jika Daud mati sebelum mengumumkan penggantinya. Adonia melihat dan menggunakan kesempatan itu untuk menjadikan dirinya raja. Ia memiliki segala peluang: kasih sayang Daud, anak tertua, perawakan yang elok, dukungan dari orang-orang ahli yang pernah menjadi pembantu setia Daud, salah satunya Yoab. Nampaknya Adonia pasti akan menjadi pengganti Daud dan itu berarti kehendak Allah tidak terealisasi di kerajaan Israel (lih. 2Sam. 12:24-25). Siapa yang berani menentang Adonia menjadi raja?. Di samping resiko terlalu besar, kesempatan pun langka.

Dalam krisis yang demikian, Natan muncul. Ia adalah nabi yang selalu tampil sebagai manusia biasa, seperti tanpa kuasa untuk membuat mujizat. Walau demikian, apa yang ia lakukan menunjukkan seorang manusia berkualitas tinggi, berhikmat, berstrategi, berencana, dan tidak terburu nafsu. Ia tahu bahwa menentang Adonia langsung sangat berbahaya dan tidak efektif. Satu-satunya cara untuk menggagalkan 'manuver' Adonia adalah Daud sendiri harus menyatakan siapa penggantinya. Untuk mendorong Daud berbicara, Natan menggunakan strategi dan pendekatan yang sangat cerdik, tepat, dan tulus. Ia melibatkan Batsyeba, istri Daud tercinta dan mempersiapkan apa yang harus diucapkan oleh Batsyeba. Ia juga telah merencanakan kapan harus menghadap Daud dan apa yang harus ia katakan kepada Daud.

Renungkan: Untuk merealisasikan kehendak-Nya, Allah mengizinkan peran Natan yang menggunakan hikmat, strategi, dan rencana yang matang untuk mengingatkan Daud tentang janji Tuhan. Hai Kristen Indonesia teladanilah Natan dalam berperan bagi terealisasinya kehendak Allah di bumi Indonesia. Keterlibatan nyata apakah yang akan Anda wujudkan?

(0.14) (1Raj 1:28) (sh: Ketaatan yang cerdik, indah, dan tidak egois (Selasa, 25 Januari 2000))
Ketaatan yang cerdik, indah, dan tidak egois

Ketaatan yang cerdik, indah, dan tidak egois. Daud sedang menghadapi kesulitan; bagai makan buah simalakama, dimakan ibu mati, tidak dimakan bapak mati. Manuver Adonia merupakan tindakan yang serius karena melibatkan banyak orang penting. Jika dihentikan secara gegabah akan menyebabkan perang saudara dan Daud sendiri pun akan mengalami kesulitan menghadapi Adonia (lihat Aku+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">1:6). Namun manuver Adonia harus dihentikan, apa pun yang terjadi kehendak Allah harus ditegakkan. Maka diperlukan suatu tindakan yang memberi dampak menggagalkan rencana Adonia tanpa efek sampingan yang negatif.

Daud di dalam ketaatannya mampu melihat celah yang dapat menghentikan manuver Adonia secara tuntas. Yaitu proses pengangkatan Adonia tidak mempunyai legitimasi yang kuat karena ia belum diurapi oleh seorang imam dan tidak dihadiri oleh nabi yang mewakili suara Allah, dalam prosesinya Adonia tidak menunggang keledai kebesaran Daud yang menandakan bahwa Daud merestui, dan rakyat pun belum mengelu-elukannya. Oleh karena itu Daud tidak sekadar mengumumkan pengangkatan Salomo, tetapi juga menobatkannya dengan prosesi yang lengkap. Hasilnya sangat efektif. Sekutu Adonia bubar dan ia sendiri ketakutan lalu minta pengampunan. Salomo dinobatkan sebagai raja, 'rival'-nya dikalahkan tanpa pertumpahan darah dan Daud terhindar dari kesulitan menghadapi Adonia. Dan yang lebih utama lagi, Daud tetap taat kepada TUHAN Allah Israel yang telah menyertainya. Ketaatan yang ia lakukan adalah ketaatan yang indah dan cerdik. Di samping itu ketaatan Daud adalah ketaatan yang tidak egois, karena ia tidak taat demi ketaatan pribadi. Sesungguhnya dengan kuasa yang masih dimiliki, ia dapat menghentikan Adonia tanpa memperdulikan efek sampingan yang negatif, asalkan ia tetap dapat taat. Namun hal ini tidak ia lakukan. Di dalam ketaatannya, ia masih memikirkan dampaknya bagi orang lain.

Renungkan: Ketaatan Kristen janganlah ketaatan demi ketaatan pribadi, yang tidak peduli apakah perasaan orang lain tersinggung atau stabilitas masyarakat terganggu; ini adalah ketaatan yang salah. Ketaatan Kristen haruslah ketaatan yang tetap dapat menjaga perasaan orang lain, menjaga kestabilitasan masyarakat, tidak merugikan orang lain, dan demi Allah yang hidup. Bila kita memiliki ketaatan sedemikian, maka segala dampak efek sampingan yang negatif dapat dihindarkan.

(0.14) (1Raj 2:13) (sh: Singkirkan perasaan, emosi, dan rasa sungkan (Kamis, 27 Januari 2000))
Singkirkan perasaan, emosi, dan rasa sungkan

Singkirkan perasaan, emosi, dan rasa sungkan. Keterlibatan orang yang kita kasihi atau orang yang pernah berjasa dan mempunyai kedudukan penting di masyarakat, sering menghalangi kita untuk bersikap tegas menolak dan memberantas hal-hal yang tidak benar.

Dalam perikop ini Salomo hampir terjebak dalam situasi seperti di atas ketika menghadapi Adonia dan Abyatar. Adonia memakai segala cara dan akal untuk menduduki takhta Daud, walaupun ia tahu bahwa Salomo menjadi raja karena kehendak Allah. Ia mengetahui bahwa salah satu penyebab kegagalan manuvernya adalah peran serta Batsyeba, istri yang paling dikasihi oleh Daud. Karena itu ia berpikir tentunya Salomo merasa berhutang budi kepada ibunya dan akan mengabulkan permintaannya seperti yang dilakukan oleh Daud. Namun hasilnya adalah Salomo dengan tegas menolak permintaan ibunya., karena ia tahu bahwa Adonia ingin mendapatkan legitimasi/pengesahan untuk kedudukannya dengan cara memperistri Abisag. Menurut tradisi zaman itu, memperistri istri raja sama dengan menduduki takhta raja (2Sam. 6:21-23). Karena itulah Salomo dengan tegas menolak, bahkan membunuh Adonia. Sebab tidak hanya kedudukan Salomo terancam, Adonia pun sudah meremehkan kemurahan Salomo dan menentang kehendak Allah. Hal yang demikian bila dibiarkan akan menimbulkan masalah yang lebih besar karena ia adalah orang besar.

Demikian juga terhadap Abyatar, Salomo memecat dan mengusirnya, walaupun ia pernah berjasa terhadap Daud. Alasan Salomo adalah mencegah preseden/contoh yang buruk bagi kelanjutan perjalanan bangsa Israel. Sebagai seorang imam, pastilah ia mempunyai pengaruh yang besar bagi masyarakat. Siapa pun, jika menentang kehendak Allah dan membahayakan stabilitas masyarakat harus ditindak tegas. Salomo memberikan teladan yang indah. Ia bertindak tidak berdasarkan perasaan, emosi, atau rasa sungkan, karena ia mampu melihat dengan jelas dan obyektif setiap permasalahan dan menempatkannya pada proporsinya.

Renungkan: Dalam menghadapi situasi seperti Salomo, Kristen seringkali menjadi lemah, berkompromi., dan cenderung mengorbankan masyarakat luas daripada menindaktegas orang-orang tertentu yang jelas bersalah. Melihat segala sesuatu secara obyektif, meletakkan setiap permasalahan pada porsinya dan berani bertindak tegas adalah tiga hal utama yang perlu ditumbuhkembangkan dalam masyarakat kita.

(0.14) (1Raj 2:28) (sh: Melek hukum, syarat utama untuk tegas (Jumat, 28 Januari 2000))
Melek hukum, syarat utama untuk tegas

Melek hukum, syarat utama untuk tegas. Di samping faktor perasaan, emosi, dan rasa sungkan, ada satu faktor penting lainnya yang seringkali membuat kita tidak bertindak tegas, yaitu tidak paham hukum. Ini seringkali hanya menjadi alasan yang dibuat-buat, namun tidak sedikit yang benar-benar tidak tahu hakikat permasalahan yang dihadapi di dalam terang hukum yang berlaku.

Sekali lagi tindakan tegas Salomo terhadap Yoab dan Simei memberikan teladan yang sangat indah. Tindakan tegasnya berdasarkan pemahaman yang benar dan akurat akan hukum yang berlaku. Dalam usaha menyelamatkan dirinya, Yoab meniru apa yang pernah dilakukan Adonia, yaitu memegang tanduk-tanduk mezbah, namun tindakan itu tidak dapat dibenarkan -- menyelamatkan dia. Salomo tetap membunuhnya, semata-mata bukan karena ia bersekongkol dengan Adonia, tapi karena Yoab membunuh Abner dan Amasa. Menurut hukum Taurat, hukuman untuk pembunuhan secara sengaja adalah mati (Bil. 35:9-34).

Dalam kasus Simei, kita juga dapat melihat kecerdikan dan penguasaan hukum yang hebat dari Salomo. Pada masa Daud, Simei tidak dapat dihukum mati karena janji Daud (2Sam. 16:5-13). Namun jika ia tidak disingkirkan, ini sama dengan menyimpan bom waktu. Di samping itu saudara-saudaranya pernah memberontak terhadap Daud di bawah pimpinan Sheba (2Sam. 20). Hukuman awal bagi Simei adalah dipaksa bersumpah untuk tidak menyeberangi sungai Kidron agar ia tidak dapat bersengkongkol dengan saudara-saudaranya. Pada masa itu, melanggar sumpah berarti mati. Itulah yang terjadi pada Simei. Salomo tegas namun tidak gegabah. Ia mau menunggu saat yang tepat untuk bertindak berdasarkan hukum, sehingga permasalahan yang ia hadapi dapat diselesaikan secara tuntas tanpa berdampak negatif terhadap masyarakat.

Renungkan: Di kalangan Kristen, seringkali ada kesan alergi atau malas untuk memahami berbagai hukum, undang-undang, dan peraturan yang berlaku di negara kita. Akibatnya kita menjadi lemah dan bersikap kompromi terhadap ketidakbenaran. Atau kita akan menjadi mangsa empuk bagi mereka yang paham hukum dan mempermainkannya demi keuntungan pribadi. Berapa banyak hukum, undang-undang, dan peraturan-peraturan di negara kita yang kita kenal dan pahami? Pemahaman akan membekali kita untuk bersikap tegas, bijaksana, dan tepat.

(0.14) (1Raj 5:1) (sh: Menabur angin, menuai badai (Rabu, 2 Februari 2000))
Menabur angin, menuai badai

Menabur angin, menuai badai. Persiapan pembangunan Bait Allah dilakukan secara teliti, cermat, dan dengan perhitungan yang matang. Untuk kayu dipilihlah kayu dari pohon aras yang terkenal sangat baik dan untuk dasar rumah dipilih pula batu-batu yang mahal. Untuk pekerja-pekerja utama dipilih orang-orang Sidon yang memang ahli menebang pohon. Persiapan ini juga melibatkan ratusan ribu pekerja termasuk di dalamnya 30.000 orang yang bekerja secara bergilir.

Tampaknya persiapan Salomo begitu sempurna sehingga segala sesuatu berjalan lancar, mulai dari pengadaan material yang dipakai sampai sumber daya manusia yang dibutuhkan. Namun bila kita amati dengan seksama, akan terlihat kekhilafan cukup fatal yang dilakukan Salomo. Untuk mendapatkan pohon aras dari raja Tirus, Salomo melakukan strategi pendekatan yang canggih terutama dalam soal pembayaran sehingga perjanjian kerja dapat disetujui dengan baik. Semua pihak disenangkan. Bahkan raja Hiram sampai memuji Tuhan sebagai pengakuan atas kehebatan Salomo. Sebaliknya ketika ia membutuhkan sumber daya manusia dari bangsanya sendiri, Salomo menggunakan pendekatan pemaksaan yaitu kerja rodi dengan sistem bergilir tanpa bayaran. Mereka tahu bahwa Bait Allah itu adalah untuk kepentingan kehidupan rohani mereka, namun demikian tak satu pun pujian keluar dari mulut bangsa Israel yang terlibat dalam kerja rodi, sebagai respons atas persiapan pembangunan Bait Allah.

Pembedaan dalam pendekatan ini menunjukkan keteledoran yang timbul dari sikap menganggap remeh dan semena-mena dari Salomo terhadap rakyat kecil. Walaupun konsekuensi secara langsung tidak dialami oleh Salomo, tindakannya itu bisa dianggap sebagai menabur suatu biji permasalahan yang nantinya akan berbuah yang menjadi pemicu perpecahan kerajaan Israel (1Raj. 12:4). Salomo sudah menabur suatu biji permasalahan yang tampaknya sepele, namun setelah kematiannya biji itu menjadi pemicu kesulitan besar dan perpecahan.

Renungkan: Dalam melaksanakan tugas pelayanan atau pekerjaan, terutama yang menyangkut manusia, pikirkan secara bijak dan untuk jangka panjang. Keteledoran sepele masa kini merupakan sebuah bom waktu yang sewaktu-waktu dapat meledak, sehingga mengakibatkan kehancuran pelayanan atau pekerjaan yang sedang kita tekuni. Apa yang kita tabur kini, akan kita tuai kelak.

(0.14) (1Raj 8:41) (sh: Zaman kini butuh Salomo-Salomo yang berdoa dengan benar (Jumat, 11 Februari 2000))
Zaman kini butuh Salomo-Salomo yang berdoa dengan benar

Zaman kini butuh Salomo-Salomo yang berdoa dengan benar. Salah satu kebenaran yang sangat menghibur, menguatkan, dan menjamin Kristen sepanjang masa, terkandung dalam Doa Bapa Kami, yaitu Allah yang tak terhampiri adalah Allah yang beserta dan akrab dengan kita. Ini tersurat dalam pembukaan doa: "'Bapa kami yang ada di surga". Inilah paradoks Kristen yang sangat mengagumkan. Doa adalah sarana kasih karunia Allah.

Salomo pun memahami kebenaran doa ini. Ia berseru agar orang asing pun menerima hak dan kewajiban yang sama dengan bangsa pilihan Allah. (Suatu peristiwa yang bisa dikatakan tidak mungkin terjadi pada zaman Salomo, namun itulah yang didoakannya.) Ketika mereka berdoa dalam rumah Allah ini, mereka menerima berkat dari Allah sehingga mereka takut akan Allah. Melalui doa Salomo, karya Allah bagi seluruh bangsa dilaksanakan. Doa Salomo adalah sarana kasih karunia Allah.

Selain itu ia juga berseru kepada Allah bagi bangsanya. Doanya mengantisipasi apa yang akan terjadi kelak karena realita manusia Israel -- berdosa -- dan perjanjian Allah (ayat 46). Doanya mempertemukan realita umat Allah yang cenderung tidak taat dan perjanjian Allah di bawah ikatan kemurahan, kasih karunia, dan pengampunan-Nya, sehingga kedua realita itu dapat disatukan. Sekali lagi doa yang menjadi sarana kasih karunia Allah. Salomo mampu menjadi pendoa seperti ini karena pengenalannya yang benar akan Allah dan pengenalannya yang benar akan siapa bangsa Israel di hadapan Allah (ayat 52-53).

Zaman ini membutuhkan pendoa-pendoa seperti Salomo, dalam ketidakmungkinan yang begitu terpampang di depan mata, kefasikan dan kebejatan sudah menjadi bagian dari struktur yang lazim dalam setiap institusi, lembaga, atau pun departemen pemerintah maupun swasta, dan kekuatan-kekuatan yang siap melindas Kekristenan yang begitu perkasa dan menakutkan.

Renungkan: Jika kita memahami dengan benar siapakah Allah dan siapakah manusia, maka seharusnya kita menjadi pendoa-pendoa yang melaluinya paradoks Kristen terjadi, melaluinya kasih karunia Allah bisa direalisasikan di negara kita tercinta. Marilah kita menjadi pendoa-pendoa yang demikian, kita menyerahkan sepenuhnya perjalanan hidup bangsa kita di tangan Bapa, pemilik alam semesta.

(0.14) (1Raj 8:54) (sh: Minta dan carilah berkat kelas satu (Sabtu, 12 Februari 2000))
Minta dan carilah berkat kelas satu

Minta dan carilah berkat kelas satu. Pada umumnya kita berpendapat bahwa berkat adalah pemberian yang hanya berkaitan dengan apa yang dapat kita nikmati, yang kita kerjakan, atau yang membuat kita aman. Bentuknya bisa material atau non material. Sesunguhnya berkat adalah suatu pemberian Allah yang berhu-bungan dengan identitas kita sebagai umat Allah di dunia.

Konsep berkat yang demikian sangat kental mewarnai doa berkat Salomo untuk rakyatnya. Setelah menaikkan pujian kepada Allah atas kesetiaan dan kasih karunia-Nya kepada umat-Nya, Salomo menyampaikan berkat Allah agar Ia mencondongkan hati bangsa Israel hanya kepada-Nya, sehingga umat-Nya tetap hidup menurut perjanjian yang telah dibuat antara Allah dengan nenek moyang bangsa Israel dan kasih karunia Allah tetap menyertai mereka (ayat 57-58). Berkat inilah yang memampukan umat Allah untuk memanifestasikan siapa dirinya di hadapan Allah dan dunia, yaitu umat kesayangan Allah dan yang kudus. Berkat ini pula yang memampukan umat-Nya untuk hidup taat kepada-Nya, sehingga ketaatan ini memimpin dan membawa umat Allah hidup di dalam aliran kasih karunia Allah yang tiada henti (ayat 56).

Berkat selanjutnya yang diminta Salomo bagi rakyatnya adalah agar Allah memberikan keadilan menurut kehendak-Nya setiap hari, supaya segala bangsa tahu, bahwa TUHANlah Allah dan tidak ada yang lain (ayat 60). Berkat ini akan memampukan bangsa Israel untuk mewujudnyatakan panggilannya sebagai kerajaan imam, yaitu sebagai perantara antara Allah dan bangsa-bangsa lain. Melalui bangsa Israel bangsa-bangsa lain akan mendapatkan berkat yaitu mengenal Allah yang benar.

Berkat yang demikian melebihi segala materi yang diharapkan oleh orang percaya, karena berkat ini sanggup memberikan dampak positif bagi seluruh keberadaan manusia, baik identitas maupun tujuan hidupnya di dunia. Berkat ini juga mempunyai dampak positif dan kekal bagi masyarakat di sekitar orang percaya berada. Dan tentu saja berkat memiliki nilai kekal bagi orang percaya yang bersangkutan.

Renungkan:

Hai umat Allah, minta dan carilah berkat kelas satu yang bernilai kekal, yang disediakan-Nya bagi kita agar kita mewujudnyatakan identitas kita sebagai umat Allah, supaya setiap orang, setiap keluarga, dan setiap bangsa memuliakan Dia.

(0.14) (1Raj 14:21) (sh: Zaman keemasan itu telah berlalu (Rabu, 23 Februari 2000))
Zaman keemasan itu telah berlalu

Zaman keemasan itu telah berlalu. Putra mahkota penerus kerajaan Israel adalah Rehabeam. Dicatat di awal dan akhir pasal ini bahwa Rehabeam adalah putra Salomo dengan Naama, perempuan Amon. Bangsa Amon, meski keturunan Lot, sangat memusuhi Israel. Lebih dari itu bangsa Amon adalah penyembah dewa-dewa, antara lain dewa Milkon dan Molokh. Dewa-dewa itu sangat menjijikkan Tuhan. Berulang kali Tuhan telah melarang umat pilihan-Nya menerima apalagi melakukan perkawinan dengan bangsa Amon (Ul. 23). Tetapi justru Salomo menikahi Naama dan ikut dalam penyembahan para dewa Amon.

Sampai setelah alih generasi, penyembahan kepada dewa-dewa Amon tetap dilakukan. Ia mendirikan tempat-tempat pengorbanan untuk membakar anak hidup-hidup agar dewa Molokh memberikan berkat-berkat yang diinginkan. Pelacuran bakti, ibadah kepada dewa-dewi yang dilakukan bangsa Kanaan. Ibadah yang disertai tindakan pelacuran ini memohon kepada para dewa agar tanah, ternak, dan hasil panen berlimpah ruah. Berpaling kepada dewa- dewa berarti membelakangi atau menolak Allah. Maka kehancuran demi kehancuran terus terjadi, kerajaan diserang, perisai emas dan perbendaharaan rumah Tuhan dijarah. Rehabeam mengalami krisis politik dan ekonomi yang dahsyat. Tak ada lagi perisai emas, simbol kejayaan dan kekayaan kerajaan, perang saudara terus meletus, rumah Tuhan yang menjadi simbol kehadiran Tuhan pun rusak. Ini memperlihatkan bahwa Tuhan tidak lagi berkenan dan memberkati umat-Nya.

Sumber hancurnya sebuah kerajaan/negara bilamana ibadah kepada Tuhan tidak lagi menjadi yang utama. Akibatnya terjadi kehancuran moral baik dalam hidup bermasyarakat sampai pada seksualitas. Kebenaran dan keadilan tidak lagi disuarakan. Bahkan yang menyuarakan kebenaran dan memperjuangkan keadilan dibungkam dan dihabisi hak-haknya, sampai nyawa pun melayang. Bukankah ini juga terjadi di Indonesia? Meski masih banyak orang pergi ke gereja, namun kuasa ibadah itu tak mampu "menyeruak" ke luar dari gedung gereja. Akibatnya krisis yang dialami makin berkepanjangan, perang saudara terus-menerus dan Indonesia makin terpuruk.

Renungkan: Hanya dengan pertobatan, reformasi sejati pasti terjadi baik di dalam diri maupun dalam tindakan, dan akan membuahkan tatanan masyarakat dan pemerintahan yang diberkati Tuhan.

(0.14) (1Raj 18:20) (sh: Ada saat diam, ada saat bertindak (Jumat, 3 Maret 2000))
Ada saat diam, ada saat bertindak

Ada saat diam, ada saat bertindak. Untuk menentukan kapan kita harus diam dan kapan harus bertindak dalam menghadapi suatu masalah bukanlah tindakan yang gampang. Sebagai contoh, beberapa waktu lalu ketika banyak gereja dibakar dan dirusak massa, apakah Kristen harus diam atau harus bertindak? Pertimbangan apa sajakah yang diperlukan untuk menentukan tindakannya, sehingga berdampak positif bagi masyarakat Kristen secara khusus dan masyarakat Indonesia secara umum.

Elia di bawah pimpinan Allah sudah memberikan contoh yang patut diteladani. Ada saat dimana ia harus diam, pasif, bahkan bersembunyi. Namun ada saatnya pula ia aktif, keluar untuk menemui dan menantang Ahab beserta nabi-nabi Baalnya. Di dalam perikop ini jelas tergambar bagaimana Elia secara aktif menantang seluruh rakyat Israel, nabi-nabi Baal, dan Ahab untuk bertanding melawan dia. Apa pertimbangan Elia sehingga ia harus melakukan tindakan yang sangat membahayakan keselamatan jiwanya dan tentunya akan membawa kehancuran iman terhadap YAHWEH jika Elia dibunuh?

Pertimbangan pertama: Elia melihat bahwa Ahab secara sadar dan 'tulus' beriman kepada Baal, berarti ia secara sepenuh hati sudah berpaling dari Allah. Hal ini terbukti dengan kesediaannya untuk memanggil dan mengumpulkan nabi-nabi Baal dan seluruh rakyat Israel ke gunung Karmel. Ahab tidak mungkin disadarkan dengan bencana alam sehebat apa pun karena hati dan matanya sudah tertutup. Karena itulah Elia harus bertindak agar Israel tidak berlarut-larut menjadi korban hukuman Allah. Pertimbangan kedua: rakyat Israel telah terlibat dalam kompromi yang membahayakan. Mereka menyembah Allah namun secara bersamaan juga menyembah Baal. Kompromi ini akhirnya membawa Israel berpaling dari Allah. Israel akan menuju kehancuran iman, moral, dan akhlak.

Tujuan dari tindakan Elia tidak lain dan tidak bukan hanyalah untuk membawa bangsa Israel kembali kepada Allah yang benar. Untuk itulah Elia berani mengambil risiko yang besar sekalipun. Umat Kristen di Indonesia dapat meneladani apa yang Elia lakukan.

Renungkan: Jika perlakuan yang kita terima sudah membahayakan keteguhan iman umat Allah, maka Kristen harus berani bersuara, agar umat Tuhan di bumi Indonesia dapat terus berdiri kokoh.



TIP #19: Centang "Pencarian Tepat" pada Pencarian Universal untuk pencarian teks alkitab tanpa keluarga katanya. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA