Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 12 dari 12 ayat untuk orang mengaku AND book:[40 TO 66] AND book:42 (0.007 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.99893094262295) (Luk 23:11) (jerusalem: jubah kebesaran) Ini pakaian kebesaran Herodes mencemoohkan Yesus yang mengaku diriNya raja. Luk 23:3.
(0.99331680327869) (Luk 12:9) (full: BARANGSIAPA MENYANGKAL AKU. )

Nas : Luk 12:9

Menyangkal Kristus ialah

  1. (1) gagal mengaku di depan orang yang tidak percaya bahwa kita adalah pengikut Yesus, dan
  2. (2) menolak untuk berpihak kepada Injil dan prinsip-prinsip kebenaran Kristus di hadapan nilai-nilai bukan Kristen yang berlaku dalam masyarakat.
(0.96662778688525) (Luk 15:17) (full: IA MENYADARI KEADAANNYA. )

Nas : Luk 15:17

Sebelum orang yang hilang dapat datang kepada Allah, mereka harus melihat kedudukan mereka yang sesungguhnya sebagai budak dosa dan terpisah dari Allah (ayat Luk 15:14-17). Mereka harus dengan rendah hati kembali kepada Bapa, mengaku dosanya dan bersedia untuk melakukan apa saja yang diminta oleh Bapa (ayat Luk 15:17-19). Pekerjaan menyadarkan orang yang hilang ini merupakan karya Roh Kudus (Yoh 16:7-11).

(0.88990008196721) (Luk 13:6) (full: POHON ARA ... TEBANGLAH DIA! )

Nas : Luk 13:6-9

Perumpamaan pohon ara terutama menunjuk kepada Israel (bd. Luk 3:9; Hos 9:10; Yoel 1:7). Namun, kebenarannya dapat diterapkan pula kepada semua yang mengaku percaya kepada Yesus, tetapi tidak berpaling dari dosa. Walaupun Allah memberi kesempatan secukupnya kepada setiap orang untuk bertobat, Ia tidak akan selama-lamanya membiarkan dosa. Saatnya akan datang ketika kasih karunia Allah akan ditarik dan orang yang tidak mau bertobat akan dihukum tanpa belas kasihan (bd. Luk 20:16; 21:20-24).

(0.85153639344262) (Luk 11:34) (full: MATAMU ADALAH PELITA TUBUHMU. )

Nas : Luk 11:34

Mata adalah alat tubuh untuk menerima terang. Jika mata itu sehat, maka seseorang dapat sepenuhnya menerima dan menggunakan terang. Jika mata itu cacat, maka kegelapan akan meliputinya dan orang itu tidak dapat melihat untuk berjalan atau bekerja.

  1. 1) Demikian pula, ketika mata rohani orang, yaitu ketika sikap, motivasi, dan keinginan mereka diarahkan kepada kehendak Allah, maka terang Firman-Nya masuk ke dalam hati mereka untuk menghasilkan berkat, buah, dan keselamatan (Gal 5:22-23). Tetapi jika keinginan mereka tidak difokuskan pada perkara Allah, maka penyataan dan kebenaran Allah tidak akan memiliki dampak.
  2. 2) Kita harus menyelidiki kehidupan kita untuk memastikan bahwa mata rohani kita sedemikian rupa sehingga Injil dapat benar-benar menguduskan kita dan membaharui kehidupan batin kita. Apakah kita menanggapi pengajaran dan pembacaan Alkitab dengan roh yang semakin mengasihi Allah, Kristus, dan Firman itu ataukah, walaupun kita menerima berita Injil dan ajaran Alkitab, adakah kematian merajalela di dalam jiwa kita dan apakah kita dibelenggu dosa? Jika keadaan yang terakhir itu yang menguasai diri kita, maka mata rohani kita masih jahat dan seluruh tubuh kita penuh dengan kegelapan. Kita harus mengaku dosa kita, bertobat dan memisahkan diri dari segala kompromi yang memimpin kita kepada kegelapan.
(0.85153639344262) (Luk 9:18) (sh: Bukan apa kata orang (Minggu, 1 Februari 2004))
Bukan apa kata orang

Bukan apa kata orang. ”Tetapi kamu, apa katamu, siapakah Aku ini?” Dengan pertanyaan ini Yesus mendesak para murid untuk memberikan jawaban berdasarkan keputusan pribadi dan keyakinan sendiri. Mengaku percaya tidak sama dengan mengulang rumusan-rumusan gereja sebagai dogma atau pengakuan iman. Mengakui berarti menjadikan isi kebenaran menjadi bagian hidup.

Dari sekian banyak murid yang ditanyakan tentang siapa Yesus sebenarnya, hanya Petrus yang menjawab dengan benar (ayat 20). Namun, di balik pengakuan yang menurut Yesus diajarkan oleh Roh Allah, tersimpan keinginan politik dalam diri Petrus yaitu bahwa Mesias akan melepaskan/membebaskan bangsa Israel (=Yahudi). Tampaknya Yesus membaca keinginan tersebut sehingga Ia melarang mereka mempublikasikan berita itu karena selain akan membuat pengharapan politis itu bertumbuh subur, itu akan membuat sulit para murid menerima bahwa Mesias harus menderita.

Hal menerima dan menolak berkaitan erat dengan konsep dan penghayatan praktis kita tentang Kristus. Artinya, ketika kita menerima dan mengakui Yesus Kristus adalah Mesias, kita pun harus menerima kenyataan bahwa Tuhan Yesus, Sang Mesias, Juruselamat yang kita imani itu harus menderita. Kita tidak hanya harus berani mengakui bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias yang mati tersalib, tetapi juga harus siap sedia memikul salib itu kembali.

Renungkan: Mengenal dan mengikut Yesus secara pribadi lebih dari sekadar menyetujui pandangan-pendangan dan ajaran-ajaran tentang Yesus.

(0.84754057377049) (Luk 3:10) (sh: Buah-buah pertobatan (Sabtu, 3 Januari 2004))
Buah-buah pertobatan

Buah-buah pertobatan. Seorang perempuan tua berkata kepada pendetanya bahwa sekarang ia sudah bertobat. Pendeta itu lalu bertanya, “apa buktinya engkau sudah bertobat?” Perempuan itu menjawab, “dulu saya selalu menyapu kotoran ke bawah karpet. Namun, sekarang saya membuangnya ke tempat sampah.” Tanda pertobatan sejati adalah buah-buah yang dihasilkannya.

Kepada orang banyak yang bertanya apa yang harus mereka perbuat, Yohanes berkata bahwa mereka harus menunjukkan kasih, sebagaimana kasih Allah sudah mengampuni mereka (ayat 10-11). Kepada pemungut cukai, Yohanes mengingatkan mereka akan integritas dalam pekerjaan (ayat 12-13). Sangat mudah bagi mereka untuk memperkaya dirinya sendiri dengan memanipulasi uang-uang pajak yang diterimanya. Godaan itu begitu besar, sehingga kalau mereka bisa menolak untuk melakukan penipuan, itu membuktikan mereka sungguh-sungguh bertobat.

Kepada para prajurit, Yohanes berkata bahwa pertobatan mereka harus dibuktikan dengan tidak lagi memanfaatkan kuasa demi kepentingan mereka sendiri (ayat 14-15). Orang Kristen tidak mengenal prinsip aji mumpung. Sebaliknya, mereka harus menjadikan kuasa dan kesempatan yang mereka miliki untuk menjadi berkat bagi orang lain.

Peringatan yang keras ini dimaksudkan agar tidak terjadi kemunafikan di antara orang banyak yang mengaku sudah bertobat. Yohanes mengerti bahwa dia bukan Mesias sehingga tidak berhak menghukum orang berdosa. Namun, apabila Mesias datang, di tangan-Nya sudah tersedia alat untuk menyaring siapa orang percaya dan siapa yang tidak. Pertobatan yang main-main atau munafik justru akan dihakimi secara tuntas.

Renungkan: Adakah bukti-bukti nyata yang dapat dilihat orang banyak bahwa Anda sungguh-sungguh sudah mengalami pertobatan?

(0.84512049180328) (Luk 8:16) (sh: Mendengar, berakar, dan berbuah (Senin, 17 Januari 2000))
Mendengar, berakar, dan berbuah

Mendengar, berakar, dan berbuah. Setiap Kristen yang menyambut dengan kesungguhan hati, menaati, dan memberlakukan kebenaran firman Tuhan dalam hidupnya menunjukkan dua hal. Pertama, orang tersebut telah mengalami pembaharuan total dari Tuhan Yesus. Kedua, kebenaran yang telah tertanam dalam dirinya akan berakar, bertumbuh dan menghasilkan buah. Konsekuensi Kristen yang telah mengalami kedua hal ini ialah buah kebenaran karena perubahan hidupnya secara total itu pula ia juga dapat mempengaruhi kehidupan orang lain.

Untuk menjelaskan ini, Yesus mengibaratkan buah kebenaran itu dengan pelita yang menyala. Mengapa pelita? Sesuai sifat dan fungsinya, maka cahaya dari pelita yang menyala itu akan menerangi lingkungan tempatnya berada. Artinya, cahaya itu tidak hanya telah mengubah gelap menjadi terang, yang tak nampak menjadi nampak, tetapi juga menelanjangi keburukkan setiap orang yang hidup dalam kegelapan. Inilah keadaan yang harus dinyatakan dan diubahkan. Dan ini pulalah tugas Kristen di mana pun ia berada. Lingkungan masyarakat, saudara dan teman harus merasakan pengaruh yang mengubahkan dan mendatangkan kebaikan.

Tidak semua Kristen yang tingkah dan gaya hidupnya memancarkan terang di lingkungan tempatnya berada. Bahkan banyak Kristen yang sudah mendengar kebenaran firman Tuhan, tetapi tidak mau melakukannya, seperti saudara-saudara Yesus. Mereka beranggapan bahwa pengajaran-pengajaran Yesus itu bukan untuk mereka tetapi untuk umat. Anggapan ini didasarkan pada kedekatan hubungan dengan Yesus. Tetapi Yesus sendiri mengecam anggapan itu, sebab menurut Dia hanya orang-orang yang mendengar dan melakukan firman Tuhan dalam hidup yang menjadi saudara-saudara-Nya. banyak Kristen merasa telah mengenal Yesus Kristus hanya dengan mengaku dan mendengarkan firman Tuhan. Akan tetapi percaya itu tidak direalisasikan dalam hidup dan dirasakan oleh orang lain secara nyata, akan menjadi sia-sia.

Renungkan: Bila Kristen hanya mendengar firman tetapi tidak melakukan ia akan cenderung menutupi dan mungkin menyangkali imannya, saat berada di tengah-tengah mereka yang tidak seiman. Sebenarnya sikap demikian tidak mungkin terjadi bila Kristen memiliki keyakinan iman yang hidup.

(0.84512049180328) (Luk 11:14) (sh: Tidak ada posisi netral (Jumat, 20 Februari 2004))
Tidak ada posisi netral

Tidak ada posisi netral. Berbagai film misteri, kisah pengobatan alternatif, pelatihan manajemen yang mengembangkan kekuatan adikodrati, belakangan ini menguak fakta bahwa mayoritas orang Indonesia menyukai bahkan mempercayai hal-hal tersebut. Begitu banyak orang percaya akan hal-hal mistis yang bisa menjadi pengantara agar orang menerima keberuntungan, jodoh, kekuatan, panjang umur, bahkan mengatasi masalah karena ulah makhluk-makhluk halus jahat. Kesan seperti ini bermasalah karena menisbikan kejahatan roh-roh jahat dan menyetarakan mereka dengan Allah atau membuat Allah seolah bekerjasama dengan roh-roh jahat.

Dalam bagian firman ini terjadi hal yang berlawanan dari kondisi di atas. Ketika Yesus mengusir roh-roh jahat dengan kuasa Allah, banyak orang yang menuduh Dia mengusir setan dengan kuasa penghulu setan (ayat 14-15). Dengan tegas Yesus menelanjangi kedegilan pendapat itu sebab jelas tidak masuk akal (ayat 17-19). Sikap Yesus jelas: tidak ada posisi netral atau titik temu antara Allah dan Iblis, antara kebenaran dan kejahatan, antara kekudusan dan dosa. Titik!

Masalahnya dalam setiap kebudayaan dan zaman selalu ada manifestasi dukun (dengan ilmu putih) mengalahkan manifestasi dukun (ilmu hitam). Bagaimana dengan pernyataan terhadap mereka yang mengaku hamba Tuhan namun sulit dibedakan dari dukun? Bagaimana kita dapat membedakan mana pekerjaan ajaib dari Tuhan? Jawab Yesus tegas: orang yang bersama Yesus dan hidup dalam Yesus, yang tidak mencatut nama Yesus, yang taat mengasihi dan menghayati hidup sebagai milik Yesus, merekalah hamba Allah sejati. Sebaliknya, hasil karya dari orang yang “mengusir setan” bukan dalam keberpihakan pada Yesus, hanya sesaat saja (ayat 24-26), dan tidak mendorong pertobatan sejati dan langgeng.

Renungkan: Prinsip hidupku: Aku adalah milik Yesus. Karena aku di pihak Yesus, tidak saja pengaruh kuasa Iblis tak akan mempan, aku juga harus menolak tegas setiap dosa dan tipu daya Iblis.

(0.83957786885246) (Luk 19:28) (sh: Tangisilah dirimu (Rabu, 18 Maret 2015))
Tangisilah dirimu

Judul: Tangisilah dirimu
Seorang profesor Inggris, Michael Trimble, yang mengajar neurologi meniliti misteri antara hubungan menangis dan air mata. Dalam bukunya yang berjudul "Why Humans Like to Cry", mengatakan semua spesies dapat meneteskan air mata. Namun, manusia adalah satu-satunya spesies yang meneteskan air mata dan menangis saat menanggapi suatu keadaan emosional tertentu. Bagi Trimble, air mata tidak hanya berfungsi sebagai pelumas mata saja, tetapi juga sebagai simbol dalam berkomunikasi secara emosi. Bila manusia dapat menangis, demikian juga dengan Allah.

Bagi Yesus, kepergian ke Yerusalem memasuki babak akhir misi Allah di dunia. Dia meminta beberapa murid-Nya ke rumah penduduk untuk mengambil keledai muda, yang tidak pernah ditunggangi orang. Dia akan memakai keledai itu sebagai simbol, bahwa diri-Nya adalah Mesias yang dinubuatkan bagi bangsa Israel (28-36). Bagi orang-orang Yahudi, pergi ke Yerusalem merupakan suatu sukacita yang besar. Mereka mengunjungi Bait Suci untuk memberi persembahan kepada Allah. Bagi para murid Yesus, pergi ke Yerusalem adalah jalan kemuliaan. Mereka merasa sedang mengiringi seorang raja yang akan memulihkan takhta Daud. Di sepanjang perjalanan, para murid bergembira, berteriak, dan memuji Allah (37-40).

Namun siapakah yang tahu akan kepedihan hati Yesus, ketika dia melihat Yerusalem dari jauh. Yesus sedih bukan karena dia takut mati syahid. Yesus menangis karena dia melihat kehancuran Yerusalem dan hilangnya kesempatan bagi orang-orang Yahudi untuk diselamatkan. Yerusalem yang seharusnya menjadi kota benteng keselamatan Allah, malahan menjadi benteng pembantaian umat Allah (41-48).Di sini, tangisan dan air mata Yesus adalah bahasa kalbu Allah bagi Yerusalem.

Tangisan tidak hanya muncul dari apa yang kita alami, seperti: ketidakadilan, kedukaan, kebahagiaan, kemarahan, dan lainnya. Tangisan bisa juga datang dari kepekaan hati sanubari akan dosa. Sebab itu, tangisilah dirimu di hadapan Allah, dan bertobatlah sebelum segalanya terlambat.

Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/

(0.83235442622951) (Luk 12:1) (sh: Yesus telah mengajarku demikian! (Selasa, 24 Februari 2004))
Yesus telah mengajarku demikian!

Yesus telah mengajarku demikian! Sayangnya, Kristen masakini lebih menyukai pengakuan seperti “Yesus mewahyukan kepadaku” atau “Dia memberikan kepadaku firman ini [!]” dll. ketimbang kalimat di atas. Kata “ajar” rasanya terlalu rendah diri. Kita rupanya lebih suka menjadi rasul ketimbang menjadi murid!

Tujuan Lukas mencatat perkataan-perkataan Yesus bukanlah sekadar untuk mencatat “dulu Yesus mengatakan kepada para murid waktu itu,” titik. Lukas mencatat nas ini demi para murid, yaitu para pendengar langsung waktu itu (sekitar 70 orang, bdk. Luk. 10:17), juga kepada para murid di gereja mula-mula yang sezaman dengan Lukas, dan juga kepada para murid yang kemudian seperti kita di Indonesia ini sekarang. Kisah Para Rasul yang menjadi lanjutan Injil Lukas adalah ilustrasi hidup tentang apa yang Yesus sampaikan di dalam nas ini dan penerapannya oleh gereja mula-mula.

Apa yang Yesus ajarkan kepada kita dalam nas ini? Yesus mengajarkan agar para murid berani mengakui identitas dan ketaatan mutlak mereka kepada Yesus Kristus sebagai murid-murid-Nya di hadapan manusia, apapun konsekuensinya (ayat orang+mengaku+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">8-9, 11-12). Tidak melakukannya berarti menjadi seperti sebagian orang Farisi; menjadi munafik (ayat 2) karena tidak mengakui jatidiri sebenarnya, apalagi bila tekanan sosial yang dahsyat cenderung menyeret Kristen kepada kompromi.

Karena itu, biarlah kata dan perbuatan kita sehari-hari menjadi pengakuan bahwa kita adalah murid Kristus, karena kita tahu bahwa yang layak ditakuti hanyalah Allah yang Mahakuasa (ayat 5-9), dan bahwa Roh Kudus terus menyertai kita (ayat 11-12).

Renungkan: Bukan dalam berapa stiker Kristiani yang tertempel di kaca belakang mobil atau pintu kamar Anda, tetapi melalui pilihan-pilihan etis sehari-hari dalam ketaatan yang menabrak nilai duniawi, Anda mengaku murid yang menyembah Yesus sebagai Tuhan.

(0.79679012295082) (Luk 13:21) (full: RAGI. )

Nas : Luk 13:21

Di PL ragi biasanya dianggap sebagai lambang kehadiran kejahatan atau kenajisan; ia mengkhamirkan, menghancurkan dan merusakkan

(lihat cat. --> Kel 12:19;

[atau ref. Kel 12:19]

Kel 13:6-8; Im 2:11; 6:17; Ul 16:3-4; Am 4:4-5;

lihat cat. --> Kel 13:7).

[atau ref. Kel 13:7]

Dalam PB, ragi melambangkan pengajaran palsu dan doktrin-doktrin jahat golongan Farisi, Saduki (Luk 16:12) dan golongan Herodes (Mr 8:15). Dalam 1Kor 5:6-8 ragi dianggap oleh Paulus sebagai lambang "keburukan dan kejahatan", sedangkan ketiadaan ragi melambangkan "kemurnian dan kebenaran" (bd. Gal 5:9). Sebab itu, banyak orang mengerti bahwa perumpamaan ini menunjuk kepada kejahatan, doktrin yang salah dan ketidakbenaran yang tinggal dan menyebar semakin luas di dalam Kerajaan Allah yang kelihatan.

  1. 1) Ragi kejahatan ini akan menyebar ke seluruh bagian pekerjaan Allah. Ini ditemukan dalam:
    1. (a) Modernisme, teologi liberal, dan teologi pembebasan, yang menyanjung gagasan manusia di atas kekuasaan Alkitab (bd. Mat 22:23,29);
    2. (b) keduniawian dan kedursilaan dalam gereja (bd. 1Kor 5:1-2; Wahy 2:1-3:22);
    3. (c) hal mencari kedudukan dan kekuasaan di dalam gereja yang dilakukan oleh mereka yang lebih memperdulikan ambisinya sendiri daripada kehormatan Allah (bd. pasal Mat 23:1-39);
    4. (d) doktrin palsu (bd. Gal 1:9);
    5. (e) guru palsu (bd. Mat 24:11,24);
    6. (f) orang yang mengaku dirinya Kristen yang kelihatannya benar, tetapi sebenarnya tidak lahir baru (bd. Mat 23:1-39; Yud 1:12-19). Menjelang akhir zaman sekarang ini, kejahatan-kejahatan ini akan merembes ke dalam pekerjaan Allah di dalam gereja, denominasi, perguruan tinggi, dan seminari Kristen sampai Injil rasuli PB dan cara hidup yang benar menjadi lemah dan rusak secara besar-besaran (lih. Luk 18:8; Mat 24:10-12;

      lihat cat. --> Gal 1:9;

      [atau ref. Gal 1:9]

      2Tes 2:3;

      lihat cat. --> 1Tim 4:1;

      [atau ref. 1Tim 4:1]

      pasal Wahy 2:1-3:22;

      lihat art. KESENGSARAAN BESAR, dan

      lihat art. PENILIK JEMAAT DAN KEWAJIBANNYA).

  2. 2) Setiap orang Kristen harus berhati-hati agar ragi kejahatan itu tidak mempengaruhi kehidupannya. Rahasia kemenangan terletak pada sikap menjaga pandangan kita tetap tertuju kepada Yesus dalam iman (Tit 2:13; Ibr 12:2,15), memandang rendah hal-hal duniawi (Yak 1:27; 1Yoh 2:15-17), tinggal tetap di dalam Firman Allah (Yoh 15:7; Yak 1:21), menantikan kedatangan Kristus (Luk 12:35-40), terus-menerus mendengarkan suara Roh Kudus (Rom 8:12-14; Gal 5:16-18), siap menderita (1Pet 4:1-2), memerangi kejahatan (1Kor 10:6; 1Tes 5:15; 1Pet 3:11), membela Injil (Fili 1:17), dan mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah (Ef 6:11-18).


TIP #02: Coba gunakan wildcards "*" atau "?" untuk hasil pencarian yang leb?h bai*. [SEMUA]
dibuat dalam 0.08 detik
dipersembahkan oleh YLSA