Pribadi Yesus Kristus dapat dikatakan sebagai pribadi yang paling kontroversial di dalam dunia ini dari dulu sampai sekarang. Terbukti dari perdebatan tentang keilahian dan dua naturNya pada abad-abad permulaan sampai usaha-usaha penyelidikan terhadap bukti-bukti keberadaan-Nya pada abad-abad belakangan. Seakan-akan diri Yesus tak pernah berhenti diperbincangkan dari masa ke masa. Teristimewa beberapa abad terakhir yang berusaha menemukan Yesus yang sesungguhnya di dalam kitab-kitab Injil sebagai sumber tentang diri Yesus. Istilah Yesus Sejarah berasal dari buku karangan Albert Schweitzer yang sangat berpengaruh: The Quest of Historical Jesus: A Critical Study of its Progress from Reimarus to Wrede (1910, terjemahan dari judul asli Jerman Von Reimarus zu Wrede. Eine Geschichte der Leben-Jesu-Forschung). Istilah itu mengacu pada gambaran pribadi Yesus yang direkonstruksi melalui metode analisis historis modern.1146 Walaupun demikian, konsep tentang Yesus Sejarah1147 sendiri telah dikenal beberapa abad sebelum Schweitzer menerbitkan bukunya. Studi terhadap historisitas Yesus telah dimulai sekitar abad XVIII saat Gotthold Ephraim Lessing menerbitkan fragmen-fragmen berjudul Fragments from an Unnamed Author yang dikenal kemudian sebagai Wolgenbuttel Fragments (antara 1774 sampai 1778). Cuplikan-cuplikan tulisan tersebut berasal dari karangan seorang sarjana Jerman bernama Hermann Samuel Reimarus (1694-1768) yang melakukan pendekatan untuk pertama kalinya dari sudut pandang analisis historis dalam menjawab pertanyaan tentang siapa Yesus.
Puncak perkembangan analisis historis yang digunakan dalam studi-studi Yesus Sejarah pada masa kini adalah analisis redaksi. Artikel ini ditulis untuk memberikan sedikit penjelasan tentang analisis redaksi dan hasil-hasil yang dicapai melalui metode tersebut. Juga sikap orang Kristen, yang masih meyakini Alkitab adalah firman Tuhan yang diwahyukan dan diinspirasikan serta berotoritas, terhadap metode tersebut.