Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 8 No. 2 Tahun 1993 >  PENGGEMBALAAN DAN ISU GLOBALISASI > 
ADAKAH HARI ESOK YANG CERAH 

Jawabnya? Tergantung! Yang jelas Allah tidak menghendaki keadaan yang cukup memprihatinkan ini akan menjadi makin buruk lagi tanpa dapat terbendung. Keadaannya seolah-olah sudah menjadi escalator yang menurun dengan tajam dan kian kencang. Tetapi kita tidak boleh terlalu cepat berputus asa. Yesaya 42:23 memberi secercah cahaya pengharapan!

"Siapakah di antara kamu yang mau memasang telinga kepada hal ini, yang mau memperhatikan dan mendengarkannya untuk masa yang kemudian?

Yang perlu dan harus kita tanyakan adalah "hal ini" tadi. Dalam konteksnya, dapat diketahui bahwa Allah tetap mengasihi umat-Nya walaupun mereka telah berdosa. Hal itu tidak boleh kita simpulkan bahwa Allah menutup mata terhadap kegagalan umat-Nya dalam mengemban tugas panggilan Nya. Sama sekali tidak!

Allah telah menegur dan memperingatkan mereka berkali-kali. Lewat para nabi dan hamba-Nya, lewat "alat-alat" lain, termasuk bangsa kafir - untuk menghajar umat Allah (ayat-ayat 21-22; 24-25). Namun sayang bahwa respons umat Allah justru mengecewakan sekali. Perhatikan ayat 20!

Dalam PB, seorang mantan Farisi, menegur gereja Galatia dengan peringatan yang nyaris sama:

"Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapakah yang mempesona kamu? ... Sia-siakah semua yang telah kamu alami sebanyak itu? Masakan sia-sia?" (Gal 3:1,4)

Bangsa Israel tidak dapat belajar dari sejarah. Mereka sudah mengalami begitu banyak, tetapi mereka tetap bodoh. Mereka buta dan tuli. Mereka tidak mau mengerti.

Tetapi Allah memiliki rencana penyelamatan-Nya yang agung! Yah, siapakah diantara kamu yang mau memasang telinga kepada hal ini, yang mau memperhatikan dan mendengarkannya untuk masa yang kemudian?

Kita patut bersyukur bahwa ada banyak anak muda yang terpanggil ke seminari. Dan kita bersyukur ada banyak yang berhasil menyelesaikan studi mereka dengan gemilang. Bahkan tidak sedikit yang mendapat kesempatan untuk melanjutkan studi mereka ke jenjang S2 ataupun S3.

Kita harus meningkatkan Sumber Daya Manusia agar masalah-masalah penggembalaan yang kian ruwet dan kompleks dalam era globalisasi ini juga dapat lebih ditanggulangi secara lebih baik oleh orang-orang yang dipersiapkan dengan lebih baik pula.

Tetapi salah satu hal yang cukup memprihatinkan kita adalah: tidak terlalu banyak para alumni seminari yang merasa "terpanggil" dalam bidang penggembalaan! Quo Vadis Gereja?

Tugas gereja yang pertama dan terutama memang tidak berubah! Bersaksi dan melayani! Memang dengan sengaja dua sisi dari satu kebenaran tadi dikemukakan karena selama ini masih saja terjadi polarisasi di antara banyak gereja.

Di satu pihak ada yang masih tetap laku, baku dengan harga mati: PI titik! Kesaksian yang menjadi sempit. Di pihak lain selalu ada yang menekankan "kehadiran Kristiani" atau pelayanan (yang juga berkonotasi humanistis - antroposentris).

Mencoba memahami berbagai masalah global yang membuat banyak orang diperlakukan secara tidak adil, tertekan, kurang manusiawi - yang menghasilkan makin banyaknya orang yang gelisah, stress, utuh, dan tidak pernah berubah: melayani manusia seutuhnya!

Memang ada gunanya seandainya setiap keluarga akhirnya dapat memiliki dan mencukupi segala kebutuhan hidup mereka (makan, rekreasi, sosialisasi dan lain sebagainya) tetapi toh akhirnya binasa? (Mat 16:26) Tetapi kita tidak boleh lupa bahwa setelah orang bertobat dan percaya sekalipun, dia tidak langsung pulang ke sorga. Sebaliknya Tuhan gereja malah meminta kepada Bapa agar orang-orang percaya tetap hidup (berkarya, menjadi berkat bagi orang lain) di dunia! (Yoh 17:15, padahal hidup di dunia bagi orang percaya bukanlah bersantai ria dan mudah; Yoh 15:18,19).

Kalau kita mau melihat dan mau mendengar, sebagaimana yang dikatakan Yesaya 42:23 tadi - justru sebagaimana Allah mau agar kita melihat dan mendengar - malah kita harus mengakui bahwa gereja seringkali keliru.

Di dunia (masyarakat) di mana gereja ditempatkan; banyak erang, isak tangis dan desah suara sesama kita yang tersingkir, tergusur, tersungkur. Bukan saja mereka miskin tapi sebagian telah menjadi korban dari proses pemiskinan yang terencana.

Kalau umat Israel akhirnya dihukum Allah karena mereka membuta dan menuli terhadap kesengsaraan dan ketidakadilan, bagaimana dengan gereja kita?

Cobalah kita bandingkan berita-berita yang memenuhi halaman-halaman koran, majalah, dan mengisi banyak acara layar kaca kita dengan kutipan di bawah ini. Apakah ada yang baru?

"Dengan apakah aku akan pergi menghadap TUHAN dan tunduk menyembah kepada Allah yang di tempat tinggi? Akan pergikah aku menghadap Dia dengan korban bakaran, dengan anak lembu berumur setahun? Berkenankah TUHAN kepada ribuan domba jantan, kepada puluhan ribu curahan minyak? Akan kupersembahkanlah anak sulungku karena pelanggaranku dan buah kandunganku karena dosaku sendiri?"

Mengapa di sekitar kita terjadi begitu banyak tindak kekerasan? Mengapa begitu banyak orang yang berputus asa dan menjadi mata gelap? Mengapa ada banyak orang yang stress, sakit jiwa, bunuh diri? Mengapa terjadi banyak perceraian dan ketidaksetiaan? Mengapa ada warga jemaat yang murtad?

Janganlah kita terlalu gampang mengkambinghitamkan Setan yang memang sudah hitam legam itu! Tetapi mungkinkah gereja yang seharusnya menjadi "garam dan terang dunia" ternyata telah ikut-ikutan menjadi tawar? Mungkinkah gereja yang menjadi "hati nurani" masyarakat, yang diharapkan dapat menjadi mata dan telinga terhadap orang yang mendambakan dan mencari kebenaran dan keadilan telah menjadi buta dan tuli?

Oh, kalau saja ada orang yang mau melihat dan mau mendengar untuk masa yang kemudian (Yes 42:23).

Kalau saja gereja mau melaksanakan tugas penggembalaannya dengan (lebih) baik! Apa gunanya PI kalau orang sudah di PI dibiarkan tetap diperlakukan secara tidak adil? Apa perlunya orang-orang yang sudah mendengarkan Injil digerejakan, kalau tidak digembalakan? Apa juga gunanya kita memberi makanan dan pakaian, juga mengupayakan hidup yang lebih layak kalau manusia yang kian maju dan baik susila ekonominya menjadi "serigala" terhadap sesamanya?



TIP #09: Klik ikon untuk merubah tampilan teks alkitab dan catatan hanya seukuran layar atau memanjang. [SEMUA]
dibuat dalam 0.15 detik
dipersembahkan oleh YLSA