Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 6 No. 1 Tahun 1991 >  TEOLOGIA KEMAKMURAN - MENJATUHKAN IMAN, TEOLOGIA SALIB - MENGUATKAN IMAN (DENGAN TINJAUAN KHUSUS MAZMUR 73) > 
II. MAZMUR 73:15-28: KEHIDUPAN KEROHANIAN YANG NAIK 

1. Dalam ayat 15 dan 16 pemazmur sadar bahwa ia tidak boleh hidup bersandar pada barang-barang dunia. Dia tidak boleh mengajarkan filsafat hidup ini pada generasi yang akan datang. Pemazmur mempunyai pergumulan. Ini merupakan langkah naik pertama untuk kembali kepada Tuhan.

Filsafat orang dunia hanya mementingkan ada makanan di meja, tanpa persekutuan yang manis dengan Tuhan di meja makan. Filsafat orang dunia tentang pernikahan, cukup dengan menaruh cincin di tangan wanita, kalung di leher, atau memberikan baju bagus di badan tetapi tidak memberikan kasih kepada pasangan. Kita salah kalau hanya memberikan house141 pada keluarga, tetapi tidak memberikan home142 pada keluarga kita. Banyak house hancur, karena house itu bukan merupakan home. Apa untungnya kita memiliki beautiful house tetapi broken home. Banyak orang memiliki kelimpahan materi, tetapi hidup kerohanian mereka berantakan. Pemazmur tidak dapat hidup dengan filsafat hidup demikian.

2. Pemazmur masuk ke dalam tempat kudus Allah (ayat 17). Pemazmur tetap mendisiplinkan diri untuk pergi ke rumah Tuhan meskipun sedang dalam keadaan sakit rohani. Pada waktu kita sedang menderita sakit rohani, dan pada saat yang bersamaan tidak lagi menghadiri kebaktian, maka kita akan membuat sakit rohani kita menjadi lebih serius. Dalam rumah Tuhan, pemazmur merenungkan akhir keadaan orang jahat dan ia mendapat penerangan dari Tuhan.

3. Tuhan bertemu dengan pemazmur.

Apa yang terjadi dalam tempat kudus Allah? Ia mendengar sesuatu, dan ia melihat sesuatu. Tuhan dalam anugerahNya menyatakan diri kepada pemazmur. Melalui ikut serta dalam kebaktian, pandangan pemazmur yang salah diperbaiki. Kesucian Tuhan membuat Dia berbeda dengan manusia. Dalam tempat kudus Tuhan terdapat beberapa benda ini:

- Tutup pendamaian (Keluaran 25:17) di mana pendamaian diadakan melalui darah korban (Imamat 17:11). Hal ini boleh melambangkan korban penebusan melalui darah Kristus (the atoning blood of Christ).

- Tabut dengan dua kerub dari emas (Keluaran 25:10,18).

Melalui tabut, Tuhan hadir bersama umatNya. Dia tidak pernah meninggalkan umatNya. Demikian juga Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Di manakah kerajaan dunia yang besar pada zaman Perjanjian Lama? Di manakah Firaun, di mana kerajaan Asyur, di mana kerajaan Babel? Mereka sudah tidak ada lagi, tetapi gereja tetap ada sampai sekarang. Setelah Perang Dunia kedua, London hancur, tetapi gereja St. Paul Cathedral tetap ada dengan salibnya.

Pemazmur melihat kebenaran yang indah ini. Hal ini bukanlah sesuatu yang kebetulan saja. Roh Tuhan membuka matanya. Kita seharusnya melihat apa yang dialami oleh pemazmur. Kiranya Tuhan membuka mata rohani kita untuk melihat di luar materi dunia ini. Ini adalah rahasia yang Tuhan ingin kita lihat di mana orang lain sama sekali tidak melihatnya.

4. Setelah melihat Tuhan dan kehebatan Tuhan, ia melihat kenyataan yang sesungguhnya ada dalam dunia ini. Pemazmur sepertinya mempunyai pengalaman seperti pengalaman Yesaya melihat kemuliaan Tuhan (Yesaya 6:1-13). Pemazmur melihat Tuhan, sesudah itu ia melihat semua perkara di dunia ini tidak ada arti apa-apa.

Mzm 73:18 "Sesungguhnya, di tempat-tempat licin Kau taruh mereka, Kau jatuhkan mereka sehingga hancur." Asaf melihat akhir hidup orang jahat, mereka akan jatuh. Orang jahat hanya kelihatannya teguh jaya, tetapi sebenarnya kaki mereka sedang berjalan di atas jalan yang licin. Asaf melihat terang Tuhan. Karena dikuasai oleh rasa cemburu atau iri, ia merasa seperti binatang yang bodoh (Mzm. 73:22). Binatang hanya bereaksi pada sesuatu rangsangan dari luar. Binatang hanya memperhatikan perut dan nafsu saja. Ini adalah yang dituntut orang dunia. Orang dunia tidak dapat melihat hal-hal rohani. Sekarang Asaf menyadari kekayaannya, yaitu kekayaan yang tidak dimiliki oleh orang dunia. Asaf mengetahui bahwa Tuhan memiliki dirinya. Tuhan berada dekat dengan dia, Tuhan memegang dia. Tuhan menasihati dia. Tuhan akan membawa dia masuk ke dalam kemuliaan (Mzm. 73:24).

Ketika Abraham mati, ia tidak melihat apa-apa; ia hanya memiliki kuburan. Tetapi sesungguhnya Abraham melihat sesuatu yang jauh ke depan. Tuhan yang mengatur sejarah itu tetap memelihara dia, membawa dia masuk ke dalam kemuliaan.

Kita bersalah kalau mengajarkan Teologia Sukses. Kita harus mengajarkan Teologia Salib. Kekayaan Tuhan hanya dicapai dengan iman. Tanpa salib, manusia tidak dapat diperkenan Tuhan.

5. Pemazmur mengetahui bahwa Tuhan itu dekat dengan dia (Mzm. 73:25). Sekarang, berdekat dengan Tuhan merupakan kekuatan Asaf. Asaf memiliki Tuhan, maka dia tidak memerlukan lagi yang lain. Asaf mendapat keyakinan bahwa Tuhan melakukan segala sesuatu untuk keselamatannya, maka ia dapat menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Ia tidak perlu peduli bagaimanapun keadaan sekeliling. Tidak ada sesuatupun yang lebih penting di dunia dan di sorga daripada Tuhan. Bersama Tuhan dia tidak memerlukan lagi yang lain. Dulu pemazmur iri kepada milik orang jahat, sekarang ia menginginkan Tuhan.

Apa yang kita pilih dan utamakan dalam dunia ini? Materi ataukah Tuhan? Mengapa kita mau, pergi ke sorga? Apakah karena hanya mau terlepas dari kesusahan? Atau sebab Yesus ada di sana? Ia memuaskan jiwa manusia. Inilah yang membuat sorga adalah tempat yang menyenangkan. Kalau kita memiliki dan dimiliki oleh Dia, tidak ada hal lain yang dapat memuaskan kita.

6. Keputusan: Pemazmur ingin memberitakan kebaikan Tuhan di tengah dunia yang terbalik (Mzm. 73:28). Pemazmur mau mengajarkan kebenaran dan perbuatan Tuhan kepada orang lain. Pemazmur mau memberitahukan bahwa salahlah hidup yang bersandar pada value system orang dunia. Tidak benar hidup hanya dipuaskan oleh materi. Hidup dekat dengan Tuhan boleh menjadi kekuatan untuk hidup dalam dunia yang terbalik ini. Pemazmur tidak berhenti memuji Tuhan, tidak berhenti melayani Tuhan. Tidak ada satupun dalam dunia ini yang dapat dibandingkan dengan kemuliaan Injil salib Kristus.

Kiranya Tuhan menolong kita belajar dari pengalaman pemazmur ini. Teologia Sukses yang mementingkan materi, hanya membuat hati kita terikat pada dunia ini. Orang yang tidak percaya Tuhan boleh memegang dan menganut Teologia Sukses. Asaf membuang prinsip sukses orang dunia, dan mengutamakan Tuhan dalam hidupnya. Segala milik kita tidak ada artinya jika dibandingkan dengan kemuliaan Tuhan. Hidup seorang Kristen bukanlah bergantung pada kuasa dan kekayaan dunia ini, melainkan bergantung pada hubungan yang dekat dengan Tuhan. Sebagaimana Asaf, marilah kita memberitakan Teologia Salib kepada dunia ini, dan bukan Teologia Sukses.



TIP #10: Klik ikon untuk merubah tampilan teks alkitab menjadi per baris atau paragraf. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA