Dalam menghadapi pluralisme agama-agama, maka penulis menawarkan dialog "Kebenaran Agaphe". Dialog ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu: dialog "Kebenaran" sifatnya tidak bisa kompromis, dan dialog "Agaphe" sifatnya bisa kompromis asalkan Alkitabiah. Dan untuk lebih mengetahui dialog "Kebenaran Agaphe". sebagai berikut:
A. Pengertian Dialog
Dialog bertujuan untuk memberi wawasan pengertian keagamaan masing-masing. Dialog bagi orang Kristen adalah dialog "pesan kematian Kristus di kayu salib". Dialog kebenaran dan memberitakan ketaatan iman seseorang dalam suatu bentuk. Dialog ini bukan berdebat, tetapi saling memberi masukan saja. Dialog itu "sharing" mengenai kasih karunia, yang perlu didengarkan, dipelajari, dan didiskusikan.
Penulis setuju dengan rumusan Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Kristen) Protestan mengenai dialogis sebagai berikut:
Dialog pertama sekali berarti percakapan antara dua atau lebih yang pada dasarnya berkeluarga. Sebagai para saksi tentang panggilan dan kebenaran, kita semua adalah berkeluarga walaupun sebagai penganut agama dan kepercayaan yang berbeda. Dalam dialogis ini identitas Kristiani kita tidak boleh menjadi kabur. Justru karena menyadari sebagai orang Kristen atau pengikut Kristus maka umat Kristen dimampukan untuk mengasihi Allah dan tetangganya (Mat 22:37-40). Sebab di sinilah dialog kehidupan terjadi secara utuh. Dalam dialog selalu terjadi adanya pro dan kontra, namun bukan pro dan kontra itu yang penting, yang lebih utama adalah dialog itu sebagai bentuk yang paling tepat untuk bersaksi.1627
Seperti Yesus memuridkan 12 murid-Nya, dan para murid memuridkan banyak murid lainnya. Mat 10:5; Luk 10:3 mengatakan "pergilah": ini adalah salah satu bagian dari tugas "berdialog" itu.
Murid-murid berdialog kepada sesama manusia - dialog dengan orang tidak percaya. Karena itu, dialog adalah bagian kegiatan orang-orang Kristen yang dilakukan setiap hari dan di mana saja orang Kristen berada - berdialog di pasar, sedang menunggu bus, atau sedang menunggu seseorang.
B. Dialog Kebenaran
Dialog Kebenaran adalah sharing mengenai kebenaran Allah, bukan kebenaran manusia. Bagi orang Kristen kebenaran adalah ajaran Alkitab itu sendiri. Rm 2:12, "Semua orang yang berdosa tanpa hukum taurat akan binasa tanpa hukum taurat; dan semua orang yang berdosa di bawah hukum Taurat akan dihakimi oleh hukum taurat." Dalam Yoh 18:37 dikatakan bahwa Yesus datang ke dalam dunia ini supaya Dia bersaksi tentang kebenaran.
Kebenaran Allah adalah kebenaran yang dilandaskan keselamatan manusia, dan hanya melalui Yesus Kristus - manusia percaya kepada-Nya sebagai Juru Selamat - maka manusia itu hidup dalam kebenaran yang sesungguhnya. Apa yang dikatakan Alkitab itulah kebenaran Allah, sebab kebenaran itu adalah Allah itu sendiri, dan kebenaran itu adalah ketaatan.
Begitu juga Yesus adalah kebenaran itu sendiri karena Yesus itu adalah Allah sendiri. Jadi, kalau Allah mendemontrasikan kasih-Nya kepada manusia melalui Yesus berarti Allah itu juga memberikan kebenaran itu dalam Yesus. Kebenaran Yesus adalah Dia datang menjadi saksi kebenaran Allah. Yoh 1:18, "Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya." Di sini, Yesus tidak hanya dikomunikasikan Firman Allah secara langsung, tetapi Dia adalah Firman Allah itu sendiri. Dia adalah iman orang Kristen.
Jadi, dialog "Kebenaran Allah" tidak kompromis. Ketika dialog selesai maka kelanjutannya adalah partner dialog itu akan "menerima" atau "menolak". "Menerima" berarti Yesus Kristus menjadi Juru Selamatnya dan ia mendapat jaminan hidup kekal, tetapi bila ia "menolak" berarti seseorang sudah mendengar kesaksian keselamatan melalui Kristus.
C. Dialog "Agaphe"
Dialog "agaphe" (kasih Allah) adalah apa yang diajarkan Yesus bahwa kita harus hidup di tengah masyarakat, berkomunikasi dengan masyarakat, bahkan menolong atau membagi kasih Allah kepada siapa saja. Di sini, orang Kristen mendemokan kasih Allah kepada semua orang dan apa pun agamanya. Yesus mengajarkan kita agar kita mengasihi sesama manusia. Kita juga mengasihi orang-orang agama lain Kasih yang diberikan Allah kepada kita dalam Kristus memanggil kita menerima tetangga kita dan mengajak mengenal nilai-nilai kasih Allah yang luar biasa itu.
Proses pengenalan kasih Allah bukan berarti seseorang harus berpakaian sama seperti orang Kristen. merubah nama menjadi ciri nama orang Kristen, atau mengikuti irama keagamaan orang Kristen. Karena perubahan bukan berarti memanipulasi pemikiran manusia menjadi evangelism misalnya. Evangelism adalah cara hidup dan pemberitaan Firman, tetapi perubahan 9 adalah cara respon terhadap Firman Allah dalam pribadinya yang membuat seseorang itu mempunyai pendirian (sikap) yang nyata bersekutu yang benar dengan Allah.
Jadi. "agaphe" bisa kompromis selama etika yang dirumuskan bersama -- antara umat beragama - sesuai dengan kebenaran Alkitabiah. "agaphe" ini membuat orang Kristen mau bekerja sama dengan siapa saja dan tidak melihat agama apa saja untuk melakukan hal-hal yang baik - menolong orang miskin, menjadi warga negara yang baik, membangun moral negara, ikut berperang bila negara memintanya, menjaga keamanan lingkungan, menjaga kebersihan lingkungan dan sebagainya asalkan Alkitabiah.
D. Dialog Kebenaran Agaphe adalah Misi Amanat Agung
Meskipun orang Kristen mau bekerja sama dengan siapa saja tidak memandang agama apa saja tetapi ia tetap hidup dalam kerangka misi Amanat Agung -- dalam PL Allah mengharapkan bangsa Israel menjadi teladan ketaatan Allah sehingga bangsa-bangsa lain datang kepada-Nya (Mzm 96:2-3,10; 67:2-5) sedangkan dalam PB orang Kristen sebagai saksi Allah dan pemberita Injil ke seluruh dunia (Mat 28:18-20; Mrk 16:15-18; Luk 24:46-49; Kis 1:7-9; Yoh 20:11-23; Kis 1:8).
Dalam dialog "Kebenaran Agaphe", orang Kristen hanya mempunyai tugas melakukan nilai-nilai kebenaran Allah dengan sebenar-benarnya dan nilai-nilai "agaphe" seteladan-teladannya seperti apa yang telah dilakukan Yesus sebagai teladan hidup, baik dalam doktrin maupun moral. Sedangkan pekerjaan selanjutnya, agar seseorang atau partner dialog itu berubah menjadi Kristen biar Allah yang bekerja.
E. Kesimpulan
Jadi, dialog "Kebenaran Agaphe" adalah dialog yang tidak kompromis bila berbicara mengenai doktrin keselamatan, otoritas Alkitab, dan kanon tertutup, tetapi dialog yang kompromis bila berbicara mengenai untuk melakukan hal-hal yang baik - menolong orang miskin, menjadi warga negara yang baik, membangun moral negara, ikut berperang bila negara memintanya, menjaga keamanan lingkungan, menjaga kebersihan lingkungan, dan sebagainya asalkan Alkitabiah.