Wahyu 18:4
Konteks18:4 Lalu aku mendengar suara lain dari sorga berkata: "Pergilah kamu, hai umat-Ku, x pergilah dari padanya 1 supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya. y
Wahyu 19:1
KonteksWahyu 19:6
KonteksWahyu 22:18-19
Konteks[18:4] 1 Full Life : HAI UMATKU, PERGILAH DARI PADANYA.
Nas : Wahy 18:4
Ini merupakan panggilan nubuat dari Allah kepada angkatan terakhir orang percaya untuk keluar dari Babel yang besar (ayat Wahy 18:2), karena orang-orang dari umat Allah yang tinggal dalam sistem yang tidak mengenal Allah ini sudah pasti akan "mengambil bagian dalam dosa-dosanya" sehingga "turut ditimpa malapetaka-malapetakanya". Panggilan untuk memisahkan diri dari dunia dan lembaga-lembaga agama yang sesat telah menjadi aspek yang penting dari keselamatan manusia di sepanjang sejarah penebusan (bd. Yes 52:11; Yer 51:45; 1Kor 11:32;
lihat art. PEMISAHAN ROHANI ORANG PERCAYA).
[19:1] 2 Full Life : KEMUDIAN DARIPADA ITU.
Nas : Wahy 19:1
Pasal Wahy 19:1-21 berbicara mengenai akhir masa kesengsaraan dan kedatangan Kristus kedua kali yang mulia ke bumi guna membinasakan orang-orang fasik dan untuk memerintah bersama umat-Nya.
[19:1] 3 Full Life : HALELUYA!
Nas : Wahy 19:1
Ini merupakan yang pertama di antara empat kali "_Haleluya_" terdapat dalam PB (lih. ayat Wahy 19:1,3-4,6). Kata ini berasal dari dua kata Ibrani: _halal_, yang berarti "pujian" dan _jah_, yang berarti "Yahweh" atau "Tuhan"; jadi, kata Haleluya berarti "Puji Tuhan!" Orang di sorga memuji Tuhan sebab Allah telah menghukum dunia dan menuntut balas atas mereka yang menderita oleh dunia, dan sebab Yesus Kristus akan kembali ke bumi untuk memerintah (ayat Wahy 19:6,11; 20:4). Inilah "Koor Haleluya" sorga.
[22:19] 4 Full Life : ALLAH AKAN MENGAMBIL.
Nas : Wahy 22:19
Yohanes mengakhiri wahyu dari Yesus Kristus ini dengan suatu peringatan mengenai dahsyatnya kemungkinan bagi seseorang untuk kehilangan bagiannya dalam pohon kehidupan dan kota kudus itu. Kita tidak boleh mempunyai sikap yang tak peduli terhadap kitab ini atau bagian manapun dari Alkitab yang kudus ini. Sikap semacam ini dinyatakan jikalau kita memilih untuk mempercayai hanya beberapa bagian tertentu dari penyataan Allah dan menolak bagian-bagian lain yang tidak kita sukai, atau jika kita mengajarkan gagasan-gagasan kita sendiri seolah-olah itu merupakan bagian dari Firman Allah, (ayat Wahy 22:18). Seperti pada awal pengembaraan manusia di atas bumi ini, kegagalan untuk mengikuti Firman Allah dengan sungguh-sungguh merupakan soal yang menyangkut hidup dan mati (lih. Kej 3:3-4).