1 Samuel 12:14-15
Konteks12:14 asal saja kamu takut x akan TUHAN, beribadah kepada-Nya, mendengarkan firman-Nya 1 dan tidak menentang y titah TUHAN, dan baik kamu, maupun raja yang akan memerintah kamu itu mengikuti TUHAN, Allahmu! 12:15 Tetapi jika kamu tidak mendengarkan firman TUHAN dan kamu menentang z titah TUHAN, maka tangan TUHAN akan melawan kamu dan melawan rajamu.
1 Samuel 15:23
Konteks15:23 Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung 2 a dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak b firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja 3 ."
[12:14] 1 Full Life : TAKUT AKAN TUHAN ... MENDENGARKAN FIRMAN-NYA.
Nas : 1Sam 12:14
Samuel menjelaskan bahwa berkat Allah dan kesejahteraan bangsa itu tergantung bukan pada raja, tetapi pada tanggapan mereka yang menghormati dan melayani Allah dengan ketaatan penuh kepada firman perjanjian-Nya (ayat 1Sam 12:24-25).
[15:23] 2 Full Life : PENDURHAKAAN ... DOSA BERTENUNG.
Nas : 1Sam 15:23
Dosa "bertenung" artinya berusaha untuk memanipulasi peristiwa, orang, atau masa depan dengan mempergunakan roh-roh orang yang sudah mati (bd. Im 19:26; Ul 18:9-12). Pemberontakan terhadap Firman Allah adalah sama dengan dosa ini karena keduanya mencakup penolakan ke-Tuhanan Allah dan suatu usaha untuk menentukan kesudahan hal-hal dengan cara yang tidak selaras dengan cara Allah. Selanjutnya, kedua dosa itu mengeluarkan si pelanggar dari perlindungan Allah dan meletakkannya di bawah kuasa Iblis dan roh-roh jahat yang membinasakan (bd. 1Sam 16:14; 18:10; 19:9).
[15:23] 3 Full Life : IA TELAH MENOLAK ENGKAU SEBAGAI RAJA.
Nas : 1Sam 15:23
Teks :- 1) Pencabutan hak Saul sebagai raja dan kemudian juga penolakan keturunannya tidak berarti bahwa Allah menolak Saul secara pribadi untuk selamanya. Sekalipun kedudukan Saul sebagai raja tidak pernah akan dipulihkan, ia masih dapat diampuni dan menikmati hubungan yang menyelamatkan dengan Allah melalui pertobatan yang sungguh-sungguh dan dengan hidup bagi Tuhan (ayat 1Sam 15:24-25,31).
- 2) Prinsip yang sama berlaku pada zaman perjanjian baru. Seorang
pemimpin rohani dapat gagal secara moral, dan oleh karena itu ditolak
selama-lamanya oleh Allah dari kedudukan rohani, namun tetap terbuka
untuk menerima pengampunan, keselamatan, dan persekutuan yang sempurna
dengan Allah
(lihat art. SYARAT-SYARAT MORAL PENILIK JEMAAT).