Topik : Malaikat
Penolong yang Tak Terlihat
Nats : Bukankah mereka semua adalah roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani? (Ibrani 1:14)
Bacaan : Ibrani 1:5-14
Suatu saat, ketika karier Martin Luther tengah dihantam badai, ia menerima beberapa berita yang melemahkan semangat. Namun, ia menanggapinya dengan berkata, "Akhir-akhir ini saya sering memandang ke langit di waktu malam. Saya melihat bintang-bintang berkilauan yang bertebaran. Tak ada pilar yang menopang mereka. Namun, bintang- bintang itu tidak jatuh." Semangat Luther bangkit kembali saat ia mengingatkan dirinya sendiri bahwa Allah yang menopang alam semesta juga pasti mempedulikan dirinya.
Saat menghadapi krisis fisik atau rohani, ada sumber pertolongan lain yang tak kelihatan bagi anak-anak Allah untuk memperoleh semangat, yakni malaikat! Para makhluk surgawi itu disebut "roh-roh yang melayani" (Ibrani 1:14), dan mereka cepat tanggap melakukan perintah Allah. Hanya mungkin selama ini sedikit yang kita ketahui tentang perlindungan dan pertolongan hebat yang mereka berikan. Saat Yesus sedang menderita di Getsemani, "seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya" (Lukas 22:43).
Namun Anda berkata, "Saya belum pernah melihat malaikat." Tidak perlu! Cukuplah kita tahu bahwa mereka melindungi kita secara diam- diam dan tidak terlihat. Mereka tidak minta perhatian bagi diri mereka sendiri, dan kita justru diminta untuk lebih memfokuskan diri kepada Yesus Kristus dan bukan kepada mereka. Yang jelas, kehadiran mereka nyata. Dengan mengetahui bahwa para penolong yang tak kelihatan ini berada di pihak kita, maka kita da-pat semakin mempercayai Allah yang mereka layani dengan setia --Dennis De Haan
Kebenaran: Teman atau Musuh?
Nats : Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu? (Galatia 4:16)
Bacaan : 2Tawarikh 18:1-7
Kebenaran adalah musuh terbesar saya sampai akhirnya ia menjadi satu-satunya teman saya," ucap Thelma, seorang mantan wanita tunasusila dan pecandu obat-obatan.
Bukan hanya mereka yang telah teng-gelam dalam dosa yang perlu mendengar kesaksian Thelma. Mereka yang oleh do-sanya telah diangkat dalam kemakmuran dan kekuasaan, juga perlu mendengar-nya.
Setelah kasus korupsi terungkap di beberapa korporasi utama Amerika Serikat, seorang reporter berkata, "Ini bukan masalah gaji dan insentif para eksekutif; tetapi masalah kebenaran."
Seperti halnya para eksekutif yang korup, Raja Ahab dari Israel adalah orang kaya dan berkuasa yang mendapat masalah karena ia dikelilingi oleh para penasihat yang hanya memberitakan kebohongan yang ingin didengarnya dan bukan kebenaran yang perlu diketahuinya (2Tawarikh 18:4-7). Teman-temannya membawanya pada kematian yang tragis (ayat 33,34).
Berbeda dengan Ahab, Thelma sampai pada satu titik di mana ia sadar bahwa kebohongan adalah teman yang menipu. Pada saat itu, ia berbalik dan berhadapan dengan ketakutannya yang terbesar, yakni kebenaran, dan menemukan bahwa ia sebenarnya sedang menjauhi sesuatu yang dicarinya: Allah. Segala usahanya untuk menyelamatkan diri dengan kebohongan membawanya ke ambang kehancuran. Namun saat ia berbalik kepada Allah segala kebenaran, Dia menjadikannya ciptaan yang baru (2Korintus 5:17).
Apakah Anda menjadikan kebenaran sebagai teman, atau musuh? --Julie Link