Topik : Lingkungan/Alam

12 Februari 2004

Lautan Pujian

Nats : Betapa banyak perbuatan-Mu, ya Tuhan, sekaliannya Kaujadikan dengan kebijaksanaan (Mazmur 104:24)
Bacaan : Mazmur 104:24-30

Kapan pun saya memandangi lautan (yang tidak sering saya lakukan), saya terpesona akan keluasan, keindahan, serta kekuatan yang terkandung di dalamnya. Kapal-kapal besar bermuatan minyak, makanan, atau barang-barang dagangan berlayar melintasi permukaannya yang begitu luas. Kapal ikan yang berlayar di dekat pantai atau ratusan kilometer di tengah laut memanen hasil laut yang kaya: udang dan kepiting, ikan tuna dan ikan todak. Di bawah riak permukaan lautan itu terkandung berbagai jenis kekayaan alam yang tak ternilai, yang beberapa di antaranya masih belum dapat ditemukan.

Penulis Mazmur 104 yang menghitung kembali pekerjaan Allah dalam suatu kidung pujian, menggunakan istilah "laut yang besar dan luas" sebagai gambaran akan kekuasaan dan kebijaksanaan Allah yang penuh dengan daya cipta (ayat 24,25). Tuhan memerintah segala sesuatu yang "tak terbilang banyaknya, binatang-binatang yang kecil dan besar" yang menghuni lautan (ayat 25). Pemazmur mengibaratkan lautan sebagai tempat bermain Lewiatan, suatu makhluk laut raksasa yang diciptakan Allah untuk bermain di sana (ayat 26).

Lautan yang bergelombang, baik yang menopang hidup maupun yang membahayakan kehidupan, sama-sama menunjukkan keagungan Allah. Pekerjaan-Nya begitu mengagumkan, kekayaan-Nya tak ada habis-habisnya, dan anugerah-Nya senantiasa melimpah bagi segala jenis makhluk hidup.

Tuhan, pekerjaan-Mu sungguh luar biasa! Ketika merenungkan semua ini, bersama pemazmur saya hendak melantunkan pujian bagi-Mu --Dave Egner

4 Agustus 2005

Apakah Evolusi Itu Fakta?

Nats : Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah (Ibrani 11:3)
Bacaan : Kejadian 2:1-7; Ibrani 11:1-3

Teori evolusi bukannya tidak menyim-pan permasalahannya sendiri. Seorang ilmuwan mengatakan hal berikut tentang kehidupan yang dimulai dengan sendirinya: Asam amino harus tersusun di dalam urutan yang tepat agar dapat membentuk protein ... sama seperti huruf-huruf di dalam sebuah kalimat. Hukum kimia dan fisika saja tidak dapat melakukan hal itu. Peluang terbentuknya protein secara kebetulan adalah 1064 [10 dengan 64 nol di belakangnya] berbanding 1!

Banyak orang yang berasumsi bahwa teori evolusi itu benar. Namun, apakah teori itu dapat dibuktikan secara ilmiah? Sesuatu dianggap benar secara ilmiah hanya jika dapat dibuktikan berulang kali di bawah kondisi laboratorium. Pernyataan bahwa kehidupan itu muncul dengan sendirinya dari sebuah proses panjang yang tidak mengacu pada pribadi tertentu tidak dapat lolos dari uji kebenaran ini. Karena itulah evolusi tetap menjadi sebuah teori semata.

Jadi, jika Anda pernah tergoda untuk meragukan kisah penciptaan menurut kitab Kejadian, pertimbangkanlah alternatifnya. Peluang bagi sebuah protein sederhana untuk menciptakan dirinya sendiri saja terlalu kecil. Betapa jauh lebih masuk akal bagi kita untuk memercayai Allah dan firman-Nya: Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat (Ibrani 11:3).

Bukankah lebih masuk akal bila kita memercayai bahwa Allah saja yang merancang dan menciptakan alam semesta? (Kejadian 1:1) HDF

18 Juni 2007

Gunakan dengan Bijak

Nats : Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya (Mazmur 24:1)
Bacaan : Kejadian 1:27-31; 2:8-15

Allah memberi kita hadiah yang luar biasa -- dunia yang indah tempat kita tinggal. Namun, tatkala hidup bersama dengan banyak orang lain di planet ini, tentu kita menghadapi kemungkinan menyaksikan sirnanya keindahan dan habisnya berbagai sumber alam.

Walau kita berhak memakai berbagai sumber alam yang Allah tempatkan di dalam dan di atas bumi, harus diakui, kita bertanggung jawab menghargai bumi sebagai milik-Nya dan memelihara berbagai sumber alam bagi generasi selanjutnya.

Dalam Kejadian, Tuhan memberi tahu Adam (yang juga berlaku bagi kita semua) untuk "mengusahakan dan memelihara" bumi ini (2:15). Karena tak tahu kapan Yesus akan datang lagi, kita akan menjadi penatalayan yang tak bertanggung jawab bila tidak menyisakan anak dan cucu kita sumber alam yang Allah berikan juga bagi mereka.

Mungkin kita menganggap usaha pribadi kita untuk memelihara dunia milik Allah ini tidak berarti. Namun, kita semua bisa bekerja sama untuk mengerjakan bagian kita. Mengurangi kebiasaan berbelanja dan mengonsumsi segala sesuatu, mulai menjalani hidup sederhana, memupuk sikap suka memperbaiki bukannya mengganti barang yang rusak, memakai kembali barang yang sudah ada, dan mendaur ulang sampah merupakan tindakan pengelolaan yang baik.

Satu cara yang dapat membuktikan kasih kita kepada Allah dan mengungkapkan rasa syukur atas segala tindakan-Nya adalah mengusahakan dan memelihara bumi ini beserta segala isinya. Mari kita kelola dunia ini dengan bijak sampai Tuhan datang --JDB


Alam lingkungan yang Allah ciptakan
Diberikan kepada kita dan harus kita wariskan;
Kiranya generasi-generasi yang akan datang
Bersyukur atas kepedulian kita. --D. De Haan

6 April 2008

Melayani Sampai Akhir

Nats : Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah (1Petrus 4:10)
Bacaan : 1Petrus 4:7-11

Petrus memang bukan Paulus. Ia hanya menulis sebagian kecil dari Perjanjian Baru. Akan tetapi surat-suratnya sangat penting karena ditujukan bagi semua gereja yang saat itu sudah "mengglobal", jadi pasti baik juga bagi kita sekarang.

Ia membuka perikop kita dengan nada serius, "Kesudahan segala sesuatu sudah dekat." Saya yakin ia ingat benar jawaban Yesus dalam Kisah Para Rasul 1: 7,8; yakni bahwa kita tak perlu membuang banyak waktu dan energi untuk mendugaduga kapan akhir zaman itu. Itu bukan urusan kita. Namun karena saat itu tidak diketahui kapan datangnya, hendaknya kita memulai hidup setiap hari dengan bersiap sedia. Mungkin hari ini Dia akan datang kembali. Jika malam tiba dan Dia belum juga datang, berdoalah agar ketika Dia datang kita tetap dan selalu siap!

Selanjutnya, Petrus meminta agar dalam menanti kedatangan-Nya, masing-masing kita terus melayani Tuhan dengan cara melayani sesama (Matius 25:40). Kita tak boleh berdalih tak dapat melayani karena kita sudah diberi karunia. Walaupun demikian kita tak boleh memaksakan diri untuk melayani pada bidang yang tidak sesuai karunia atau dengan mengandalkan kekuatan sendiri.

Kita diberi karunia, bukan untuk dipendam atau disembunyikan (Matius 25:24-30). Sebaliknya, karunia itu harus dimanfaatkan selagi kita masih dapat berjuang untuk memberikan pertanggung-jawaban yang baik kepada sang Pemberi karunia. Perhatikan juga anak kalimat kecil yang terus diulang Petrus: layanilah "seorang akan yang lain." Selamat melayani; banyak orang menanti pelayanan Anda! -CC



TIP #10: Klik ikon untuk merubah tampilan teks alkitab menjadi per baris atau paragraf. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA