Abidan
Dalam versi-versi Alkitab:
Abidan: BIS FAYH TB TL
(bapak pehukuman), penghulu suku bangsa Benyamin pada masa Israel keluar dari Mesir, Bil 1:11; 2:22; 7:60,65; 10:24.
Ibrani
Strongs #027: Ndyba 'Abiydan
Abidan = "my father is judge"1) a prince (ruler) of Benjamin
27 'Abiydan ab-ee-dawn'
from 1 and 1777; father of judgment (i.e. judge); Abidan, an Israelite: KJV -- Abidan.see HEBREW for 01
see HEBREW for 01777
Abidan [MYSABDA]
Abidan male person |
Definisi | : | Anak Gideoni; Pada masa Musa |
Nomor Strong | : | H27 |
Kata Asli | : | אֲבִידָן |
Orang Tua | : | Gideoni ![]() |
Abidan [AI-PEDIA]
Abidan
Biodata:
- Nama: Abidan (Ibrani: אֲבִידָן, artinya "Bapaku adalah hakim" atau "Bapa dari penghakiman")
- Ayah: Gideoni (juga dikenal sebagai Yerubaal)
- Saudara: Setidaknya 70 saudara tiri (Hakim-hakim 8:30)
- Jabatan: Pemimpin suku Manasye (kemungkinan bagian dari suku Manasye Barat)
- Periode: Zaman Hakim-hakim (sekitar abad ke-12 SM)
Peristiwa Penting:
- Disebutkan dalam: Hakim-hakim 8:33
- Peran: Setelah kematian ayahnya, Gideoni, Abidan memimpin suku Manasye. Namun, Alkitab tidak memberikan detail lebih lanjut tentang kepemimpinannya atau peristiwa lain yang melibatkannya.
Ayat Alkitab Terkait:
Hakim-hakim 8:33 (TB) "Setelah Gideon mati, orang Israel kembali lagi menjalankan prostitusi rohani dengan mengikuti para Baal dan mengangkat Baal-Berit menjadi allah mereka."
Analisis:
Meskipun Abidan adalah putra Gideoni, seorang hakim besar yang dipilih Tuhan, Alkitab mencatat bahwa setelah kematian Gideoni, bangsa Israel kembali kepada penyembahan berhala. Hal ini menunjukkan bahwa:
- Kepemimpinan rohani tidak dijamin secara turun-temurun. Meskipun Abidan adalah putra Gideoni, ia tidak memiliki pengaruh rohani yang sama dengan ayahnya.
- Setiap generasi harus memilih untuk mengikuti Tuhan. Bangsa Israel menunjukkan bahwa kesetiaan kepada Tuhan bukanlah sesuatu yang otomatis, tetapi harus diperbarui oleh setiap generasi.
Pelajaran:
Kisah Abidan, meskipun singkat, memberikan pelajaran penting bagi kita:
- Pentingnya warisan rohani: Sebagai orang tua dan pemimpin, kita memiliki tanggung jawab untuk mewariskan iman kita kepada generasi berikutnya.
- Tanggung jawab pribadi: Setiap individu bertanggung jawab atas pilihan rohaninya sendiri. Kita tidak boleh bergantung pada warisan rohani orang lain, tetapi harus membangun hubungan pribadi dengan Tuhan.
Kesimpulan:
Meskipun informasi tentang Abidan terbatas, kisahnya mengingatkan kita akan pentingnya kepemimpinan rohani yang kuat dan tanggung jawab pribadi dalam mengikuti Tuhan.
