
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus



kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Yoh 6:2
Full Life: Yoh 6:2 - MUJIZAT-MUJIZAT.
Nas : Yoh 6:2
Teks :
1) Apa yang dimaksud dengan mukjizat?
(a) Mukjizat adalah perbuatan yang mempunyai asal adikodrati dan
...
Nas : Yoh 6:2
Teks :- 1) Apa yang dimaksud dengan mukjizat?
- (a) Mukjizat adalah perbuatan yang mempunyai asal adikodrati dan dilakukan dengan kuasa adikodrati (Yun. _dunamis_; lih. Kis 8:13; Kis 19:11).
- (b) Mukjizat berfungsi sebagai tanda (Yun. _semeion_) kekuasaan ilahi (Luk 23:8; Kis 4:16,30,33). Mukjizat terbesar yang merupakan inti dari PB adalah kebangkitan Kristus (pasal 1Kor 15:1-58).
- 2) Mukjizat setidak-tidaknya bermanfaat untuk tiga maksud dalam Kerajaan Allah.
- (a) Mukjizat bersaksi tentang Yesus Kristus, membuktikan kebenaran dari pesan-Nya dan identitas-Nya sebagai Kristus dari Allah (Yoh 2:23; 5:1-21; 10:25; 11:42).
- (b) Mukjizat mengungkapkan kasih Kristus yang penuh belas kasihan (Mr 8:2; Luk 7:12-15; Kis 10:38).
- (c) Mukjizat menandai zaman keselamatan (Mat 11:2 dst.),
kedatangan Kerajaan Allah
(lihat art. KERAJAAN ALLAH)
dan penyerbuan Allah ke dalam wilayah kekuasaan Iblis(lihat art. KUASA ATAS IBLIS DAN SETAN-SETAN).
- 3) Alkitab mempertahankan bahwa mukjizat harus bekerja sepanjang zaman gereja.
- (a) Yesus mengutus pengikut-Nya untuk menyampaikan Injil serta
mengadakan mukjizat (Mat 10:7-8; Mr 3:14-15;
lihat cat. --> Luk 9:2).
[atau ref. Luk 9:2]
- (b) Yesus menyatakan bahwa mereka yang percaya kepada-Nya melalui pekabaran Injil juga akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan-Nya, dan bahkan pekerjaan yang lebih besar daripada itu (Yoh 14:12; Mr 16:15-20).
- (c) Kitab Kisah Para Rasul berbicara tentang pengadaan mukjizat dalam kehidupan orang percaya (Kis 3:1 dst.; Kis 5:12; 6:8; Kis 8:6 dst.; Kis 9:32 dst.; Kis 15:12; 20:7 dst.); di bagian yang lain PB, mukjizat disebutkan "tanda" yang mengokohkan pemberitaan Injil (Kis 4:29-30; 14:3; Rom 15:18-19; 2Kor 12:12; Ibr 2:3-4).
- (d) Roh Kudus ingin memberikan tanda ini kepada gereja sepanjang
zaman sekarang ini (1Kor 12:8-12,28; Yak 5:14-15;
lihat art. TANDA-TANDA ORANG PERCAYA).
- 4) PB juga mengajarkan bahwa tanda-tanda dan mukjizat akan dilakukan
oleh kuasa Iblis melalui guru dan pengkhotbah palsu, khususnya oleh
antikristus dan nabi palsu
(lihat art. KESENGSARAAN BESAR; dan
lihat art. GURU-GURU PALSU).
Ref. Silang FULL -> Yoh 6:2

kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Hagelberg: Yoh 6:2 - -- 6:2 Orang banyak berbondong-bondong mengikuti554 Dia,555 karena mereka melihat tanda-tanda,556 yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit.
Injil Sin...
6:2 Orang banyak berbondong-bondong mengikuti554 Dia,555 karena mereka melihat tanda-tanda,556 yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit.
Injil Sinoptik tidak menyebutkan tentang motivasi mereka, yaitu karena mereka melihat tanda-tanda. Motivasi tersebut jelas berkaitan dengan ayat 26-27, saat Tuhan Yesus menegur mereka dengan berkata, "Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal...."557 Ada juga kaitannya dengan kehendak mereka untuk "membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja" (ayat 15). Fokus mereka sangat duniawi, dan Tuhan Yesus mau supaya fokus mereka berubah menjadi rohani.

Hagelberg: Yoh 6:1-15 - -- 3. Lima ribu orang diberi makan (6:1-15)
Pasal 6 mengandung beberapa tema yang memberi kesan bahwa peristiwa Paskah pertama merupakan latar belakang p...
3. Lima ribu orang diberi makan (6:1-15)
Pasal 6 mengandung beberapa tema yang memberi kesan bahwa peristiwa Paskah pertama merupakan latar belakang pasal ini. Peristiwa-peristiwa Paskah, yaitu tulah-tulah yang menghantam Firaun, pengorbanan anak domba, kematian setiap anak sulung Mesir, penyeberangan Laut Teberau, pemberian manna, dan Kesepuluh Firman, dirayakan sebagai bukti utama bahwa Allah semesta alam akan tetap mengasihi dan menyelamatkan umat Israel. Oleh karena itu, perbandingan-perbandingan berikut mengandung makna yang sangat besar bagi para pembaca Yahudi. Seperti ketika Allah memberi manna kepada umat Israel di padang gurun waktu itu, dalam pasal 6 ini orang banyak diberi roti, dan manna dibahas. Seperti waktu umat Israel menyeberangi Laut Teberau, dalam pasal ini Tuhan Yesus berjalan di atas Danau Galilea.547 Seperti saat nama Yahweh dinyatakan kepada Musa, Tuhan Yesus berkata "Aku ini", yang merupakan terjemahan dalam bahasa Yunani untuk nama Yahweh. Seperti sewaktu Israel bersungut-sungut di padang gurun, dalam pasal ini pengikut Tuhan Yesus juga bersungut-sungut. Juga, dalam ayat 4, hari raya Paskah disebutkan. Dengan demikian, tampaknya tema Paskah menyatukan peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam Yohanes pasal 6. Jika tafsiran ini benar, maka pasal ini merupakan kesaksian yang sangat jelas bahwa Yesus adalah Yahweh, dan sama seperti ketika Tuhan Allah menyelamatkan umat Israel dari Mesir, demikian juga Tuhan Yesus menyelamatkan manusia dari kuasa dan hukum dosa. Yesus adalah Tuhan Allah yang menjelma menjadi manusia untuk menjadi Anak Domba Allah, penggenapan dari segala sesuatu yang dibayangkan dalam hari raya Paskah.548
Peristiwa lima ribu orang diberi makan merupakan mukjizat satu-satunya yang dikisahkan dalam keempat Injil. Dalam Injil Sinoptik dijelaskan bahwa kedua belas murid diutus untuk melayani di Israel, kemudian Herodes mendengar berita mengenai mukjizat yang mereka adakan. Mendengar berita itu, dia heran karena dia telah membunuh Yohanes Pembaptis. Kemudian kisah pembunuhan Yohanes diceritakan sebelum kisah mukjizat lima ribu orang diberi makanan. Namun konteks historis549 tersebut tidak disebutkan dalam Injil Yohanes, yang hanya menjelaskan bahwa, "Sesudah itu Yesus berangkat ke seberang Danau Galilea, yaitu Danau Tiberias. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mukjizat-mukjizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit."
Menurut Morris,550 mukjizat ini menandai bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias yang akan mendatangkan Kerajaan Allah, dengan segala kemakmurannya. Tafsiran itu dapat diterima, tetapi pasti juga ada kaitan erat dengan ungkapan Tuhan Yesus, "Akulah roti hidup" dalam pasal 6:35, 48, dan 51.551 Nas ini, jika dibaca oleh orang-orang Yahudi, dimaksudkan untuk mendorong mereka bertanya, "Apakah Dia datang dari Allah kami yang memuaskan nenek moyang kami dengan manna di padang gurun?"

Hagelberg: Yoh 6:2 - -- 6:2 Orang banyak berbondong-bondong mengikuti554 Dia,555 karena mereka melihat tanda-tanda,556 yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit.
Injil Sin...
6:2 Orang banyak berbondong-bondong mengikuti554 Dia,555 karena mereka melihat tanda-tanda,556 yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit.
Injil Sinoptik tidak menyebutkan tentang motivasi mereka, yaitu karena mereka melihat tanda-tanda. Motivasi tersebut jelas berkaitan dengan ayat 26-27, saat Tuhan Yesus menegur mereka dengan berkata, "Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal...."557 Ada juga kaitannya dengan kehendak mereka untuk "membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja" (ayat 15). Fokus mereka sangat duniawi, dan Tuhan Yesus mau supaya fokus mereka berubah menjadi rohani.

Hagelberg: Yoh 5:1--7:52 - -- C. Oposisi Timbul: tambah tanda, perbuatan, dan kata (5:1-7:52)
Dalam bagian ini pertentangan antara Tuhan Yesus dan pemimpin-pemimpin orang Yahudi ti...

buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Yoh 6:1-14
Matthew Henry: Yoh 6:1-14 - Yesus Memberi Makan Lima Ribu Orang
Dalam pasal ini kita membaca perihal:
I. Mujizat roti (ay. 1-14).
II. Kristus berjalan di atas air (ay. 15-21).
III. Sejumlah besar orang ...
- Dalam pasal ini kita membaca perihal:
- I. Mujizat roti (ay. 1-14).
- II. Kristus berjalan di atas air (ay. 15-21).
- III. Sejumlah besar orang berjalan mengikuti Dia ke Kapernaum (ay. 22-25).
- IV. Percakapan-Nya dengan orang banyak itu yang berawal dari mujizat roti. Ia menegur mereka karena hanya mencari makanan duniawi, dan mengarahkan mereka supaya mencari makanan rohani (ay. 26-27), menunjukkan kepada mereka bahwa mereka harus berusaha untuk mendapatkan makanan rohani (ay. 28-29), dan menjelaskan apa yang dimaksud dengan makanan rohani itu (ay. 30-59).
- V. Kekecewaan mereka atas apa yang Ia katakan, dan teguran yang Ia berikan kepada mereka karena kekecewaan mereka itu (ay. 60-65).
- VI. Mundurnya banyak orang dari pada-Nya, dan percakapan-Nya dengan murid-murid-Nya yang tetap tinggal bersama-Nya setelah kejadian itu (ay. 66-71).
Yesus Memberi Makan Lima Ribu Orang (6:1-14)
- Di sini kita membaca catatan perihal Kristus memberi makan lima ribu orang dengan lima ketul roti dan dua ekor ikan. Ini sebuah mujizat yang luar biasa, karena ini adalah satu-satunya bagian dari sekian banyak perbuatan dalam kehidupan Kristus yang dicatat oleh keempat penulis Injil. Yohanes, yang tidak biasa menceritakan sesuatu yang telah dicatat oleh orang lain yang menulis sebelum dia, juga menuturkan kejadian ini, karena berkaitan dengan pokok bahasan berikut ini.
- Perhatikanlah:
- I. Tempat dan waktu mujizat ini terjadi, yang dicatat untuk memberikan bukti yang lebih meyakinkan tentang kebenaran kisah itu. Tidak dikatakan bahwa peristiwa itu terjadi pada suatu waktu di negeri antah berantah. Sebaliknya, segala keadaan yang menyertainya digambarkan dengan jelas, sehingga kenyataan yang ada dapat diselidiki dengan mudah.
- . Daerah tempat Kristus berada (ay. 1): Ia berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu di tempat yang pada bagian lain Alkitab dinamakan danau Genesaret, dan di sini disebut danau Tiberias. Tempat ini berdampingan dengan sebuah kota yang belum lama sebelum itu diperbesar dan diperindah oleh Herodes, dan dinamakan Tiberias untuk menghormati Tiberius, kaisar Romawi. Mungkin juga kota ini dijadikan Herodes sebagai ibukota. Kristus tidak langsung menyeberangi danau ini, tetapi melakukan pelayaran menyusur pantai menuju suatu tempat lain di sisi yang sama. Meskipun tempat yang kita tuju juga dapat dicapai melalui perjalanan darat, bukan berarti kita mencobai Allah jika memilih menempuh perjalanan itu melalui air, kalau hal itu memang lebih menguntungkan. Kita tahu ini karena Kristus tidak pernah mencobai Tuhan, Allah-Nya (Mat. 4:7).
- . Orang banyak yang mengikuti Dia: Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat-Nya (ay. 2).
- Perhatikanlah:
- (1) Selama Ia berjalan berkeliling untuk berbuat baik, Yesus Tuhan kita selalu hidup di tengah-tengah banyak orang, dan hal ini lebih banyak menimbulkan masalah bagi-Nya daripada mendatangkan kehormatan. Orang-orang yang baik dan berguna tidak boleh mengeluh mengenai betapa sibuknya pekerjaan mereka ketika mereka sedang melayani Allah dan angkatan mereka. Akan ada cukup banyak waktu untuk menyenangkan diri ketika kita sampai ke negeri di mana kita akan bersukacita di dalam Allah.
- (2) Mujizat Kristus menarik banyak orang untuk mengikuti Dia, termasuk orang-orang yang tidak benar-benar tertarik kepada-Nya. Mereka hanya memuaskan rasa ingin tahu mereka atas keajaiban yang mereka lihat itu, namun hati nurani mereka tidak diyakinkan oleh kuasa mujizat-mujizat itu.
- . Kristus mencari tempat yang menguntungkan untuk menyambut orang banyak itu (ay. 3): Yesus naik ke atas gunung dan Ia duduk di situ dengan murid-murid-Nya, supaya dapat lebih mudah dilihat dan didengar oleh orang banyak yang bergerombol mengikuti Dia. Ini adalah sebuah mimbar yang alami, bukan sengaja dibuat seperti mimbar Ezra. Sekarang Kristus terpaksa menjadi pengkhotbah lapangan, namun firman-Nya tidak pernah lebih buruk atau kurang dapat diterima bagi mereka yang tahu bagaimana menghargai pengajaran-Nya, yang terus mengikuti Dia, bukan hanya ketika Ia pergi ke tempat yang sunyi, tetapi juga ketika Ia naik ke atas gunung, meskipun harus mendaki bukit melawan hati. Di sanalah Ia duduk, seperti guru yang duduk di atas kursi kehormatan -- kursi untuk mengajar. Ia tidak duduk di atas kursi yang nyaman, tidak dalam kemegahan. Walaupun begitu, Ia duduk sebagai orang yang memiliki otoritas atau wewenang, siap menerima salam penghormatan yang diberikan kepada-Nya, yaitu dari siapa saja yang mau datang dan menjumpai Dia di sana. Ia duduk di situ dengan murid-murid-Nya. Ia merendahkan diri-Nya untuk mengajak mereka serta untuk duduk bersama-Nya, untuk mengangkat nama mereka di hadapan orang banyak itu dan memberikan mereka tanda dari kemuliaan yang akan mereka terima ketika duduk bersama-sama dengan Dia tidak lama lagi. Dikatakan bahwa kita akan diberikan tempat bersama-sama dengan Dia (Ef. 2:6).
- . Waktu terjadinya peristiwa itu. Kata-kata pertama, sesudah itu, tidak menunjukkan bahwa peristiwa tersebut segera terjadi setelah peristiwa yang terkait di pasal sebelumnya, karena ada perbedaan waktu yang banyak. Yang ditunjukkan di sini hanyalah waktu yang berjalan. Namun, di sini kita diberi tahu (ay. 4), bahwa peristiwa itu terjadi ketika Paskah sudah dekat.
- Hal itu dicatat di sini:
- (1) Mungkin karena hari raya itu telah mengumpulkan kembali para rasul dari perjalanan mereka masing-masing, yaitu dari tempat mereka diutus sebagai pengkhotbah keliling, supaya mereka dapat bersama-sama Guru mereka ke Yerusalem untuk merayakan hari raya itu.
- (2) Karena sudah menjadi kebiasaan orang Yahudi untuk merayakan dengan setia masa menjelang Paskah itu tiga puluh hari sebelumnya dengan penuh kekhidmatan. Lama sebelum hari raya itu tiba, jika ada kesempatan, mereka akan memperbaiki jalan dan jembatan, serta berbicara tentang Paskah dan riwayat penetapannya.
- (3) Mungkin karena dengan semakin mendekatnya hari raya Paskah, setiap orang mengetahui bahwa Kristus akan pergi ke Yerusalem dan tidak dapat dijumpai selama beberapa waktu. Hal ini mendorong orang banyak semakin sering mengikuti Dia dan lebih rajin tinggal bersama-Nya. Perhatikanlah, kemungkinan kehilangan kesempatan harus membangkitkan semangat kita untuk meningkatkan kerajinan sampai dua kali lipat, dan ketika ibadah-ibadah yang khidmat sedang mendekat, baik sekali untuk mempersiapkan diri dengan membicarakan firman Kristus.
- II. Mujizat itu sendiri.
- Amatilah di sini:
- . Perhatian yang diberikan Kristus kepada orang banyak yang mengikuti-Nya (ay. 5): Ia memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya. Tidak diragukan lagi bahwa orang banyak itu terdiri atas orang miskin, orang hina, dan orang kebanyakan. Terlebih lagi mereka ini semua berkumpul di sudut pedesaan yang begitu terpencil. Namun, Kristus menunjukkan sikap senang atas kehadiran mereka serta menaruh perhatian atas kesejahteraan mereka. Ia hendak mengajar kita agar mau menyesuaikan diri dengan orang yang rendah kedudukannya, dan tidak menempatkan mereka bersama dengan anjing penjaga kambing domba kita, karena mereka itu telah ditempatkan Kristus bersama anak-anak domba-Nya. Bagi Kristus, jiwa orang miskin sama berharganya dengan jiwa orang kaya, dan hendaknya demikian juga bagi kita.
- . Pertanyaan yang Ia ajukan mengenai cara memberi mereka makan. Ia mengajukan pertanyaan ini kepada Filipus, yang telah menjadi murid-Nya sejak awal dan telah melihat semua mujizat-Nya, khususnya mujizat mengubah air menjadi anggur. Karena itu sangat diharapkan ia akan berkata, "Tuhan, jika Engkau menghendaki, akan sangat mudah bagi-Mu untuk memberi mereka semua makan." Orang-orang yang, seperti orang Israel, telah menyaksikan pekerjaan-pekerjaan Kristus dan memperoleh keuntungan dari mujizat itu, tidak bisa dimaafkan jika mereka berkata, "Sanggupkah Allah menyajikan hidangan di padang gurun?" Filipus itu berasal dari Betsaida, bertetangga dengan kota di mana Kristus berada sekarang, karena itu dialah orang yang paling mungkin dapat menolong menyediakan makanan bagi mereka. Mungkin banyak di antara orang banyak itu telah dikenalnya dan ia sangat peduli dengan mereka. Sekarang Kristus bertanya, "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?"
- (1) Ia menganggap sudah selayaknya mereka akan makan bersama-Nya. Orang akan berpikir bahwa kalau Ia telah mengajar dan menyembuhkan mereka, berarti Ia telah melakukan bagian-Nya, dan karena itu sekarang giliran orang banyak itu yang harus menjamu Dia dan murid-murid-Nya. Mungkin saja ada orang kaya di antara orang banyak itu, dan kita tahu pasti bahwa Kristus dan murid-murid-Nya itu orang miskin. Namun, yang terjadi justru sebaliknya, Ialah yang ingin menjamu mereka. Orang-orang yang mau menerima karunia rohani dari Kristus, tidak perlu membayar karunia itu. Mereka justru yang akan dibayar atas kesediaan mereka menerima karunia itu. Sesudah Kristus mengenyangkan jiwa mereka dengan roti kehidupan, Ia juga memberi makan tubuh jasmani mereka dengan makanan sehari-hari, untuk menunjukkan bahwa Ia juga Tuhan bagi tubuh jasmani. Dengan demikian, Ia mendorong kita agar berdoa juga bagi makanan sehari-hari, dan agar kita berbelas kasihan kepada orang miskin (Yak. 2:15-16).
- (2) Pertanyaan-Nya adalah, "Di manakah kita akan membeli roti?" Orang akan berpikir, mengingat kemiskinan-Nya, seharusnya akan lebih baik jika Ia bertanya, "Di manakah kita dapat memperoleh uang untuk membeli roti bagi mereka?" Tetapi Ia lebih suka memberikan semua yang Ia miliki, daripada membiarkan mereka mengalami kekurangan. Ia mau membeli agar dapat memberi, dan kita harus bekerja keras, agar kita dapat memberi (Ef. 4:28).
- . Tujuan pertanyaan ini hanyalah untuk menguji iman Filipus, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya (ay. 6). Perhatikanlah,
- (1) Tuhan kita Yesus tidak pernah kekurangan hikmat dalam rancangan-Nya. Sesulit apa pun masalahnya, Ia tahu apa yang harus Ia lakukan serta tindakan apa yang akan Ia ambil (Kis. 15:18). Ia mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Nya mengenai umat-Nya (Yer. 29:11), dan Ia tidak pernah ragu-ragu. Ketika kita tidak tahu apa yang harus kita perbuat, Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya.
- (2) Jika Kristus berkenan membingungkan umat-Nya, tujuannya hanyalah untuk menguji mereka. Pertanyaan itu membuat Filipus tercengang, namun Kristus hendak menguji apakah ia akan berkata, "Tuhan, jika Engkau menggunakan kuasa-Mu untuk mereka, kita tidak perlu membeli roti."
- . Jawaban Filipus atas pertanyaan tersebut: "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini (ay. 7). Guru, tidak ada gunanya berbicara soal membeli roti bagi mereka, karena desa ini tidak akan dapat menyediakan begitu banyak roti, dan juga kita tidak mampu menyediakan uang begitu banyak. Tanyakan saja kepada Yudas, yang mengurus uang kita itu." Dua ratus dinar uang mereka setara dengan upah pekerja harian yang bekerja selama dua ratus hari kerja, dan jika mereka membelanjakan uang sebanyak itu dengan seketika, maka dana mereka akan terkuras dan membuat mereka bangkrut, dan pada akhirnya mereka sendirilah yang kelaparan. Grotius (seorang theolog Belanda -- pen.) menghitung bahwa dengan uang sebanyak dua ratus dinar, roti yang akan diperoleh tidak mungkin cukup bagi dua ribu orang, tetapi itulah jumlah yang paling mungkin diperoleh menurut perhitungan Filipus, dan itu pun bila setiap orang hanya makan sedikit saja. Dapat dikatakan, pada dasarnya ia hanya puas dengan yang sedikit saja. Lihatlah betapa lemahnya iman Filipus ini, sehingga dalam kesulitan ini, ia menganggap bahwa Sang Kepala keluarga ini seakan-akan hanya orang yang biasa saja. Ia hanya berusaha memenuhi kebutuhan dengan cara yang biasa. Pantaslah bila saat itu Kristus mencela dia saja, seperti yang dikatakan-Nya kemudian, Telah lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Atau, seperti yang dikatakan Allah kepada Musa, Masakan kuasa Tuhan akan kurang untuk melakukan itu? Memang mudah bagi kita untuk menjadi tidak percaya akan kuasa Allah ketika cara-cara yang kasatmata dan lazim dilakukan ternyata gagal. Kita hanya bisa percaya Dia sebatas yang dapat kita lihat.
- . Keterangan yang diterima Kristus dari seorang murid lain perihal perbekalan yang mereka miliki. Murid itu adalah Andreas, yang di sini disebut saudara Simon Petrus. Meskipun ia lebih tinggi urutannya dalam hal pemuridan, dan menjadi pengantara untuk memperkenalkan Petrus kepada Kristus, namun di kemudian hari ternyata Petrus menjadi lebih cemerlang daripada dirinya, sampai-sampai keterangan mengenai dirinya dijelaskan berdasarkan hubungannya dengan Petrus. Ia memberitahukan apa yang mereka miliki kepada Kristus, dan di sini kita melihat:
- (1) Betapa kuatnya kasihnya terhadap orang-orang yang dipedulikan oleh Gurunya, sehingga ia bersedia memberikan semua yang mereka miliki, meskipun ia tidak tahu apakah nanti mereka sendiri akan kekurangan. Perbuatannya ini sungguh menunjukkan bahwa tindakan amal memang harus dimulai dari diri sendiri (sebelum kita mengajarkan orang lain untuk melakukan demikian). Tidak ada rencana dalam dirinya untuk menyembunyikan apa yang mereka miliki, misalnya karena ingin menjaga perbekalan mereka supaya dipuji melebihi kepintaran tuannya sendiri. Sebaliknya dengan sejujurnya ia melaporkan semua yang mereka miliki. Di sini ada seorang anak, paidarion -- seorang anak laki-laki kecil, yang mungkin sudah biasa mengikuti orang banyak ini untuk menjual perbekalan bagi mereka, karena mereka hanya menetap sementara dalam kemah-kemah. Begitulah, murid-murid memesan apa yang dimiliki anak itu untuk keperluan mereka sendiri. Dan itu adalah lima roti jelai dan dua ekor ikan kecil.
- Di sini:
- [1] Bekal yang tersedia itu hanya sederhana dan biasa saja. Hanya roti jelai. Kanaan adalah negeri gandum (Ul. 8:8). Pada umumnya penduduknya makan gandum yang terbaik (Mzm. 81:17), lemaknya segala gandum (Ul. 32:14 TL). Namun, Kristus dan murid-murid-Nya sudah puas walaupun hanya dengan roti jelai. Itu bukan berarti bahwa karena itu kita harus memaksakan diri untuk memakan makanan sederhana dan memberi alasan keagamaan dalam tindakan itu. Bila Allah memberikan yang lebih baik kepada kita, hendaknya kita menerimanya dan mengucap syukur atasnya. Namun, satu hal yang benar dalam hal ini adalah bahwa janganlah kita ingin akan makanan yang lezat (Ams. 23:3), dan jangan pula menggerutu jika kita harus makan makanan yang sederhana, tetapi kita harus senantiasa merasa puas dan bersyukur, serta menerima keadaan itu sepenuhnya. Roti jelai itulah yang dimiliki Kristus, dan lebih baik daripada yang pantas kita terima. Karena itu, janganlah pula kita memandang hina perbekalan orang miskin dan memandangnya dengan rasa jijik. Ingatlah perbekalan apa yang dimiliki Kristus sendiri.
- [2] Jumlahnya kurang dan hanya sedikit. Hanya ada lima roti yang ukurannya begitu kecil sehingga seorang anak kecil bisa membawa semuanya. Kita membaca dalam 2 Raja-raja 4:42-43 bahwa dua puluh roti jelai dan beberapa makanan tambahan lainnya tidak akan cukup untuk memberi makan seratus orang tanpa sebuah mujizat. Dan di sini hanya ada dua ikan, yang ukurannya begitu kecil (dyo opsaria), begitu kecil sehingga salah satu di antaranya hanyalah berupa potongan kecil, pisciculi assati. Saya menduga bahwa ikan itu telah diawetkan atau dibuat acar, karena mereka tidak mempunyai api untuk mengolahnya. Persediaan roti yang ada hanya sedikit, tetapi persediaan ikan lebih sedikit lagi untuk jumlah roti yang ada, sehingga sepertinya mereka harus menggigit roti lebih banyak baru memakan ikannya. Namun, mereka merasa puas dengan makanan yang ada ini. Roti adalah makanan bagi rasa lapar kita, tetapi kepada mereka yang mengeluh meminta daging dikatakan, mereka meminta makanan menurut hawa nafsu mereka (Mzm. 78:18). Begitulah, Andreas menghendaki agar orang banyak itu memperoleh makanan ini, sepanjang jumlahnya mencukupi. Perhatikanlah, ketakutan penuh ketidakpercayaan bahwa diri sendiri akan kekurangan tidak boleh menghalangi kita dari berbuat amal bagi orang lain yang membutuhkan.
- (2) Perhatikanlah di sini kelemahan iman Andreas yang tersirat dalam ungkapan, "Tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini? Menawarkan makanan ini kepada orang yang demikian banyak hanya akan menjadi bahan olokan bagi mereka." Filipus dan dia belum benar-benar merenungkan secara mendalam kuasa Kristus (yang sudah banyak mereka alami) yang seharusnya telah mereka miliki. Siapakah yang telah memberi makan kemah Israel di padang gurun? Ia yang mampu membuat satu orang dapat mengejar seribu orang, juga akan mampu membuat satu ketul roti cukup untuk memberi makan seribu orang.
- . Perintah Kristus kepada murid-murid-Nya untuk menyuruh orang banyak ini duduk (ay. 10): "Suruhlah orang-orang itu duduk, sekalipun kamu tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan di hadapan mereka, percayakan hal itu kepada-Ku." Perintah ini sama seperti menyuruh seorang pengurus rumah tangga ke pasar untuk membeli sesuatu tanpa uang: Dengan perintah ini, Kristus ingin menguji kepatuhan mereka.
- Perhatikanlah:
- (1) Perlengkapan yang ada di ruang makan: di tempat itu ada banyak rumput, meskipun terletak di daerah gurun. Lihatlah betapa berlimpahnya alam ini, yang membuat gunung-gunung menumbuhkan rumput (Mzm. 147:8). Rumput ini memang tidak bisa dimakan. Allah menyediakannya bukan hanya dalam jumlah yang cukup, tetapi lebih dari cukup. Di tempat yang banyak rumput inilah Kristus berkhotbah. Injil yang diwartakan membawa berkat lain bersamanya: Tanah telah memberi hasilnya (Mzm. 67:7). Rumput yang banyak ini membuat tempat ini menjadi lebih nyaman dan lega bagi mereka yang harus duduk di tanah, menjadi bantal atau bahkan menjadi katil atau tempat berbaring (seperti yang disebut ketika orang duduk pada sebuah perjamuan dalam Ester 1:6). Kalau kita perhatikan apa yang dikatakan Kristus tentang rumput di ladang (Mat. 6:29-30), katil-katil ini jauh melebihi katil Raja Ahasyweros. Sungguh kemegahan alam itu jauh lebih agung.
- (2) Jumlah pengikut yang hadir: kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya, suatu perjamuan luar biasa besar, yang menggambarkan perjamuan Injil, perjamuan segala bangsa (Yes. 25:6), sebuah perjamuan bagi semua yang mau datang.
- . Pembagian makanan itu (ay. 11).
- Perhatikanlah:
- (1) Makanan dibagikan dengan ucapan syukur: Kristus mengucap syukur.
- Perhatikanlah:
- [1] Kita harus mengucap syukur kepada Allah untuk makanan kita. Hanya karena belas kasihan-Nya kita dapat mempunyai makanan, dan kita menerimanya dari tangan Allah, karena itu harus diterima dengan ucapan syukur (1Tim. 4:4-5). Inilah manisnya segala penghiburan yang diterima kita sebagai makhluk ciptaan-Nya, karena penghiburan itu menghiasi kita dengan benda, dan memberi kesempatan kepada kita untuk melaksanakan kewajiban memberi ucapan syukur yang istimewa itu.
- [2] Meskipun makanan kita sederhana dan hanya sedikit jumlahnya, sekalipun kita tidak mempunyai banyak dan juga tidak mewah dan indah, namun kita harus senantiasa mengucap syukur kepada Allah atas apa yang kita miliki.
- (2) Makanan itu dibagikan dari tangan Kristus sendiri melalui murid-murid-Nya (ay. 11).
- Perhatikanlah:
- [1] Semua kebaikan dan penghiburan yang kita terima berasal dari tangan Kristus sendiri. Tak peduli siapa pun yang membawanya kepada kita, sebenarnya Dialah yang mengirimkannya kepada kita, Dia membagikan kepada mereka yang kemudian membagikannya kepada kita.
- [2] Dalam membagikan roti kehidupan bagi mereka yang mengikuti Dia, Ia suka menggunakan pelayanan murid-murid-Nya. Mereka menjadi pelayan di meja perjamuan Kristus, atau tepatnya pengurus dalam rumah tangga-Nya, untuk memberikan makanan kepada mereka pada waktunya.
- (3) Makanan dibagi-bagikan sampai semua orang menjadi kenyang. Masing-masing tidak hanya mengambil sedikit, tetapi sebanyak yang mereka kehendaki. Jatah makanan yang diberikan bukan hanya sebagian, tetapi penuh. Bayangkan, sudah lama mereka tidak makan apa-apa, jadi pasti mereka duduk dengan selera makan yang besar. Jadi tepatlah makanan mujizat yang tersedia ini, melebihi makanan biasa, karena mereka bisa makan sebanyak-banyaknya tanpa harus membayar. Orang-orang yang diberi makan roti kehidupan oleh Kristus, tidak perlu berhemat lagi. (Mzm. 81:11). Yang ada sebelumnya hanya dua ikan kecil, tetapi sekarang mereka mempunyai ikan sebanyak yang mereka kehendaki. Kristus tidak menyediakan makanan khusus bagi tamu yang kaya dan memberikan roti kering kepada yang miskin. Ia memperlakukan semua orang sama, karena semua disambut dengan cara yang sama. Mereka yang menyebut makan ikan itu sebagai berpuasa, telah merendahkan perjamuan yang diselenggarakan Kristus di sini, sebuah perjamuan yang sesungguhnya adalah perjamuan besar.
- . Perhatian yang diberikan pada makanan yang tersisa.
- (1) Perintah yang diberikan Kristus mengenai hal itu (ay. 12): Setelah mereka kenyang, dan setelah setiap orang sudah benar-benar menyaksikan sendiri kebenaran mujizat itu, Kristus berkata kepada murid-murid-Nya, yaitu para pelayan yang dipekerjakan-Nya, "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih." Perhatikanlah, kita harus selalu berhati-hati sehingga tidak memboroskan apa pun dari ciptaan Allah yang baik. Karena semua berkat yang diberikan, baik besar maupun kecil, diberikan dengan suatu syarat ini, yaitu bahwa tidak boleh ada pemborosan. Kalau kita boros, Allah akan membuat kita kekurangan akan hal-hal yang kita boroskan itu. Orang-orang Yahudi sangat berhati-hati agar jangan sampai membuang-buang roti. Mereka tidak akan membiarkan roti jatuh ke tanah untuk diinjak-injak. Qui panem contemnit in gravem incidit paupertatem -- Orang yang menghina roti akan jatuh miskin dan papah. Inilah peribahasa mereka. Meskipun Kristus mampu mengadakan makanan jika Ia berkenan, namun Ia lebih menghendaki agar mereka mengumpulkan potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang. Ketika merasa kenyang, hendaknya kita ingat bahwa masih ada orang lain yang kekurangan, dan kita pun kapan-kapan bisa kekurangan. Orang yang mau berbuat amal, harus belajar menabung perbekalan. Seandainya potongan-potongan roti ini ditinggalkan begitu saja di rerumputan, binatang liar dan unggas akan datang mengumpulkan dan memakannya. Apa yang baik untuk dijadikan makanan manusia, akan disia-siakan dan hilang percuma jika dilemparkan begitu saja kepada makhluk-makhluk liar. Kristus tidak memerintahkan agar potongan-potongan roti itu mulai dikumpulkan sebelum mereka semua menjadi kenyang. Kita tidak boleh menimbun dan menyimpan kalau semuanya belum diberikan sesuai yang dibutuhkan. Kita tidak boleh menimbun lebih daripada apa yang dibutuhkan. Kalau kita melakukan hal ini, maka, seperti yang dikatakan Baxter (seorang theolog Inggris -- pen.), "Betapa akan lebih sedikitnya kita kehilangan firman Allah, pertolongan Allah, waktu kita, atau belas kasihan yang lebih besar!"
- (2) Kepatuhan mereka terhadap perintah itu (ay. 13): Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih. Hal ini bukan hanya membuktikan kebenaran mujizat itu, bahwa mereka telah diberi makan bukan dengan makanan khayali, tetapi dengan makanan yang sungguh nyata dan berwujud (lihatlah berapa banyak makanan yang tersisa), melainkan juga membuktikan kebesaran mujizat itu. Mereka bukan saja menjadi kenyang, tetapi masih ada kelebihannya yang melimpah. Lihatlah betapa besarnya karunia ilahi itu, yang bukan sekadar memenuhi cawan, tetapi membuatnya sampai tumpah keluar. Ada cukup persediaan roti tersedia di rumah Bapa kita. Potongan-potongan roti itu memenuhi dua belas bakul, satu bakul untuk masing-masing murid. Dengan demikian, kesediaan mereka berbagi apa yang mereka miliki demi melayani orang banyak telah terbayar kembali ditambah dengan bunganya (2Taw. 31:10). Orang-orang Yahudi menjadikan hal ini sebagai hukum bagi mereka. Ketika selesai makan, tidak lupa mereka sisakan sepotong roti di atas meja, dengan harapan ada berkat setelah makan. Karena terkutuklah orang jahat yang jika ia makan semuanya dihabiskan (Ayb. 20:21 BIS).
- III. Inilah pengaruh mujizat tersebut pada orang-orang yang merasakan manfaat mujizat itu (ay. 14): Mereka berkata: Dia ini adalah benar-benar Nabi itu.
- Perhatikanlah:
- . Bahkan orang-orang Yahudi yang sederhana sekalipun dengan penuh keyakinan mengharapkan Sang Mesias datang ke dalam dunia ini dan menjadi seorang nabi besar. Di sini mereka berbicara dengan penuh keyakinan perihal kedatangan-Nya. Orang-orang Farisi menganggap rendah orang-orang ini dengan menyebut mereka sebagai orang-orang yang tidak mengerti Hukum Taurat. Namun, tampaknya orang-orang sederhana ini lebih mengetahui daripada orang-orang Farisi tentang Dia yang adalah kegenapan hukum Taurat.
- . Mujizat yang dibuat Kristus dengan jelas menunjukkan bahwa Dialah Mesias yang dijanjikan, Sang Guru yang datang dari Allah, Sang Nabi besar, dan hal ini sungguh meyakinkan orang-orang yang merasa takjub itu bahwa inilah Dia yang akan datang. Ada banyak orang yang yakin bahwa Dia adalah Sang Nabi yang harus datang ke dunia ini, namun mereka tidak mau menerima ajaran-Nya dengan tulus, karena mereka tidak mau lanjut terus dengan keyakinan mereka itu. Hati yang terpecah, yang tidak tetap dan kacau seperti inilah yang ada dalam jiwa orang jahat yang belum dikuduskan. Hal seperti itulah yang mungkin dapat membuat orang yang telah mengakui bahwa Kristus adalah Sang Nabi itu, kemudian berbalik, dan tidak mau mendengarkan Dia lagi.
SH: Yoh 6:1-15 - Supaya kuasa-Nya nyata (Jumat, 1 Februari 2008) Supaya kuasa-Nya nyata
Bisakah Anda bayangkan, memberi makan 5000 orang lebih di tempat di
mana tidak ada pasar, rumah makan, atau dana yang cuku...
Supaya kuasa-Nya nyata
Bisakah Anda bayangkan, memberi makan 5000 orang lebih di tempat di
mana tidak ada pasar, rumah makan, atau dana yang cukup untuk
membeli makanan?
Hal ini jelas tidak membuat Yesus bingung, karena Ia tahu apa yang akan Dia perbuat (ayat 6). Namun Yesus ingin melibatkan para murid di dalam karya Kerajaan Surga. Maka Yesus menanyai Filipus mengenai tempat untuk membeli makanan (ayat 5). Filipus yang berasal dari daerah di sekitar situ, dia dianggap menguasai daerah itu dan mengetahui di mana tempat membeli makanan (ayat 1:44). Akan tetapi, Filipus lebih memikirkan jumlah uang yang harus ada bila Yesus dan para murid ingin memberi makan orang yang begitu banyak (ayat 7). Padahal pertanyaan yang Yesus ajukan kepada Filipus bertujuan agar para murid menyadari besarnya masalah, sulitnya mencari solusi, tetapi melihat bahwa ada Yesus.
Yesus ingin ada iman dalam diri murid-murid-Nya. Lalu Andreas memperlihatkan betapa minimnya sumber makanan yang ada (ayat 8-9). Menurut dia, jumlah makan siang seorang anak yang ada pada saat itu tidak dapat menolong mereka di dalam situasi tsb. Baik Filipus maupun Andreas tidak menyadari bahwa justru kelemahan semacam itulah yang menjadi jalan bagi penyataan kuasa dan pemeliharaan Tuhan. Apa yang tidak mampu dilakukan para murid, dapat terjadi oleh kuasa Yesus Kristus. Maka Yesus pun mengambil roti itu, mengucap syukur, dan membagikan-bagikannya (ayat 11). Setiap orang pun menjadi kenyang. Bahkan masih tersisa makanan sebanyak 12 bakul (ayat 13). Keterbatasan sumber makanan tidak membuat mereka kekurangan. Kuasa Yesus membuat sumber yang terbatas menjadi tidak terbatas.
Allah berkarya melalui kelemahan manusia. Ia tidak memilih orang yang kuat atau yang merasa diri kuat. Ia memilih orang yang lemah supaya Ia dapat menyatakan kuasa-Nya melalui kelemahan mereka. Ia memberi kita tugas yang tidak dapat kita lakukan dengan kekuatan kita sendiri karena melalui kita, Ia ingin menyatakan kuat kuasa-Nya.

SH: Yoh 6:1-15 - Kepedulian Ilahi (Rabu, 11 Januari 2006) Kepedulian Ilahi
Peristiwa Yesus memberi makan lima ribu orang adalah satu-satunya
mukjizat Yesus yang dicatat oleh keempat Injil. Peristiwa yan...
Kepedulian Ilahi
Peristiwa Yesus memberi makan lima ribu orang adalah satu-satunya mukjizat Yesus yang dicatat oleh keempat Injil. Peristiwa yang terjadi di wilayah Galilea ini menjadi tanda keempat yang dicatat Yohanes untuk meneguhkan keilahian Tuhan Yesus.
Keilahian Tuhan Yesus tampak dari inisiatif-Nya untuk menyediakan makanan bagi orang banyak yang mengikuti Dia. Bagi para murid, Tuhan Yesus sedang mengajar mereka untuk percaya kepada otoritas Ilahi-Nya dalam memenuhi kebutuhan orang banyak. Dia tahu apa yang harus diperbuat-Nya (ayat 6). Uang dua ratus dinar (ayat 7) maupun lima roti jelai dan dua ekor ikan (ayat 9) hanya berfungsi sebagai sarana, bukan modal dasarnya. Tindakan Tuhan Yesus mengucap berkat atas makanan yang sedikit itu serta mukjizat pelipatgandaan-Nya (ayat 11) adalah demonstrasi kuasa keilahian-Nya kepada orang banyak. Mereka yang dikenyangkan oleh makanan itu mengakui Tuhan Yesus sebagai nabi yang dinubuatkan Musa (ayat 14; Ul. 18:18). Perintah untuk mengumpulkan sisa makanan supaya tidak ada yang terbuang (Yoh. 6:12-13) menyatakan diri-Nya sebagai Tuhan atas alam semesta ini dan tidak ada yang remeh di hadapan-Nya. Kepedulian Tuhan Yesus memberi makan orang banyak adalah kepedulian Ilahi yang jauh melampaui keprihatinan-Nya terhadap kebutuhan jasmani. Kepedulian-Nya itu bersifat holistik. Ia rindu menjamah dan memperbarui umat-Nya, mulai dari yang paling esensi, yaitu hati mereka. Itu sebabnya, Ia menghindar dari rencana mereka memaksa-Nya untuk menjadi raja yang akan memenuhi kebutuhan jasmani mereka semata-mata (ayat 15).
Tuhan Yesus menyatakan kepedulian Allah kepada umat manusia. Kita yang sudah merasakan dan menikmati anugerah-Nya yang melimpah, dipanggil untuk mewartakan kepedulian-Nya atas kehidupan manusia berdosa dan menjadi sarana perwujudan kasih-Nya itu secara nyata bagi sesama.
Responsku: _________________________________________________________________ _________________________________________________________________

SH: Yoh 6:1-15 - Yesus dan kebutuhan fisik. (Selasa, 8 Januari 2002) Yesus dan kebutuhan fisik. Dalam narasi sebelumnya, kita sudah melihat pengaruh kesaksian
Yesus. Istilah orang banyak yang muncul dalam ayat 2,5,...
Yesus dan kebutuhan fisik.
Dalam narasi sebelumnya, kita sudah melihat pengaruh kesaksian
Yesus. Istilah orang banyak yang muncul dalam ayat 2,5,22,24
menunjukkan tingkat popularitas Tuhan Yesus dan sekaligus juga
akibat kesaksian-Nya selama ini. Sudah banyak kesaksian yang
diberikan-Nya (ayat 2) sehingga tidak heran jika banyak orang
berbondong-bondong mengikuti-Nya (ayat 5), bahkan lebih dari 5000
orang jika perempuan dan anak-anak diikutsertakan (ayat 10). Meski
mereka hanya mengikut-Nya, Tuhan Yesus tidak menolak mereka.
Didorong oleh kasih kepada mereka Ia kembali bersaksi, kali ini tidak melalui perkataan, melainkan perbuatan. Ia memberi mereka makan. Dari 2 ekor ikan dan 5 roti jelai Tuhan Yesus membuat mereka semua dapat makan sampai kenyang. Pada masa itu makanan ikan dan roti jelai bukanlah merupakan makanan yang mewah. Tetapi, makanan ini diberkati oleh Tuhan Yesus sehingga berlipatganda dan cukup membuat mereka semua kenyang (ayat 11). Jika ada sisanya bukan karena mereka tidak suka makanan ini, melainkan karena mereka semua telah kenyang. Perbuatan Tuhan Yesus memberi makan lebih dari 5000 orang merupakan suatu mukjizat. Perkataan Filipus menegaskan hal ini (ayat 7).
Setelah orang banyak ini kenyang bagaimana reaksi mereka? Apakah mereka menyadari bahwa Yesus adalah Mesias dan kemudian percaya kepada-Nya? Kelihatannya tidak. Mereka hanya menyadari bahwa Yesus adalah seorang nabi (ayat 14). Tetapi, nabi dalam pengertian mereka sangat berbeda sekali. Mereka ingin menjadikan Yesus sebagai nabi yang dapat dinobatkan sebagai raja, bukan penyampai dan pemberita kehendak Allah (ayat 15). Konsep nabi dan raja bercampuraduk dalam pengertian orang banyak. Orang banyak lebih tertarik pada pemberian ketimbang pemberi. Mereka lebih memperhatikan roti daripada Yesus yang memberi roti tersebut. Mereka hendak menjadikan Yesus sebagai raja agar setiap hari mereka dikenyangkan dengan roti. Mereka tidak ingin dikenyangkan oleh Tuhan Yesus sendiri. Terhadap pemahaman yang demikian Tuhan Yesus tidak marah. Ia hanya menghindar dan pergi ke gunung (ayat 15).
Renungkan: Jangan terpesona oleh pemberian dan berkat dari Tuhan Yesus sehingga melupakan pemberinya. Janganlah berkat menjadi yang terutama dalam hidup sehingga Tuhan Yesus diabaikan.

SH: Yoh 6:1-15 - Pekerjaan-Nya membuktikan Dia Allah. (Sabtu, 9 Januari 1999) Pekerjaan-Nya membuktikan Dia Allah.
Setelah ucapan-ucapan-Nya yang cukup keras menyaksikan bahwa Dia
adalah Allah, sekarang Yesus menghadapi ...
Pekerjaan-Nya membuktikan Dia Allah.
Setelah ucapan-ucapan-Nya yang cukup keras menyaksikan bahwa Dia
adalah Allah, sekarang Yesus menghadapi kelompok lain di sekitar
danau Tiberias. Di tempat ini Yesus mengajarkan orang banyak yang
mengikut-Nya, melalui pekerjaan-Nya, untuk percaya bahwa diri-Nya
adalah Allah itu sendiri. Mukjizat lima roti dan dua ikan terjadi
untuk memenuhi kebutuhan pokok lima ribu laki-laki, belum
termasuk perempuan dan anak-anak. Mereka menyaksikan keajaiban
pekerjaan Tuhan Yesus. Apa komentar mereka? "Dia ini adalah
benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia." Namun
komentar yang baik ini tidak diikuti dengan kemurnian dan
ketulusan motivasi. Seharusnya mereka menyembah Dia yang telah
hadir, bukan untuk menjadikan-Nya "raja."
Apa kesan kita tentang Yesus? Secara pribadi, para murid, Filipus dan Andreas menyaksikan secara langsung pekerjaan mukjizat ini. Seharusnya mereka memiliki pengalaman pengenalan lebih mendalam kepada Tuhan. Yohanes tidak menceritakan bagaimana reaksi mereka. Kita pun sering tidak memberi reaksi terhadap pekerjaan Tuhan dalam hidup. Ini dapat membahayakan iman kita. Setiap pekerjaan Tuhan, seharusnya membawa kita pada keyakinan yang semakin memperkokoh iman kita kepada-Nya.
Utley -> Yoh 6:1-14
Utley: Yoh 6:1-14 - --NASKAH NASB (UPDATED): Yoh 6:1-141 Sesudah itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias. 2 Orang banyak berbondong-bondong meng...
NASKAH NASB (UPDATED): Yoh 6:1-14
1 Sesudah itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias. 2 Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit. 3 Dan Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya. 4 Dan Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat. 5 Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?" 6 Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya. 7 Jawab Filipus kepada-Nya: "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing- masing mendapat sepotong kecil saja." 8 Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya: 9 "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?" 10 Kata Yesus: "Suruhlah orang-orang itu duduk." Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. 11 Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. 12 Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang." 13 Maka merekapun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan. 14 Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: "Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia."
Yoh 6:1 "danau Galilea, (atau Tiberias)" Kumpulan air ini dikenal dengan beberapa nama. Dalam PL ini disebut Kineret, (lih. Bil 34:11). Disebut Danau Genesaret dalam Luk 5:1 dan dengan nama Romawi, Danau Tiberias dalam Yoh 21:1.
Yoh 6:2 Perhatikan alasan mengapa orang-banyak mengikuti Dia.
Yoh 6:3 Yesus menggunakan amplifikasi dari air dan lereng bukit untuk memproyeksikan suaraNya. Kenyataan bahwa Ia "duduk" menunjukkan bahwa ini adalah acara pengajaran resmi dengan murid-muridNya. Orang ingin tahu apakah gunung ini dimaksudkan untuk mengingatkan pada suatu latar belakang dari Musa seperti Mat 5; 6; 7.
Dalam acara pengajaran yang akbar ini, Yesus sering menujukan pembicaraan kepada kelompok-kelompok yang berbeda dari orang banyak tersebut. Para murid-murid terdekatNya pasti duduk mengeilingi kakiNya; di luar mereka adalah orang-orang yang ingin tahu, orang kaya dan orang biasa "penduduk wilayah tersebut" dan, dalam kelompok-kelompok kecil, para pemimpin agama (Farisi, Ahli Taurat, Saduki, barangkali bahkan kaum Essenes).
Yoh 6:4 "Paskah, hari raya orang Yahudi" Satu-satunya cara menentukan berapa lamanya pelayanan umum Yesus adalah Hari-hari Paskah yang disebutkan dalam Injil Yohanes (pertama, Yoh 2:13; kedua, Yoh 6:4; dan ketiga, Yoh 11:55 & Yoh 13:1). Jika Yoh 5:1 juga berbicara mengenai Paskah, maka kita mempunyai setidaknya tiga setengah sampai empat tahun pelayanan umum.
Yoh 6:6 "Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia" Kata Yunani untuk "mencobai" di sini (peirazō) biasanya memiliki konotasi jahat (lih. Mat 4:1). Ini adalah suatu contoh ang baik yang menunjukkan bahwa para penafsir moderen harus memaksakan kata-kata PB untuk cocok dalam satu definisi. Bahasa Yunani Koine kehilangan banyak dari kekhasan linguistik dan ketatabahasaan dari Bahasa Yunani Klasik (lih. catatan pada Yoh 5:20).
Yesus sedang mencobai Filipus, namun bagaimana? (1) atas imannya dalam Yesus sebagai penyedia? (2) atas pengetahuannya mengenai PL (lih. Bil 11:13, pada pertanyaan Musa kepada Allah mengenai menyediakan makanan)? atau (3) atas kepedulian dan perhatiannya pada orang banyak?
- NASB NKJV, JB "seharga dua ratus dinar"
- NRSV "gaji enam bulan"
- TEV "dua ratus keping perak"
Satu dinar adalah sebesar upah satu hari bagi seorang buruh (lih. Mat 20:2) dan seorang prajurit. 200 dinar adalah hampir duapertiga dari upah setahun.
Yoh 6:8-9 "Andreas, saudara Simon Petrus" Konteks ini adalah suatu gambaran yang indah dari iman dan kepercayaan sederhana dari Andreas di dalam kemampuan dan pribadi Yesus.
Yoh 6:9 "roti jelai" Ini adalah roti yang paling murah dan paling tak disukai. Ini adalah makanan dari orang miskin. Yesus tidak menggunakan kuasaNya untuk menyediakan makanan mahal!
Yoh 6:10 "Suruhlah orang-orang itu duduk" Orang-orang dari budaya ini biasanya makan sementara duduk di lantai atau bersandar pada suatu meja rendah berbentuk huruh "U".
□ "Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya" Sesungguhnya tidaklah tepat untuk menyebut peristiwa ini "Pemberian makan lima ribu orang" karena tampaknya ada lebih banyak orang di sana pada hari itu. Lima ribu orang ini secara sederhana hanya menunjuk pada laki-laki dan tidak mencakup wanita dan anak-anak (lih. Mat 14:21). Namun demikian, tidak jelas juga berapa banyaknya wanita dan anak- anak yang hadir. (lih. Mat 14:21).
Yoh 6:11 "mengucap syukur dan membagi-bagikannya" Mujizat penggandaan ini terjadinya pasti di dalam tangan Yesus. Dalam konteks pengharapan keMesiasan Yahudi peristiwa ini adalah tanda yang diharapkan bahwa Yesus menyediakan makanan sebagaimana Musa menyediakan manna.
Istilah Yunani untuk "mengucap syukur" (eucharisteō) dikemudian hari menjadi nama bagi Perjamuan Terakhir (lih. 1Kor 10:23-24). Apakah Yohanes menggunakannya di sini dengan pengertian sesuai definisi teknis dimasa depan ini? Injil-injil lain yang tidak memiliki singgungan dengan Ekaristi menggunakan istilah yang berbeda (eulogeō, lih. Mat 14:19; Mr 6:41). Mereka memang menggunakan juga istilah eucharisteō (lih. Mat 15:36; Mr 8:6; Luk 17:16; 18:11) namun tidak secara konsisten dengan latar belakang Perjamuan Terakhir. Mereka menggunakan istilah yang sama ini untuk menjelaskan doa pengucapan syukur dari Yesus di loteng. (lih. Mat 26:27; Mr 14:23; dan Luk 22:17-19). Oleh karena itu, karena penggunaannya tidak seragam, Yohanes perlu membuat singgungannya lebih spesifik jika pembaca di kemudian hari menafsirkannya dalam latar belakang Ekaristi!
Yoh 6:12 "terbuang" Lihat Topik Khusus: Apollumi pada Yoh 10:10.
Yoh 6:13 "maka merekapun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh" istilah "bakul" di sini menunjuk pada suatu keranjang yang sebesar keranjang pakaian kotor. Adalah hal yang sangat penting bahwa Yesus tidak menghamburkan makanan yang telah digandakan tersebut. Tidak pula Ia merubah sifat (atau jenis) dari roti tersebut. Apakah kata "dua belas" memiliki arti simbolis yang penting? Sukar untuk memastikannya. Hal ini telah banyak ditafsirkan menunjuk pada dua belas suku Israel. (Yesus menggenapi PL) atau satu keranjang bagi tiap murid (Yesus memuaskan dan menyediakan bagi para muridNya), namun ini juga bisa saja hanya sekedar suatu rincian pandangan mata saja. (seperti ay. Yoh 6:19).
Yoh 6:14 "Nabi" Ini adalah rujukan keMesiasan dari Ul 18:15-22. Orang banyak mengakui kekuasaan yesus namun salang mengerti mengenai sifat dari misi dan tanda-tandaNya.
TFTWMS -> Yoh 6:1-5
TFTWMS: Yoh 6:1-5 - Kisahnya KISAHNYA (Yohanes 6:1-5)
Pasal 5 mencatat pengajaran Yesus di Yerusalem pada suatu hari perayaan orang Yahudi. Pasal 6 melanjutkan kisah tentang Yes...
KISAHNYA (Yohanes 6:1-5)
Pasal 5 mencatat pengajaran Yesus di Yerusalem pada suatu hari perayaan orang Yahudi. Pasal 6 melanjutkan kisah tentang Yesus di wilayah Galilea dimana Ia menyeberangi Danau Galilea bersama dengan murid-murid-Nya. Pada waktu itu, ketenaran-Nya sedang memuncak. Orang-orang terus-menerus berbicara tentang "tanda-tanda" mujizatiah yang Ia lakukan. Ayat 2 berisi tiga kata kerja bahasa Yunani yang berbentuk imperfect tense yang menunjukkan tindakan yang berkelanjutan. Dengan kata lain, arti dari nas ini adalah "Orang banyak itu terus-menerus datang sebab mereka terus-menerus melihat apa yang Yesus terus- menerus lakukan." (NASB; Huruf miring oleh saya..
Rincian selanjutnya yang Yohanes sertakan adalah bahwa "Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat" (6:4). Penyucian bait suci sudah juga dilakukan ketik. "Paskah orang Yahudi sudah dekat" (2:13a). Apa yang kelihatannya sebagai rincian kecil ini kemungkinan besar dapat menjelaskan mengapa begitu banyak orang datang untuk melihat dan mendengarkan Yesus pada hari itu. Waktu Paskah di Israel abad pertama merupakan waktu ketika semangat patriotik sedang meninggi. Setiap tahun orang-orang Yahudi akan berkumpul di Yerusalem dan menunggu kalau-kalau Mesias akan datang pada tahun itu untuk menggulingkan para penguasa Romawi dan memulihkan kebebasan dan kemerdekaan kerajaan Israel.
Akibatnya, ketika Yesus menggairahkan semangat penduduk Galilea dengan mengadakan pelbagai mujizat dan hari Paskah sedang mendekat, maka orang-orang Yahudi itu dipenuhi dengan pengharapan yang kuat bahwa Yesus ini boleh jadi merupakan Raja Israel yang selama bertahun-tahun mereka nantikan! Ketika lima ribu laki-laki (6:10) mengikuti Yesus pada hari itu, mereka itu bukan para pendengar iseng yang datang oleh sebab keingintahuan semata-mata. Sebaliknya, mereka itu para pejuang Yahudi yang berdarah panas yang siap ikut bersama Mesias ke dalam pertempuran. Para petani meninggalkan cangkul mereka dan para penjaga toko menutup usaha mereka dengan tujuan pergi ke sisi jauh Danau Galilea untuk mendengarkan Yesus.
Ketika Yesus melihat kumpulan orang yang sangat banyak mendatangi Dia di sisi gunung itu, Ia berkata kepada Filipus, penduduk asli daerah itu (1:44), "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?" (6:5b). Meskipun Filipus telah mengetahui dengan baik tanda-tanda lain yang Yesus pernah adakan, namun ia memperlihatkan iman yang kecil kepada Yesus ketika menjawab bahwa gaji delapan bulan tidak akan cukup untuk membeli bahkan sepotong makanan untuk setiap orang di dalam kumpulan orang itu (6:7). Selama semuanya itu terjadi, Yesus sudah tahu apa yang akan segera Ia lakukan terhadap orang banyak itu.
Pada titik itu, Andreas memberitahu Yesus tentang bocah laki-laki2di dalam kerumunan orang banyak itu yang mempunyai "lima roti jelai dan dua ikan" lalu ia bertanya, "tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?" (6:9). Andreas muncul dalam Kitab Yohanes terutama dalam peranannya yang membawa orang lain kepada Yesus. 3Pembaca zaman kini harus berhati-hati untuk tidak menjabarkan "roti" dan "ikan" menurut apa yang kadang-kadang mereka lihat di pasar zaman kini. Roti itu kemungkinan besar roti jelai yang kecil, bulat (roti makan malam yang ekstra besar) yang merupakan makanan pokok orang miskin di zaman itu. Ikan itu kemungkinan besar berupa potongan-potongan kecil yang ukurannya sekali suap yang fungsi utamanya untuk menyebarkan rasa ikan terhadap makanan. Namun demikian, bagi Anak Allah, hal itu sudah lebih dari cukup!
Yesus menyuruh murid-murid itu untuk meminta orang-orang itu duduk di atas rumput, yang memang mereka lakukan. Apa yang selanjutnya terjadi memang sangat tidak dapat dipercaya sehingga manusia di sepanjang zaman sudah berusaha untuk menemukan penjelasan secara manusiawi tentang bagaimana lima ribu orang diberi makan dengan lima roti kecil dan dua ikan. Namun begitu, Yohanes menyatakan bahwa ini merupakan mujizat yang tidak dapat disangkal dimana Yesus mengambil makanan itu, mengucap syukur, dan memperbanyak roti dan ikan itu. Orang-orang itu makan "sebanyak yang mereka kehendaki" (6:11), dan "setelah mereka kenyang" (6:12) terkumpullah dua belas bakul penuh sisa makanan. Ingatlah, orang banyak itu terdiri dari lima ribu kaum laki-laki yang cukup kuat untuk pergi berperang—dan cukup lapar untuk makan makanan dalam jumlah yang banyak.
Ketika orang-orang itu melihat "tanda" itu (6:14), mereka sadar bahwa tangan Allah ada di atas Yesus dalam cara yang istimewa. Mereka menyimpulkan bahwa Ia adalah "nabi yang akan datang ke dalam dunia" (6:14). Pengharapan akan datangnya nabi ini didasarkan pada ajaran dari kitab Taurat dimana Musa telah membuat pernyataan ini: "Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan" (Ulangan 18:15).
Beberapa ayat kemudian, Musa mengutip perkataan Tuhan: "seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya" (Ulangan 18:18). Dengan perkataan itu menggema di dalam telinga mereka, dengan impian patriotik yang membakar di dalam hati mereka, dengan sisa-sisa makanan yang masih menempel di janggut mereka, kelima ribu orang yang kemungkinan besar kaum revolusioner ini "hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja" (6:15). Niat seperti itu harus jangan dianggap enteng. Jika mereka berhasil menjadikan Yesus sebagai raja mereka, maka para penguasa Romawi akan memandang tindakan mereka itu sebagai pernyataan perang. Supaya seorang raja dapat naik takhta, raja yang lain harus turun takhta. Namun begitu, itulah niat mereka!
KISAH YANG LAINNYA
Sebelum melangkah jauh ke dalam teks itu, marilah kita bayangkan apa yang kelima ribu orang itu sedang pikirkan pada hari itu. Begitu mereka menyatakan Yesus sebagai raja mereka, hal apakah yang mereka harapkan akan terjadi? Setelah mereka memakan makanan mujizatiah dari Yesus, kemungkinan besar mereka mengharap Yesus untuk mendapatkan sebilah pedang di suatu tempat dan menggandakannya untuk memperlengkapi bala tentara yang berantakan ini yang terdiri dari kaum petani dan penjaga toko. Lalu, dengan pedang mereka yang berkilauan terkena sinar matahari itu, mereka akan bergerak menuju Tiberias di seberang Danau Galilea. Secara singkat, mereka akan merebut kota itu dan kemudian bergerak terus menuju target terakhir mereka, Yerusalem. Karena waktu itu waktu Paskah, mereka akan menemukan garnisun Romawi ditempatkan di situ. Pertempuran itu akan berlangsung sengit, namun akhirnya bangsa Romawi akan ditaklukkan.
Yesus dan bala tentara-Nya yang terdiri dari orang-orang biasa akan menyucikan bait suci dari semua bentuk pencemaran dan penyalahgunaan, dan golongan Saduki akan digulingkan dari posisi kekuasaan mereka. Ketika berita tentang kejatuhan Yerusalem mencapai Roma, beberapa legiun Roma yang sangat kuat akan didatangkan untuk menghadapi Yesus dan bala tentara-Nya. Dalam konflik yang menakjubkan dan sangat penting itu, bangsa Yahudi akan mengalahkan bangsa Romawi dan menjadi kerajaan dunia yang baru. Kemungkinan besar hal ini merupakan apa yang dibayangkan akan terjadi oleh anggota biasa dari lima ribu orang yang mungkin mau menjadi bala tentara itu! Namun begitu, Yesus memiliki sesuatu yang lain di dalam pikiran-Nya.
KESALAHAN MEREKA DAN KITA
Pada saat harapan sedang meninggi dan kegairahan orang-orang itu pada tingkatan yang gila-gilaan, Yesus melakukan satu hal yang paling tidak terduga. Ia "menyingkir pula ke gunung, seorang diri" (6:15). Kemungkinan besar Ia satu-satunya orang di seluruh gunung itu pada hari itu yang mengerti apa yang Ia sedang lakukan. Bagi kedua belas murid dan lima ribu pengikut yang lain itu, tindakan Yesus itu pastilah dianggap sebagai tindakan yang seakan-akan Yesus itu menjauhkan diri dari tujuan utama yang sudah dengan begitu keras ingin Ia capai.
Perbandingan terbaik yang dapat saya bayangkan akan melibatkan seseorang yang sudah mempersembahkan waktu empat tahun hidupnya untuk menjadi pemimpin negerinya. Ia sudah berkampanye ribuan jam dan menempuh perjalanan lima puluh dua minggu setiap tahun untuk mempromosikan pencalonannya bagi jabatan itu. Lalu, akhirnya, semua kerja kerasnya terbayar lunas: Dalam pemilihan pertama, ia memenangkan beberapa delegasi yang dibutuhkan untuk mengamankan nominasi partainya. Namun begitu, ketika konvensi partai diadakan dan pemungutan suara untuk memilih dirinya dilakukan, sesuatu yang tidak terbayangkan terjadi. Sementara ribuan orang meneriakkan dukungan mereka dan mengibar-ngibarkan spanduk yang bertuliskan nama calon itu, orang itu tiba-tiba saja bangkit dari kursinya dan berjalan ke luar dari pusat konvensi itu. Tindakan seperti itu akan tidak dapat dibayangkan—namun kemungkinan besar tidak lebih mustahil daripada apa yang Yesus pernah lakukan ketika lima ribu orang siap untuk menjadikan Dia raja mereka.
Sekali lagi Yesus memperlihatkan kemampuan-Nya yang tak ada bandingannya untuk tetap terfokus pada tujuan utama-Nya. Ia sudah tahu bahwa niat orang banyak yang menyanjung itu tidak akan menyelesaikan tujuan akhir Allah; pemberontakan oleh laut tidak akan menyelamatkan dunia dari dosa. Selain itu, Ia sudah tahu bahwa dalam kerangka pikiran mereka saat itu tidak akan ada jalan untuk bertukar pikiran dengan mereka. Oleh sebab itu, Ia semata-mata pergi menjauh!
Ada dua pemandangan yang saya lihat di dalam "cermin" teks ini yang mengganggu saya. Perhatian pertama saya adalah kecenderungan manusiawi kita untuk berusaha memaksa Yesus ke dalam bentuk yang kita inginkan. Kita ingin menempatkan pengharapan kita ke atas Yesus, daripada membiarkan Dia menunjukkan kepada kita siapa Dia sebenarnya. Tidakkah kita kadang-kadang membuat dugaan bahwa Yesus itu seperti kita? Orang Amerika cenderung membayangkan Dia sebagai orang Amerika, sementara orang Italia membayangkan Dia sebagai orang Italia. Orang-orang yang berbahasa Inggris mengira Yesus berbahasa Inggris, sementara orang-orang yang berbahasa Spanyol tampaknya yakin bahwa Yesus lebih menyukai bahasa Spanyol. Orang kaya memandang Dia sebagai orang kaya, dan orang miskin memandang Dia sebagai orang miskin. Mereka yang berpendidikan membayangkan Yesus sebagai orang yang berpendidikan, dan mereka yang tidak berpendidikan merasa yakin bahwa Yesus juga tidak mempercayai sekolah. Orang yang emosional memandang Yesus sebagai orang yang emosional, sementara orang yang lebih kalem menyatakan bahwa Yesus juga berprilaku santai seperti mereka. Pemandangan Yesus yang sedang pergi menjauh dari lima ribu orang itu mengingatkan kita tentang betapa kita dapat salah ketika kita menempatkan pengharapan kita sendiri ke atas Yesus. Yesus bersikeras untuk melakukan kehendak Bapa-Nya, bahkan jika seluruh dunia salah memahami hal itu.
Peringatan lain yang nas singkat ini berikan kepada kita adalah bahwa kita juga dapat begitu terperangkap di dalam masalah jangka pendek sehingga kita mengabaikan solusi jangka panjang. Orang-orang Yahudi di zaman Yesus merasa jengkel berada di bawah kekuasaan bangsa Romawi. Karena sangat merindukan waktu dimana seseorang akan menghadirkan kebebasan politik bagi Israel, maka mereka mengabaikan "Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia!" (1:29). Pernahkah kita melakukan hal itu? Pernahkah kita menjadi sangat peduli dengan pelbagai persoalan yang mendesak sehingga kita mengabaikan persoalan hidup yang paling besar? Pernahkah kita mendapatkan diri kita menginginkan pembebasan dari pajak, rasa sakit, konflik, tekanan, atau pekerjaan yang melebihi kerinduan kita akan pembebasan dari dosa? Ketika kita bersikeras dalam menjadikan Yesus sesuai dengan pengharapan kita dan mengikuti keinginan kita, maka kita sedang melakukan apa yang pernah lima ribu orang lakukan pada hari itu di gunung itu … dan Yesus pergi menjauh dari dari mereka!
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Yohanes (Pendahuluan Kitab) Penulis : Yohanes
Tema : Yesus, Putra Allah
Tanggal Penulisan: 80-95 M
Latar Belakang
Injil Yohanes adalah unik di antara keem...
Penulis : Yohanes
Tema : Yesus, Putra Allah
Tanggal Penulisan: 80-95 M
Latar Belakang
Injil Yohanes adalah unik di antara keempat Injil. Injil ini mencatat banyak hal tentang pelayanan Yesus di daerah Yudea dan Yerusalem yang tidak ditulis oleh ketiga Injil yang lain, dan menyatakan dengan lebih sempurna rahasia tentang kepribadian Yesus. Penulis diidentifikasikan secara tidak langsung sebagai "murid yang dikasihi-Nya" (Yoh 13:23; Yoh 19:26; Yoh 20:2; Yoh 21:7,20). Kesaksian tradisi Kekristenan serta bukti yang terkandung dalam Injil ini sendiri menunjukkan bahwa penulisnya adalah Yohanes anak Zebedeus, salah satu di antara dua belas murid dan anggota kelompok inti Kristus (Petrus, Yohanes, dan Yakobus).
Menurut beberapa sumber kuno, Yohanes, rasul yang sudah lanjut usianya, sementara tinggal di Efesus, diminta oleh para penatua di Asia untuk menulis "Injil yang rohani" ini untuk menyangkal suatu ajaran sesat mengenai sifat, kepribadian dan keilahian Yesus yang dipimpin oleh seorang Yahudi berpengaruh bernama Cerinthus. Injil Yohanes tetap melayani gereja sebagai suatu pernyataan teologis yang sangat dalam tentang "kebenaran" yang menjelma di dalam diri Yesus Kristus.
Tujuan
Yohanes menyatakan tujuannya untuk tulisannya dalam Yoh 20:31, yaitu "supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya." Naskah kuno Yunani dari Yohanes memakai satu dari dua bentuk waktu untuk kata Yunani yang diterjemahkan "percaya" (Yoh 20:31): yaitu _aorist subjunctive_ ("sehingga kamu dapat mulai mempercayai") dan _present subjunctive_ ("sehingga kamu dapat terus percaya"). Jikalau Yohanes bermaksud yang pertama, ia menulis untuk meyakinkan orang yang tidak percaya untuk percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dan diselamatkan. Kalau yang kedua, Yohanes menulis untuk menguatkan dasar iman supaya orang percaya dapat terus percaya kendatipun ada ajaran palsu, dan dengan demikian masuk dalam persekutuan penuh dengan Bapa dan Anak (bd. Yoh 17:3). Walaupun kedua tujuan ini didukung dalam kitab Yohanes, isi dari Injil ini pada umumnya mendukung yang kedua sebagai tujuan utama.
Survai
Injil keempat ini menyajikan bukti-bukti yang terpilih dengan cermat bahwa Yesus adalah Mesias Israel dan Putra Allah yang menjelma dan bukan anak angkat. Bukti-bukti yang mendukung termasuk:
- (1) tujuh tanda (Yoh 2:1-11; Yoh 4:46-54; Yoh 5:2-18; Yoh 6:1-15; Yoh 6:16-21; Yoh 9:1-41; Yoh 11:1-46) dan tujuh ajaran (Yoh 3:1-21; Yoh 4:4-42; Yoh 5:19-47; Yoh 6:22-59; Yoh 7:37-44; Yoh 8:12-30; Yoh 10:1-21) sebagai penyingkapan Yesus tentang identitas-Nya yang sebenarnya;
- (2) tujuh pernyataan "Aku adalah" (Yoh 6:35; Yoh 8:12; Yoh 10:7; Yoh 10:11; Yoh 11:25; Yoh 14:6; Yoh 15:1). Dengan pernyataan ini Yesus menyatakan secara kiasan peranan-Nya dalam penebusan umat manusia.
- (3) Kebangkitan tubuh-Nya dari antara orang mati sebagai tanda terakhir dan puncak pembuktian bahwa Dia memang "Kristus, Anak Allah" (Yoh 20:31).
Injil Yohanes mempunyai dua bagian besar.
- (1) Pasal 1-12 (Yoh 1:1--12:50)yang menyajikan kisah penjelmaan dan pelayanan umum Yesus. Sekalipun tujuh tanda yang meyakinkan, tujuh ajaran yang berbobot, dan tujuh pernyataan "Aku adalah" yang menakjubkan, orang-orang Yahudi menolak Yesus sebagai Mesias mereka.
- (2) Setelah ditolak oleh umat perjanjian yang lama yaitu Israel, Yesus (pasal 13-21; Yoh 13:1--21:25) memusatkan perhatian pada murid-murid-Nya sebagai inti dari umat perjanjian yang baru (yaitu: gereja yang didirikan oleh-Nya). Pasal-pasal ini mencantumkan perjamuan terakhir (pasal 13; Yoh 13:1-20), ajaran terakhir (pasal 14-16; Yoh 14:1--16:33), dan doa-Nya yang terakhir (pasal 17; Yoh 17:1-25) untuk murid-murid-Nya dan semua orang percaya. Kemudian perjanjian baru diresmikan dan ditegakkan oleh kematian (pasal 18-19; Yoh 18:1--19:42) dan kebangkitan-Nya (pasal 20-21; Yoh 20:1--21:25).
Ciri-ciri Khas
Delapan penekanan utama menandai Injil ini.
- (1) Keilahian Yesus sebagai "Anak Allah" ditekankan. Dari prolog Yohanes dengan pernyataan yang luar biasa, "kita telah melihat kemuliaan-Nya" (Yoh 1:14) sampai akhirnya dengan pengakuan Tomas, "Ya Tuhanku dan Allahku" (Yoh 20:28), Yesus adalah Putra Allah yang menjadi manusia.
- (2) Kata "percaya" yang dipakai sebanyak 98 kali adalah sama dengan menerima Kristus (Yoh 1:12) dan meliputi tanggapan hati (bukan saja mental) yang menghasilkan suatu komitmen dari seluruh kehidupan kepada Dia.
- (3) "Hidup kekal" adalah konsep kunci dari Yohanes. Konsep ini bukan hanya menunjuk kepada suatu keberadaan tanpa akhir, tetapi lebih mengarah kepada perubahan mutu kehidupan yang datang melalui persatuan dengan Kristus. Hal ini mengakibatkan baik kebebasan dari perbudakan dosa dan setan-setan maupun pengenalan dan persekutuan yang makin bertumbuh dengan Allah.
- (4) Pertemuan pribadi dengan Yesus diutamakan dalam Injil ini (tidak kurang dari 27).
- (5) Pelayanan Roh Kudus memungkinkan orang percaya mengalami kehidupan dan kuasa Yesus secara terus-menerus setelah kematian dan kebangkitan Kristus.
- (6) Injil ini menekankan "kebenaran" -- Yesus adalah kebenaran, Roh Kudus adalah Roh Kebenaran, dan Firman Allah adalah kebenaran. Kebenaran membebaskan orang (Yoh 8:32), menyucikan mereka (Yoh 15:3) serta berlawanan dengan kegiatan dan sifat Iblis (Yoh 8:44-47,51).
- (7) Angka tujuh sangat menonjol: tujuh tanda, tujuh ajaran, dan tujuh pernyataan "Aku adalah" menegaskan siapa Yesus itu (bd. menonjolnya angka tujuh di dalam kitab Wahyu oleh penulis yang sama).
- (8) Kata-kata dan konsep lainnya yang utama dari Yohanes adalah: "firman", "terang", "daging", "kasih", "kesaksian", "tahu", "kegelapan", dan "dunia".
Full Life: Yohanes (Garis Besar) Garis Besar
Prolog tentang Logos
(Yoh 1:1-18)
I. Memperkenalkan Kristus kepada Israel
(Yoh 1:19-51)
A. Oleh Yohan...
Garis Besar
- Prolog tentang Logos
(Yoh 1:1-18) - I. Memperkenalkan Kristus kepada Israel
(Yoh 1:19-51) - A. Oleh Yohanes Pembaptis
(Yoh 1:19-36) - B. Kepada Murid-Murid Pertama
(Yoh 1:37-51) - II. Tanda-Tanda dan Ajaran-Ajaran Kristus kepada Israel dan Penolakan-Nya
(Yoh 2:1-12:50) - A. Penyataan Kristus kepada Israel
(Yoh 2:1-11:46) - 1. Tanda Pertama -- Air Menjadi Air Anggur
(Yoh 2:1-11)
Selang Waktu
(Yoh 2:12) - 2. Kesaksian Mula-Mula kepada Orang Yahudi di Yerusalem
(Yoh 2:13-25)
Hari Raya di Yerusalem (Paskah)
(Yoh 2:23-25) - 3. Ajaran Pertama: Kelahiran dan Kehidupan Baru
(Yoh 3:1-21)
Selang Waktu: Tentang Yohanes Pembaptis dan Yesus
(Yoh 3:22-4:3) - 4. Ajaran Kedua: Air Kehidupan
(Yoh 4:4-42)
Selang Waktu di Galilea
(Yoh 4:43-45) - 5. Tanda Kedua: Penyembuhan Anak Pegawai Istana
(Yoh 4:46-54)
Hari Raya di Yerusalem
(Yoh 5:1) - 6. Tanda Ketiga: Penyembuhan Orang di Betesda pada Hari Sabat
(Yoh 5:2-18) - 7. Ajaran Ketiga: Keilahian Kristus
(Yoh 5:19-47) - 8. Tanda Keempat: Memberi Makan Lima Ribu Orang
(Yoh 6:1-15) - 9. Tanda Kelima: Berjalan di Atas Air
(Yoh 6:16-21) - 10. Ajaran Keempat: Roti Hidup
(Yoh 6:22-59) - 11. Penyaringan Murid-Murid
(Yoh 6:60-71)
Selang Waktu
(Yoh 7:1) - 12. Hari Raya di Yerusalem (Pondok Daun)
(Yoh 7:2-36) - 13. Ajaran Kelima: Roh yang Memberi Hidup
(Yoh 7:37-52)
(Wanita yang Tertangkap dalam Perzinaan)
(Yoh 7:53-8:11) - 14. Ajaran Keenam: Terang Dunia
(Yoh 8:12-30) - 15. Perdebatan dengan Orang Yahudi
(Yoh 8:31-59) - 16. Tanda Keenam: Penyembuhan Orang Buta Sejak Lahirnya
(Yoh 9:1-41) - 17. Ajaran Ketujuh: Gembala yang Baik
(Yoh 10:1-21)
Hari Raya di Yerusalem (Penahbisan)
(Yoh 10:22-42) - 18. Tanda Ketujuh: Kebangkitan Lazarus
(Yoh 11:1-46) - B. Penolakan Kristus oleh Israel
(Yoh 11:47-12:50) - III.Kristus dan Permulaan Umat Perjanjian Baru
(Yoh 13:1-20:29) - A. Perjamuan Terakhir
(Yoh 13:1-14:31) - 1. Mencuci Kaki Murid-Murid dan Lanjutan Percakapan
(Yoh 13:1-38) - 2. Yesus, Jalan kepada Bapa
(Yoh 14:1-31) - B. Ajaran Tentang Pokok Anggur yang Benar dan Manfaat Persekutuan
dengan Kristus
(Yoh 15:1-16:33) - C. Doa Penyerahan bagi Diri-Nya dan Umat Perjanjian Baru
(Yoh 17:1-26) - D. Hamba yang Menderita
(Yoh 18:1-19:42) - 1. Penangkapan
(Yoh 18:1-12) - 2. Pengadilan Yahudi
(Yoh 18:13-27) - 3. Pengadilan Romawi
(Yoh 18:28-19:16) - 4. Penyaliban
(Yoh 19:17-37) - 5. Penguburan
(Yoh 19:38-42) - E. Tuhan yang Bangkit
(Yoh 20:1-29) - Pernyataan Tentang Tujuan Penulis
(Yoh 20:30-31) - Epilog
(Yoh 21:1-25)
Matthew Henry: Yohanes (Pendahuluan Kitab) Kita tidak sedang membahas kapan dan di mana Injil ini dituliskan. Kita yakin Injil ini diberikan melalui inspirasi Allah kepada Yohanes, saudara Yako...
Kita tidak sedang membahas kapan dan di mana Injil ini dituliskan. Kita yakin Injil ini diberikan melalui inspirasi Allah kepada Yohanes, saudara Yakobus, salah satu dari dua belas rasul. Yohanes dikenal sebagai murid yang dikasihi Yesus dan merupakan salah satu dari tiga murid Yesus yang diajak Yesus ketika Dia ingin menyendiri, terutama sekali ketika peristiwa transfigurasi dan saat Dia menderita di taman Getsemani. Bapa-bapa gereja mengatakan kepada kita bahwa Yohanes hidup paling lama dibandingkan kedua belas rasul yang lain. Yohanes merupakan satu-satunya rasul yang mati secara alami, rasul-rasul yang lain mati sebagai martir. Beberapa bapa gereja mengatakan bahwa Yohanes menulis Injil ini di Efesus atas permintaan beberapa pelayan gereja di Asia untuk melawan bidat di Korintus yang menyebabkan perpecahan jemaat dan kaum Ebionite yang melihat Tuhan kita sebagai manusia semata. Injil ini kemungkinan besar ditulis Yohanes sebelum dia dibuang ke Pulau Patmos, karena di sana Yohanes menulis Kitab Wahyu. Kitab Wahyu sepertinya ditulis untuk menutup kanon Alkitab, dan jika memang benar demikian maka Injil ini pasti tidak ditulis sesudah Kitab Wahyu. Oleh karena itu saya tidak sependapat dengan beberapa bapa gereja yang mengatakan bahwa Yohanes menulis Injil ini dalam masa pembuangannya, atau setelah kembali dari pembuangannya, bertahun-tahun setelah Yerusalem dihancurkan. Beberapa bapa gereja mengatakan Injil ini ditulis setelah Yohanes berumur sembilan puluh tahun, dan ada yang mengatakan setelah Yohanes berumur seratus tahun. Namun yang jelas Yohanes menulis Injil terakhir dari keempat Injil dalam Alkitab. Dengan membandingkan Injil yang ditulis Yohanes dengan ketiga Injil yang lain, kita bisa menemukan:
- . Yohanes memasukkan apa yang tidak dimasukkan Injil yang lain. Injil Yohanes berada di akhir Injil yang lain dan Injil Yohanes merupakan semacam penjaga akhir atau pengumpul akhir. Injil Yohanes mengumpulkan apa yang tidak dimasukkan oleh Injil yang lain. Demikianlah ada kumpulan akhir dari amsal Salomo (Ams. 25:1), selain dari yang telah dia ucapkan sebelumnya, 1 Raja-raja 4:32.
- . Yohanes memberi kita hal rohani sedangkan ketiga penulis Injil yang lain lebih kepada sejarah. Fakta-fakta sejarah memang perlu diluruskan terlebih dahulu, yang telah mereka lakukan dengan menulis segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, Lukas 1:1, Kisah Para Rasul 1:1. Namun, setelah semua itu sudah dinyatakan oleh dua atau tiga saksi, Yohanes beralih kepada perkembangannya yang penuh (Ibr. 6:1), janganlah kita meletakkan lagi dasarnya, tetapi membangun di atas dasar tersebut, membawa kita masuk ke dalam selubung. Beberapa bapa gereja mengamati bahwa ketiga penulis Injil yang lain menuliskan ta sōmatika – hal-hal fisik dari Kristus, tetapi Yohanes menulis ta pneumatika – hal-hal rohani dari Injil, hidup dan jiwa Injil. Maka beberapa orang menyebut Injil Yohanes sebagai kunci bagi semua kitab Injil/Injil kunci. Di dalam Injil ini sebuah pintu telah terbuka di sorga, dan suara pertama yang kita dengar adalah Naiklah ke mari! naiklah lebih tinggi. Beberapa bapa gereja menafsirkan empat mahluk yang ada dalam penglihatan Yohanes sebagai perwakilan bagi keempat penulis Injil dan mereka menafsirkan Yohanes sebagai burung nasar yang sedang terbang. Mereka menafsirkan Yohanes telah terbang begitu tinggi sehingga dia dapat melihat segala hal rohani.
Jerusalem: Yohanes (Pendahuluan Kitab) INJIL YOHANES
PENGANTAR INJIL YOHANES DAN SURAT-SURAT YOHANES
Injil Yohanes
Kata Penutup pertama, Yoh 20:31, menyatakan termasuk jenis sastra Injil Yo...
INJIL YOHANES
PENGANTAR INJIL YOHANES DAN SURAT-SURAT YOHANES
Injil Yohanes
Kata Penutup pertama, Yoh 20:31, menyatakan termasuk jenis sastra Injil Yohanes dan begitu menempatkannya di dalam keseluruhan Perjanjian Baru. Sama seperti pewartaan yang paling tua demikianpun kitab ini tetap sebuah "Injil", artinya: pewartaan tentang Yesus sebagai Mesias dan Anak Allah. Pewartaan itu berpangkal pada "tanda-tanda" yang dikerjakan Yesus dan bermaksud mengembangkan iman akan Kristus supaya orang mendapat hidup. Meskipun ciri-cirinya menyatakan bahwa disusun di zaman agak belakangan, namun injil keempat ini berdekatan dengan pemberitaan atau "kerygma" pada awal mula agama Kristen. Tata susunan dan pokok utama injil Yohanes dan pemberitaan semula itu pada pokoknya sama: Yesus ditunjuk sebagai Mesias oleh turunnya Roh Kudus sebagaimana disaksikan Yohanes Pembaptis, 1:31-34; karya dan perkataan Yesus menyatakan "kemuliaanNya", 1:35- 12:50; menyusul kisah tentang wafat, kebangkitan dan beberapa penampakan Kristus, 13:1-20:20; akhirnya pengutusan para rasul yang diberi Roh Kudus dan kekuasaan mengampuni dosa, 20:21-29. Terlebih injil ini terjamin oleh seorang saksi tak bernama ialah "murid yang dikasihi Yesus", yang ikut serta dalam drama sengsara Yesus, 13:23; 19:26, 35; bdk 18:15 dst, melihat makam yang kosong, 20:2 dst, dan Kristus yang dibangkitkan, 21:7,20-24, ia barangkali adalah seorang dari kedua murid yang paling dahulu mengikuti Yesus, 1:35 dst. Kesemuanya itu sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan Kis 1:8+, supaya kesaksiannya itu boleh disebut "rasuli".
Namun demikian karya Yohanes mempunyai beberapa ciri yang merupakan kekhasannya dan jelas membedakannya dengan ketiga injil sinoptik. Rupanya pengarang injil keempat terpengaruh sekali oleh sebuah alam pikiran yang tersebar luas di beberapa kalangan Yahudi dan pengungkapannya baru-baru ini ditemukan dalam naskah-naskah yang berasal dari sekelompok kaum Eseni di zaman itu yang berdiam di Qumran. Dalam naskah-naskah itu diberi perhatian khusus kepada "pengetahuan", dan perbendaharaan-katanya berdekatan dengan perbendaharaan-kata yang lazim dalam aliran dan alam pikiran yang disebut "gnosis"; terdapat di dalamnya semacam perseduaan (dualisme) yang terungkap dalam pertentangan-pertentangan seperti: cahaya-kegelapan, kebenaran-kebohongan, malaikat cahaya-malaikat kegelapan (Beliar namanya); khususnya di Qumran ditekankanlah mistik persatuan dan perlunya kasih persaudaraan sementara orang melayangkan pandangan ke akhir zaman. Segala pokok tersebut ditemukan kembali dalam injil Yohanes dan merupakan milik khas lingkungan Yahudi-kristen, yang kiranya menghasilkan injil itu.
Masih ada hal lain lagi. Lebih dari injil-injil sinoptik, injil keempat ingin menonjolkan manakah makna kehidupan, perbuatan dan perkataan Yesus. Kejadian- kejadian kehidupan Yesus merupakan "tanda"; maknanya tidak segera jelas sehingga baru dipahami setelah Kristus dimuliakan, 2:22; 12:16; 13:7. Banyak perkataan Yesus mengandung makna rohani yang baru kemudian dipahami, bdk 2:19+. Roh Kudus yang berkata atas nama Yesus yang dibangkitkan bertugas memimpin para murid ke dalam seluruh kebenaran dengan mengingatkan dan mengajar mereka akan semua yang telah dikatakan Yesus kepada mereka, bdk 14:26+. Itulah tahap perwahyuan yang tercermin dalam injil Yohanes. Di lain pihak injil keempat lebih banyak terpengaruh oleh ibadat dan sakramen-sakramen Kristen dari pada injil-injil sinoptik. Kehidupan Yesus sendiri diberi kerangka ibadat Yahudi; dalam hubungan dengan hari-hari raya utama dan kerap kali dalam bait Allah Yesus mengerjakan mujizat-mujizat dan menyampaikan wejangan-wejangan yang paling penting; selanjutnya Yesuspun mengajar bahwa Ia sendiri menjadi pusat suatu agama dan ibadat baru "dalam roh dan kebenaran", 4:24; agama dan ibadat baru itu mengungkapkan dan mewujudkan dirinya melalui sakramen-sakramen. Pembicaraan Yesus dengan Nikodemus mengandung segala unsur yang cocok dengan sebuah pengajaran yang menyiapkan atau menyertai baptisan, 3:1-21; dan gagasan bahwa baptisan berupa sebuah penerangan, 9:1-39, atau kebangkitan, 5:1-14; 7:21-24, rupanya memberi latar belakang kepada cerita tentang penyembuhan orang yang lahir buta dan orang lumpuh. Sebuah ringkasan lengkap dari pengajaran mengenai Ekaristi tercantum dalam bab 6. Misteri Paskah Kristen yang mengganti Paskah lama meresap ke dalam seluruh injil itu, 1:29, 36; 2:13; 6:4; 19:36. Upacara pembasuhan Yahudi yang lazim pada perayaan Paskah, 2:6; 3:25, diganti dengan pembersihan jiwa oleh firman, 15:3, dan Roh, 20:22 dst. Dengan demikian maka kehidupan Yesus dihubungkan dengan misteri Kristen yang dihayati dalam ibadat dan sakramen-sakramen jemaat.
Jelaslah injil keempat merupakan karya yang majemuk : berdekatan dengan bentuk pewartaan Kristen yang paling dahulu, tetapi juga menjadi penyelesaian suatu usaha yang dipimpin oleh Roh Kudus untuk mencari pemahaman lebih mendalam dan lebih jernih tentang misteri Yesus.
Setiap penginjil mempunyai suatu pandangan utama mengenai Yesus serta karyaNya. Menurut pandangan Yohanes, maka Yesus adalah Firman yang telah menjadi daging untuk menyampaikan hidup kepada manusia, 1:14. Maka rahasia penjelmaan menguasai seluruh pemikiran Yohanes. Teologi tentang penjelmaan itu terungkap dengan menggunakan gagasan "pengutusan" dan "kesaksian". Yesus ialah Firman yang diutus oleh Bapa ke dunia, lalu setelah karyaNya selesai kembali kepada Allah, bdk 1:1+. Tugas itu tidak lain kecuali memaklumkan kepada manusia misteri-misteri ilahi. Yesus menjadi saksi tentang apa yang dilihat dan didengarNya pada Bapa, bdk 3:11+. Untuk mengesahkan pengutusanNya maka Allah memberi Yesus kekuasaan mengerjakan sejumlah karya ialah "tanda-tanda" yang memang melampaui apa yang mungkin bagi manusia. Maka terbuktilah Yesus benar-benar diutus oleh Allah yang berkarya dalam diri Yesus, bdk 2:11+. Tanda-tanda itu menjadi pernyataan terselubung dari kemuliaan Yesus yang penyingkapan lengkapnya dinantikan pada hari kebangkitan, bdk 1:14+. Sebab sesuai dengan nubuat Yes 52:13 (LXX), Anak Manusia harus "ditinggikan", dan melalui salib kembali kepada Bapa, bdk 12:32+. Lalu ia menemukan kembali kemuliaan yang ada pada Allah "sebelum dunia ada", 17:5+, 24. Kemuliaan itu sudah dinyatakan kepada para nabi dahulu, bdk 5:39, 46; 12:41; 19:37 serta catatan-catatannya. Penyingkapan kemuliaan itu berupa penampakan Allah yang menyempurnakan dan menggenapkan semua penampakan Allah dahulu, penampakanNya dalam penciptaan, 1:1, penampakanNya kepada Abraham, 8:56, Yakub 1:51, Musa 1:17, para nabi. Kemuliaan "Hari Yahwe", bdk, bdk Ams 5:18+, menjadi lengkap pada Hari Yesus, 8:56, khususnya pada "SaatNya", 2:4+, saat "peninggian" dan "pemuliaanNya"; pada saat itu tersingkaplah keluhuran transenden yang menjadi milik "utusan", bdk 8:24+; 10:30+, yang datang ke dunia untuk membawa hidup, bdk 3:35+, kepada mereka yang dengan kepercayaan menyambut kabar keselamatan yang disampaikan olehNya, bdk 3:11+. Dan justru oleh karena seluruh "pengutusan" Anak itu terarah kepada suatu karya keselamatan maka pengutusan itu menjadi penyingkapan kasih Bapa terhadap dunia, yang terakhir dan paling lengkap, bdk 17:6+.
Dalam injil-injil Sinoptik penyingkapan kemuliaan Kristus terutama dihubungkan dengan kembaliNya pada akhir zaman, bdk Mat 16:27 dst. Memanglah dalam injil Yohanespun unsur-unsur utama dari eskatologia tradisionil ditemukan juga: orang menantikan "hari terakhir" 6:39 dst; 11:24; 12:48, hari "kedatangan" Yesus, 14:3; 21:22 dst, dan kebangkitan orang-orang mati, 5, 28 dst; 11:24, serta penghakiman terakhir 5:29, 45; 3:36. Namun demikian mudah saja orang melihat dalam injil keempat suatu tendensi rangkap dua, yakni: mengaktualisasikan dan menginteriorisasikan eskatologia tradisionil. Kedatangan Yesus ke dunia melalui penjelmaan, peninggiannNya di salib dan kembaliNya melalui Roh Kudus dianggap sebagai "kedatangan" Anak Manusia; penghakiman sekarang sudah terjadi di dalam hati orang, hidup kekal (yang dalam injil Yohanes mengganti istilah "Kerajaan" yang digemari para Sinoptisi) sekarang sudah dimiliki oleh karena iman. Maka drama yang dipentaskan di Palestina menjadi inti drama eskatologis. Memang di belakang orang-orang Yahudi yang menolak Yesus itu tampillah sebuah kenyataan yang lebih luas, yakni "dunia", bdk 1:9-10+, atau "kegelapan" bdk 8:12+, yang dikuasai oleh Iblis, "penguasa dunia", bdk 1Yoh 2:13 dst, yang melawan Allah serta MesiasNya. Setiap orang terlibat dalam drama rohani itu: di hadapan Firman yang menjadi daging terlaksanalah "penghakiman dunia", 12:31-32, pengutukan dan kekalahannya, 16:7-11, 33. Kalau Kristus dengan rela menyerahkan nyawaNya, bdk 10:18+, dan kalau "ditinggikan" di kayu salib, maka maksudnya ialah memperoleh kemuliaanNya, bdk 12:32+, yang sejak itu menjadi nyata di hadapan sekalian orang untuk mendatangkan malu kepada dunia yang tidak percaya serta secara definitip mengalahkan Iblis. Kemenangan Allah atas yang jahat dan keselamatan dunia terwujud melalui kebangkitan yang mulia, sehingga kembaliNya Kristus di akhir zaman hanya merupakan penggenapannya.
Agak sukar juga menemukan bagan yang dituruti Yohanes dalam membentangkan misteri Kristus. Terlebih dulu perlu dicatat bahwa urutan peristiwa-peristiwa dalam injil keempat menimbulkan beberapa kesulitan: urutan bab 4, 5, 6, 7:1-24 sukar dimengerti; tidak tepat juga bahwa bab 15-17 menyusul 14:31, tepat Yesus sudah berangkat; kepingan-kepingan seperti 3:31-36 dan 12:44-50 ternyata kurang sesuai dengan konteksnya. Mungkin kekacauan itu disebabkan oleh cara Injil Yohanes digubah dan diterbitkan. Kiranya injil itu merupakan hasil perkembangan yang lambat laun sehingga di dalamnya terdapat unsur-unsur yang berasal dari masa yang berlain-lainan, penyaduran dan tambahan serta penyusunan ajaran yang sama namun dengan cara yang berbeda-beda, sedangkan keseluruhannya akhirnya diterbitkan bukanlah oleh Yohanes sendiri melainkan oleh murid-muridnya setelah Yohanes meninggal dunia, 21:24. Dengan demikian maka murid-murid itu memasukkan ke dalam kerangka injil yang asli berbagai kepingan yang berasal dari Yohanes dan yang oleh para muridnya tidak dibiarkan hilang sama sekali. Tempat kepingan- kepingan itu dalam keseluruhan belum juga ditentukan dengan saksama.
Para ahli sudah mengemukakan beberapa pembagian injil Yohanes. Semua memang mengandung sedikit kebenaran, tetapi sering kali berat sebelah, oleh karena terlalu mau mensistematisasikan injil keempat. Paling baik kiranya orang membiarkan dirinya dibimbing oleh petunjuk-petunjuk jelas yang ditemukan dalam injil sendiri. Di satu pihak jelas, bahwa injil mau menonjolkan hari-hari raya ibadat Yahudi, yang menjadi pedoman kisahnya: tiga kali ada hari raya Paskah, 2:13; 6:4; 11:55, ada sebuah perayaan yang tidak disebut namanya, 5:1, dan sekali ada perayaan Pondok Daun, 7:2, dan hari raya Pentahbisan Bait Allah, 10:22. Di lain pihak pengarang beberapa kali dengan saksama mencatat urutan hari-hari untuk membagikan riwayat hidup Yesus menjadi berkala-kala. Misalnya: minggu pertama karya Yesus di depan umum, 1:19-2:11, pekan perayaan Pondok-Daun, 7:2, 14, 37, pekan sengsara Yesus 12:1, 12; 19:31, 42, yang ditempatkan antara lambang penguburan Yesus, 12:7, dan penguburan yang sesungguhnya, 19:38 dst. Begitu pula perlu diperhatikan disebutkannya perayaan Paskah yang pertama, 4:45, yang jelas menutup bagian-bagian yang mulai dengan 2:13 -25, tempat dikatakan bahwa hari raya Paskah itu sudah dekat. Dengan mempertimbangkan kedua gejala tersebut (catatan mengenai urutan hari-hari dan hari-hari raya Yahudi) maka injil keempat dapat dibagi sebagai berikut:
Prakata, 1:1-18: "Pada mulanya............"I Karya Yesus :
1. Tata penyelamatan baru diberitakan, 1:19-4:54: Pekan pembukaan
kejadian-kejadian yang berkisar pada Perayaan Paskah yang pertama.
2. Perayaan kedua, pada suatu hari Sabat, di Yerusalem: perlawanan pertama
terhadap pernyataan, 5:1-47.
3. Di Galilea, Paskah yang kedua: perlawanan baru terhadap pernyataan,
6:1-71.
4. Perayaan Pondok-Daun: pernyataan besar tentang Mesias, yang ditolak
mentah-mentah 7:1-10:21.
5. Hari Raya Pentahbisan Bait Allah: keputusan membunuh Yesus, 10:22-
11:54.
6. Akhir karya Yesus dan persiapan untuk Paskah yang terakhir, 11:55-12:50
II Saat Yesus: Paskah Anak Domba Allah (13:1-20:31):
1. Perjamuan terakhir Yesus bersama murid-muridNya, 13:1-17:26
2. Penderitaan, 18-19
3. Cerita-cerita mengenai kebangkitan dan kebahagiaan mereka yang percaya. 20:1-29
4. Penutup injil yang pertama, 20:30-31.
III Kata penutup 21:1-25: Hidup Gereja diberitakan dan kedatangan kembali Yesus diharapkan.
Ada sebuah gagasan yang dapat ditarik dari pembagian tersebut ialah: Yesus mengakhiri lembaga-lembaga keagamaan Yahudi dengan menggenapinya.
Adakah injil keempat berupa sebuah sumber tersendiri dan asli yang menyampaikan informasi khas, di samping ketiga injil sinoptik? Kalau benar demikian, manakah nilai historis injil Yohanes? Sehubungan dengan pertanyaan pertama yang dirumuskan di muka, dengan hati-hati dapat diajukan kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut:
Dalam Injil Yohanes ditemukan banyak petunjuk yang memberi kesan bahwa Yohanes mengenal tradisi yang tercantum dalam ketiga injil lain. Khususnya perlu diperhatikan bahwa injil keempat meninggalkan beberapa hal penting yang tercantum dalam injil sinoptik. Ini hanya dapat dimengerti, kalau Yohanes mengandaikan bahwa sidang pembaca sudah tahu akan hal-hal itu ; di lain pihak ada kalanya Yohanes ternyata mau memperincikan dan melengkapi tradisi para sinoptisi. Namun demikian penyelidikan-penyelidikan modern semakin menonjolkan ciri asli tradisi Yohanes yang tidak tergantung pada tradisi sinoptik. Bahkan dalam menceritakan kejadian-kejadian yang sama Yohanes nampak begitu asli, sehingga tak mungkin ia bergantung pada sinoptisi. Pengarang injil keempat mengenal kejadian-kejadian itu melalui jalan lain dari jalan-jalan injil sinoptik. Ia pantas dianggap sebagai sumber tersendiri, saksi asli dari tradisi purba. Memanglah hubungan antara injil Yohanes dan Injil Lukas jauh lebih erat dan boleh jadi Lukas dalam menggubah injilnya mengenal dan menggunakan paling sedikit tradisi-tradisi Yohanes (teristimewanya dalam kisah sengsara dan kisah kebangkitan) yang sudah lama ada, meskipun kiranya tidak mengenal injil keempat seperti sekarang ada. sebaliknya juga mungkin bahwa penggubahan injil Yohanes yang terakhir terpengaruh oleh injil karangan Lukas.
Semakin mengakui bahwa injil keempat tidak tergantung, semakin para ahli mengakui pula nilai historisnya. Sehubungan dengan urutan peristiwa-peristiwa riwayat hidup Yesus, Yohanes kerap kali memerincikan lebih jauh apa yang dikisahkan para sinoptisi: misalnya lamanya karya Yesus dan urutan peristiwa dalam kisah sengsara dalam injil Yohanes nampaknya lebih tepat dari pada apa yang diceritakan injil-injil lain. Sehubungan dengan penyucian Bait Allah injil keempat memuat keterangan mengenai waktunya yang paling tepat di antara semua injil, 2:20, dan yang bersesuaian dengan keterangan yang tercantum dalam Luk 3:1. Demikianpun mengenai keterangan-keterangan mengenai tempat peristiwa- peristiwa terjadi dalam injil keempat lebih terperinci dari pada keterangan- keterangan yang disampaikan oleh injil-injil lain. Penggalian-penggalian modern di Palestina sudah beberapa kali membenarkan keterangan injil Yohanes (bdk kolam yang ada lima serambinya, 5:2). Seluruh injil berisikan petunjuk-petunjuk kongkrit yang terperinci, sehingga jelaslah si pengarang tahu baik-baik akan adat istiadat keagamaan Yahudi, mentalita para rabi, akan caranya para ahli Taurat menafsirkan menterapkan hukum Taurat. Akhirnya diri pribadi Yesus tetap seorang manusia sejati dengan kerendahan hati dan kesederhanaan yang mengharukan, bahkan dalam adegan-adegan yang paling "mulia" di mana Yesus yang dibangkitkan menampakkan diri kepada murid-muridNya. Dan demikian halnya, meskipun pengarang injil keempat memang menonjolkan transendensi Yesus. Selanjutnya karya Yohanes ini sama sekali tidak dapat dipahami, kalau orang menyangkal bahwa Yohanes yakin tentang kenyataan historis kejadian-kejadian yang diceritakannya.
Tetapi orang jangan keliru. Pengertian tentang "sejarah" yang diandaikan injil keempat tentunya sangat berbeda dengan pengertian seorang sejarawan modern. Apa yang paling penting bagi si penginjil ialah: menonjolkan makna sebuah sejarah yang baik ilahi maupun manusiawi; memang sebuah sejarah, tetapi juga sebuah teologi; berlangsung dalam waktu, tetapi berurat-berakar dalam kekekalan. Pengarang injil keempat dengan teliti mau menceritakan dan menyampaikan kepada kepercayaan manusia peristiwa rohani yang terjadi di dunia oleh karena kedatangan Yesus Kristus, ialah penjelmaan Firman demi keselamatan manusia. Karena itulah maka penginjil memilih dan khususnya menonjolkan kejadian-kejadian yang menurut pendapatnya dapat mengandung suatu nilai simbolis; dengan jalan itu pengarang memberi kejadian-kejadian itu suatu kedalaman dan gema baru. Maka mujizat-mujizat yang diceritakan berupa "tanda", yang menyingkapkan kemuliaan Kristus dan melambangkan karunia yang diberikanNya kepada dunia (pembasuhan yang baru, roti hidup, terang, hidup). Pengarang injil sungguh mempunyai bakat untuk menangkap makna rohani yang terkandung dalam kejadian-kejadian dan untuk menemukan di dalamnya rahasia-rahasia ilahi, juga dalam peristiwa-peristiwa yang bukan mujizat (bdk 2:19-21; 9:7; 11:51 dst; 13:30; 19:31-37, dan catatan- catatannya). Pada kejadian-kejadian nyata dan historis ia melihat sebuah dimensi rohani; Yesus ialah terang, yang datang ke dunia; perjuangan Yesus tidak lain kecuali perjuangan terang melawan kegelapan; kematian Yesus ialah penghakiman dunia; seluruh kehidupanNya tidak lain merupakan pemenuhan lambang-lambang Mesias yang terungkap dalam Perjanjian Lama: Dialah Anak Domba Allah. 1:29, Bait Allah yang baru, 2:21, ular penyelamat yang ditinggikan di padang gurun, 3:14, roti hidup yang mengganti Manna, 6:35, Gembala yang baik, 10:11, pokok anggur yang benar, 15:1, dll. Gambaran Yesus yang baik ilahi maupun manusiawi itu memberikan kepada tokoh historis itu segenap dimensinya sebagai Penyelamat dunia. Jadi sehubungan dengan Yohanes tidak bolehlah "simbolis" diperlawankan dengan "historis"; simbolismenya ialah simbolisme kejadian-kejadian sendiri; simbolisme itu berpancar pada sejarah, berurat-berakar di dalamnya serta mengungkapkan makna sejarah itu. Bagi saksi unggul Firman yang menjadi itu simbolisme itu tidak ada artinya, kecuali dengan pra-syaratnya dalam sejarah.
Soal terakhir yang perlu dikupas ialah: siapakah pengarang injil yang begitu berisi dan majemuk itu? Hampir seluruh tradisi Gereja bersehati menjawab: Rasul Yohanes bin Zebedeus. Sudah dalam pertengahan pertama abad II injil keempat dikenal dan dipergunakan oleh beberapa pujangga: Ignatius dari Antiokhia, pengarang "Ode Salomo", Papias, Yustinus; barangkali Klemens dari Roma sudah mengenal dan menggunakan Yohanes. Maka terbuktilah bahwa injil itu sudah mempunyai wibawa rasuli. Saksi pertama yang menyatakan hal itu dengan terang ialah Ireneus di sekitar th. 180. Katanya: "Selanjutnya Yohanes murid Tuhan ialah murid yang bersandar dekat kepadaNya, juga menerbitkan sebuah injil selama tinggal di Efesus". Hampir pada masa yang sama Klemens dari Aleksandria, Tertulianus, Kanon Muratorius dengan jelas menyatakan bahwa injil keempat dikarang oleh rasul Yohanes. Kalau pada peralihan dari abad II ke abad III ada sementara orang yang berpendapat lain, maka mereka mau menentang pengikut- pengikut Montanus yang menyalah-gunakan injil Yohanes untuk mendukung ajaran sendiri. Hanya pendapat lain itu tidak seberapa artinya dan oleh karena berdasarkan pertimbangan teologis tidaklah berakar dalam tradisi.
Dalam injil sendiri tidak terdapat sesuatu yang berlawanan dengan tradisi itu. Sudah dikatakan di muka, bahwa injil itu memperkenalkan diri sebagai kesaksian seorang murid yang dikasihi Tuhan, seorang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan kejadian-kejadian yang dikisahkannya. Bahasa serta gaya bahasanya menyatakan bahwa injil itu berasal dari lingkungan ke-Yahudia-an; ia baik-baik mengenal adat-istiadat Yahudi dan juga keadaan setempat di Palestina di zaman Kristus. Nampaknya ia bersahabat dengan Petrus, 13:23 dst; 18:15; 20:3-10; 21:20-23. Dan Lukas memberitahukan bahwa memanglah demikian halnya dengan Yohanes, Luk 22:8; Kis 3:1-4, 11; 4:13, 19; 8:14. Akhirnya, bagaimana dapat dijelaskan kenyataan bahwa injil keempat sama sekali mendiamkan kedua anak Zebedeus? Keterangan yang paling tepat ialah: seorang di antaranya menuliskan injil itu. "Murid yang dikasihi Yesus... dialah yang menuliskan semuanya", 21:24 ialah murid yang bersama dengan Petrus dan Yakobus diutamakan oleh Yesus, Mrk 5:37; 9:2; 13:3; 14:33. Ada sementara orang yang berkata bahwa tak mungkin rasul Yohanes menulis injil keempat. Sebab ada berita bahwa rasul Yohanes mati sahid lama sebelumnya. Jadi mustahillah ia menulis injil yang dikatakan karangannya. Dan benar juga, ada sebuah tradisi yang mengatakan bahwa Yohanes mati sahid. Hanya adakah tradisi itu lebih berwibawa dari pada tradisi lain yang menyatkaan bahwa Yohanes hidup di kota Efesus sampai usia lanjut? Dan kalau ada tradisi yang berkata tentang Yohanes sebagai martir, namun ia tidak berkata apa-apa tentang kapan itu terjadi. Dari lain pihak sebagaimana sudah dikatakan di atas, tradisi-tradisi Yohanes pasti sudah terbentuk di masa lalu, kalaupun injil baru digubah dan diterbitkan jauh kemudian dari itu dan kiranya oleh murid-murid Yohanes. Dari sebab itu tetap mungkin bahwa injil keempat benar-benar berasal dari Yohanes, juga seandainya rasul itu sendiri mengalami kemartiran.
Surat-surat Yohanes
Di samping injil masih ada tiga surat yang oleh tradisi diperkenalkan sebagia surat-surat Yohanes. Memanglah ditinjau dari segi sastra dan ajaran karangan- karangan itu sangat berdekatan dengan injil keempat, sehingga sukar memisahkannya dari injil serta pengarangnya, ialah rasul Yohanes. Surat kedua dan ketiga tentu menimbulkan kebimbangan dan keraguan, sebagaimana sudah ternyata dalam karya Origenes, Eussebius dari Kaisarea dan Hieronimus; lama sekali kedua surat itu hanya diterima oleh jemaat di Antiokhia dan jemaat-jemaat lain di Siria sebagai Kitab Suci. Tetapi karena cirinya sebagai surat-surat kecil saja yang tidak penting sama sekali untuk ajaran Kristen, maka tidak dapat dipahami bagaimana surat-surat itu akhirnya berhasil diterima, kalau bukan benar-benar karangan Yohanes.
Surat ketiga kiranya surat yang ditulis paling dahulu. Maksud surat itu ialah membereskan suatu pertikaian mengenai kewibawaan yang timbul dalam salah satu jemaat yang termasuk wewenang rasul Yohanes. Surat kedua berupa sebuah peringatan tertuju kepada jemaat lain, supaya hati-hati terhadap propaganda yang dilancarkan oleh sementara pengajar sesat yang menyangkal penjelmaan Kristus yang sesungguhnya. Adapun surat pertama adalah jauh lebih penting. Nampak sebagai macam surat edaran yang tertuju kepada jemaat-jemaat di Asia kecil yang terancam perpecahan akibat bidaah-bidaah pertama. Dalam surat itu Yohanes menyarikan unsur-unsur hakiki pengalaman keagamaan. Dengan bertitik-tolak beberapa pokok sejalan yang susul menyusul (terang, 1:5 dst, "pembenaran", 2:29 dst, kasih, 4:7-8 dst, kebenaran, 5:6 dst) ia mau memperlihatkan hubungan erat yang tidak dapat tidak terjalan antara kita sebagai anak Allah dan akhlak benar, yang tidak lain kecuali kesetiaan rangkap dua pada iman akan Kristus. Anak Allah, dan pada kasih persaudaraan (bdk catatan-catatan pada 1:3, 7). Karena gaya bahasa dan ajarannya maka surat inilah yang paling dekat dengan injil. Maka surat pertama itu dikarang pada masa yang sama, tetapi tidak lagi dapat dipastikan apakah surat mendahului injil atau sebaliknya.
Ende: Yohanes (Pendahuluan Kitab) INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN JOANES
KATA PENGANTAR
Karangan Indjil ini biasa disebut "Indjil keempat". Menurut riwajat lisan
(tradisi) jang sangat pa...
INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN JOANES
KATA PENGANTAR
Karangan Indjil ini biasa disebut "Indjil keempat". Menurut riwajat lisan
(tradisi) jang sangat pasti Rasul Joanes adalah pengarangnja. Rasul Joanes ini
berasal dari Betsaida, suatu dusun nelajan dipantai utara Tasik Genesaret,
letaknja disebelah timur dari tempat Jordan bermuara kedalam tasik itu. Bapanja
nelajan jang agak berada, namanja Zebedeus. lbunja jang bernama Salome, termasuk
rombongan wanita jang biasa mengikuti Jesus pada perdjalananNja berkeliling di
Galilea dan kemudian sampai di Jerusalem. Lih. Mt. 17:55-56; Mk. 15:40-41;
Joanes pertama kali bertemu dengan Jesus ditempat Joanes Pemandi mempermandikan orang di Jordan, dan "pada keesokan hari" sesudah Jesus dipermandikan disitu. Ketika Joanes Pemandi pada hari itu berdiri disitu bersama dengan dua orang muridnja, dan melihat Jesus lalu, ia berkata kepada mereka: "Lihatlah Anak-domba Allah", lalu mereka menjusul Jesus (Jo. 1:35-37). Seorang dari keduanja ialah Rasul Andreas, dan jang lain tidak dapat disangsikan, ialah pengarang sendiri. Biarpun masih kabur-kabur, namun mereka mengerti, bahwa jang dimaksudkan dengan "Anak-domba Allah", ialah Mesias. Bdl. Jo. 1:41 dan 45. Keduanja lalu bertemu dengan Simon (Petrus), Pilipus dan Natanael, dan kemudian bersama dengan mereka ini mengikuti Jesus ke Galilea.
Pada suatu hari Jesus berdjalan ditepi Tasik Genesaret di Galilea dan melihat Simon beserta saudaranja Andreas, lagi Joanes bersama kakaknja Jakobus sedang asjik melakukan pekerdjaannja sebagai nelajan. Mereka dipanggilnja untuk mengikutiNja sebagai murid. Lalu mereka meninggalkan segalanja dan mengikuti Jesus. Lih. Mt. 4:18-27; Mk. 1: 16-20; Lk. 5:1-11.
Beberapa lama kemudian keempatnja djuga dipilih mendjadi rasul untuk tetap hidup bersama dengan Jesus dan olehnja diutus untuk mengadjar orang. (Mt.10:1-5; Mk. 3:16-19; Lk. 6:13-16).
Disamping Petrus djuga Joanes rupanja tampil atau ditampilkan sebagai seorang rasul terkemuka. Demikian djuga sesudah Pentekosta, seperti Paulus menulis dalam Gal. 2:9, bahwa mereka beserta Jakobus (Muda) dipandang sebagai tiang penjangga Geredja.
Joanes tak pernah menjebut namanja dalam karangannja, tetapi jang disebut didalamnja"Murid jang lain" atau "murid jang ditjintai Jesus" tak mungkin tidak ialah pengarang sendiri.
Dan memang Joanes ditjintai Jesus dengan istimewa. Barangkali sebab minatnja jang istimewa terhadap adjaran-adjaran Jesus, sebab kesetiaannja kepadaNja, ataupun karena kegiatannja dan sebab ia bertjita-tjita tinggi sebagaimana sifat- sifat ini njata nampak dalam karangan-karangannja. Sekali-kali djangan Joanes dibajangkan sebagai seorang muda jang manis, seperti ia sering dilukis oleh para penggambar jang salah mengerti ajat Jo. 15:24. Tjatatan disitu, bahwa pada perdjamuan terachir Joanes berbaring disebelah dada Jesus, bukan berarti bahwa ia bersandar pada dada Jesus, melainkan hanja bahwa ia mendapat tempat kehormatan dimuka Jesus. Lih. tjatatan pada ajat itu dalam Indjil. Joanes bukan seorang lembut-manis; sebaliknja ia beserta kakaknja Jakobus diberi djulukan "putera guntur" olch Jesus, hal mana tentu berarti bahwa mereka bersemangat hebat.
Tentu sadja tak usah diperingatkan disini segala sesuatu jang termuat tentang
Joanes dalam Indjil maupun Kisah Rasul-rasul. Hanja jang berikut ini barangkali
agak penting. Waktu Jesus ditangkap, semua murid melarikan diri, menurut
Sesudah Pentekosta Joanes tinggal dahulu bekerdja di Jerusalem, rupanja banjak kali bersama dengan Petrus (Kis. Ras. 3:1; 4:19; 8:14). lapun ikut serta dalam sidang rasul-rasul di Jerusalem dalam tahun 49. Riwajat hidup Joanes selandjutnja kita hanja tahu sedikit dari tradisi. Beberapa buku Geredja purba memberitakan, bahwa ia lama memimpin umat-umat dipropinsi Asia, berkedudukan di Efesus. Agaknja sebagai pengganti Paulus sesudah wafatnja rasul agung ini di Roma. Waktu pemerintahan kaisar Domitianus (81-96) ia dibuang kepulau Patmos dan disitu ditulisnja karangan "Wahju". Dibawah pemerintah Nerta ia dibebaskan, lalu bekerdja terus di Efesus. Sekembalinja disana dikerdjakannja karangan Indjil dan surat-suratnja. la wafat pada permulaan pemerintahan kaisar Trajanus (98-117), djadi sekitar tahun 100.
Isi dan tjorak-tjorak Indjil keempat
Perbedaan karangan Joanes dengan ketiga karangan Indjil jang lain sangat menjolok. Atjara pokok adalah sama, jaitu rnemperkenalkan Kristus serta adjaran dan tjita-tjitaNja. Sedikitpun tidak terdapat perbedaan, apa lagi pertentangan, antara pribadi Jesus jang dilukis oleh Joanes dan jang dinjatakan dalam karangan-karangan lain, djuga tidak mengenai hakekat adjaran-adjaran. Tetapi masing-masing pengarang Indjil menindjau segalanja dari sudut jang chusus menurut pembawaan dan bakatnja dan berhubungan dengan tudjuan karangannja jang chusus, dan dalam hal ini Joanes amat sangat tersendiri. Itu terlebih njata dalam pemilihan bahan, susunan, tjara berpikir dan gaja bahasa.
Perihal pemilihan bahan
Ketiga karangan Indjil jang pertama dikatakan berisi peladjaran agama jang lazim diberikan oleh rasul-rasul dan para pembantunja kepada tjalon-tjalon dan anggota-anggota umat muda. Peladjaran dasar jang demikian dengan sendirinja harus sederhana baik isi baik bentuknja. Dapat dibajangkan bahwa rasul-rasul dalam hal itu meneladan tjara mengadjar dari Jesus kepada orang banjak. Atau agaknja lebih tepat kalau dikatakan, bahwa mereka memberitakan pengadjaran Jesus sendiri, baik jang berbentuk sabda, maupun sikap-sikap dan tjontoh-teladan, ataupun jang terkandung dalam peristiwa-peristiwa hidup Jesus, guna mendjadi buku peladjaran bagi umat-umat. Mereka meriwajatkan tanpa dengan sengadja mau memberi tafsiran. Lain sekali karangan Joanes. Ia mentjeritakan hanja sedikit, dan itu guna mendjadi pokok atau landasan pembitjaraan Jesus, Indjil Joanes semata-mata bertjorak uraian-uraian dan tafsiran. Jesus sendiri mendjelaskan dan menafsirkan, dan bila pendjelasan atau tafsiran berasal dari Joanes sendiri, maka itupun sesuai dengan adjaran Jesus dan dengan Ilham Roh Kudus.
Mengenai pemilihan bahan, dalam karangan Joanes hanja terdapat tiga mukdjizat jang djuga ditjeritakan dalam ketiga Indjil jang lain, dan lagi tiga jang penting sekali, jang tidak diriwajatkan oleh ketiganja, semua sebagai pangkal pembitjaraan jang luas. Mukdjizat-mukdjizat dinamakan Joanes "tanda", artinja pertandaan atau bukti bahwa Jesus benar berwudjud Ilahi. Joanes pula tidak memberitakan satupun perumpamaan jang termuat dalam karangan-karangan jang lain, dan djuga hampir tidak satupun utjapan Jesus jang berupa petua atau perintah untuk praktek hidup, melainkan uraian-uraian Jesus jang lebih luas dan mendalam, lebih bersifat ilmu ke-Tuhan-an. Hanja riwajat sengsara, wafat dan kebangkitan Jesus ada kesamaan dalam garis besarnja, tetapi sudut tindjauan disinipun chusus pada Joanes dan itupun sesuai dengan pemilihan bahan. Tentang adjaran Indjil mengenai kesusilaan dan praktek hidup, Joanes tidak memberi perintjian, melainkan menjimpulkan semuanja dalam istilah "kepertjajaan" dan "tjinta".
Alasan dan tudjuan Indjil keempat
Dapat diduga bahwa Joanes waktu mulai mengarang sudah mengenal ketiga karangan jang lain. Kalau itu benar, maka sudah sewadjarnja ia tidak hendak mengulangi lagi apa jang telah dimuat dalam ketiga karangan itu. Ada jang menduga, bahwa ia bermaksud melengkalpinja, tetapi dalam karangan itu sendiri tidak tedapat bekas-bekas, jang menundjukkan suatu hubungan dengan karangan- karangan tersebut, atau pengaruh dari padanja. Karangan Joanes berdiri sendiri. Namun demikian karangan ini merupakan benar-benar satu perlengkapan bagi jang lain itu dan sebab itu sedjak semula sangat dihargakan digeredja purba seperti ternjata dalam buku-buku dari para "Bapak-Geredja" dewasa itu, jang sering mengutipnja.
Alasan dan tudjuan jang benar, ialah kepentingan umat-umat. Umat-umat wilajah Joanes sudah tua dan sangat madju ketjerdasannja dalam pengetahuan agama. Umat- umat itu didirikan dan lama digembalakan oleh Paulus, dan dari surat-surat Paulus njata sekali, betapa matang mereka untuk mengerti djuga kebenaran Indjil jang mendalam. Umat-umat itu sudah lama mahir dalam adjaran-adjaran pokok seperti jang kita batja dalam ketiga karangan Indjil jang pertama. Tak usah Joanes menulis tentang hal-hal itu. Ia sendiripun tentu sudah lama memberi pengadjaran jang lebih mendalam kepada umat-umatnja, dan achirnja, merasa terdorong untuh menjuratkannja bagi mereka. Atau lebih tepat ia didorong oleh Roh Kudus untuk mengabdikannja bagi seluruh Geredja. Ada dua berita pula jang tidak terlalu pasti, bahwa "sahabat-sahabatnja" dan "uskup-uskup" mendorongnja, untuk menulis. Kalau demikian, maka mereka sendiri telah banjak mendengar pengadjaran jang mendalam itu.
Ada pula jang mengemukakan bahwa karangan ini merupakan bendungan untuk menahan aliran-aliran jang menjimpang dari kebenaran Indjil dan muntjul dewasa itu. Hal itu benar, tetapi tidak ada tanda jang njata dalam karangan sendiri, bahwa tudjuan itu dimaksudkan oleh Joanes.
Sumber-sumber Indjil keempat
Sumber pokok dan utama memang Jesus sendiri. Joanes menulis apa jang disaksikannja dengan mata dan telinganja serta jang dialaminja dalam pergaulan dengan Jesus. Sedjak pertama kali ia bertemu dengan Jesus ditepi Jordan, ia tetap mengiringiNja, malah hidup bersama denganNja. Dan seperti ternjata dalam tulisan-tulisannja, Joanes adalah seorang jang berbakat ulung dan sangat berminat untuk menangkap segala jang dilihat dan didengarNja. Nampaknja bahwa. pembitjaraan Jesus jang lebih mendalam pun sangat berkesan padanja. Dengan intuisinja jang memang masih kabur-kabur waktu itu, ia agaknja sudah merasa, bahwa ada rahasia-rahasia jang indah dan membahagiakan terkandung didalamnja. Pengertian waktu itu baru sedikit, namun apa jang disaksikan dan dialaminja dan sabda-sabda Jesus tak pernah hilang dari ingatannja. Kita ketahui dari segala karangan Indjil betapa lambatnja perkembangan pengertian semua rasul tentang makna hidup dan sabda Jesus, malah tentang hakekat pribadiNja. Ketika Jesus menjerahkan kepada mereka seluruh kuasa dan tugasNja untuk menjelesaikan penjelamatan dunia, pengertian mereka akan kuasa dan tugas itu masih djauh dari tjukup untuk menunaikannja. Dalam hal itu Joanes bukan satu ketjualian, seperti disinggungnja sendiri misalnja dalam 2:20; 12:7 dan 13:7. Banjak hal mendjadi djelas bagi mereka sesudah kebangkitan Jesus, tetapi pengertian jang tjukup sempurna baru mereka terima dari Roh Kudus pada dan sesudah Pentekosta, sebagaimana Ia didjandjikan oleh Jesus untuk memperingatkan kepada mereka segala sesuatu jang diadjarkan Jesus kepada mereka dan menghantarkan mereka kepada seluruh pengetahuan, artinja kepada segala pengertian. Ini bukan berarti bahwa Roh Kudus seolah-olah sekaligus mentjurahkan segala pengetahuan dan pengertian kedalam akal-budi dan hati sanubari mereka, melainkan sekedar dibutuhkan pada. tiap-tiap kesempatan jang penting. Dapat dibajangkan: djuga selaras dengan usaha pemikiran dan perenungan mereka sendiri. Mengingat hal ini, dapat kita mengerti bagaimana Joanes jang memang berbakat perenung pada umurtuanja mempunjai pengertian jang mendalam dan pandangan jang luas sekali atas misteri (rahasia- rahasia) kepribadian Jesus, atas makna dan maksud hidupNja, atas kekajaan dan keluhuran adjaran-adjaran serta tjita-tjitanja, lagi atas kemuliaan hidup Ilahi- abadi jang berwudjud dalam Jesus dan harus diwudjudkan oleh Indjil dalam seluruh umat manusia. Dan apa jang ditulisnja tentang kepribadian Jesus bukan sadja tentang Jesus seperti dikenalinja dalam pergaulan denganNja di Palestina, melainkan berdasarkan pengenalan itu, seperti dikenalinja pada umurtuanja sebagai basil perenungan-perenungan jang mendalam seumur hidupnja. la menggambarkan Jesus dalam kemuliaan llahiNja, sebagai Putera Allah dari kekal, setara dengan Bapa, jang diutus sebagai Sabda Allah jang "mendjadi daging", guna menjampaikan kepada semua orang jang rela pertjaja akanNja tjahaja dan hidup abadi. Lagi pula ia memberitakan peristiwa-peristiwa hidup Jesus, perbuatan- perbuatan dan sabda-sabdanja tidak dalam pengertian, sebagaimana ia menjaksikan dan mendengarnja, dari mulut Jesus, melainkan sebagaimana ia memahaminja pada achir hidupnja, dan disini pula sebagai hasil perenungan-perenungannja. Perlu kita memperhatikan hal itu, guna dapat mengerti dan tahu menilaikan Indjil keempat ini dengan sewadjarnja. Perlu pula ditjamkan, bahwa dalam perenungan- perenungannja dan dalam menulis, Roh Kuduslah jang memperingatkan segala pernjataan Jesus kepadanja dan mengantarnja kepada seluruh pengertian.
Susunan karangan Joanes
Karangan ini sebenarnja berbentuk serangkaian pembitjaraan Jesus jang berpusatkan pada suatu kedjadian atau dalil, ataupun berpangkal padanja. Ada gagasan Joanes jang tertentu jang menghubungkan pembitjaraan-pembitjaraan itu mendjadi satu kesatuan sebagai bukti, atau lebih tepat kalau dikatakan sebagai kesaksian, bahwa Jesus benarlah Mesias utusan Allah dan sendiri berwudiud Allah, jang datang memberi terang dan hidup kepada orang jang memenuhi satu-satunja sjarat, jaitu kepertjajaan padanja (20:31). Tetapi setjara lahiriah dan lebih nampak, Joanes menjusun menurut suatu garis sedjarah, jaitu djalan hidup Jesus mulai dengan asalNja jang kekal sebagai Putera Allah sampai kebangkitannja dalam kemuliaan. Boleh dikatakan pula, bahwa Joanes menjusun dengan mengikuti urutan perdjalanan-perdjalanan Jesus di Palestina. Ia gemar mentjatat dengan teliti tempat-tempat dimana kedjadian-kedjadian berlangsung dan Jesus berbitjara. Dengan demikian kita peroleh pandangan jang lebih djelas atas pekerdjaan dan perdjalanan-perdjalanan Jesus dari pada jang kelihatan dalam karangan-karangan Indjil jang lain. Mereka terlebih memberitakan tentang hidup dan kegiatan Jesus di Galilea, sedangkan meriwajatkan hanja satu perdjalanan ke Judea, ialah jang terachir. Menurut Joanes Jesus berdjalan beberapa kali ke Jerusalem. Dan bahwa berita-beritanja benar, dapat diduga dari riwajat sengsara Jesus dalam karangan-karangan Indjil jang lain, sebab sikap orang terhadap Jesus dan beberapa kedjadian tidak masuk akal, kalau Jesus tidak lebih dahulu atau berulang kali mengadjar di Jerusalem.
Djalan pikiran dan gaja bahasa Indjil keempat
Bahasa karangan Joanes sederhana sekali bentuknja, tetapi isinja gemilang. Perbendaharaan kata-kata jang digunakan sangat terbatas, tetapi tiap-tiap kata atau istilah biasanja sarat berisi pengertian baru jang menakdjubkan. Kalimat- kalimat semua pendek-pendek, dan masing-masing merumuskan salah suatu segi kebenaran Ilahi jang penting, sebagai hasil perenungan. Kalimat-kalimat pendek itu dirangkaikan tanpa pemakaian kata-kata penghubung, seperti jang lazim kita pakai untuk menjatakan sangkut-paut batiniah antara pikiran-pikiran jang - diungkapkan dalam masing-masing kalimat. Meski demikian sebenarnja hubungan antara kalimat-kalimat erat sekali. Leretan kalimat-kalimat kelihatan datar, tetapi sebenarnja adalah uraian jang mendalam dan kaja berisi. Hubungan antara kalimat-kalimat lebih psikologis dan (kedjiwaan) dari pada akali. Dalam membatja dengan perhatian turut merenung dengan Joanes, hubungan itu mendjadi terang oleh intuisi, seperti kalimat-kalimat Joanespun semua hasil intuisi. Uraian-uraian itu dalam karangan Joanes ada jang berbentuk pertjakapan ataupun soaldjawab, kebanjakan pembitjaraan agak pandjang dan sering diselingi dengan soal-djawab pula. Uraian-uraian itu seperti telah dikatakan dalam fasal lain -- semua didasarkan atau berpusat pada suatu kedjadian, biasanja suatu mukdjizat. Kedjadian-kedjadian itu ditjeritakan dengan gaja bersahadja, tetapi ada jang dipaparkan dengan pandjang-lebar serta dihidupi dengan pertjakapan silih berganti.
Tjara mengarang dengan memakai sedikit kata sadja jang banjak diulang-ulangi, dan memakai kalimat pendek-pendek, jang dirangkaikan berdjadjaran sadja, itulah tiara jang lazim pada orang Jahudi. Joanes memakai kata-kata Junani, tetapi gajabahasanja bertjorak Jahudi semata-mata, berdasarkan tjara pikir mereka.
Sudah sewadjarnja, dan dapat kita bajangkan, bahwa Jesus, jang tentu selalu sudah menjesuaikan tjara-mengadjarNja dengan daja tangkap para pendengar, bila la berbitjara dengan atau kepada orang jang agak tjerdas, seperti para ahli taurat dan pemuka-pemuka Jahudi lain, dan achirnja kepada para rasul djuga, menguraikan pengadjarannja menurut djalan pikiran orang Jahudi itu djuga.
Tjara berpikir dan menjusun pikiran-pikiran itu berlainan dengan jang lazim terdapat dalam kebudajaan Junani dan jang lazim pada kita djuga. Jang kita temui dan gunakan dalam uraian-uraian bersifat ilmiah, ialah tjara dan. djalan logika, jang dengan terang dan rapih menondjolkan hubungan pikiran satu sama lain, berdasarkan hukum sebab-akibat. Tjara itu serba akali dan mengutamakan pembuktian kebenaran. Tjara Joanes bukan demikian. Joanes sama sekali tidak hendak membuktikan kebenaran, melainkan, menurut kata jang digunakannja sendiri, memberi kesaksian akan kebenaian sebagai satu.kenjataan.
Jesus memberi kesaksian tentang kenjataan-kenjataan jang dilihatNja pada Bapa dan tentang apa jang didengarNja dari padaNja (Jo. 3:11 dan 32). Kesaksian Jesus jang sendiri Sabda Allah dengan sendirinja mutlak kebenarannja. Dan Joanes pada gilirannja memberi kesaksian tentang hal-hal jang dilihatnja pada Jesus dan didengarnja dari Jesus, maka dengan sendirinja mutlak pula. Sebab itu tak usah dan tak mungkin dibuktikan kebenarannja, melainkan harus dimaklumkan sadja dan diterima dengan kepertjajaan jang chidmat. Tetapi rasul-rasul bertugas pula mendjelaskan makna dan maksud pernjataan Ilahi serta menerangkan dan mengandjurkan tjita tjita jang terkandung didalamnja, supaja diwudjudkan, sebab perwudjudan ini adalah udjud terachir pernjataan-pernjataan itu. Oleh karena itu Joanes dengan gairahnja jang hidup dan mendalam, dengan tak henti-hentinja membahas dan memikirkan isi pernjataan itu, memang pertama-tama untuk dirinja sendiri, tetapi tak kurang dengan maksud untuk memenuhi tugas kerasulannja, jaitu menjampaikan tjahaja kehenaran dan hidup abadi kepada umat-umat jang dipertjajakan kepadanja. Dengan demikian oleh penjelenggaraan Roh Kudus dan oleh IlhamNja kepada Joanes maka kita ini mempunjai hasil kegairahan Joanes dalam karangannja. Joanes telah mengulangi renungan-renungan bagi kita dan mengupas kebenaran-kebenaran Indjil sampai pada intinja serta memaparkan kekajaannja dalam segala segi-seginja. Dan kalau kita turut mengupas mengikuti djalan penguraian Joanes, maka terbuka bagi kita kemuliaan rahasia Ilahi segi demi segi, kalimat demi kalimat, sampai ia mengantar kita kepada inti kebenaran jang mengandung seluruh keindahan dunia Allah, jang telah mendjadi dunia kita djuga. Joanes membahas bukan dengan daja otak kering, dan bukan menundjuk kepada segi- segi jang tampak sadia dengan telundjuknja sepintas lalu, melainkan sambil berbitjara bersemangat dan memperlihatkan kegemilangannja nilai-nilai jang timbul tampak itu. Bagi pembatja-pembatja jang dangkal pikirannja, kalimat- kalimat dan rangkaiannja tentu terasa datar nadanja, malah mungkin sampai membosankan, tetapi bagi pembatia-pembatja jang berminat mendalam, bahasa Joanes hidup dan menghidupkan.
Kedataran itu sebenarnja adalah ungkapan kesungguhan, chidmat seorang jang sadar akan keagungan kebenaran Ilahi jang sedang dipaparkannja. Terkandung didalamnja dan terga-mbar olehnja suasana rahasia-rahasia dunia abadi, misteri Putera Allah jang "mendjadi daging" dan "berkemah" (hidup) diantara kita, guna kita dianugerahi bagian dalam "kemuliaan"Nja "penub rahmat dan kebenaran". Joanes terpesona dan terharu oleh segala jang disaksikan dan dialaminja, dalam pergaulan dengan Jesus, dan chususnja perasaan ini jang menentukan gaja bahasanja. Didalam kalimat-kalimat dan rangkaian-rangkaian kalimat hidup kuat dan bergetar djiwa Joanes sehingga sanggup menghidupi dan menggetarkan djuga hati sanubari dan djiwa pembatja-pembatja jang berminat. Bahasa Joanes rupa- rupanja datar, tetapi bukan lemah dan lembam, melainkan bersemangat benar. Kalimat-kalimat pengungkap kebenaran jang pasti dan mutlak biasanja melangkah tetap dan kuat, penuh kejakinan, sambil bertekad dan mejakinkan kita sekuat- kuatnja dan dengan pengulang-ulangannja meresapkan kebenarn itu dalam ingatan dan hati sanubari kita sedalam-dalamnja. Semangat itu segenapnja berpokok pada tjinta jang kuat kepada Kristus dan kebenaranNja serta dihidupi olehNja, malah sampai mendjadi bentji jang hebat terhadap segala pertentangan dan rintangan dari pihak "kegelapan". Semangat itu dapat memuntjak sampai kita merasa Joanes pada umurtuanja masih berwatak "putera guntur", sebagaimana ia pernah diberi djulukan itu oleh Jesus sendiri.
Joanes tidak tahu berkompromis (tawar-menawar). Ia hanja mengenal tjahaja jang mutlak dan kegelapan jang mutlak, dan tiap manusia dapat dan harus memilih antara dua itu. Pemilihan itu merupakan atjara praktis dari karangannja dan tudjuannja mengandjurkan pemilihan jang baik. Tertjapai tidaknja tudjuan itu dan chawatiran tentangnja, itupun jang menentukan suasana perasaan Joanes dalam irama tulisannja, jaitu kegembiraan dan kesedihan, keluh kesah dan pudjian, gairah dan semangatnja pula, semuanja diliputi tjinta kepada Kristus dan kebenarannja, jang harus diwudjudkan dalam tiap-tiap manusia supaja ia diselamatkan.
Kesimpulan
Dalam bab terachir, jang merupakan satu tambahan pada karangan Joanes sendiri, kita batja tentang Joanes bahwa ,ia adalah murid jang memberi kesaksian akan segala hal itu serta menulisnja dan kami tahu bahwa kesaksiannja benar" (21:24). Dan Joanes sendiri merumuskan tudjuan kesaksiannja itu sebagai: "supaja kamu pertjaja bahwa Jesus adalah Kristus, Putera Allah, dan supaja kamu oleh karena kepertjajaan itu mempunjai hidup dalam namaNja". (20:31). Semoga tudjuan itu tertjapai pada kita setjara sempurna, jaitu bertambah-tambah memperdalam pengetahuan dan pengertian kita akan Kristus serta IndjilNja dan demikian mempergiat hidup keagamaan kita, agar kita sendiri mempunjai hidup dalam Kristus selimpah-limpahnja, tetapi djuga melandjutkan kesaksian Jesus dan Joanes disekitar kita, baik dengan berbitjara tentangnja, maupun dengan sikap dan tjara hidup kita.
Hagelberg: Yohanes (Pendahuluan Kitab) PENDAHULUAN
Prakata
Pendahuluan
Injil Yohanes dapat diumpamakan sebagai sebuah kolam yang begitu dangkal sehingga seorang anak dapat main di dalam...
PENDAHULUAN
Prakata
Pendahuluan
Injil Yohanes dapat diumpamakan sebagai sebuah kolam yang begitu dangkal sehingga seorang anak dapat main di dalamnya, dan sekaligus begitu dalam sehingga seekor gaja dapat berenang di dalamnya.1 Di seluruh dunia, orang-orang yang tidak berpendidikan memperoleh penghiburan yang dalam dari Injil Yohanes. Ribuan buku ditulis mengenai kitab yang sama, dan masih banyak lagi yang dapat dibahas.
Penulis Injil Yohanes
Masalah identitas pengarang perlu dipikirkan, karena jika Injil yang keempat dianggap karangan orang Kristen yang hidup dalam abad kedua, yang bukan saksi mata, maka bobotnya "Injil Yohanes" sedikit, sedangkan jika Injil Yohanes dikarang oleh Rasul Yohanes, seorang saksi mata, maka Injil Yohanes sungguh berbobot, dan layak diterima dan dihayati.
Sarjana bahasa Aram2 dan bahasa Yunani menjelaskan bahwa bahasa Yunani yang ada dalam Injil Yohanes mempunyai suatu "logat" Aram. Dengan kata lain, ada cukup banyak unsur dalam tata bahasa Injil Yohanes yang jarang dalam tata bahasa Yunani, namun biasa dalam tata bahasa Aram. Ini menandai bahwa bahasa Aram adalah "bahasa ibu" dari penulis Injil Yohanes, dan bahwa dia belajar bahasa Yunani pada kemudian hari.3 Oleh karena itu, maka dapat disimpulkan bahwa penulis Injil Yohanes adalah orang Yahudi yang dibesarkan di Israel.
Tampaknya Injil Yohanes ditulis tanpa nama.4 Walaupun demikian, masih ada beberapa nas dalam Injil Yohanes dan tradisi gereja yang cukup kuat yang menunjuk kepada Rasul Yohanes sebagai pengarang.
Dalam lima nas, salah satu murid Tuhan Yesus disebut "murid yang dikasihi Yesus".5 Tentang orang yang sama, pasal 21:24 berkata, "Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar." Jadi, ternyata pembahasan mengenai identitas penulis Injil Yohanes berpusat pada ungkapan "murid yang dikasihi Yesus". Tampaknya murid tersebut akrab sekali dengan Tuhan Yesus (pasal 13:23-25 dan 19:26-27), dan juga dengan Petrus (pasal 13:23-24; 20:2-9; dan 21:7). Dari Markus 5:37; 9:2; 13:3; dan 14:33 kita mengerti bahwa Petrus, Yakobus, dan Yohanes bertiga akrab dengan Tuhan Yesus. Petrus bukan merupakan "murid yang dikasihi Yesus" (pasal 21:20), dan Yakobus juga bukan dia (Kisah Para Rasul 12:2), maka tinggal Yohanes yang memenuhi syarat-syarat.
Kemungkinan ini didukung oleh pengamatan bahwa Rasul Yohanes, yang mempunyai peranan yang begitu penting dalam ketiga Injil yang lain, tidak disebutkan secara langsung dalam Injil yang keempat. Pengamatan ini mudah dipahami, jika Yohanes sendiri adalah penulisnya.
Juga, walaupun dalam Injil yang keempat nama orang dicatat supaya tidak dapat dibingungkan (seperti misalnya dalam pasal 14:22; 11:16; dan 6:71) Yohanes Pembaptis hanya disebut "Yohanes". Jikalau Rasul Yohanes adalah penulis, maka kekecualian ini dapat dipahami. Para pembaca yang tahu bahwa Rasul Yohanes menulis Injil Yohanes, tidak bingung dengan identitas Yohanes yang membaptiskan orang.
Ada satu masalah dengan pendapat ini, bahwa Rasul Yohanes adalah penulis, yaitu bukankah agak aneh jika orang menyebut dirinya dengan julukan "murid yang dikasihi Yesus"? Memang harus diakui bahwa hal ini luar biasa, tetapi lebih aneh lagi jika julukan tersebut dipakai mengenai orang lain! Jikalau seandainya julukan "murid yang dikasihi Yesus" menujuk kepada orang lain, bukankah ada nada iri hati di dalamnya? "Dia lebih mengasihi orang itu daripada kita!" Tetapi jika julukan itu dipakai mengganti nama penulis, ada dua kesan yang muncul. Satu, dia yang merasa dikasihi merayakan kasih itu dengan sukacita, dan dua, dengan rendah hati dia tidak mau memakai namanya sendiri. "Biarlah identitasku sebagai Yohanes hilang - aku adalah 'murid yang dikasihi Yesus!'"
Jadi dalam pembahasan identitas penulis Injil yang keempat kita menemui suatu pelajaran rohani yang sangat indah, yaitu bahwa tampaknya penulis Injil keempat rindu supaya identitasnya sebagai Yohanes anak Zebedeus tenggelam dalam suatu identitas yang jauh lebih indah, yaitu "murid yang dikasihi Yesus", suatu identitas yang mengandung pemahaman kehidupan rohani yang dewasa dan mantap.6
Dari segi pernyataan-pernyataan bapa-bapa gereja, pada tahun 180 M7 Theophilus dari Antiokhia menulis secara jelas bahwa Rasul Yohanes adalah penulis Injil yang keempat. Setelah itu, Irenius,8 Clement dari Aleksandria, dan Tertullianus mengaku Rasul Yohanes sebagai penulis. Antara bapa-bapa gereja yang awal, tidak ada yang menyangkal Yohanes sebagai penulis Injil yang keempat.
Oleh karena gaya tulisan Injil yang keempat begitu berbeda dengan kaya tulisan Kitab Wahyu, maka ada sarjana yang berpendapat bahwa penulisnya harus juga berbeda, tetapi kesimplan tersebut tidak tahan uji. Tampaknya Yohanes tidak bebas untuk ditemani oleh sahabat-sahabat di Patmos, di mana dia menerima visi yang dia tulis yang kita sebut Kitab Wahyu. Mungkin pada waktu dia menulis Injil Yohanes dia ditemani sahabat-sahabat, dan salah satu dari sahabat itu menjadi juru tulis bagi dia, sama seperti Silwanus menolong Rasul Petrus untuk menulis suratnya (lihatlah 1 Petrus 5:12, yang berkata, "Dengan perantaraan Silwanus, yang kuanggap sebagai seorang saudara yang dapat dipercayai, aku menulis dengan singkat kepada kamu...") atau seperti Tertius menolong Paulus untuk menulis Surat Roma (lihatlah Roma 16:22). Sampai sejauh mana seorang juru tulis Yunani bebas untuk memilih kata atau bentuk tata bahasa, sulit dipastikan. Singkatnya, mungkin perbedaan antara gaya tulis Injil Yohanes dan gaya tulis Kitab Wahyu dikarenakan peranan juru tulis yang membantu Rasul Yohanes.
Sebagai kesimpulan, tidak dapat dibuktikan bahwa Rasul Yohanes adalah penulis Injil yang keempat, tetapi bukti yang kuat mengarah ke pendapat itu. Juga, walaupun sarjana-sarjana tertentu menolak pengertian tersebut, tetapi pendapat mereka mengenai siapa yang menulis Injil yang keempat, kurang meyakinkan.9 Maka kami menerima Yohanes anak Zebedeus sebagai penulis Injil Yohanes.
Tahun Penulisan
Sulit sekali untuk menentukan tahun penulisan Injil Yohanes. Sebagian kecil dari sebuah naskah dari Injil Yohanes, yang disalin awal abad pertama10 sudah ditemui di Mesir. Mengingat bahwa naskah tersebut harus disalin dan dibawa ke Mesir, maka kita dapat yakin bahwa Injil Yohanes ditulis sebelum tahun 100 M.
Selain itu, sangat sulit untuk membuktikan tahun penulisan Injil Yohanes. Banyak sarjana memilih tahun 95 M, tetapi alasan mereka tidak kuat.11 Beberapa sarjana yang lain berkata bahwa Injil Yohanes ditulis sebelum Bait Allah dimusnahkan oleh pasukan Roma. Pendapat tersebut berdasarkan Yohanes 5:2, yang berkata "Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda...." Pernyataan ini menjadi penting dalam pembahasan tahun penulisan Injil Yohanes, karena istilah "ada " memakai Present Tense. Hampir seolah-olah Yohanes berkata, "...saat ini, masih ada sebuah kolam...." Tetapi bukti ini juga diperdebatkan, karena Rasul Yohanes sering memakai Present Tense untuk hal yang sebenarnya sudah masa lalu.12
Mungkin mereka yang tidak menerima pemakaian Present Tense ini sebagai bukti bahwa Injil Yohanes ditulis sebelum Bait Allah dimusnahkan, belum menyadari dahsyatnya peristiwa tersebut bagi orang-orang Yahudi. Memang Present Tense itu dapat dipakai untuk hal-hal yang terjadi pada masa lalu, tetapi bukan dalam konteks Yohanes 5:2. Sama seperti Present Tense tidak mungkin dipakai mengenai ibu kita sendiri, setelah dia meninggal, demikian juga Present Tense tidak mungkin dipakai oleh seorang Yahudi mengenai sesuatu yang sudah dihancurkan oleh pasukan Roma di Yerusalem! Peristiwa tersebut terlalu pahit dan tragis; tampaknya sulit memahami bagaimana Present Tense dapat dipakai oleh orang Yahudi mengenai kolam Betesda setelah tahun 70 M.
Maka ada kemungkinan besar bahwa Injil Yohanes ditulis sebelum tahun 70 M, tetapi sebaiknya kesimpulan ini dianggap kemungkinan saja. Sebenarnya tahun penulisan Injil Yohanes tidak dapat dipastikan.
Teologi dan Sejarah dalam Injil Yohanes
"Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya" (Yohanes 20:30-31).
Mari kita mempertimbangkan dua pertanyaan mengenai Injil Yohanes. Apakah benar bahwa Yohanes menyusun suatu ceritera dengan maksud yang bersifat teologis (seperti dikatakan di atas), sehingga fakta-fakta tidak terlalu penting bagi dia, asal teologi yang dia sampaikan adalah benar? Ataukah dia menyusun suatu ceritera yang benar, tetapi teologinya kurang? Dua-duanya harus dijawab dengan "Tidak!" Yohanes memang mempunyai suatu maksud yang bersifat teologis, tetapi tepatnya fakta-fakta yang dia catat tidak rugi demi kepentingan Teologinya! Teologi dan sejarah tidak berlawanan. Teologi yang benar mempunyai akar dan dasar di dalam èsejarah yang benar.
Ini penting sekali pada zaman Yohanes, karena rupanya dia menghadapi suatu cenderungan yang sesat yang akan berkembang pada abad yang ke dua menjadi ajaran Docetisme. Filsafat ini berkata bahwa Allah tidak menjelma menjadi manusia, hanya kelihatannya Dia menjadi manusia, kelihatannya Dia disalibkan. Penganut Docetisme berkata bahwa tidak apa-apa Dia tidak sungguh menjelma menjadi manusia- cukuplah kalau ada roh, sesuatu yang seperti manusia, yang datang untuk melayani kita di muka bumi yang najis ini.... Tetapi Yohanes menolak cenderungan ini dengan banyak perkataan di dalam Injilnya dan suratnya. Dia berkata bahwa "Firman itu menjadi manusia" (Yohanes 1:14) dan "Apa yang telah... kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami..." (1 Yohanes 1:1). Jelas dia mau menolak ajaran yang berkata bahwa Yesus Kristus adalah sesuatu yang hanya seperti manusia saja. Dia bersaksi bahwa Kristus betul-betul menjelma menjadi manusia, dan kenyataan sejarah ini menjadi dasar iman kita. Sehingga Teologi dan sejarah tidak perlu dipisahkan.
Ini juga penting pada zaman kita, karena sarjana-sarjana liberal dan sarjana-sarjana neo-orthodoks berusaha untuk memisahkan apa yang sebenarnya terjadi dari apa yang diimani (Teologi). Mereka mau memisahkan kebenaran dari fakta-fakta. Tetapi kebenaran yang mana tidak didukung dengan fakta-fakta/kenyataan? Ini menjadi mistikal, dan ini bukan maksud dari Yohanes. Yang berikut adalah suatu contoh dari pikiran tersebut:
Kita boleh membedakan hal fakta dari hal iman. Mungkin Yesus sebenarnya turun dari Daud... tetapi seandainya tidak, Dia masih bisa menjadi Kristus... asal Dia menggenapi persyaratan-persyaratan rohani yang tepat... Tidak apa-apa kalau Dia bukan Anak Daud dalam arti jasmani... Mungkin Dia adalah anak Daud sama seperti Yohanes Pembaptis adalah Elia, dalam roh dan kuasa... Paulus bukan seorang rasul dalam arti yang picik, dia bukan salah satu dari mereka yang menyertai Yesus, tetapi dia memang adalah rasul.
Kita menolak pola pikiran ini karena iman kita mempunyai dasar dalam sejarah. Kebangkitan Kristus, misalnya, adalah suatu peristiwa yang terjadi, bukan di dalam hati pengikut-Nya, tetapi dalam kenyataan.
Semua ini mungkin menjadi lebih jelas kalau kita memikirkan satu contoh dari Injil Yohanes, daripada teori ini. Suatu contoh yang tepat terdapat di dalam Injil Yohanes 4:1-26. Perlu diamati lebih dahulu bahwa tidak ada satu petunjukpun yang memberi kesan bahwa peristiwa ini merupakan suatu perumpamaan atau mitos. Bahkan peristiwa ini ada di dalam konteks perjalanan Tuhan Yesus dari Yudea ke Galilea (Dua tempat yang nyata, bukan tempat dongeng) oleh karena masalah dengan orang-orang Farisi (Yohanes 3:25-25 dan 4:1). Ini bersifat sejarah yang nyata. Tetapi peristiwa ini juga mengandung banyak Teologi, di mana sistem agama lama dibandingkan dengan apa yang Yesus tawarkan, sifat Kristus dinyatakan, tawaran karunia dari Roh Allah digambarkan.... Ini penuh dengan Teologi. Apakah sejarah itu disesuaikan/diubahkan untuk membawa arti Teologi? Ataukah Teologi itu disesuaikan/diubahkan untuk membawa sejarah? Tidak. Kalau Allah kita benar, maka seluruh sejarah manusia menyatakan sesuatu mengenai Dia. "History is His Story." Peristiwa-peristiwa yang tertentu lebih menyatakan Dia daripada peristiwa-peristiwa yang lain. Misalnya, peristiwa tersebut dari Yohanes 4 menyatakan Dia, dan justru ini sebabnya peristiwa ini dipilih untuk masuk Injil Yohanes.
Morris13 bertanya, "Apa arti teologis dari sesuatu yang tidak pernah terjadi?" Dia juga memperbedakan perumpamaan dari peristiwa yang mengandung Teologi. "Melalui perumpamaan kita berkata, 'Kebenaran Allah adalah seperti ini.' Maka apa ceritera itu betul-betul terjadi atau tidak, ini tidak perlu dipermasalahkan. Ceritera itu adalah suatu ilustrasi. Setiap orang mengerti ini.... Tetapi kalau kita berkata, 'Kebenaran Allah dinyatakan di dalam peristiwa ini,' atau 'Anugerah Allah dinyatakan dalam peristiwa itu,' ini lain lagi. Kalau kita berkata seperti itu, tetapi peristiwa itu tidak pernah terjadi, maka kita tidak bisa berkata bahwa sebenarnya kebenaran Allah dinyatakan.... Apakah Yohanes menceriterakan pikiran dia sendiri mengenai Allah, ataukah dia menceriterakan apa yang pernah Allah lakukan? Kita tidak boleh mengecilkan bedanya di antara dua pendekatan ini, 1) 'Kebenaran Allah adalah seperti-' dan 2) 'Kebenaran Allah menjadi kelihatan di dalam.'" Morris juga menjelaskan bahwa sarjana-sarjana yang berkata bahwa yang penting bagi Yohanes adalah teologi dan bukan sejarah, bukan fakta-fakta, justru mereka yang berkata bahwa dia menghadapi melawan ajaran Docetisme, yang berkata bahwa Kristus hanya kelihatannya lahir, hanya kelihatannya ini dan itu. Tetapi dua pendapat ini yang mereka pegang saling berlawanan.
Tujuan Utama
Injil Yohanes 20:31 berkata, "... semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya." Sebaiknya kita menerima pernyataan ini dari penulis Injil Yohanes sebagai pernyataan tujuan utama Injil Yohanes. Tujuannya penginjilan. Khas ini menjadi lebih nyata lagi jika pernyataan tadi dibandingkan dengan 1 Yohanes 5:13, yang berkata, "Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal." 1 Yohanes ditulis untuk meyakinkan orang percaya bahwa mereka sungguh memiliki hidup yang kekal, sedangkan Injil Yohanes ditulis supaya orang yang belum percaya dapat percaya bahwa Yesuslah Mesias.14 Yohanes menulis Injilnya untuk meyakinkan orang bahwa Yesus adalah Mesias yang mereka rindukan. Menurut Carson,15 tata bahasa dari Yohanes 20:31 menunjukkan bahwa para pembaca pertama sudah memahami arti dari istilah "Mesias" dan istilah "Anak Allah". Yohanes mau meyakinkan mereka yang sudah merindukan kedatangan "Harapan Israel", Mesias, bahwa Yesus adalah yang sudah menggenapi dan akan menggenapi harapan tersebut. Yesus adalah Mesias yang mereka harapkan. Dengan kata lain, Injil Yohanes ditulis untuk menginjili orang Yahudi dan orang kafir yang masuk agama Yahudi.16
Ada penafsir yang tidak setuju dengan pengertian tersebut. Mereka berkata bahwa Yohanes 1:38, di mana istilah "Rabi" diterjemahkan "Guru", dan Yohanes 1:41 di mana istilah "Mesias" diterjemahkan "Kristus", menjadi bukti bahwa Injil Yohanes diperuntukkan orang bukan Yahudi, karena semua orang Yahudi sudah mengerti bahwa "Rabi" berarti "Guru", dan "Mesias" berarti "Kristus". Sebenarnya ini menjadi argumentasi yang kuat, tetapi kita harus melihat lebih dalam. Bukankah istilah Yunani, yaitu "Litostrotos" (dalam pasal 19:13) diterjemahkan bagi orang yang lebih biasa dengan bahasa Ibrani/Aram ("Gabata")? Apakah nas ini membuktikan kesimpulan yang sebaliknya? Juga, istilah "Anak Manusia", "nabi yang akan datang" (1:21), dan "Iblis" (13:2) tidak dijelaskan. Lebih dari itu, ada beberapa pemahaman yang menjadi persyaratan untuk sungguh memahami Injil Yohanes, yaitu pemahaman yang pasti dipahami oleh orang Yahudi. Misalnya, dalam Injil Yohanes ada hubungan yang erat antara hari raya orang Yahudi dan Tuhan Yesus, yang hanya ditangkap oleh orang Yahudi.17
Dapat disimpulkan bahwa Injil Yohanes ditujukan terutama untuk orang Yahudi, tetapi Yohanes menterjemahkan istilah "Rabi" dan "Mesias" supaya pembaca yang lain, yang bukan sasaran utama, tidak menjadi bingung.
Walaupun tujuan utama dari Injil Yohanes adalah untuk menginjili orang Yahudi, tetapi orang bukan Yahudi dapat diinjili melaluinya. Selain itu, orang percaya juga dapat ditolong melalui Injil Yohanes. Bukankah Titus 2:11-12 berkata, "Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini."
Injil Kristus berguna, baik untuk menyelamatkan orang yang belum percaya, maupun untuk meningkatkan kehidupan rohani orang percaya. Namun demikian, sebaiknya kita tetap ingat bahwa tujuan utama dari Injil Yohanes adalah untuk menginjili orang Yahudi.
Kepercayaan Para Pembaca Pertama
Kalau pesan yang Yohanes sampaikan akan dimengerti, kita perlu mengerti latar belakang Injil ini, untuk supaya kita bisa mengerti masalah-masalah dan kepercayaan-kepercayaan yang dihadapi Yohanes.
Filsafat Docetisme berkata bahwa Kristus sebenarnya tidak menjelma menjadi manusia, tetapi Dia hanya "kelihatannya" menjadi manusia. Dia hanya kelihatannya hidup di tanah Israel, dan hanya rupanya disalibkan. Yang mereka lihat adalah semacam roh yang mereka pikir adalah Kristus. Roh itu sepertinya makan roti dan ikan, dan sebagainya. Nama Docetisme diambil dari sebuah kata18 dalam bahasa Yunani yang berarti "rupanya", atau "kelihatannya". Bagi mereka, tidak mungkin Allah sendiri akan betul-betul menjelma menjadi manusia di dunia yang najis ini, dan tidak mungkin Allah yang Maha Suci bisa mengenakan daging manusia yang penuh dengan dosa. (Mereka memegang suatu pandangan hidup dari Plato yang berkata bahwa ide dan Allah itu suci, dan sama sekali terpisah dari daging dan bumi yang najis dan berdosa. Dualisme ini kebetulan mirip pandangan hidup Kebatinan!)
Kurang jelas kapan filsafat ini muncul, tetapi kalau kita menerima Rasul Yohanes sebagai penulis dari Injil keempat pada abad pertama, maka Injil Yohanes mendahului Docetisme sebagai suatu gerakan filsafat. Ada suatu kemungkinan bahwa Yohanes pernah dengar ajaran yang berbau Docetisme, walaupun gerakan itu belum dewasa. Seandainya Yohanes mendengar ajaran seperti itu, jelas sekali dia tidak bisa setuju. Suatu "roh" di kayu salib tidak akan mengeluarkan darah dan air (Yohanes 19:34). Suatu "roh" di sumur Yakub tidak mungkin menjadi "letih oleh perjalanan" (Yohanes 4:6). Boleh juga membandingkan Yohanes 1:14 dan 1 Yohanes 1:1 ("...yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan, dan yang telah kami raba dengan tangan kami....") Jelas ini sama sekali tidak cocok dengan ajaran Docetisme, malah rasanya menentang sekali. Yohanes tidak malu mengatakan bahwa Allahnya sudah menjelma menjadi manusia. Boleh dikatakan Yohanes merayakan inkarnasi Allah dengan sukacita.
Apakah Yohanes bermaksud untuk melawan Docetisme, atau hanya kebetulan saja Injilnya dan suratannya bertentangan dengan Docetisme? Ini boleh menjadi bahan pikiran sewaktu kita mengamati Injil Yohanes.
Filsafat Gnosticisme mirip sekali dengan Docetisme. Tokoh-tokoh Gnosticism seperti Heracleon (th. 170 M) suka mengutip dan menafsirkan Injil Yohanes. Pada umumnya orang Gnostic menganggap diri mereka sebagai orang Kristen, kecuali yang ikut Mandaisme yang mungkin mulai pada tahun 700.19 Tetapi pada abad yang ke dua sudah ada orang yang menafsirkan Alkitab Kristen secara Gnostic. Docetisme menjadi suatu kunci dalam pola pikiran mereka.
Ladd20 menceriterakan mengenai pola pikiran Yunani yang berkembang sampai titik Gnosticism. Menurut ajaran Gnosticisme kenyataan terdiri dari dua alam, yaitu ada alam atas (noumenal) yang tidak kelihatan, tidak berubah, tetapi kekal, dan lebih penting. Ada juga alam yang kelihatan, yang jasmani. Alam ini, dan tubuh manusia, tidak jahat, hanya menjadi beban pada alam atas, termasuk jiwa manusia, sehingga mereka mengatakan bahwa tubuh21 adalah kuburan atau rumah penjara22 untuk jiwa. Manusia yang berhikmat adalah dia yang menguasai keinginan-keinginan tubuhnya. Kalau mereka cukup berhasil kematian mereka menjadi keselamatan mereka, karena mereka bebas dari tubuh. Jadi keselamatan ini tergantung usaha dan pengertian (gnosis) mereka. "Hermetica" adalah suatu kumpulan karangan agamawi yang ditulis di Mesir pada abad ke dua dan ke tiga. Salah satu karangan itu berjudul "Poimandres". Karangan ini mulai dengan suatu visi dari terang yang tak terbatas. Terang itu disebut Allah. Dia ada di atas lautan kegelapan yang kacau. Logos/Anak Allah itu muncul dari terang dan memisahkan unsur-unsur yang atas dari yang bawah. Dunia diciptakan dari unsur yang bawah, yaitu tanah dan air. Dunia, tanah, air, semua ini tanpa akal, tanpa "nous", tanpa pikiran. Manusia diciptakan dari terang/nous itu, sehingga dia punya akal dan pikiran, tetapi manusia jatuh cinta dengan ciptaan itu sehingga dia jatuh dari terang dan jadi campur dengan apa yang tidak bernous, yang bawah, yang tidak punya pikiran. Akibatnya manusia bisa mati karena dia mempunyai tubuh, tetapi dia juga bisa kekal karena akalnya. Gnosticism ini cukup awal. Gnosticism yang lebih berkembang menganggap tubuh jahat. Ini boleh disebut "dualisme Yunani" karena ada dua pihak yang berlawanan, yaitu apa yang jasmani dan apa yang rohani.
Kalau Yohanes pasal 1 dibaca dengan mengingat filsafat ini banyak persamaan menjadi nyata, antara lain ada "Firman"/logos, terang, dan dunia. Sebelum Gulungan Laut Mati ditemui dan diselidiki, banyak sarjana berpendapat bahwa pasti Yohanes sangat dipengaruhi oleh dualisme tersebut, dan kepercayaan Yunani yang diceriterakan di atas. Tetapi di dalam Gulungan Laut Mati istilah-istilah ini, misalnya terang dan kegelapan, banyak dipakai, sehingga tidak bisa dikatakan lagi bahwa pemakaian istilah-istilah itu menunjuk pada suatu pengaruh Yunani, karena istilah-istilah itu dipakai dalam Gulungan Laut Mati yang sangat asli Yahudi.
Paling tidak kita bisa yakin bahwa Yohanes menulis sesuatu yang rasanya tidak asing bagi orang Yunani, walaupun apa yang dia katakan pasti baru bagi mereka, dan tidak sama dengan kepercayaan mereka. Dengan kata lain, Injil Yohanes adalah suatu contoh kontekstualisasi yang mantap. Penyampaian bebannya atau beritanya sesuai dengan kebiasaan orang Yunani, tetapi apa yang dia sampaikan tidak diubahkan dan sama sekali tidak ada sinkretisme. "Hidangannya" disesuaikan supaya bisa diterima, tetapi beritanya tetap murni.
Pada zaman Yohanes Agama Yahudi memiliki aliran-aliran dan sistem kepercayaan yang berbeda-beda. Kepercayaan dan kebiasaan Farisi, Saduki, dan Qumran jauh berbeda, dan rakyat biasa merasa jauh dari golongan-golongan ini.
Orang Saduki adalah "orang kraton" pada zaman Yohanes. Mereka dari lapisan masyarakat yang atas, dan mereka menguasai Bait Allah dengan imam-imamnya dan segala pengorbanannya. Tetapi orang-orang Saduki kehilangan markas waktu "kraton" mereka, yaitu Bait Allah, dihancurkan oleh pasukan Roma pada tahun 70, sehingga mereka tidak mewariskan apa-apa yang bisa kita pelajari untuk mengerti ajaran mereka. Ternyata mereka hanya menerima Lima Kitab Musa, dan menolak kebangkitan dari maut dan adanya malaikat. Pandangan dan peraturan mereka sangat konservatif dibandingkan dengan orang Farisi, sesuai dengan jabatan mereka dan keadaan sosial mereka. Istilah Saduki tidak dipakai dalam Injil Yohanes, mungkin karena mereka sudah tidak begitu penting dalam agama Yahudi setelah tahun 70.
Orang Farisi tidak tergantung pada Bait Allah. "Sinagoge" (rumah ibadah Yahudi) adalah markas mereka, dan memang mereka duduk di "Kursi Musa" di dalam sinagoge (Matius 23:2). Mereka adalah keturunan rohani dari orang Yahudi yang berhasil melawan Antiokhus Epifanes pada tahun 175-163 SM. Mereka menerima seluruh Perjanjian Lama sebagai Hukum yang Tertulis, dan mereka juga menerima Hukum Lisan, yaitu tradisi lisan yang menurut mereka juga berasal dari Musa. Walaupun mereka juga menderita karena Bait Allah hancur pada tahun 70, tetapi dari segi pengaruh mereka, mereka menang karena tidak dilawan lagi oleh orang Saduki. Kita tidak punya apa-apa dari karangan mereka, tetapi Mishna dan Talmud (tafsiran dari Mishna) rupanya mencerminkan ajaran mereka dengan jelas. Mishna dan Talmud ditulis oleh guru-guru (rabi-rabi) besar. Mereka tidak menekankan teologi tetapi peraturan agama, misalnya, ikatan-ikatan yang mana boleh diikat pada hari Sabat, dan sebagainya. Pola pikiran mereka sangat nyata di dalam Injil Yohanes. Seorang sarjana Yahudi modern pernah berkata bahwa di antara ke empat Injil, Injil Yohanes adalah yang paling berbau Yahudi. Banyak dari perkataan Tuhan Yesus sama dengan perkataan rabi-rabi, misalnya, Yohanes 1:39, "Marilah dan kamu akan melihatnya." Menurut Yosefus23 ada 6.000 orang Farisi pada zaman Yosefus.
Seperti disebutkan di atas, kosa kata tulisan Qumran (Gulungan Laut Mati) mirip kosa kata Yohanes, sampai ada juga sarjana yang berpendapat bahwa Yohanes sendiri adalah warga Qumran (tempat Gulungan Laut Mati) karena dia suka memakai istilah yang disukai mereka. Selain kosa kata yang mirip (dengan istilah seperti hidup kekal, terang dan kegelapan, kebenaran dan kesalahan, murka Allah, terang hidup, roh kebenaran, dan anak-anak terang) ada juga baptisan, perjamuan yang suci, dualisme baik dan jahat, dan "guru kebenaran". Tetapi sarjana itu juga sadar bahwa ada perbedaan yang penting di antara pikiran Yohanes dan pikiran Qumran, maka sarjana itu berkata bahwa Yohanes diam berberapa lama di Qumran, lalu dia keluar karena tidak sependapat dengan mereka. Menurut teori itu, persamaannya karena dia pernah ikut mereka, dan perbedaannya karena dia keluar dari sana. Tipislah, teori ini.
Perjanjian Lama merupakan suatu unsur dari latar belakang Injil Yohanes yang penting sekali. Kalau kita membaca Yohanes 1:1, "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah" memang kita akan mengingat Kejadian 1:1, "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi." Juga, Yohanes 1:3 berkata bahwa Allah menciptakan segala sesuatu melalui Firman itu, dan ini juga cocok dengan apa yang diceriterakan di dalam Kejadian 1:3, 6, 9, 11, 14, 20, 24, dan 26, yaitu "Berfirmanlah Allah...." Kitab Kejadian juga bersaksi bahwa Allah menciptakan segala sesuatu melalui Firman-Nya. Memang Perjanjian Lama tidak menyatakan bahwa Firman Allah itu adalah pribadi dan bukan kata saja, sehingga dapat dikatakan bahwa Injil Yohanes mempergunakan latar belakang Perjanjian Lama, dan orang Ibrani akan mengerti apa yang Yohanes katakan, tetapi dia juga memperkembangkan apa yang dijelaskan di dalam Perjanjian Lama, dengan istilah-istilah yang dapat dimengerti oleh mereka.
Injil Yohanes adalah suatu contoh kontextualisasi yang luar biasa. Dikontextualisasikan baik untuk orang Yunani maupun untuk orang Ibrani, walaupun kebudayaan mereka masing-masing sangat berbeda. Injil ini merupakan suatu mujizat kontextualisasi!
Hubungannya dengan Injil Matius, Markus dan Lukas
Membandingkan Injil Yohanes dengan Injil Sinoptik mengemukakan beberapa pengamatan yang mungkin berguna untuk mengarahkan pelajaran kita. Turner dan Mantey24 menguraikan perbedaan-perbedaan di antara Injil Yohanes dan Injil Sinoptik (yaitu Injil Matius, Markus, dan Lukas) yang cukup lengkap.
Gaya Yohanes berbeda dari Matius, Markus, dan Lukas. Dalam Injil Sinoptik itu perikopnya pada umumnya singkat, dan cepat pindah dari satu peristiwa kepada peristiwa yang lain. Ini bisa dibandingkan dengan Yohanes yang menyusun perikop yang lebih panjang, dan tidak cepat meloncat pada perikop yang berikut. Yohanes tidak menceriterakan banyak peristiwa, tetapi dia menceriterakan yang sedikit itu secara perinci. Turner berkata bahwa gaya Yohanes lebih "santai" daripada gaya Injil Sinoptik. "Perumpamaan" yang ada dalam Injil Yohanes sangat berbeda dengan perumpamaan yang ada dalam Injil Sinoptoik, dan Yohanes tidak mencatat pepatah kata yang mudah diingat seperti yang ada di dalam ketiga Injil Sinoptik.
Secara geografis Yohanes berbeda dari yang lain juga. Ke tiga Injil Sinoptik menekankan pelayanan Tuhan Yesus di Galilea, dan Perea (Lukas), dan baru pada minggu terakhir pindah ke Yerusalem. Tetapi Yohanes banyak menceriterakan mengenai apa yang terjadi di Yerusalem waktu Tuhan Yesus mengunjungi kota itu karena perayaan Hari Paskah.
Kosa kata Yohanes juga berbeda dari yang lain karena jumlah kata lebih sedikit, dan juga istilah-istilahnya sederhana dan padat dengan arti, seperti "terang, hidup, dunia, kegelapan, kebenaran, kemuliaan, percaya, mengetahui, jam" dan sebagainya.
Banyak peristiwa dan hal tidak disebut oleh Yohanes. Inilah daftar Turner: kelahiran Yesus, 30 tahun yang pertama dalam kehidupan-Nya di bumi, kelahiran dan kematian Yohanes Pembaptis, baptisan dan pencobaan Yesus, perubahan rupa-Nya di atas gunung, Perjamuan Suci yang pertama, doa-Nya di Taman Getsemeni, pengadilan di hadapan Kaiyafas, peristiwa kenaikan-Nya, pelepasan dari roh jahat, orang sakit kusta, ahli hukum, pemungut cukai, orang Saduki, daftar ke dua belas rasul, Khotbah di Bukit dan Khotbah di Daratan, panggilan orang berdosa untuk bertobat, neraka, dan semua perumpamaan. Hampir semua di daftar ini cukup penting di dalam Injil Matius, Markus, dan Lukas, tetapi sama sekali tidak disebutkan oleh Yohanes.
Perlu juga dikatakan bahwa Injil Yohanes juga berbeda dari Injil Sinoptik karena 90% dari bahannya tidak ada di dalam Injil Sinoptik. Hanya Yohanes saja yang mencatat percakapan Yesus dengan Nikodemus, panggilan lima murid-Nya, pernikahan di Kana, percakapan Yesus dengan wanita itu di sumur Yakub, mujizat di kolam Siloam dan Betesda, kebangkitan Lazarus, 14 percakapan yang mengikuti suatu pola yang sama (pertanyaan, jawaban Yesus yang sulit dimengerti, kesalah pahaman, dan keterangan Yesus), pernyataan yang memakai ungkapan "Aku adalah"25, istilah Paraklete (suatu sebutan Roh Allah) dan perwujudan Tuhan Yesus di Danau Galilea setelah Dia bangkit. Carson26 mengamati bahwa Injil Sinoptik tidak menyamakan Yesus dengan Allah secaralangsung, seperti apa yang tampak dalam Injil Yohanes pasal 1:1, 18 dan 20:28.
Perbedaan-perbedaan ini cukup mengesankan. Suatu pertanyaan muncul, yaitu, "Mengapa?" Mengapa tidak ada perumpamaan di dalam Injil Yohanes? Mengapa tidak ada orang yang dilepaskan dari kerasukan setan di dalam Injil Yohanes? Mengapa neraka tidak disebut di dalam Injil ini? Apakah jawabannya terdapat di dalam Teologi Yohanes?
Kalau perbedaan gaya dan kosa-kata dipikirkan, mudah diterima bahwa Yohanes mau menekankan sesuatu yang lain dari Injil Sinoptik, atau katakanlah dia mau melihat pelayanan Tuhan Yesus dari segi pandangan yang lain. Tetapi daftar pokok yang sama sekali tidak disebut agak mengesankan. Seolah-olah dia dengan sengaja mengambil keputusan untuk tidak menyebut anak-anak! Mengapa?
Carson menekankan bahwa ada perbedaan yang nyata, seperti apa yang dicatat di atas, tetapi ada juga kesamaan yang penting, misalnya peristiwa di mana 5000 orang diberi makan (Markus 6:32-44 dan Yohanes 6:1-15) dan di mana Dia berjalan di atas air (Markus 6:45-52 dan Yohanes 6:16-21. Juga ada kesamaan antara perkataan Tuhan Yesus: Markus 9:37-38 dan Yohanes 4:35; Markus 6:4 dan Yohanes 4:44; Matius 25:46 dan Yohanes 5:29; Matius 11:25-27 dan Yohanes 10:14-15, dst.27
Lebih penting lagi adalah nas-nas di mana Yohanes dan ketiga Injil Sinoptik saling mengisi, saling menjelaskan. Misalnya, hanya Yohanes yang menjelaskan mengapa Petrus dapat masuk ke halaman istana Imam Besar (pasal 18:15-16) tetapi Injil Markus 14:54 hanya berkata bahwa dia masuk ke situ. Kerelaan murid-murid Tuhan Yesus untuk mengikuti Dia sesaat mereka dipanggil dalam Injil Matius 4:18-22, sulit dipahami, keculi kita memahami bahwa mereka sudah mengenal Dia sebelum waktu itu (Yohanes 1:35-51). Dan sebaliknya keraguan Filipus untuk memperkenalkan orang-orang bukan Yahudi kepada Tuhan Yesus dalam Yohanes 12:21-22 sulit dipahami dalam Injil Yohanes, kecuali kita memahami Matius 10:5-6, di mana Tuhan berkata, "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."28
Morris29 menjelaskan kemungkinan bahwa ketiga Injil Sinoptik memberi ajaran Rabi Yesus yang dimaksudkan untuk umum, yaitu ajaran yang formal. Sesuai dengan pola rabi-rabi Israel, ajaran tersebut harus dihafal dan diteruskan kepada generasi yang berikut. Tetapi selain ajaran itu, ada juga ajaran-Nya yang dimaksudkan untuk murid-murid-Nya dan ajaran yang bersifat lebih spontan. Menurut konsep ini, ajaran yang bersifat spontan dan akrab itu ditulis dalam Injil Yohanes. Morris tidak yakin bahwa hal ini merupakan sebabnya Injil Sinoptik dan Injil Yohanes begitu berbeda, tetapi pendekatan ini menyatakan bahwa kita tidak harus menolak Injil Yohanes hanya karena Injil Yohanes berbeda dari ketiga Injil Sinoptik.
Injil Yohanes dan Kanon Alkitab
Morris30 menjelaskan bahwa Injil Yohanes sangat disukai oleh pengikut ajaran Gnostik. Oleh karena Injil Yohanes sering dikutip oleh orang Gnostik, maka pengikut Kristus yang lain, yang tidak memeluk ajaran sesat itu, mula-mula segan mengutip dari Injil Yohanes. Mereka lebih sering mengutip dari ketiga Injil Sinoptik. Lama-kelamaan mereka mengerti bahwa justru Injil Yohanes yang paling tepat untuk dikutip melawan Gnosticisme, dan Injil Yohanes menjadi sangat popular.
Walaupun Injil Yohanes sering dikutip untuk mendukung ajaran sesat, tetapi status Injil Yohanes sebagai Firman Allah tidak diragukan oleh bapa-bapa gereja. Tempatnya di dalam kanon Firman Tuhan kuat sekali.
Hagelberg: Yohanes (Garis Besar) GARIS BESAR
I. KATA PENGANTAR (1:1-18)
II. PENYATAAN YESUS DENGAN KATA DAN PERBUATAN (1:19-10:42)
A. Pengantar pada Pelayanan Y...
GARIS BESAR
- I. KATA PENGANTAR (1:1-18)
- II. PENYATAAN YESUS DENGAN KATA DAN PERBUATAN (1:19-10:42)
- A. Pengantar pada Pelayanan Yesus (1:19-51)
- 1. Hubungan antara Yohanes Pembaptis dan Yesus (1:19-28)
- 2. Kesaksian Yohanes Pembaptis mengenai Yesus (1:29-34)
- 3. Yesus mendapat murid-murid pertama (1:35-42)
- 4. Yesus mendapat dua murid lagi (1:43-51)
- B. Pelayanan yang Awal: Tanda, Perbuatan, dan Kata (2:1-4:45)
- 1. Tanda pertama: air menjadi anggur (2:1-11)
- 2. Pedagang-pedagang diusir dari Bait Allah (2:12-17)
- 3. Yesus mengganti Bait Allah (2:18-22)
- 4. Iman yang tidak memuaskan (2:23-25)
- 5. Yesus dan Nikodemus (3:1-15)
- 6. Penjelasan panjang I (3:16-21)
- 7. Kesaksian Yohanes Pembaptis mengenai Yesus diteruskan (3:22-30)
- 8. Penjelasan panjang II (3:31-36)
- 9. Yesus dan perempuan Samaria (4:1-42)
- 10. Tanda kedua: anak pegawai istana disembuhkan (4:43-54)
- C. Oposisi Timbul: tambah tanda, perbuatan, dan kata (5:1-7:52)
- 1. Penyembuhan di Kolam Betesda (5:1-15)
- 2. Tanggapan Yesus pada oposisi (5:16-47)
- 3. Lima ribu orang diberi makan (6:1-15)
- 4. Yesus berjalan di atas air (6:16-21)
- 5. Khotbah Roti Hidup (6:22-58)
- a. Yesus dicari orang banyak (6:22-26)
- b. Manna yang benar (6:27-34)
- c. Yesus sebagai Roti Hidup (6:35-48)
- d. Makan daging Anak Manusia (6:49-58)
- 6. Pendapat yang terbagi dua dan Inisiatif Ilahi (6:59-71)
- 7. Keraguan (7:1-13)
- 8. Di hari raya Pondok Daun (7:14-44)
- a. Ajaran Yesus yang berwewenang (7:14-24)
- b. Siapakah Yesus Kristus? (7:25-36)
- c. Janji Roh (7:37-44)
- 9. Ketidak percayaan para pemimpin Yahudi (7:45-52)
- D. Konfrontasi yang Radikal: puncak tanda, perbuatan, dan kata (8:12-10:42)
- 1. Di hari raya Pondok Daun II: perdebatan Yesus dengan "orang-orang Yahudi" (8:12-59)
- a. Wewenang ajaran Yesus (8:12-20)
- b. Asal-usul wewenang Yesus (8:21-30)
- c. Anak-anak Abraham (8:31-59)
- 2. Yesus menyembuhkan orang yang buta sejak lahir (9:1-41)
- a. Tanda itu sendiri (9:1-12)
- b. Penyelidikan orang-orang Farisi (9:13-34)
- i. Penyelidikan yang pertama (9:13-17)
- ii. Orangtuanya diselidiki (9:18-23)
- iii. Penyelidikan yang kedua (9:24-34)
- c. Penglihatan orang buta dan kebutaan orang yang dapat melihat (9:35-41)
- 3. Yesus sebagai Pintu dan Gembala (10:1-21)
- a. Kiasan Pintu (10:1-5)
- b. Kesalah pahaman (10:6)
- c. Kiasan dikembangkan (10:7-10)
- d. Kiasan Gembala (10:11-18)
- e. Tanggapan orang-orang Yahudi (10:19-21)
- 4. Di hari raya Pentahbisan Bait Allah: klaim-klaim Mesiani dan oposisi yang nyata (10:22-39)
- 5. Penarikan geografis dan kemajuan pelayanan (10:40-42)
- III. PERALIHAN: KEHIDUPAN DAN KEMATIAN, RAJA DAN HAMBA YANG MENDERITA (11:1-12:50)
- A. Kematian dan kebangkitan Lazarus (11:1-44)
- 1. Kematian Lazarus (11:1-16)
- 2. Yesus adalah kebangkitan dan hidup (11:17-27)
- 3. Yesus marah dan berdukacita (11:28-37)
- 4. Kebangkitan Lazarus (11:38-44)
- B. Keputusan untuk membunuh Yesus (11:45-54)
- C. Kemenangan dan kematian yang mendekat (11:55-12:36)
- 1. Lingkungannya: hari raya Paskah (11:55-57)
- 2. Yesus diurapi Maria (12:1-11)
- 3. Yesus dielu-elukan (12:12-19)
- 4. Orang kafir memicu pernyataan Yesus mengenai "saatnya" (12:20-36)
- D. Teologi ketidak percayaan (12:37-50)
- IV. PERNYATAAN YESUS DALAM SALIB-NYA DAN KEMULIAAN-NYA (13:1-20:31)
- A. Perjamuan Kudus (13:1-30)
- 1. Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya (13:1-17)
- 2. Yesus bernubuat mengenai pengkhianatan (13:18-30)
- B. Pesan Perpisahan: bagian pertama (13:31-14:31)
- 1. Yesus menubuatkan penyangkalan Petrus (13:31-38)
- 2. Janji tempat di mana Yesus akan pergi (14:1-4)
- 3. Yesus sebagai jalan kepada Bapa (14:5-14)
- 4. Yesus akan pergi, dan Roh Kebenaran akan datang (14:15-31)
- C. Pesan Perpisahan: bagian kedua (15:1-16:33)
- 1. Pokok anggur dan ranting (15:1-16)
- 2. Oposisi dari dunia (15:17-16:4a)
- 3. Pekerjaan Roh Kudus (16:4b-15)
- 4. Sukacita sesudah dukacita (16:16-33)
- D. Doa Yesus (17:1-26)
- 1. Yesus berdoa supaya dipermuliakan (17:1-5)
- 2. Yesus mendoakan murid-murid-Nya (17:6-19)
- a. Dasar doa (17:6-11a)
- b. Doa supaya murid-murid-Nya dilindungi (17:11b-16)
- c. Doa supaya murid-murid-Nya dikuduskan (17:17-19)
- 3. Yesus mendoakan semua yang akan percaya (17:20-23)
- 4. Yesus berdoa supaya setiap orang percaya disempurnakan sehinggap dapat melihat kemuliaan-Nya (17:24-26)
- E. Pemeriksaan Pengadilan dan Penderitaan Yesus (18:1-19:42)
- 1. Yesus ditangkap (18:1-11)
- 2. Yesus di hadapan Hanas (18:12-14)
- 3. Penyangkalan Petrus yang pertama (18:15-18)
- 4. Yesus diperiksa di hadapan Hanas (18:19-24)
- 5. Penyangkalan Petrus yang kedua dan ketiga (18:25-27)
- 6. Yesus diperiksa di hadapan Pilatus (18:28-19:16a)
- a. Pilatus memeriksa pendakwa (18:28-32)
- b. Pilatus memeriksa Yesus (18:33-38a)
- c. Barabas (18:38b-40)
- d. Yesus dihukum (19:1-16a)
- 7. Yesus disalibkan (19:16b-30)
- 8. Lambung Yesus ditikam (19:31-37)
- 9. Yesus dikuburkan (19:38-42)
- F. Kebangkitan Yesus (20:1-31)
- V. BAGIAN PENUTUP DARI KITAB (21:1-25)
Hagelberg: Yohanes DAFTAR PUSTAKA
Daftar Kepustakaan
Barrett, C. K., The Gospel According to St. John, an Introduction with Commentary and Notes on the Greek Text, The W...
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Kepustakaan
Barrett, C. K., The Gospel According to St. John, an Introduction with Commentary and Notes on the Greek Text, The Westminster Press, Philadelphia, edisi kedua, 1978.
Beasley-Murray, George, John, Word Biblical Commentary, Thomas Nelson Publishers, Nashville, edisi kedua, 1999.
Bruce, F. F. New Testament History, Anchor Books, Garden City, 1969.
Carson, D.A., The Gospel According to John, Inter-Varsity Press, Leicester, England dan William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1991.
Culpepper, R. Alan, Anatomy of the Fourth Gospel: a study in literary design, Fortress Press, Philadelphia,1983.
Hendriksen, William, John, The Banner of Truth Trust, Edinburgh, 1954.
Hodges, Zane C., The Greek New Testament, Thomas Nelson Publishers, Nashville, 1982.
Hodges, Zane C., The Hungry Inherit: Whetting Your Appetite for God, Multnomah Press, Portland, 1980.
Hoskyns, Edwyn, The Fourth Gospel, Faber and Faber, London, 1947.
Ladd, George Eldon, A Theology of the New Testament, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1974.
Morris, Leon, The Gospel According to John, The New International Commentary on the New Testament, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1971.
Ryrie, Charles C., Teologi Dasar, Yayasan ANDI, Yogyakarta, 1991.
Tasker, R.V.G., The Gospel According to St. John, The Tyndale New Testament Commentaries, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1960.
Tenney, Merrill C., John: the Gospel of Belief, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1948.
Turner, George A. dan Mantey, Julius R., The Gospel of John: An Evangelical Commentary, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, tanpa tahun.
TFTWMS: Yohanes (Pendahuluan Kitab) DIPAKSA MENJADI RAJA (Yohanes 6:1-15)
John Barton, seorang misionaris yang bekerja di tengah-tengah orang Basoga di Uganda, bertemu dengan seorang tu...
DIPAKSA MENJADI RAJA (Yohanes 6:1-15)
John Barton, seorang misionaris yang bekerja di tengah-tengah orang Basoga di Uganda, bertemu dengan seorang tua di sebuah desa yang sedang berusaha semampunya untuk membaca dua Alkitab yang berlainan. Tidak satu pun dari dua Alkitab itu ditulis dalam bahasanya, sehingga orang tua itu berjuang keras untuk memahami isinya. Meskipun John tidak lancar berbahasa Lusoga dan orang tua itu juga tidak lancar berbahasa Inggris, namun mereka sempat bicara sebentar tentang apa yang sedang dicoba untuk dibaca oleh orang tua itu. Orang tua itu memberitahu John bahwa masalah yang dihadapi orang Basoga adalah bahwa untuk menerima berita Alkitab, orang Basoga harus "membeli lidahmu." Awalnya, John tidak dapat memahami apa yang sedang ia dengar. Namun begitu, ia akhirnya sadar bahwa orang tua itu sedang mengatakan bahwa kaumnya harus membayar uang sekolah dan belajar di sekolah-sekolah yang berbahasa Inggris untuk memperoleh kemampuan membaca dan membahas isi Alkitab dalam bahasa Inggris.
John menceritakan jawabannya:
Saya beritahu orang tua itu bahwa saya sedang mempelajari bahasanya supaya saya dapat memberitakan Berita itu kepada orang Basoga "dengan cuma-cuma." Orang tua itu sangat senang, dan ia menghendaki saya datang lagi menjumpai dia.
"Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita." Dengan kata lain, Yesus datang kepada kita. Ia mengucapkan bahasa kita. Ia hidup di dalam dunia kita. Ia telah menjadi salah seorang dari kita. Ia telah menjembatani jurang pemisah; Ia tidak menyuruh kita untuk melakukan hal itu. Dan di dalam prosesnya, Ia memperlihatkan kemuliaan-Nya kepada kita, "kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran."1
Kemuliaan Allah itu dinyatakan dimana saja orang-orang seperti John Barton menceritakan kisah Yesus. Dalam Yohanes 6:1-15, kemuliaan Allah terlihat kembali, kali ini dalam kisah Yesus memberi makan lima ribu orang.
TFTWMS: Yohanes (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (YOHANES 6:1-15)
Sekitar dua tahun yang lalu, saya melihat stereogram 4-D 4untuk pertama kalinya. Waktu itu saya sedang berada di mal perb...
KESIMPULAN (YOHANES 6:1-15)
Sekitar dua tahun yang lalu, saya melihat stereogram 4-D 4untuk pertama kalinya. Waktu itu saya sedang berada di mal perbelanjaan bersama keluarga saya, dan kami tiba di kerumunan orang yang berdiri mengelilingi sekumpulan poster yang didirikan di atas kuda-kuda. Poster-poster itu berisi pola-pola penuh warna yang di dalamnya terdapat gambar-gambar yang menakjubkan. Kami semua berdiri melingkar dan menatapi poster-poster itu. Beberapa orang menemukan gambar-gambar yang indah yang tersembunyi di dalam pola-pola itu, namun yang lainnya tidak pernah dapat "melihat" gambar-gambar itu.
Yohanes 6:1-15 adalah seperti stereogram. Di bawah gambar itu ada satu kata "Kemenangan!" Kita semua berdiri melingkar dan dengan serius memandang untuk melihat gambar tersembunyi itu. Apakah yang kita harapkan untuk kita lihat? Beberapa orang mungkin berharap untuk melihat gedung DPR bangsa mereka. Beberapa lagi merasa yakin bahwa mereka akan melihat rumah yang besar, dan yang lainnya mengantisipasi dapat menangkap pandangan sekilas tentang sepasukan tentara dengan beberapa tank dan pesawat pembom. Lalu, seseorang mulai melihat gambar yang tersembunyi itu dan berbisik lembut, "Oh, aku melihat gambar itu." Satu demi satu, setiap orang mulai dapat melihat gambar itu, dan gambar itu tidak seperti yang diharapkan oleh siapa saja. Sebaliknya, "Kemenangan!" itu adalah sebuah salib.
TFTWMS: Yohanes (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 John Barton, Work Report, December 1994.
2 Kata ini artinya "seorang bocah, bocah laki-laki."
3 Yohanes 1:40, 41; ...
Catatan Akhir:
- 1 John Barton, Work Report, December 1994.
- 2 Kata ini artinya "seorang bocah, bocah laki-laki."
- 3 Yohanes 1:40, 41; 12:20-22.
- 4"Stereogram empat dimensi" adalah sebuah gambar yang harus dilihat terus-menerus lebih daripada satu tingkatan. Sepintas lalu, gambar itu biasanya terlihat seperti warna-warna yang bercampur-aduk. Jika seseorang menatap "terus-menerus" pola itu dalam cara yang benar, maka gambar kedua-gambar tiga dimensi- akan terlihat.
Pengarang: Bruce McLarty
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Yohanes (Pendahuluan Kitab) KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH YOHANES
PENGANTAR
Dalam Kabar Baik yang disampaikan oleh Yohanes ini, Yesus dikemukakan
sebagai Sabda Allah yang ab
KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH YOHANES
PENGANTAR
Dalam Kabar Baik yang disampaikan oleh Yohanes ini, Yesus dikemukakan sebagai Sabda Allah yang abadi yang telah menjadi manusia dan tinggal di antara kita. Seperti yang dikatakan dalam buku ini, Kabar Baik ini ditulis dengan maksud supaya para pembacanya dapat percaya bahwa Yesuslah Raja Penyelamat yang dijanjikan -- Ia Anak Allah sendiri. Juga supaya melalui percaya kepada-Nya mereka memperoleh hidup (Yoh 20:31).
Setelah pendahuluan yang mengemukakan bahwa Sabda Allah yang abadi itu adalah Yesus, bagian pertama buku ini mengisahkan berbagai keajaiban yang dibuat oleh-Nya. Keajaiban-keajaiban itu menunjukkan bahwa Yesus adalah Raja Penyelamat yang dijanjikan, Ia Anak Allah. Masing-masing kisah mengenai keajaiban disertai oleh percakapan-percakapan antara Tuhan Yesus dengan orang-orang. Dari percakapan-percakapan itu jelaslah apa yang diungkapkan oleh keajaiban-keajaiban itu. Di dalam bagian ini dikemukakan bahwa ada orang yang percaya kepada Yesus dan menjadi pengikut-Nya, tetapi ada pula yang menentang Dia dan tidak mau percaya kepada-Nya. Pasal 13-17 (Yoh 13:1-17:26) mencatat secara panjang lebar bagaimana akrabnya Yesus dengan pengikut-pengikut-Nya pada malam ketika Ia hendak ditangkap, dan bagaimana Ia mempersiapkan serta menguatkan hati mereka pada malam itu. Pasal-pasal terakhir menguraikan tentang bagaimana Yesus ditangkap dan diadili, bagaimana Ia disalibkan, mati dan bangkit kembali, dan bagaimana Ia memperlihatkan diri-Nya kepada para pengikut-Nya setelah Ia hidup kembali.
Cerita tentang wanita yang tertangkap basah sedang berbuat zinah (\\/BIS Yoh
- 8:1-11\\), dimasukkan antara tanda kurung besar karena banyak naskah dan
terjemahan-terjemahan zaman dahulu tidak memuat cerita itu, sedangkan yang lain-lainnya memuatnya di berbagai tempat.
Dalam bukunya ini Yohanes menitikberatkan pemberian, yaitu hidup sejati dan kekal, yang diberikan Allah melalui Kristus. Pemberian itu sudah mulai di dunia, dan dapat dialami oleh orang-orang yang menerima Yesus sebagai jalan kepada Allah, sebagai yang menyatakan Allah, dan sebagai pemberi hidup. Ciri khas Yohanes ialah kiasan-kiasan yang diambilnya dari hal-hal sehari-hari untuk menunjukkan kebenaran-kebenaran rohani, misalnya: air, roti, terang, gembala dan dombanya, pohon anggur dan buahnya.
Isi
- Pendahuluan
Yoh 1:1-18 - Yohanes Pembaptis dan orang-orang yang pertama-tama menjadi pengikut
Yesus
Yoh 1:19-51 - Pelayanan Yesus di tengah-tengah masyarakat
Yoh 2:1-12:50 - Hari-hari terakhir di Yerusalem dan dekat Yerusalem
Yoh 13:1-19:42 - Kebangkitan Yesus dan penampakan diri-Nya
Yoh 20:1-31 - Penutup: suatu penampakan diri lagi di Galilea
Yoh 21:1-25
Ajaran: Yohanes (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab Injil Yohanes, orang-orang Kristen mengerti
bahwa Allah mengambil rupa manusia untuk menyelamatkan manusia.
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab Injil Yohanes, orang-orang Kristen mengerti bahwa Allah mengambil rupa manusia untuk menyelamatkan manusia. Dengan demikian diharapkan agar iman mereka semakin dikuatkan dalam mengikuti Yesus, sebagai Tuhan dan Juruselamatnya.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Yohanes.
Tahun : Sekitar tahun 91 sesudah Masehi.
Penerima : Setiap orang percaya.
Isi Kitab: Kitab Injil Yohanes ini terdiri atas 21 pasal. Di dalam Kitab ini Tuhan Yesus disaksikan sebagai Firman yang menjadi manusia, Anak Allah. Karena itu, Injil Yohanes ini langsung menantang setiap pembaca untuk segera mengambil keputusan sendiri, yakni _percaya_ kepada Tuhan Yesus untuk mendapat keselamatan, tetapi jika _menolak_ Tuhan Yesus pasti akan mendapat kebinasaan.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Injil Yohanes
Untuk mengerti keseluruhan Kitab ini, perlu dimengerti tiga kata penting berikut ini.
Tanda Pengajaran tentang "tanda-tanda" ajaib yang dilakukan oleh Tuhan Yesus, sebagai bukti bahwa Ia adalah Allah yang menjadi manusia
Dalam Injil Yohanes, ada tujuh tanda penting yang dibuat oleh Tuhan Yesus, sebagai bukti bahwa Ia adalah Allah yang menjadi manusia.
Pendalaman
- Bacalah pasal Yoh 2:1-11. Mujizat air diubah menjadi anggur.
- Bacalah pasal Yoh 4:46-54. Tanda mujizat kedua, Tuhan Yesus menyembuhkan ana pegawai yang sakit.
- Bacalah pasal Yoh 5:1-47. Tanda mujizat ketiga, Tuhan Yesus menyembuhkan oran sakit di Bethesda.
- Bacalah pasal Yoh 6:1-14. Mujizat keempat, Tuhan Yesus memberikan makanan kepad 5010 orang dengan lima potong roti kecil dan dua ekor ikan.
- Bacalah pasal Yoh 6:15-21. Tuhan Yesus berjalan di atas air. Ini menunjukkan bahw Ia berkuasa atas alam raya.
- Bacalah pasal Yoh 9:1-14. Tuhan Yesus menyembuhkan orang buta.
- Bacalah pasal Yoh 11:1-57. Tuhan Yesus membangkitkan Lazarus dari kematian.
Kesemua tanda ajaib ini hanya bisa dilakukan oleh Allah, karena itu tanda-tanda tersebut membuktikan bahwa Yesus adalah Allah yang menjadi manusia. Jadi jika seorang menolak Tuhan Yesus, itu berarti ia menolak Allah. Demikian juga, jika seseorang menerima Tuhan Yesus, ia menjadi anggota keluarga Allah (bacaan Yoh 1:12).
Percaya Pengajaran tentang "percaya" kepada pengakuan Tuhan Yesus tentang dirinya sendiri
Pada dasarnya berita yang dibawa oleh Tuhan Yesus ialah berita tentang diri-Nya sendiri. Dalam Injil Yohanes ini, Tuhan Yesus memberikan tujuh perumpamaan tentang diri-Nya.
Pendalaman
- Bacalah pasal Yoh 6:53,41,48; 14:6. Dalam nats-nats ini Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya adalah sumber kehidupan. Ini berarti seseorang hanya dapat memiliki hidup yang kekal dan berarti kalau ia datang kepada Tuhan Yesus.
- Bacalah pasal Yoh 8:12. Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Terang Dunia. Ini berarti Tuhan Yesus sajalah yang dapat memberikan penerangan dalam kehidupan manusia yang berdosa.
- Bacalah pasal Yoh 10:7,9. Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Pintu. Ini berarti hanya melalui Tuhan Yesus sajalah seseorang dapat memasuki Sorga.
- Bacalah pasal Yoh 10:11,14. Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Gembala. Ini berarti bahwa Tuhan Yesus sajalah yang dapat memelihara dan menjaga kehidupan seseorang.
- Bacalah pasal Yoh 11:25. Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Kebangkitan. Ini berarti di dalam diri-Nya tidak ada kematian, atau seseorang yang tidak menginginkan kematian, hanya dapat memperolehnya di dalam Tuhan Yesus.
- Bacalah pasal Yoh 14:6. Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Jalan, Kebenaran dan Hidup. Ini berarti seseorang yang ingin beribadah kepada Allah, hanya dapat memperoleh kalau orang itu pergi dan datang kepada Tuhan Yesus saja.
- Bacalah pasal Yoh 15:1-8. Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Pokok Anggur yang benar. Ini berarti seseorang (orang percaya) dapat memberikan perbuatan dan kehidupan yang benar di hadapan Allah kalau ia tetap hidup dengan menggantungkan diri kepada Tuhan Yesus.
Hidup Pengajaran tentang "hidup" bagi setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus
Memilih Tuhan Yesus Kristus dan dimiliki oleh-Nya, berarti memiliki Allah dan hidup yang benar.
Pendalaman
- Bacalah pasal Yoh 1:14. Dimanakah hidup ini berada?
- Bacalah pasal Yoh 3:36. Apakah yang didapat orang yang percaya? Dan apakah yang didapat orang yang tidak percaya?
- Bacalah pasal Yoh 5:24. Kemanakah orang yang percaya berpindah?
- Bacalah pasal Yoh 6:40. Apa yang menjadi kehendak Allah?
- Bacalah pasal Yoh 11:25-26. Apakah akibatnya percaya kepada Tuhan Yesus?
II. Penutup
Apakah TANDA-TANDA mujizat yang dibuat oleh Tuhan Yesus, dan pengakuan tentang diri-Nya, telah membuat saudara PERCAYA, bahwa Yesuslah Mesias (juruselamat) supaya oleh imanmu (percayamu) kamu beroleh HIDUP di dalam-Nya (Yohanes 20:30-31). Kalau belum, janganlah ditunda lagi, sekarang adalah waktu yang terbaik bagi anda.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Injil Yohanes?
- Mujizat apakah yang pertama kali dilakukan oleh Tuhan Yesus?
- Berapakah pengakuan yang dinyatakan Tuhan Yesus tentang diri-Nya?
- Sudahkah saudara mengakui Tuhan Yesus sebagai Allah yang member kehidupan dan memelihara hidup saudara?
- Pelajaran rohani apakah yang saudara terima setelah mempelajari Inji Yohanes?
Intisari: Yohanes (Pendahuluan Kitab) Firman Allah terakhir kepada manusia
INJIL YANG BERBEDA.Yohanes mempunyai cara pendekatan tersendiri pada kehidupan dan pekerjaan Yesus. Dibandingkan
Firman Allah terakhir kepada manusia
INJIL YANG BERBEDA.
Yohanes mempunyai cara pendekatan tersendiri pada kehidupan dan pekerjaan Yesus. Dibandingkan dengan Injil-injil yang lain, cara penuturan yang panjang lebar tentang apa yang dikatakan Yesus membuat sebagian orang merasa bahwa Yohanes tidak teliti. Sampai beberapa waktu yang lalu banyak ahli percaya bahwa Injil Yohanes adalah yang paling akhir (sekitar tahun 100 M.) yang paling tidak bersifat Yahudi dan bahwa ia menggunakan acuan dari yang lain; ia juga bukan seorang saksi mata dan bahwa semua kata-kata yang ditulisnya bukan benar-benar perkataan Yesus. Dengan demikian, kita diwarisi sekumpulan pemikiran yang menarik tentang Yesus yang ditulis oleh seorang Kristen pada zaman Kekristenan yang mula-mula. Arkeologi telah mengubah pandangan tersebut. Banyak ahli sekarang mengatakan bahwa Yohanes tidak bergantung pada para penulis Injil lainnya, dan bahwa ia mengenal Palestina bagian selatan dengan baik pada masa Yesus, bahwa ia juga seorang saksi mata dan bahwa ia menulis Injilnya sangat awal atau paling tidak, seawal Injil lainnya.
INJIL YOHANES?
Kita tidak dapat menerka dari Injil itu sendiri siapa penulisnya, atau paling tidak siapa yang menyediakan semua bahan tulisan itu. Penulisnya ialah' murid yang dikasihi Yesus' (Yoh 21:20-24, lihat Yoh 13:23-25). Banyak orang dan gereja mula-mula yang mengatakan bahwa penulisnya adalah Yohanes, saudara Yakobus. Walaupun namanya jelas disebut dalam Injil-injil lain, tetapi tidak disebut dalam Injil ini. Lebih dari itu, boleh jadi ia mendapat tempat di sisi Yesus pada saat Perjamuan Malam. Dengan demikian, ia tentu dapat menyampaikan hal-hal yang sangat pribadi secara terperinci tentang bagaimana Yesus berbicara dan bekerja.
MENGAPA IA MENULIS INJIL ITU?
Ia sendiri mengatakan -'supaya kamu percaya bahwa Yesus itu Kristus' (Yoh 20:30, 31). Oleh karenanya, di sini kita tidak hanya mendapatkan suatu biografi, tetapi lebih mendapatkan semacam traktat Injil yang dipersiapkan dengan saksama. Ia menceritakan kepada kita bahwa ia mempunyai bukti-bukti yang dipilihnya secara khusus. Ia hanya memasukkan tujuh mukjizat Yesus, dan biasanya dilanjutkan dengan pembicaraan yang memberi kepada kita arti yang lebih dalam tentang apa yang dikerjakan Yesus. Yohanes mengetengahkan saksi mata-saksi mata satu persatu, dan pada akhirnya pembaca harus mengambil keputusan mengenai Yesus Kristus. Oleh karena inilah maka, walaupun ia mungkin pertama-tama menulis Injilnya untuk orang bukan Yahudi (ia menjelaskan banyak istilah dan adat istiadat Yahudi), semenjak itu Injil ini telah membawa banyak orang untuk percaya kepada Kristus.
TAMBAHAN PADA TAHAP AWAL.
Dalam Injil Yohanes kita membaca salah satu kisah mengenai belas kasihan Yesus kepada seorang pendosa yang paling sering diceritakan, yaitu seorang wanita yang ditangkap karena berzinah (Yoh 7:53-8:11). Anehnya, bagian kisah tadi tidak merupakan bagian dari naskah-naskah tertua dan tidak selalu muncul pada waktu itu. Namun, banyak orang setuju bahwa kisah ini merupakan kejadian yang sungguh terjadi dalam kehidupan Yesus yang diingat, ditulis dan ditambahkan pada Injil Yohanes pada tahun-tahun pertama sesudah penulisan.
Pesan
1. BuktiMenjadi saksi mata di persidangan merupakan tema kunci dalam Injil Yohanes.
Terdapat sejumlah kesaksian dari para saksi mata yang diketengahkan untuk
membuktikan kasus mengenai Yesus adalah Kristus dan Anak Allah.
o Perjanjian Lama: Yoh 1:45; 5:39, 46-47; 8:56, lihat Yoh 3:14; 6:32-35
o Yohanes Pembaptis: Yoh 1:6-8, 15, 19-36; 3:25-30; 5:33-36, lihat Yoh 10:40-42
o Orang banyak: Yoh 4:29, 39; 9:13-33, 38;11:27; 12:9, 17
o Para rasul: Yoh 1:41-46, 49; 15:27; 17:20; 20:24-25, 28, lihat Yoh 1:14; 19:35; 20:30-31; 21:24
o Allah Bapa: Yoh 5:31-32, 37; 8:18, 50, 54; 12:27-28
o Roh Kudus: Yoh 14:26; 15:26; 16:12-15
o Pekerjaan Yesus: Yoh 2:11, 23; 5:36; 9:3, 31-33; 10:25, 37-38; 11:4, 42, 45; 14:11; 20:30-31
o Yesus sendiri, kata-kata dan pernyataan Nya: Yoh 3:11, 32; 8:13-14, 38; 6:35, 48, 51; 8:12; 9:5; 10:7, 10, 14; 11:25; 14:6; 15:1, lihat Yoh 8:58 (Kel 3:14). Lihat
tema-tema kunci.
2. Keputusan.
o Mereka yang menolak Dia: Yoh 1:10-11; 3:11; 4:48; 5:43; 6:36, 64, 66; 12:37, 47-48; 15:19, 24.
Dan alasannya: Yoh 3:19-21; 5:44; 6:37, 44, 65; 8:43-47; 9:39-41; 12:37-43; 18:37.
o Mereka yang menanggapi Dia:
- Dengan melihat dan mendengarkan Dia Yoh 1:14; 6:40, 45; 10:3, 16, 27; 12:45, 47; 14:9; 18:37
- Dengan mempercayai Dia Yoh 1:7, 12; 2:11, 22; 3:16, 18; 5:24; 6:29, 47; 8:24; 9: 35-38; 11:25-27, 40; 13:19; 14:1, 11;16:27, 30; 17:8; 20:8, 29, 31
- Dengan datang untuk mengenal Dia Yoh 6:69; 7:17; 8:19; 10:14; 14;7, 9; 17:3, 25
yang berarti hidup di dalam terang Yoh 1:4- 5, 9; 3:19-21; 8:12; 9:39; 11:9; 12:35-36, 46
dan mempelajari kebenaran Yoh 1:14, 17; 4:23-24; 8:32; 14:6; 17:17; 18:37
- Dengan mengasihi Kristus dan sesama Yoh 13:34-35; 14:15, 21-24; 15:9-10, 12; 21:15-17
yang berarti tinggal di dalam Dia Yoh 15:1-10
Penerapan
1. Kristus adalah Firman Allah yang terakhir kepada umat manusia.Ia menunjukkan kepada kita:
o kebenaran Allah
o kemuliaan Allah
o kasih Allah
dengan kehidupan dan kematian-Nya. Dia adalah jalan satu-satunya untuk kembali
kepada Allah.
2. Tidak bisa tidak kita harus berespons terhadap Dia.
Buktinya adalah nyata:
o Jika kita menolak Dia, hal itu bukan disebabkan karena kita tidak dapat
percaya kepada-Nya - tetapi karena kita tidak mau!
o Jika kita menerima Dia, itu berarti penyerahan sepenuh hati dan ketaatan.
3. Kehidupan kekal dimulai di sIni dan kini. Melalui Roh Kudus Yesus menawarkan
kepada kita:
o kepuasan
o kemerdekaan dari Setan dan dosa
o kemampuan baru
o doa-doa yang dijawab
o sukacita sejati
Apa yang dimulai-Nya sekarang akan disempurnakan-Nya pada waktu Ia datang
kembali.
4. Anda harus menyaksikan iman Anda kepada orang lain.
Walaupun dunia akan membenci Anda seperti dunia telah membenci Yesus, Anda juga
harus menjadi seorang saksi dengan pertolongan Roh Kudus.
Tema-tema Kunci
1. Yesus dan Bapa.
Injil Yohanes penuh dengan hal-hal yang menyatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Ia terlibat dalam penciptaan, Ia datang ke dalam dunia ini dan ketika Ia naik ke surga, Ia kembali kepada kemuliaan yang adalah hakNya. Gambarkanlah arti semua ini bagi Anda sendiri: Yoh 1:1-18; 3:13, 31, 35; 5:17-23, 26-27, 30; 6:38, 46, 57; 7:16-17, 29; 8:28-29, 38, 42; 10: 15, 29-30, 38; 11:41-42; 12:44-45, 49-50; 13:3, 31-32; 14:7-11, 20, 28, 31; 15:23-24; 16:15, 28, 32; 17:1-2, 4-5, 10-11, 21-23; 20:17.
2. Kematian Kristus bagi orang berdosa.
Lebih daripada yang diceritakan dalam Injil-injil lain, Yohanes memberitahukan kepada kita mengapa Yesus harus mati dan mengenai kasih yang mendorong-Nya untuk rela melakukan itu. Lihat Yoh 1:29, 36; 2:19-22; 3:14-17; 6:51, 53-56; 8:28; 10:11, 15, 18; 11:50-52; 12:24, 27, 32-34; 15:13.
3. Roh Kudus.
o Terdapat lebih banyak uraian mengenai Roh Kudus dalam Injil ini dibandingkan dengan Injil-injil lain. Roh Kudus digambarkan sebagai Pribadi yang akan menggantikan Yesus apabila Ia pergi kepada Bapa. Yoh 1:32-33; 3:5-6, 8, 34; 4:23-24; 6:63; 7:37-39, lihat Yoh 4:13-14; 14:16-17, 25-26; 15:26; 16:7-15; 20:22.
4. Kehidupan kekal.
Inilah yang digambarkan oleh Matius, Markus dan Lukas sebagai Kerajaan Allah. Kehidupan kekal ini dihubungkan dengan kelahiran baru atau kelahiran untuk yang kedua kalinya. Lihat Yoh 1:4, 12-13; 3:3-7, 16, 36; 4:14, 36; 5:21, 24-29; 6:27, 40, 47, 54, 57-58, 68; 10:28; 11:25; 12:25, 50; 17:2-3.
5. Jadwal Allah.
Yohanes memberikan kepada kita gambaran tentang Yesus yang mengendalikan segala sesuatu dari awal sampai akhir. Yesus tahu bahwa Ia sedang mengerjakan suatu rencana induk, oleh karenanya tidak ada sesuatu apa pun, bahkan tidak juga kematian-Nya yang mengejutkan Dia. Pelajarilah ayat-ayat berikut: Yoh 2:4; 7:6-8; 12:23; 13:1; 18:4.
Garis Besar Intisari: Yohanes (Pendahuluan Kitab) [1] PENDAHULUAN Yoh 1:1-51
Yoh 1:1-5Kristus dan penciptaan
Yoh 1:6-18Allah menjadi manusia
Yoh 1:19-34Anak Domba Allah
Yoh 1:35-51Kristus
[
[1] PENDAHULUAN Yoh 1:1-51
Yoh 1:1-5 | Kristus dan penciptaan |
Yoh 1:6-18 | Allah menjadi manusia |
Yoh 1:19-34 | Anak Domba Allah |
Yoh 1:35-51 | Kristus |
[2] UTARA DAN SELATAN Yoh 2:1-4:54
Yoh 2:1-12 | Sekilas pandangan pertama tentang kemuliaan |
Yoh 2:13-25 | Tuhan atas Bait Allah |
Yoh 3:1-21 | Nikodemus menemui Yesus pada malam hari |
Yoh 3:22-36 | Seorang dari atas |
Yoh 4:1-42 | Mesias dan orang yang tersingkir |
Yoh 4:43-54 | Tanda kedua |
[3] SEORANG LUMPUH DI HARI SABAT Yoh 5:1-47
[4] LIMA RIBU ORANG DIBERI MAKAN Yoh 6:1-71
[5] PADA PERAYAAN HARI RAYA PONDOK DAUN Yoh 7:1- 9:41
Yoh 7:1-52 | Air hidup |
Yoh 7:53-8:11 | Perempuan yang berzinah ditangkap |
Yoh 8:12-59 | Terang dunia |
Yoh 9:1-41 | Pemberi penglihatan |
[6] GEMBALA YANG BAIK Yoh 10:1-42
[7] PEMULIH KEHIDUPAN Yoh 11:1-57
[8] PASKAH TERAKHIR Yoh 12:1-50
Yoh 12:1-11 | Kasih Maria |
Yoh 12:20-36 | Biji gandum |
Yoh 12:37-50 | Kesimpulan |
[9] DI RUANG ATAS Yoh 13:1-30
Yoh 13:1-20 | Yesus, hamba |
Yoh 13:21-30 | Yudas, pengkhianat |
[10] SIAP UNTUK PERGI Yoh 13:31-16:33
Yoh 13:31-14:14 | Waktu untuk meninggalkan |
Yoh 14:15-31 | Roh Kudus dijanjikan |
Yoh 15:1-17 | Pokok Anggur yang benar |
Yoh 15:18-16:11 | Kesukaran di dalam dunia |
Yoh 16:12-33 | Janji dan kebingungan |
[11] YESUS BERDOA BAGI MILIK-NYA Yoh 17:1-26
Yoh 17:1-19 | Murid-murid-Nya |
Yoh 17:20-26 | Gereja yang akan datang |
[12] PENANGKAPAN, PENGADILAN, PENYALIBAN Yoh 18:1-19:42
Yoh 18:1-11 | Kekacauan di taman Getsemani |
Yoh 18:12-27 | Menyaksikan sendiri |
Yoh 18:28-19:16 | Gubernur dan Raja |
Yoh 19:17-42 | Mati dan dikuburkan |
[13] KEBANGKITAN Yoh 20:1-21:25
Yoh 20:1-18 | Maria berada di kubur Yesus |
Yoh 20:19-23 | Minggu malam |
Yoh 20:24-31 | 'Tuhanku dan Allahku!' |
Yoh 21:1-14 | Ikan untuk sarapan |
Yoh 21:15-25 | Gembalakanlah domba-domba-Ku |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi