
Teks -- 1 Tesalonika 5:11 (TB)





Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus



kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> 1Tes 5:1-11
Jerusalem: 1Tes 5:1-11 - -- Dengan memungut keterangan Tuhan sendiri tentang ketidak-pastian saat kedatanganNya yang terakhir, Mat 24:36 dsj; Kis 1:7, yang harus ditunggui orang ...
Dengan memungut keterangan Tuhan sendiri tentang ketidak-pastian saat kedatanganNya yang terakhir, Mat 24:36 dsj; Kis 1:7, yang harus ditunggui orang sambil berjaga-jaga, Mat 24:42 dsj, Mat 24:50; 25:13, Paulus menegaskan bahwa tidak tahu akan saat itu. Hari Tuhan, 1Ko 1:8+, datang seperti pencuri pada malam hari, bdk Mat 24:43 dsj; orang harus berjaga-jaga, 1Te 5:6; bdk Rom 13:11; 1Ko 16:13; Kol 4:2; 1Pe 1:13; 5:8; Wah 3:2 dst; Wah 16:15, sebab waktunya memang singkat, 2Ko 6:2+. Meskipun dahulu dapat mengandaikan, bahwa akan dia antara mereka yang mengalami Hari itu, 1Te 4:17; bdk 1Ko 15:51, namun kemudian Paulus menganggap mungkin bahwa akan mati dahulu, 2Ko 5:3; Fili 1:23. Ia pun menegur mereka yang menyangka bahwa Hari itu sudah di ambang pintu, 2Te 2:1 dst. Pendapatnya mengenai pertobatan bangsa-bangsa bukan Yahudi, Rom 11:25, menyarankan bahwa waktu penantian itu akan berlangsung lama, bdk Mat 25:19; Luk 20:9; 2Pe 3:4,8-10.
Ref. Silang FULL -> 1Tes 5:11

buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 1Tes 5:11-15
Matthew Henry: 1Tes 5:11-15 - Berbagai Macam Nasihat; Kewajiban terhadap Sesama Orang Kristen Berbagai Macam Nasihat; Kewajiban terhadap Sesama Orang Kristen (5:11-15)
Dalam ayat-ayat ini, Rasul Paulus menasihati jemaat Tesalonika untuk mela...
Berbagai Macam Nasihat; Kewajiban terhadap Sesama Orang Kristen (5:11-15)
- Dalam ayat-ayat ini, Rasul Paulus menasihati jemaat Tesalonika untuk melakukan sejumlah kewajiban.
- I. Terhadap orang-orang yang berhubungan dekat satu sama lain. Orang-orang seperti itu harus menghibur diri mereka sendiri, atau saling menasihati dan membangun satu sama lain (ay. 11).
- 1. Mereka harus menghibur atau menasihati diri mereka sendiri dan satu sama lain, sebab kata dalam bahasa aslinya bisa diartikan kedua-duanya. Dan kita dapat amati, sebagaimana orang yang paling mampu dan paling mungkin menghibur orang lain adalah mereka yang dapat menghibur diri sendiri, demikian pula cara untuk mendapat penghiburan bagi diri sendiri, atau memberi penghiburan kepada orang lain, adalah dengan menuruti ajaran firman. Perhatikanlah, kita tidak saja harus memperhatikan penghiburan dan kesejahteraan kita sendiri, tetapi juga harus mencari penghiburan dan kesejahteraan bagi orang lain. Kainlah yang berkata, “Apakah aku penjaga adikku?” Tetapi kita, kita harus bertolong-tolongan dalam menanggung beban, dan dengan demikian memenuhi hukum Kristus.
- 2. Mereka harus membangun satu sama lain, dengan mengejar apa yang berguna untuk saling membangun (Rm. 14:19). Karena orang-orang Kristen adalah batu-batu hidup yang tersusun bersama-sama untuk membangun rumah rohani, mereka harus berusaha mengedepankan kebaikan seluruh jemaat dengan memajukan pekerjaan anugerah dalam diri satu sama lain. Dan sudah menjadi kewajiban setiap dari kita untuk mengusahakan apa yang berguna untuk membangun orang-orang yang bergaul dengan kita, untuk menyenangkan hati semua orang, untuk kepentingan mereka yang sesungguhnya. Kita harus berbagi pengetahuan dan pengalaman kita satu terhadap yang lain. Kita harus bergabung bersama-sama dalam doa dan puji-pujian. Kita harus memberikan teladan yang baik di hadapan satu sama lain. Terutama mereka yang hidup dalam lingkungan dan keluarga yang sama, mereka wajib menghibur dan membangun satu sama lain. Inilah lingkungan dan sarana terbaik untuk mencapai apa yang menjadi tujuan-tujuan masyarakat. Orang-orang yang saling berhubungan dekat dan saling mengasihi mempunyai kesempatan paling besar, dan dengan demikian kewajiban paling besar, untuk melakukan kebaikan ini satu terhadap yang lain. Inilah yang dilakukan jemaat Tesalonika (seperti yang memang kamu lakukan), dan inilah yang dinasihatkan kepada mereka untuk terus mereka lakukan dan semakin bertumbuh di dalamnya. Perhatikanlah, siapa yang melakukan apa yang baik perlu diberi nasihat-nasihat lebih jauh supaya mereka tergugah untuk berbuat baik, berbuat kebaikan lebih lagi, dan meneruskan apa yang mereka lakukan itu.
- II. Rasul Paulus menunjukkan kepada mereka apa kewajiban mereka terhadap hamba-hamba Tuhan (ay. 12-13). Walaupun Rasul Paulus sendiri terpaksa berada jauh dari mereka, namun masih ada orang-orang lain yang melayani di antara mereka, dan kepada mereka jemaat berutang kewajiban-kewajiban ini. Rasul Paulus di sini menasihati mereka untuk mengamati,
- 1. Bagaimana hamba-hamba Injil digambarkan melalui pekerjaan dari jabatan mereka. Dan mereka harus lebih memikirkan pekerjaan dan kewajiban yang kepadanya mereka dipangil daripada berkeinginan untuk mendapat nama yang harum dan terhormat di mata orang. Pekerjaan mereka sangat berat, sangat terhormat, dan sangat bermanfaat.
- (1) Hamba-hamba Tuhan harus bekerja keras di antara umat-Nya, berusaha dengan tekun, dan memeras keringat (begitulah makna kata itu dalam bahasa aslinya). Mereka harus berjerih payah berkhotbah dan mengajar (1Tim. 5:17). Mereka disebut para pekerja, dan tidak boleh luntang-lantung. Mereka harus bekerja dengan jemaat, untuk mengajar, menghibur, dan membangun mereka. Dan,
- (2) Hamba-hamba Tuhan harus juga memimpin jemaat mereka, begitulah kata itu diartikan (1Tim. 5:17). Mereka harus memimpin bukan dengan keketatan, melainkan dengan kasih. Mereka tidak boleh menggunakan kekuasaan seperti tuan-tuan duniawi, tetapi harus memimpin sebagai pembimbing-pembimbing rohani, dengan memberikan teladan yang baik bagi kawanan domba. Mereka mengatasi jemaat di dalam Tuhan, untuk membedakan mereka dari penguasa-penguasa rakyat, dan juga untuk menunjukkan bahwa mereka hanyalah hamba-hamba di bawah Kristus, yang ditunjuk oleh-Nya, dan harus memimpin jemaat dengan hukum-hukum Kristus, bukan dengan hukum-hukum buatan mereka sendiri. Ini juga bisa menyiratkan tujuan dari jabatan dan segala upaya mereka, yaitu melayani Tuhan dan memberikan penghormatan kepada-Nya.
- (3) Mereka juga harus memperingatkan jemaat, dan itu bukan hanya di depan umum, melainkan juga secara pribadi, bila ada kesempatan. Mereka harus mengajar jemaat untuk berperilaku baik, dan harus menegur mereka jika berperilaku tidak baik. Sudah menjadi kewajiban mereka bukan hanya untuk memberikan nasihat yang baik, tetapi juga untuk memberikan teguran, untuk memberikan peringatan kepada kawanan domba akan bahaya-bahaya yang rentan mereka hadapi, dan menegur mereka karena lalai atau karena kesalahan apa saja.
- 2. Apa kewajiban jemaat kepada hamba-hamba Tuhan. Ada kewajiban timbal balik antara hamba-hamba Tuhan dan jemaat. Jika hamba-hamba Tuhan harus berjerih payah di antara jemaat, maka,
- (1) Jemaat harus mengenal hamba-hamba Tuhan. Sebagaimana gembala harus mengenal kawanannya, demikian pula domba-domba harus mengenal gembala mereka. Mereka harus mengenal pribadinya, mendengar suaranya, mengakuinya sebagai gembala rohani mereka, dan memberikan penghormatan yang semestinya kepada ajarannya, kepemimpinannya, dan peringatan-peringatannya.
- (2) Mereka harus menjunjung tinggi hamba-hamba Tuhan di dalam kasih. Mereka harus betul-betul menghargai pekerjaan melayani, menghormati dan mengasihi hamba-hamba Tuhan sebagai pribadi, dan menunjukkan penghargaan serta kasih terhadap mereka dengan segala cara yang pantas. Dan ini demi pekerjaan mereka, karena yang mereka kerjakan adalah memajukan kehormatan Kristus dan kesejahteraan jiwa-jiwa manusia. Perhatikanlah, hamba-hamba Tuhan yang setia tidak boleh dianggap remeh sama sekali karena pekerjaan mereka. Justru sebaliknya, mereka harus dijunjung tinggi karena pekerjaan itu. Pekerjaan melayani sama sekali bukan merupakan aib bagi mereka yang untuk alasan-alasan lain pantas dihargai. Justru sebaliknya, pekerjaan melayani memberikan kehormatan kepada mereka yang setia dan tekun, yang kalau tidak demikian, mereka tidak berhak menuntut apa-apa. Dan pekerjaan melayani akan membuat mereka dihargai dan dikasihi oleh orang-orang baik, yang kalau tidak demikian, mereka tidak dapat berharap akan mendapatkannya.
- III. Rasul Paulus memberikan berbagai nasihat lain tentang kewajiban yang harus dilakukan orang-orang Kristen satu terhadap yang lain.
- 1. Untuk hidup selalu dalam damai seorang dengan yang lain (ay. 13). Menurut pemahaman sebagian orang (sesuai dengan pembacaan beberapa salinan) nasihat ini merujuk pada kewajiban jemaat terhadap hamba-hamba Tuhan, untuk hidup dalam damai dengan mereka, dan jangan pernah menimbulkan atau mendorong perpecahan di antara hamba Tuhan dan jemaat, yang pasti akan menghambat keberhasilan pekerjaan hamba Tuhan dan pembangunan jemaat. Sudah pasti, hamba Tuhan dan jemaat harus menghindari segala sesuatu yang akan menjauhkan kasih sayang seorang dari yang lain. Dan jemaat sendiri harus hidup dalam damai satu sama lain, berbuat semampu mereka untuk mencegah timbulnya atau berlanjutnya perbedaan-perbedaan apa saja di antara mereka, dan menggunakan segala sarana yang pantas untuk menjaga perdamaian dan kerukunan.
- 2. Untuk menegor mereka yang hidup dengan tidak tertib (ay. 14). Dalam semua masyarakat, akan ada sebagian orang yang hidup tanpa menuruti aturan, yang tidak berperilaku sesuai jabatan dan kedudukan mereka. Dan bukan hanya merupakan kewajiban hamba-hamba Tuhan, melainkan juga orang-orang Kristen secara pribadi, untuk memperingatkan dan menegur mereka. Orang-orang seperti itu harus ditegur karena dosa mereka, diperingatkan akan adanya bahaya, dan diberi tahu secara terang-terangan bagaimana mereka akan merusak jiwa mereka sendiri, dan mungkin akan menyakiti orang lain. Orang-orang seperti itu harus diingatkan akan apa yang harus mereka lakukan, dan ditegur karena melakukan yang sebaliknya.
- 3. Untuk menghibur mereka yang tawar hati (ay. 14). Yang dimaksudkan dengan perkataan ini adalah orang yang sedang dikuasai rasa takut, atau yang hatinya dilanda rasa murung dan sedih. Sebagian orang bersifat pengecut, takut pada kesulitan-kesulitan, dan ciut ketika memikirkan berbagai bahaya, kehilangan, dan penderitaan. Nah, orang-orang seperti itu harus dibesarkan hatinya. Kita tidak boleh memandang rendah mereka, tetapi harus menghibur mereka. Dan siapa tahu kebaikan apa yang bisa dihasilkan oleh kata-kata yang baik dan menghibur pada diri mereka?
- 4. Untuk membela mereka yang lemah (ay. 14). Sebagian orang tidak mampu mengerjakan pekerjaan mereka, tidak pula mampu bertahan menanggung beban mereka. Oleh karena itu, kita harus menopang mereka, menolong mereka dalam kelemahan, mengangkat salah satu ujung beban mereka, dan dengan demikian membantu memikulnya. Memang benar, pasti anugerah Allahlah yang menguatkan dan membela orang-orang seperti itu. Tetapi kita juga harus memberi tahu mereka tentang anugerah itu, dan berusaha menyampaikannya kepada mereka.
- 5. Untuk bersabar terhadap semua orang (ay. 14). Kita harus menahan diri dan bersabar. Kita harus panjang sabar, dan meredam amarah kita, jika amarah itu mulai timbul karena kita merasa terhina atau terluka. Paling tidak, kita tidak boleh gagal menurunkan amarah kita. Dan kewajiban ini harus dilaksanakan terhadap semua orang, baik atau buruk, terhormat atau tidak. Kita tidak boleh berharap dan menuntut yang tinggi-tinggi, atau kasar dalam mengungkapkan rasa tidak senang, atau keras dalam mendesak, tetapi harus berusaha mengambil yang terbaik dari apa saja, dan memikirkan yang terbaik tentang semua orang.
- 6. Supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat (ay. 15). Ini harus kita camkan, dan kita harus betul-betul memperhatikannya, yaitu kita harus menahan diri dengan segala cara untuk tidak membalas dendam. Jika orang lain berbuat jahat kepada kita, ini sekali-sekali tidak membenarkan kita untuk membalasnya dengan melakukan hal yang sama, atau serupa, atau kejahatan apa pun kepada mereka. Sudah sepatutnya kita mengampuni, seperti orang-orang yang diampuni Allah dan berharap mendapat ampunan-Nya.
- 7. Usahakanlah senantiasa yang baik (ay. 15). Secara umum, kita harus berusaha melakukan apa yang menjadi kewajiban kita, dan yang berkenan kepada Allah, dalam segala keadaan, entah orang membalas kita dengan baik atau jahat. Apa pun yang dilakukan orang terhadap kita, kita harus berbuat baik terhadap orang lain. Kita harus selalu berusaha berbaik hati dan berperan dalam memajukan kesejahteraan orang lain, baik di antara kita sendiri (terutama kepada kawan-kawan kita seiman), dan baru kemudian, apabila kita diberi kesempatan, terhadap semua orang (Gal. 6:10).
SH -> 1Tes 5:1-11; 1Tes 5:1-11
SH: 1Tes 5:1-11 - Berjaga-jaga. (Rabu, 29 Oktober 2003) Berjaga-jaga.
Permasalahan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya di jemaat
Tesalonika ternyata bukan masalah tanggal, atau hari dalam
...
Berjaga-jaga.
Permasalahan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya di jemaat
Tesalonika ternyata bukan masalah tanggal, atau hari dalam
kalender. Sebab kualitas kehidupan setiap orang yang percaya
tidak dikendalikan oleh kalender, tetapi ditentukan oleh Kristus
yang bangkit. Setiap orang yang mencintai Yesus, hidupnya pasti
akan dikendalikan oleh kasih cinta Yesus, dan itu menghidupi
sebuah kualitas kehidupan yang benar-benar indah. Itulah sebabnya
teks ini menganjurkan agar jemaat Tesalonika selalu berjaga-jaga
(ayat 6).
Hal yang paling penting saat ini untuk orang-orang Kristen pahami ialah bukan kapan langit terbuka dan Kristus turun dari langit, tetapi apakah kita telah memiliki iman yang hidup, berani memihak kebenaran dan menolak hal-hal yang tidak benar, memiliki hati yang tenang dan siap melayani (ayat 8)? Kedatangan Tuhan menghadirkan sukacita besar dan bukan saat-saat yang menakutkan. Pertanyaannya ialah apakah kita semua sedang berjaga-jaga, siap seperti prajurit yang lengkap dengan segala persenjataan dan siap untuk bertempur, atau sedang tertidur lelap?
Iman kita, orang-orang percaya saat ini pun tidak boleh dibangun di sekitar hal-hal yang tidak penting seperti tanggal dan hari. Tetapi iman kita harus menyikapi serius hal-hal yang urgen sehingga kita akan bereaksi tepat dan tanggap. Masalahnya ialah sudah terlambat mempersiapkan diri untuk ujian ketika kertas ujian sudah ada di depan kita. Sudah terlambat untuk membangun rumah yang kokoh, kalau badai topan sedang melanda kehidupan. Jangan seperti lima anak dara yang bodoh, yang harus kehabisan minyak sehingga pada waktu kedatangan sang mempelai, saat dimana pelita tersebut memang benar-benar dibutuhkan, pelita mereka padam.
Renungkan: Orang yang punya waktu untuk menghitung-hitung hari dan waktunya, berarti sedang tidak bekerja melayani Tuhan. Andakah orangnya itu?

SH: 1Tes 5:1-11 - Hari Tuhan seperti pencuri. (Senin, 17 November 1997) Hari Tuhan seperti pencuri. Pencuri pada umumnya bekerja waktu orang sedang lengah; kebanyakan malam hari. Kedatangan Tuhan Yesus diumpamakan seperti ...
Hari Tuhan seperti pencuri.
Pencuri pada umumnya bekerja waktu orang sedang lengah; kebanyakan malam hari. Kedatangan Tuhan Yesus diumpamakan seperti pencuri (ayat 2), yaitu ketika orang lengah dalam damai dan kenikmatan hidup semu (ayat 3). Orang yang memang tidak menghendaki kedatangan-Nya atau yang karena tidak beriman tidak percaya akan kedatangan-Nya, akan kecolongan. Orang beriman yang tahu kebenaran ini dan berjaga-jaga, memiliki sikap hidup yang berbeda (ayat 4-7).
Bagaimana menanti kedatangan Tuhan? Bila tak seorang pun tahu saat Tuhan datang, apa sebaiknya sikap seorang Kristen? Berjaga dan sadar (ayat 6). Kewaspadaan adalah ungkapan kesadaran bahwa kita adalah milik Tuhan, bukan milik dunia. Di dalam Tuhan kerohanian kita telah dibangunkan. Karena itu sikap dan cara hidup seperti orang dunia yang perbuatannya dalam gelap kita tanggalkan. Sebaliknya seperti prajurit yang siap berperang melawan kejahatan, kita mengenakan baju zirah iman dan kasih, serta ketopong keselamatan (ayat 8, bdk. Ef. 6:13-20).
Renungkan: Banyak orang masa kini menganggap Kristus segera akan datang. Kita harus menolak kecenderungan meramal tanpa harus menolak kesiagaan dan pengharapan berjumpa Tuhan!
Utley -> 1Tes 5:1-11
Utley: 1Tes 5:1-11 - --NASKAH NASB (UPDATED): 1Tes 5:1-111 Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu, 2 karena kamu sendiri tahu benar-...
NASKAH NASB (UPDATED): 1Tes 5:1-11
1 Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu, 2 karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam. 3 Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman — maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin — mereka pasti tidak akan luput. 4 Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri, 5 karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan. 6 Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar. 7 Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk waktu malam. 8 Tetapi kita, yang adalah orang-orang siang, baiklah kita sadar, berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan. 9 Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, 10 yang sudah mati untuk kita, supaya entah kita berjaga-jaga, entah kita tidur, kita hidup bersama-sama dengan Dia. 11 Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan.
1Tes 5:1 "Tetapi tentang" Subyek tentang Kedatangan Kedua berlanjut, tapi sebuah aspek baru dari peristiwa ini didekati: penghakiman orang-orang kafir.
- NASB "zaman dan masa"
- NKJV, NRSV "masa dan musim"
- TEV "masa dan kesempatan"
- NJB "masa dan musim"
Meskipun orang percaya tidak harus mencari waktu tertentu (lih. Mat 24:36), mereka perlu mengenali kecenderungan sejarah (lih. Kis 1:7; Mat 24:32-33). Kata Yunani chronōn, yang diterjemahkan "kali / masa," menjawab pertanyaan, "Berapa lama?" Ini berbicara tentang berlalunya waktu. Kata "kronologi" berasal dari akar Yunani ini. Kairōn, yang diterjemahkan "zaman," menjawab pertanyaan, "kapan?" Ini berbicara tentang peristiwa- peristiwa khusus.
□ "saudara-saudara" Ini sering digunakan oleh Paulus untuk menandai transisi ke subyek baru (lihat 1Tes 4:1).
□ "tidak perlu dituliskan kepadamu" Paul belum bisa memberikan informasi yang luas dan berkepanjangan tentang Kedatangan Kedua. Ingat, ia hanya tinggal dalam waktu singkat di Tesalonika, tapi dia pasti telah berkhotbah tentang subyek ini beberapa kali. Frasa ini tidak berarti menyiratkan bahwa orang percaya di Tesalonika dengan sempurna memahami semua aspek dari peristiwa akhir zaman, tetapi bahwa Roh akan memimpin mereka dan memberitahu mereka di bidang-bidang yang diperlukan (lih. Yoh 14:26; 16:13; 1Yoh 2:20,27) terutama kebenaran yang berhubungan dengan: (1) Injil, dan (2) kehidupan Kristen.
Kemungkinan yang lain adalah bahwa hal itu menunjuk pada Perjanjian Baru dari Yer 31:31-34, khususnya ay. 33-34. Zaman Baru kebenaran ditandai oleh orang-orang yang mengenal Allah dengan cara-cara pribadi yang intim. Mereka tidak akan perlu seorang guru karena Allah telah menuliskan firman-Nya di dalam hati mereka dengan melalui Roh.
1Tes 5:2 "hari Tuhan" ini berkaitan dengan sebuah frasa PL yang merujuk pada Tuhan atau Mesias-Nya yang masuk ke dalam sejarah untuk mendirikan zaman baru kebenaran (lih. Yoel 1:15; 2:11,31; Am 5:18; Yes 2:12). Dalam PL kedatangan Tuhan bisa untuk berkat atau penghakiman. Bagi orang percaya itu akan menjadi puncak dari keselamatan tetapi untuk orang-orang kafir penyempurnaan dari penghakiman.
Penekanan eskatologis tentang suatu hari kedatangan yang khusus ketika manusia akan bertemu dengan Yesus ini (sebagai Juruselamat atau Hakim) disebut dengan beberapa sebutan dalam tulisan-tulisan Paulus:
- 1. "Hari Tuhan kita Yesus Kristus" (lih. 1Kor 1:8)
- 2. "Hari Tuhan" (lih. 1Kor 5:5; 1Tes 5:2; 2Tes 2:2)
- 3. "Hari Tuhan Yesus" (lih. 2Kor 1:14)
- 4. "Hari Yesus Kristus" (lih. Fili 1:6)
- 5. "Hari Kristus" (lih. Fili 1:10; 2:16)
- 6. "Hari-Nya (Anak Manusia)" (lih. Luk 17:24)
- 7. "Hari Anak Manusia dinyatakan" (lih. Luk 17:30)
- 8. "Penyataan Tuhan kita Yesus Kristus" (lih. 1Kor 1:7)
- 9. "Ketika Tuhan Yesus akan diungkapkan dari surga" (lih. 2Tes 1:7)
- 10. "Di hadapan Tuhan Yesus pada kedatangan-Nya" (lih. 1Tes 2:19)
Dalam PL penulis melihat dua zaman, zaman jahat dan zaman yang akan datang kebenaran, yaitu zaman Roh. Allah akan campur tangan dalam sejarah melalui Mesias-Nya untuk menyiapkan zaman baru ini. Peristiwa ini dikenal sebagai "Hari Tuhan." Perhatikan bahwa penulis PB mengatributkan hal ini kepada Kristus. Kedatangan pertama-Nya, Inkarnasi, diramalkan dalam banyak naskah-naskah PL. Orang-orang Yahudi tidak mengharapkan seorang Illahi, melainkan hanya suatu campur tangan Illahi. Kedua kedatangan dari Mesias, pertama sebagai hamba yang menderita dan penyelamat, yang lain sebagai Hakim dan Tuhan, tidak tampak jelas dalam PL. Lihat Topik Khusus: Dua Zaman dalam Gal 1:4.
□ "datang seperti pencuri pada malam" Ini adalah sebuah PRESENT TENSE yang digunakan sebagai suatu FUTURE. Kedatangan kembali "setiap-saat" ini adalah tema berulang dalam PB (lih. Mat 24:42-44; 25:13, Luk 12:40,45; 21:34-36; 2Pet 3:10; Wahy 3:3; 16:15). Lihat Topik Khusus pada 1Tes 4:15.
Ada sebuah tradisi Yahudi bahwa Mesias akan datang pada tengah malam pada hari Paskah seperti Malaikat Kematian di Keluaran.
1Tes 5:3 "Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman" Ini adalah pesan dari para nabi palsu di zaman Yeremia (lih. Yer 6:14; 8:11). Kehidupan manusia dan masyarakat akan tampak normal sebelum intervensi Allah (lih. Mat 24:37-38; Luk 17:26-27). Mereka tidak akan mengharapkan Mesias.
- Penekanan PB ini adalah bahwa akan ada penderitaan yang intens sebelum Kedatangan Kedua (lih. Mat 24:21; Mr 13:19-20).
□ "maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan" Bagian ini dengan tajam mengkontraskan "mereka" (ay. 1Tes 5:3) dan "saudara" (ay. 1Tes 5:4). Kehancuran ini tidak menunjuk pada pemusnahan, tetapi adalah sebuah metafora alkitabiah untuk penghakiman Allah (lih. 2Tes 1:9; Dan 12:2).
"Tiba-tiba" hanya ditemukan di sini dan di catatan Lukas tentang wacana Olivet Yesus (lih. Luk 21:34). Ini menyiratkan sebuah peristiwa tiba-tiba dan tak terduga.
□ "sakit bersalin" Metafora penghakiman PL ini (lih. Yes 13:6-8; Yer 4:31) menjadi sebuah sebuah metafora PB (yaitu, sakit bersalin zaman baru, lih. Mat 24:8; Mr 13:8; Rom 8:22). Ini berbicara tentang ketiba-tibaan namun pasti dari suatu peristiwa, serta juga kesakitan parah yang terlibat.
- NASB "dan mereka tidak akan melarikan diri"
- NKJV "mereka pasti tidak akan luput"
- NRSV "dan akan ada jalan keluar"
- TEV "Mereka tidak akan melarikan diri"
- JB "dan tidak akan ada jalan bagi siapa pun untuk menghindarinya"
Ini adalah sebuah DOUBLE NEGATIVE yang tegas: "Tidak pernah, tidak, tidak pernah dalam keadaan apapun."
1Tes 5:4 "Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan," Allah telah mengungkapkan— melalui para nabi PL, Yesus, dan para penulis PB—garis besar dasar peristiwa akhir zaman sehingga orang-orang beriman yang masih hidup tidak akan terkejut dengan apa yang terjadi. Ini adalah salah satu cara bahwa Allah telah memberikan keberanian kepada para pengikut-Nya di tengah-tengah kesulitan hidup ini dan periode kesusahan zaman akhir.
Salah satu alasan untuk kebingungan berulang di antara orang percaya tentang peristiwa ini adalah bahwa setiap generasi orang percaya telah mencoba untuk memaksakan peristiwa ini ke dalam sejarah mereka.
Lihat topik khusus TOPIK KHUSUS: ESKATOLOGI — MENGAPA ORANG KRISTEN MEMPUNYAI BEGITU
1Tes 5:5 "anak-anak terang dan anak-anak siang" Ini adalah dua ungkapan Semit untuk orang benar (lih. Luk 16:8, Yoh 1:4-9; 3:17-21; 8:12; 11:9-10; 12:35-36,46; Ef 5:8; 1Yoh 1:5,7; 2:8-10). Dualisme metafora terang vs kegelapan ini adalah karakteristik dari Timur Dekat Kuno. Ini adalah sebuah tema berulang dalam tulisan-tulisan Rasul Yohanes dan dalam Naskah Laut Mati.
1Tes 5:6 "janganlah kita tidur" Ini adalah kata yang berbeda dari 1Tes 4:13 dst. Ini sering digunakan dalam PB untuk penyama-rataan moral (lih. Mr 13:36; Ef 5:14). Perhatikan ketiga penggunaan yang berbeda dari "tidur" (katheudō): (1) kurangnya kewaspadaan moral, (ay. 1Tes 5:6), (2) istirahat fisik, (ayat 1Tes 5:7); (3) kematian, (ay. 1Tes 5:10).
- NASB, NKJV, NRSV "seperti orang-orang lain"
- TEV "seperti orang-orang yang lain"
- NJB "seperti yang dilakukan orang lain"
- Ini secara harfiah adalah "sisanya" atau "selebihnya." Ini adalah istilah yang sama dengan yang digunakan untuk menggambarkan orang-orang kafir yang tidak memiliki harapan di 1Tes 4:13.
□ "tetapi berjaga-jaga dan sadar" Ayat 1Tes 5:6 memiliki tiga PRESENT ACTIVE SUBJUNCTIVE. Yang pertama adalah NEGATIF, "jangan terus tertidur." Dua yang berikutnya adalah POSITIF, "tetaplah waspada dan sadar." Ini menekankan ketekunan yang terus-menerus, tetapi dengan unsur kontingensi. Beberapa orang percaya tertidur dan tidak waspada atau sadar. Kewaspadaan adalah tema umum dari PB untuk orang Kristen mengenai Kedatangan Kedua (lih. Mat 24:42-43; 25:13, Mr 13:34, Luk 21:34). Baik "waspada" dan "sadar" digunakan secara metaforis. "Sadar" dalam ay. 1Tes 5:6 & 8 digunakan untuk kewaspadaan mental atau pengendalian diri (lih. 2Tim 4:5; 1Pet 1:13; 4:7; 5:8).
1Tes 5:8 "berbajuzirahkan" Ini merupakan sebuah AORIST MIDDLE PARTICIPLE yang bisa dibaca "setelah sekali untuk semua diri kita mengenakan." Penggunaan ini sangat mirip dengan Rom 13:12; Ef 6:11-14, yang mencerminkan Yes 59:17. Paulus seringkali menggunakan metafora senjata militer, namun tidak selalu menggunakan baju besi ini untuk mewakili atribut Kristen yang sama. Orang percaya secara pribadi harus menyediakan diri untuk persenjataan rohani yang diberikan oleh Kristus. Perlindungan kedewasaan tidaklah otomatis (lih. ay. 1Tes 5:7).
□ "iman... kasih... pengharapan" Ini adalah tiga serangkai favorit Paulus tentang kebajikan Kristen (lih. Rom 5:2-5; Gal 5:5-6; Kol 1:4-5; 1Tes 1:3; Ibr 6:10-12; 1Pet 1:21-22). Mereka membentuk sebuah kaitan dari iman awal sampai kepada iman yang disempurnakan.
□ "pengharapan" Ini sering digunakan untuk merujuk pada Kedatangan Kedua, khususnya di I & II Tesalonika. Lihat Topik Khusus: Pengharapan di Gal 5:5.
1Tes 5:9 "untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita" Kasih Allah mengalir kepada kita hanya melalui Kristus. Dia adalah satu-satunya jalan (lih. Yoh 14:6); pintu (Yoh 10:1-3); satu-satunya perantara (1Tim 2:5).
1Tes 5:10 "yang sudah mati untuk kita" Ini mengungkapkan korban penebusan perwakilan Yesus atas nama kita (lih. Yes 53; Mr 10:45; 2Kor 5:21).
□ "entah kita berjaga-jaga, entah kita tidur" Ada dua pilihan interpretatif: (1) gereja prihatin tentang anggota persekutuan mereka yang telah meninggal atau (2) Yesus mati bahkan untuk orang-orang beriman yang tidak waspada dan tidak berjaga.
□ "kita hidup bersama-sama dengan Dia" Surga pasti adalah suatu tempat (lih. Yoh 14:2-3a), tetapi yang terutama adalah bersama dengan Yesus ini (lih. Yoh 14:3c; 2Kor 5:6,8). Surga, seperti keselamatan, adalah hubungan pribadi!
1Tes 5:11 "nasihatilah seorang akan yang lain" Ini adalah PRESENT ACTIVE IMPERATIVE. "Menguatkan" adalah dari akar yang sama sebagai "paraklētos" (lih. Yoh 14; 15; 16; 1Yoh 2:1). Pembahasan Paulus tentang Pengangkatan (lih. 1Tes 4:13-18) berakhir dalam pengajaran, pelayanan yang etis (lih. 1Kor 15:58; Ef 4:13). Doktrin harus mendorong kehidupan yang saleh (lih. Luk 12:48).
□ "saling membangunlah" Ini adalah satu lagi PRESENT ACTIVE IMPERATIVE. Harapan kedatangan kembali Kristus dan surga harus memotivasi kita untuk melayani satu sama lain, bukan bersaing memperebutkan sistem eskatologis manusia!
Topik Teologia -> 1Tes 5:11
Topik Teologia: 1Tes 5:11 - -- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
Tanggung Jawab Terhadap Sesama
Gereja
Misi, Pelayanan dan Aktivitas Gereja
...
TFTWMS -> 1Tes 5:1-11
TFTWMS: 1Tes 5:1-11 - Ajaran Tentang Kedatangan Kristus Yang Kedua AJARAN TENTANG WAKTU KEDATANGAN KRISTUS YANG KEDUA (1 Tes 5:1-11)
1 Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu, ...
AJARAN TENTANG WAKTU KEDATANGAN KRISTUS YANG KEDUA (1 Tes 5:1-11)
1 Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu, 2 karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam. 3 Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman— akan tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin—mereka pasti tidak akan luput. 4 Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri, 5 karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan. 6 Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar. 7 Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk waktu malam. 8 Tetapi kita, yang adalah orang-orang siang, baiklah kita sadar, berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan. 9 Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, 10 yang sudah mati untuk kita, supaya entah kita berjaga-jaga, entah kita tidur, kita hidup bersama-sama dengan Dia. 11 Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan.
Ayat 1. Paulus prihatin terhadap sikap jemaat Tesalonika tentang orang-orang kekasih mereka yang telah meninggal, tapi ia bahkan lebih prihatin dengan pemahaman mereka sendiri tentang kedatangan Kristus yang kedua. Akibatnya, ia beralih kepada "kapan" kedatangan itu terjadi dan kepada nasihat untuk bersiap diri. Ia berkata bahwa ia tidak perlu menuliskan tentang zaman dan masa (lihat bahasa yang sama di 4:9), karena secara jelas informasi tertentu tentang kedatangan Kristus yang kedua hanya Allah saja yang tahu.
"Zaman" berasal dari kata Yunani cro/noß (chronos), yang darinya kita mendapat kata "kronologi," yang artinya "urutan waktu." Arti chronos mirip dengan kata "zaman" dan mudah diterjemahkan. "Masa" berasal dari kata Yunani kairo/ß (kairos) dan lebih sulit diterjemahkan. Kata itu mengacu kepada "periode yang pasti dan tertentu," yang adalah "waktu yang berkualitas," dengan penekanan pada kualitas daripada kuantitas atau durasi. Oleh karena itu, pada akhirnya arti kata itu adalah sesuatu yang mirip dengan kata "kesempatan."1Istilah-istilah Yunani yang tepat ini juga digunakan dalam Kisah 1:7.
Ayat 2. Jemaat Tesalonika sudah tahu benar-benar tentang beberapa kebenaran mengenai peristiwa akbar ini, jelasnya dari ajaran pribadi Paulus ketika ia menetap di sana. A. T. Robertson percaya bahwa Paulus mengatakan bahwa mereka "benar-benar" tahu bahwa mereka tidak bisa mengetahui "zaman dan masa" itu (ay. 1) karena, seperti yang ia sudah ajarkan ketika ia berada si sana, mereka tetap tidak mengetahui informasi seperti itu karena hanya Allah saja yang mengetahuinya.2Menurut Leon Morris, ini adalah penafsiran yang memungkinkan.3
Mengenai "benar-benar" (aÓkribw◊ß, akribōs), yang juga bisa berarti "secara akurat, lebih tepatnya," Robert Jewett berpendapat, … Paulus mungkin sedang merespon pertanyaan jemaat Tesalonika [seperti halnya], "Beritahu kami secara tepat kapankah parousia akan terjadi." Pandangan yang terungkap dalam pertanyaan seperti itu tampaknya mengandung penolakan atau ketidakmampuan untuk menerima pengajaran tradisional yang darinya Paulus mengingatkan mereka dalam 1 Tesalonika 5:1-2 (bdk. juga 2 Tesalonika 2:5). Peringatan tentang rasa aman yang palsu (1 Tesalonika 5:3) tampaknya akan menunjukkan bahwa jemaat itu mengesampingkan kemungkinan penghakiman di masa depan. Mereka tampaknya menolak untuk mempertahankan keadaan siap yang diperlukan untuk hidup dalam bayang-bayang parousia (1 Tesalonika 5:6-8). Mereka tampaknya merasa bahwa berdasarkan keterpilihan mereka sebagai anggota zaman baru (1 Tesalonika 1:4), mereka seharusnya memiliki status aman. Tapi kesulitan yang mereka alami tampaknya bertentangan dengan prinsip kehadiran zaman baru. Oleh karena itu, mereka cocok dengan gambaran di 1 Tesalonika 5:14 sebagai "lemah," yaitu mereka "tawar hati," dan … "tidak sabar terhadap ketidakpastian" (NASB). Pengalaman hebat mereka tentang eskatologi yang terpenuhi, katakanlah seperti itu, menopang ketidakmauan untuk hidup dengan ketidakpastian tentang eskatologi masa depan.4
Hari Tuhan sering dibicarakan di dalam Perjanjian Lama. Bahkan, ungkapan ini digunakan di zaman Amos (c. 750 S. M.) untuk mengacukan hari "terang," atau berkat, tapi nabi itu memperingatkan bahwa oleh karena kejahatan mereka maka itu akan menjadi waktu "kegelapan," atau penghukuman (Amos 5:18). Kadang-kadang "hari Tuhan" harus berada dalam waktu keberadaan manusia di bumi sini, seperti penghancuran Yerusalem pada tahun 70 M., tapi semua hari ini melambangkan satu "hari Tuhan" yang akbar—penghakiman terakhir pada akhir sejarah, hal yang sama yang dibicarakan di sini (lihat juga 1 Korintus 1:8; 5:5; Filipi 1:6). Itu akan menjadi hari "murka" atau penghukuman bagi sebagian orang (Roma 2:5), dan hari "penebusan" bagi orang lain (Efesus 4:30.).
Apa yang mereka sudah ketahui tentang hari ini adalah bahwa hari itu akan datang seperti pencuri pada malam. Paulus secara jelas mengajarkan kebenaran ini kepada mereka ketika ia tinggal bersama mereka. Pencuri datang tiba-tiba, mengintai kita ketika kita sedang tidak berjaga-jaga. Demikian juga, Yesus akan datang dengan tiba-tiba dan dengan tidak terduga (Matius 24:43, 44; 2 Petrus 3:10). Sebagaimana sudah dicatat, hanya Bapa yang tahu kapan Ia akan datang lagi (Matius 24:36; Markus 13:32), tetapi memang bisa dipastikan bahwa Ia akan datang pada suatu waktu, jadi kita harus menjaga diri kita selalu siap (Wahyu 16:15; Ibrani 10:31).
I. Howard Marshall menambahkan nasihat yang tepat di sini:
Patut diulas bahwa banyak orang sekarang ini mendambakan informasi yang rinci tentang waktu dan jalannya pelbagai peristiwa terakhir, dan ada banyak penulis yang siap menjawab pertanyaan itu secara sangat rinci dan dengan khayalan yang besar. Beberapa pendukung ajaran "dispensasional" tentang kedatangan Yesus yang kedua secara khusus cenderung menawarkan jadwal yang lengkap dan rumit tentang pelbagai peristiwa masa depan. Tidak begitu halnya [dengan] Paulus.
Ketika dimintai informasi yang rinci, ia tidak punya apa-apa lagi untuk dikatakan selain yang ia katakan di dalam nas ini. Guru-guru Kristen di zaman kini akan berbuat baik bila mengikuti teladannya dan dengan begitu terhindar dari "melampaui apa yang tertulis" (1 Korintus 4:6, terjemahan literal).5
Ayat 3. Pada abad ketujuh S. M., ketika nabi Yeremia meramalkan kehancuran dan penawanan Yerusalem (Yeremia 6:1), ada nabi-nabi palsu dan orang lain yang membantah dia, yang secara yakin menubuatkan "kedamaian" (Yeremia 6:14). Begitu juga halnya, sampai waktu kedatangan Kristus tiba untuk menghukum mereka yang tidak taat, banyak guru yang tidak setia akan tetap mengatakan "damai dan aman." (Bandingkan dengan "pengejek-pengejek" dari 2 Petrus 3:3-9.)
Paulus mengatakan bahwa sama seperti nabi-nabi palsu di zaman Yeremia salah, ketika Babel menghancurkan Yerusalem pada tahun 586 S. M., mereka juga akan salah pada zaman ini. Yesus akan datang untuk menghukum orang yang tidak taat. Faktanya, mereka [akan] ditimpa oleh kebinasaan. "Kebinasaan," dari kata Yunani o‡leqroß (olethros) tidak berarti lenyap, tapi tetap berwujud dalam keadaan hancur dan tidak berfungsi. Kata yang sama ini digunakan dalam 2 Tesalonika untuk "kebinasaan selama-lamanya " atas "mereka yang tidak mematuhi Injil Yesus, Tuhan kita" (2 Tesalonika 1:8, 9). Bandingkan juga "kebinasaan tiba-tiba" yang ditimbulkan oleh ajaran sesat, menurut Petrus (2 Petrus 2:1).6
Lagi, "kebinasaan" di sini bukan berarti pemusnahan. Faktanya, olethros juga digunakan dalam 1 Korintus 5:5 di mana kata itu tidak bisa berarti kebinasaan dalam arti pemusnahan, yang akan melibatkan kematian fisik pemberontak itu. Hal seperti itu akan sudah menghalangi kemungkinan roh itu "diselamatkan pada hari Tuhan." David J. Williams mengatakan, "Kebinasaan ini harus dipahami dalam hal keterpisahan dari Allah daripada pemusnahan oleh Allah."7(Lihat pembahasan tentang 2 Tesalonika 1:9)
"Kebinasaan" akan menimpa orang yang tidak taat dengan tiba-tiba atau tak terduga, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin. Satu menit sebelumnya mungkin saja perempuan hamil itu baik-baik saja, tapi dalam beberapa kasus sakit persalinan itu datang begitu cepat sehingga bahkan tidak ada waktu untuk membawa dia ke rumah sakit. Waktu kedatangan Tuhan juga tidak terduga. Sekali lagi, satu hal adalah pasti: Ia akan datang, dan bersama Dia "kebinasaan akan menimpa" orang yang tidak taat. Oleh karena itu, sama seperti sakit persalinan pada perempuan hamil pasti akan datang, Yesus akan datang, dan orang yang tidak taat pasti tidak akan luput dari vonis dan penghukuman (2 Tesalonika 1:6-10). Baik orang tak percaya dan orang Kristen yang tidak setia akan ditimpa kebinasaan pada waktu itu. Mereka "tidak akan luput."
Ayat 4. Bentuk jamak dari kata ganti orang kamu "memiliki tempat penekanan yang dialokasikan dua kali baginya di dalam ayat ini, untuk menandai dengan lebih jelas lengkapnya perbedaan antara tujuan akhir orang Kristen dan tujuan akhir dunia yang tidak percaya."8
Sekali lagi Paulus menekankan kasih sayangnya bagi mereka dengan menyapa mereka sebagai saudara-saudara. Kata "saudara" dan "saudara-saudara" ditemukan sebanyak dua puluh kali dalam 1:4; 2:1, 9, 14, 17; 3:2, 7; 4:1, 6, 9, 10 (dua kali), 13; 5:1, 4, 12, 14, 25, 26, and 27.
Saudara-saudara Paulus itu tidak hidup di dalam kegelapan seperti orang-orang tidak percaya di ayat 3. Kegelapan adalah "ranah kejahatan." Mereka tidak berada dalam kejahatan atau kegelapan karena mereka telah memutuskan untuk mengikut Yesus yang adalah "Terang dunia." Siapa saja yang mengikut Dia tidak akan pernah "berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup" (Yohanes 8:12). Mereka, sebagaimana jemaat Kolose, juga telah "diselamatkan … dari kuasa kegelapan, dan dipindahkan … ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih" (Kolose 1:13; NASB). Oleh karena itu, hari kedatangan Kristus ini (lihat ay. 2) tidak akan tiba-tiba mendatangi mereka. Apakah ini berarti bahwa mereka, berbeda dengan orang yang tidak taat, akan mengetahui hari dan saatnya? Tidak, menurut Kitab Suci. Tidak ada orang—tidak juga Kristus—tahu "hari atau saat itu" (Markus 13:32). Faktanya, orang-orang yang taat juga digambarkan sebagai sedang melakukan pekerjaan normal mereka pada waktu kedatangan-Nya, seperti halnya orang yang "diambil" dari ladang di dalam Matius 24:39-41. Mereka tidak akan siap dalam arti mengharapkan Dia pada hari itu.
Lalu, dalam pengertian apakah kedatangan-Nya itu tidak "tiba-tiba mendatangi" mereka seperti pencuri? Mereka akan siap secara rohani dan tidak diambil "saat lengah" pada waktu kedatangan-Nya. Mereka tidak akan "kedapatan" sedang melanggar kehendak-Nya. Maksud sebagian besar nasihat tentang kedatangan Kristus yang kedua adalah bahwa kedatangan-Nya mungkin mendapatkan kita sedang berjaga-jaga dan siap sedia (ay. 6; Matius 24:42; 25:13).
Ayat 5. Karena kamu semua kemungkinan menekankan fakta bahwa setiap anggota tercakup. J. E. Frame menulis bahwa istilah "semua," dari kata Yunani pa¿nteß (pantes) "khusus menunjuk kepada orang-orang penakut untuk mendapatkan dorongan khusus."9Leon Morris berpendapat bahwa kata "semua" di sini mencakup anggota yang lemah.10
Seperti yang sudah disiratkan dengan kiasan "terang dan kegelapan," yang sudah umum di dalam Perjanjian Baru, terutama dalam tulisan-tulisan Yohanes (misalnya, Yohanes 1:1-9), kegelapan dianggap sebagai "ranah kejahatan," sementara terang adalah simbol kebenaran atau perilaku yang benar. Mengapa ini benar? Pertama, ketika orang melakukan sesuatu yang ilegal, lebih mudah terhindar untuk ditangkap pada malam hari. Kedua, di saat gelap itu, bahkan pendosa yang sangat memberontak mungkin masih punya cukup perasaan malu sehingga mereka melakukan sebagian dari minum-minum, mabuk-mabukan, dan kemesuman mereka di balik tabir kegelapan (lihat Kisah 2:15; 2 Petrus 2:13). Orang-orang tidak percaya oleh karenanya berasal dari malam atau kegelapan karena mereka menolak terang. Mereka kadang-kadang mung-kin berkata bahwa mereka bukan milik malam atau kegelapan, tapi Yesus berkata, "Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku" (Matius 12:30). Oleh karena itu, jika orang bukan anak terang, maka ia, pada kenyataannya, berada di dalam kerajaan kegelapan, di mana Iblis adalah rajanya (Yohanes 8:44; 12:31).
Jemaat Tesalonika dahulu, dan semua orang Kristen sekarang ini adalah anak-anak terang dan anak-anak siang karena mereka mengikuti "Terang dunia" (Yohanes 8:12). Oleh karena itu, mereka adalah orang-orang yang tinggal di dalam terang dan bersedia hidup mereka diteliti dengan cermat. Mereka adalah milik siang sebagaimana orang jahat adalah milik malam. Dalam bahasa seperti bahasa Ibrani, menjadi "anak dari" sesuatu berarti dicirikan oleh sesuatu itu. Sehingga menjadi "anak terang" berarti dicirikan oleh terang. Dalam Lukas 16: 8, Yesus juga mengacukan umat Allah sebagai "anak-anak terang." Dalam nada yang sama inilah kaum Essene, yang bertanggung jawab atas Gulungan Laut Mati, menulis kitab berjudul Peperangan Anak-anak Terang
Melawan Anak-Anak Kegelapan. Namun begitu, mereka bicara tentang perang sungguhan, sedangkan Yesus tidak pernah menganjurkan kekuatan fisik.
Ayat 6. Orang-orang yang tidak percaya—"orang-orang lain" dari 4:13—tidak siap dan akan terkejut terhadap "hari Tuhan" (lihat ay 2). Secara rohani, mereka itu "tertidur," benar-benar tidak menyadari perintah Tuhan. Tidur rohani ini diharapkan oleh anak-anak malam, tetapi harus jangan menjadi ciri-ciri orang Kristen yang adalah "anak-anak siang." Mereka harus tetap terjaga secara rohani, sebagaimana layaknya "anak-anak terang."
Selagi memberi nasihat berdasarkan pada apa yang baru saja ia ajarkan, Paulus berkata, Baiklah … kita berjaga-jaga (grhgore÷w, grēgoreō). "Berjaga-jaga" adalah kebalikan dari tertidur atau terhuyung-huyung dan mungkin mengandung gagasan tentang tekad untuk tetap terjaga, mungkin karena orang menyadari bahaya dalam tidur. Jika orang Kristen membiarkan dirinya tertidur, ia harus "bangun" (Roma 13:11; NIV) dan berjaga-jaga lagi. Orang Kristen harus juga sadar (nh/fw, nēphō). Kata ini biasanya berarti "tidak mabuk," tetapi juga memiliki arti yang lebih umum, yang adalah kendali seseorang atas panca inderanya. Faktanya, tanpa mengendalikan panca indera orang mustahil bisa berjaga-jaga secara efektif. Mungkin inilah maknanya di sini. Alkitab NIV menulis "menguasai diri" ketimbang "sadar."11
Ayat 7. "Tidur" dari ayat 6 adalah kiasan, tidur rohani, tapi di sini, Paulus beralih ke fakta sebenarnya di balik kiasan yang baru saja ia gunakan. Dalam ayat 7, ia sedang bicara tentang tidur harfiah dan mabuk dalam arti harfiah juga. Meski ada pengecualian, dua istilah ini umumnya dianggap sebagai kegiatan di malam hari (Kisah 2:15).
Secara harfiah, teks itu berbunyi "mereka yang mabuk, mequ¿w (methuō) di malam hari mabuk mequ¿skw (methuskō)." Menurut Robertson, "tidak ada perbedaan nyata dalam arti antara methuskō and methuō … kecuali bahwa methuskō … berarti mabuk."12
Ayat 8. Orang-orang siang sudah dijelaskan (lihat ay. 5), begitu juga dengan sadar (lihat ay. 6). Di sini Paulus menjelaskan bagaimana kita dapat menguasai diri: dengan mengenakan iman, kasih, dan pengharapan, tiga karunia agung orang Kristen (lihat 1:3;
1 Korintus 13:13). Iman, atau percaya kepada Allah bahkan ketika beberapa hal tam- paknya tidak berjalan benar, dan kasih (aÓga¿ph, agapē), keinginan yang kuat untuk menolong mereka yang butuh bantuan bahkan jika mereka mengejek Anda, menjadi semacam baju zirah, bagian defensif dari kiasan itu, senjata rohani yang membantu melindungi kita ketika Iblis mencoba "menggapai kita." Bagian lain persenjataan ini adalah pengharapan [atau ekspektasi kuat untuk mendapatkan] keselamatan. "Keselamatan" ini adalah keselamatan akhir dari dosa dan adopsi akhir sebagai anak-anak di sorga (bandingkan dengan Roma 8:22-25). F. F. Bruce mencatat adanya kesamaan antara "harapan keselamatan" di sini dan "harapan kebenaran" dalam Galatia 5:5.13
"Harapan keselamatan" ini membentuk bagian senjata defensif lain untuk kita, berupa ketopong untuk melindungi kepala kita. Sesungguhnya, ketika harapan sorga ini kuat di dalam dada kita maka kita bisa menangkis godaan terkuat yang Iblis lemparkan kepada kita. Dengan bersikap saleh, kita dapat dipersiapkan—sebagaimana seharusnya selalu terjadi pada prajurit yang baik—untuk hari Tuhan, sehingga hari itu tidak akan mendapatkan kita sedang tidak siap seperti yang mungkin terjadi pada kasus pencuri.
Bagian persenjataan orang Kristen yang Paulus sering sebut (Efesus 6:11-17) tidak selalu melambangkan sifat yang sama pada orang Kristen. Misalnya, dalam Efesus "baju zirah" adalah "kebenaran," sedangkan di sini itu adalah "iman dan kasih." Ini tidak berarti ada semacam kontradiksi. Misalnya, di dalam Kitab Suci dikatakan bahwa kita dilahirkan ke dalam keluarga Allah (Yohanes 3:5) dan diadopsi ke dalam keluarga itu (Roma 8:15; KJV). Meski dua gagasan ini akan bertentangan di ranah harfiah, namun mereka tidak bertentangan di ranah kiasan. Mereka semata-mata hanya menggambarkan pelbagai aspek yang berbeda dari keanakan kita.
Ayat 6 sampai 8 memiliki banyak kesamaan dengan Roma 13:11-14: 1 Tesalonika 5:6-8 ay. 6 —berjaga-jaga (secara rohani) ay. 8 —menguasai diri (sadar) ay. 8 —mengenakan senjata rohani Roma 13:11-14 ay. 11 —tetap berjaga-jaga (secara rohani) ay. 12 —buang perbuatan buruk (kegelapan) ay. 12 —mengenakan senjata (terang) ay. 13, 14 —bersikap sopan (tidak berontak)
Ayat 9. Saudara-saudara ini harus mengenakan tiga kebajikan agung Kristen yang disebutkan dalam ayat 8 untuk melindungi diri mereka dari "hari Tuhan" (ay. 2), karena Allah tidak menetapkan kita untuk [menanggung] murka. Rencana Allah tidak meminta kita untuk menanggung "murka"-Nya. "Murka" melambangkan penghukuman pada hari itu (1:10; Roma 2:5-11). Rencana Allah memang memanggil orang-orang yang tidak taat untuk menanggung murka, tetapi orang Kristen yang setia akan menerima keselamatan akhir dan adopsi sebagai anak-anak sorga (Roma 8:22-25). Hal ini dimungkinkan melalui Tuhan kita Yesus Kristus (lihat Efesus 1:7). Tanpa kematian-Nya di kayu salib, kita tidak akan punya kesempatan untuk diselamatkan.14
Ayat 10. Kita diselamatkan melalui Yesus, dan hal itu dimungkinkan karena Ia sudah mati untuk kita. Paulus dan saudara-saudara di Tesalonika termasuk "banyak" orang yang kepada siapa Yesus berkata bahwa darah-Nya harus "dicurahkan" (Matius 26:28). Sewaktu berada di Tesalonika, Paulus memberitakan bahwa "Kristus harus menderita" untuk keselamatan manusia (Kisah 17:3; lihat 1 Petrus 2:24). Ia menderita, kata Paulus, agar kita hidup bersama-sama dengan Dia. Artinya, Kristus menderita untuk melenyapkan dosa yang memisahkan kita dari Dia supaya kita bisa didamaikan dengan Dia (2 Korintus 5:18, 19) dan hidup bersama Dia selamanya (4:17). Bruce mencatat bahwa di sini "bentuk aorist zh¿swmen [zēsōmen, "kita boleh hidup"] menyiratkan bahwa kehidupan yang umat Kristus terima … adalah kehidupan kebangkitan yang akan dimasuki pada waktu parousianya."15Manfaat ini akan menjadi milik kita pada "hari Tuhan" entah kita berjaga-jaga, entah kita tidur ketika hari itu datang. "Berjaga-jaga" berarti hidup secara fisik, dan "tertidur" berarti mati secara fisik. Paulus tidak tahu apakah ia akan masih hidup pada kedatangan Kristus, dan ia benar-benar tidak peduli. Ia tahu bahwa yang mana saja keadaannya, ia dan semua orang Kristen akan berbagi pelbagai peristiwa mulia yang mengelilingi kedatangan-Nya. Jemaat Tesalonika tidak punya alasan untuk mencemaskan orang-orang yang mereka kasihi yang telah meninggal.
Ayat 11. Karena ini adalah fakta-fakta tentang kedatangan Kristus, Paulus berkata, Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain ["saling menyemangati satu sama lain" ; NEB] dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan. Mereka sudah melakukannya, tetapi Paulus ingin mereka melakukan aktivitas itu dengan lebih bersungguh-sungguh lagi (lihat 4:1). Kata Yunani yang diterjemahkan "membangun" adalah oi˙kodome÷w (oikodomeō) dan "berlaku secara tepat bagi hal-hal seperti membangun rumah, tetapi Paulus biasa menggunakannya secara kiasan, membangun orang Kristen dalam iman."16
Ini bukan kali pertama dalam surat ini Paulus menasihati saudara-saudara ini, dan dengan demikian secara tidak langsung menegur kita, untuk "hiburkanlah seorang akan yang lain" (lihat 4:18). Ini menekankan tanggung jawab Kristen kita terhadap satu sama lain. Ketika seorang saudara sedang jatuh, itu adalah masalah kita, juga, dan ketika kita kekurangan secara rohani, itu masalahnya juga. Setiap orang Kristen yang memahami dengan serius Firman Allah yang diilhamkan akan juga bertanggung jawab secara serius kepada saudaranya.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Kedatangan Kristus
Tanggal Penulisan: Sekitar 51 M
Latar Belakang
Tesalonika terletak sekitar seratus ...
Penulis : Paulus
Tema : Kedatangan Kristus
Tanggal Penulisan: Sekitar 51 M
Latar Belakang
Tesalonika terletak sekitar seratus enam puluh kilometer di sebelah barat daya Filipi; kota ini adalah ibu kota dan pelabuhan yang paling terkemuka dari Makedonia, sebuah propinsi Romawi. Di antara penduduk yang berjumlah sekitar 200.000 jiwa adalah masyarakat Yahudi yang kuat. Ketika Paulus mendirikan gereja Tesalonika pada perjalanan misionernya yang kedua, pelayanannya yang berhasil di wilayah itu dihentikan sebelum waktunya karena permusuhan kalangan Yahudi (Kis 17:1-9).
Karena terpaksa meninggalkan Tesalonika, Paulus pergi ke Berea di mana sekali lagi pelayanan singkat yang berhasil dihentikan oleh penganiayaan yang timbul karena orang Yahudi yang mengikuti dia dari Tesalonika (Kis 17:10-13). Kemudian Paulus pergi ke Atena (Kis 17:15-34), di mana Timotius bergabung dengannya. Paulus mengutus Timotius kembali ke Tesalonika untuk menyelidiki keadaan jemaat yang masih muda itu (1Tes 3:1-5) sedangkan Paulus pergi ke Korintus (Kis 18:1-17). Setelah menyelesaikan tugasnya, Timotius pergi ke Korintus untuk melaporkan pada Paulus mengenai gereja di Tesalonika (1Tes 3:6-8). Sebagai tanggapan atas laporan Timotius, Paulus menulis surat ini, mungkin tiga sampai enam bulan setelah gereja itu dimulai.
Tujuan
Karena Paulus terpaksa meninggalkan Tesalonika dengan tiba-tiba karena penganiayaan, orang yang baru bertobat itu hanya menerima sedikit pendidikan mengenai kehidupan Kristen. Ketika Paulus mengetahui dari Timotius mengenai keadaan mereka saat itu, dia menulis surat ini
- (1) untuk mengungkapkan sukacitanya tentang keteguhan iman dan ketekunan mereka di tengah-tengah penganiayaan,
- (2) untuk mengajar mereka lebih jauh tentang kekudusan dan kehidupan yang saleh, dan
- (3) untuk menerangkan beberapa kepercayaan, khususnya mengenai status orang percaya yang telah mati sebelum Kristus datang kembali.
Survai
Setelah memberi salam kepada jemaat itu (1Tes 1:1), Paulus dengan sukacita memuji jemaat Tesalonika atas semangat dan iman mereka yang tabah di tengah segala penderitaan (1Tes 1:2-10; 1Tes 2:13-16). Paulus menanggapi kecaman dengan mengingatkan mereka akan kemurnian motivasinya (1Tes 2:1-6), kesungguhan kasih dan perhatiannya terhadap mereka (1Tes 2:7-8,17-20; 1Tes 3:1-10), serta kelakuannya yang jujur di tengah mereka (1Tes 2:9-12).
Paulus menekankan perlunya dan pentingnya kekudusan dan kuasa dalam kehidupan Kristen. Orang percaya harus kudus (1Tes 3:13; 1Tes 4:1-8; 1Tes 5:23-24), dan Injil harus disertai kuasa dan penyataan Roh Kudus (1Tes 1:5). Paulus mendorong jemaat itu supaya jangan mereka memadamkan api Roh dengan meremehkan penyataan-Nya, khususnya nubuat (1Tes 5:19-20).
Tema yang menonjol adalah kedatangan Kristus untuk membebaskan umat-Nya dari murka Allah di atas muka bumi ini (1Tes 1:10; 1Tes 4:13-18; 1Tes 5:1-11). Rupanya beberapa anggota jemaat sudah meninggal sehingga menimbulkan kekhawatiran mengenai keikutsertaan mereka dalam keselamatan terakhir yang akan dinyatakan ketika Tuhan datang. Oleh karena itu, Paulus menerangkan rencana Allah bagi orang kudus yang sudah dipanggil pulang bila Kristus kembali bagi gereja-Nya (1Tes 4:13-18) dan menasihatkan mereka yang masih hidup tentang pentingnya kesiagaan ketika Kristus datang (1Tes 5:1-11). Paulus menutup surat ini dengan berdoa untuk kekudusan dan pemeliharaan mereka (1Tes 5:23-24).
Ciri-ciri Khas
Empat ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat ini adalah salah satu dari kitab-kitab PB yang pertama ditulis.
- (2) Itu berisi bagian-bagian penting mengenai orang-orang kudus yang sudah mati yang dibangkitkan oleh Allah ketika Kristus kembali untuk mengangkat gereja (1Tes 4:13-18) dan tentang "hari Tuhan" (1Tes 5:1-11).
- (3) Kelima pasal ini berisi petunjuk tentang kedatangan Kristus dan artinya bagi orang percaya (1Tes 1:10; 1Tes 2:19; 1Tes 3:13; 1Tes 4:13-18; 1Tes 5:1-11,23).
- (4) Surat ini memberikan wawasan yang unik
- (a) mengenai kehidupan gereja tahun 50-an yang belum dewasa tetapi penuh semangat dan
- (b) mengenai mutu pelayanan Paulus sebagai perintis pemberitaan Injil.
Full Life: 1 Tesalonika (Garis Besar) Garis Besar
Salam Kristen
(1Tes 1:1)
I. Terima Kasih Pribadi Paulus Karena Orang Tesalonika
(1Tes 1:2-3:13)
A....
Garis Besar
- Salam Kristen
(1Tes 1:1) - I. Terima Kasih Pribadi Paulus Karena Orang Tesalonika
(1Tes 1:2-3:13) - A. Bersukacita Tentang Hidup Baru Mereka di Dalam Kristus
(1Tes 1:2-10) - 1. Iman, Kasih, dan Pengharapan Mereka
(1Tes 1:2-3) - 2. Pertobatan Mereka yang Sejati
(1Tes 1:4-6) - 3. Teladan Baik Mereka kepada Orang Lain
(1Tes 1:7-10) - B. Mengenangkan Peranannya Dalam Hidup Mereka
(1Tes 2:1-3:8) - 1. Meninjau Kembali Pelayanannya
(1Tes 2:1-12) - 2. Mengingat Tanggapan Mereka
(1Tes 2:13-16) - 3. Memelihara Perhatiannya
(1Tes 2:17-3:8) - C. Mendoakan Kesempatan Kunjungan Kembali Serta Kemajuan Rohani
dan Kemantapan Mereka Dalam Kekudusan
(1Tes 3:9-13) - II. Pengarahan Praktis Paulus bagi Jemaat Tesalonika
(1Tes 4:1-5:22) - A. Mengenai Kekudusan Seksual
(1Tes 4:1-8) - B. Mengenai Kasih Persaudaraan
(1Tes 4:9-10) - C. Mengenai Kerja yang Jujur
(1Tes 4:11-12) - D. Mengenai Kedatangan Kristus
(1Tes 4:13-5:11) - 1. Keadaan Mereka yang Mati Dalam Kristus
(1Tes 4:13-18) - 2. Kesiagaan Mereka yang Hidup Dalam Kristus
(1Tes 5:1-11) - E. Mengenai Kehormatan bagi Pemimpin Rohani
(1Tes 5:12-13) - F. Mengenai Kehidupan Kristen
(1Tes 5:14-18) - G. Mengenai Pengenalan Rohani
(1Tes 5:19-22) - Penutup
(1Tes 5:23-28) - A. Doa untuk Pengudusan dan Pemeliharaan Mereka
(1Tes 5:23-24) - B. Permohonan Terakhir dan Berkat
(1Tes 5:25-28)
Matthew Henry: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab)
Tesalonika dulunya merupakan kota utama di wilayah Makedonia. Sekarang kota itu bernama Tesalonika, dan merupakan kota terpadat dan salah satu kot...
- Tesalonika dulunya merupakan kota utama di wilayah Makedonia. Sekarang kota itu bernama Tesalonika, dan merupakan kota terpadat dan salah satu kota terbaik untuk berdagang di Levant. Setelah maksudnya untuk mengunjungi wilayah-wilayah yang disebut provinsi-provinsi Asia terhalang, dan diarahkan secara luar biasa untuk memberitakan Injil di Makedonia (Kis. 16:9-10), Rasul Paulus dalam kepatuhannya terhadap panggilan Allah pergi dari Troas ke Samotrake, lalu dari sana ke Neapolis, dan dari situ ke Filipi. Di Filipi pelayanannya berhasil, tetapi ia menjumpai banyak kesulitan, karena di sana ia dilempar ke penjara bersama-sama dengan Silas, kawan sekerja dan seperjalanannya. Namun, mereka dilepaskan dari penjara secara menakjubkan, dan menghibur saudara-saudara di sana, dan setelah itu berangkat lagi dari sana. Setelah melewati Amfipolis dan Apolonia, mereka sampai di Tesalonika. Di sana Rasul Paulus menanam jemaat yang terdiri atas beberapa orang Yahudi yang percaya dan banyak orang bukan Yahudi yang sudah bertobat (Kis. 17:1-4). Tetapi karena ada kekacauan di kota itu yang ditimbulkan oleh orang-orang Yahudi yang tidak percaya, dan para penduduk setempat yang jahat dan rendah, maka demi keselamatan, Paulus dan Silas dilarikan saat malam hari ke Berea. Setelah itu Paulus diantar ke Atena, dengan meninggalkan Silas dan Timotius, tetapi memberi perintah agar mereka lekas-lekas menyusulnya. Setelah mereka berdua sampai, Timotius dikirim ke Tesalonika, untuk mencari tahu keadaan jemaat di sana dan meneguhkan iman mereka (1Tes. 3:2). Dan, setelah kembali kepada Paulus sewaktu ia tinggal di Atena, Timotius diutus lagi, bersama-sama dengan Silas, untuk mengunjungi jemaat-jemaat di Makedonia. Jadi Paulus, setelah ditinggal sendirian di Atena (1Tes. 3:1), pergi dari situ ke Korintus, di mana ia terus tinggal selama satu setengah tahun. Di sela-sela waktu itulah Silas dan Timotius kembali kepadanya dari Makedonia (Kis. 18:5). Lalu Rasul Paulus menulis surat ini kepada jemaat Kristus di Tesalonika, yang walaupun ditempatkan setelah surat-surat lain, dianggap merupakan surat yang pertama-tama ditulis Paulus, dan ditulis sekitar tahun 51 M. Maksud utama dari surat ini adalah untuk mengungkapkan betapa rasul ini bersyukur atas keberhasilannya memberitakan Injil di antara mereka, untuk meneguhkan iman mereka, dan mengajak mereka untuk berperilaku kudus.
Jerusalem: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) SURAT PERTAMA RASUL PAULUS KEPADA UMAT TESALONIKA
KATA PENGANTAR
Sebelum membatja surat ini baik batjalah dahulu Kis. Ras. 17:1-10, untuk
sekedar mend...
SURAT PERTAMA RASUL PAULUS KEPADA UMAT TESALONIKA
KATA PENGANTAR
Sebelum membatja surat ini baik batjalah dahulu Kis. Ras. 17:1-10, untuk sekedar mendapat gambaran latar-belakang surat ini. Dizaman Paulus, Tesalonika adalah ibu kota propinsi Romawi Masedorna. Berkat letaknja pada teluk Termai, jang djayh masuk kedarat dan sebab itu merupakan pelabuhan jang teduh sekali, lagi letaknja disebelah darat pada djalan raja "Via Egnasia", jang menghubungkan Timur dengan Eropa Barat, kota itu mendjadi kota perniagaan jang ramai dan makmur. Penduduknja sebagian terbesar orang Junani. Golongan Jahudi disitu rupanja amat besar djuga. Diantara mereka Paulus berhasil sedikit sadja. Hanja "beberapa" orang jang bertobat, sedangkan orang Junani jang bertobat djumlahnja sangat besar. Hal ini menimbulkan dengki dan bentji orang Jahudi, sampai mereka membangkitka pergolakan jang amat hebat diantara rakjat djelata, sehingga pemerintah taku terdjadi pemberontakan, dan Paulus dipaksa meninggalkan kota.
Paulus lalu pergi ke Berea, suatu kota jang 55 km djaraknja dari Tesalonika. Disitu sikap orang Jahudi terhadap Paulus dan Indjil baik sekali, sehingga banjak orang bertobat. Hasil Paulus diantara penduduk-penduduk lain, chususnja diantara orang-orang terkemuka lumajan djuga. Tetapi sesudah hal ini kedengaran oleh orang Jahudi di Tesalonika, mereka segera datang dan mengasut rakjat kota ini djuga dan berhasil mengadakan hiru-hara jang akibatnja Paulus diusir. Paulus lalu meninggalkan Silas dan Timoteus di Masedonia dan sendiri pergi ke Atena. la diantar beberapa orang Masedonia. Setiba di Atena mereka pulang dengan membawa pesan Paulus, supaja Silas dan Timoteus datang ke Atena. Mereka datang dan rupanja membawa kabar tentang umat-umat di Masedonia jang sangat mentjemaskan, chususnja tentang umat di Tesalonika. Paulus segera menjuruh Timoteus kembali kesitu untuk mengadjar dan meneguhkan iman umat, jang memang banjak mengalami gangguan karena agamanja.
Rupanja Timoteus tinggal agak lama disitu, kemudian pergi bersama dengan Silas membantu Paulus di Korintus.
Kabar jang dibawa Timoteus dalam keseluruhannja sangat menggembirakan, seperti njata sekali dalam suasana mereka jang meliputi seluruh surat irn. Tetapi ada masih kekurangan dilapangan kesusilaan djuga, lagi persoalan- persoalan jang menggelisahkan tentang kebangkitan orang mati dan kedatangan Kristus pada achir zaman. Rupanja mereka kurang atau salah mengerti pengadjaran Paulus tentang kedua. adjaran itu. Tentu sadja pengadjaran Paulus mengenai hal itu belum lengkap djuga, sebab ia tiba-tiba terpaksa memutuskan pengadjarannja. Mereka tentu mengharapkan keterangan resmi dari Paulus sendiri. Hal ini dan berita Timoteus jang lain mendjadi alasan bagi Paulus untuk segera menulis surat jang pertama kepada umat Tesalonika ini.
Surat ini pula adalah jang pertama dari segala surat Paulus jang diturunkan kepada kita, ditulis di Korintus dalam tahun 51 atau 52.
TFTWMS: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Sebagai Anak-Anak Terang (1 Tes 5:4-11)
Karena Yesus akan datang seperti pencuri di malam hari, lalu bagaimanakah seharusnya kita hidup? Paulus denga...
Sebagai Anak-Anak Terang (1 Tes 5:4-11)
Karena Yesus akan datang seperti pencuri di malam hari, lalu bagaimanakah seharusnya kita hidup? Paulus dengan tepat mengungkapkan dua sifat karakter orang Kristen.
Kita harus berjaga-jaga. Kita tidak hidup dalam kegelapan, di mana tidak menyadari bahwa Yesus bisa datang lagi. Kita mengetahui kebenaran tentang kedatangan-Nya, sehingga kita berjalan dalam pengetahuan tentang kebenaran ini. Paulus mengatakan bahwa kita adalah "anak-anak terang" karena kita hidup dalam kebenaran dan ditandai oleh terang. Ia mengatakan bahwa kita adalah "anak-anak siang" karena kita menjalani hidup kita dengan menantikan hari Tuhan. Kita tahu hari itu akan datang, dan kita hidup dalam keadaan siap siaga untuk hari itu.
Kita harus sadar. Kita harus jangan tertidur, tapi terjaga dan waspada terhadap apa yang bisa terjadi kapan saja. Beberapa orang, katanya, adalah seperti orang mabuk di malam hari. Mereka tidak serius terhadap kehidupan dan tidak menyadari pelbagai kemungkinan. Orang Kristen menikmati hidup, tapi ia memiliki kesadaran. Ia tahu bahwa setiap saat ia bisa melihat akhir segala sesuatu.
Setiap orang Kristen di setiap zaman harus hidup seolah-olah Yesus bisa datang kapan saja. Kita harus berjaga-jaga dan sadar.
Eddie Cloer
TFTWMS: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Hidup Dengan Sadar (1 Tes 5:8-11)
Paulus berkata bahwa jemaat Tesalonika adalah anak-anak terang dan tidak akan terkejut. Ia menyuruh mereka untuk wa...
Hidup Dengan Sadar (1 Tes 5:8-11)
Paulus berkata bahwa jemaat Tesalonika adalah anak-anak terang dan tidak akan terkejut. Ia menyuruh mereka untuk waspada dan sadar. Namun begitu, keadaan sadar mengandung pelbagai tanggung jawab tertentu. Bagaimanakah orang sadar menjalani hidupnya?
Baju zirah iman dan kasih. Orang Kristen adalah prajurit, dan ia harus mengenakan senjata. Ia memutuskan untuk mengenakan iman dan kasih, yang akan menjaga hatinya dan menjaga dia tetap siap-siaga.
Ketopong harapan. Ia tahu bahwa ia diselamatkan oleh ketaatannya kepada injil dan pembasuhannya melalui darah Yesus. Keselamatan bagi dia merupakan fakta masa kini dan harapan masa depan. Ia diselamatkan dari dosa-dosa masa lalu, ia tetap selamat dengan hidup dalam terang, dan ia mengharapkan hidup kekal di sorga.
Kata berisi nasihat. Paulus berkata bahwa mereka harus saling menasihati untuk setia kepada Kristus, saling membangun atau memajukan, dan hidup bersama sebagai saudara.
Apakah kita tertidur atau terjaga, kita akan bersama-sama. Pernyataan ini adalah acuan kepada kematian kita dalam Kristus sebelum Ia datang lagi atau hidup di bumi ketika Ia datang kembali (ay. 9, 10). Apakah kita hidup atau mati, katanya, kita akan bersama-sama. Orang Kristen akan bersama-sama dalam kehidupan ini dan dalam kehidupan yang akan datang.
Kesadaran mengarah kepada tiga arah yang berbeda: kepada Tuhan, kepada saudara-saudara, dan kepada masa depan. Kita punya tanggung jawab yang sungguh-sungguh kepada Tuhan kita, umat Tuhan kita, dan kedatangan Tuhan kita.
Eddie Cloer
TFTWMS: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) PENERAPAN(1 Tes 5:1-11)
Dalam pasal ini, Paulus melanjutkan penerapan praktis ajaran yang bersifat doktrin yang telah ia sajikan di bagian awal surat...
PENERAPAN(1 Tes 5:1-11)
Dalam pasal ini, Paulus melanjutkan penerapan praktis ajaran yang bersifat doktrin yang telah ia sajikan di bagian awal surat itu.
Dalam paragraf terakhir pasal 4, Paulus telah menekankan bahwa orang yang mati dalam Kristus tidak akan ditinggalkan ketika Yesus datang kembali. Oleh karena itu, di bagian awal pasal ini, ia melanjutkan untuk membahas waktu kedatangan-Nya dan pelbagai implikasi yang kedatangan ini akan miliki pada kehidupan orang Kristen.
TFTWMS: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Hari Tuhan (1 Tes 5:1-11)
Gereja abad pertama sangat banyak berfokus pada kedatangan kembali Kristus. Mereka memiliki fokus ini karena para rasul tel...
Hari Tuhan (1 Tes 5:1-11)
Gereja abad pertama sangat banyak berfokus pada kedatangan kembali Kristus. Mereka memiliki fokus ini karena para rasul telah mengajar mereka soal itu. Lagu Elbert Bailey "Berjaga-jaga dan Berdoalah" mencerminkan semangat ini:
Berjaga-jaga dan berdoalah, karena Tuhan akan datang, Suatu hari nanti dalam awan-awan Ia datang; Dalam air penyucian jubahmu basuhlah, Berjaga-jaga, oh, berjaga-jaga dan berdoalah.
…………………………
Hai jiwa, peringatan sang Juruselamat perhatikanlah, Dan firman-Nya yang berbahagia taatilah, Bersiaplah, ketika Ia datang, untuk menyongsong Dia, Berjaga-jaga, oh, berjaga-jaga dan berdoalah.17
Paulus mengajarkan saudara-saudara di Tesalonika untuk memiliki pandangan ini. Dalam 1 Tesalonika 4:13-18, ia mengajarkan bahwa orang-orang kekasih mereka yang sudah meninggal tidak akan melewatkan kedatangan Kristus yang kedua. Dalam 5:1-11, Paulus menunjukkan kepedulian yang lebih tentang memiliki pemahaman yang tepat mengenai kedatangan Kristus.
Dalam ayat-ayat ini, Paulus bicara tentang "zaman" dan "masa." "Zaman" mengacu kepada jangka waktu yang tidak terbatas atau periode yang diperpanjang.
"Masa" mengacu kepada periode tertentu atau khusus. Paulus menulis, "Kamu tidak butuh apapun untuk dituliskan kepadamu [tentang hal-hal seperti itu]"(ay. 1; NASB). Ini sejalan dengan kata-kata Yesus dalam Kisah 1:7: "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya." Jelasnya, beberapa orang menekankan lebih banyak rincian tentang kapan Kristus akan datang kembali.18Paulus tidak memberi jemaat Tesalonika informasi yang sangat ingin mereka ketahui, tetapi ia memang memberi apa yang mereka butuhkan. Hal apakah yang ia ajarkan tentang "hari Tuhan" yang agung, bersejarah?
Hari itu akan datang "seperti pencuri." Paulus menulis, "Karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam" (ay. 2). Ia menggunakan kata-kata "tahu benar-benar" karena Paulus telah mengajarkan hal ini ketika ia tinggal bersama gereja itu.
Gambaran "pencuri di malam hari" adalah penting. Pada malam hari lebih mudah menyembunyikan gerakan seseorang, dengan demikian mengejutkan korbannya. Seorang pencuri tidak mengumumkan kedatangannya. Ia menyelinap secara diam-diam sehingga tidak ada orang yang bisa mengambil senjata atau memanggil polisi. Ia menodong korbannya dengan pistol sambil mengambili barang-barangnya yang paling berharga.
Kristus jangan dibandingkan dengan pencuri dalam hal ingin menyakiti. Sebaliknya, perbandingan ini untuk menekankan sifat ketidakterdugaan dan kemendadakan. Ia akan datang dengan "tiba-tiba," ketika tidak seorang pun, "bahkan tidak juga malaikat-malaikat sorga" mengantisipasinya (ay. 3; Matius 24:36; 2 Petrus 3:10).
Hari itu adalah peristiwa penting bagi semua orang. Kedatangan kembali Yesus akan mempengaruhi semua orang. Mereka yang tidak siap untuk hari itu akan terkejut dengan hati resah. Dalam ayat 3, Paulus menulis bahwa orang-orang seperti itu akan mengatakan (atau mengharapkan), "Damai dan aman!" Pada tahun 1975, ketika saya harus berkhotbah tentang kedatangan Kristus yang kedua di Catania, Sisilia, saudara-saudara di sana berkendara menyusuri jalan-jalan dengan pengeras suara, "Kapankah Kristus akan datang?" Sering kali, jawaban dari pejalan kaki adalah "Tidak akan datang kembali!" Mereka percaya mereka aman .
Orang-orang seperti itu adalah orang-orang "malam" dan "kegelapan" yang tidak siap (ay. 5), hidup dalam dosa, dalam kegelapan rohani. Mereka adalah orang-orang yang "tidur" secara rohani (ay. 6) dan tidak menyadari kenyataan. Mereka adalah orang-orang yang melakukan hal-hal jahat yang biasanya dianggap sebagai kegiatan malam hari.
Kenyataannya adalah bahwa "kebinasaan" ada di atas mereka. "Maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan"(ay. 3). Ini tidak berarti pemusnahan, namun keberadaan yang berkelanjutan dalam keadaan hancur. Ini adalah kebinasaan neraka.
Kebinasaan akan datang tiba-tiba, "seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin" (ay. 3). Jadi itu akan terjadi seperti kebinasaan telah terjadi sebelumnya dalam sejarah manusia. Pertimbangkanlah manusia di zaman Nuh. Orang yang tidak siap mengira mereka sudah aman, tapi ketika tiba-tiba mulai hujan, Allah menutup bahtera (1 Petrus 3:20). Jatuhnya Babel ke tangan Persia terjadi tiba-tiba pada 538 S. M. Persia datang secara diam-diam di malam hari melalui pintu-pintu air sungai ketika penduduk Babel sedang tidur.19Kedatangan Kristus akan terjadi tiba-tiba seperti ini bagi mereka yang tidak siap.
Meski Yesus akan datang kembali seperti pencuri di malam hari, orang Kristen seharusnya jangan tidak siap bagi kedatangan-Nya. "Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri" (ay. 4). Orang Kristen "tidak dalam kegelapan." Mereka telah memutuskan untuk mengikut Yesus, yang berkata, "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan" (Yohanes 8:12). Kristus telah "melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan-[Nya]" (Kolose 1:13). Apakah ini berarti kita akan mengetahui hari atau saat kedatangan-Nya? Tidak. Tidak satu orang pun tahu tetapi Allah tahu (Matius 24:36; Markus 13:32). Itu juga tidak berarti bahwa kita akan mengantisipasi Dia pada hari Ia datang.
Beberapa orang akan berada "di ladang" sedang bekerja (Matius 24:39-41).
Bagaimanapun, itu berarti kedatangan Yesus akan menjadi kejutan yang menyukakan kita. Orang Kristen yang setia akan siap secara rohani. Orang Kristen yang setia adalah "anak-anak terang" (ay. 5). Orang Kristen yang setia akan didapatkan "hidup di dalam terang … beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan [mereka] dari pada segala dosa" (1 Yohanes 1:7). Orang yang benar-benar siap akan berkata "Maranatha!" yang artinya "ya Tuhan, datanglah!" (1 Korintus 16:22).
Orang Kristen harus melakukan persiapan lebih lanjut untuk hari itu. Paulus berkata, "Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain" (ay. 6a). Artinya, janganlah kita secara rohani "lelah," tidak dapat membedakan bahaya. Jika seorang Kristen membiarkan dirinya tertidur, ia harus bangun! Dalam Roma 13:11, Paulus menulis, "Hal ini harus kamu lakukan, karena kamu mengetahui keadaan waktu sekarang, yaitu bahwa saatnya telah tiba bagi kamu untuk bangun dari tidur. Sebab sekarang keselamatan sudah lebih dekat bagi kita dari pada waktu kita menjadi percaya."
Paulus menasihati, "[Marilah kita] berjaga-jaga dan sadar" (ay. 6b). Ini adalah kebalikan dari keadaan lelah. Sikap itu melibatkan tekad untuk tetap terjaga karena adanya bahaya dari jatuh tertidur. Itu seperti "orang pagi hari," yang bangun dengan mudah dan dengan cepat mengendalikan secara penuh panca inderanya. Kita bisa menjaga diri kita tetap waspada dengan membaca Alkitab dan berdoa.
Orang Kristen harus siap dengan mengenakan perlengkapan senjata Allah, yang terdiri dari iman, pengharapan, dan kasih (ay. 8). Pertama, Paulus menyebut "berbajuzirahkan iman dan kasih." "Iman" pastinya kepada Allah, khususnya pada waktu pencobaan dan kesulitan (lihat Yakobus 1:1-4). "Kasih" adalah keinginan yang kuat untuk melakukan apa yang baik kepada sesama bahkan ketika mereka berniat jahat kepada kita. Iman dan kasih membentuk "baju zirah" yang melindungi kita ketika Iblis mencoba untuk melukai kita.
Berikutnya, Paulus menyebut "berketopongkan pengharapan keselamatan." Harapan adalah antisipasi untuk mendapatkan sesuatu. Harapan kita adalah memiliki "keselamatan," rekonsiliasi akhir dengan Allah dalam rumah sorgawi. Ini adalah bagian persenjataan yang melindungi kepala. Ketika kita menyimpan sorga dalam pikiran kita, kita akan mengingat harapan kita ketika Iblis menyerang kita dengan pelbagai pencobaan.
Persenjataan Allah akan membantu kita untuk siap bagi kedatangan Kristus. Kita tidak akan menunggu bersama-sama di puncak gunung dengan memakai jubah putih, tapi kita akan hidup bagi Dia dengan iman yang kuat di dalam hati kita:
Prajurit Kristus, bangkitlah Dan persenjataanmu kenakanlah;
Kuat dalam kekuatan yang Allah berikan, Melalui Anak-Nya yang kekasih.20
Orang Kristen akan menyadari nasib mereka pada kedatangan Kristus yang kedua. Paulus berkata, "Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita" (ay. 9). Tersirat di sini adalah bahwa orang yang tidak setia ditetapkan tertimpa murka. "Ditetapkan" berarti Allah telah memisahkan mereka untuk hal seperti itu dalam rencana-Nya. "Murka" adalah emosi yang kuat terhadap sesuatu. Ini adalah reaksi Allah terhadap, atau perasaan Allah tentang, dosa. Dalam ayat ini "murka" melambangkan hukuman yang akan dijatuhkan kepada orang durhaka, yaitu, "hukuman kebinasaan selama-lamanya" (2 Tesalonika 1:9). Kebenarannya adalah bahwa Allah tidak ingin siapa saja dihukum (2 Petrus 3:9), itulah sebabnya Ia telah menyediakan jalan keluar. Umat Kristen adalah kaum yang memilih jalan keluar.
Orang Kristen "ditetapkan" kepada "keselamatan melalui Tuhan kita." Yesus adalah "jalan …. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui [Dia]" (Yohanes 14:6). Allah telah "menetapkan" kita untuk memiliki "keselamatan," atau rekonsiliasi dengan Dia di sorga. Ia telah melakukan ini sehingga "kita hidup bersama-sama dengan Dia" (ay. 10). Kita yang setia akan masuk sorga. Baik dalam keadaan hidup atau mati ketika Kristus datang kembali, semua orang beriman akan bertemu di sana.
"Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain" (ay. 11). Nasihatilah satu sama lain dengan ajaran tentang tujuan kita atau keselamatan kita ini. Jemaat Tesalonika sudah melakukan hal ini (ay. 11b), tapi Paulus meminta mereka untuk melakukannya dengan lebih sungguh-sungguh lagi. Kita harus menasihati satu sama lain tentang masa depan kita yang sangat menakjubkan. Allah akan membantu kita untuk menjadi dan tetap setia.
Earl Edwards
Kehidupan Sejati
Dimanakah kehidupan? Dimanakah kehidupan sejati?
Bukan dalam ketidakpercayaan— Voltaire adalah orang kafir yang paling terkenal. Ia menulis: "Saya berharap saya tidak pernah dilahirkan."
Bukan dalam kesenangan— Lord Byron hidup dalam kesenangan, jika siapa saja pernah merasakannya. Ia menulis: "Yang saya miliki adalah cacing, kanker, dan kesedihan."
Bukan dalam uang— Jay Gould, jutawan Amerika, punya banyak uang. Ketika sekarat ia berkata: "Saya pikir sayalah orang yang paling sengsara di bumi."
Bukan dalam jabatan dan ketenaran— Lord Beaconsfield menikmati lebih banyak kedua hal itu. Ia menulis: "Masa muda adalah kesalahan; masa dewasa, perjuangan; masa tua, penyesalan."
Bukan dalam kegagahan militer— Alexander yang Agung menaklukkan dunia yang dikenal pada zamannya. Setelah melakukannya, ia menangis di tendanya, karena, katanya, "Tidak ada lagi dunia untuk ditaklukkan."
Lalu, dimanakah kebahagiaan ditemukan? Jawabannya sederhana: Dalam Kristus saja. Ia berkata, "Aku akan menjumpaimu lagi, dan hatimu akan bersukacita, dan tidak seorang pun dapat mengambil sukacitamu dari kamu."
"Hidup bersama Kristus adalah harapan tanpa akhir; tanpa Dia hidup adalah akhir tanpa harapan."21
Jika Yesus datang hari ini, akan bagaimanakah jadinya bagi kita? Akankah kita memiliki harapan tanpa akhir atau akhir tanpa harapan?
Earl Edwards
TFTWMS: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Hari Atas Segala Hari (1 Tes 5:1-11)
Kedatangan kembali Yesus memberikan harapan bagi orang Kristen yang setia. Karena kedatangan itu memberikan hara...
Hari Atas Segala Hari (1 Tes 5:1-11)
Kedatangan kembali Yesus memberikan harapan bagi orang Kristen yang setia. Karena kedatangan itu memberikan harapan bagi masa depan, kedatangan itu juga memberikan kedamaian dan penghiburan pada masa kini.
Seraya kita mengantisipasi kedatangan Yesus, kita harus hidup dalam persiapan untuk menyambut hari yang mulia itu. Bagian pertama 1 Tesalonika 5 bicara tentang masalah ini. Pembahasan tentang kedatangan kembali Yesus ini dicantumkan di sini untuk membesarkan hati umat Kristen di Tesalonika, bukan karena mereka tidak tahu bahwa Yesus akan datang kembali atau karena mereka sedang menjalani kehidupan yang jahat dan tidak siap bagi kedatangan-Nya kembali. Bagian ini berawal dengan, "Kamu tidak butuh apa saja untuk dituliskan kepadamu" (5:1b;NASB) dan berakhir dengan "seperti yang memang kamu lakukan" (5:11c), menunjukkan bahwa mereka benar-benar mengetahui tentang hal kedatangan Yesus dan sedang menjalani kehidupan yang baik. Paulus sedang mendorong jemaat Tesalonika untuk tumbuh menuju kehidupan yang bahkan lebih efektif lagi, yang didasarkan pada apa yang mereka sedang lakukan.
Semakin banyak kita memahami fakta tentang kedatangan kembali Yesus, semakin baik kita dapat menggunakan hidup kita secara bijaksana dan bersiap diri bagi kedatangan-Nya. Akan seperti apakah kedatangan-Nya, dan bagaimanakah kita bisa mempersiapkan diri?
Bersiap Diri Bagi Kedatangan-Nya Kembali (5:1-3). Paulus sudah bicara tentang kepastian kedatangan Yesus (5:1). Ia juga sudah menyinggung tentang ketidakpastian waktu kedatangan itu. Kedua pesan ini sudah diterima oleh umat Kristen Tesalonika yang masih muda ini.
Kadang-kadang kita sebagai guru mengira bahwa setelah mengajarkan suatu hal berarti pengajaran lanjutannya tidak penting. Pesan ini tidak membosankan; itu adalah pesan yang Allah ingin untuk diulang. Pesan itu akan menolong jemaat itu bertumbuh dan menjadi dewasa.
Apakah pesannya? Itu tentang kedatangan Tuhan yang akan terjadi secara tiba-tiba dan tak disangka-sangka, seperti pencuri yang datang di malam hari (5:2). Beberapa pemimpin agama yang telah mencoba meramalkan waktu kedatangan Yesus belum mau menerima nas ini. Pengakuan mereka itu hanya spekulasi kosong. Orang-orang yang mempercayai pengakuan seperti itu adalah orang yang beriman kepada manusia, bukan kepada Firman Allah. Sudah pasti mereka itu nantinya akan kecewa. Sebaliknya, para pemimpin ini, seperti Paulus, mempercayai pesan Allah tentang kepastian kedatangan Yesus dan ketidakpastian waktu kedatangan-Nya.
Ketika orang-orang Tesalonika itu menjadi Kristen, mereka tahu bahwa Yesus akan menyelamatkan mereka. Mereka tahu bahwa mereka akan berada di bawah kasih karunia Allah sehingga terhindar dari pelbagai akibat dosa mereka (lihat 1:10). Banyak orang lain menyatakan bahwa Yesus tidak akan datang kembali dan mereka tidak akan diminta bertanggung jawab atas dosa-dosa mereka. Mereka mengira bahwa tak ada satu hal pun yang dapat mengancam keamanan jiwa mereka. Kedatangan Yesus akan mendatangkan hukuman dan kebinasaan bagi orang-orang yang tidak percaya. Seperti perempuan hamil yang ditimpa sakit bersalin, kebinasaan itu akan datang secara tiba-tiba (5:3). Yesus akan datang untuk membawa mereka yang sudah beriman kepada Dia. Mereka yang tanpa iman akan menghadapi pelbagai akibat dosa mereka.
Penyebutan kedatangan Yesus yang tiba-tiba tidak dimaksudkan untuk membuat takut kelompok Kristen ini agar mereka taat. Mereka sudah mengetahui dengan baik kebenaran hal ini. Pesan ini untuk meyakinkan mereka kembali tentang pelbagai manfaat dalam berada di sisi Allah dan membiarkan Yesus mengurus masalah rohani mereka. Sementara itu, mereka akan dapat menjalani kehidupan yang Yesus inginkan.
Yakinkah kita terhadap kepastian kedatangan Yesus? Sadarkah kita bahwa kedatangan-Nya itu bisa terjadi kapan saja? Apakah kita selalu mengingat hal ini dalam kehidupan sehari-hari kita? Sungguh akan baik adanya untuk mengingatkan diri kita setiap minggu dan bahkan setiap hari tentang kebenaran mulia ini!
Jadilah Anak-Anak Terang! (5:4-7). Di dalam Perjanjian Baru, terang dan siang sering dikaitkan dengan Allah; kegelapan dan malam hari sering dikaitkan dengan Iblis. Kita diberitahu bahwa "Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan" (1 Yohanes 1:5b). Yesus disebut "terang dunia" (Yohanes 8:12). Orang-orang yang mengikut Allah disebut sebagai "anak-anak terang" (Efesus 5:8). Sebaliknya, Iblis memiliki "kuasa kegelapan" (Kolose 1:13), dan orang yang mengikut dia "berjalan dalam kegelapan" (Yohanes 12:35).
Pelbagai ungkapan ini menekankan perbedaan antara sifat Allah dan sifat Iblis. Firman Allah adalah selalu kebenaran (Yohanes 17:17), namun Iblis adalah pendusta dan bapak kebohongan (Yohanes 8:44). Surat ini mengingatkan kita sebagai orang Kristen bahwa karena Allah sudah mengadopsi kita sebagai anak, maka kita adalah "anak-anak terang dan anak-anak siang" (5:5a).
Sebagaimana ada perbedaan antara Allah dan Iblis, maka tentunya harus ada perbedaan antara mereka yang berada di sisi Allah dan mereka yang berada di sisi Iblis (5:5b-7). Jika kita benar-benar murid sejati Bapa kita di sorga, maka kita akan terlihat seperti Dia. Bagaimanakah kita bisa terlihat seperti Bapa kita? Dalam prilaku kita! Prilaku ini digambarkan sebagai "berjaga-jaga dan sadar" (ay. 6b). Sikap tak bertanggung jawab atau pikiran beracun akan mempersulit kita untuk membuat pilihan-pilihan yang benar dalam bagaimana berperilaku.
Di Tesalonika mereka yang sudah menjadi orang Kristen yang sedang dianiaya oleh karena iman mereka. Iblis sedang menggunakan segala cara yang bisa ia lakukan untuk membelokkan mereka dari mengikut Allah. Betapa mudah tentunya membujuk seseorang untuk bergabung dalam penyembahan berhala atau menyembah beberapa ilah palsu jika pikiran orang itu tidak berjaga-jaga dan tidak memegang kendali penuh akal sehatnya! Betapa mudah tentunya bagi seseorang untuk ambil bagian dalam kemesuman dan kejahatan ketika orang-orang di sekitarnya meminta dia bergabung dengan mereka dalam gaya hidup ini! Kembali lagi ke cara hidup yang lama tentunya akan mudah dan diterima baik.
Orang-orang Kristen itu butuh pikiran yang berjaga-jaga untuk melawan banyaknya godaan yang ada di sekitar mereka, untuk bersikap hati-hati agar setiap kata dan tindakan mereka menghormati Allah sejati. Mereka itu beda, dan orang-orang menganiaya mereka oleh karena perbedaan itu; namun dengan begitu mereka menunjukkan anak siapakah mereka itu—anak Allah.
Bagaimana dengan kita? Apakah kita berjaga-jaga dan mengendalikan diri kita, atau apakah kita ini mudah dibujuk untuk menjudikan uang kita, menyebut nama Allah dengan sembarangan, atau menyurangi pekerja kita sebab orang lain juga melakukan hal yang sama? Kita akan terlihat beda jika kita memilih untuk tidak melibatkan diri kita dalam pelbagai perbuatan Iblis yang penuh pemborosan dan merusak yang memikat begitu banyak orang. Kita akan terlihat beda jika kita menolak narkoba atau alkohol sebab kita mau berjaga-jaga dan secara penuh mengendalikan pikiran sehat kita. Kita akan terlihat beda jika kita memilih untuk tidak memasuki tempat-tempat yang akan melemahkan pengaruh kita atau memberi teladan yang buruk. Kita akan menjadi perhatian orang jika kita hidup sebagai anak-anak siang dalam dunia kegelapan. Sebagaimana umat Kristen di Filipi diberitahu untuk membuktikan diri mereka, "… tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia" (2:15).
Orang-orang Kristen pada masa itu ditantang, seperti juga kita di masa kini, untuk menjadi seperti Allah, untuk hidup seperti Yesus hidup, untuk menjadi "peniru Allah, seperti anak-anak yang kekasih" (Efesus 5:1; NASB). Apakah kita terlihat seperti Bapa kita di sorga? Dapatkah orang melihat kita dan berkata, "Prilakunya itu seperti Bapa sorgawinya"? Itu akan menjadi pujian yang paling hebat!
Kenakanlah Persenjataan Allah! (5:8-10). Bagaimanakah jemaat Tesalonika itu dapat menyiapkan diri mereka untuk hidup dengan cara ini? Bagaimanakah mereka bisa tetap berjaga-jaga dan siap menghadapi tantangan Iblis? Dengan menggunakan seluruh sumber daya Allah. Menjadi seperti Allah tidak terjadi secara alami. Mereka tidak bisa mengikut Allah dengan mengikuti naluri mereka. Mereka tidak dapat menjadi anak-anak Allah dengan memuaskan pelbagai nafsu mereka. Mereka harus menggunakan senjata Allah, "berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan" (5:8b). Tujuan utama Allah bagi mereka adalah keselamatan mereka, dan tujuan ini harus menjadi tujuan utama mereka juga. Allah akan menolong mereka.
Allah menginginkan keselamatan kita juga, dan Ia akan memperlengkapi kita untuk menghadapai pelbagai ancaman dari kerajaan kegelapan. Senjata apakah yang Allah ingin kita gunakan? Iman, kasih, dan pengharapan.
Ketika kita mempercayai Allah, mengasihi Dia dan saudara-saudara rohani kita, dan bersandar pada Dia untuk keselamatan kekal kita, maka kita bercahaya seperti terang dalam dunia yang gelap. Kita menolak kerajaan kegelapan dan rajanya—Iblis. Sebagaimana anak-anak mengasihi, mempercayai, dan bergantung pada orang tua mereka bagi keselamatan mereka, kita juga harus meletakkan hidup kita dalam tangan Allah. Percayalah kepada Dia, "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu" (1Petrus 5:7).
Saling Tolong-Menolong! (5:11). Karena Allah adalah Bapa kita, maka kita ini bersaudara dan bersaudari; kita adalah keluarga Allah. Menolong keluarga kita adalah peranan penting kita sebagai anggota gereja.
Allah sudah memberi kita arahan tentang cara menolong saudara dan saudari rohani kita: "nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu…" (5:11). Apakah itu tujuan kita? Dapatkah kita melihat saudara dan saudari kita dan berkata dalam hati, "Aku sedang berusaha menasihati orang ini agar ia bertumbuh"? Dapatkah kita berkata kepada mereka, secara pribadi dan dengan keyakinan kuat, "Aku sedang berusaha menasihati kamu supaya kamu dapat bertumbuh"? Dapatkah seorang teman Kristen berkata tentang salah seorang dari kita, "Orang itu adalah saudaraku atau saudariku yang sedang menasihatiku sehingga aku akan bertumbuh."
Dalam kerajaan terang yang dikelilingi oleh kegelapan, Allah ingin orang-orang Kristen ini terus-menerus diingatkan bahwa mereka bukan hanya bagian dari kerajaan Allah, tetapi bagian dari keluarga Allah. Dengan cara yang lebih baik bagaimanakah kita dapat diingatkan tentang hal ini selain dengan memiliki jemaat yang penuh dengan saudara dan saudari yang rela menolong kita, mendukung kita, mendorong kita, bersimpati dengan kita, mengingatkan kita, dan mengasihi kita?
Sebagai orang Kristen, kita harus jangan punya perasaan kesepian, jangan ada perasaan ditinggalkan, jangan ada pikiran bahwa orang lain tidak memperhatikan kita atau kita tidak bisa sejalan dengan mereka. Sesama teman Kristen kita punya peranan untuk memberi kita dukungan yang terus-menerus—bukan hanya agar kita bisa bertahan hidup, tetapi agar kita bisa dibangun dan dikuatkan, agar kita bisa bertumbuh dan menjadi dewasa.
Mengapakah hal ini tidak selalu terjadi di dalam gereja? Mungkin kita belum pernah diajarkan tentang pentingnya pertolongan ini. Mungkin kita sudah pernah diajarkan namun belum meresapi ajaran itu ke dalam hati kita. Mungkin kita pernah dibuat malu waktu mencari atau menawarkan pertolongan itu.
Melakukan apa yang Allah inginkan dalam hal ini sepatutnya harus menjadi kepedulian setiap orang Kristen, setiap keluarga, setiap gereja, setiap penatua, setiap pengkhotbah, setiap guru. Allah ingin setiap orang dalam keluarga-Nya menolong dan ditolong dengan hidup dengan cara ini. Bantuan ini ini akan mempersiapkan kita bagi kedatangan Kristus!
Kesimpulan. Kedatangan kembali Yesus akan menjadi puncak kehidupan ini dan awal kehidupan yang bahkan lebih baik bagi setiap orang Kristen yang setia. Berbagi berita tentang kedatangan kembali itu dan awal barunya harus menjadi tujuan setiap orang Kristen.
Apakah kita mengantisipasi peristiwa ini dengan sukacita? Kita harus menjawabnya bukan hanya dengan bibir kita atau pikiran kita, tetapi juga dengan hidup kita. Kita harus hidup sebagai anak-anak terang dan menolong saudara dan saudari rohani kita seraya mereka berjalan bersama kita dalam terang Allah.
Ted Paull
TFTWMS: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Lihat, Kasih, Dan Hidup (1 Tes 5:1-25)
Pasal terakhir 1 Tesalonika ini menekankan tema hidup sebagai anak-anak terang. Orang Kristen adalah anak dari...
Lihat, Kasih, Dan Hidup (1 Tes 5:1-25)
Pasal terakhir 1 Tesalonika ini menekankan tema hidup sebagai anak-anak terang. Orang Kristen adalah anak dari sinar matahari kebenaran yang benderang. Ia yakin dan percaya diri terhadap masa depan. Ia tahu ke mana ia pergi karena ia tahu apa yang masa depan miliki untuk dia.
Lihat! Lihat Hari Itu (5:1-11). Anak-anak terang melihat kepada hari Kristus. Paulus berkata, "Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu" (ay. 1). Istilah "zaman" dan "masa" adalah istilah yang berkaitan dengan masalah akhirat, kedatangan Tuhan kita dan penghakiman terakhir.
Ia berkata, "tidak perlu [ku]tuliskan kepadamu." Dalam 4:9, ia menggunakan ungkapan serupa mengenai kasih persaudaraan saat ia berkata, "Tentang kasih persaudaraan tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri telah belajar kasih mengasihi dari Allah." Ia tidak perlu menyurati mereka tentang masalah akhirat karena mereka tahu betul bahwa mereka tidak tahu kapan hari itu akan datang.
Juruselamat akan datang seperti pencuri di malam hari. Bagaimanakah pencuri datang? Apakah Anda dapat undangan lewat surat tentang kedatangannya? Tidak, ia menyerang tanpa terdeteksi dan tanpa pemberitahuan. Kedua Petrus 3:9, 10 berkata, "Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri.…"
Ada hubungan, kesamaan yang menyatu, antara doktrin kedatangan kedua dan moralitas praktis. Ini terlihat dalam kata-kata Petrus tentang hari kedatangan Tuhan, "… [L]angit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap. Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup" (2 Pet 3:10, 11; huruf miring oleh saya).
Fakta Ia akan datang kembali perlu punya efek pada cara hidup kita. Kecuali kebenaran tentang kedatangan-Nya yang kedua berdampak pada cara hidup kita hari ini, maka kita sesungguhnya tidak meyakini pelajaran dari bagian ini.
Kasih! Kasihilah Mereka Yang Bekerja Keras Di Antara Kamu (5:12, 13). Anak-anak terang harus mengasihi mereka yang bekerja keras di antara mereka. Paulus berkata, "Kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu; dan supaya kamu sungguh-sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka. Hiduplah selalu dalam damai seorang dengan yang lain"(ay. 12, 13). Tiga partisip dengan hanya satu kata sandang menunjukkan ia sedang bicara tentang orang-orang yang sama. Ketika ia bicara tentang orang-orang yang "bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu," ia sedang menunjukkan kerja lipat tiga mereka. Mereka "bekerja keras di antara kamu," "mereka memimpin kamu dalam Tuhan," dan mereka "menegor kamu" di dalam Firman Tuhan.
Ia berkata, "Hargailah mereka yang rajin bekerja di antara kamu." "Kerja keras" adalah bentuk kata yang yang pernah muncul di 1:3 yang diterjemahkan "usaha kasih." Itu adalah bentuk kata kopos, dan, seperti yang Anda lihat, kopos jauh dari "copout [berdalih tentang pekerjaan]." Itu adalah pekerjaan yang menguras tenaga. Itu adalah pekerjaan yang ini melelahkan, meletihkan. Paulus sering menggunakan kata ini ketika ia bicara tentang membuat tendanya sendiri. Di sini kata itu mengacu kepada pekerjaan mereka yang menggembalakan jiwa. Betapa kerja keras yang mulia! Dalam nas yang berkaitan, Ibrani 13:17, kita baca, "Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu."
Kita juga harus "sungguh-sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka" (ay. 13). Perhatikanlah bahwa Paulus tidak mengatakan bahwa kita harus menjunjung mereka karena mereka adalah orang yang sangat menyenangkan. Kita harus menjunjung mereka karena pekerjaan mereka. Tanggung jawab mereka sebagai pemimpin diringkas dalam tiga pokok pikiran: "kerja keras," "memimpin," dan "menegor." Tanggung jawab kita diringkas dalam tiga perintah: "menghargai," "menjunjung," dan "hidup dalam damai."
Hidup! Hidup Dengan Penuh Sukacita (5:14-25). Bagian akhir pasal ini menggambarkan dalam beberapa sapuan kuas kecil jenis gereja yang Roh inginkan untuk gereja Tesalonika miliki. Gereja itu haruslah gereja yang berdoa, gereja yang penuh sukacita, dan gereja yang ditandai dengan semangat kasih. Anak-anak terang harus hidup dengan penuh sukacita.
Paulus berkata, "hiburlah mereka yang tawar hati, belalah mereka yang lemah." Untuk "tawar hati" Alkitab KJV menulis "lemah pikiran." Itu mungkin bukan terjemahan yang baik. "Tawar hati" secara harfiah berarti "berjiwa kerdil" atau "berkecil hati." Tampaknya Paulus sedang mengacukan mereka yang "takut." Mereka yang mungkin takut oleh karena orang mati, mereka yang takut mengenai keselamatan mereka sendiri, mungkin adalah orang-orang yang sedang dibahas di sini. Ia berkata, "Belalah mereka yang lemah." "Lemah" dapat digunakan secara sangat luas. Beberapa orang percaya bahwa yang lemah adalah mereka yang belum melihat adanya hubungan antara injil dan moralitas. Mereka itu harus dibantu dan didukung; diajar dan dibawa kepada kedewasaan.
Kesimpulan. Apakah yang Paulus sudah katakan? Apakah isi pesannya? Ia berkata, "Lihat"—"Lihat kepada hari itu sebagai insentif bagi moralitas, kemurnian, dan kewaspadaan." Ia berkata, "Kasih"—"Kasihilah mereka yang bekerja keras di antara kamu dan junjunglah mereka dengan sungguh-sungguh." Ia berkata, "Hidup"—"Hiduplah dengan penuh sukacita."
Apakah Anda sedang kerjakan? Apakah Anda sedang memperhatikan? Apakah Anda sedang hidup dengan penuh sukacita? Kesadaran terhadap adanya pengharapan yang tinggi harus mencirikan diri kita. Itu merupakan semangat gereja mula-mula. Hal itu terlihat pada gereja Tesalonika. Apakah Anda siap untuk hari itu? Katakanlah Tuhan harus turun dengan seruan keras pada saat ini. Akankah kita siap? Akankah kita mencari Dia?
Avone Malone
TFTWMS: 1 Tesalonika (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Lihat Leon Morris, The First and Second Epistles to the Thessalonians, The New International Commentary on the New Testament (Gran...
Catatan Akhir:
- 1 Lihat Leon Morris, The First and Second Epistles to the Thessalonians, The New International Commentary on the New Testament (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1959), 149.
- 2 A. T. Robertson, The Epistles of Paul, vol. 4, Word Pictures in the New Testament (Nashville: Broadman Press, 1931), 34.
- 3 Lihat Morris, 151.
- 4 Robert Jewett, The Thessalonian Correspondence (Philadelphia: Fortress Press, 1966), 96-97.
- 5 I. Howard Marshall, 1 and 2 Thessalonians, New Century Bible Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1983), 132.
- 6 Untuk kajian lebih lanjut, lihat J. Schneider, "o¡leqroß" in Theological Dictionary of the New Testament, ed. Gerhard Friedrich, trans. and ed. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1967), 5:169.
- 7 David J. Williams, 1 and 2 Thessalonians, New International Biblical Commentary: New Testament Series, vol. 12 (Peabody, Mass.: Hendrickson Publishers, 1992), 87.
- 8 C. F. Hogg and W. E. Vine, The Epistles of Paul the Apostle to the Thessalonians (Shreveport, La.: Lambert Publishing Co., 1977), 157.
- 9 J. E. Frame, A Critical and Exegetical Commentary on the Epistles of St. Paul to the Thessalonians, The International Critical Commentary (New York: Charles Scribner's Sons, 1912; reprint, Edinburgh: T. & T. Clark, 1988), 184.
- 10 Morris, 156.
- 11 Mengenai "berjaga-jaga dan sadar," Robertson berkata, "Mari kita berjaga-jaga (gregōrōmen). Present active subj. (ungkapan keinginan) lagi, mari kita bangun (verba terakhir dari grēgoreō dari perfect egrēgora). Sadar (nēphōmen). Present active subjunctive (ungkapan keinginan). Verba lama untuk jangan mabuk. Dalam Perjanjian Baru hanya dalam pengertian kiasan, menjadi kalem, berpikir tenang. Juga dalam ayat 8 dengan kiasan kemabukan sebagai pembeda" (Robertson, 35). Lihat juga Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3d ed., rev. and ed. Frederick William Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 672.
- 12 Robertson, 35.
- 13 F. F. Bruce, 1 & 2 Thessalonians, Word Biblical Commentary, vol. 45 (Waco, Tex.: Word Books, 1982), 112.
- 14 Lihat Raymond C. Kelcy, The Letters of Paul to the Thessalonians, The Living Word Commentary, vol. 13 (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1968), 112.
- 15 Bruce, 113-14.
- 16 Morris, 163. James Hope Moulton and George Milligan meneguhkan penggunaan ini The Vocabulary of the Greek Testament: Illustrated from the Papyri and Other Non-Literary Sources (Grand Rapids, Mich: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1952), 441.
- 17 Elbert Bailey, "Watch and Pray," Songs of the Church, comp. and ed. Alton H. Howard (West Monroe, La.: Howard Publishing Co., 1977).
- 18 Jewett, 96-97.
- 19 Adam Clarke, The Holy Bible with a Commentary and Critical Notes, vol. 4, Isaiah to Malachi [New York: Abingdon-Cokesbury Press, n.d.], 79.
- 20 Charles Wesley, "Soldiers of Christ, Arise," Songs of Faith and Praise, comp. and ed. Alton H. Howard (West Monroe, La.: Howard Publishing Co., 1994).
- 21 "Where Is Life?," in Out of My Treasure, ed. Willie W. White (Joplin, Mo.: College Press, 1964), 1:13.
Pengarang: Earl D. Edwards
Hak Cipta © 2015 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS YANG PERTAMA KEPADA JEMAAT DI TESALONIKA
PENGANTAR
Tesalonika adalah ibukota Makedonia, sebuah provinsi kerajaan Roma. Jemaat di
Tesalo
SURAT PAULUS YANG PERTAMA KEPADA JEMAAT DI TESALONIKA
PENGANTAR
Tesalonika adalah ibukota Makedonia, sebuah provinsi kerajaan Roma. Jemaat di Tesalonika didirikan oleh Paulus setelah ia meninggalkan Filipi. Tetapi tidak lama sesudah itu, orang-orang Yahudi yang iri hati kepada Paulus mulai menentang usaha Paulus untuk memberitakan ajaran Kristen kepada orang-orang bukan Yahudi yang telah menunjukkan minat terhadap agama Yahudi. Terpaksalah Paulus meninggalkan Tesalonika dan pergi ke Berea. Kemudian setelah ia tiba di Korintus, ia menerima surat dari Timotius, kawan dan rekannya, tentang keadaan jemaat di Tesalonika.
Jadi, Surat Paulus Yang Pertama Kepada Jemaat di Tesalonika ini ditulis untuk memberi dorongan dan keteguhan kepada mereka. Paulus bersyukur atas berita yang diterimanya tentang iman dan kasih mereka. Ia mengingatkan mereka mengenai kehidupannya sendiri ketika ia masih berada di tengah-tengah mereka. Setelah mengemukakan semuanya itu, Paulus menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka tentang kedatangan Kristus yang kedua kalinya. Kalau seorang Kristen meninggal sebelum Kristus datang kembali, dapatkah orang itu menerima hidup yang kekal dan sejati dari Kristus? Kapankah Kristus akan datang? Paulus menasihatkan supaya mereka terus bekerja dengan tenang sambil menantikan kedatangan Kristus dengan penuh harapan.
Isi
- Pendahuluan
1Tes 1:1 - Syukur dan pujian
1Tes 1:2-3:13 - Nasihat mengenai bagaimana seharusnya kelakuan orang Kristen
1Tes 4:1-12 - Penjelasan mengenai kedatangan Kristus yang kedua kalinya
1Tes 4:13-5:11 - Nasihat-nasihat terakhir
1Tes 5:12-22 - Penutup
1Tes 5:23-28
Ajaran: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti tentang hari kedatangan Kristus kedua kali
dan pengajaran akan cara hidup jemaat dalam menantikan hari it
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti tentang hari kedatangan Kristus kedua kali dan pengajaran akan cara hidup jemaat dalam menantikan hari itu.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 57 sesudah Masehi.
Penerima : Jemaat Kristus di Tesalonika. (Dan juga semua jemaat Kristen di seluruh dunia).
Isi Kitab: Kitab I Tesalonika terbagi atas 5 pasal. Di dalamnya kita dapat melihat dengan jelas pengajaran tentang pengharapan akan kedatangan Tuhan Yesus Kristus kedua kali.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab I Tesalonika
Pasal 1-3 (1Tes 1:1-3:13).
Pengajaran tentang kehidupan pertobatan orang-orang Kristen di Tesalonika
Bagian ini menjelaskan pertobatan orang Kristen di Tesalonika yang membawa perluasan pemberitaan Injil, karena mereka menerima Injil dengan sukacita, beriman kepada Allah saja, menolak penyembahan kepada berhala-berhala dan hidup sesuai dengan Firman Allah. Pertobatan orang-orang Tesalonika kepada Injil, dikarenakan pemberitaan Rasul Paulus yang didasarkan atas hati yang suci, dan kehidupan yang benar (1Tes 2:4,9-10).
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Tes 1:6,9. _Tanyakan_: Bagaimanakah seharusnya sikap kita dalam mendengar Firman Allah? Apakah yang dimaksudkan dengan beriman kepada Allah?
- Bacalah pasal 1Tes 3:6-13. _Tanyakan_: Apakah yang dikatakan oleh Rasul Paulus mengenai kehidupan orang Kristen di Tesalonika?
Pasal 4-5 (1Tes 4:1-5:28).
Pengajaran tentang kehidupan dalam menantikan hari kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali
Dalam bagian ini, Rasul Paulus mengajarkan bahwa orang Kristen harus selalu melakukan apa yang suci dan tidak mencemarkan diri. Kedatangan Tuhan Yesus kedua kali adalah suatu penghiburan terhadap orang percaya (Kristen) yang pernah kehilangan keluarga seiman, tetapi hari itu juga merupakan hari penghukuman bagi dunia dan orang yang tidak percaya.
Pendalaman
Bacalah pasal 1Tes 4:3-14; 5:12-22. _Tanyakan_: Apakah yang Allah kehendaki dari orang Kristen? Apakah yang diperintahkan Allah kepada orang Kristen di dalam ayat 7-8 dari pasal 5 (1Tes 5:7-8)? Bagaimanakah seharusnya sikap orang Kristen, ketika saudaranya mengalami kematian?
II. Kesimpulan
Kitab I Tesalonika mengajarkan tentang kehidupan orang Kristen di dalam cara hidup yang benar dan penuh pengharapan dalam menantikan kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis kitab I Tesalonika?
- Apakah pusat pengajaran Kitab I Tesalonika?
- Bagaimanakah kehidupan orang Kristen di Tesalonika?
- Bagaimanakah sikap seorang Kristen apabila ada keluarga yang suda percaya meninggal? Dan mengapa demikian?
Intisari: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Sepucuk surat untuk orang-orang Kristen baru
GEREJA DAN SITUASINYA.1. Tesalonika adalah ibu kota Makedonia. Kota itu makmur dan memiliki pelabuhan al
Sepucuk surat untuk orang-orang Kristen baru
GEREJA DAN SITUASINYA.
1. Tesalonika adalah ibu kota Makedonia. Kota itu makmur dan memiliki pelabuhan alam yang indah terletak di jalan raya Romawi ke arah timur. Akibatnya, kota itu menjadi kota yang multi-rasial dengan kebudayaan yang beraneka ragam dan terbuka untuk menerima segala macam kepercayaan agama.
2. Pendirian gereja: Kisah 17:1-10 mengisahkan bahwa Paulus dan Silas mendirikan gereja di Tesalonika pada perjalanan penginjilan Paulus yang kedua. Kunjungan mereka ke Tesalonika hanya berlangsung kurang dari sebulan sebelum orang Yahudi membayar segerombolan penjahat yang menyebabkan Paulus dan Silas meninggalkan kota dengan terburu-buru, dan para pendukung mereka dibelenggu untuk menjaga ketenangan.
3. Gereja yang Paulus tulisi surat: Mengingat permulaannya yang tidak menguntungkan, gereja muda ini menunjukkan kekuatan yang luar biasa. Anggotanya kebanyakan orang-orang bukan Yahudi yang bertobat dari kepercayaan kafir dan kini menghadapi lingkungan yang sangat kafir dan bermusuhan.
WAKTU DAN ALASAN PENULISAN SURAT INI.
Sejak Paulus meninggalkan Tesalonika ia sangat ingin tahu bagaimana perkembangan mereka. Timotius telah membawa kabar kepadanya (1Te 3:6) dan ia ingin mengungkapkan kepuasannya dan menguatkan mereka agar tetap bertahan dalam iman. Ia menulis surat ini tak lama sesudah ia meninggalkan mereka, yaitu ketika ia berada di Korintus, sekitar tahun 50. Karena itu, surat ini bersama dengan surat ke Galatia termasuk surat-surat Paulus terawal.
CIRI-CIRI KHUSUS.
Surat ini merupakan surat tindak lanjut sederhana yang ditujukan para petobat baru. Surat ini hanya berisi sedikit doktrin yang rumit, tetapi lebih banyak untuk menguatkan mereka. Secara khusus Paulus berbicara tentang kedatangan Yesus kedua kali (1Te 1:10; 2:19; 3:13; 4: 16-18 dan 1Te 5:23) sebagai dorongan bagi kehidupan dan pelayanan Kristen.
Bahkan ketika mengoreksi kesalahan mereka, surat ini tetap ditulis dengan bahasa yang halus dan penuh kasih.
ALASAN-ALASAN LAIN PENULISAN SURAT INI.
Di samping menulis surat yang isinya secara umum bersifat menguatkan, Paulus juga mempunyai tujuan-tujuan lain. Ia ingin:
1. Membela diri atas tuduhan palsu (1Te 2:1-12)
2. Menekankan perlunya moral Kristen yang khas (1Te 4:1-12),
3. Memperbaiki kesalahmengertian tentang kedatangan Kristus yang kedua kali (1Te 4:13-18)
4. Mendisiplin ketidakdewasaan dikalangan jemaat muda tersebut (1Te 5:12-22)
Pesan
1. Allah sedang bekerja.Hal pertama yang perlu diketahui oleh Kristen baru ini bukan mengenai mekanisme
kehidupan Kristen, melainkan tentang Allah yang telah mereka percayai. Paulus
berbicara tentang:
o panggilan Allah. 1Te 1:4; 2:12; 4:7
o firman Allah. 1Te 1:6, 8; 2:13; 4:15
o pengesahan Allah. 1Te 2:4
o ujian Allah. 1Te 2:4
o murka Allah. 1Te 2:16
o kehendak Allah. 1Te 4:3; 5:18
o ajaran Allah. 1Te 4:9
o damai sejahtera Allah. 1Te 5:23
o kesetiaan Allah. 1Te 5:24
2. Kristus akan datang kembali.
Paulus menulis beberapa paragraf yang membicarakan tentang kedatangan Yesus
kedua kali untuk mengoreksi kesalahan ajaran-ajaran palsu yang ada pada saat
itu. Pula, ia menulis sejumlah catatan singkat tentang hal itu. Kedatangan Yesus
merupakan:
o suatu inspirasi bagi Kristen baru. 1Te 1:10
o suatu dorongan bagi para pekerja Kristen. 1Te 2:19
o suatu motivasi bagi kasih persaudaraan. 1Te 3:13
o suatu penghiburan bagi Kristen yang sedang berdukacita. 1Te 4:18
o suatu pembangkit untuk kehidupan yang kudus. 1Te 5:2
3. Sifat pengalaman Kristen.
Paulus banyak berbicara tentang ciri seorang Kristen supaya mereka dapat
mengerti pengalaman apa saja yang dapat mereka harapkan. Menjadi Kristen:
o Mulai dengan suatu keputusan pertobatan yang menentukan. 1Te 1:9-10
o Meliputi kemajuan dan pertumbuhan. 1Te 2:13; 4:1
o Menuntut ketahanan yang hidup. 1Te 3:8;5:5-8
o Bertujuan untuk hidup suci. 1Te 3:13-4:8
o Bergantung kepada Roh Kudus. 1Te 4:8; 5:19
o Berarti komitmen terhadap sesama Kristen. 1Te 4:9; 5:11-22
Penerapan
Jemaat Tesalonika memperlihatkan kepada kita bahwa ada:1. Teladan untuk diikuti.
o Teladan gereja tersebut
Disebabkan karena:
- iman
- kasih
- pengharapan
- kerja keras
- sukacita dalam penderitaan
- mendengarkan Allah
- berdiri teguh dalam penderitaan
o Teladan Paulus
Sebagai seorang pekerja Kristen: - berani
- lembut dan penuh kasih
- penuh kejujuran dan dapat dipercaya - seorang panutan
- selalu ingin menyukakan Allah lebih daripada manusia
2. Petunjuk-petunjuk untuk ditaati.
o Tentang moralitas Kristen yang khas dalam masyarakat kafir dewasa itu
o Tentang hubungan dan tingkah laku dalam gereja Kristen
3. Tujuan yang harus dicapai.
o Kehidupan yang berharga
o Pikiran yang terbuka untuk firman Allah
o Iman yang tahan uji
4. Doa-doa untuk didoakan.
Ada tiga petunjuk mengenai doa dalam surat ini. Mengapa tidak membuatnya menjadi
dasar kehidupan doa Anda? Anda akan menemukannya pada 1Te 1:2,3; 3:11-13 dan 1Te 5:23, 24.
Tema-tema Kunci
1. Injil.
Kabar baik yang dikhotbahkan oleh Paulus tidak diuraikan dengan jelas dalam surat ini, tetapi Anda dapat menangkapnya dari apa yang Paulus katakan. Coba lakukan itu. Jelas bahwa ia sangat memiliki perhatian besar pada pemberitaan Injil melebihi segala sesuatu dalam hidupnya. Lihat ayat-ayat yang mengacu pada hal tersebut. 1Te 1:5; 2:2, 4, 8, 9, dan 1Te 3:2
2. Pertobatan.
1Te 1:9, 10 merupakan pernyataan yang luar biasa tentang bagaimana manusia seharusnya menanggapi Injil. Tiga aspek yang disebutkan dapat dikaitkan dengan ciri-ciri pertobatan berikut ini:
o iman
o masa lalu
o melayani
o kasih
o masa kini
o menanti
o pengharapan
o masa depan
3. Pelayanan Kristen. Paulus melukiskan beberapa gambaran mengenai hubungannya dengan jemaat di Tesalonika. Ia adalah:
o Seorang perawat yang lemah lembut 1Te 2:7o Seorang pekerja yang tekun. 1Te 2:9
o Seorang ayah yang menguatkan hati. 1Te 2:11
o Seorang pemenang yang berpengharapan. 1Te 2:19
4. Firman Allah.
Paulus menggunakan kata ini dalam beberapa kesempatan. Carilah hal-hal yang berhubungan dengan firman Allah dalam 1Te 1:6, 8; 2:13 dan 1Te 4:15 dan tulislah mengapa menurut Paulus firman Allah itu amat penting, apa yang harus dilakukan terhadap firman Allah dan tindakan apa yang seharusnya mengikuti.
5. Menyukakan hati Allah.
Secara singkat, surat ini berisi tentang bagaimana menyukakan hati Allah. Jemaat di Tesalonika telah melakukannya, tetapi didorong untuk lebih lagi melakukannya. Selidikilah surat ini kembali dan buatlah daftar Anda sendiri tentang bagaimana mereka sudah menyukakan hati Allah dan apa yang masih harus mereka lakukan untuk lebih menyukakan Dia.
Garis Besar Intisari: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) [1] SALAM 1Te 1:1
[2] GEREJA TESALONIKA - PENYEBAB SUKACITA 1Te 1:2-10
1Te 1:2, 3Sifat mereka
1Te 1:4, 5Pemilihan mereka
1Te 1:6, 7Tanggap
[1] SALAM 1Te 1:1
[2] GEREJA TESALONIKA - PENYEBAB SUKACITA 1Te 1:2-10
1Te 1:2, 3 | Sifat mereka |
1Te 1:4, 5 | Pemilihan mereka |
1Te 1:6, 7 | Tanggapan mereka |
1Te 1:8-10 | Reputasi mereka |
[3] PERILAKU PRIBADI PAULUS - DASAR PEMBELAAN 1Te 2:1-16
1Te 2:1, 2 | Keberanian yang ditunjukkannya |
1Te 2:3, 4 | Motivasi yang dimilikinya |
1Te 2:5-7 | Cara yang dipakainya |
1Te 2:8-9 | Dukungan yang diberikannya |
1Te 2:10-12 | Teladan yang diberikannya |
1Te 2:13-16 | Akibat yang diterimanya |
[4] KEPRIHATINAN PAULUS YANG BESAR - SUATU UNGKAPAN PERASAAN 1Te 2:17-3:13
1Te 2:17, 18 | Keinginan Paulus |
1Te 2:19, 20 | Motivasi Paulus |
1Te 3:1-5 | Utusan Paulus |
1Te 3:6-10 | Kelegaan Paulus |
1Te 3:11-13 | Doa Paulus |
[5] TINGKAH LAKU SOSIAL ORANG KRISTEN - SUATU PETUNJUK 1Te 4:1-12
1Te 4:1-8 | Moralitas seksual |
1Te 4:9,10 | Kasih persaudaraan |
1Te 4:11,12 | Mencari nafkah |
[6] KEDATANGAN KRISTUS KEDUA KALI - WILAYAH YANG DIPERSOALKAN 1Te 4:13-5:11
1Te 4:13-18 | Apa yang terjadi dengan orang yang sudah mati? |
1Te 5:1-3 | Kapan itu akan terjadi? |
1Te 5:4-11 | Dengan demikian bagaimana kita harus hidup? |
[7] KEHIDUPAN GEREJA DI TESALONIKA - BIDANG YANG MEMERLUKAN PERBAIKAN 1Te 5:12-22
1Te 5:12, 13 | Mengenai para pemimpin |
1Te 5:14, 15 | Mengenai orang lain |
1Te 5:16-18 | Mengenai keadaan |
1Te 5:19-22 | Mengenai ibadat |
[8] DOA PENUTUP DAN SALAM 1Te 5:23-28
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi