Statistik	16 pasal, 433 ayat, 9.447 kata
Penulis	Rasul Paulus (Rom 1:1).
Tema	Kebenaran Allah telah Dinyatakan; Dibenarkan oleh Iman.
Waktu	Sekitar tahun 57
Tempat	Korintus (Rom 15:25-32; Kis 19:21; 20:1-3)
Kata Kunci	Kebenaran.
Kristus Di Alkitab	Dialah yang membenarkan kita

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini diletakkan di depan ketiga belas suratnya yang lain. Paulus menulis surat ini dalam rangka pelayanan rasulinya kepada dunia bukan Yahudi. Bertentangan dengan tradisi gereja Katolik-Roma, jemaat di Roma tidak didirikan oleh Petrus atau rasul yang lain. Jemaat di Roma ini mungkin didirikan oleh orang dari Makedonia dan Asia yang bertobat di bawah pelayanan Paulus, mungkin juga oleh orang-orang Yahudi yang bertobat pada hari Pentakosta (Kis 2:10). Paulus tidak memandang Roma sebagai wilayah khusus dari rasul lain (Rom 15:20).

Di surat Roma Paulus meyakinkan orang percaya di Roma bahwa dia sudah berkali-kali merencanakan untuk memberitakan Injil kepada mereka, namun hingga saat itu kedatangannya masih dihalangi (Rom 1:13-15; Rom 15:22). Dia menegaskan kerinduan yang sungguh untuk mengunjungi mereka sehingga menyatakan rencananya untuk datang dengan segera (Rom 15:23-32).

Ketika menulis surat ini, menjelang akhir perjalanan misioner yang ketiga (bd. Rom 15:25-26; Kis 20:2-3; 1Kor 16:5-6), Paulus berada di Korintus di rumah Gayus (Rom 16:23; 1Kor 1:14). Sementara menulis surat ini melalui pembantunya Tertius (Rom 16:22), dia sedang merencanakan kembali keYerusalem untuk hari Pentakosta (Kis 20:16; sekitar musim semi tahun 57 atau 58) untuk menyampaikan secara pribadi persembahan dari gereja-gereja non-Yahudi kepada orang-orang kudus yang miskin di Yerusalem (Rom 15:25-27). Segera setelah itu, Paulus mengharapkan dapat pergi ke Spanyol untuk menginjil dan mengunjungi gereja di Roma pada perjalanannya untuk memperoleh bantuan dari mereka bila makin ke barat (Rom 15:24,28).

1. Pendahuluan
   (Rom 1:1-17)
   
2. I. Kebutuhan Mendesak Manusia Akan Kebenaran
   (Rom 1:18-3:20)
   
1. A. Kebutuhan Orang Bukan Yahudi
   (Rom 1:18-32)
   
2. B. Kebutuhan Orang Yahudi
   (Rom 2:1-3:8)
   
3. C. Kebutuhan Semua Orang
   (Rom 3:9-20)
   
3. II. Penyediaan Kebenaran yang Mulia oleh Allah
   (Rom 3:21-5:21)
   
1. A. Pembenaran oleh Iman Diringkaskan
   (Rom 3:21-31)
   
2. B. Pembenaran oleh Iman Digambarkan Dalam Abraham
   (Rom 4:1-25)
   
3. C. Berkat dan Keyakinan yang Menyertai Pembenaran
   (Rom 5:1-11)
   
4. D. Adam dan Kristus Dibandingkan
   (Rom 5:12-21)
   
1. 1. Adam/Dosa/Penjatuhan Hukuman/Kematian
   
2. 2. Kristus/Kasih Karunia/Pembenaran/Hidup
   
4. III.Kebenaran Berkarya Melalui Iman
   (Rom 6:1-8:39)
   
1. A. Kebebasan dari Perbudakan Dosa
   (Rom 6:1-23)
   
1. 1. Mati Bersama Kristus terhadap Dosa
   (Rom 6:1-14)
   
2. 2. Hidup Bersama Kristus sebagai Hamba Kebenaran
   (Rom 6:15-23)
   
2. B. Kebebasan dari Pertentangan di Bawah Hukum Taurat
   (Rom 7:1-25)
   
3. C. Kebebasan Melalui Hukum Roh Kehidupan
   (Rom 8:1-39)
   
5. IV. Kebenaran oleh Iman Berkaitan dengan Israel
   (Rom 9:1-11:36)
   
1. A. Persoalan Penolakan Israel
   (Rom 9:1-10:21)
   
2. B. Kemenangan Rencana Allah
   (Rom 11:1-36)
   
6. V. Penerapan Praktis dari Kebenaran oleh Iman
   (Rom 12:1-15:13)
   
1. A. Orang Percaya dan Penyerahan Diri
   (Rom 12:1-2)
   
2. B. Orang Percaya dan Masyarakat
   (Rom 12:3-21)
   
3. C. Orang Percaya dan Pemerintah
   (Rom 13:1-7)
   
4. D. Orang Percaya dan Hukum Kasih
   (Rom 13:8-15:13)
   
7. Penutup
   (Rom 15:14-16:27)
   

Paulus menulis surat ini untuk mempersiapkan jalan bagi pelayanannya di Roma serta rencana pelayanan ke Spanyol. Tujuannya lipat dua.

1. (1) Karena jemaat Roma rupanya mendengar kabar angin yang diputarbalikkan mengenai berita dan ajaran Paulus (mis. Rom 3:8; Rom 6:1-2,15), Paulus merasa perlu untuk menulis Injil yang telah diberitakannya selama dua puluh lima tahun.
2. (2) Dia berusaha untuk memperbaiki beberapa persoalan yang terjadi di dalam gereja karena sikap salah orang Yahudi terhadap mereka yang bukan Yahudi (mis. Rom 2:1-29; Rom 3:1,9) dan orang bukan Yahudi terhadap orang Yahudi (mis. Rom 11:11-36).

1. Anugerah.
Kebenaran yang berkali-kali ditanamkan ialah bahwa jika kita dapat menjadi Kristen, Allah yang harus melakukannya. Anugerah Allah itu diberikan dengan cuma-cuma, kita tidak dapat melakukan sendiri. Namun demikian, kita tidak boleh juga menganggap hal itu sepele. Telusurilah tema ini dalam seluruh surat Roma: Rom 1:7; 2:4; 3:24, 27; 4:16; 5:15, 17, 21; 6:1, 15; 11: 5-6.

2. Iman.
Kita mendapat anugerah cuma-cuma dari Allah oleh iman kepada Kristus. Pada saat yang sama, tidak berarti kita hanya semata-mata percaya tentang Dia, tetapi menerima firman Allah, menaati-Nya dan mengakui Kristus. Perhatikan bagaimana Paulus menekankan tentang iman dalam surat ini, dan juga bagaimana ia mendefinisikannya. Apakah iman kita cukup besar? 1:5 (lihat 15:18); Rom 1:16-17; 3:22, 26-31; 4:1-25; 5:1; 10:8-11; 10:17.

3. Pembebasan (atau Pembenaran).
Kata di atas diambil dari istilah yang ada dalam sidang pengadilan. Allah membebaskan - atau 'membenarkan' - pendosa, menyatakannya'benar', oleh karena apa yang telah Yesus lakukan sebagai penggantinya. Lihat bagaimana Paulus mengaitkan ini dalam kematian Kristus dan iman: Rom 1:17; 3:21-26; 4:1-25; 5:8-11, 15-21; 10:1-10.

4. Kebersamaan.
Perhatikan apa yang Paulus katakan bahwa kita semua berdosa dan kita diselamatkan bersama-sama. Ia menggunakan gambaran tentang tubuh ketika ia ingin menunjukkan bagaimana kita harus bekerja sama satu dengan yang lain. Walaupun hal-hal yang mengganggu dan memecah belah Kristen pada zaman Paulus berbeda dengan masa kini, apakah ia memberikan pedoman yang dapat kita terapkan saat ini? Khususnya lihat 14:1-15:7.

5. Allah adalah Raja.
Kita mendapat kesan yang jelas bahwa walaupun manusia tidak percaya, Allah tetap mengendalikan dunia, sebagaimana Ia mengatur kehidupan Kristen. Hal ini menjadi jaminan yang sangat berarti bagi mereka yang percaya, walaupun kita tidak dapat mengerti bagaimana Ia melakukannya. Bacalah seluruh pasal 9 dan 10 sekali lagi. Bagaimana keduanya saling mengisi?

Tema Surat Roma diketengahkan dalam Rom 1:16-17, yaitu bahwa di dalam Tuhan Yesus dinyatakan kebenaran Allah sebagai jawaban terhadap murka-Nya kepada dosa. Kemudian Paulus menguraikan kebenaran-kebenaran dasar dari Injil. Pertama, Paulus menekankan bahwa persoalan dosa dan kebutuhan manusia akan kebenaran adalah umum (Rom 1:18--3:20). Karena baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi berada di bawah dosa dan karena itu di bawah murka Allah, tidak ada seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah terlepas dari karunia kebenaran melalui iman kepada Yesus Kristus (Rom 3:21--4:25).

Setelah dibenarkan secara cuma-cuma oleh kasih karunia melalui iman dan setelah mendapatkan keyakinan akan keselamatan kita (pasal 5; Rom 5:1-21), karunia kebenaran Allah itu dinyatakan dalam kematian kita bagi dosa dengan Kristus (pasal 6; Rom 6:1-23), pembebasan kita dari pergumulan untuk mencapai kebenaran menurut hukum Taurat (pasal 7; Rom 7:1-26), pengangkatan kita sebagai anak-anak Allah dan hidup baru kita "melalui Roh" yang menuntun kita kepada kemuliaan (pasal 8; Rom 8:1-39). Allah sedang mengerjakan rencana penebusan-Nya kendatipun ketidakpercayaan Israel (pasal 9-11; Rom 9:1--11:36).

Akhirnya, Paulus menyatakan bahwa kehidupan yang diubah dalam Kristus mengakibatkan penerapan kebenaran dan kasih pada semua bidang kelakuan -- sosial, sipil, dan moral (pasal 12-14; Rom 12:1--14:23). Paulus mengakhiri Surat Roma dengan keterangan tentang rencananya pribadi (pasal 15; Rom 15:1-33) dan ucapan salam pribadi yang panjang, nasihat terakhir, dan sebuah kidung pujian (pasal 16; Rom 16:1-27).

Tujuh ciri utama menandai surat ini.

1. (1) Surat Roma merupakan surat Paulus yang paling sistematis, surat teologis yang paling hebat dalam PB.
2. (2) Paulus menulis dengan gaya tanya-jawab atau gaya diskusi (mis. Rom 3:1,4-6,9,31).
3. (3) Paulus memakai PL secara luas sebagai kekuasaan alkitabiah dalam menyampaikan sifat sesungguhnya dari Injil.
4. (4) Paulus menyampaikan "kebenaran Allah" sebagai inti penyataan Injil (Rom 1:16-17): Allah membereskan segala sesuatu di dalam dan melalui Yesus Kristus.
5. (5) Paulus memusatkan perhatian kepada sifat rangkap dari dosa bersama dengan persediaan Allah di dalam Kristus untuk masing-masing aspek:
1. (a) dosa sebagai pelanggaran pribadi (Rom 1:1--5:11), dan
2. (b) prinsip "dosa" (Yun. _he hamartia_), yaitu kecenderungan bawaan yang alami untuk berbuat dosa yang tinggal dalam hati setiap orang sejak kejatuhan Adam (Rom 5:12--8:39).
6. (6) Roma 8 (Rom 8:1-39) adalah uraian yang paling luas dalam Alkitab mengenai peranan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya.
7. (7) Surat Roma berisi pembahasan yang paling berbobot mengenai penolakan Kristus oleh orang Yahudi (terkecuali suatu golongan sisa), dan tentang rencana penebusan Allah yang bermula dari Israel dan akhirnya menuju kembali kepada Israel (pasal 9-11; Rom 9:1--11:36).

Iman Abraham diterima

Abraham dibenarkan oleh iman, bukan perbuatan. Pembenaran iman dijelaskan.

4:1 Iman Abraham dikaitkan dengan pembenaran;
4:10 sebelum disunat.
4:13 Hanya dengan iman dia dan keturunannya menerima janji Allah.
4:16 Abraham adalah bapa semua orang yang percaya.
4:24 Iman kita juga dikaitkan dengan kebenaran.

Abraham dibenarkan karena iman (4:1-25)

Allah, Yesus, Abraham, Daud, Sara.

Abraham, Allah, Daud, Kitab Suci, Sara, Taurat, Tuhan, Yesus

Tidak seorangpun yang bisa berpura-pura pantas mendapatkan hidup yang kekal, ataupun menunjukkan betapa pantasnya perbuatannya yang mungkin sepadan dengan hadiah tersebut. Menyangkali kepura-puraan apapun dia haruslah menyerahkan dirinya sendiri kepada anugerah cuma-cuma dari Allah melalui iman di dalam karya Yesus Kristus yang menebus. Bagi seseorang iman diperhitungkan sebagai pembenaran.

ay. 24-25. Kematian dan kebangkitan Kristus adalah dua engsel utama yang padanya pintu keselamatan bergantung. Dia diserahkan sebagai korban kita untuk dosa. Dia dibangkitkan untuk menyempurnakan dan menggenapkan pembenaran kita.

Dalam pasal ke-4 dari Kitab Roma, Paulus membahas tentang kebenaran yang diperoleh melalui iman, bukan melalui perbuatan. Ia mengutip contoh Abraham, yang dipercaya oleh Allah karena imannya, bukan karena perbuatannya. Paulus menjelaskan bahwa iman Abraham diperhitungkan sebagai kebenaran sebelum dia disunat, dan bahwa janji kepada Abraham dan keturunannya akan dipenuhi melalui iman, bukan melalui Hukum Taurat. Paulus menekankan bahwa iman Abraham juga menjadi teladan bagi kita, dan bahwa iman kita kepada Allah yang membangkitkan Yesus dari antara orang mati adalah dasar pembenaran kita.

Latar belakang dari pasal ke-4 dari Kitab Roma adalah sebagai berikut:

Konteks Historis:
Kitab Roma ditulis oleh Rasul Paulus sekitar tahun 57-58 Masehi. Pada saat itu, Roma adalah ibu kota Kekaisaran Romawi yang luas dan berpengaruh. Gereja di Roma terdiri dari orang-orang Yahudi dan non-Yahudi yang percaya kepada Yesus Kristus.

Konteks Budaya:
Roma pada masa itu merupakan pusat kebudayaan yang maju dan beragam. Masyarakat Roma sangat terikat pada tradisi dan hukum Romawi. Gereja di Roma juga menghadapi tantangan dalam memadukan kepercayaan mereka dengan budaya yang berbeda-beda.

Konteks Literatur:
Kitab Roma adalah salah satu surat Paulus yang ditulis dalam bentuk surat rasmi. Surat ini ditujukan untuk memberikan pengajaran teologis dan praktis kepada jemaat di Roma. Surat ini juga mengandung argumen teologis yang mendalam.

Konteks Teologis:
Pasal 4 dari Kitab Roma membahas tentang pentingnya iman dalam hidup orang percaya. Paulus menjelaskan bahwa iman adalah cara yang diterima oleh Allah untuk membenarkan orang berdosa. Iman bukanlah hasil dari perbuatan baik, tetapi merupakan penerimaan dan kepercayaan kepada karya keselamatan Kristus.

Ayat-ayat sebelumnya:
Sebelum pasal 4, dalam pasal 3, Paulus menjelaskan bahwa semua orang telah berdosa dan tidak dapat membenarkan diri mereka sendiri di hadapan Allah. Namun, Allah memberikan keselamatan melalui iman kepada semua orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Paulus juga mengajarkan bahwa iman tidak menghapuskan hukum Taurat, tetapi membenarkan hukum tersebut.

Dengan demikian, pasal 4 dari Kitab Roma mengembangkan pemahaman tentang pentingnya iman dalam hidup orang percaya dan bagaimana iman tersebut membenarkan mereka di hadapan Allah.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Roma pasal 4:

1. Abraham dibenarkan oleh iman, bukan oleh perbuatan (Roma 4:1-5)
- Abraham tidak dibenarkan oleh perbuatannya, tetapi oleh imannya kepada Allah.
- Ayat referensi: Roma 4:2-3

2. Iman diperhitungkan sebagai kebenaran (Roma 4:3-5)
- Abraham percaya kepada Allah dan imannya diperhitungkan sebagai kebenaran.
- Ayat referensi: Roma 4:3

3. Abraham menjadi bapa bagi semua orang yang percaya (Roma 4:9-12)
- Abraham menerima tanda sunat sebagai meterai kebenaran yang ia miliki oleh iman.
- Ayat referensi: Roma 4:11-12

4. Janji kepada Abraham dipenuhi melalui kebenaran iman (Roma 4:13-17)
- Janji bahwa Abraham akan menjadi pewaris dunia tidak dipenuhi melalui Hukum Taurat, tetapi melalui kebenaran iman.
- Ayat referensi: Roma 4:13

5. Abraham tidak lemah dalam iman (Roma 4:18-22)
- Abraham tidak menjadi lemah dalam iman meskipun mempertimbangkan tubuhnya yang sudah tua dan kemandulan Sara.
- Ayat referensi: Roma 4:20-21

6. Yesus diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan untuk pembenaran kita (Roma 4:23-25)
- Yesus diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan untuk membenarkan kita.
- Ayat referensi: Roma 4:25

Catatan: Penjelasan singkat ini hanya memberikan gambaran umum tentang topik-topik penting dalam Kitab Roma pasal 4. Untuk pemahaman yang lebih mendalam, disarankan untuk membaca seluruh pasal tersebut dan mempelajari konteksnya secara menyeluruh.

Orang-orang yang tercantum dalam pasal ini:
- Abraham: Bapa leluhur kita menurut daging, yang dibenarkan oleh iman dan bukan oleh perbuatannya.
- Daud: Berkata tentang berkat dari orang yang kepadanya Allah memperhitungkan sebagai kebenaran bukan karena perbuatannya.
- Yesus: Tuhan kita, yang dibangkitkan dari antara orang mati demi pembenaran kita.

Lokasi yang tercantum dalam pasal ini:
- Tidak ada lokasi yang secara spesifik disebutkan dalam pasal ini.

Kata kunci dalam Kitab Roma pasal 4 adalah:

1. Abraham: Bapa leluhur yang menjadi contoh iman yang diperhitungkan sebagai kebenaran.
2. Percaya: Abraham percaya kepada Allah dan imannya diperhitungkan sebagai kebenaran.
3. Kebenaran: Kebenaran diperoleh bukan melalui perbuatan, tetapi melalui iman kepada Allah.
4. Sunat: Abraham menerima tanda sunat sebagai meterai kebenaran yang ia miliki oleh iman.
5. Janji: Janji kepada Abraham dan keturunannya bahwa dia akan menjadi pewaris dunia.
6. Hukum Taurat: Hukum Taurat tidak dapat memenuhi janji kepada Abraham, tetapi kebenaran iman dapat.
7. Kasih karunia: Janji itu datang dari iman dan berdasarkan kasih karunia Allah.
8. Bapa: Abraham menjadi bapa bagi banyak bangsa melalui iman.
9. Pengharapan: Abraham percaya pada pengharapan dan tidak lemah dalam iman.
10. Yesus: Yesus diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan demi pembenaran kita.

Tentu, berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi dan pertanyaan diskusi terkait Kitab Roma pasal 4:

1. Apa yang dapat kita pelajari dari contoh iman Abraham? Bagaimana iman Abraham diperhitungkan sebagai kebenaran?
2. Mengapa Paulus menekankan bahwa Abraham diperhitungkan sebagai kebenaran sebelum ia disunat? Apa artinya bagi kita sebagai orang percaya?
3. Apa perbedaan antara iman dan perbuatan dalam konteks kebenaran? Mengapa iman lebih penting daripada perbuatan dalam hal ini?
4. Bagaimana janji kepada Abraham dan keturunannya terkait dengan kebenaran iman? Mengapa Hukum Taurat tidak dapat memenuhi janji tersebut?
5. Bagaimana iman Abraham mempengaruhi sikap dan tindakannya terhadap janji Allah? Apa yang dapat kita pelajari dari keteguhan iman Abraham?
6. Bagaimana pemahaman kita tentang kebenaran iman dapat mempengaruhi hubungan kita dengan Allah dan dengan sesama?
7. Bagaimana pemahaman tentang kebenaran iman dapat mempengaruhi cara kita memandang diri sendiri dan orang lain?
8. Bagaimana pemahaman tentang kebenaran iman dapat mempengaruhi cara kita memahami dan mengalami kasih karunia Allah?
9. Bagaimana pemahaman tentang kebenaran iman dapat mempengaruhi cara kita menjalani hidup sehari-hari dan menghadapi tantangan iman?
10. Bagaimana pemahaman tentang kebenaran iman dapat mempengaruhi cara kita membagikan iman kepada orang lain dan menjadi berkat bagi banyak bangsa?

Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda dalam memperdalam pemahaman Anda tentang Kitab Roma pasal 4 dan memperkuat iman Anda sebagai seorang Kristen.

Dalam pasal 4 Kitab Roma, terdapat beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

1. Kebenaran oleh iman: Pasal ini mengajarkan bahwa kebenaran tidak diperoleh melalui perbuatan kita sendiri, tetapi melalui iman kepada Allah. Abraham dipercaya sebagai bapa iman karena ia percaya kepada Allah dan hal itu diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran. Kita juga dipanggil untuk percaya kepada Allah dan mengandalkan iman kita kepada-Nya untuk menerima kebenaran-Nya.

2. Kasih karunia Allah: Pasal ini menekankan bahwa kebenaran dan berkat Allah tidak diperoleh melalui pemenuhan hukum Taurat, tetapi melalui kasih karunia Allah. Janji Allah kepada Abraham dan keturunannya bahwa mereka akan menjadi pewaris dunia tidak bergantung pada pemenuhan hukum Taurat, tetapi pada iman kepada Allah. Hal ini mengajarkan kita untuk mengandalkan kasih karunia Allah dalam hidup kita, bukan usaha dan prestasi kita sendiri.

3. Kepercayaan yang teguh: Abraham adalah contoh iman yang teguh. Meskipun ia menghadapi keterbatasan fisik dan kemandulan rahim Sara, ia tidak menjadi lemah dalam iman. Ia tetap percaya pada janji Allah dan tidak meragukannya. Kita juga dipanggil untuk memiliki kepercayaan yang teguh kepada Allah, meskipun menghadapi tantangan dan kesulitan dalam hidup.

Doa terkait pasal ini dapat meliputi:

1. Berdoa untuk memiliki iman yang teguh seperti Abraham, sehingga kita tidak goyah dalam menghadapi tantangan dan kesulitan hidup.
2. Berdoa untuk mengandalkan kasih karunia Allah dalam hidup kita, bukan usaha dan prestasi kita sendiri.
3. Berdoa untuk menerima kebenaran Allah melalui iman kepada-Nya, bukan melalui perbuatan kita sendiri.
4. Berdoa untuk memahami dan mengalami kebenaran Allah yang diperoleh melalui iman, sehingga kita dapat hidup dalam kebenaran-Nya.
5. Berdoa untuk menerima janji-janji Allah dalam hidup kita, seperti yang dijanjikan kepada Abraham dan keturunannya.

Semoga ini membantu dan memberkati hidupmu dalam memahami dan menerapkan ajaran dari pasal 4 Kitab Roma.

Analisis 5W+1H dari Kitab Roma Pasal 4 :

1. What (Apa):
- Pasal 4 dari Kitab Roma membahas tentang kebenaran iman dan bagaimana Abraham menjadi contoh bagi orang-orang yang percaya.

2. Who (Siapa):
- Penulis pasal ini adalah Rasul Paulus.
- Abraham, bapa leluhur kita menurut daging, menjadi tokoh utama yang dibahas dalam pasal ini.

3. Where (Dimana):
- Pasal ini ditulis oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Roma.

4. When (Kapan):
- Pasal ini ditulis oleh Rasul Paulus pada sekitar tahun 57-58 Masehi.

5. Why (Mengapa):
- Pasal ini ditulis untuk menjelaskan bahwa kebenaran tidak diperoleh melalui perbuatan, tetapi melalui iman kepada Allah.
- Rasul Paulus ingin menguatkan iman jemaat di Roma dan menjelaskan pentingnya iman dalam hidup Kristen.

6. How (Bagaimana):
- Pasal ini menjelaskan bahwa Abraham dibenarkan oleh iman, bukan oleh perbuatannya.
- Abraham percaya kepada Allah dan hal itu diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.
- Kepada orang yang bekerja, upahnya dihitung sebagai haknya, tetapi kepada orang yang tidak bekerja tetapi percaya kepada Allah, imannya diperhitungkan sebagai kebenaran.
- Abraham menerima tanda sunat sebagai meterai kebenaran yang ia miliki oleh iman.
- Janji kepada Abraham dan keturunannya bahwa dia akan menjadi pewaris dunia, tidak akan dipenuhi melalui Hukum Taurat, melainkan melalui kebenaran iman.
- Rasul Paulus menekankan bahwa iman Abraham juga menjadi teladan bagi kita yang percaya kepada Yesus Kristus, yang dibangkitkan dari antara orang mati untuk pembenaran kita.

Dengan memahami analisis 5W+1H ini, kita dapat lebih memahami konteks dan tujuan penulisan pasal 4 dari Kitab Roma. Hal ini dapat membantu kita dalam mempelajari dan menerapkan ajaran-ajaran yang terkandung dalam pasal ini dalam kehidupan kita sebagai orang percaya.