Kitab Mikha adalah salah satu kitab dalam Alkitab yang terdiri dari 7 pasal. Pasal
1 dari Kitab Mikha berbicara tentang hukuman yang akan datang atas dosa dan ketidaksetiaan umat Israel.
Latar belakang penulis Kitab Mikha adalah seorang nabi bernama Mikha bin Yimla dari kota Moreset-Gat. Ia hidup pada abad ke-8 SM, pada masa pemerintahan raja Yotam, Ahas, dan Hizkia di Kerajaan Yehuda. Mikha adalah seorang nabi yang mengutuk ketidakadilan sosial dan keputusan politik yang korup. Ia juga memperingatkan umat Israel tentang hukuman yang akan datang jika mereka tidak bertobat dari dosa-dosa mereka.
Konteks historis pada saat itu adalah masa ketegangan politik dan sosial di Kerajaan Yehuda. Ada ketidakadilan, penindasan terhadap orang miskin, dan penyembahan berhala yang merajalela. Mikha menegaskan bahwa hukuman Allah akan datang atas dosa-dosa ini.
Dalam konteks budaya, masyarakat pada masa itu masih sangat dipengaruhi oleh tradisi dan kepercayaan agama. Mereka melakukan penyembahan berhala dan sering kali melupakan perintah-perintah Allah. Mikha menekankan pentingnya ketaatan terhadap Allah dan menolak penyembahan berhala.
Dalam konteks literatur, Kitab Mikha termasuk dalam kategori kitab nabi-nabi kecil dalam Alkitab. Gaya tulisan Mikha terkenal dengan penggunaan bahasa yang kuat dan gambaran yang tajam. Ia menggunakan perumpamaan dan metafora untuk menyampaikan pesan-pesannya.
Dalam konteks teologis, Kitab Mikha menekankan keadilan, kasih, dan pertobatan. Mikha mengajarkan bahwa Allah adalah Allah yang adil dan menghendaki umat-Nya hidup dalam kebenaran. Ia juga menunjukkan bahwa Allah adalah Allah yang penuh kasih dan memberikan kesempatan bagi umat-Nya untuk bertobat dan kembali kepada-Nya.
Dengan latar belakang ini, pasal
1 dari Kitab Mikha mengingatkan umat Israel tentang dosa-dosa mereka dan mengajak mereka untuk bertobat agar dapat menghindari hukuman Allah yang akan datang.