Dalam Markus 7, Yesus menghadapi kritik dari orang Farisi dan ahli Taurat karena murid-murid-Nya makan tanpa membasuh tangan sesuai adat istiadat nenek moyang. Yesus menegaskan bahwa tradisi manusia tidak boleh mengesampingkan perintah Allah, dan yang menajiskan seseorang bukanlah apa yang masuk ke dalam tubuh, tetapi apa yang keluar dari hati, seperti pikiran jahat dan perbuatan dosa.

Setelah itu, Yesus pergi ke daerah Tirus, di mana seorang ibu Yunani memohon agar Ia mengusir setan dari anaknya. Meskipun awalnya Yesus menyatakan bahwa roti untuk anak-anak tidak boleh diberikan kepada anjing, ibu itu menjawab dengan bijak, dan Yesus mengabulkan permohonannya. Selanjutnya, Yesus menyembuhkan seorang yang tuli dan gagap di daerah Dekapolis, dan meskipun Ia melarang mereka untuk memberitakan hal itu, orang-orang semakin memberitakannya dengan takjub.

Berikut adalah penjelasan latar belakang dari Markus pasal 7, serta konteks historis, budaya, literatur, dan teologisnya, serta ringkasan dari ayat-ayat sebelumnya.

Latar Belakang Pasal 7 Kitab Markus

1. Konteks Historis:

   • Kitab Markus ditulis sekitar tahun 60-70 M, kemungkinan besar di Roma. Ini adalah masa ketika gereja awal sedang menghadapi penganiayaan dan tantangan dari masyarakat Yahudi dan Romawi.
   • Pasal 7 berfokus pada konflik antara Yesus dan para pemimpin agama Yahudi, terutama mengenai tradisi dan hukum.

2. Konteks Budaya:

   • Pada zaman Yesus, ada banyak tradisi lisan yang dipegang oleh orang-orang Yahudi, yang sering kali dianggap sama pentingnya dengan hukum Taurat. Para Farisi dan ahli Taurat sangat menekankan pada pemeliharaan tradisi ini.
   • Kebersihan ritual dan makanan adalah isu penting dalam budaya Yahudi, yang berakar dari hukum Taurat.

3. Konteks Literatur:

   • Markus adalah Injil yang paling awal ditulis dan memiliki gaya yang langsung dan ringkas. Ia sering kali menekankan tindakan Yesus dan reaksi orang-orang terhadap-Nya.
   • Pasal 7 berisi pengajaran Yesus tentang apa yang benar-benar menajiskan seseorang, yang berlawanan dengan pemahaman tradisional.

4. Konteks Teologis:

   • Teologi Markus menekankan identitas Yesus sebagai Mesias dan Anak Allah. Dalam pasal ini, Yesus mengajarkan bahwa yang menajiskan bukanlah makanan, tetapi apa yang keluar dari hati manusia.
   • Ini menunjukkan bahwa Yesus datang untuk menegaskan kembali inti dari hukum, yaitu hubungan yang benar dengan Allah dan sesama.

Apa yang Terjadi dalam Ayat-Ayat Sebelumnya

Sebelum pasal 7, di pasal 6, Yesus melakukan beberapa mukjizat, termasuk memberi makan 5.000 orang dan berjalan di atas air. Dia juga menghadapi penolakan di Nazaret, tempat asal-Nya. Ini menunjukkan bahwa meskipun Yesus melakukan banyak hal luar biasa, ada ketidakpercayaan dan penolakan dari orang-orang di sekitarnya.

Kesimpulan

Pasal 7 dari Kitab Markus menggambarkan konflik antara Yesus dan para pemimpin agama mengenai tradisi dan hukum. Dalam konteks historis dan budaya, kita melihat bagaimana tradisi lisan mempengaruhi pemahaman orang Yahudi tentang kesucian. Teologis, Yesus menekankan pentingnya hati dan motivasi di balik tindakan, bukan sekadar kepatuhan pada tradisi.

Berikut adalah topik-topik penting dalam Kitab Markus pasal 7 beserta penjelasan singkat dan referensi ayatnya:

• Tradisi Manusia vs. Perintah Allah
  Yesus menegur orang Farisi dan ahli Taurat karena mereka mengutamakan tradisi manusia di atas perintah Allah, menunjukkan bahwa tradisi tidak boleh mengesampingkan firman Tuhan. (Markus 7:6-8)

• Kebersihan Hati
  Yesus mengajarkan bahwa yang menajiskan seseorang bukanlah apa yang masuk ke dalam tubuh, tetapi apa yang keluar dari hati, menekankan pentingnya kondisi hati dan pikiran. (Markus 7:15, 20-23)

• Penyembuhan Perempuan Kerasukan
  Kisah tentang seorang ibu yang memohon kepada Yesus untuk menyembuhkan anaknya yang kerasukan roh jahat menunjukkan iman dan ketekunan, serta pengajaran tentang inklusivitas kasih Allah. (Markus 7:25-30)

• Mukjizat Penyembuhan
  Yesus menyembuhkan seorang yang tuli dan gagap dengan cara yang unik, menunjukkan kuasa-Nya atas penyakit dan kebisuan, serta cara-Nya yang personal dalam melakukan mukjizat. (Markus 7:32-35)

• Reaksi Terhadap Mukjizat
  Meskipun Yesus meminta agar orang-orang tidak memberitakan mukjizat-Nya, mereka tetap memberitakannya, menunjukkan bahwa kuasa dan kasih Yesus tidak dapat disembunyikan. (Markus 7:36-37)

Topik-topik ini mencerminkan tema sentral dalam pelayanan Yesus dan pengajaran-Nya tentang iman, tradisi, dan kuasa Allah.

Nama Orang

• Yesus: Tokoh utama dalam pasal ini, yang mengajarkan dan melakukan mukjizat.
• Orang Farisi: Kelompok religius yang mempertanyakan tindakan murid-murid Yesus.
• Ahli Taurat: Para pengajar hukum yang juga mempertanyakan Yesus.
• Perempuan Yunani bangsa Siro-Fenisia: Ibu yang memohon kepada Yesus untuk menyembuhkan anaknya yang kerasukan roh jahat.
• Anak perempuan: Anak dari perempuan Siro-Fenisia yang kerasukan roh jahat.
• Orang yang tuli dan gagap: Individu yang dibawa kepada Yesus untuk disembuhkan.

Nama Lokasi

• Yerusalem: Kota asal orang Farisi dan ahli Taurat yang datang menemui Yesus.
• Daerah Tirus: Lokasi di mana Yesus pergi dan bertemu dengan perempuan Siro-Fenisia.
• Sidon: Daerah yang dilalui Yesus setelah Tirus.
• Danau Galilea: Lokasi di mana Yesus melakukan mukjizat terhadap orang yang tuli dan gagap.
• Dekapolis: Wilayah di sekitar danau Galilea tempat Yesus melakukan mukjizat.

Berikut adalah analisis dan kata kunci dari Kitab Markus pasal 7:

1. Orang Farisi dan Ahli Taurat

   • Kelompok yang mengawasi dan mempertahankan adat istiadat serta tradisi Yahudi.

2. Tangan Najis

   • Praktik pembasuhan tangan sebelum makan yang dianggap penting oleh orang Farisi, menunjukkan fokus pada ritual eksternal.

3. Adat Istiadat Nenek Moyang

   • Tradisi yang dipegang oleh orang Farisi, yang sering kali mengesampingkan perintah Allah.

4. Nubuat Yesaya

   • Yesus mengutip Yesaya untuk menunjukkan bahwa ibadah yang tidak tulus adalah sia-sia.

5. Perintah Allah vs. Adat Istiadat

   • Yesus menekankan bahwa tradisi manusia tidak boleh mengesampingkan perintah Tuhan.

6. Apa yang Menajiskan

   • Yesus mengajarkan bahwa yang menajiskan seseorang adalah apa yang keluar dari hati, bukan apa yang masuk.

7. Pikiran Jahat

   • Daftar pikiran dan tindakan jahat yang berasal dari hati manusia, menunjukkan pentingnya kondisi hati.

8. Perempuan Siro-Fenisia

   • Contoh iman yang besar, menunjukkan bahwa keselamatan juga untuk bangsa lain, bukan hanya untuk Israel.

9. Roti untuk Anak-anak

   • Simbol dari pemberian Allah yang pertama ditujukan kepada umat-Nya, tetapi juga ada tempat untuk orang lain.

10. Penyembuhan Tuli dan Gagap

    • Tindakan Yesus yang menunjukkan kuasa-Nya untuk menyembuhkan, serta memperlihatkan cara unik-Nya dalam melakukan mukjizat.

11. Efata!

    • Kata yang diucapkan Yesus yang berarti "Terbukalah!", menunjukkan kuasa-Nya untuk membuka telinga dan lidah.

12. Pesan untuk Diam

    • Yesus meminta orang-orang untuk tidak memberitakan mukjizat-Nya, tetapi mereka tetap memberitakannya, menunjukkan ketidakmampuan untuk menahan diri.

Kata-kata kunci ini mencerminkan tema utama dalam pasal ini, yaitu perbedaan antara tradisi manusia dan perintah Allah, serta kuasa Yesus dalam menyembuhkan dan mengubah hidup.

Berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi dan diskusi yang dapat membantu Anda menggali lebih dalam mengenai Markus pasal 7:

Pertanyaan Refleksi

1. Makna Tradisi: Apa yang Yesus ajarkan tentang pentingnya tradisi dalam konteks iman kita? Bagaimana kita bisa membedakan antara tradisi yang bermanfaat dan yang menghalangi kita untuk mengikuti perintah Allah?

2. Hati dan Perbuatan: Yesus menekankan bahwa yang menajiskan seseorang berasal dari hati. Apa yang bisa kita lakukan untuk menjaga hati kita agar tetap bersih dan terfokus pada hal-hal yang baik?

3. Pengertian tentang Ibadah: Dalam ayat 6-7, Yesus mengutip Yesaya tentang ibadah yang tidak tulus. Apa arti ibadah yang tulus bagi Anda? Bagaimana Anda bisa memastikan bahwa ibadah Anda tidak hanya sekadar rutinitas?

4. Kepedulian terhadap Orang Lain: Dalam kisah perempuan Siro-Fenisia, bagaimana sikap perempuan tersebut mencerminkan iman dan ketekunan? Apa yang bisa kita pelajari dari cara dia berdoa dan memohon kepada Yesus?

5. Kuasa Yesus: Melihat mukjizat yang dilakukan Yesus, seperti menyembuhkan orang tuli dan gagap, bagaimana Anda memahami kuasa Yesus dalam hidup Anda? Apa yang Anda harapkan dari-Nya dalam situasi sulit?

Pertanyaan Diskusi

1. Perbandingan Tradisi dan Perintah Allah: Bagaimana kita bisa menerapkan prinsip yang diajarkan Yesus tentang mengesampingkan tradisi demi perintah Allah dalam kehidupan sehari-hari kita?

2. Relevansi Pesan Yesus: Mengapa pesan Yesus tentang apa yang menajiskan seseorang masih relevan bagi kita saat ini? Bagaimana kita bisa menerapkannya dalam konteks modern?

3. Persepsi tentang "Anjing": Dalam konteks budaya saat itu, pernyataan Yesus tentang "anjing" bisa dianggap kasar. Apa yang bisa kita pelajari tentang cara Yesus berinteraksi dengan orang-orang dari latar belakang yang berbeda?

4. Respon Terhadap Mukjizat: Mengapa orang-orang yang disembuhkan oleh Yesus sering kali diminta untuk tidak memberitahukan kepada orang lain? Apa yang bisa kita ambil dari sikap ini dalam hal kesaksian iman kita?

5. Peran Iman dalam Penyembuhan: Dalam kisah perempuan Siro-Fenisia, iman menjadi kunci untuk penyembuhan anaknya. Bagaimana iman Anda berperan dalam menghadapi tantangan dan kesulitan dalam hidup?

Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda dalam menggali lebih dalam makna dan aplikasi dari Markus pasal 7 dalam kehidupan sehari-hari!

Berikut adalah beberapa pelajaran yang bisa diambil dari Markus pasal 7, serta doa yang dapat kamu panjatkan terkait dengan pasal tersebut.

Pelajaran dari Markus Pasal 7

1. Pentingnya Hati yang Bersih:

   • Yesus mengajarkan bahwa yang menajiskan seseorang bukanlah hal-hal dari luar, tetapi apa yang keluar dari hati. Ini mengingatkan kita untuk menjaga pikiran dan niat kita, karena dari situlah muncul tindakan kita.
   • Aplikasi: Luangkan waktu untuk merenungkan pikiran dan motivasi kita. Berdoalah agar Tuhan membersihkan hati kita dari segala pikiran jahat.

2. Menghargai Perintah Allah di Atas Tradisi:

   • Yesus menegur orang Farisi karena mereka mengutamakan tradisi manusia di atas perintah Allah. Ini mengingatkan kita untuk tidak terjebak dalam rutinitas atau tradisi yang bisa menghalangi kita dari ketaatan kepada Tuhan.
   • Aplikasi: Tanyakan pada diri sendiri apakah ada tradisi atau kebiasaan dalam hidup kita yang mungkin menghalangi kita untuk taat kepada firman Tuhan.

3. Kekuatan Iman:

   • Ibu yang datang kepada Yesus untuk meminta kesembuhan bagi anaknya menunjukkan iman yang besar, meskipun dia bukan dari bangsa Israel. Ini menunjukkan bahwa iman tidak terbatas pada latar belakang atau status sosial.
   • Aplikasi: Berdoalah untuk iman yang kuat dan berani, serta berusaha untuk berbagi kasih dan harapan kepada orang lain, terlepas dari latar belakang mereka.

4. Kuasa Yesus untuk Menyembuhkan:

   • Yesus menunjukkan kuasa-Nya untuk menyembuhkan orang yang tuli dan gagap. Ini mengingatkan kita bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.
   • Aplikasi: Percayalah pada kuasa Tuhan dalam hidup kita dan dalam situasi yang tampaknya tidak mungkin. Berdoalah untuk orang-orang yang membutuhkan penyembuhan, baik fisik maupun rohani.

5. Kepatuhan dan Kerendahan Hati:

   • Perempuan Siro-Fenisia menunjukkan kerendahan hati dan kepatuhan ketika dia menerima pernyataan Yesus. Dia tidak tersinggung, tetapi malah menunjukkan iman yang besar.
   • Aplikasi: Latihlah diri kita untuk bersikap rendah hati dan terbuka terhadap pengajaran Tuhan, bahkan ketika itu sulit untuk diterima.

Doa Terkait Markus Pasal 7

1. Doa untuk Pembersihan Hati: "Tuhan, aku datang kepada-Mu dengan hati yang terbuka. Bersihkanlah hatiku dari segala pikiran dan niat yang tidak berkenan kepada-Mu. Ajari aku untuk memuliakan-Mu dengan hidupku, bukan hanya dengan kata-kata. Amin."

2. Doa untuk Ketaatan pada Firman: "Ya Tuhan, bantu aku untuk selalu mengutamakan perintah-Mu di atas tradisi dan kebiasaan yang tidak sesuai dengan kehendak-Mu. Berikan aku hikmat untuk mengenali apa yang benar dan baik di hadapan-Mu. Amin."

3. Doa untuk Iman yang Kuat: "Tuhan, aku berdoa agar Engkau menguatkan imanku. Seperti ibu yang datang kepada-Mu, ajar aku untuk percaya bahwa Engkau dapat melakukan hal-hal yang mustahil. Berikan aku keberanian untuk bersaksi tentang kasih-Mu kepada orang lain. Amin."

4. Doa untuk Penyembuhan: "Ya Yesus, aku percaya akan kuasa-Mu untuk menyembuhkan. Aku berdoa untuk semua yang sakit dan menderita, baik secara fisik maupun rohani. Kiranya Engkau menyentuh mereka dan memberikan kesembuhan. Amin."

5. Doa untuk Kerendahan Hati: "Tuhan, ajar aku untuk memiliki hati yang rendah hati dan siap menerima pengajaran dari-Mu. Bantu aku untuk tidak tersinggung ketika Engkau mengoreksi aku, tetapi untuk melihatnya sebagai kesempatan untuk tumbuh dalam iman. Amin."

Semoga pelajaran dan doa ini dapat membantu kamu dalam perjalanan imanmu!

Berikut adalah analisis Pasal 7 dari Kitab Markus menggunakan model 5W+2H:

1. What (Apa)

• Isi Pasal: Pasal ini membahas tentang pertentangan antara Yesus dan orang Farisi serta ahli Taurat mengenai tradisi dan hukum. Yesus mengajarkan bahwa yang menajiskan seseorang adalah apa yang keluar dari hati, bukan apa yang masuk. Selain itu, Yesus juga menyembuhkan seorang perempuan yang anaknya kerasukan roh jahat dan seorang yang tuli dan gagap.

2. Who (Siapa)

• Tokoh Utama:
  • Yesus: Pengajar dan penyembuh.
  • Orang Farisi dan ahli Taurat: Mereka yang mempertanyakan tradisi dan hukum.
  • Perempuan Yunani (Siro-Fenisia): Ibu yang memohon kesembuhan untuk anaknya.
  • Orang yang tuli dan gagap: Dikenalkan kepada Yesus untuk disembuhkan.

3. Where (Di mana)

• Lokasi:
  • Yerusalem: Tempat orang Farisi dan ahli Taurat datang menemui Yesus.
  • Daerah Tirus: Tempat Yesus bertemu dengan perempuan Siro-Fenisia.
  • Dekapolis: Tempat Yesus menyembuhkan orang yang tuli dan gagap.

4. When (Kapan)

• Waktu:
  • Tidak disebutkan secara spesifik, tetapi peristiwa ini terjadi selama pelayanan Yesus di bumi, ketika Ia mengajar dan melakukan mukjizat.

5. Why (Mengapa)

• Alasan:
  • Yesus ingin mengajarkan bahwa tradisi manusia tidak boleh mengesampingkan perintah Allah. Ia juga menunjukkan bahwa iman dan hati yang bersih lebih penting daripada ritual luar. Penyembuhan yang dilakukan-Nya menunjukkan kuasa-Nya atas roh jahat dan penyakit.

6. How (Bagaimana)

• Metode:
  • Yesus menggunakan perumpamaan dan pengajaran langsung untuk menjelaskan kebenaran. Ia juga melakukan mukjizat dengan cara yang unik, seperti memasukkan jari-Nya ke telinga orang tuli dan meludah untuk menyembuhkan.

7. How Much (Seberapa)

• Dampak:
  • Ajaran Yesus menantang pemahaman tradisional orang Farisi dan ahli Taurat, serta memperluas pengertian tentang siapa yang dapat menerima kasih dan kuasa Allah. Mukjizat yang dilakukan-Nya menguatkan iman banyak orang dan menunjukkan bahwa Yesus adalah Mesias yang berkuasa.

Semoga analisis ini membantu Anda dalam menggali lebih dalam tentang Pasal 7 dari Kitab Markus!

Dalam Markus 7, Yesus berhadapan dengan orang-orang Farisi dan ahli Taurat yang mengkritik murid-murid-Nya karena tidak membasuh tangan sebelum makan. Yesus menegur mereka karena mereka lebih memegang tradisi manusia daripada mematuhi perintah Allah. Yesus menjelaskan bahwa yang menjadikan seseorang najis bukanlah apa yang masuk ke dalam tubuhnya, tetapi apa yang keluar dari hatinya. Yesus juga menyembuhkan seorang wanita Yunani yang anaknya kerasukan setan, serta menyembuhkan seorang yang tuli dan sulit berbicara. Meskipun Yesus meminta mereka untuk tidak memberitakan hal ini, mereka tetap takjub dan memberitakannya kepada banyak orang.

Latar belakang dari pasal ke-7 dari Kitab Markus adalah sebagai berikut:

1. Konteks Historis: Kitab Markus ditulis sekitar tahun 60-70 Masehi, pada masa pemerintahan Kaisar Nero di Kekaisaran Romawi. Pada saat itu, umat Kristen mengalami penganiayaan dan tekanan dari pemerintah Romawi.

2. Konteks Budaya: Markus ditulis dalam bahasa Yunani dan ditujukan kepada pembaca yang berbahasa Yunani. Budaya Romawi yang dominan pada saat itu mempengaruhi konteks sosial dan politik di mana Markus ditulis.

3. Konteks Literatur: Markus adalah salah satu dari empat Injil dalam Perjanjian Baru. Injil-injil ini berisi kisah hidup, pengajaran, dan penderitaan Yesus Kristus. Markus menekankan pelayanan Yesus sebagai Pelayan yang menderita.

4. Konteks Teologis: Markus menekankan bahwa Yesus adalah Mesias yang telah datang untuk menyelamatkan umat manusia. Ia menunjukkan kuasa dan otoritas Yesus dalam melakukan mujizat dan mengajar Firman Allah.

Dalam ayat-ayat sebelumnya, terdapat beberapa peristiwa penting, antara lain:

1. Yesus mengajar tentang kekotoran hati dan pentingnya hati yang suci (Markus 7:1-23).
2. Yesus menyembuhkan seorang perempuan Kanaan yang memiliki anak yang kerasukan setan (Markus 7:24-30).
3. Yesus menyembuhkan seorang tuli dan orang yang sulit berbicara (Markus 7:31-37).

Dengan latar belakang ini, kita dapat memahami bahwa Markus 7 melanjutkan narasi tentang pelayanan dan kuasa Yesus dalam menyembuhkan dan mengajar.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Markus pasal 7:

1. Tradisi manusia vs. Perintah Allah
- Yesus menegur orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat karena mereka lebih memegang tradisi manusia daripada perintah Allah. (Markus 7:1-13)

2. Hati yang jauh dari Allah
- Yesus mengutip nubuat Yesaya untuk menunjukkan bahwa orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat hanya menghormati Allah dengan bibir mereka, tetapi hati mereka jauh dari-Nya. (Markus 7:6-7)

3. Apa yang menajiskan manusia
- Yesus mengajarkan bahwa bukan hal-hal dari luar yang masuk ke dalam manusia yang menajiskannya, tetapi pikiran-pikiran jahat dan dosa-dosa yang berasal dari hati manusia. (Markus 7:14-23)

4. Pengusiran setan dan penyembuhan
- Yesus mengusir setan dari anak perempuan seorang wanita Yunani dan menyembuhkan seorang yang tuli dan sulit berbicara. (Markus 7:24-37)

5. Keajaiban Yesus
- Orang-orang takjub atas keajaiban-keajaiban yang dilakukan oleh Yesus, termasuk membuat orang tuli mendengar dan orang bisu berbicara. (Markus 7:37)

Referensi:
- Markus 7:1-13
- Markus 7:6-7
- Markus 7:14-23
- Markus 7:24-37
- Markus 7:37

Orang-orang:
- Yesus
- Orang-orang Farisi
- Ahli Taurat
- Murid-murid Yesus
- Orang-orang Yahudi
- Yesaya
- Musa
- Wanita Yunani

Lokasi:
- Yerusalem
- Tempat umum
- Rumah (tempat Yesus masuk)
- Tirus
- Sidon
- Siro-Fenisia
- Danau Galilea
- Dekapolis

Kata kunci dalam Kitab Markus Pasal 7 adalah:

1. Farisi dan ahli Taurat: Golongan agama Yahudi yang mengikuti tradisi nenek moyang dan hukum Taurat dengan ketat.
2. Tradisi nenek moyang: Praktik-praktik keagamaan yang diwariskan dari generasi sebelumnya.
3. Makan roti dengan tangan najis: Murid-murid Yesus tidak membasuh tangan sebelum makan, yang bertentangan dengan tradisi orang Yahudi.
4. Perintah Allah: Hukum-hukum dan perintah-perintah yang diberikan oleh Allah dalam Taurat.
5. Perintah manusia: Tradisi-tradisi dan aturan-aturan yang dibuat oleh manusia.
6. Hati yang jauh dari Allah: Orang-orang munafik yang hanya menghormati Allah dengan bibir mereka, tetapi hati mereka tidak sungguh-sungguh mengasihi dan mengikuti-Nya.
7. Apa yang masuk dan keluar dari manusia: Yesus mengajarkan bahwa makanan yang dimakan tidak dapat menajiskan seseorang, tetapi pikiran dan perbuatan jahat yang berasal dari hati manusia yang dapat menajiskan.
8. Wanita Yunani: Seorang wanita non-Yahudi yang memohon kepada Yesus untuk menyembuhkan anaknya yang kerasukan roh najis.
9. Setan keluar dari anaknya: Yesus mengusir setan dari anak wanita Yunani tersebut.
10. Orang tuli dan sulit berbicara: Yesus menyembuhkan seorang yang tuli dan sulit berbicara dengan meletakkan tangan-Nya dan melakukan tindakan penyembuhan.
11. Efata: Kata yang Yesus ucapkan untuk menyembuhkan orang tuli dan sulit berbicara, yang berarti "Terbukalah".

Pertanyaan refleksi:
1. Apa yang dapat kita pelajari dari interaksi antara Yesus dan orang-orang Farisi dalam pasal ini?
2. Bagaimana sikap dan tindakan Yesus dalam menghadapi tradisi manusia yang bertentangan dengan perintah Allah?
3. Apa yang Yesus ajarkan tentang sumber kekotoran manusia dan apa yang benar-benar menajiskan seseorang?
4. Bagaimana sikap dan iman wanita Yunani dalam cerita penyembuhan anaknya? Apa yang dapat kita pelajari dari imannya?
5. Mengapa Yesus melarang orang-orang memberitahukan tentang mujizat penyembuhan yang Dia lakukan? Apa yang dapat kita pelajari dari hal ini?

Pertanyaan diskusi:
1. Bagaimana kita dapat membedakan antara tradisi manusia dan perintah Allah dalam kehidupan kita sehari-hari?
2. Apa yang dapat kita lakukan untuk menjaga hati kita tetap dekat dengan Tuhan dan tidak jauh dari-Nya, seperti yang ditegur oleh Yesus kepada orang-orang Farisi?
3. Bagaimana kita dapat menunjukkan iman yang kuat dan ketekunan seperti wanita Yunani dalam memohon kepada Yesus?
4. Apa yang dapat kita pelajari dari sikap dan tindakan Yesus dalam menyembuhkan orang yang tuli dan sulit berbicara?
5. Bagaimana kita dapat mengaplikasikan ajaran Yesus tentang kekotoran hati dan pikiran dalam kehidupan kita sehari-hari?

Hal menarik terkait Kitab Markus pasal 7:
1. Pasal ini menyoroti konflik antara Yesus dan orang-orang Farisi mengenai tradisi manusia dan perintah Allah.
2. Yesus menegaskan bahwa yang benar-benar menajiskan seseorang bukanlah hal-hal dari luar, tetapi pikiran dan niat jahat yang berasal dari hati manusia.
3. Kisah penyembuhan anak perempuan wanita Yunani menunjukkan bahwa iman yang kuat dan ketekunan dalam memohon kepada Yesus dapat menghasilkan mujizat.
4. Yesus juga menunjukkan kuasa-Nya dalam menyembuhkan orang yang tuli dan sulit berbicara, menunjukkan bahwa Dia adalah Mesias yang memiliki kuasa atas segala sesuatu.
5. Pasal ini mengajarkan pentingnya menjaga hati kita tetap dekat dengan Tuhan dan tidak terjebak dalam tradisi manusia yang bertentangan dengan Firman-Nya.

Dalam pasal 7 Kitab Markus, terdapat beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

1. Pentingnya hati yang tulus: Yesus menegur orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat karena mereka hanya menghormati Allah dengan bibir mereka, tetapi hati mereka jauh dari-Nya. Hal ini mengingatkan kita untuk memiliki hati yang tulus dan mengasihi Allah dengan sepenuh hati.

2. Mengutamakan perintah Allah daripada tradisi manusia: Yesus menunjukkan bahwa orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat mengabaikan perintah Allah demi mempertahankan tradisi manusia. Kita perlu mengutamakan kehendak Allah dalam hidup kita dan tidak terjebak dalam tradisi yang tidak sesuai dengan Firman-Nya.

3. Pentingnya menjaga hati dan pikiran: Yesus mengajarkan bahwa bukan hal-hal dari luar yang masuk ke dalam manusia yang menajiskannya, tetapi pikiran dan niat jahat yang berasal dari dalam hati manusia. Oleh karena itu, kita perlu menjaga hati dan pikiran kita agar tidak tercemar oleh pikiran-pikiran jahat.

4. Kekuatan iman dan ketekunan dalam doa: Wanita Yunani yang datang kepada Yesus memperlihatkan iman dan ketekunan yang luar biasa dalam memohon kesembuhan anaknya. Meskipun Yesus menguji imannya, wanita itu tetap percaya dan akhirnya anaknya disembuhkan. Kita perlu belajar dari wanita ini untuk memiliki iman yang teguh dan ketekunan dalam doa.

Doa terkait pasal ini dapat meliputi:

1. Berdoa agar hati kita selalu tulus dan mengasihi Allah dengan sepenuh hati.
2. Memohon kepada Allah agar kita tidak terjebak dalam tradisi manusia yang bertentangan dengan Firman-Nya.
3. Memohon kepada Allah agar Dia menjaga hati dan pikiran kita dari pikiran-pikiran jahat.
4. Memohon kepada Allah agar kita diberikan iman yang teguh dan ketekunan dalam doa.

Semoga kita dapat belajar dan mengaplikasikan pelajaran dari pasal 7 Kitab Markus dalam kehidupan kita sehari-hari.

Analisis Markus 7 (5W+1H)

What (Apa): Pasal ini menceritakan tentang konfrontasi Yesus dengan orang-orang Farisi dan ahli Taurat mengenai tradisi penyucian, pengajaran Yesus tentang kenajisan yang sesungguhnya berasal dari hati manusia, dan dua mukjizat penyembuhan yang dilakukan Yesus.

Who (Siapa):

• Tokoh utama: Yesus, murid-murid Yesus, orang-orang Farisi, ahli Taurat, seorang wanita Yunani (Siro-Fenisia), seorang yang tuli dan sulit berbicara.
• Tokoh pendukung: Orang banyak.

When (Kapan): Tidak disebutkan secara spesifik, namun terjadi selama pelayanan Yesus di bumi.

Where (Dimana):

• Awalnya di wilayah Galilea, kemudian di wilayah Tirus dan Sidon, lalu kembali ke Galilea melalui wilayah Dekapolis.

Why (Mengapa):

• Konfrontasi: Orang-orang Farisi dan ahli Taurat mempertanyakan mengapa murid-murid Yesus tidak mengikuti tradisi penyucian.
• Pengajaran: Yesus ingin menunjukkan bahwa kenajisan yang sesungguhnya berasal dari hati manusia, bukan dari hal-hal eksternal.
• Mukjizat: Yesus menunjukkan kuasa dan kasih-Nya dengan menyembuhkan seorang wanita Yunani yang anaknya kerasukan roh jahat dan seorang yang tuli dan sulit berbicara.

How (Bagaimana):

• Konfrontasi: Melalui dialog dan pertanyaan.
• Pengajaran: Melalui penjelasan, perumpamaan, dan mengutip kitab suci.
• Mukjizat: Melalui sentuhan, ludah, dan perkataan.

Kesimpulan:

Markus 7 menunjukkan bahwa Yesus menentang tradisi keagamaan yang mengaburkan perintah Allah. Ia menekankan bahwa hati manusia yang perlu dibersihkan, bukan hanya penampilan luar. Mukjizat-mukjizat yang dilakukan Yesus menunjukkan kuasa dan kasih-Nya kepada semua orang, bahkan kepada orang-orang non-Yahudi.