Kitab Hakim-hakim adalah salah satu kitab dalam Alkitab yang menceritakan tentang periode setelah kematian Yosua, ketika bangsa Israel belum memiliki seorang raja dan diatur oleh para hakim yang dipilih oleh Allah. Pasal
20 dalam Kitab Hakim-hakim berbicara tentang perang yang terjadi antara suku Benyamin dengan suku-suku Israel lainnya.
Latar belakang historis dari pasal ini adalah bahwa suku Benyamin telah melakukan tindakan kejahatan yang sangat serius, yaitu pemerkosaan dan pembunuhan terhadap seorang perempuan dari suku Lewi. Hal ini memicu kemarahan suku-suku Israel lainnya, yang kemudian meminta suku Benyamin untuk menyerahkan pelaku kejahatan tersebut agar dihukum.
Namun, suku Benyamin menolak untuk menyerahkan pelaku kejahatan tersebut dan memilih untuk melindunginya. Hal ini menyebabkan pecahnya perang antara suku Benyamin dengan suku-suku Israel lainnya. Perang ini terjadi dalam konteks budaya dan sosial pada masa itu, di mana suku-suku Israel masih hidup dalam sistem suku dan memiliki hukum-hukum adat yang berlaku.
Dalam ayat-ayat sebelumnya, terutama dalam pasal
19, diceritakan tentang kejahatan yang dilakukan oleh suku Benyamin dan bagaimana suku-suku Israel lainnya merasa terpanggil untuk menghukum pelaku kejahatan tersebut. Mereka mengirim utusan-utusan untuk meminta suku Benyamin menyerahkan pelaku kejahatan, namun suku Benyamin menolak.
Dalam konteks teologis, peristiwa ini menunjukkan bahwa Israel masih belum memiliki pemimpin yang kuat dan bersatu, sehingga mereka mengalami kekacauan dan kekerasan. Hal ini juga menunjukkan bahwa kejahatan dan ketidaktaatan terhadap hukum Allah dapat menyebabkan konflik dan perpecahan di antara umat-Nya.
Dalam pasal
20, perang antara suku Benyamin dengan suku-suku Israel lainnya terus berlanjut, dan pasal ini berisi tentang upaya suku-suku Israel untuk mengalahkan suku Benyamin dan menghukum mereka atas kejahatan yang dilakukan. Perang ini berakhir dengan kekalahan suku Benyamin dan hampir punahnya suku tersebut.
Dengan demikian, latar belakang historis, budaya, literatur, dan teologis dari pasal
20 Kitab Hakim-hakim adalah penting untuk dipahami agar kita dapat mengerti konteks dan pesan yang ingin disampaikan oleh penulis kitab ini.